Kejadian 22:1-14
Kita akan masuk ke dalam elemen keempat dari iman yang sejati. Semua orang di dunia ini mengatakan aku beriman kepada Allah, semua orang Kristen menyatakan aku beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetapi apakah iman kita adalah iman yang sejati dan percaya akan objek yang sejati? Dan kepercayaan yang kita miliki adalah yang benar sejati dilihat oleh Allah yang sejati? Abraham adalah bapak orang beriman, menyatakan bahwa apa yang terjadi kepada Abraham, apa yang Allah bentuk kepada Abraham itu adalah satu tanda kesejatian. Melihat dia, melihat apa yang Allah kerjakan, dan membandingkannya dengan hidup kita akan menyadarkan apakah iman kita adalah iman yang sejati. Dan ketika kita melihat Abraham, apa itu imannya yang sejati, sehingga dia boleh dikatakan bapak orang beriman?
Yang pertama, iman yang sejati adalah anugerah Allah kepada manusia, bukan manusia kepada Allah (dari atas ke bawah bukan dari bawah ke atas). Motivasi, kejujuran, dan ketulusan manusia menyembah Allah, jika arahnya dari bawah ke atas, tidak peduli perkataan orang kepada dia; imannya bukan sejati, tetapi palsu. Tidak mungkin manusia dapat beriman kepada Allah kalau Allah tidak bekerja dalam dirinya, memfokuskan imannya kepada Allah yang benar kalau Allah tidak membukakan diri-Nya terlebih dahulu kepada manusia. Kita tidak memiliki kemampuan memiliki iman yang sejati. Alkitab mengatakan kita mati secara rohani, buta secara rohani; artinya kita tidak peduli akan hal-hal yang rohani, dan yang bersangkut paut dengan Allah yang sejati. Tidak mungkin seseorang bisa memfokuskan kepercayaannya kepada Allah yang sejati berdasarkan dirinya sendiri. Memilih barang pun sering salah bukan?. Kita memilih baju, pikir baju ini cocok. Sampai di rumah, kita pakai akhirnya kita rasa, aku tidak suka baju ini. Memilih barang saja bisa salah, mana mungkin memilih Allah yang tidak kelihatan dan tepat. Memilih sesuatu yang kelihatan saja kita sering salah. Memfokuskan arah kepada Allah yang tidak kelihatan bagaimana kita mengatakan itu pasti tepat? Kita tidak mungkin memiliki iman kepada Allah yang sejati, kalau Dia tidak lebih dahulu memberikan belas kasihan, membukakan Diri-Nya kepada kita.
Bagian Alkitab yang sulit saya terima sampai saya mengerti prinsipnya, lalu saya mengatakan “Ya, Tuhan.” Allah mengatakan,”Tidak ada seorangpun yang berakal budi dan yang mencari Aku.” Mana bisa tidak ada orang yang mencari Engkau, miliaran orang mencari Tuhan bukan? Tetapi Allah menyatakan tidak! Orang yang bisa mengatakan hal ini adalah Paulus. Paulus orang yang dilatih dalam agama Yahudi yang ketat, dia mengejar, mencari, memfokuskan hidupnya kepada Allah dan melayani Allah. Tetapi Allah mengatakan “Tidak ada manusia berakal budi, tidak ada yang mencari Aku.” Kalau Tuhan mengatakan sama kita, kita pasti terima. Begitu hujan sedikit saja, malas pergi ke gereja. Bahkan setiap hari saudara dan saya sulit untuk membaca Alkitab. Tetapi Paulus akan tersinggung dengan kalimat Tuhan. Allah mengatakan, “Tidak, engkau tidak mencari Aku!” Lho aku mencari Engkau! Di perjalanan di Damsyik itu, lalu kemudian Yesus datang kepada dia, “Mengapa engkau menganiaya Aku?” Lalu kemudian Paulus mengatakan, “Siapa Engkau, Tuhan?” baru dia sadar selama ini tidak mendekat kepada Allah yang sejati. Dia mengetuk pintu yang salah, pintu allah lain. Tanpa anugerah tidak ada satu manusia yang memiliki iman sejati kepada Allah yang sejati. Abraham sama, apakah Abraham mencari Allah? Jawabannya tidak. Kisah Abraham dimulai dengan Allah tiba-tiba datang bicara kepada dia. “Tinggalkan negerimu, sanak saudaramu, rumah bapamu dan sekarang pergi ke tempat yang Aku tunjuk.” Abraham adalah bapak orang beriman dan yang diselamatkan adalah orang-orang yang memiliki iman yang sama dengan Abraham. Maka hal pertama yang harus kita mengerti adalah sola gratia, hanya karena anugerah.
Hal yang kedua. Iman yang sejati bukan statis tetapi sesuatu yang bergerak, sesuatu yang dinamis. Orang-orang yang hidup di dalam iman dengan Allah yang sejati maka orang tersebut memiliki vitalitas yang tinggi. Perjalanan bersama dengan Allah yang makin lama disendirikan secara rohani, hati kita makin lama makin dimiliki oleh Allah saja. Ini adalah perjalanan mengasihi Allah lebih dalam lagi. Abraham dipisahkan dari orang-orang yang dekat dengan dia. Apa yang secara real dimiliki oleh Abraham sesungguhnya? Yaitu Allah sendiri. Kemudian Allah meminta anaknya Ishak, sebelumya Abraham tidak memiliki anak, tiba-tiba Allah datang berjanji bahwa akan memberikan anak Tuhan. Kemudian meminta anak itu dipersembahkan kepada Dia. Ini suatu yang sulit kita pikirkan? Setan bisa mengocok kita dan memberikan kita self-pity, berpikir lebih baik tidak usah janji kepadaku Tuhan dan tidak usah memberikan anak. Saya menginginkannya tetapi tidak ngotot (ingin sekali), Engkau dalam kasih karunia-Mu memberikan kepadaku. Sekarang Engkau mau mengambil anak itu, kenapa Tuhan? Lebih baik tidak usah dikasih anak, ini sesuatu yang lebih menyakitkan. Kalau patah cinta saudara akan mengatakan hal yang kurang lebih sama, yang menyakitkan bukan sekarang kita itu putus cinta, tetapi mengapa aku bertemu engkau.
Sulit mengerti apa yang Allah maksud, dan kita berpikir Allah itu kejam. Dia mau mengajarkan kita bahwa Allahlah yang utama, satu-satunya centre dalam hidup kita. Manusia harus menyadari di luar Dia tidak ada kebahagiaan dan kehidupan yang sejati. Allah akan mengajar kita yang hidupnya tadinya dipenuhi oleh hal-hal yang mencintai dunia ini, meskipun bukan dosa sekalipun kita akan lepaskan secara rohani di dalam hati kita. Yesus mengatakan: jikalau seorang tidak membenci bapanya, ibunya, suaminya, istrinya, anaknya laki-laki, perempuan, saudaranya maka dia tidak layak menjadi murid-Ku. Mencintai orang-orang sekeliling kita itu bukan dosa, bahkan Yesus mengatakan mencintai musuh. Mengapa Yesus mengatakan hal-hal seperti itu? Akitab menyatakan Allah tidak memiliki problem apapun saja dengan apa yang kita miliki, tetapi jikalau kita memiliki iman yang sejati kita akan mengalami hal-hal yang dialami oleh hamba-hamba Tuhan di dalam Alkitab. Secara rohani dipisahkan, dijadikan sendiri untuk dimiliki dan memiliki Allah. Kita akan mengerti bahwa itu adalah kebahagiaan yang sejati, kehidupan yang sejati; menempatkan Allah di centre hati kita.
Hal yang ketiga, objek iman itu harus tepat, harus precise, kita harus memiliki satu pengenalan kepada pribadi-Nya yang sejati, mengerti dan bergaul di dalam sifat-sifat-Nya setiap hari. Kita bisa mengatakan oh nama-Nya Yesus; saya bahkan mempercayai di luar Yesus tidak ada keselamatan. Tetapi pertanyaannya adalah : apakah Yesus yang kita percayai adalah Yesus yang ada di dalam Alkitab, atau Yesus yang pikir sendiri? Orang-orang dunia mengatakan, “Aku menyembah Allah.” Tetapi apakah Allah yang ada di dalam Alkitab? Orang Yahudi datang kepada Yesus Kristus kemudian mengatakan, “Kami menyembah Allahnya Abraham.” Tetapi Yesus mengatakan, “Tidak! Engkau menyembah setan.” Engkau bukan menyembah Allahnya Abraham, Bapamu itu adalah setan! Sama dengan Paulus, “Aku melayani Engkau, Allah.” Kemudian Yesus mengatakan, “Mengapa engkau menganiaya Aku?” Saya tidak tanya apakah engkau pergi ke gereja, tetapi apakah engkau setiap hari membaca Firman? Kalau engkau tidak membaca Firman pasti tidak memiliki pengenalan akan Kristus Yesus di dalam Alkitab. Bagaimana kita bisa berkata kita beriman kepada Yesus Kristus. Kalau orang-orang di gereja manapun saja tidak melihat Alkitab, tidak mendalami Alkitab, mengatakan mempercayai Dia di dalam Alkitab? Saudara hanya mempercayai simbol-simbol agama, salib, nama-Nya Yesus, berdoa, hari Minggu pergi ke gereja; tetapi tidak bergaul, mengenal pribadi-Nya, dan tidak mengerti sifat-Nya.
Satu ayat Alkitab di Yoh 17:3, apa itu hidup yang kekal? Mengenal Allah dan mengenal Yesus Kristus, bukan bicara berkenaan dengan menyebut nama-Nya. Pada zaman akhir banyak orang mengatakan, “Tuhan..Tuhan aku bernubuat demi nama-Mu.” Tetapi Yesus mengatakan, “Aku tidak mengenal engkau.” Ketika bicara keselamatan adalah mengenai pengenalan. Iman Abraham bukanlah iman yang buta. Dia mengenal Allah yang sejati, dia mengenal Allah yang murka pada dosa, untuk itulah Ishak harus dikorbankan sebagai anak sulung. Tetapi dia menyadari bahwa Tuhan itu menjanjikan berkat kepada Dia dan mempercayai berkat itu; maka Abraham dinyatakan sebagai orang benar. Dia tidak bisa merelasikan dua hal ini, anaknya harus mati karena dosanya, tetapi anaknya adalah janji berkat keselamatan bagi dia dan seluruh bangsa. Iman kita memiliki pengenalan akan Allah meskipun tidak mungkin secara keseluruhan, komprehensif. Tetapi mengenal Allah yang sejati. Abraham tidak tahu bagaimana Allah menggabungkan keduanya; antara kutuk kematian murka dan juga berkat keselamatan dan kasih karunia sampai Allah menahan Abraham membunuh Ishak dan menyediakan domba. Prinsip ini di dalam berbagai macam kisah. Iman yang sungguh-sungguh sejati maka akan mengenal pribadi Allah. Apakah kita mengenal Allah, bergaul dengan Allah yang sejati dalam Alkitab? Ataukan hanya bermain dalam simbol-simbol agama Kristen? Atau menyembah Allah yang merupakan proyeksi pikiran kita yang berdosa seperti Paulus atau seperti orang Yahudi itu?
Dalam doa syafaat Abraham untuk Sodom dan Gomorah, pertama-tama Abraham begitu eager untuk begging, kalau 50 bagaimana Tuhan? Aku tidak akan memusnahkan. Kalau 45 bagaimana Tuhan? Aku tidak memusnahkan. Kalau 40 bagaimana Tuhan? Aku tidak akan memusnahkan. Kalau 30 orang benar ada di dalam kota Sodom Gomorah bagaimana? Apakah Engkau akan memusnahkan, hai Engkau Hakim yang adil? Dan Tuhan mengatakan Aku tidak akan memusnahkan. Minta ampun Tuhan, hamba-Mu memberanikan diri di hadapan-Mu. Dia takut sama Tuhan, dia tahu Allah itu adalah Allah yang adil, dia tahu Allah itu Allah yang murka terhadap dosa. Ampuni aku Tuhan, hamba-Mu dengan lancang bicara sekali lagi, 20 Tuhan, apakah engkau akan memusnahkan? Oh belas kasihan Abraham besar sekali untuk Sodom Gomorah karena ada Lot. Ini bukan tawar-tawaran harga di pasar baru ‘saban (tiga puluh ribu rupiah) boleh tidak?’ Bukan! Dengan air mata, dengan gentar dia menghadap tahta pengadilan Allah. Terakhir dia mengatakan, 10 bagaimana Tuhan? Maka Tuhan mengatakan Aku tidak akan memusnahkan. Kemudian Abraham berhenti, mengapa dia berhenti? Ini pelajaran berharga. Karena Abraham menyadari bahwa Allah memiliki kasih karunia, hati yang lembut lebih daripada dia. Allah yang adil, Allah yang murka terhadap dosa, tetapi hati-Nya hati yang lembut. Hati-Nya penuh dengan kasih karunia. Dia akan menjalankan apa yang benar dan tidak mungkin Dia bersalah. Sekalipun Dia akan menghasilkan, menghadirkan murka, maka tindakan-Nya itu adalah tindakan yang benar adanya. Tidak mungkin Dia salah. Dia adalah Allah yang memiliki cinta lebih daripada Abraham. Abraham mengerti, dia mengenal Allah, sehingga dia berhenti di titik itu. Dia mengerti cinta kasih Allah itu begitu dalam. Dan kalau Tuhan itu melemparkan murka karena memang seharusnya murka itu diberikan kepada orang yang tidak tahu diri. Mengenal pribadi Allah, apakah kita bertumbuh mengenal pribadi Allah. Apakah sungguh-sungguh? kiranya kotbah ini boleh menjadi self–examination untuk kita semua.
Hal yang keempat, iman yang sejati akan melihat kemuliaan, signifikasi dan keindahan Yesus Kristus. Seluruh iman para nabi di dalam Perjanjian Lama, centre-nya adalah Yesus Kristus. Seperti benang-benang yang diikat menjadi satu dan kemudian ada centernya, simpulnya. Jikalau dipotong simpul itu, maka seluruh benang itu akan terserak. Sama seperti batu penjuru yang menggabungkan seluruh batu-batu yang lain. Kubah pada zaman kuno tidak memiliki semen untuk merekatkannya maka mereka menyusun batu, kemudian ada satu batu yang tersembunyi sampai sekarang. Tetapi jika bisa menemukan batu itu, dicopot batu itu dari tempatnya, seluruh kubah itu akan hancur berkeping-keping ke bawah.
Seluruh orang dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, titik simpul (center) hidupnya adalah Yesus Kristus. Jikalau itu diambil dari hidupnya, seluruh cerita hidupnya akan jatuh berkeping-keping. Apa titik simpul hidup Abraham? Di dalam Kejadian 11 -25, seluruh cerita hidupnya menjadi tidak berarti kalau saudara ambil sebagian dari cerita itu. Seluruh hidupnya tidak menjadi satu continue yang indah. Kalau saudara ambil satu potongan bagian saja, seluruh hidupnya akan terpenggal-penggal dan jatuh berantakan. Apa centrenya? Dari pasal 11-25 centre-nya adalah domba jantan itu. Bagaimana Allah akan memberikan bangsa yang besar, Allah memilih Abraham untuk dia memiliki keturunan dan keturunannya akan menjadi bangsa yang besar. Ini yang menjadikan Abraham lain dengan kita atau dengan orang yang lain. Kalau Allah tidak memilih dia, dia akan sama dengan semua manusia yang hidup dan mati, tidak ada hebatnya dia, tidak ada signifikasi hidupnya dia. Tetapi mengapa hidupnya menjadi signifikan dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa? Karena Allah memilih dia menjadi bapa orang beriman bagi Israel dan gereja secara rohani. Dari Abraham, berkat Allah sampai ke seluruh bangsa dan bagaimana dari Abraham berkat Allah bisa sampai kepada seluruh bangsa? Melalui keturunannya, Ishak pertama kemudian keturunan Ishak yang lain. Jikalau Ishak kemudian mati, maka seluruh cerita dari Abraham dan bangsa Israel itu tidak ada. Kita harus mengerti saat-saat yang penting di mana Tuhan nyatakan di dalam Alkitab.
Misalnya dalam Kejadian 3, kita akan menemukan manusia jatuh di dalam dosa. Satu atau dua lembar pertama, manusia hidup tanpa dosa. Tetapi dalam Kejadian 3, manusia jatuh di dalam dosa dan isi setelah itu dari seluruh Alkitab menjelaskan akibat dosa dan bagaimana Allah membereskan dosa di dalam Kejadian 3. Ini cerita yang penting sekali, kalau ini tidak terjadi, bagian-bagian yang lain itu tidak akan ada akibatnya. Dalam scope yang lebih kecil, dalam kehidupan Abraham, jikalau Ishak itu mati, apa yang terjadi? Nothing! Abraham menjadi nothing. Dia tidak perlu kita pelajari dan kita kenal; bangsa Israel tidak ada, mungkin melalui jalur yang lain, berkat Tuhan tidak sampai ke seluruh bumi. Mesias yang seharunya ada di dalam hidup Israel, tidak ada mungkin. Dalam Israel harus ada Kerajaan Allah, ada Mesias; supaya seluruh kehendak Allah jadi. Bahkan kita gereja Tuhan, kita sekarang ini dimulai dari gereja di Israel. Roh Kudus pertama kali datang di Israel baru ke seluruh bangsa. Yang membuat cerita Abraham dengan seluruh pekerjaan Tuhan di Israel itu tetap bisa berlanjut yaitu domba pengganti Ishak. Signifikansi domba yang disediakan Allah daripada Ishak, tanpa itu murka Allah tetap berlangsung, janji berkat kepada Abraham tidak dapat dilaksanakan. Tanpa domba itu, yaitu Yesus Kristus; maka sifat Allah yang murka dan berbelas kasihan tidak bisa direkonsiliasikan.
Abraham adalah orang beriman, bapa orang beriman. Semua orang yang beriman akan memiliki iman yang sama dengan Abraham. Iman yang sama dengan Abraham yaitu iman yang menyadari bahwa centre, inti kehidupannya adalah Yesus Kristus. Kalau itu diambil, seluruh hidup kita nothing. Dalam Yesus Kristus, semua sifat Allah yang berkontradiksi seakan-akan itu disatukan. Dalam Yesus Kristus, sejarah hidup Abraham bisa dilanjutkan. Dalam Yesus Kristus, seluruh kehendak Allah bagi muka bumi, berkat terhadap Abraham dan keturunannya bisa tetap terlaksana. Apakah saudara mulai menyadari sekarang? Tanpa domba itu maka kita tidak mungkin bisa merekonsiliasikan sifat Allah yang suci dan maha kasih; kehidupan Abraham berhenti sampai di situ, maka rencana Allah untuk memberkati bangsa-bangsa melalui keturunan Abraham tidak akan berlanjut. Dan apakah saudara bisa melihat sekarang ada signifikansi daripada Yesus Kristus?
Tuhan membukakan kepada saya Yohanes 15:1-8 dan itu berbicara tentang pokok anggur yang benar. Yesus Kristus adalah pokok anggur yang benar. Saya sangat terkesima dengan kalimat yang saya tidak tahu artinya: Apart from Me, you can do nothing (di luar Aku, engkau tidak bisa berbuat apa pun saja). Dalam anugerah Tuhan yang besar, maka kemudian saya melihat satu per satu di dalam bagian dari Alkitab dalam bagian Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dan boleh saya katakan adalah apart from Me, you can do nothing adalah kacamata melihat seluruh bagian Alkitab kita, melihat segala kisah yang ada di dalam Alkitab. Setiap bagian Alkitab, siapapun itu tokohnya, jikalau dia beriman sejati, Allah akan mengajarkan satu hal, bahwa kita itu harus bergantung sepenuhnya kepada Kristus Yesus, di luar Dia kita tidak bisa berbuat apapun saja. Dalam Perjanjian Baru dikatakan, kita dipilih, dibenarkan, dikuduskan, disempurnakan, dimuliakan di dalam Kristus. Kalau Kristus itu dicabut dari hidup kita, maka tidak ada pilihan datang kepada kita, tidak ada panggilan yang bisa kita dengar, tidak bisa dibenarkan, dikuduskan, dimuliakan. Kita tidak mungkin memilih diri kita sendiri diterima oleh Allah. Kita tidak mungkin membenarkan diri sendiri di hadapan Allah. Kita tidak mungkin menguduskan diri kita sendiri dan menyempurnakan diri kita sendiri, seluruhnya itu terjadi pada kita karena Kristus. Setiap kali orang itu dipilih oleh Allah untuk mendekat kepada Dia; memiliki iman yang sejati, siapapun saja, dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Allah akan membawa orang itu untuk mengakui bahwa Yesus itu segala-segalanya dan penolong satu-satunya. Orang itu akan berlulut dan mengatakan, “Ya benar Kristus, di luar Engkau aku tidak bisa melakukan apapun saja”.
Ketika Musa dan bangsa Israel keluar dari Mesir dan sampai ke tanah Rafidim dan berjumpa dengan Amalek, maka orang Amalek itu menyerang Musa dan bangsanya. Dua setengah juta itu sebagian besar adalah perempuan, anak-anak dan orang-orang laki yang tidak sanggup untuk bertempur, mental mereka hanya satu yaitu budak. Dengan kekuatan tidak seberapa itu, Musa kemudian berbicara kepada Yosua, “Engkau perang di depan, ambil semua yang bisa untuk melawan Amalek.” Tetapi Musa tahu bahwa, apart from Me you can do nothing. Maka dia pergi ke bukit, Yosua berperang di bawah dan kemudian dia semalam-malam bergantung minta tolong kepada Tuhan, God of Covenant. Kemuliaan, signifikasi dan keindahan dari Kristus Yesus. Suatu hari, ketika peperangan demi peperangan itu sudah diselesaikan, dan kemudian sebentar lagi Musa masuk ke tanah perjanjian tetapi Tuhan itu marah, kemudian mengatakan Aku tidak akan beserta dengan engkau, tetapi engkau masuk, Aku akan memberikan berkatmu, tetapi Musa menyatakan, “Kalau Engkau TUHAN, God of Covenant, Yesus Kristus tidak menyertai kami, aku tidak mau melangkahkan kakiku satu langkah dari tempat ini.” Daud, ketika dia berzinah dengan Batsyeba, dia tahu akan dimatikan karena Allah itu murka kepada Dia. Tetapi kemudian dia berlutut mengatakan, “Kasih Karunia-Mu, lihatlah aku meminta kasih setia-Mu, TUHAN, God of Covenant, Yesus Kristus.” Apa didikan Allah kepada Ayub? Kita tidak tahu berapa lama Ayub dalam penderitaannya, tetapi seluruh didikan Allah kepada Ayub adalah untuk Ayub bisa mengatakan satu kalimat ini, I know my redeemer lives, Kristus yang mati dan bangkit itu, melihat sekarang dengan mata iman, the excellency of Christ, kemuliaan Kristus. Yakub memegang kaki Kristus dan tidak mau melepaskan sampai Kristus memberikan dia berkat. Apakah sungguh-sungguh iman kita adalah iman yang sejati? Saya tidak peduli berapa lama engkau lama engkau sudah pergi ke gereja, berapa aktif engkau di gereja, mengenal hamba Tuhan siapapun saja; saya tidak peduli! Saya mau peduli apakah imanmu adalah iman yang sejati atau tidak. Elemen yang keempat dari iman yang sejati adalah, Allah di surga, membuat manusia yang dipilih-Nya untuk beriman kepada Dia dan iman yang sejati itu melihat kemuliaan, signifikasi dan keindahan Yesus Kristus. Sehingga saudara bisa mengatakan setiap hari, ‘apart from Me, you can do nothing’. Engkau sudah mengatakan itu kepada kami Tuhan, saya menyadari, saya tahu, saya sungguh-sungguh mengalami, kalau Engkau tinggalkan aku, Engkau mengambil diri-Mu dari padaku, seluruh hidupku akan jatuh berantakan. Saya tanya sungguh-sungguh kepadamu, apakah engkau sungguh-sungguh menyadari, mengalami Kristus itu segala-galanya? Kristus itu segala-galanya, bahwa hidup yang hanya satu kali itu adalah hidup yang bergantung kepada kebaikan dan kemurahan dan hikmat Kristus. Dan itu adalah iman yang sejati, melihat Kristus dengan kemuliaan-Nya dan signifikansi-Nya dan keindahan-Nya. Kiranya Tuhan boleh membentuk itu di dalam hati kita semua.
YeremiaMalam hari ini kita akan berbicara tentang satu tokoh yaitu Yeremia. Alkitab itu ditulis untuk kita boleh semakin mengenal Allah dan makin mengenal orang yang Tuhan pakai. Apakah Tuhan memakai semua orang? Jawabannya adalah tidak. Orang-orang yang dipakai adalah orang-orang yang dipilih dan orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang dididik. Tuhan membangkitkan Yeremia pada waktu kondisi Yehuda itu merosot. Dia melayani selama 41 tahun lamanya. Dia melayani di depan lima raja dan satu gubernur. Dan di saat-saat terakhirnya adalah ketika Yerusalem dibuang oleh Tuhan. Nebukadnezar dengan tentaranya masuk ke dalam Yerusalem, membakar Bait Suci di sana, membunuh orang-orang di sana, dan kemudian membawa orang-orang ke pembuangan dan salah satunya adalah Daniel dan Yehezkiel. Malam hari ini kita akan melihat secara sederhana saja, apa yang ada di dalam Alkitab mengenai rahasia rohani Nabi Yeremia. Dan biarlah kita boleh mencontoh dalam Alkitab, karena Alkitab itu adalah pelita bagi kaki kita. Sehingga kita tidak tersesat. Sehingga kita mengejar apa yang penting di dalam rohani kita. Apa yang penting yang Tuhan didik pada Yeremia kiranya kita perhatikan. Karena itu adalah didikan untuk menjadi hamba Tuhan, menjadi murid Tuhan. Hari ini secara singkat saya akan berbicara tiga hal yang menjadi rahasia rohani Yeremia dan bagaimana dia dipakai besar-besaran oleh Allah.
Pertama, semakin pandai seseorang, semakin luas jangkauan pelayanannya. Oh banyak sekali kita salah mengerti di dalam hal-hal seperti ini. Kita berpikir yang paling penting itu hati. Jelas, yang paling penting itu hati. Kita berpikir yang paling penting itu berjuang. Jelas berjuang itu penting, tetapi banyak orang yang berpikir kemudian kepandaian itu sama sekali tidak perlu. Saudara-saudara Alkitab tidak mengajarkan demikian. Dalam Alkitab ada 16 nabi yang menulis, 12 nabi disebut dengan nabi kecil dan 4 nabi disebut nabi besar. Mereka disebut nabi besar karena menulis kitab itu begitu panjang dan mereka disebut nabi kecil karena menulis kitab itu pendek. Tetapi, perhatikan apa yang mereka tulis, saudara akan mengerti satu hal ini bahwa nabi besar itu memiliki jangkauan intelektual sangat luas. Mereka bukan saja memiliki hati yang tulus di hadapan Allah, mereka bukan saja berjuang bagi Kerajaan Allah, tetapi mereka adalah orang-orang yang pandai, menguasai bidang-bidang mereka. Boleh dikatakan 4 nabi besar itu menguasai dari hal-hal politik, sosial dan internasional pada waktu itu. Lihatlah Yesaya, Daniel, Yehezkiel, dan Yeremia. Empat nabi besar itu menulis tentang bangsa-bangsa yang lain. Berarti mereka mengerti kondisi perpolitikan pada waktu itu. Sebagian dari mereka adalah orang internasional. Jikalau Daniel bukan orang pandai, tidak mungkin menjadi Perdana Menteri di Babel. Jikalah Yesaya bukan orang pandai, dia tidak mungkin menulis prosa, salah satu prosa yang terbaik di dalam seluruh literatur Yahudi. Dapat dikatakan tulisan Yesaya adalah The Mount Everest Hebrew literature. Ini adalah literatur yang tertinggi sekali, briliant sekali.
Saudara-saudara, ketika seseorang itu adalah orang yang tulus, hatinya tertuju pada Allah. Dia berjuang sungguh-sungguh, tetapi dia memiliki kepandaian menyeluruh begitu dipakai oleh Tuhan maka pengaruhnya Internasional. Biarlah kita boleh mengerti prinsip ini. Jangan saudara-saudara memisahkan segala berkat Tuhan secara fisikal dan secara rohani. Banyak orang salah mengerti, “Oh Tuhan aku tidak pandai tetapi Engkau melihat hatiku.” Saudara-saudara, biarlah orang yang berdoa demikian, engkau belajar, kita belajar, untuk menjadi orang yang lebih menguasai. Tingkatkan pikiran kita untuk menguasai lebih banyak bidang. Banyak orang yang hatinya murni tetapi saudara-saudara tidak memakai otak di dalam gereja. Banyak orang yang hatinya murni, tetapi tidak mau belajar apa saja. Saya berkali-kali bicara kepada pengurus, baca buku teologia. Kalau engkau mau dipakai oleh Tuhan, engkau dan saya harus belajar. Ini adalah sesuatu yang memang Tuhan nyatakan di dalam Alkitab. Yesus Kristus sendiri mengatakan: Biarlah engkau boleh cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Banyak dari kita memiliki hati yang tulus tetapi kita bodoh, kita tidak mau untuk belajar, kita itu malas. Kita berpikir yang rohani itu lebih tinggi daripada hal-hal fisikal. Saudara-saudara, ini tidak boleh terlepas sama sekali. Tentu kalau kita orang pandai, tetapi hati kita tidak tulus, Tuhan tidak akan pakai. Kalau kita itu pandai, tetapi kita tidak mau berjuang bagi Allah, Allah juga tidak akan pakai. Hati itu harus tulus, kita itu harus berjuang, kita harus menjaga kesucian. Tetapi kita harus menaikkan seluruh kapabilitas dan abilitas kita.
Sama halnya kesalahan dalam konsep ini. Oh Tuhan, Engkau mengerti hatiku, pemberianku itu tidak seberapa tetapi Engkau melihat hatiku. Tuhan akan tanya kenapa pemberianmu tidak seberapa. Kalau pemberianmu tidak seberapa, engkau tahu hatiku, memang hatimu diberikan tidak seberapa. Jangan menipu diri. Saudara-saudara, kita tidak akan dipakai oleh Allah dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tuhan akan memakai orang-orang yang memberikan terbanyak, juga secara jumlah. Saudara-saudara boleh uji kalimat saya, apa yang ada di dalam Alkitab. Bukankah janda yang miskin itu memberikan uang itu, dipakai oleh Allah, dipuji oleh Yesus. Engkau mengatakan dia cuma memberikan 2 keping, tetapi Alkitab mengatakan 2 keping itu seluruh uang hari itu dia punya. Berarti itu adalah 100% bukan? dan ada orang kaya dia kasih begitu banyak tetapi sangat kecil sekali dalam presentasi. Saudara-saudara, janda ini memberikan seluruhnya, berarti hatinya diberikan seluruhnya untuk Allah. Biarlah kita tidak membodohi diri kita dan tidak menipu diri. Orang yang hatinya diberikan kepada Allah, dia akan memberikan yang terbaik. Orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Allah dia adalah orang yang tulus dan mau belajar. Dan demikianlah Yeremia, seorang nabi yang disebut sebagai nabi yang major (besar); dia menguasai banyak hal dan semua bidang itu dipakai oleh Allah. Biarlah kita jangan masuk ke dalam mengasihi diri. Ketika seseorang mengatakan, “Oh Tuhan aku lebih bodoh daripada orang itu.” Saudara jangan kena tipu setan. Kalau kita merasa lebih bodoh daripada orang itu, biarlah kita boleh belajar, biarlah kita boleh membaca buku. Saudara-saudara, tidak bisa tidak, seluruh orang di dalam gereja ini harus belajar. Kalau kita mau dipakai Tuhan lebih luas, harus belajar. Ini adalah suatu prinsip di dalam Alkitab. Hati itu penting, berjuang itu penting, kesucian itu penting, tetapi anugerah Allah yang diberikan pada otak kita, pikiran kita juga penting. Itu adalah hal yang pertama.
Kedua, Tuhan mendidik keras kepada Yeremia. Orang yang mau dipakai oleh Tuhan adalah orang yang dididik keras oleh Tuhan. Semakin dia dipakai, semakin dia dididik. Saudara-saudara, kehidupan Yeremia sangat sulit. Apakah kita tahu berapa kali Yeremia itu complaint kepada Tuhan. Berkali-kali complaint, tetapi di dalam Alkitab, tiga complaint yang besar. Dan hari ini saya akan membawa saudara di dalam ayat-ayat untuk mengerti complaint Yeremia karena begitu sangat sulit hidupnya, begitu banyak tantangan, begitu banyak salah paham, begitu banyak orang yang mau membunuh dia, dan kemudian dia complaint kepada Tuhan. Tetapi perhatikan apa yang Tuhan jawab kepada dia.
Complaint yang pertama ada di dalam Yeremia 12:1-4, dan ayat yang kelima adalah jawaban Tuhan. Yeremia 12:5, inilah jawaban Tuhan yang keras. Yeremia itu ditentang sangat keras sekali oleh orang-orang pada waktu itu. Siapa yang menentang dia? Raja menentang dia, imam menentang dia, teman-teman sepelayanannya yang bernubuat palsu menentang dia, orang-orang satu kotanya menentang dia. Dan dia tidak diperkenankan oleh Tuhan menikah dan melahirkan anak dari perempuan kota itu. Kalau saudara-saudara mau berbicara orang yang sungguh-sungguh sendirian, itulah Yeremia. Maka dia sangat kesepian, maka dia sangat disalahmengerti oleh banyak orang. Dan dia sangat diserang oleh banyak musuhnya, maka kemudian dia bicara kepada Tuhan dalam doanya: “Oh Tuhan, Engkau mengenal aku, dan Engkau lihat seluruh musuh-musuhku. Oh Tuhan, biarlah engkau membinasakan mereka, biarlah mereka seperti rumput yang layu.” Dia complaint dengan seluruh kehidupan yang ada saat ini, dan kemudian jawaban Tuhan itu apa? Jikalau engkau sudah berlari, dengan orang yang berjalan kaki, dan engkau sudah lelah, bagaimana engkau akan berpacu, berlari dengan kuda. Oh kalimat dari Tuhan itu artinya: “Hi Yeremia, saya beritahu kepadamu, yang kamu sekarang itu hadapi itu belum seberapa. Kamu sekarang sudah lelah. Kamu sekarang sudah lari, padahal engkau itu hanya bertemu dengan orang yang berjalan. Engkau harus tahu Yeremia, suatu hari engkau harus berlari melawan kuda.” Dan Tuhan kemudian menyatakan apa artinya, “Engkau katakan bahwa seluruh kota ini melawan engkau, saya beritahu kepadamu Yeremia, bahwa sebenarnya keluargamu sendiri, kakakmu, adikmu melawan engkau.” Ketika saya menemukan kalimat seperti ini, ini adalah konseling yang baik. Saudara sekarang pikirkan, saudara sedang berbeban berat dan kemudian saudara sangat sulit hidupnya. Saudara kemudian bicara dengan saya, “Pak Agus saya akan bertemu, saya penuh dengan beban, saya penuh dengan airmata, bisakah saya bertemu dengan engkau.” Kemudian saudara bertemu dengan saya, menceritakan kesulitan saudara, lalu kemudian saya mengatakan, “Loh kayak begini kamu tidak bisa, ini mudah, nanti ada yang lebih berat.” Menurut saudara, saudara keluar tempat konseling itu, saudara akan dibangunkan atau saudara akan down? Dan itu yang dilakukan Tuhan, tidak membuat Yeremia itu masuk dalam self-pity. Allah itu kalau mendidik hamba-Nya, keras luar biasa. Kalau saudara-saudara hanya melihat Alkitab itu permukaan, saudara-saudara pikir Tuhan, saya bisa kenal Dia. Kita itu sulit mengerti Tuhan. Dia baik tetapi tidak terduga, demikian kata C.S. Lewis. Kita tidak bisa menduga jawaban-Nya. Ini adalah sesuatu tindakan Allah yang mendisiplinkan Yeremia keras.
Sekarang saya akan masuk complaint Yeremia yang kedua,Yeremia 15:10-18. Kemudian jawaban Tuhan ada pada ayat 19. Kalau saya melihat ayat-ayat ini, saya senang sekali karena ini adalah kejujuran Yeremia. Apakah seseorang yang hebat rohaninya itu selalu berada di puncak? Jawabannya adalah tidak. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang bisa menikmati Tuhan, kadang begitu kering. Saudara bisa melihat di dalam ayat-ayat ini cetusan dari mulut Yeremia dalam doanya, ada ekuilibrium dan disekuilibrium. Ada saat-saat ketika dia kuat sekali, ada saat-saat itu ketika dia jatuh ke bawah. Oh Tuhan Engkau mengetahui, ingatlah aku, perhatian aku, lakukan pembalasan terhadap mereka. Oh Tuhan, ketika aku bertemu dengan perkataan-Mu, aku menikmatinya. Firman-Mu itu kegirangan bagiku, maka itu adalah kerohanian yang naik dari Yeremia. Tetapi di tempat yang lain, Yeremia pernah turun rohaninya: Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Mengapa lukaku sangat payah? Oh Engkau Tuhan, Engkau seperti sungai yang curang bagiku. Dan kemudian ayat yang ke-10 celaka aku, ya ibuku bahwa engkau melahirkan aku. Kalau saudara-saudara berada dalam keadaan seperti itu, saudara datang kepada Tuhan lalu kemudian kira-kira Tuhan akan menghibur kita seperti apa? Dan ini adalah jawaban Tuhan. Jikalau engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau. Jikalau engkau mengucapkan sesuatu yang berharga, Aku akan memakai engkau menjadi penyambung lidah. Ini adalah didikan yang keras sekali. Yeremia harus mencabut kalimatnya. Yeremia tidak boleh mengucapkan hal seperti itu di hadapan Allah. Dia harus mencabut kembali keluh kesahnya. Tuhan sama sekali tidak menghiburnya. Dia sangat keras terhadap Yeremia. Saudara lihat Yeremia 12 tadi, dia complaint lalu kemudian Tuhan mengatakan kamu masih seperti ini saja complaint? Akan ada yang lebih berat. Dan beberapa bulan kemudian dia menanggung sesuatu yang lebih berat lagi. Dia complaint kemudian Tuhan katakan engkau cabut perkataanmu. Kalau engkau tidak mencabut perkataanmu, Aku tidak akan pakai lagi. Sulitnya luar biasa.
Dan complaint yang ketiga ada dalam Yeremia 20. Saudara akan melihat bagaimana Yeremia sudah pada puncak keluh kesahnya. Kalau saudara pernah mengingat siapa orang yang pernah mengutuki hari lahirnya, maka itu adalah Ayub. Tetapi apakah kita mengerti bahwa Yeremia adalah salah satu nabi yang mengutuki hari lahirnya? Saya akan bacakan Yeremia 20:7-18. Ini bicara mengenai ekuilibrium. Ini bicara berkenaan satu pengharapan, satu doa, satu kedekatan dengan Tuhan. Tetapi tidak sampai di situ. Beberapa hari kemudian dia mengatakan; Terkutuklah hari lahirku. Yeremia 20:14-18. Apakah saudara pernah membaca ayat ini? Betapa sangat sulitnya jiwa Yeremia. Oh jangan lagi hari itu menjadi hari sukacita ketika aku lahir. Bukankah lahir seharusnya hari sukacita? Hari itu hari terkutuk. Seharusnya hari itu seperti kota Yerusalem itu ditunggangbalikkan. Kenapa aku harus lahir di dunia ini? Kenapa aku tidak mati dalam kandungan ibuku, sehingga perut ibuku menjadi kuburanku? Kenapa ibuku harus melahirkan aku, sehingga aku melihat daripada hari-hariku itu penuh kedukaan? Oh luar biasa sekali. Kesulitannya itu luar biasa. Dan apa jawaban Tuhan? Saudara-saudara, Tuhan diam. Saudara perhatikan tiga bagian ini. Yeremia 12: Tuhan, ini susah. Tuhan jawab engkau sekarang seperti ini sudah engkau complaint? Bagaimana engkau nanti berpacu melawan kuda? Yeremia 15: Tuhan, sulit. Kalau engkau mau mencabut kalimatmu, Aku akan memakai engkau. Yeremia 20: Tuhan, hari aku lahir itu terkutuk. Tuhan diam. Tidak ada hiburan. Ini adalah didikan Tuhan untuk nabi. Ini adalah didikan Tuhan untuk orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Tuhan akan dididik oleh Tuhan itu keras. Kalau kita ingin dipakai oleh Tuhan, biarlah kita boleh merelakan hati kita dididik oleh Tuhan.
Ada satu kuda; kuda kerajaan. Suatu hari kuda dan rajanya itu berpawai masuk ke dalam sebuah kota. Dan kemudian di tengah-tengah semua rakyat yang bertepuk tangan, kuda itu dengan tegap berjalan ke depan dan kemudian raja ada di atasnya dengan mahkota. Dan kuda itu jalan perlahan demi perlahan. Dan kemudian semua orang itu terpesona dan memuji raja itu. Dan juga ada kuda-kuda lain yang diikat di tempat-tempat yang lain melihat kuda raja itu. Sampai di satu tempat raja kemudian turun dan kuda kerajaan itu ditambatkan, diikat di satu tempat. Dan kemudian ada kuda-kuda lain ada di sana. Dan kemudian kuda-kuda yang lain itu saling berbisik. Dan kemudian bicara kepada kuda kerajaan itu. “Oh engkau enak ya, engkau dipakai sama raja. Engkau enak ya, engkau menjadi kuda kebanggaan raja.” Lalu kemudian kuda raja itu mengatakan, “engkau tidak tahu apa yang dia sudah lakukan dalam hidupku. Engkau tidak tahu bagaimana raja itu melatih aku dengan ketat, bagaimana dia sangat-sangat mendisiplin aku.” Saudara lihat saja kuda kerajaan, saudara lihat bagaimana dia punya postur, bagaimana dia melangkah itu ada iramanya, dia tidak mungkin akan ke kanan atau ke kiri. Dia sudah dilatih sedemikian rupa untuk taat, dan itu adalah kuda kerajaan. Dan demikian juga untuk semua orang yang dipakai oleh Allah. Saudara jangan berpikir untuk mau dipakai oleh Allah dengan sesuatu yang gampang.
Sekarang saya akan masuk ke dalam aplikasi sederhana saja. Kalau mau dipakai sama Tuhan, jangan mudah tersinggung. Alkitab dengan jelas kita bukan saja disalahmengerti sama orang, kita dikosongkan. Kita dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi dalam hidup kita. Filipi 2 menyatakan: Biarlah dalam hidupmu bersama, engkau menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus. Filipi 2 itu menyatakan: Yang walaupun Dia dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Dia mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi manusia dan dipaku di atas kayu salib. Wajah kita, diri kita, muka kita, bukan segala-galanya dan bukan utama di dalam sebuah gereja. Kalau saudara-saudara sedikit-sedikit tersinggung, itu berarti hati saudara, perasaan saudara adalah segala-galanya. Tuhan tidak akan memakai orang seperti itu. Tuhan akan memakai orang yang mau dibentuk. Saudara-saudara, apa yang ada pada Yeremia? Apakah dia tersinggung karena disalahmengerti? Dia bahkan tidak pernah memiliki kesalahan apapun terhadap rakyat pada waktu itu. Dia dikosongkan oleh Allah supaya serupa dengan Yesus Kristus. Dan biarlah kita boleh mengerti itu adalah didikan Allah kepada kita semua.
Hal yang ketiga, terakhir.Rahasia rohani Yeremia adalah memilih salib terberat yang ada di dalam hidupnya. Mari kita lihat Yeremia 24:1-2 dan Yeremia 40:1-4. Sekarang saya akan jelaskan apa artinya. Suatu hari di dalam penglihatan, Tuhan berbicara kepada Yeremia, memperlihatkan Yeremia ada dua keranjang buah ara. Satu adalah keranjang yang isinya buah ara yang baik, satu lagi adalah keranjang buah ara yang busuk. Dan Tuhan menjelaskan kepada Yeremia, keranjang buah ara yang baik adalah orang-orang yang akan dipelihara oleh Tuhan yaitu orang-orang yang akan pergi ke pembuangan di Babel. Dan kemudian, nanti suatu hari setelah 70 tahun saudara akan membaca dalam Alkitab orang-orang itu kembali ke Yerusalem. Ini adalah orang-orang yang pandai karena sudah dilatih oleh Babel. Dan orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapatkan begitu banyak kekayaan dari Babel, dan Tuhan itu memelihara hidup mereka. Uniknya, meskipun mereka di Babel, Tuhan memelihara mereka menjadi orang-orang yang sejahtera di Babel di pembuangan itu. Dan mereka akan kembali ke Yerusalem dan akan membangun Yerusalem. Kalau saudara-saudara menemukan orang Israel zaman sekarang itu adalah orang-orang salah satu terpandai di dunia, itu adalah karena mereka keturunan dariorang-orang Israel yang dibuang di Babel. Mereka mempelajari begitu banyak ilmu di sana dan kemudian mereka kembali dan menjadi bangsa yang besar di Yerusalem. Itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi ada yang kedua yaitu keranjang buah ara yang jelek. Apa itu? Tuhan memberi tahu kepada Yeremia keranjang yang buruk itu maka itu adalah orang-orang yang tertinggal di Yerusalem. Mereka nanti akan dimatikan dan akan dimusnahkan. Dan akan begitu banyak orang-orang yang merampok mereka. Dan mereka itu akan sangat sedikit jumlahnya dan bahkan mereka itu akan dikejar oleh binatang-binatang liar. Mereka akan menjadi orang-orang miskin yang terserak di Yerusalem. Yeremia mendapatkan visi seperti itu.
Beberapa waktu kemudian, beberapa bulan, dan kemudian Raja Nebukadnezar dan seluruh pasukannya itu menghancurkan Yerusalem. Dan Yeremia adalah orang yang ditahan oleh Raja Yehuda pada waktu itu, dan kemudian Nebukadnezar itu membawa orang-orang dari Yerusalem menuju ke Babel. Beberapa orang yang dibawa ke sana adalah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan kemudian ada seorang perwira Nebukadnezar namanya adalah Nebuzaradan. Dia lihat Yeremia berada di dalam ikatan belenggu. Lalu kemudian dia membebaskan Yeremia dan kemudian dia mengatakan kepada Yeremia, “Sekarang engkau pilih, engkau boleh ikut sama aku ke Babel dan aku akan menjaga engkau atau engkau mau pergi ke mana saja silahkan.” Kalau saudara sudah mendapatkan visi seperti itu dari Tuhan, apa yang engkau akan pilih? Oh saya akan memilih Babel, karena itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi sangat mengejutkan Yeremia tidak memilih Babel. Apa yang dia pilih? Dia memilih bersama dengan umat yang terserak, tertinggal di Yerusalem. Dan setelah itu saudara akan tahu bahwa suatu hari Yeremia akan dikejar menuju ke Mesir dan dia akan mati di sana. Saudara bisa melihat kehidupan akhir Yeremia itu begitu sulit. Kematiannya itu begitu mengenaskan. Lain dengan Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel. Tetapi kenapa Yeremia mau memilih ini? Perhatikan prinsipnya, Yeremia memilih salib terberat di dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Allah. Itu adalah rahasia rohani Yeremia. Oh saudara-saudara, ini adalah sesuatu yang sulit tetapi ini adalah sesuatu prinsip di dalam Alkitab. Jikalau kita mau tahu apa itu menjadi kehendak Allah bagi kita, salah satu prinsipnya yaitu ambil salib terberat di dalam hidup kita dan jalani itu. Oh ini adalah satu raksasa rohani. Dan saudara-saudara sekarang tahu bagaimana Tuhan akan memakai nabi-nabinya untuk menjagai umat-Nya. Di Babel Tuhan menempatkan di atas; Daniel. Di Babel Tuhan menempatkan orang-orang di bawah dan Tuhan menempatkan mereka dengan memberikan satu nabi, Yehezkiel. Dan di Yerusalem, umat yang sebentar lagi dimusnahkan, Tuhan menggerakkan Yeremia untuk menemani mereka. Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Di mana setiap umat Israel ada, dikirimlah nabi-nabi-Nya. Tuhan memimpin Yehezkiel di bawah, di tempat Babel. Dan kemudian Tuhan menempatkan Daniel di atas, di Babel. Dan kemudian menempatkan Yeremia, di tanah Yehuda yang ditinggalkan. Dan ini adalah kehidupan Yeremia. Oh saya sangat-sangat mendorong saudara mulai dari malam ini saudara membaca kitab ini. Ini adalah kitab-kitab yang tidak mudah. Saudara-saudara bukan berarti tidak mudah untuk dibaca, tetapi prinsip-prinsip rohaninya itu adalah sesuatu yang ketat. Ini adalah rahasia orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Yang pertama adalah kita harus mengusahakan kita terus naik untuk terus bisa dipakai Tuhan, lebih pandai, lebih menguasai banyak hal. Yang kedua biarlah kita boleh rela dididik keras oleh Tuhan. Wajah kita, nama kita, perasaan kita itu bukan segala-galanya. Dan yang ketiga adalah biarlah kita boleh memikul salib dan memilih salib terberat yang Tuhan bukakan jalannya di hadapan kita. Biarlah Tuhan boleh memimpin kita masing-masing dan membentuk kita menjadi hamba-hamba-Nya seturut dengan kehendak-Nya. Mari kita berdoa.