Abraham(2)

1 September 2019
Abraham(2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kejadian 12:1-2

Kejadian 12:1-2

Minggu yang lalu kita sudah berbicara berkenaan dengan satu topik ini, apa yang menjadi elemen-elemen dari iman? Seorang beriman kepada Allah yang sejati itu apa maksudnya? Kalau Alkitab mengatakan dia adalah orang yang beriman, kalau buku kesaksian mengatakan bahwa dia itu adalah seorang yang beriman kuat, apa yang ada dalam pikiran kita pertama kali? Kita selalu berpikir bahwa orang itu adalah orang yang berkomitmen, orang itu adalah orang yang berani untuk membayar apapun saja untuk Tuhan. Tetapi Alkitab mengatakan titik beratnya bukan itu.

Hal pertama, hal utama yang menjadi titik berat ketika kita berbicara mengenai iman adalah adanya anugerah Allah. Dikatakan orang yang beriman maka orang itu mendapatkan anugerah Allah, mendapatkan Firman Allah, mendapatkan belas kasihan Allah. Ketika kita mendengar bahwa orang itu adalah orang yang beriman, saudara-saudara jangan berpikir mengenai betapa komitmennya orang itu, betapa setianya orang itu, betapa kuatnya orang itu, tetapi sebaliknya, kita harus berpikir betapa besar komitmen Allah kepada orang itu. Betapa besar kasih setia Allah kepada orang itu. Betapa kuat Allah memegang orang itu. Sehingga ketika saudara-saudara melihat perempuan Siro-Fenisia yang mengejar Yesus Kristus untuk meminta pertolongan Yesus Kristus dan orang itu tidak mau pindah, tidak mau keluar, sampai Kristus memberikan berkat dan setelah Kristus memberikan berkat kepada perempuan itu maka Kristus kemudian berbicara kepada para murid-murid-Nya betapa besar imanmu ini lebih besar daripada seluruh orang Israel. Betapa besar imanmu. Perempuan ini tahu bahwa hidup atau matinya tergantung dari kasih karunia Yesus Kristus. Betapa besar komitmen Allah kepada perempuan ini. Betapa besar komitmen Allah kepada Abraham. Abraham adalah orang berdosa. Alkitab mengatakan dia adalah penyembah berhala, tidak ada yang benar dalam hidupnya. Tetapi di dalam anugerah Allah, Allah memilih orang ini. Allah menyukai, menyenangi, mencintai orang ini dan Allah kemudian memproteksi dia.

Ketika berbicara berkenaan dengan beriman kepada Tuhan itu artinya Tuhanlah yang memberikan perlindungan kepada orang tersebut. Itu berarti orang yang beriman ini membuang segala sesuatu yang melindungi dia, tidak mempercayakan dirinya kepada segala sesuatu di dalam dan di luar dirinya selain kepada Kristus Yesus. Saya akan ulangi lagi kalimat ini. Beriman kepada Tuhan artinya dia memberikan dirinya untuk dilindungi oleh Allah semata. Dia tidak memperdulikan, dia membuang segala sesuatu yang melindungi dia, tidak mempercayakan dirinya pada segala sesuatu di dalam dan di luar dirinya selain kepada Kristus Yesus. Bahkan dia tidak mempercayakan dirinya pada kejujurannya. Dia tidak mempercayakan dirinya kepada hati nuraninya yang bersih. Saudara-saudara, power of justification is always free and by faith. Saya akan berikan contoh sederhana. Sering sekali ketika saya berdoa maka saya datang di hadapan Tuhan dan kemudian saya tidak memiliki confident karena saya rasa ada sesuatu hal yang tidak beres dalam hati saya. Atau saya sudah melakukan dosa dan saya tidak memiliki confident. Sebaliknya saya sering sekali datang kepada Tuhan dan kemudian saya memiliki confident dan saya bahkan memiliki confident bahwa Dia mendengarkan doa saya karena saya tidak berbuat dosa satu minggu itu. Dan saya memelihara hati nurani yang murni. Saya bersih. Kelihatannya ini adalah sesuatu yang rohani tetapi itu adalah sesuatu yang menipu. Hati nurani yang murni memang Alkitab itu katakan kita perlu untuk menjaganya. Kesucian itu memang sesuatu yang perlu untuk kita mengejarnya. Tetapi kita datang kepada Allah diterima atau tidak diterima adalah berdasarkan hanya kepada pekerjaan Kristus Yesus yang sudah hidup, yang sudah mati dan yang sudah bangkit. Tidak pernah saya diterima oleh Allah, doa saya dikabulkan oleh Allah berdasarkan tindakan saya. Yang melindungi saya dari kemarahan Allah bukan kalau saya menjadi anak yang baik, tetapi yang melindungi saya dari kemarahan Allah adalah karena Kristus Yesus sudah mati bagi saya. Itu tidak berarti kemudian kita bisa bermain-main dengan dosa. Itu tidak berarti bahwa kita bisa take it for granted untuk segala sesuatu yang sudah Tuhan kerjakan. Itu tidak berarti bahwa kemudian saya bisa membuka video porno dan menonton sesukanya. Dan kemudian saya datang kepada Tuhan dan kemudian saya mengatakan dengan enteng bahwa Anak-Mu sudah mati bagiku, tidak seperti itu. Itu adalah penghinaan kepada anugerah Allah. Tetapi itu berarti bahwa saya datang kepada Allah, saya membuang segala sesuatu yang bisa melindungi saya seakan-akan, hati nurani saya. Saya tidak bisa bicara kepada Tuhan, Tuhan Engkau jangan marah kepadaku, Engkau lihat hati nuraniku bersih. Oh Engkau jangan marah kepadaku Tuhan karena Engkau lihat satu minggu ini saya tidak melakukan dosa, segala sesuatu itu melindungi saya dari mata Allah yang suci? Dari segala sesuatu itu saya berikan kepada Allah sebagai jasa saya? Power of justification is free. Itu adalah sesuatu anugerah yang kita terima di dalam iman. Maka ketika kita mengerti ini kita membuang segala sesuatu yang melindungi kita, tidak mempercayakan diri pada segala sesuatu di luar dan di dalam hati kita, selain kepada Pribadi Yesus Kristus.

Hal yang kedua, minggu yang lalu kita sudah bicara berkenaan dengan Abraham adalah bapak orang beriman. Abraham adalah orang beriman. Apa artinya atau apa elemen dasar dari iman yang kedua? Orang yang mendapatkan belas kasihan itu yang pertama tadi. Dan orang yang mendapatkan belas kasihan Allah itu akan dipanggil keluar oleh Allah. Dipanggil keluar oleh Allah untuk berjalan bersama dengan Allah. Dan di dalam perjalanannya orang ini akan disendirikan. Orang ini akan dibuat sendiri. Firman Tuhan yang membuat Abraham itu beriman adalah pergi, pergi dari negerimu, dari sanak saudaramu dan juga dari seisi rumah tanggamu. Firman Allah kepada Abraham bukan seperti ini: Aku mengasihi engkau, Abraham. Kamu tinggal di sini saja. Aku akan mengunjungi engkau setiap hari. Tidak. Sama sekali tidak. Firman-Nya adalah: pergi Abraham. Pergi itu artinya adalah pemisahan, itu adalah calling, panggilan untuk memisahkan diri. Panggilan yang saudara-saudara akan tahu sepanjang hidup Abraham nanti adalah panggilan yang makin hari makin dibuat sendiri. Bukan menjadi sebatang kara lalu kemudian tidak lagi punya istri, tidak lagi punya suami atau tidak ada anak-anak, bukan seperti itu. Tetapi itu adalah panggilan dibuat jiwanya yang paling dasar memiliki Allah dan dimiliki oleh Allah semata. Hal yang terintim di dalam isi hatinya terdalam adalah Kristus Yesus saja. Alkitab dengan jelas menyatakan Allah membuat sendiri anak-anak yang dipilih untuk beriman. Tuhan akan memakai apapun saja, Dia akan memakai kesalahan-kesalahan orang itu. Musa dibuat sendiri karena kesalahannya mematikan seorang Mesir. Yakub dibuat sendiri karena dia adalah seorang penipu. Tuhan akan memakai apa saja, kesalahan orang itu, atau orang jahat yang membuatnya sendiri, Yusuf itu dijahati oleh saudara-saudaranya dan akhirnya sendiri. Daniel; Nebukadnezar menyerang kotanya akhirnya ditarik sendiri. Tuhan juga memanggil dengan panggilan seperti ini, panggilan kepada Abraham dan akhirnya sendiri. Panggilan kepada Yehezkiel akhirnya sendiri. Panggilan kepada Yeremia dan Yeremia akhirnya sendiri. Kadang di dalam kasus yang sangat jarang terjadi seperti Ayub, literally dibuat sendiri. Seluruh anaknya, mantunya, siapapun saja mati. Dan kemudian istrinya itu membuang dia. Saudara-saudara, Tuhan akan memakai, Tuhan bisa memakai apapun saja. Kalau saudara mengatakan aku beriman dan iman itu adalah iman yang hidup di dalam Kristus Yesus, maka itu adalah sesuatu iman yang bukan statis tetapi iman yang berjalan bersama dengan Allah. Dan ketika Dia berjalan maka Tuhan akan memisahkan kita.

Lukas 9, Yesus Kristus mengatakan apa gunanya memperoleh seisi dunia tetapi engkau membinasakan dirimu? Itu adalah panggilan Kristus, kita keluar meninggalkan dunia. Saudara-saudara ada di dalam dunia tetapi hati kita tidak ada di dalam dunia itu. Tetapi ketika saudara-saudara melihat Lukas 9 lalu kemudian Lukas 14 maka Yesus lebih dalam lagi mengatakan jika seorang datang kepadaku tidak membenci ayahnya, ibunya, suaminya, istrinya, anaknya laki-laki perempuan, dia tidak layak untuk menjadi pengikut-Ku. Ini adalah panggilan menyendiri. Bukan berarti saudara keluar dari rumah tangga saudara. Tidak berarti saudara juga membenci semua orang. Makin bertengkar rumah tangganya itu berarti makin menjadi pengikut Kristus, tidak seperti itu. Tetapi ini berbicara berkenaan dengan saudara dan saya memiliki satu hati yang makin lama makin intim dengan Yesus Kristus dan keintimannya melebihi daripada orang yang kita sayang sekalipun. C.S.Lewis sekali lagi menyatakan, kalau saudara dan saya makin mengasihi Kristus, maka saudara dan saya akan mengasihi orang-orang yang kita kasihi lebih daripada sebelumnya. Oh C.S.Lewis brilian sekali. Itu satu kunci yang luar biasa bagaimana membuat anak saudara makin mengasihi saudara. Ini bukan sesuatu permintaan yang egois. Kita pasti ingin dicintai bukan? Kita juga ingin mencintai. Masa ada papa atau mama yang mengatakan bagaimana caranya supaya anak saya benci saya? Tidak ada. Bagaimana caranya supaya anak kita makin mencintai kita? Alkitab memberikan jalannya, maka buatlah dia makin mencintai Kristus. Kalau dia makin mencintai Kristus, dia akan mencintai engkau lebih daripada sebelumnya. Tetapi kalau saudara-saudara pakai cara dunia, saudara menguasai dominan kepada anak saudara, saudara menggunakan cara-cara dunia ini untuk memikat hati anak saudara untuk mencintai saudara, saudara akan tahu itu tidak akan terjadi. Itu tidak akan terjadi anak itu makin mencintai saudara, anak itu makin kurang ajar sama kita iya. Yesus Kristus melepaskan segala sesuatu yang ada dalam diri murid-murid-Nya, pertama-tamanya Lukas 9 adalah dunia, dan Lukas 14 adalah seisi rumah tangganya. Dan di dalam case Abraham, pemisahan terhadap tanahnya, negerinya dan seisi rumahnya, suatu hari dia akan berjalan lagi dan dia akan terpisah dari istri dan anaknya. Ketika Tuhan mengatakan berikan anakmu yang tunggal itu, Ishak, dan persembahkan kepada-Ku di gunung Moria itu, maka saudara-saudara bisa tahu kira-kira apa yang ada pada diri Abraham? Dia biasanya bicara sama Sara. Apa saja isi hatinya dia bicara sama Sara. Saudara pikir ini dia berani bicara sama Sara? Hei Sara, besok aku mau bawa Ishak mau saya sembelih ke sana. Menurut saudara Abraham berani bicara sama Sara? Sebelum itu terjadi, Sara yang akan tusuk Abraham dulu. Sara akan bilang, enak aja lu, siapa yang melahirkan? Maka tidak mungkin itu. Dia harus diam. Saudara-saudara, bapak orang beriman ini sulitnya luar biasa. Orang-orang yang beriman, salah satu tandanya adalah di dalam hal-hal penting, dia diam, hal-hal yang sulit untuk dimengerti, dia diam. Maria, ketika Yesus mengatakan Aku harus ada di rumah Bapa-Ku, kenapa engkau harus mencari Aku? Alkitab mengatakan Maria diam dan dia menyimpan segala sesuatu di dalam hatinya. Dia mempercayakan semuanya kepada Tuhan, Dia akan menjelaskan segala sesuatunya pada waktunya. Abraham persembahkan anakmu yang tunggal itu, Ishak, maka dia harus terpisah dari istrinya. Dia pergi sendiri sama Ishak suatu saat nanti dia harus terpisah dengan Ishak. Saya tidak akan mengekposisi sekarang, kalau Tuhan pimpin dalam dua minggu lagi saya akan bicara akan hal ini. Tetapi sekali lagi ini adalah ciri perjalanan iman, disendirikan untuk apa? Tuhan senang kalau kita sendirian? Oh ini bukan panggilan untuk mengasihani diri saudara, dia disendirikan secara spiritual untuk dia boleh mengasihi Allah saja di dalam dasar hati terdalamnya. Sehingga dia bisa mengatakan You are my portion Lord, You are my cup. Engkau adalah bagian yang diundikan kepadaku. Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Daud. Daud memiliki istri, anak, ketenaran, tanah yang luas, sahabat-sahabat, militer-militer yang sangat setia kepada dia. Dia memiliki segala sesuatu tetapi di dalam isi hati yang terdalamnya, dia memiliki Allah saja dan dia menyukai keintiman bersama Allah itu. Satu hati yang memiliki Allah dan dimiliki oleh Allah saja dan itu adalah pembentukan hati Allah kepada para hamba-hamba-Nya.

Kalau saudara-saudara melihat buku-buku biografi, apa artinya orang itu beriman? Ya dia punya keluarga, punya anak-anak, anak-anaknya itu takut akan Tuhan, tetapi di dalam isi hati yang terdalam dari orang tersebut adalah seorang yang menghormati Allah saja. Isi hatinya yang paling terdalam itu adalah Allah saja sehingga anak-anak-nya itu menghormati dia bukan karena dia punya uang, bukan karena dia pandai tetapi karena anak-anaknya tahu papaku itu orang yang takut akan Allah, papaku adalah orang yang berlindung kepada Allah. Hari ini adalah hari papa, saya tantang pada saudara-saudara mari kita berlutut bersama-sama. Semua laki-laki, kita harus menetapkan hati kita untuk takut kepada Tuhan, kita menetapkan hati untuk Tuhan. Kenapa kita tidak memiliki hati hanya untuk Tuhan? Kenapa ketika bicara untuk mencintai Tuhan, pekerjaan-Nya, gereja, selalu yang bicara perempuan? Kenapa ketika bicara mengenai iman itu bukan laki-laki? Kenapa imam di dalam keluarga bukan laki-laki lagi? Kenapa yang lebih rohani itu adalah istri kita dan bukan kita? Alkitab mengatakan Allah memanggil orang-orang itu menjadi pemimpin-pemimpin di dalam iman dan sebagian besar, almost all, adalah laki-laki.

Hal yang kedua, ketika proses pemisahan itu terjadi memang itu sesuatu yang menyakitkan, tetapi di dalam cinta Tuhan untuk dimiliki oleh Dia sepenuhnya dan sering sejalan dengan hal itu, Dia membebaskan kita dari seluruh ilah yang ada di dalam hati kita. Kita seringkali dipisahkan dan ketika kita dipisahkan ternyata ketika kita berjalan menjauhi daripada apa yang dipisahkan itu, kita mulai menyadari bahwa sebenarnya itu adalah ilah kita. Ada pernah seorang menerjemahkan ayat di Alkitab bahwa sebenarnya platform atau cara kerja Allah di dalam sejarah adalah Dia selalu akan membuat setiap pribadi itu menggenapi perintah pertama jangan ada padaku Allah lain. Manusia itu sudah jatuh di dalam dosa dan John Calvin menyatakan bahwa hati kita itu adalah pabrik dari ilah. Saya akan jelaskan saudara-saudara. Alkitab mengatakan hati kita licik, apa saja bisa jadi ilah. Tadinya belum punya pacar lalu kemudian sudah punya pacar, lalu kemudian pacarnya itu bisa jadi ilah. Dia tiba-tiba bisa taat pada pacarnya itu tidak perlu pergi ke gereja, tidak usah pergi ke sana, kita pergi aja ke beach aja. Tadinya miskin lalu kemudian berhasil lalu kemudian kesuksesan itu, uang itu, jadi ilah. Saudara-saudara pasti punya pengalaman seperti ini, kita itu unik saudara-saudara. Kalau kita di Indonesia gaji satu juta bisa hidup, sepuluh juta belum tentu bisa hidup aneh ya saudara-saudara. Wah saya masih ingat, dulu gaji saya sangat rendah tahun berapa itu, 500 ribu bisa hidup, bahagia loh, senang, menikmati, makan tempe aja senang, rasanya berkat dari Tuhan, tidak pernah kelaparan. Lalu kemudian naik-naik jutaan sampai pajaknya itu bisa membayari orang, tetapi sering rasa kurang ya. Tadinya miskin, eh berhasil lalu uang jadi ilah. Tadinya jelas dipanggil Tuhan ke Aussie misalnya, lalu kemudian bertahun-tahun tinggal di sini enak ya, dipanggil Tuhan pulang apa mau? Wah ini bisa jadi ilah, tidak mudah bukan? Saudara, doakan untuk kami, untuk semua, kalau Tuhan panggil untuk kami pulang ke Indonesia atau ke manapun saja, ke Afrika, biar kami taat. Maka jagailah hatiku dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Tadinya belum punya anak dikasih anak jadi ilah, anaknya pusing sedikit tidak ke gereja. Kenapa kok tidak ke gereja? Kemarin anakku gatal-gatal. Saudara, mana ada sih tidak ada bakteri di dunia ini? Saudara pakai alasan apapun saja untuk tidak menghormat hari Sabat, ilahmu itu apa? Ketergantungan, proteksi, rasa aman, kesukaan, harapan, makna, kepuasan yang kita dapatkan di dunia ini tetapi selain daripada Yesus Kristus itu ilah sehingga kita bisa tidak mau lepas dari dia, kita mempercayai ilah kita, kita menaati ilah kita, kita mengasihi ilah kita. Sehingga jika Tuhan kemudian dealing dengan kita akan hal-hal seperti ini, kita langsung marah. Saya baru sadar beberapa tahun yang lalu ketika saya punya anak. Orang menghina saya, orang menyinggung saya, saya tidak tersinggung, tetapi kalau orang menyinggung anak saya, wah saya sakit hati, kenapa ya? Kita makan nasi sama garam masih kuat, saudara lihat anak saudara makan nasi sama garam, saudara nangis. Tadinya tidak punya anak, lalu dikasih sama Tuhan anak, tadinya tidak punya uang, lalu kemudian dapat uang dari Tuhan, tadinya tempatnya itu kumuh, sekarang tempatnya itu nyaman, lalu semuanya bisa menjadi sesuatu yang kita pertahankan sampai mati dan jikalau ada yang mau untuk yang merebutnya mengganggunya kita akan fight.

Abraham keluar engkau dari tempatmu, Abraham keluar engkau dari sanak saudaramu, Abraham keluar engkau dari seluruh keluargamu, oh tempat yang enak seluruh family-nya sangat hangat semuanya mencintai dia, dia sekarang mesti keluar, kemana Tuhan? Aku sudah enak di sini, ke mana Tuhan? Ke tempat yang Aku tunjukkan kepadamu, Tuhan tidak bicara sama sekali. Tuhan melepaskan seluruhnya membuatnya dia benar-benar sendiri dan dia jalan dan saudara-saudara perhatikan orang yang beriman akan makin lama diproses oleh Tuhan dan prinsip prosesnya adalah makin lama dia akan berjalan bersama dengan Tuhan saja. Dia tidak memiliki apapun saja selain memiliki Tuhan yang ada di depan hanya memiliki Tuhan yang ada di depan. Suatu hari suami istri dengan satu anak yang masih kecil, dia pergi dari kotanya untuk mengunjungi neneknya dengan mobil yang ribuan kilometer jauhnya sehingga akan membutuhkan empat atau lima hari perjalanan. Kemudian ketika hari masih gelap, anak itu bersama papa mamanya berangkat. Mamanya itu menoleh ke belakang, kamu tidur saja, masih pagi. Lalu kemudian dia tidur sebentar tetapi dia kemudian bangun. Mamanya melihat dari kaca, kenapa bangun? Muka anaknya itu sangat kuatir lalu kemudian dia mengatakan nanti kita makan di mana? Kemudian papanya bilang nanti kita kalau sampai waktunya jam makan kita cari tempat makannya di mana, lalu kemudian mamanya bilang, ayo tidur. Anak itu mulai tidur sebentar terus kemudian dia bangun lagi mukanya sangat worry lalu kemudian dia katakan, nanti kalau kita di tengah-tengah gurun, masa ada tempat makan? Lalu kemudian papanya bilang ya kita akan perkirakan nanti sebelum masuk ke gurun kita makan dulu, lalu kemudian dia kemudian tidur lagi. Lalu kemudian bangun lagi dengan muka yang sangat kuatir nanti kalau bensinnya habis bagaimana? Oh nanti kita akan isi bensin dan papa akan perkirakan semua ini supaya kita tidak kehabisan bensin, lalu kemudian anak itu mulai tidur sebentar. Lalu kemudian bangun lagi dengan muka yang sangat kuatir lalu kemudian mamanya tanya kenapa? Kalau nanti bannya kempes bagaimana? Siapa yang tolong kita lalu kemudian papanya menjelaskan dia punya ban cadangan dan sebagainya. Lalu kemudian mamanya bilang, sudah kamu tidur, lalu kemudian anak itu pikir sebentar, lalu tiba-tiba dia senyum dan kemudian dia tidur. Ketika bangun tidur lalu kemudian mamanya tanya kamu kemarin sangat kuatir, kuatir tentang begitu banyak hal tetapi terakhir mama lihat engkau tersenyum sebelum tidur, engkau tidak lagi kuatir kenapa? Dia senyum, aku kuatir tadinya tetapi aku jadi tidak kuatir karena aku baru sadar aku pergi sama papa mama, aku baru sadar bahwa aku pergi bersama papa mama.

Perjalanan hidup ini menguatirkan dan kita berjalan itu apa yang kita hadapi di depan kita tidak tahu tetapi Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa keamanan yang terdalam di dalam hati kita bukan karena seluruh hidup ini itu sudah ada jaminannya tetapi hal teraman di dalam hidup kita adalah satu, bahwa kita itu pergi bersama dengan Allah, berjalan, dan sejauh Dia berjalan bersama dengan kita, maka Dia akan take care seluruh hidup kita, itu iman, iman itu berjalan bersama dengan Allah.

Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan, kiranya gereja ini makin lama makin bergantung kepada Dia. Buang seluruh proteksi, perlindungan apapun saja di dalam, di luar diri dan letakkan seluruh pengharapan kita hanya kepada Yesus Kristus saja, kiranya Tuhan boleh dipermuliakan, mari kita berdoa.


Matius 3:11-12; Amos 1
 
 

Kejadian 22:14
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more