Doa Bapa Kami (19)

7 July 2019
Doa Bapa Kami (19)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-13

Matius 6:9-13

Kita sudah masuk ke dalam permohonan keenam dari Doa Bapa Kami. Ini adalah suatu permohonan untuk masa depan. Kita sudah meminta permohonan untuk masa saat ini yaitu, “Tuhan, berikan aku makanan pada hari ini.” Dan kita juga minta untuk Tuhan berintervensi dengan hal-hal masa lalu kita, “Ampuni kesalahan kami.” Dan juga Tuhan berintervensi untuk masa-masa dan jam-jam di depan, “Jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat.” Minggu yang lalu saya sudah memberikan hal-hal yang penting untuk kita mengerti hal ini. Dicobai itu sendiri adalah bukan dosa tetapi jatuh ke dalam pencobaan itu adalah sesuatu dosa. Banyak orang berpikir bahwa jikalau kita dicobai itu adalah sesuatu yang berdosa. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Adam dan Hawa sebelum jatuh di dalam dosa, dia dicobai. Pada waktu itu state manusia bukanlah state yang jatuh di dalam dosa. Tetapi adalah sesuatu yang netral di hadapan Allah. Tetapi kemudian pencobaan itu datang, dijalankan oleh setan dan diizinkan oleh Allah. Seluruh keadaan ini bukanlah dosa. Tetapi kemudian bagaimana respon dari Adam dan Hawa yang mengikuti setan, itu yang membuat manusia jatuh di dalam dosa. Ini adalah hal yang penting! Dicobai itu sendiri bukan dosa. Sama di dalam Alkitab, orang kerja keras itu bukan karena dosa. Banyak orang berpikir bahwa kerja adalah upah dari pada dosa. Tetapi di dalam Alkitab dengan jelas Tuhan mengatakan, usahakanlah taman ini dan juga seluruh bumi usahakanlah seindah Eden.” Panggilan untuk bekerja keras itu sudah ada dari awalnya dan bukan karena upah dosa. Tetapi ketika dosa itu masuk, maka kutuk itu masuk ke dalam bumi. Maka seseorang itu bekerja keras hasilnya tidak sebanding dengan kerja kerasnya. Dan itu adalah hasil dari pada dosa.

Anak-anak Tuhan tidak mungkin luput dari pencobaan. Bahkan sejak Adam dan Hawa pun sudah dicobai sebelum dia jatuh di dalam dosa. Tetapi pertanyaannya adalah ketika dicobai itu apakah kita jatuh di dalam dosa atau tidak. Di dalam Alkitab hanya ada satu pribadi yang dicobai dari berbagai macam sisi dan tidak melakukan dosa yaitu Yesus Kristus. Bahkan ketika itu Yesus Kristus berani menantang orang-orang Farisi, “Buktikan bahwa Aku berbuat dosa!” Ini adalah kalimat tantangan, pertanyaan yang terbuka sampai saat ini. Tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab dosa Yesus Kristus apa. Yesus Kristus lebih daripada seluruh pendiri agama. Yesus Kristus lebih daripada seluruh pemimpin politik. Yesus Kristus lebih tinggi daripada siapapun saja manusia yang mengaku bahwa dirinya suci. Apa buktinya bahwa setiap orang itu pasti berdosa? Kuburan! Mereka ada di dalam kuburan. Hanya satu-satunya pribadi yang tidak ada di dalam kuburan yaitu Yesus Kristus. Alkitab menyatakan setiap manusia yang berdosa maka upah dari dosa adalah kematian. Dan Yesus Kristus tidak berdosa itulah sebabnya Ia memiliki hak untuk bangkit. Alkitab dengan jelas mengatakan Dia dicobai dari berbagai macam sisi tetapi tidak melakukan dosa. Di dalam Alkitab juga ada dua orang yang tidak dicatat dosanya. Itu tidak berarti orang ini tidak berdosa sama sekali. Tetapi Tuhan menetapkan untuk dua orang ini tidak dituliskan dosanya. Ini tetap tidak sebanding daripada Yesus Kristus. Siapa dua orang ini yang tidak dicatat dosanya di dalam Alkitab? Yaitu Daniel dan Yusuf, tetapi tetap mereka adalah orang berdosa. Di dalam Alkitab dinyatakan bahwa mereka dicobai dan mereka menjadi contoh bagi kita bagaimana lepas dari pada jebakan dosa. Tetapi di luar dua orang ini, baik dia rasul atau nabi, mereka dicobai, berkali-kali dan mereka jatuh di dalam dosa. Musa berdosa, Daud berdosa, Abraham berdosa, Yunus berdosa, Yesaya berdosa, Yeremia berdosa. Mereka adalah orang-orang yang dipakai oleh Allah dan pencobaan itu dihadirkan kepada mereka. Beberapa kali dan banyak kali mereka menang. Tetapi beberapa kali mereka itu jatuh di dalam pencobaan. Ini mau memberikan kepada kita sesuatu pengajaran bahwa ketika kita sudah jatuh di dalam dosa ketika kita dicobai, kita jangan terus ada di sana. Tuhan itu mengasihi kita, Tuhan akan membangkitkan kita. Lepaskan diri kita dari situasi hal itu. Dan minta pertolongan dari Tuhan dan Tuhan akan memakai kita kembali. Bertobat untuk dosa-dosa yang sudah kita lakukan ketika kita berada di dalam pencobaan dan jatuh di dalam dosa. Tetapi jangan excuse! Jangan membuat satu alasan, “Tuhan, lihat nabi-nabi-Mu itu jatuh di dalam dosa maka aku pun berhak jatuh di dalam dosa.” Maka jiwa yang tidak mengikat diri dan jiwa yang memiliki selalu alasan dia adalah jiwa yang liar di hadapan Allah. Karena Alkitab menyatakan ketika kita dicobai, Allah memberikan jalan keluar. Biarlah kita boleh melihat bagian-bagian dari nabi-nabi dan rasul bagaimana pencobaan itu masuk dan bagaimana mereka itu mengalahkan pencobaan.

Biarlah pada malam hari ini kita mempelajari bagian-bagian di dalam Alkitab untuk kita boleh menyadari dan menghindarkan diri dari jatuh ke dalam pencobaan. Saya hari ini akan berbicara 6 poin keadaan-keadaan yang paling mudah membuat kita jatuh ke dalam pencobaan. Alkitab memberikan kepada kita apa yang menjadi prinsip-prinsip hidup di hadapan Allah. Alkitab juga memberikan kita janji-janji Allah untuk kita keluar dari pencobaan. Tetapi sering sekali kita malas. Kita sering sekali berkata kepada Tuhan, “Kenapa aku jatuh dalam dosa ini?” Padahal kita tidak mempelajari prinsip-prinsip dalam Alkitab. Padahal di dalam Alkitab mengatakan dengan jelas ada keadaan-keadaan mudah sekali jatuh ke dalam pencobaan. Tuhan sudah menuliskannya di sini. Dan biarlah kita boleh mempelajarinya pada malam hari ini, dan mengajarkannya pada jiwa kita untuk menghindarkan diri dari kemudahan jatuh ke dalam pencobaan. Apa keadaan-keadaan yang membuat kita jatuh ke dalam pencobaan?

(1) Hal yang pertama adalah tidak berdoa. Ketika saya berbicara mengenai berdoa, bukan sesuatu doa yang beberapa kalimat dengan hati yang suam-suam kuku lalu kemudian selesai. Tetapi Yesus Kristus berkata, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam bersama Aku? Roh itu penurut tetapi daging itu lemah.” Kita berpikir bahwa yang paling penting adalah qualitativetime. Di dalam Alkitab tidak dibedakan dalam hal itu. Kalau saudara dan saya mau melawan pencobaan, dan mau menang di dalam konteks dicobai, maka saudara dan saya tidak bisa mengatakan yang paling penting adalah qualitativetime of prayer. Yesus Kristus dengan jelas mengatakan tidak sanggupkah engkau berjaga-jaga dengan Aku satu jam saja? Pada waktu itu adalah waktu yang paling penting di dalam rencana Allah, yaitu salib. Ini adalah isi hati Allah dan Yesus Kristus. Ini adalah alasan Yesus Kristus datang dari surga ke bumi untuk menuntaskan seluruh rencana Allah. Dan rencana Allah yang paling tuntas ada di atas kayu salib. Ini adalah sesuatu hari yang sudah ditentukan di dalam kekekalan dan ini adalah hari yang diharapkan oleh Yesus Kristus. Tetapi pada saat hari yang terpenting itu maka seluruh murid-murid-Nya tertidur. Kita sering sekali tertidur di saat pekerjaan Tuhan yang paling inti ada di bumi ini. Semua murid-muridnya kemudian tertidur dan kemudian sekarang musuh mendekat. Dan kemudian temptation, pencobaan itu datang dan seluruh hati dari murid itu gundah gulana, takutnya luar biasa. Dan kemudian mereka pergi, tidak bisa menghadapi pencobaan itu. Petrus sendiri kemudian menyangkal Yesus, seluruh murid jatuh di dalam dosa. Kenapa? Karena Yesus Kristus sudah menyatakan, “Tidak sanggupkah engkau berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?” Kalau murid-murid Yesus Kristus saja jatuh, apa lagi kita? Maka kita harus berdoa, mendidik waktu kita lama, ini adalah sesuatu hal yang penting sekali. Perhatikan hidup kita, jikalau kita itu memiliki waktu doa yang sangat sedikit, maka kita sangat mudah jatuh di dalam pencobaan.

(2) Hal yang kedua yaitu membiarkan pikiran kita kosong dan membiarkan hidup kita menganggur. Saudara-saudara ini terjadi kepada Daud. Waktu itu adalah masa-masa raja Israel berperang. Pada hari itu harusnya Daud berperang, tetapi Daud melalaikan tanggung jawabnya. Dia duduk bersantai, menikmati hidup. Dia kemudian melihat Batsyeba sedang mandi dan di saat seperti itulah maka ia jatuh di dalam pencobaan. Perhatikan baik-baik, ini adalah Puritan, “Satu pikiran yang kosong, adalah pintu gerbang dari setan dan dosa masuk.” Jangan biarkan pikiran kita kosong, jangan biarkan engkau dan saya berada di dalam keadaan yang menganggur. Kalau saudara tidak memiliki pekerjaan terutama untuk laki-laki, saudara minta belas kasihan Tuhan untuk mendapatkan pekerjaan. Kalau laki-laki itu sudah menganggur terlalu lama, saudara-saudara akan lihat keluarga saudara benar-benar keadaannya dalam neraka bukan karena uang tetapi karena perselisihan, hal-hal yang tidak perlu terjadi. Pikiran kita menjadi mudah sekali melantur kemana-mana. Disiplinkan pikiran kita dengan Firman, dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang belum dilakukan, dengan kreatifitas-kreatifitas yang Tuhan berikan kepada kita sebagai talenta. Hal yang paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari yaitu minimal saudara mengingat Firman Tuhan satu ayat, mengulanginya terus dalam pikiran, terus dalam pikiran, merenungkan terus. Pikiran yang kosong akan membuat kita mudah sekali jatuh ke dalam dosa. Keadaan kelihatannya begitu sederhana, kecil tetapi akan mengantar kita kepada dosa-dosa yang besar.

(3) Hal yang ketiga adalah tidak mematikan dosa yang sudah jelas di dalam diri kita. Sebenarnya jikalau kita terbuka, jelas dosa-dosa yang paling sering kita lakukan itu apa. Selalu inklinasi, dorongan hati kita menuju kepada dosa itu. Setiap kali saudara sadar sekali, saudara selalu jatuh di dalam hal-hal itu. Alkitab dengan jelas mengatakan minta bantuan dari Roh Kudus dan matikan dosa itu. John Owen mengatakan jikalau 2 hal ini terpenuhi menjadi satu, pasti kita jatuh ke dalam dosa. Yang pertama adalah adanya keinginan dosa di dalam hati yang tidak dimatikan, yang kedua adalah kesempatan untuk berbuat dosa itu. Jikalau kita memiliki keinginan terhadap dosa tertentu, dan kita tahu tetapi kita tidak mau mematikan dosa dan kita membiarkan dosa itu tetap ada, dan kita sama sekali tidak perduli dengan keadaan dosa itu, kita tidak dealing dengan Tuhan dengan dosa itu, kita tidak meratap dengan air mata minta Tuhan untuk mematikan dosa itu. Kita tidak menyangkal diri terhadap dosa itu malah mungkin kita itu men-supply bahan bakar untuk dosa itu makin lama makin besar, mengapa kita belum jatuh ke dalam dosa? Adalah karena belum ada kesempatan. Di dalam Alkitab ada seorang bernama Yusuf dan Yusuf digoda terus oleh istri Potifar, tetapi di dalam Alkitab dikatakan bahwa Yusuf tidak berbuat zinah. Prinsipnya adalah bukan Yusuf tidak memiliki keinginan seks tetapi Yusuf mematikan dosa seksual. Roma 8:13 memiliki prinsip ini, “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati, tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” Ini adalah satu prinsip yang begitu jelas untuk kita mematikan dosa dengan bantuan dari Roh Kudus. Seseorang tidak mungkin mematikan dosa dengan kekuatan sendiri, karena dosa itu suatu kuasa yang mengikat. Tetapi orang itu bisa mematikan dosa hanya dengan kuasa yang tertinggi yaitu kuasa Roh Kudus. Dan Roh Kudus adalah Roh yang sama yang membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan, bukan Roh Kudus yang mematikan dosa tetapi kita yang mematikan dosa dengan kuasa Roh Kudus. Maka itu artinya adalah ada ketetapan hati, ada sesuatu dedikasi kepada Tuhan untuk mau sungguh-sungguh dosa ini mati. “Tuhan, aku tidak bisa mematikannya, aku memerlukan Engkau.” Betapa kita sangat lemah untuk memiliki ketetapan hati. Kita menginginkan dosa-dosa itu terus ada dan jikalau dosa itu terus ada, cepat atau lambat kita akan masuk ke dalam dosa yang lebih besar di dalam kenyataaan. Dosa itu bukan lagi ada di dalam hati tetapi dosa itu sekarang dibuahi dan kemudian terjadi di dalam kenyataan. Dan jikalau itu nanti terjadi, maka hati nurani kita, orang-orang yang kita kasihi akan terluka. Maka pekerjaan-pekerjaan Tuhan akan dipermalukan. Saya bicara khususnya kepada semua anak-anak muda, kita harus mematikan dosa, khususnya dosa-dosa seksual. Jikalau engkau mengasihi pacarmu, jikalau engkau mengasihi dirimu sendiri, dan jikalau engkau mengasihi Allah, maka engkau harus mematikan dosa ini dan maka engkau harus menjaga kesucian dan minta kuasa dari Roh Kudus. Minta Tuhan mengajarkan kesucian. Pribadi-Nya dan kesucian-Nya adalah segala-galanya dalam hidup. Biarlah kita mematikan keinginan-keinginan dosa itu dan menjauhi kesempatan-kesempatan untuk berbuat dosa.

(4) Hal yang keempat adalah jikalau kita berjalan tetapi tidak yakin bahwa itu adalah kehendak Allah. Setan sangat ingin dan mudah sekali menembak, membidik kita dengan keadaan seperti ini. Jikalau saudara-saudara diperhadapkan dengan sesuatu pilihan hidup, jangan cepat-cepat mengambil keputusan. Karena kalau saudara cepat mengambil keputusan dan ternyata keputusan itu adalah dari ambisi, dari keinginan pribadi, tetapi bukan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Allah, maka ketika saudara itu melangkah maka kemudian isi hati nurani saudara itu terus mengatakan mungkin ini bukan kehendak Tuhan, maka sangat mudah kita ditembak oleh setan dan jatuh di dalam dosa di dalam keadaan seperti itu. Di dalam Roma 8:28, ada janji yang begitu sangat teguh berkenaan dengan anak-anak Allah. Dan ini adalah janji yang tidak akan ditemui orang-orang di luar Kristus. Roma 8:28, “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Di dalam ayat ini ada sesuatu kondisi yaitu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Jadi orang ini adalah orang yang memikirkan kehendak Allah. Orang ini adalah orang yang mau untuk berjalan di dalam ketaatan kepada Allah. Dan ketika orang ini berjalan di dalam ketaatan kepada Allah, tiba-tiba sesuatu yang buruk terjadi di dalam hidupnya. Maka ketika itu terjadi, setan lalu langsung menyerang orang ini, “Hey, engkau sudah berdosa sama Tuhan, sehingga yang buruk ini terjadi padamu.” Maka orang ini akan mengambil ayat ini, meskipun dengan air mata, dia bisa berdiri teguh, dan dia bisa melawan setan dan mengatakan, “Tidak, aku mengambil seluruh keputusan ini adalah karena aku mau taat kepada Tuhan.” Dan Roma 8:28 mengatakan apa pun yang terjadi padaku, meskipun itu bukan sesuatu yang enak, suatu hari aku akan tahu bahwa itu untuk kebaikanku. Karena Roma 8:28 akan tergenapi di dalam hidupku. Tetapi jikalau saudara dan saya berjalan bukan seturut dengan kehendak Allah, setan mudah sekali membidik kita. Biarlah kita boleh sungguh-sungguh memikirkan keputusan-keputusan penting dalam hidup kita di dalam kehendak Allah atau tidak. Dan jangan saudara-saudara mengabaikan pertimbangan tentang melibatkan Allah. Ketika itu terjadi dan yang buruk itu terjadi maka kita mudah sekali untuk ditembak jatuh di dalam dosa.

(5) Hal yang kelima adalah curiosity (rasa ingin tahu yang besar). Ini adalah sesuatu dosa yang umum sekali yang kita lakukan. Ini ada pada Daud. Suatu hari Daud ingin sekali untuk melakukan sensus, untuk menghitung jumlah Israel. Kemudian dia suruh Yoab untuk membuat sensus itu meminta panglima-panglimanya untuk keliling ke seluruh Israel mendata berapa jumlah rakyat Israel. Dia ingin sekali tahu berapa jumlahnya. Salahnya apa? Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan Allah bangkit kemarahan-Nya. Maka ini adalah sesuatu yang berdosa. Maka saya terus memikirkan, kenapa ini berdosa? Ini adalah sesuatu curiosity yang digerakkan karena kesombongan. Dia menginginkan menghitung semuanya, maka ketika dihitung, rakyat yang tadinya kecil menjadi besar. Ini adalah kegagahan kerajaanku. Ini adalah negara yang besar dan aku adalah pemimpin yang besar. Maka Tuhan marah kepada dia. Makin saya renungkan, berkali-kali dosa seperti ini terjadi kepada saya. Dan dosa seperti ini begitu jelas di tengah-tengah kita. Saudara-saudara harus hati-hati ketika ingin tahu sesuatu. Apakah ingin tahu sesuatu itu pasti salah? Jawabannya adalah tidak. Tetapi ada orang-orang dan kita sendiri curiosity-nya pada hal-hal tertentu. Saudara-saudara, misalnya saja ada orang memiliki keinginan untuk tanya mengenai gaji orang lain untuk membandingkan dengan dirinya apakah lebih rendah atau lebih tinggi. Dan kemudian kalau lebih tinggi, maka dia bangga. Kalau lebih rendah, maka dia kemudian menjadi iri hati atau self-pity. Apa yang mendorong curiosity itu? Ada sesuatu dosa membandingkan diri dengan orang lain. Tidak memiliki kata cukup dan content terhadap berkat yang Tuhan berikan. Ada orang yang tanya, “You beli rumah harganya berapa?” Tidak ada salahnya. Kemudian harganya diberitahu, tidak ada salahnya untuk beberapa orang. Tetapi ada orang yang menanyakan berapa harganya lalu setelah diberitahu kemudian dia punya pikiran: Orang ini kaya yah, kok dia bisa beli sekian? Orang ini kaya, gajinya berapa? Dari mana uangnya? Itu seluruhnya dosa. Ada sesuatu dosa untuk mengetahui sesuatu yang dia belum tahu tetapi dorongan itu adalah untuk melihat kelemahan orang lain. Ada orang yang mau tahu tentang sesuatu lalu setelah dia tahu kelemahan orang lain maka kemudian menjadi overcritical kepada orang itu. Itu adalah sesuatu yang dosa. Perhatikan baik-baik dengan curiosity kita! Curiosity kita berlainan. Ada yang curiosity-nya besar di seks, ada yang curiosity besar di dalam uang, yang di belakangnya itu adalah envy atau greedy. Ada yang curiosity berkenaan dengan kekuasaan. Hal-hal seperti ini biar kita boleh hati-hati. Ketika kita mau tahu sesuatu, cek di dalam diri kita apa yang menjadi dorongan kenapa saya mau tahu.

(6) Hal yang keenam adalah tidak mempercayai bahwa Allah mencintai kita dan memelihara kita. Ini adalah akar yang paling tua dari seluruh dosa. Ketika saudara-saudara kuatir, apakah kita mempercayai tulisan Matius, “Jangan kamu kuatir? Maka bunga-bunga bakung itu dipelihara oleh Allah, burung-burung itu dipelihara oleh Allah, tetapi kenapa kita itu kuatir?” Bukankah itu berarti kita tidak mempercayai kalimat-kalimat Yesus Kristus? Kita tidak mempercayai bahwa Dia mempelihara, memperhatikan kita dan mencintai kita. Orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Allah mencintai dia, memelihara hidupnya, dari akar dosa paling tua ini maka muncul seluruh kejahatan-kejahatan kita. Orang yang kikir, yang tidak tahu berterima kasih, yang tidak mau memberikan perpuluhan, yang tidak memiliki hati yang generous, yang selalu hitung-hitungan kepada orang lain adalah karena mereka tidak pernah menerima berkat Tuhan dan merasakan berkat Tuhan. Orang yang selalu kuatir dalam hidupnya maka orang itu tidak pernah merasakan bahwa Tuhan mencintai dia. Orang yang mengasihani diri, self-pity adalah salah satu dosa yang paling dalam. Orang yang self-pity adalah masuk ke dalam sumur yang tidak ada dasarnya. Dan apakah yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam dosa self-pity? Maka satu hal ini, orang ini tidak menyadari bahwa Allah mencintai dia. Alkitab dengan jelas menyatakan untuk kita mempercayai Allah, mempercayai janji-janji Allah, mempercayai Dia yang memelihara kita. Berkali-kali Dia mengatakan, “Jangan kamu kuatir. Jangan kamu takut. Jangan kamu merasa diri sendirian. Bahwa Aku itu beserta dengan engkau.” Bukankah Alkitab kita disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Kenapa disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Selain ini berbicara berkenaan dengan covenant, tetapi dalam hidup praktis sehari-hari karena Alkitab kita penuh dengan janji-janji. Ada janji-janji yang diucapkan oleh Allah itu sendiri. Allah yang berjanji adalah Allah yang kekal. Allah yang berjanji adalah Allah yang setia. Allah yang berjanji adalah Allah yang benar, yang tidak berdusta. Dia menyatakan janji, ketika anak Tuhan takut maka ada janji penyertaan. Ketika anak Tuhan kuatir, maka ada janji mengenai penyediaan. Ketika anak Tuhan berada di tengah-tengah musuh, maka ada janji pelepasan. Ketika anak Tuhan berada dalam kegelapan, maka ada janji Tuhan akan memberikan terang. Ketika anak Tuhan berada di dalam putus asa, Tuhan memberikan janji pengharapan. Ada janji-janji yang pasti. Pertanyaannya adalah apakah kita mempercayai? Kita mudah sekali mengatakan, “Amin.” Tetapi dalam hidup kita sebenarnya kita tidak mempercayai dan kita akan mudah jatuh di dalam dosa ketika berada di dalam pencobaan. Kita menjadi kuatir dan kemudian kekuatiran itu mengikat kita. Lalu seluruh tindakan kita di-drive oleh kekuatiran. Masuk ke dalam pencobaan bukan dosa, tetapi jatuh di dalam pencobaan itu adalah dosa. Tetapi bukan itu saja, step yang ketiga, maka diikat di dalam dosa. Bahkan ketika saudara dan saya tidak dicobai, saudara terus menerus berdosa dengan dosa-dosa yang sama. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengajarkan, “Lepaskan kami dari yang jahat.” Karena aku sudah terikat dengan dosa ini, lepaskan aku. Kasihani aku, kalau tidak seluruh keputusanku didorong oleh dosa ini. Kiranya Tuhan memberikan pencerahan kepada kita, iluminasi Roh Kudus menyatakan Firman-Nya di dalam hidup kita.


Mazmur 119:17-24
 
 

Mazmur 34:1-11
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more