Amos 1:1
Hari ini kita akan bicara mengenai satu topik yaitu Firman penghakiman. Allah kita adalah Allah yang kasih, Allah yang adil, dan Allah yang benar. Alkitab dengan jelas juga menyatakan Allah kita adalah Allah yang murka. Orang Kristen tidak pernah boleh untuk memilih bagian-bagian ayat Alkitab tertentu saja. Kita harus mengenal Allah yang sejati, yang menyatakan diri apa adanya di dalam Alkitab. Banyak orang Kristen menyatakan Allah itu kasih. Jelas Allah itu kasih. Tetapi sangat sedikit orang Kristen yang menyatakan Allah itu murka. Di dalam Alkitab ada kalimat-kalimat yang jelas sekali tentang kemurkaan dan kemarahan Allah. A.W. Pink menyatakan, kalau engkau memperhatikan Alkitab seluruhnya, Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, engkau akan menemukan kalimat-kalimat penghakiman Allah jauh lebih banyak daripada kalimat cinta Tuhan. Bahkan di dalam kalimat-kalimat yang kelihatannya seperti berkat, maka banyak orang Kristen tidak memperhatikan sebenarnya di dalam kalimat berkat itu juga ada penghakiman. Yohanes 3:16 Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga dikaruniakan Anak-Nya yang tunggal sehingga setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan peroleh hidup yang kekal. Bukankah ini kasih Allah? Bukankah ini kalimat berkat? Tetapi saudara teruskan kalimat ini. Yohanes 3:18, “Barangsiapa percaya kepada-Nya ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” Berapa orang yang memperhatikan kalimat-kalimat seperti ini? Berapa orang yang ditipu pendengaran dari hamba-hamba Tuhan yang ngawur? Banyak hamba-hamba Tuhan yang selalu ingin menghibur saudara-saudara. Kita tidak boleh menjadi hamba Tuhan seperti itu. Saudara tidak boleh menjadi pemimpin KTB atau guru sekolah minggu seperti itu. Saudara mesti menyatakan segala sesuatu yang Alkitab katakan. Alkitab dengan jelas mengatakan berkat Tuhan dinyatakan kepada dunia melalui Yesus Kristus, tetapi juga murka Allah akan dinyatakan di dunia ini melalui ketidakpercayaan kepada Yesus Kristus. Ini adalah kebenaran yang sejati.
Kalimat-kalimat penghakiman di dalam Alkitab jauh lebih banyak daripada kalimat-kalimat berkat. Bukan saja di dalam Perjanjian Lama tetapi juga dalam Perjanjian Baru. Kalau saudara-saudara meneliti Perjanjian Lama, maka ada 16 kitab nabi, enam belas nabi, maka saudara akan menemukan nabi-nabi itu semuanya 90% bicara mengenai penghakiman, 10% bicara mengenai berkat. Banyak orang-orang Karismatik liar menyatakan saat ini adalah zaman apostolik. Mereka mengatakan saya adalah nabi, saya adalah rasul. Ketika mereka mengatakan mereka nabi, mereka rasul, saya mau tanya darimana mereka bisa mengatakan rasul dan nabi. Dan bagaimana kita harus menguji rasul dan nabi tersebut. Banyak sekali nabi-nabi yang berkeliaran di gereja-gereja. Saya sendiri sudah bertemu dengan beberapa di antara mereka pada waktu saya muda. Mereka mengatakan diri mereka nabi dan kemudian bernubuat. Pada waktu saya muda saya tidak terlalu tahu Alkitab. Oh ini adalah nabi dari Tuhan, dan mereka memberikan nubuatan yang baik, satu cinta kasih dari Tuhan, berkat. Sampai kemudian saya meneliti bagian-bagian Alkitab, saya menemukan hal ini. Apa ciri khas dari nabi yang sejati? Bukan kalimat berkat tetapi kalimat penghakiman. Bahkan itu sejak dari zaman Yeremia. Saudara akan menemukan Yeremia memberikan penghakiman, bahwa seluruh Israel akan dihancurkan oleh Babel. Tetapi ada nabi yang melawan dia. Nabi Hanania mengatakan Israel akan mendapatkan berkat dan bukan penghakiman. Maka Yeremia mengatakan, “Amin, amin, aku harap perkataanmu terjadi. Tetapi engkau harus tahu Hanania, kalau nabi-nabi itu mengungkapkan sesuatu yang positif, yang berkat, kalau itu sungguh-sungguh terjadi, baru nabi itu adalah asli.” Yeremia kemudian mengatakan, “Tidakkah engkau tahu nabi-nabi dibangkitkan oleh Tuhan dengan kalimat penghakiman?” Kalau saudara melihat setiap nabi, apakah itu Amos, Habakuk, Hosea, Yeremia, Yehezkiel, atau siapa pun saja, saudara akan melihat, seandainya mereka menulis 10 pasal, maka saudara akan menemukan kalimat penghakimannya itu 8-9 pasal. Kalau mereka memiliki 30 pasal, maka kalimat penghakimannya itu ada 25-26 pasal dan bahkan kadang lebih. Apakah saudara tahu nabi yang sejati itu dibangkitkan Tuhan tujuannya bukan untuk menghibur Israel, tetapi untuk memperingatkan Israel dengan kalimat-kalimat penghakiman dengan murka Allah, dengan kutukan Allah? Saudara selalu berpikir kalau yang mengutuk itu adalah orang yang jahat, kalau orang keras itu berarti tidak ada cinta kasih. Tetapi di dalam Alkitab dengan jelas mengatakan Roh itu adalah Roh yang suci dan Roh yang suci itu adalah Roh yang akan menghanguskan seluruh dosa. Dia adalah Allah yang tidak bisa dipermainkan oleh dunia dan umat-Nya. Sekarang kita akan melihat secara keseluruhan benang merah dari Amos dan apa yang ada di dalam pikirannya ketika bicara mengenai Firman, Firman penghakiman. Saya akan bicara mengenai lima hal dan saudara akan bisa melihat keseluruhan daripada kitab Amos.
Pertama,Amos menyatakan Firman penghakiman yang datang pada waktu Israel Utara berada pada zaman yang paling makmur. Ini tidak terduga oleh seluruh rakyat, juga oleh raja. Orang Israel pada waktu itu makmur. Bukankan kalau makmur artinya Tuhan memberkati? Pada waktu itu maka orang Israel Utara memiliki satu tanah dan keuangan yang paling stabil sejak zaman Salomo. Raja Israel, monarki Israel, Saul, Daud, Salomo. Setelah Salomo, maka kerajaan ini pecah menjadi Israel Utara dan Israel Selatan, Yeroboam dan Rehoboam. Sesudah pecah, mereka menjadi negara yang kecil, yang tidak ada artinya sama sekali, militernya tidak kuat, keuangannya tidak ada, sampai satu masa, mereka menjadi dua negara yang kuatnya luar biasa lagi. Dan ketika digabung, maka kekuatan ini persis sama seperti monarki Salomo. Kapan waktu itu? Jamannya Amos, yaitu zaman Yeroboam II di Israel Utara dan raja Uzia di Israel Selatan. Itulah sebabnya kitab ini dimulai dengan kalimat adalah “pada zaman Uzia,Raja Yehuda dan zaman Yeroboam anak Yoas, Raja Israel Utara.” Kalimat Ini bukan cuma data, ini mau bicara saat ini makmur, saat ini kuat militernya. Tetapi pada saat itulah Tuhan marah. Pada saat itulah penghakiman Allah nyata. Pada saat itulah Allah melihat dosa yang besar.
Apa yang kita bisa pelajari dari semua ini? Banyak dari kita berpikir, kalau saya banyak uang, sukses, maka Tuhan itu sedang baik sama saya. Jangan berpikir fenomena, jangan berpikir cuma tampilan luar saja. Di saat-saat seluruhnya baik, saudara lihat apakah ada dosa di dalam keluargamu? Apakah ada dosa yang kita terus pegang di hadapan Tuhan dan tidak mau mengaku? Apapun dosa itu, apakah hati nurani kita menuduh kita atau tidak? Jangan kita terus menerus berpikir berkenaan dengan sesuatu yang sifatnya fenomena. Kalau lancar berarti Tuhan sertai, kalau tidak lancar berarti Tuhan tidak sertai. Kalau kaya berarti Tuhan berkati, berarti Tuhan tidak marah kepadaku. Pada saat Amos berbicara dengan keras, Allah itu marah pada saat mereka paling makmur. Ini adalah sesuatu hal yang sering menipu diri kita. Di dalam point yang pertama ini, maka Tuhan mendidik kita untuk melihat secara intinya. Kita semua diberikan oleh Allah fungsi sebagai raja, imam, dan juga nabi. Sebagai fungsi dari nabi artinya kita melalui Firman, kita bisa mengerti inti, mengerti dalam, mengerti nomena. Nabi Samuel, ketika diberitahu oleh Tuhan, Aku akan membangkitkan raja yang menggantikan Saul, kemudian pergi ke rumah Isai. Kemudian Isai mengumpulkan anak-anaknya, yang paling tua paling gagah, lalu Samuel berpikir, ini yang cocok jadi raja. Tetapi Tuhan selalu mengatakan, “Samuel, engkau melihat wajah, engkau melihat muka, Aku melihat hati.” Apa yang Tuhan ajarkan kepada kita? Di tempat yang lain Yesus pernah mengatakan, “Engkau harus hati-hati karena banyak gembala-gembala itu adalah serigala berbulu domba.” Apa yang kita pelajari? Kelihatannya adalah domba, dalamnya adalah srigala. Seluruh kalimat ini mau mengatakan satu hal, umat Allah lihatlah nomena, lihatlah di bawah permukaan, jangan di atasnya saja. Kalau kita melihat di atasnya, itu adalah orang yang tidak bijaksana. Di tempat yang lain, Yesus Kristus pernah mengatakan demikian,”Engkau jangan jalan di tempat yang lebar dengan pintu yang luas itu, tetapi jalanlah di tempat yang sempit itu.” Di tempat yang lain Alkitab mengatakan, “Ada jalan yang disangka lurus tetapi ujungnya itu maut.” Seluruh kalimat ini mau mengatakan apa? Satu hal. Jangan lihat fenomena, lihat nomena. Hanya nabi yang mampu melihatnya dan kita semua mendapatkan fungsi nabi bukan jabatan nabi. Dengan Firman dan ketaatan kepada Tuhan, kita bisa membedakan. Kita tidak bisa, tidak boleh mengukur hidup kita hanya berdasarkan apa yang aku dapatkan sekarang. Kalau aku kurang, maka Tuhan itu jauh. Kalau aku itu sedang berkelimpahan, maka Tuhan itu dekat. Sekali lagi, zaman Amos adalah zaman yang paling berkelimpahan tetapi Tuhan itu murka.
Kedua,Firman penghakiman itu adalah untuk umat Allah dan khususnya untuk Israel Utara. Kalau kita berpikir Tuhan menghakimi seluruh bangsa, aku umat-Nya, aku adalah orang yang dicintai sama Tuhan, Tuhan tidak mungkin marah kepadaku, saudara salah. Alkitab dengan jelas menyatakan Tuhan itu menghakimi bangsa-bangsa dan Tuhan juga menghakimi Israel. Kalau memperhatikan struktur tulisan Amos, maka saudara-saudara akan menemukan satu sindiran yang luar biasa dari Allah. Sesuatu yang menusuk dalam Israel Utara, sesuatu yang cynical. Perhatikan Amos 1. Amos adalah nabi yang ditentukan Tuhan untuk Israel Utara. Israel Utara pada waktu itu memiliki banyak musuh, Damsyik, Gaza, Tirus, Edom, bahkan Israel Selatan, Yehuda pun menjadi musuhnya. Perhatikan satu prinsip ini. Sebelum menghardik Israel Utara, ternyata Allah itu menghardik daripada musuh-musuh Israel Utara. Lihat baik-baik Amos 1:3, Beginilah Firman Tuhan:“Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.” Ayat 6, Beginilah Firman Tuhan: “Karena tiga perbuatan jahat Gaza, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.” Ayat 9, Beginilah Firman Tuhan: “Karena tiga perbuatan jahat Tirus, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.” Ayat 11, Beginilah Firman Tuhan: “Karena tiga perbuatan jahat Edom, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.” Saya akan memberitahu kepada saudara-saudara, apa yang terjadi. Amos diutus oleh Tuhan kepada Israel (Israel berarti Israel Utara, kalau Israel Selatan ditulis Yehuda). Amos berkotbah bukan untuk Damsyik, bukan untuk Gaza, jadi pendengar Amos adalah Israel Utara saja. Sekarang saudara bisa bayangkan, Amos datang ke kumpulan orang Israel Utara dan kemudian dia mengatakan, Beginilah Firman Tuhan: “Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik keputusan–Ku, Aku akan mengirik mereka dengan besi.” Maka ini adalah kalimat-kalimat penghakiman untuk Damsyik, di depan umat Israel Utara. Apa yang terjadi? Orang Israel Utara akan tepuk tangan, puji Tuhan, Tuhan itu besar, Tuhan menghancurkan musuh-musuh kami. Kemudian Amos mengatakan, “Karena tiga perbuatan jahat Gaza, maka Aku akan menghancurkan Gaza.” Puji Tuhan, Amin. Dan demikian seterusnya, Tirus and Edom, Amon, Moab, dan kemudian Yehuda. Yehuda adalah lawan daripada Israel Utara. “Ini adalah tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat. Aku akan melepaskan api,” demikian kata Tuhan. Maka Israel Utara, semuanya bertepuk tangan, amin. Tetapi sebenarnya, semua kalimat itu adalah pembukaan Allah untuk terakhirnya secara panjang lebar sekarang Allah menghakimi Israel Utara.
Saudara akan lihat, dari Amos pasal pertama dan kedua, semua negara yang tadi saya sebutkan hanya tiga sampai empat ayat saja penghakimannya, tetapi begitu Amos 2:6, Beginilah Firman Tuhan: “Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.” Sekarang seluruh audience kaget. Tadi Gaza, Moab, Yehuda yang berdosa, tetapi semuanya adalah cuma pembukaan yang singkat, sebenarnya Firman penghakiman yang Tuhan maksudkan adalah mematikan Israel Utara. Menakutkan saudara-saudara. Ini sesuatu yang cynical yang Tuhan buat. Saudara pikir bahwa orang lain itu lebih cocok untuk dihakimi lebih daripada kita? Ini menakutkan. Saudara-saudara, kita adalah umat pilihan Allah, adalah benar. Kita tidak ada kelayakan untuk dikasihi oleh Allah, itu benar, tetapi kita tidak pernah khusus di dalam kesucian Allah. Orang yang tidak menghormati kesucian Allah, dia pasti akan dihukum oleh Allah. Tidak ada urusan dengan apakah saudara anak Tuhan atau tidak. Tuhan harus dihormati di dalam kesucian-Nya. Sama seperti Israel, banyak orang tanya kepada saya, Tuhan punya anak emas ya? Jawabannya adalah ya, karena masalahnya Tuhan itu hanya memilih Israel, dan bukan bangsa-bangsa lain. Tetapi itu tidak berarti Israel boleh seenak-enaknya. Ketika Israel memberontak kepada Allah, merekalah yang harus dihukum, ini adalah Firman empat puluh tahun sebelum tahun 722B.C. Dan tahun 722B.C. apa yang terjadi? Israel Utara akhirnya dihancurkan oleh Asyur. Saudara perhatikan, ini adalah perkataan Tuhan yang tidak pernah main-main. Allah itu tidak pernah berbohong. Dia mengirim Amos 40 tahun sebelum masa penghakiman, memberikan kesempatan Israel Utara untuk bertobat. Tetapi Israel tetap tidak bertobat. Dan kemudian Allah menghancurkan mereka, 40 tahun setelah kalimat ini ada. Tidak ada spesial dari bangsa yang tidak menghargai daripada kesucian Allah. Ini adalah sesuatu yang kita sebagai gereja harus pegang. Kita adalah orang yang tidak layak, yang dikasihi secara khusus, jawabannya adalah benar. Kristus itu mati untuk orang-orang pilihan-Nya. Kristus mati bukan secara efektif untuk semua orang di dunia, Kristus mati bagi semua orang di dunia, tetapi secara efektif hanya bagi anak-anak Allah yang sudah dipilih sebelum dunia dijadikan, itu namanya predestinasi. Karena itu, kita dipilih maka kita itu spesial, dikasih oleh Allah, tetapi tidak berarti kita spesial lalu bisa mempermainkan anugerah Allah. Semua orang yang mempermainkan anugerah Allah akan dihakimi oleh Allah. Saudara akan menemukan bahwa Israel Selatan dan Israel Utara, orang-orang dipilih, bangsa pilihan, demikian kata Firman Tuhan, dua-duanya akhirnya dihancurkan. Persis seperti Tuhan menghancurkan Moab. Persis seperti Tuhan menghancurkan Damsyik.
Ketiga,Firman Tuhan penghakiman yang datang itu adalah Firman yang menegur dosa pribadi, personal. Lihatlah Amos 4: 1-3, “Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah ke mari, supaya kita minum-minum! Tuhan ALLAH telah bersumpah demi kekudusan-Nya: sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan. Kamu akan keluar melalui belahan tembok, masing-masing lurus ke depan, dan kamu akan diseret ke arah Hermon, demikianlah firman TUHAN.” Melihat ini, apa yang saudara-saudara pelajari? Saya akan berikan latar belakangnya, siapa lembu-lembu Basan? Itu adalah sebutan bagi istri-istri yang makmur, yang gemuk dari orang-orang kaya pada waktu itu. Ini adalah orang-orang yang menggemukkan dirinya, orang-orang yang pesta ke sana ke mari, tetapi tidak memperhatikan, tidak gracious kepada orang yang membutuhkan, orang miskin. Orang ini dengan kekayaannya bahkan menyerang orang miskin. Tidak ada cinta kasih. Dan perhatikan, kalimat Amos ini adalah kalimat personal. Tuhan itu kalau menegur kita, itu personal. Kalau saudara menemukan satu gereja atau satu hamba Tuhan, siapa pun itu, kemudian dia menggunakan kalimat-kalimat yang ternyata itu menjadi personal bagi kita, kita mesti menyadari bahwa itu adalah sangat mungkin hamba Tuhan yang sejati.
Saya akan memberikan satu contoh yang sungguh-sungguh terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Ada seorang hamba Tuhan yang ketika di mimbar, dia berkhotbah berkenaan dengan dosa greedy. Hamba Tuhan ini mengatakan, “Saya membaca di koran, ada orang kaya yang membuat pesta ulang tahun cucunya (pada waktu itu puluhan tahun yang lalu) harganya total satu milyar. Ini adalah pemborosan!” Itu adalah ilustrasi khotbahnya yang dia lihat di koran. Dia tidak tahu bahwa yang membuat party itu adalah penatua, majelis di tempat itu, karena dia adalah hamba Tuhan baru di gereja itu. Ini cerita sungguh-sungguh terjadi di Surabaya. Setelah dia selesai berkhotbah, penatua itu minta seluruh pengurus membawa hamba Tuhan ini disidang, dan harus minta maaf kepada dia. Itulah manusia. Kalau saya berbicara kepada saudara-saudara, “Kita harus bertobat, kita semua berdosa!” Semuanya akan mengatakan, “Amin.” Semua tidak ada masalah dengan kalimat itu. Tetapi kalau saya berbicara seperti ini, “Kenapa engkau hanya tiga orang di rumahmu, mobilmu empat? Itu greedy!” Saudara bisa terima? Itu mulai personal. Kalau saya tanya, “Kenapa engkau habiskan uangmu untuk beli jajan-jajan yang tidak perlu? Engkau pakai untuk beli baju, engkau pakai untuk segala sesuatu yang kamu sudah punya di rumah, tetapi engkau tidak mau berikan untuk Tuhan, bahkan engkau tidak memberikan perpuluhan?” Saudara mulai tersinggung. Saudara mulai terserang. Tetapi beginilah cara kerja Tuhan.
Saya kemarin pulang ke Indonesia. Saudara tahu kalau di sin,i sebelum kita pulang, kita boleh claim pajak. Pada waktu saya masuk, antrian sudah panjang. Dan di dalamnya, 60% adalah orang China, dan kurang lebih sekitar 20% orang Indonesia. Saya ke sana adalah karena saya mau claimGST untuk vitamin titipan banyak orang. Saya pernah membeli komputer, saya memerlukan laptop itu, sampai sekarang itu saya pakai, dan kemudian saya claimGST-nya. Tetapi, ketika saya perhatikan apa yang di-claim oleh mereka, pakaian-pakaian mewah, sangat mewah, saya langsung rasa sungguh-sungguh muak. Seperti itukah manusia? Engkau tidak cukup untuk hanya mempunyai apa yang kau pakai, jas yang mahalnya luar biasa, indahnya luar biasa, bukan satu, dua. Ada orang begitu dibuka, sepatunya begitu banyak. Saudara mulai tidak suka, apa ini? Kotbah apa ini? Kalau saya tanya kenapa engkau beli baju mewah seperti itu, engkau tidak memberikan yang terbaik untuk persembahan? Kenapa engkau bisa membeli harga satu barang $2,000, engkau berikan persembahan hanya beberapa keping saja? Itu dosa! Engkau akan mengatakan kenapa dosa? Bukankah itu uang saya? Tidak! Itu adalah uangnya Tuhan. Engkau bisa terima? Tetapi saya berbicara apa adanya, itu dosa! Jangan menipu. Ketika Firman itu sampai, itu personal.
Dan sekarang saya akan memberitahu kepada saudara, kalau kita semua datang kepada Tuhan dan berdoa, saudara jangan pernah cuma berdoa, Tuhan ampuni dosaku. Kita menipu diri sendiri. Kita mesti berdoa sedetail mungkin dosanya apa. Saudara mesti berdoa, dosanya apa Tuhan? Tuhan ampuni aku, Engkau tahu, bahwa aku kemarin malam menonton video porno di kamar jam sembilan malam. Orang tuaku tidak tahu. Aku tahu Tuhan, hati nuraniku tidak suka, tetapi aku memaksa diriku dan aku jatuh dalam dosa. Saudara jangan cuma datang kepada Tuhan, terus kemudian berdoa, Tuhan ampuni dosaku. Setiap kali saya bertemu dengan seseorang yang konseling atau orang bicara kepada saya, saya tanya kepada anak muda itu, apakah engkau menjaga kesucian? Banyak orang berkamuflase. Suatu hari saya memimpin suatu retreat, dan saya memisahkan yang laki-laki dan perempuan. Kemudian saya minta kepada yang laki-laki untuk menuliskan jawaban dengan jujur di secarik kertas tanpa nama. Pertanyaan pertama, apakah engkau terlibat pornography? Pertanyaan kedua, kapan terakhir engkau melihat film porno? Kemudian saya kasih waktu setengah jam. Jujur di hadapan Allah, saya tidak akan tanya siapa namamu. Dan kurang lebih 40 laki-laki, hampir semuanya, kecuali 2 orang, 38 orang mengatakan jawaban pertama, apakah engkau terlibat daripada pornografi, jawabannya adalah tidak. Lalu kemudian kedua, terakhir kapan engkau menonton film porno, dan mereka menulis, ada yang menulis Senin lalu, ada yang menulis minggu lalu, ada yang menulis adalah beberapa hari lalu, bahkan tidak ada yang menulis, tiga atau empat bulan atau satu tahun yang lalu. Saudara mengerti point-nya? Kita sering sekali dibohongi oleh dosa, kita pikir itu adalah urusan yang sudah lama. Aku tidak terikat, sudah beres. Ada orang yang berbicara dengan saya mau bertobat. Dia dulu tidur dengan pacarnya, tetapi sekarang sudah tidak. Saya cuma tanya, “Kapan terakhir engkau tidur dengan dia?” “Sudah lama, saya tidak ingat.” “Coba pikir-pikir lagi, kapan terakhir?” Saya buat dia untuk mengerti secara detail, karena pengakuan dosa itu harus detail, dan kemudian dia mengatakan dua minggu yang lalu. Sudah lama? Tidak! Sudah ditinggalkan? Tidak! Saudara-saudara, datang kepada Tuhan dengan dosa personal, detail. Biar kita boleh mengerti ini adalah prinsip untuk pengudusan hidup kita. Saya tidak punya waktu untuk meneruskan bagian ini, kalau Tuhan pimpin maka minggu depan kita akan teruskan beberapa point. Mari kita berdoa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more