Yohanes Pembaptis

4 August 2019
Yohanes Pembaptis
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 11:2-15; Yohanes 10:40-41

Matius 11:2-15; Yohanes 10:40-41

Untuk apa Akitab ini diberikan kepada kita? Salah satunya adalah untuk kita mempelajari orang-orang yang dipakai oleh Allah. Tuhan memberikan kepada kita satu pengertian apa yang menjadi nilai dari orang tersebut. Kita harus mendidik jiwa kita untuk terus belajar. Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan kepada kita semua bahwa semua orang Kristen harus belajar, dan guru yang teragung adalah Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus dan juga Alkitab yang berisi nabi-nabi dan rasul dan sejarah gereja. Ini adalah orang-orang yang kita bisa pelajari tetapi yang paling penting adalah kita belajar sendiri dari Allah Tritunggal. Seperti apa isi hati-Nya, seperti apa ketetapan-Nya dan bagaimana Allah Anak taat kepada Allah Bapa dan bagaimana Allah Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita menaati Allah Bapa dan Allah Anak. Selain dari Allah Tritunggal maka kita perlu belajar dari nabi-nabi dan rasul-rasul. Bagaimana mereka itu dibentuk oleh Tuhan, bagaimana mereka melihat nilai hidup. Apa yang mereka pertahankan dan apa yang mereka lepas, dan bagaimana mereka berespon kepada Tuhan.

Pagi hari ini kita berbicara berkenaan dengan Yohanes Pembaptis. Ini adalah orang yang sangat besar. Yesus Kristus sendiri mengatakan dari semua orang yang lahir dari perempuan tidak ada yang lebih tinggi, lebih besar daripada dia. Ini adalah orang yang spesial yang dari dalam kekekalan dipakai oleh Tuhan mempersiapkan jalan untuk Yesus Kristus. Saudara akan melihat kemahiran-kemahiran dari kerohaniannya. Tetapi sekali lagi Alkitab adalah kitab yang jujur. Dia tidak saja menceritakan seluruh kebaikan-kebaikan, keunggulan dari seseorang, tetapi dia juga menceritakan mengenai defect, mengenai dosa, mengenai kelemahan dari seseorang. Membuat kita semua tidak minder, tidak excuse. Alkitab dengan jelas menyatakan mereka semua adalah orang berdosa. Yohanes Pembaptis, pejuang iman itu suatu hari berada di dalam penjara, dan kemudian dia goyah imannya. Dia memanggil murid-muridnya, “Tanyakan kepada Yesus Kristus apakah Dia sungguh-sungguh Kristus yang kami nantikan ataukah aku harus menunggu yang lain?” Yohanes Pembaptis adalah manusia biasa. Setiap hamba Tuhan, sehebat, segagah apapun saja sebenarnya kita semua adalah manusia yang rapuh. Kalau Tuhan tidak menguatkan, orang tersebut akan gagal. Jikalau Tuhan tidak menopangnya, orang tersebut pasti akan terjungkal. Tetapi Yesus Kristus, dengan kelembutan hati-Nya tidak menghardik kekurangan imannya. Yesus Kristus kemudian mengatakan, “Engkau lihat tanda-tanda yang Aku buat.” Seluruh tanda itu adalah tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah yang ada di dalam Perjanjian Lama. Dan Yesus Kristus memuji Yohanes Pembaptis. Yesus Kristus tidak mematahkan buluh yang terkulai. Dia tidak membuang seseorang yang gagal. Dia menguatkan kembali satu orang yang goncang. Dia memuji Yohanes Pembaptis. Ketika saya melihat Yohanes Pembaptis, saya melihat karakter-karakternya yang agung, saya melihat bagaimana Yesus memuji dan mencintainya. Pagi ini kita akan melihat apa yang menjadi value dari Yohanes Pembaptis. Bagaimana kerohaniannya, bagaimana dia mengerti tugasnya. Beberapa hal ini:

(1) Yohanes Pembaptis adalah anak seorang imam tetapi tidak pernah memiliki kedudukan sebagai seorang imam. Secara darah dia berhak untuk menjadi imam. Bagi orang Yahudi ini adalah orang-orang penting pada waktu itu. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang menggabungkan politik dan agama menjadi satu. Orang yang menjabat sebagai imam adalah orang yang menguasai seluruh Yahudi. Dan siapa yang boleh menjadi imam? Bapaknya dan ibunya adalah harus keturunan Harun. Lukas 1:5 menyatakan Yohanes adalah anak dari Zakharia dan Elisabet. Dan kedua orang tuanya ini adalah keturunan Harun. Dia memiliki darah, kekuatan, dan hak seorang imam. Dan sebagai seorang imam dia sudah terjamin pekerjaannya. Dia memiliki masa depan yang cerah. Dia akan dihormati oleh banyak orang. Dia akan mendapatkan seluruh kemegahan Bait Suci. Dan seluruh supply dari yang ada, tersedia bagi imam dari Bait Suci yang kaya itu. Tetapi apakah Yohanes Pembaptis masuk di dalam Bait Suci menjadi seorang imam? Tidak. Dia menolaknya karena Bait Suci pada waktu itu sudah terjadi penyelewengan yang besar. Dan matanya begitu tajam, dia bisa melihat bahwa Allah sudah tidak lagi ada di Bait Suci. Allah yang membangun Bait Suci adalah Allah yang sudah tidak lagi ada dalam Bait Suci. Ini adalah suatu prinsip yang penting dan vital sekali. Pada waktu GRII Karawaci dibangun dan ketika e soft opening, maka kotbah saya pertama kali pada waktu itu adalah Allah dan Bait Allah. Saya mulai menyadari bahwa Bait Allah adalah kehendak hati Allah untuk membangun. Tetapi setelah berjalannya waktu, maka Allah itu keluar dari bait-Nya yang Dia sendiri ingin untuk dibangun. Ini sesuatu kecelakaan yang besar! Nanti suatu hari Tuhan akan memberikan kepada kita gedung gereja. Kita berdoa, kita bersyukur dari gereja itu dibangun. Kita menikmati Allah yang hadir. Kita mulai bisa tenang untuk bersekutu dan melayani di sana. Tetapi hati-hatilah. Berapa puluh tahun atau berapa tahun kita tidak tahu, mungkin saja Allah itu keluar dari Bait Suci.

Mata kita harus tajam. Yohanes Pembaptis matanya tajam. Apa yang terpenting di dalam hidup Yohanes Pembaptis? Bukan agama, ritual, kenyamanan hidup, atau jaminan masa depan. Yang paling penting dalam hidup Yohanes Pembaptis adalah penyertaan Tuhan. Ini yang kita harus belajar. Kalau itu tidak ada, Bait Suci sehebat apa pun saja tinggalkan itu. Tetapi Yohanes Pembaptis pergi ke tempat di mana Tuhan mengutus yaitu ke padang gurun, sama seperti Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun. Pada kasus Yesus Kristus maka Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai, tetapi Yohanes Pembaptis dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk berkotbah. Siapa yang mau mendengarkan dia? Dan apakah kotbahnya enak? Tidak! Kotbahnya apa? Bertobat engkau! Dan ada orang yang datang kemudian dia hardik, “Engkau pikir kalau engkau datang, engkau akan diampuni sama Tuhan? Bertobat engkau! Engkau harus meninggalkan dosamu.” Apakah kalimat-kalimatnya enak dan mudah untuk dicerna serta menghibur hati? Tidak! Apakah dia kekurangan audience? Tidak! Karena Allah di surga memiliki umat pilihan-Nya sendiri yang siap mendengarkan kalimat-Nya setajam apa pun. Dia akan membangkitkan segelintir umat, mungkin tidak banyak, tetapi yang mau mencari kalimat dari Allah. Roh Kudus akan berbicara kepadanya, “Ini sulit tetapi benar. Ini sesuatu yang harus aku dengar.”

Yohanes Pembaptis selalu keras kepada manusia tetapi selalu lembut kepada Kristus. Dia terus berkotbah, “Bertobat! Bertobat! Bertobat!” Setiap dari kalimatnya adalah isi hati Allah yang mencintai umat-Nya. Di dalam Alkitab, saudara-saudara akan melihat Maleakhi adalah nabi terakhir dalam Perjanjian Lama dan kemudian nabi yang ada dalam Perjanjian Lama tetapi hidup di dalam Perjanjian Baru adalah Yohanes Pembaptis. Dan dari Maleakhi ke Yohanes Pembaptis ada 400 tahun masa kegelapan. Bagi saya pribadi 400 tahun masa kegelapan itu adalah jauh lebih gelap daripada Israel Utara dibuang oleh Asyur dan Israel Selatan dibuang ke Babel. Pada waktu Israel Utara dibuang ke Asyur dan kemudian diserakkan ke seluruh dunia, Tuhan masih membangkitkan nabi-nabi yang ada, salah satunya adalah Hosea. Israel Selatan dibuang ke Babel, tetapi Tuhan membangkitkan nabi-nabi bahkan ketika mereka ada di Babel, Yehezkiel diutus Tuhan untuk menemani mereka. Maka perhatikan prinsip Tuhan bekerja, semarah apa pun Tuhan kalau masih ada Firman itu adalah anugerah. Tetapi 400 tahun masa kegelapan tidak ada nabi, tidak ada satu kalimat pun dari Tuhan untuk umat-Nya. Saudara-saudara apakah tahu bahwa kemurkaan Tuhan tertinggi adalah diam? Maka kita terus minta tolong untuk Tuhan tidak melepas kita, tidak diam kepada kita. Dan setelah 400 tahun masa kegelapan itu, tiba-tiba negara Israel dipecahkan dengan satu kalimat. Satu kalimat yang menggaung kemana-mana dan diberikan kuasa Roh Kudus, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat.” Saya tadi pagi sambil nyetir sambil pikir kalimat ini. Dan kemudian hati saya itu menjadi melembut dan remuk. Saya mulai menyadari kalimat cinta Tuhan kepada kita adalah, “Bertobatlah.” Kalau Tuhan mau membalik kepada kita, kalau Tuhan itu mau mendekat kepada kita, kalau Tuhan itu mau memberikan kepada kita berkat demi berkat-Nya, kalimat yang muncul dari mulut Tuhan adalah, “Bertobatlah.”

Empat ratus tahun Tuhan sudah diam. Bisa bayangkan sekarang orang umat Tuhan itu pikir, “Oh lebih baik Tuhan itu diam daripada menyerang saya seperti ini.” Tetapi bagi anak-anak Tuhan, kita tahu diam itu artinya ditinggalkan. Ketika Dia keras itu artinya cinta. Itu adalah kalimat Yohanes Pembaptis. Tidak mudah, tetapi kalau kita mengerti rahasia spiritualitasnya, maka ini adalah kalimat cinta Tuhan. Ketika Dia berkata, “Bertobatlah,” saudara boleh artikan “Aku mencintai engkau, mendekatlah kepada-Ku.” Dan ini adalah kalimat Tuhan untuk orang Israel yang sudah ditinggalkan oleh Tuhan. Yohanes Pembaptis keras sekali. Baik di padang gurun sampai di istana raja. Dan terus menerus dia menegur dosa sampai di istana raja, maka Herodes Antipas dan kemudian Herodias dan anaknya memenggal kepalanya. Kalau melihat ayat-ayat itu saya ngeri. Ngeri bukan karena dipenggal kepalanya, tetapi di dalam Alkitab ada raja-raja yang pernah mendengar Yohanes Pembaptis dan juga mendengar Paulus, ini dua raja yang berbeda, maka saudara-saudara di dalam Alkitab dikatakan mereka suka mendengar nabi atau rasul itu. Kalimat-kalimat yang keras dari mimbar bisa membuat saudara addict. Tetapi yang paling penting bukan saudara menyukai kalimatnya. Yang paling penting adalah apakah mau taat atau tidak. Kotbah kalau bagus pun itu adalah dari Tuhan. Tetapi apakah engkau dan saya bertobat? Yohanes Pembaptis tidak pernah kompromi. Dia terus bicara, “Bertobatlah! Bertobatlah!” Sampai kemudian kalimat itu dibayar dengan kepalanya.

(2) Yohanes Pembaptis seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Alkitab menyatakan dipenuhi dari sejak kandungan ibunya. Tetapi Alkitab menyatakan dia tidak pernah membuat satu mujizat pun. Apakah dia hamba Tuhan yang sejati? Ya. Tetapi apakah dia membuat mujizat? Alkitab mengatakan tidak, satu pun tidak. Banyak sekali pengajaran yang mengatakan kalau ada Roh Kudus pasti ada mujizat yang terlihat. Alkitab menyatakan tidak. Kalau ada Roh Kudus, pasti ada cinta akan kekudusan, ada kebenaran yang diberitakan. Alkitab mengatakan Yohanes Pembaptis tidak melakukan satu mujizat pun, tetapi apa yang dikatakannya tentang Kristus adalah benar. Biarlah kita boleh mengerti dan minta terus menerus dipenuhi dengan Roh Kudus. Di dalam Alkitab ada dua hal yang berbeda, lahir baru itu adalah dibaptis di dalam dan oleh Roh Kudus, tetapi dipenuhi oleh Roh Kudus adalah hal yang berbeda. Orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani Tuhan seumur hidup. Dan setiap orang yang melayani Tuhan biarlah kita minta kepada Tuhan untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Karena hanya dengan dipenuhi oleh Roh Kudus maka pelayanan kita memiliki kuasa. Tetapi apa tanda seseorang yang dipenuhi Roh Kudus, apakah itu mujizat? Itu bukan tanda kesejatian. Kadang Roh Kudus memberikan mujizat yang terlihat oleh mata tetapi terkadang tidak. Tetapi Alkitab mejelaskan kepada kita orang yang dipenuhi Roh Kudus:

Hal pertama, dia akan mencintai kesucian. Mencintai kesucian berbeda dengan tidak pernah berdosa. Orang yang dipenuhi Roh Kudus, dia bisa berdosa, dan ketika dia berdosa dia akan tertunduk, dia akan malu, menyesal, sungguh-sungguh meratap, dan akan meminta kepada Tuhan untuk mengangkat dia kembali dalam kesucian. Seperti Petrus dan Daud, yang sudah melakukan satu dosa yang besar tetapi dia menginginkan kesucian Tuhan ada pada dirinya karena tanpa kesucian tidak mungkin seseorang bisa melihat Allah dan bisa berjalan bersama dengan Allah. Itu artinya bahwa di dalam isi hati yang terpenting adalah pribadi Allah dan berjalan bersama dengan Dia. Kalau saudara melihat Saul, maka saudara mungkin akan mengukur dosa Saul lebih sedikit daripada dosa Daud. Tetapi kita bisa melihat Saul tidak mencintai kesucian, sedangkan Daud mencintai kesucian.

Hal kedua, hatinya berkobar dengan api untuk berbicara mengenai Yesus Kristus. Roh Kudus ketika bekerja selalu akan memikirkan Yesus Kristus. Roh Kudus tidak pernah berbicara dari diri-Nya sendiri. Roh Kudus tidak pernah akan menyatakan keunggulan diri-Nya sendiri, Dia akan menyembunyikan diri dan memunculkan Kristus di depan. Dan itu akan menghasilkan karakter Kristiani yang sangat indah. Maka dari mulut Yohanes Pembaptis dia bisa mengatakan, “Yesus harus semakin bertambah dan aku harus makin berkurang. Aku membuka tali kasut-Nya pun tidak layak.” Ini adalah orang yang dipenuhi Roh Kudus karena memproklamasikan Kristus dan melihat Kristus itu begitu mulia.

Hal ketiga, kuasa untuk memproklamirkan pertobatan. Dia tidak akan memiliki teman banyak tetapi dia tahu teman sejatinya adalah Roh Kudus. Dia berbicara dengan berani, tajam mengenai dosa, dia mau untuk membasmi seluruh dosa di hadapan matanya. Dia tidak memperhitungkan relasi tetapi dia memperhitungkan kesucian Allah. Ini adalah tanda dari orang yang dipenuhi Roh Kudus. Biar kita minta Tuhan memenuhi kita dan minta Tuhan memberikan pelayanan yang semakin lama semakin maju dalam hidup kita. Minta Tuhan memberikan api Roh Kudus dalam hidup kita. Orang yang dipenuhi Roh Kudus di dalam tulangnya ada api yang membara yang tidak bisa ditutupnya. Meskipun dia sulit, tapi dia akan berbicara tentang Kristus dan juga tentang kerajaan-Nya yang harus ditegakkan di tengah-tengah dunia.

(3) Yohanes Pembaptis disebut oleh Yesus Kristus nabi yang paling besar, tetapi selalu menggangap dirinya paling kecil di hadapan Kristus Yesus. Perhatikan bukan saja dari karakternya, tetapi dari kalimatnya sendiri, saudara akan melihat kemahiran Yohanes Pembaptis. Dua kalimat yang utama muncul dari mulut Yohanes Pembaptis, yang pertama adalah, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat”. Kerajaan Allah adalah benang merah dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Apa tujuan Allah menciptakan dunia ini? Dan khususnya apa tujuan Allah di dalam mengirimkan nabi dan rasul dan Yesus Kristus di dalam penebusan dalam dunia ini? Yaitu untuk menghadirkan pemerintahan-Nya dan kerajaan-Nya. Itulah sebabnya Yesus Kristus pernah mengatakan kepada para murid, “Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu.” Kalimat ini belum dikatakan oleh Yesus Kristus, tetapi Yohanes Pembaptis sudah memiliki hati dari Allah Bapa sama seperti Allah Anak. Dia menginginkan adanya pertobatan untuk kehadiran kerajaan Allah. Dia mengerti esensi Perjanjian Lama, padahal di dalam Perjanjian Lama saudara tidak pernah menemukan satu kalimat Kerajaan Allah pun, saudara akan menemukan kalimat itu begitu banyak dalam Perjanjian Baru. Tetapi Yohanes Pembaptis melihat seluruh Perjanjian Lama, dia tahu bahwa benang merahnya adalah Kerajaan Allah. Inti seluruh Perjanjian Lama adalah kehadiran Kerajaan Allah, itu adalah inti dari kehendak Allah. Tetapi bukan itu saja, kalimat yang kedua, yang membuat dia melebihi daripada seluruh nabi adalah dia mengatakan kepada semua orang di depannya ketika Yesus Kristus sedang berjalan dan dia berada di depan daripada murid-muridnya dan dia berseru, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menebus dosa dunia.” Ini luar biasa mahir. Ini adalah orang yang disebut sebagai the great reductionist, orang yang membaca ribuan halaman lalu kemudian bisa menyimpulkan dengan satu kalimat dan menunjuk kepada seseorang yang tepat. Oh ini luar biasa anugerah dari Tuhan. Menemukan satu bentuk satu kalimat yang tepat di dalam teologia kalau itu hasil dari pergumulan rohani itu anugerah besar. Banyak orang mengatakan teologia itu tidak penting. “Bertobatlah! Kerajaan Allah sudah dekat.” Bukankah itu teologia kerajaan Allah? “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus isi dosa dunia.” Bukankah itu teologia berkenaan tentang domba Paskah, dari Perjanjian Lama sejak Adam sampai Maleakhi?

Yohanes Pembaptis membaca, apa yang dipotong oleh Adam, apa yang dinantikan oleh Nuh, apa yang dimaksud berjalan bersama dengan Allah oleh Henokh, apa yang menjadi janji-janji kepada Abraham, Ishak dan Yakub dan kemudian ke Musa. Tuhan menyatakan kepada Musa seluruh hukum-Nya dan membentuk ritual agama Yahudi dan kemudian diajarkan kepada rakyat-Nya dan kemudian Yosua masuk ke tanah perjanjian. Di tanah yang asing itu kemudian seluruh ritual itu dilakukan. Dan kemudian Tuhan membangkitkan hakim-hakim, Daud, dan Salomo. Tuhan menuliskan di dalam Alkitab, Ayub mengatakan, “Aku tahu bahwa penebusku itu hidup.” Dan Tuhan membangkitkan nabi-nabi, 12 nabi kecil dan empat nabi besar dan semuanya berbicara untuk umat Israel memegang perjanjian yang Tuhan katakan. Satu per satu bagian itu dibaca oleh Yohanes Pembaptis dan kemudian dia menyimpulkan satu kalimat ini yang paling penting dari seluruhnya adalah Kristus, Anak Domba itu. Ketika Yesus datang, tidak ada satu orang pun tahu bahwa itu adalah Kristus. Ini adalah anak Yusuf dan Maria, ini adalah tukang kayu, ini orang biasa saja. Yohanes Pembaptis sudah sangat terkenal, sudah begitu banyak orang yang mulai mengikut dia. Alkitab mengatakan dia sendiri memilki begitu banyak murid. Tetapi ketika Yesus berjalan dan mata Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus langsung bekerja dalam dirinya mengingat seluruh Perjanjian Lama lembar demi lembar, dan kemudian memfokuskan kepada satu pribadi itu. Satu pribadi yang dinanti oleh Abraham, Ishak, Yakub, Yesaya, Musa, siapa pun saja dan kemudian dia mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah.” Luar biasa sekali. Daud menuliskan di dalam kitab Mazmur begitu banyak tentang Yesus Kristus, tetapi dia tidak pernah melihat. Mikha menuliskan bahwa Dia akan muncul dari Betlehem. Yesaya menuliskan bahwa nama-Nya itu Immanuel. Daud menuliskan bahwa Dia akan mati di tengah-tengah kuburan orang kaya dan tulangnya tidak akan dipatahkan. Seluruh nabi melihat dari jauh dan mengharapkan hari itu. Tetapi mata pertama yang melihat-Nya adalah mata Yohanes Pembaptis. Itulah sebabnya Yesus mengatakan demikian, dari semua nabi yang paling besar adalah Yohanes Pembaptis. Karena yang lain berharap, Yohanes Pembaptis melihat. Tetapi Yesus Kristus juga mengatakan tetapi yang paling kecil dari anak-anak Kerajaan Allah yaitu kita lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Apa artinya?Karena Yohanes Pembaptis mati terlebih dahulu sebelum Yesus menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kita yang mengerti keseluruhan ceritanya, kita yang mengerti seluruh yang Yesus itu kerjakan. Sehingga Yesus Kristus mengatakan di antara seluruh nabi, Yohanes Pembaptis yang paling besar, tetapi di antara seluruh anak-anak Tuhan terkecil pun, maka lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Ini bukan bicara mengenai karakter. Ini bukan bicara mengenai keberanian. Ini bukan bicara berkenaan dipakai oleh Tuhan seberapa. Besar atau kecil di hadapan Allah adalah seberapa kita bertumbuh mengenal pribadi Dia dan pekerjaan-Nya.

Yesus mengatakan Yohanes Pembaptis adalah nabi yang besar, tetapi karena dia dipenuhi oleh Roh Kudus dia mengerti bagaimana berespon kepada Yesus Kristus. Dia selalu menganggap dirinya kecil di hadapan Yesus Kristus. Sebenarnya bukan menganggap dirinya kecil, tetapi memang sungguh-sungguh kecil. Ini adalah satu ciri dari orang yang dipimpin oleh Tuhan, dipimpin oleh Roh Kudus. Orang tersebut bisa melihat kemuliaan Yesus Kristus bahkan ketika Yesus Kristus direndahkan. Dan kemudian ketika Yesus Kristus dilihat mulia maka dirinya sadar bahwa begitu kecil. Dia tidak sedang merendahkan dirinya, dia menyadari kerendahannya. Dia bukan rendah hati tetapi dia memang sungguh-sungguh rendah. Sama dengan Yohanes Pembaptis ketika bertemu dengan Yesus Kristus, dia mengatakan, “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Dia mengatakan, “Dia harus semakin bertambah aku semakin berkurang.” Itu bukan kalimat kerendahan hati. Itu adalah respon yang seharusnya dari seorang manusia. Dan dia menyadari dirinya ketika seseorang itu tanya kepada dia apakah engkau Mesias yang kami tunggu? Dan kemudian Yohanes Pembaptis mengatakan dengan suara keras, “Aku bukan Mesias, tetapi aku yang menyiapkan jalan itu. Aku bukan mempelai pria, aku adalah pendamping mempelai pria.” Saya suka sekali dengan kalimat itu karena kalimat mempelai pria dan relasinya dengan mempelai wanita adalah bicara mengenai Kristus dan jemaat-Nya. Hamba-hamba Tuhan itu adalah hanya orang yang membuat mempelai wanita mengetahui siapa mempelai pria. Mempelai pria itulah sumber kehidupan, cinta dan terang. Dan yang dibutuhkan mempelai wanita adalah mempelai pria, bukan pendampingnya. Biarlah semua orang yang melayani, guru sekolah minggu atau pembina remaja, atau hamba Tuhan atau apapun saja, kita mendidik jiwa kita dengan prinsip Yohanes Pembaptis ini. Bahwa yang terpenting dan satu-satunya yang harus diketahui oleh seluruh orang di bawah kita adalah mempelai pria. Dan ketika Yohanes Pembaptis mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Lalu ada dua murid Yohanes Pembaptis yang inging meninggalkan Yohanes dan mengikut Yesus dan Yohanes Pembaptis mempersilakannya. Yang paling penting adalah bukan dirinya, yang paling penting adalah orang di bawah kita mengenal Yesus Kristus. Dan kedua murid itu adalah Andreas dan Yohanes. Yohanes Pembaptis mengetahui dirinya hanya pembuka jalan. Setiap kali ada kalimat “pembuka jalan” saya ingat tempat-tempat di Indonesia yang belum ada jalannya, berhutan. Pemerintah kemudian mengirimkan satu company untuk membuka jalan, menebang pohon-pohon dan kemudian berusaha untuk menyusun batu-batu untuk membuat sebuah jalan dan kemudian menggunakan bulldozer bolak-balik, berbulan-bulan untuk meratakan tanah itu. Dan setelah jalan itu selesai, Presiden kemudian datang untuk meresmikannya, dan banyak anak-anak serta orang-orang dewasa melambai-lambaikan bendera merah putih di sebelah kanan dan kirinya. Tidak ada supir bulldozer mendapatkan bendera itu. Kita hanya pembuka jalan bagi orang-orang supaya mereka boleh mengenal Kristus. Yang paling penting adalah pribadi Yesus Kristus dan bukan kita. Dan itu adalah jiwa Yohanes Pembaptis. Saudara-saudara kiranya Tuhan boleh mendidik kita dengan jiwa hamba-hamba Tuhan. Kiranya Kristus makin utama dan kita makin berkurang.


Nehemia 1:1-7; Nehemia 2:1-5
 
 

Matius 26:20-25; Matius 26:47-50; Matius 27:1-5
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more