Doa Bapa Kami (11)

24 March 2019
Doa Bapa Kami (11)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-10

Matius 6:9-10

Kita sudah masuk ke dalam satu kalimat yang penting sekali ketika kita mengatakannya kita harus menghormati kehendak Allah. Ada satu teolog yang mengatakan, tidak ada yang lebih penting dari kehendak Allah selain daripada Allah itu sendiri. Dan Allah memiliki kehendak itu, tidak berarti bahwa Dia membutuhkannya. Dan Allah memiliki kehendak itu, tidak berarti bahwa Dia belum mendapatkannya. Allah itu pada dirinya sendiri itu adalah Allah yang self-sufficient, Dia adalah Allah yang self-exist, Dia adalah Allah yang self-eternal. Dia tidak memerlukan sesuatu di luar dirinya untuk mencukupi dirinya. Kalau Dia berkehendak, itu adalah karena dirinya sendiri. Ini adalah kalimat yang penting sekali. Dengan kejujuran saya mengatakan kepada saudara-saudara dengan kegentaran saya mengkotbahkannya. Siapakah saya sehingga saya boleh mengatakan kehendak Allah? Apakah saya selalu melakukan kehendak Allah? Apakah saya selalu taat? Apakah tidak ada kecacatan dalam hidup saya dalam kehendak Allah? Bukankah kita berkali-kali menyakiti hati-Nya? Berulangkali kita tidak perduli kepada kehendak-Nya? Setiap kali yang kita pikirkan hanya kehendakku, kehendakku dan bukan kehendak-Mu. Lalu atas hak apa seorang manusia yang berdosa itu berbicara? Jikalau engkau tahu jemaat, ini adalah hal yang sulit di dalam setiap pengkotbah. Mengkotbahkan sesuatu yang diri sendiri bergumul untuk melakukannya tetapi jikalau tidak dikotbahkan ini pun adalah sesuatu kehendak Allah untuk mengkotbahkannya. Tidak ada satu manusia pun yang expert, ahli di dalam melakukan kehendak Allah. Tidak ada satu manusia pun yang memiliki satu hak untuk menyatakan kehendak Allah tetapi di sisi yang lain ini adalah benar. Allah menghendaki kehendak-Nya diketahui dan dilakukan. Tetapi biarlah kita dengan hormat kepada Allah setiap kali kita mengatakan kehendak Allah. Saya mengatakan kepada saudara-saudara adalah orang-orang Reformed di dalam gereja ini. Jangan mudah untuk mengatakan sesuatu apalagi untuk kepentingan diri, ini adalah kehendak Allah. Ini adalah satu dosa yang sama seperti menyebut nama Allah dengan tidak hormat. Orang-orang fasik itu memiliki satu ciri yaitu mereka menyebut nama Allah di dalam kesia-siaan. Ketika kita menyatakan ini kehendak Allah, keluar dari mulut kita, biarlah itu dengan ketulusan, dengan kejujuran, biarlah itu dengan takut kepada Tuhan dan tetap biarlah kita menyadari mungkin kita tetap salah mengerti kehendak-Nya. Dan itu membuat hati kita, ketika kita menyatakan ini kehendak Tuhan, pada saat yang sama hati kita berseru kepada Tuhan, ampuni aku jikalau aku salah dan tuntunlah aku di jalan yang kekal kembali. Biarlah ketakutan ini ada pada kita, kita harus hormat kepada Allah dan kehendak-Nya. Kita adalah manusia yang diberikan satu privilege oleh Tuhan, kita diciptakan sebagai pribadi, di luar pribadinya Allah. Kita lebih daripada seluruh binatang, kita lebih daripada seluruh galaksi, kita lebih daripada seluruh alam ciptaan Tuhan. Ketika Allah memiliki kehendak, Dia mengucapkan satu kalimat, jadilah terang, maka seluruh partikel berkumpul dan kemudian terang itu jadi. Jadilah cakrawala, terpisahlah engkau dari air dan juga dari daratan, seluruh partikel itu taat kepada kalimat Allah dan selalu jadi. Tetapi manusia, adalah satu-satunya makhluk hidup yang tidak pernah mau untuk melakukan kehendak Tuhan. Adam dan Hawa engkau jangan makan buah itu, engkau makan engkau pasti mati dan apa yang di lakukan oleh Adam dan Hawa? Mereka memakan buah itu, manusia memiliki kemampuan berontak. Maka perhatikan baik-baik, Allah Anak rela turun ke dunia, Dia adalah Allah yang sejati, tetapi Dia mengajar manusia bagaimana sebenearnya manusia hidup di hadapan Allah dan Allah Anak itu datang, dan Allah Anak itu berdoa di taman Getsemani, Dia mengatakan jikalau kehendak-Mu, biarlah Kehendak-Mu jadi. Aku menginginkan supaya cawan ini lalu. Tetapi jikalau itu kehendak-Mu, Aku akan meminumnya, apa yang ada di Getsemani itu menyatakan seharusnya manusia itu seperti apa. Seharusnya kita menundukkan kehendak kita di bawah kehendak dari pada Allah, Tuhan menghendaki kita mengetahui dan melakukan kehendak-Nya.

Minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai dua poin mengapa kita harus melakukan kehendak Allah, saya tidak mengulanginya lagi, saya hanya mengucapkan beberapa kalimat summary. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah, karena pertama, kita tahu ini ordo, Dia pencipta dan kita ciptaan. Secara status ini tidak perlu lagi dipertanyakan. Kalau saudara-saudara memiliki atasan di kantor, dia memiliki kehendak untuk memerintah saudara, saudara tidak pernah menanyakan kenapa engkau memerintah aku? Karena ini secara natural itu sudah ada di dalam presaposisi kita. Dia adalah pencipta dan kita itu adalah ciptaan, maka kita dengan sendirinya harus takluk dan harus mentaati-Nya.

Hal yang kedua, karena Alkitab mengatakan dengan jelas, Allah menciptakan manusia, Allah memberkati manusia tersebut terlebih dahulu dan kemudian Allah memberikan Firman kepada manusia tersebut, ada dalam kejadian 1: 27-28, maka ini adalah berkat diberikan sebelum manusia diperintahkan untuk taat. Jangan membuat setiap berkat Tuhan yang diberikan kepada kita menjadi sesuatu yang kita pakai untuk melawan Dia. Pendeta Stephen Tong pernah mengatakan betapa manusia itu kurang ajar. Bagaimana manusia itu dengan kekuatan yang Tuhan beri, melakukan kejahatan. Kalau mereka tidak bisa lari cepat, mereka tidak mungkin berani untuk mencuri bukan? Mereka diberikan nafas, mereka itu diberikan kekuatan, mereka diberikan kecepatan, tetapi seluruhnya itu dipakai untuk melawan Allah. Kita sebagai orang-orang Kristen, kita musti menyadari, Tuhan sudah memberikan engkau dan saya berkat demi berkat, talenta demi talenta. Tuhan sudah memberikan engkau dan saya hari demi hari, uang demi uang tapi kenapa engkau pakai dalam kejahatan? Kenapa engkau pakai untuk melawan Dia? Firman-Nya bukankah begitu jelas? Berapa banyak orang Kristen yang sudah mendapatkan uang, ketika hari libur dia pakai untuk tidak pergi ke gereja. Sebelum punya anak, berdoa kepada Tuhan meminta anak, setelah punya anak, tidak punya waktu untuk beribadah. Permainan sandiwara apa yang kita berikan sama Tuhan? Tuhan memberkati kita, Alkitab mengatakan Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, Tuhan memberkati dia, dan baru Dia memberikan Firman. Itu artinya bahwa berkat diberikan sebelum kita bisa mentaati Tuhan. Tetapi hati kita itu sering sekali condong, Calvin menyatakan, hati kita itu adalah pabrik yang paling mudah untuk menghasilkan idol. Saya masih ingat beberapa puluh tahun yang lalu, saya pertama kali kerja, gaji masih sedikit, ketika pertama kali kerja maka gaji itu sangat sedikit, di bawah satu juta rupiah. Dengan sukacita saya memberikan perpuluhan tetapi kemudian naik, naik, naik, naik. Sampai suatu hari saya menyadari, gaji sekian, saya kasih perpuluhan? Untuk perpuluhan saja sudah bisa untuk membayar satu pegawai, saya mulai tidak rela. Ini tidak baik. Saya sudah mulai pikir-pikir bagaimana tadinya saya begitu murni itu seluruh gaji gross potong 10 % saya kasih kepada Tuhan. Tetapi begitu gaji sudah banyak, dan kemudian begitu banyak pengeluaran atau kebutuhan walaupun sebenarnya kalau saya jujur, saya pasti bisa untuk menutup semuanya tetapi saya mulai merasionalisasi. Kalau sebelumnya gaji gross lalu kemudian dipotong 10% diberikan kepada Tuhan, sekarang gaji nett itu dipotong semua kebutuhan saya dan kemudian tinggal sedikit baru kemudian 10% diberikan kepada Tuhan. Saya mau katakan kepada saudara-saudara itu adalah liciknya hati saya, dan saya mau mengatakan kepada saudara-saudara jikalau engkau memikirkan persis seperti saya, gaji saudara-saudara, saudara potong dengan seluruh kebutuhan baru saudara-saudara potong 10% berikan kepada Tuhan, sebenarnya kita tidak pernah bisa memberikan apa-apa kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu prinsip rohani, kita selalu berpikir berkenaan dengan apakah perpuluhan itu adalah kehendak Tuhan? Saya hanya mengatakan satu kalimat ini, orang yang hitung-hitungan dengan Tuhan sebenarnya di dalam hatinya dia tidak taat kepada Tuhan dan tidak mengasihi Tuhan. Kalau engkau mengasihi anakmu, istrimu, atau pacarmu, engkau tidak mungkin hitung-hitungan kepada mereka bukan? Kalau engkau hanya memiliki uang sekian lalu kemudian anakmu sakit dan masuk rumah sakit, engkau tidak pernah mengatakan kepada anakmu bukan bahwa papa mama cuma punya budget untuk engkau di rumah sakit ini $10,000 kalau $10,000 ini habis dan engkau belum keluar rumah sakit, engkau masih sakit, papa mama tidak perduli engkau mati atau tidak, pokoknya tidak ada uang lagi bagimu, tidak. Kita tidak pernah memikirkan $1 pun untuk anak kita karena kita mengasihi dia. Ini adalah prinsip dalam kehidupan sekali lagi, berkat diberikan kepada kita, sehingga kita bisa taat kepada Tuhan. Ingatlah ketika kita itu memberikan perpuluhan dan merasa sangat-sangat terbeban secara negatif, saudara harus putar pikiran saudara. Saudara bisa memberikan perpuluhan karena Allah telah memberikannya terlebih dahulu kepada kita. Kita selalu terbalik, kita selalu berpikir setiap persembahan itu sesuatu korban yang besar di hadapan Allah, padahal itu adalah sebelum saudara memberikan perpuluhan, Tuhan sudah memberikan berkat. Jadi jangan berpikir bahwa dengan ketaatanku, aku berjasa kepada Tuhan, kalau kita bisa taat itu karena ada berkat. Karena kalau kita kita bisa sungguh-sungguh mematuhi kehendak Allah karena Tuhan sendiri telah mengasihi kita di depan. Apakah kita lupa bahwa 10 perintah Allah dinyatakan oleh Allah kepada orang Israel? Sebelum perintah pertama dinyatakan di dalam keluaran, maka ada preamble, ada kalimat pembukaan dari Tuhan. Tuhan berkata, “Hai Israel, Akulah Allah Tuhanmu yang memimpin engkau keluar dari tanah Mesir.” Baru seluruhnya kehendak Allah. Apa artinya? Artinya Aku akan memerintahkan kepadamu, sepuluh perintah yang merupakan sifat-Ku tetapi ingatlah umat-Ku, sebelum engkau melakukannya, Aku memberikan anugerah; sebelum engkau mentaatinya, Aku melepaskan engkau; sebelum engkau mentaatinya, Aku mencintaimu; Aku menuntun engkau dengan tiang api dan tiang awan. Aku memberikan kepadamu pakaian dan kasut yang tidak pernah bisa rusak. Aku melepaskanmu dari kerja paksa Firaun, ingatlah umat-Ku! Aku mencintaimu, Aku ada di tengah-tengahmu, Aku berserta dengan engkau, dan Aku memberkatimu, maka taatilah. Biarlah kita boleh menyadari dan mendidik diri kita, kalau kita taat biarlah taat dengan sukacita. Kita tahu bahwa kita adalah orang yang diberkati oleh Tuhan. Jangan membuat berkat Tuhan itu akhirnya membuat kita itu tidak taat.

Hal yang ketiga, karena dengan melakukan kehendak Allah, kita memperluas Kerajaan Allah di bumi ini. Sekali lagi, Kerajaan Allah adalah isi hati Yesus Kristus. Saudara mungkin tidak peduli sama sekali dengan apa yang menjadi isi hati Yesus Kristus, tetapi sebagai hamba Tuhan dan ini adalah tugas saya dan kiranya Tuhan mengasihani saya, saya harus mengatakan kepada saudara-saudara, saudara harus kita semua harus mempedulikan apa yang menjadi isi hati Tuhan kita. Dan kalau saudara-saudara tanya apa yang menjadi isi hati daripada Tuhan Yesus Kristus, Dia menginginkan isi hati-Nya adalah memperluas Kerajaan Allah di bumi ini. Di dalam Doa Bapa kami Dia mengajarkan kepada kita berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Dia berdoa Bapa datanglah Kerajaan-Mu. Dan bagaimana Kerajaan Allah itu datang? Dengan ketaatan. Maka Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, Aku memiliki makanan yang engkau tidak ketahui dan makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Aku dan inilah yang diajarkan Yesus kepada kita semua. Dan satu dari ketujuh perkataan-Nya di atas kayu salib, Dia mengatakan “tetelestai”, artinya “sudah genap”. Itu adalah proklamasi di tengah-tengah seluruh dunia dan kosmik. Dia mau mengatakan kepada seluruh umat manusia dan isi hati terdalam-Nya ingin diketahui oleh seluruh orang yang ditebus-Nya bahwa Aku sudah menggenapi kehendak-Mu. Tidak ada satu kehendak-Mu yang meleset dalam hidup-Ku. Aku sudah menggenapi kehendak-Mu Bapa. Tetelestai. Itulah proklamasi kesuksesan orang Kristen.

Kalau saudara melihat salib dan Yesus Kristus, dari sudut pandang dunia, maka Yesus seperti orang yang gagal. Dia mati muda, Dia mati secara memalukan, dan ketika Dia mati seluruh murid-Nya tercerai-berai bahkan semua orang memfitnah Dia dan mencibir Dia. Tetapi mata-Nya hanya pada satu, bukan kepada saudara dan saya, bukan kepada Pilatus, bukan kepada orang Farisi, bukan kepada siapapun saja, mata-Nya hanya satu, Allah Bapa berkenan kepada Dia. Dengan suara lirih yang sangat kecil, maka Dia mengatakan tetelestai. Sudah genap. Dan dengan itu Dia menyebarkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Dia mengajarkan kepada gereja-Nya bagaimana seharusnya kita hidup. Satu-satunya tujuan kita hidup kita diciptakan adalah untuk melakukan kehendak-Nya di dunia. Hanya dengan melakukan kehendak-Nya maka dunia akan tahu bahwa kita dikuasai oleh satu Raja di sorga yang tidak terlihat. Dan Tuhan itu Raja yang menguasai kita memiliki Kerajaan dan Kerajaan-Nya itu mau diturunkan di bumi ini. Hanya dengan ketaatan, maka semua orang melihat kita dan berpikir kita orang bodoh, engkau sebenarnya hidup untuk apa? Dan kemudian kita bisa mengatakan, aku hidup bukan untuk diriku sendiri, aku hidup untuk melakukan kehendak Allahku. Dia adalah Rajaku dan Dia yang memerintah hidupku. Mungkin orang tersebut melakukannya dengan air mata, mungkin orang tersebut melakukannya dengan kesulitan, tidak ada satu orang pun melakukan kehendak Allah dengan mudah, tetapi bagaimanapun saja isi hati orang tersebut adalah melakukan kehendak Allah. Dan ketika itu dilakukan, Alkitab mengatakan maka Kerajaan Allah itu tersebar. Dan itu adalah isi hati Yesus Kristus. Hati kita makin lama makin keras. Kita mesti bertobat. Semakin lama kita hidup semakin kita tidak mau mendengar, baik kehendak suami/isteri kita, bahkan anak-anak kita. Yang saudara pedulikan hanyalah kehendak saudara sendiri. Kita mesti bertobat. Kita mesti mendidik diri kita untuk mau tahu kehendak Allah dan minta kekuatan dari Tuhan untuk melakukannya karena tidak mungkin kita bisa melakukannya dan kita tidak mungkin memiliki kerinduan kecuali Roh Kudus itu bekerja dalam hidup kita.

Hal yang keempat, karenaini adalah jalan hidup yang terbaik. Saudara mungkin pernah mengatakan takut melakukan kehendak Allah karena penuh dengan resiko. Tetapi ada satu hamba Tuhan yang saya hormati dan sudah meninggal. Ketika orang bertanya hal ini kepada dia dan kemudian dia menjawab dengan pertanyaan seperti ini, “Apakah menurut Bapak, dengan tidak melakukan kehendak Allah hidupmu tidak beresiko?” Perhatikan prinsip Alkitab ini. Tempat yang terbaik untuk kita mendapatkan jalan hidup yang terbaik adalah melakukan kehendak Allah. Tempat yang paling aman di tengah-tengah saudara begitu ketakutan untuk banyak hal, temukan kehendak Allah apa dalam hal itu, jalanilah, maka saudara akan menemukan tempat yang teraman. Alkitab mengatakan orang-orang yang mengikuti jalan hidup dunia, yang melakukan kehendak duniawinya akan binasa, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup untuk selama-lamanya. Hidup yang terbaik adalah hidup yang melakukan kehendak Allah. Perhatikan baik-baik, apakah ada satu nama orang yang kaya yang berjasa dalam hidup saudara? Apakah engkau mengenal orang-orang kaya di dunia ini? Apakah dia mengubah hidupmu? Selain daripada kekayaan maka ketika dia mati tidak ada lagi orang yang mengenal dia. Tetapi kenapa kita mengenal Adoniram Judson? Hudson Taylor? Orang Puritan seperti John Owen? Calvin? Luther? Kenapa kita mengenal misionari-misionari yang mati di medan peperangan untuk Allah? Kenapa kita membaca bukunya dan kemudian hati kita berkobar? Kenapa hidupnya sampai sekarang mempengaruhi hidup kita? Karena satu hal, bukan uang, bukan kekayaan, bukan kesuksesan, tetapi mereka melakukan kehendak Allah dan hidup sampai selama-lamanya. Orang yang ada di sekitar kita pun dengan kesederhanaan dan dia melakukan kehendak Allah, dia berjuang bagi Allah, maka namanya, hidupnya akan ada di dalam hidup kita. Satu pribadi yang tidak pernah saya lupa adalah Janti. Saya sendiri melihat bagaimana dia membereskan kain merah ketika dia sakit cancer. Bagaimana dia itu berjuang susah meskipun dengan sakit cancer tetap ikut STRIS. Dia memberikan uang dengan sebesar mungkin dia berikan. Dia memberitakan Injil, dia membagi traktat di tengah-tengah sakit cancer. Dia melakukan kebaikan-kebaikan kepada orang yang dia temui. Sebelumnya saya tidak pernah kenal dia, hanya beberapa tahun saja saya mengenal dia, tetapi terus menerus itu ada. Orang yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selama-lamanya. Isteri saya mengatakan setiap kali memakan buah alpukat, dia ingat Janti. Karena dahulu, setelah kebaktian persekutuan di Holmes, dalam perjalanan Janti menuju rumah, melewati WooliesTown Hall. Dia melihat alpukat yang baik, dan kemudian dia mengingat keluarga kami. Dia ambil beberapa dan kemudian dia kembali ke Holmes bertemu dengan isteri saya dan memberikan alpukat itu. Dan kemudian baru balik pulang di tengah sakit cancer. Kalau kita mau sungguh-sungguh hidup berbahagia, jalankan kehendak Allah. Dan salah satu kehendak Allah adalah memperhatikan orang lain. Mendoakan orang lain. Murah hati kepada orang lain. Berjuang bagi Kerajaan Allah. Tidak mempedulikan umur tetapi sungguh-sungguh mempedulikan Kerajaan Allah itu dikembangkan. Jalan hidup yang terbaik adalah orang yang melakukan kehendak Allah.

Hal yang kelima adalah kebahagiaan tertinggi adalah melakukan kehendak Allah. Lukas 11:28 mengatakan Yesus mengatakan: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya.” Apakah kita mau mendapatkan sukacita tertinggi? Ini adalah sesuatu paradoks. Kita berpikir kita memiliki cita-cita maka ketika kita berhasil untuk mendapatkan cita-cita kita yang seturut dengan apa yang menjadi self-centered bagiku, kehendakku jadi, maka aku mendapatkan kebahagiaan. Tetapi tidak. Sama sekali tidak. Hati kita diciptakan dengan bahan yang lain. Bahkan Pascal itu mengatakan di dalam setiap hati manusia, Allah memberikan satu lubang dan lubang itu hanya bisa diisi oleh Allah sendiri. Siapapun yang mengisinya tidak mungkin akan bisa memuaskannya. Apa yang membuat kebahagiaan tertinggi dalam hidupmu dan hidupku, ujilah kalimat Yesus, yaitu jikalau kita taat. Apakah engkau dan saya mempercayai Dia yang mengatakan bahwa yang berbahagia adalah yang melakukan kehendak Allah? Ini adalah sesuatu berkat yang begitu besar. Di tengah jutaan manusia tidak ada yang tahu prinsip ini. Ini hanya ada di dalam wahyu khusus yaitu dalam Alkitab. Dan ini diberikan kepada engkau dan saya. Pada sore hari ini, sebagai hamba Tuhan saya mengingatkan saudara-saudara perkataan Tuhan kita, Yesus Kristus, bukan perkataan manusia, bukan perkataan saya, bukan perkataan hamba Tuhan, ini adalah perkataan yang tetap untuk selama-lamanya. Ini adalah perkataan di mana langit dan bumi itu lalu perkataan Dia tetap tinggal membuktikan kebenaran-Nya. Dan apakah perkataan-Nya kepada kita? “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya.” Melakukannya dalam hidupnya. Dan kita adalah orang-orang yang diberikan Allah Firman ini, jalan kehidupan dan kebahagiaan. Saya tidak akan meneruskan poin-poin berikutnya, kalau Tuhan pimpin, maka minggu depan saya akan meneruskan. Tetapi apa yang ada pada hari ini kiranya boleh menjadi meditasi kita sepanjang minggu ini. Kiranya Tuhan dan kehendak-Nya boleh kita perhatikan.


Mazmur 139:19-24
 
 

Mazmur 73:27-28
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more