Doa Bapa Kami (16)

19 May 2019
Doa Bapa Kami (16)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-13

Matius 6:9-13

Doa Bapa kami adalah permohonan dari anak-anak Tuhan agar kehendak Tuhan itu dinyatakan. Hal pertama yang kita harus mengerti sebelum kita berdoa Bapa kami adalah, saudara pasti tidak bisa mendoakan hal ini jikalau saudara belum ada di dalam Kristus. Ini adalah doa yang melampaui kemampuan manusia secara alami. Yesus Kristus mengajarkannya kepada para murid, bukan kepada orang-orang yang belum lahir baru. Kalau dia belum lahir baru maka dia pasti tidak mungkin dapat mendoakan. Ini adalah doa di dalam konteks kerajaan Allah. Sekali lagi, Matius menuliskan kepada bangsa Israel, menyatakan satu hal ini, bahwa Raja, Mesias itu sudah datang dan Raja, Mesias itu adalah Yesus Kristus dan Yesus Kristus itu berkehendak untuk mendirikan kerajaan-Nya di tengah-tengah dunia. Kerajaan tanpa tentara yang memegang senjata, Kerajaan ditegakkan karena melakukan kehendak allah. Maka ini adalah isi hati Tuhan untuk menyatakan Kerajaan Allah itu hadir. Ini adalah doa untuk Kerajaan Allah itu hadir. Maka prinsip pertama dari hal ini adalah kita harus lahir baru terlebih dahulu, baru kita bisa mendoakan hal ini, kedua adalah harus sadar bahwa hidup kita itu tujuannya bukan untuk menyambung hidup tetapi hidup kita memiliki tujuan yaitu menjalankan kehendak Allah agar kehendak Allah itu jadi di tengah-tengah dunia.

Saudara-saudara dapat melihat doa Bapa kami ini ada enam permohonan. Tiga permohonan pertama berbicara sesuatu yang vertikal dan tiga permohonan kedua adalah bicara tentang sesuatu yang horizontal. Tiga permohonan pertama, Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Ketika anak-anak Tuhan berdoa, apa yang kita minta? Apa yang menjadi keinginan tertinggi dalam hidup kita? Oh, rumahku besar, oh aku punya uang yang banyak, aku punya istri yang cantik. Aku mau melihat anak-anakku tumbuh sehat besar dan menjadi pandai? Bukan itu. Tujuan hidup kita cuma satu, Bapa di surga dipermuliakan. Dan Bapa di surga dipermuliakan, jika dan hanya jika kerajaan-Nya itu datang. Kerajaan-Nya itu datang adalah jika dan hanya jika kehendak-Nya jadi.

Saudara-saudara, kita hidup untuk menjalankan kehendak Allah. Kita hidup bukan untuk menjalankan rencana, ambisi, tujuan hidup kita sendiri. Alkitab mengatakan kita sudah dibeli secara lunas, karena darah Yesus Kristus sudah membeli kita dan kita bukan milik kita sendiri, kita adalah milik Allah. Dan kita yang menjadi milik Allah, Tuhan menghendaki untuk kita menjalankan hal-hal, pekerjaan-pekerjaan mulia yang sudah Ia persiapkan sebelumnya. Dan Dia ingin kita hidup di dalamnya. Sekali lagi, doa ini adalah doa untuk orang-orang yang sudah ditebus, dan doa ini adalah doa yang pasti dikabulkan. Yesus Kristus tidak mungkin akan mengajar kepada anak-anak-Nya doa yang tidak dikabulkan oleh Bapa di surga. Yesus Kristus ketika mengajarkan doa ini, maka ada jaminan bahwa doa itu pasti didengar dan dikabulkan oleh Bapa di surga. Maka saudara-saudara, berdoalah dengan pola Doa Bapa Kami, tetapi bukan berarti setiap kali kita berdoa maka kita mengucapkan kalimat-kalimat persis seperti Doa Bapa Kami ini. Maksudnya adalah kita memiliki sikap hati seturut dengan patron Doa Bapa Kami. Dan apa sikap hati seturut dengan Doa Bapa Kami? Mendahulukan Tuhan. Seluruh hidup kita ada, adalah untuk Dia. Bukan Dia ada untuk kita. Yesus Kristus mengatakan cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dan semuanya akan ditambahkan kepadamu. Kalau saudara-saudara sungguh ingin diberkati, maka saudara harus menetapkan hati saudara dan itu nyata dalam hidup saudara, maka Dia itu pertama.

Kemudian tiga permohonan yang di bawah, menjamin keseluruhan hidup kita. Berikan kami makanan pada hari ini. Ini adalah bicara present. Ampuni kami akan kesalahan kami, itu adalah bicara masa lampau. Dan kemudian jagailah kami dari yang jahat, itu adalah bicara mengenai masa depan. Saudara-saudara maka kita menyerahkan seluruh kebutuhan masa kini, masa depan dan masa lalu ke dalam tangan Tuhan. Kita menyerahkan kebutuhan fisik dan jiwa kepada Tuhan. Maka saudara-saudara melihat seluruh Doa Bapa Kami mencakup semua kebutuhan kita dari seluruh rentang waktu kita. Allah kita itu adalah Allah yang murah hati, Allah kita memberikannya dengan kelimpahan. Allah kita bukan Allah yang pelit. Allah kita itu Allah yang memberikan dengan kelimpahan dari fisik sampai jiwa, dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Tetapi utamakan Dia dulu. Letakan hati kita paling pertama Dia. Maka saudara akan melihat seluruh berkat yang dari surga.

Yesus Kristus mengajarkan, “Ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Ini adalah bagian yang sering disalah mengerti. Kenapa Tuhan memberikan syarat? Ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Berarti kesimpulannya, kalau saya tidak mengampuni orang yang tidak bersalah kepada kami, saya tidak mendapatkan pengampunan Tuhan? Apakah seperti itu maksud Yesus Kristus? Ini adalah sesuatu hal yang sulit sekali untuk dimengerti tetapi juga mungkin salah satu doa yang sulit adalah karena kita paling sulit taat. Ketika kita itu bertemu dengan orang yang menyakiti hati kita, kita sulit sekali untuk mengampuni dia.

Saya akan jelaskan beberapa poin di bawah ini, bagian pertama saya akan menjelaskan ayat-ayat ini dengan mengatkan apa yang ‘BUKAN’. Ini adalah penjelasan secara negatif. Dan setelah itu saya akan menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan ayat ini saya menjelaskannya secara positif. Apa yang ‘BUKAN’ dimaksud di dalam hal ini ada tiga hal.

Yang pertama adalah ini ‘BUKAN’ usaha. Ketika kita membaca ayat ini, maka kita berpikir bahwa Allah akan mengampuni kita, karena hasil saya mengampuni orang lain, karena hasil usahaku mengampuni dia. Tidak, saudara. Kita diampuni berdasarkan perkerjaan Allah di dalam Yesus Kristus. Kita diampuni karena darah Yesus Kristus, pengampunan yang Tuhan berikan kepada kita, bukan hasil dari usaha kita sekecil atau sebesar apapun. Kita tidak bisa memberikan jasa kita di hadapan Tuhan. Seluruh orang di dunia ini selalu berpikir hal yang salah. Tidak seturut dengan Alkitab. Berpikir bahwa aku melakukan sesuatu maka Tuhan akan memberkati aku. Berpikir bahwa aku melakukan sesuatu maka baru Tuhan akan membawa aku pergi ke surga. Tidak! Kita melakukan apapun saja yang terbaik di dunia ini, kita tetap orang berdosa dan kita layak untuk dihukum di neraka. Kita tidak bisa melepaskan neraka itu dari usaha kita. Ada orang-orang yang berpikir, saya mesti berbuat baik dan kemudian saya timbang, saya bandingkan dengan perbuatan dosa saya. Kalau saya berbuat baiknya 100, lalu kemudian berbuat dosanya 20, maka 100-20 = 80 maka masih plus, maka saya pergi ke surga. Alkitab mengatakan tidak. Alkitab menyerang tentang satu hal ini. Satu dosa terkecil sekalipun, itu adalah pelanggaran terhadap kesucian Allah. Dosa sekecil apapun saja, menghasilkan kematian bagi kita semua. Dosa sekecil apapun saja, tidak bisa dihapuskan dengan usaha yang keras untuk berbuat baik. Maka kalau Allah itu mau mengampuni kita, bukan karena usaha kita. Tetapi karena inisiatif Dia sendiri, mengirimkan Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus Kristus dan Dia itu dimatikan dan bukan kita lagi yang mati kekal. Alkitab mengatkan bahwa dosa kita itu diletakkan, diberikan kepada Dia dan itu adalah jalan keselamatan. Sekali lagi, Allah mengampuni kita bukan karena kita mengampuni orang terlebih dahulu, bukan kita itu berbuat baik terlebih dahulu maka Allah baik kepada kita. Kita diampuni karena berdasarkan pekerjaan Allah di dalam Yesus Kristus.

Hal yang kedua, ini ‘BUKAN’ patron. Patron adalah sesuatu yang kita buat terlebih dahulu di atas kertas mungkin, sebuah pola lalu kemudian pola ini dijadikan pakaian. Maka patron akan ada, kemudian baru hal yang jadi ini mencontoh. Saudara-saudara, bukan patron saya mengampuni terlebih dahulu, baru Tuhan mencontoh saya dan saya diampuni oleh Dia. Di dalam Alkitab mengatakan, Dia yang mengampuni kita terlebih dahulu. Dia adalah Allah yang mengampuni kita terlebih dahulu, baru kita mencontoh Dia mengampuni. Mari kita membuka satu bagian Alkitab, Matius 18:21-35. Perhatikan ayat 33, “Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Ayat 33 adalah patron. Jadi, siapa yang mengasihi kita terlebih dahulu? Allah yang mengasihani kita baru kita bisa mengasihani orang lain. Allah yang mengampuni kita, baru saya mencontoh Dia untuk mengampuni orang lain.

Ketiga, ‘BUKAN’ prioritas seperti saya mengampuni, ini pertama, baru Tuhan mengikuti dari belakang, yang kedua. Dia Allah yang mengampuni dulu, baru kita bisa mengikuti Dia mengampuni.

Sekali lagi, yang pertama, bukan aku yang bekerja, tetapi Tuhan yang bekerja. Yang kedua, adalah bukan Allah yang mencontoh, tetapi aku yang mencontoh Allah. Dan yang ketiga, adalah bukan aku yang di depan tetapi Allah yang di depan dan aku mengikuti Dia.

Sekarang kita akan masuk, apa yang dimaksud dengan ayat-ayat ini.

Yang pertama, ini adalah tanda anak Allah yang sejati. Kemampuan seseorang mengampuni, karena melihat Allah sudah mengampuni dosa kita terlebih dahulu adalah tanda kesejatian orang-orang yang masuk ke kerajaan surga. Kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, saudara akan menemukan dua aliran ini yaitu anak-anak kegelapan dan anak-anak terang. Generasi anak-anak kegelapan memiliki dua tanda yaitu peninggian diri dan balas dendam. Anak-anak terang memiliki dua tanda ini yaitu menguji diri dan pengampunan. Dalam Kejadian 4:17 saudara akan melihat bagaimana anak-anak kegelapan itu memiliki tanda self-exaltation, untuk namanya dikenal oleh banyak orang, dan tidak dilupakan siapa saja. Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh menurut nama anaknya. Perhatikan Kejadian 4:26, apa yang dipikirkan oleh orang-orang sucinya Tuhan? Yaitu supaya banyak orang mengenal nama Tuhan, untuk mereka boleh memanggil nama Tuhan. Yang diinginkan oleh anak-anak kegelapan adalah ‘aku’. Semuanya adalah ‘aku’. Seluruh hamba Tuhan, majelis, aktivis di gereja, kalau engkau melayani di dalam gereja tetapi engkau ingin di dalam hatimu yang terdalam ‘aku’ dikenal, dan kalau saudara-saudara tidak dihargai, saudara mulai tersinggung, maka saya mau Tanya apakah kita itu anak kegelapan atau anak terang? Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan, “Engkau hamba-hamba Tuhan, engkau harus mati terhadap hinaan dan mati terhadap pujian. Ini bukan yang penting. Yang paling penting adalah nama Tuhan itu dikenal.” Tentu saudara-saudara, Tuhan akan menghargai hamba-hamba-Nya itu, pasti. Tentu saudara-saudara orang-orang yang kita layani mereka akan menghargai kita, itu pasti. Tetapi, jikalau orang-orang yang kita layani pun tidak menghargai kita dan kemudian kita merasa tersinggung, merasa dirugikan, dan kemudian kita marah, saya mau tanya di dalam hati kita yang terdalam itu sebenarnya ada benih terang atau tidak? Kalau kita kerja keras bukan karena namaku tetapi adalah agar Tuhan itu makin dikenal. Kalau aku memberikan persembahan uang yang terbanyak bukan karena namaku dicantumkan di gereja, tetapi adalah hanya supaya Kerajaan Allah itu makin diekspansi. Teruskan Kejadian 4:24, lihatlah tanda anak kegelapan. Meninggikan diri bahkan melebihi daripada nenek moyangnya. Kalau Kain itu dilukai dia harus dibalas tujuh kali lipat maka Lamekh lebih daripada Kain, harus tujuh puluh tujuh kali lipat. Lihatlah bagaimana generasi demi generasi dari anak-anak kegelapan akan berusaha untuk meninggikan diri bahkan lebih daripada generasi sebelumnya.

Tetapi bukan itu saja, tanda yang kedua adalah balas dendam. Balas dendam yang melebihi secara kualitas dan kuantitas. Memukul sampai bengkak tetapi balasannya adalah harus dimatikan. Ini adalah gerakan darianak-anak kegelapan. Banyak darikita kalau disakiti hatinya, kita merencanakan untuk menyakiti dia lebih daripada dia menyakiti kita. Di dalam hati kita sesungguhnya, apakah kita anak kegelapan atau anak terang? Kita mesti hati-hati. Kita mesti berani menguji diri. Di dalam anak-anak kegelapan tidak ada pengampunan. Di dalam anak-anak kegelapan selalu memegang kesalahan orang itu. Dulu ada lelucon, seorang jenderal yang paling sopan tetapi sebenarnya paling kejam. Itu adalah Soeharto. Kalau Soeharto itu dilukai dan bertemu dengan orangnya, dia akan berjabat tangan, tersenyum, “Kamu akan mati.” Dan seperti itulah yang kita lakukan. Lamekh mengatakan jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat. Jauh melampaui pendahulunya. Meletakkan dirinya lebih tinggi daripada seluruh pendahulunya. Dan kemudian balas dendam dengan sepuas-puasnya. Saudara-saudara, ketika orang bersalah kepada kita, saya tahu pasti di dalam diri kita ada sesuatu kemarahan dan keinginan untuk membalas dia supaya dia merasakan hal yang kita rasakan. Tetapi jikalau kita anak terang, maka Tuhan akan membawa kita kepada Kalvari. Di dalam Matius 18 tadi, maka kita bisa melihat bahwa Tuhan berkata kepada orang tersebut, “Bukankah Aku sudah mengampuni engkau? Engkau berhutang 10.000 talenta kepada-Ku. Dan orang lain bersalah kepadamu hanya 100 dinar?” (1 talenta=6000 dinar, maka 10.000 talenta= 60.000.000 dinar) Dan dibandingkan dengan orang lain yang bersalah kepadamu hanya 100 dinar, maka anak Tuhan akan sadar. Self-examination. Pertamanya aku akan membalas dendam, tetapi Roh Kudus akan membawa matanya bukan kepada kesalahan orang itu tetapi kepada kesalahan diri. Di hadapan Allah, aku salah. Di hadapan Kalvari, aku memiliki hutang yang jauh lebih banyak daripada orang itu bersalah kepadaku. Kemudian Roh Kudus akan membawa kita kepada pengampunan Tuhan. Oh hutangku banyak, dosaku banyak, tetapi Tuhan mengampuni aku. Yesus katakan bahwa raja itu mengampuni, membebaskan seluruh hutangnya 10.000 talenta, dia dikasihani, setelah itu baru ada kemungkinan orang itu mengampuni. Tanda anak Tuhan yang sejati adalah mampu mengampuni karena Tuhan sudah mengampuni dia. Saudara-saudara, bukan mampu mengampuni supaya saya berbuat baik kepadamu. Bukan mampu mengampuni supaya saya bisa pergi ke sorga. Bukan mengampuni karena kita mesti menjaga perdamaian dunia maka saya menahan diri saya dan mengampuni engkau. Yesus Kristus tidak mengatakan demikian. Engkau memiliki kemampuan mengampuni bukan karena engkau memiliki motivasi baik menjaga perdamaian dunia. Tidak! Alasannya bukan humanism. Alasannya adalah Kristologi. Alasannya karena Kristus sudah mengampuni kita terlebih dahulu. Dan itu adalah tanda dari anak terang. Saudara-saudara kiranya Tuhan boleh dipermuliakan dari ini semua. Ujilah diri kita. Dan minta pengampunan dari Tuhan itu dibukakan kepada kita.

Saya akan akhiri khotbah saat ini dan minggu depan kalau Tuhan pimpin kita akan meneruskan. Tetapi saya teringat sekali lagi akan apa yang pernah saya alami dalam hidup saya. Ada orang yang terkenal sekali di dalam gereja. Dan pada waktu itu saya melayani bersama-sama dengannya. Dan kami rapat pada malam hari itu bersama dengan kurang lebih 20 orang. Saya tidak tahu apa yang menyebabkan orang itu tiba-tiba marah kepada saya. Mungkin salah paham. Mungkin prejudice. Mungkin dia sudah kecapaian. Tetapi tiba-tiba, dia itu berbicara keras kepada saya di depan puluhan orang dan membuat saya sangat malu dan begitu marah kepada dia. Karena sampai kapan pun saya akan buktikan bahwa saya tidak bersalah kepada orang itu. Ini adalah fitnah kepada saya di depan semua orang. Hari itu kami pulang sekitar setengah sebelas malam. Saya drive sampai ke rumah dengan marah sekali. Di dalam pikiran saya, saya akan katakan kepada orang itu, saya akan lepas pelayanan. Saya akan katakan kepada dia bahwa dia telah berlaku salah kepada saya. Sudah mempermalukan saya di depan umum. Saya akan letakkan jabatan pelayan saya. Supaya dia tahu betapa ruginya dia karena saya sangat kerja keras di dalam gereja. Saya akan lakukan itu supaya dia sakit hati dan banyak orang sakit hati. Hari pertama, hari kedua, kemarahan itu ada terus menerus. Terus menerus. Dan saya ingin telepon ke banyak orang menceritakan apa yang terjadi supaya semua orang tahu dan mengerti posisi saya. Tetapi sekitar hari ketiga atau keempat, saya masih mengingat istri dan anak saya sudah tidur. Hati saya gelisah karena kemarahan seperti itu. Kemudian saya duduk dan saya berdoa, tetapi begitu sulit. Saya bahkan tidak bisa berkata-kata. Saya hanya teringat akan satu kalimat ini, “Ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Karena kalimat ini dalam bahasa Indonesia begitu jelas, maka saya menguatkan hati saya untuk memberikan pengampunan kepada orang itu di dalam doa saya. Dan ketika saya mengatakan, “Tuhan, saya memutuskan dalam hati saya untuk mengampuni orang itu,” sesuatu tiba-tiba terjadi. Pikiran saya begitu clear. Tuhan memperlihatkan seluruh dosa saya di hadapan Dia satu persatu, dosa-dosa yang bahkan tidak diketahui oleh orang lain. Dan di hadapan Kalvari itu, Dia sudah mengampuni saya. Dia memperlihatkan kepada saya 10.000 talenta yang saya berhutang kepada Dia dan saya sudah dibebaskan dari hutang itu. Saya dikasihani, saya dicintai oleh Dia. Saya yang seharusnya penghuni paling bawah neraka itu, tetapi saya diangkat menjadi anak-Nya. Dicintai oleh Dia. Dipakai oleh Dia. Dilindungi oleh Dia. Saya berhutang 10.000 talenta itu. Dan apakah kesalahan orang itu? Sangat sedikit. Hari itu saya tidak mengingat kesalahan orang itu. Saya idak lagi marah kepada orang itu. Tuhan melepaskan seluruh kemarahan, dendam dan seluruh hal yang memalukan itu. Nothing.

Spurgeon menyatakan, ketika ada orang lain yang berkata bahwa dirimu itu jahat, engkau jangan marah kepadanya, karena engkau pasti lebih jahat daripada yang dikatakan orang itu. Saudara-saudara, jikalau hari ini saudara masih memegang kesalahan orang lain, jikalau saudara mundur dari pelayanan karena tersinggung, bukankah engkau berhutang 10.000 talenta di hadapan Allah? Lepaskan 100 dinar itu. Mengapa engkau membuat dirimu tidak lagi dipakai Tuhan? Dengan memegang kesalahan orang lain, mungkin itu adalah suamimu, atau istrimu, mungkin orang yang engkau kasihi, mungkin majelis di gereja, mungkin hamba Tuhan di gereja, ingatlah akan 10.000 talenta kita bersalah di hadapan Tuhan. Seribu kali kita hidup pun tidak bisa membayar hutang itu. Malam hari ini, lepaskan pengampunan. Malam hari ini. Ingat Kalvari. Minta Tuhan mencintai kita untuk kita memiliki cinta kepada orang lain. Jangan kita mengikat diri di dalam kegelapan. Itu adalah tanda anak-anak kegelapan. Jangan meninggikan diri dan kemudian membalas dendam. Tetapi ujilah dirimu dan kemudian engkau akan tahu bahwa Tuhan itu mengampuni kita dan lepaskan pengampunan itu. Hari ini, khotbah ini saudara dan saya harus berespon segera. Tidak ada cara lain lagi. Pengampunan itu here and now. Sepanjang engkau lepaskan khotbah hari ini dan engkau berpikir aku akan bergumul, maka ikatan kuasa kegelapan itu akan mengikat engkau makin lama makin keras. Kiranya anak-anak Tuhan boleh dibebaskan, dilepaskan dari dosa-dosanya. Kiranya kasih Tuhan di atas kayu salib kita boleh lihat dengan jelas. Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan. 


Mazmur 27:1-3
 
 

Mazmur 27:1,4,14
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more