1 Samuel 2:11-35
Ini adalah kisah yang sangat menyeramkan. Ini adalah kisah yang sangat menakutkan kalau itu terjadi dalam satu manusia. Membaca kisah-kisah seperti ini maka biarlah kita boleh punya hati yang gemetar dan jikalau kita tidak punya minta kepada Roh Kudus memberikan kepada kita hati yang gemetar. Seseorang ditinggalkan oleh Allah, satu keluarga ditinggalkan oleh Allah. Oh apakah disertai oleh Allah itu menjadi nilai tertinggi di dalam hidupmu? Alkitab menyatakan Tuhan berkata kepada Israel, hai Israel apakah yang menjadi kelebihanmu? Apakah engkau itu adalah bangsa yang kuat bangsa yang besar? Jawabannya adalah tidak. Engkau adalah bangsa yang sangat kecil dan bangsa yang sangat lemah. Tetapi apa yang menjadi kebanggaanmu? Apa yang membuat engkau itu besar? Apa yang membuat Israel besar? Bukan kekayaan, bukan kesuksesan. Banyak orang mencari kekayaan, banyak orang mencari kesuksesan, saudara memiliki ilah di dalam hidup ini. Apa yang membuat Israel besar? Hanya satu, Allah YHWH ada di tengah-tengah mereka. Allah YHWH memimpin hidup mereka, Allah yang hidup itu memimpin Israel yang kecil. Israel tidak lebih hebat dari Amalek, Israel tidak lebih hebat dari Moab, Israel tidak lebih hebat daripada Babel apalagi. Tetapi yang kecil ini menjadi begitu berharga karena mata Allah ada pada mereka, mereka diperhatikan oleh Allah, mereka dipimpin oleh Allah. Allah sendiri mengatakan, Aku sendiri menjadi Allahmu dan engkau menjadi umat-Ku, itu adalah kalimat yang panjang. Di dalam Perjanjian Baru, itu menjadi sesuatu kalimat yang sangat pendek, yaitu Immanuel, Allah beserta kita. Maka ini adalah sesuatu kebanggaan, ini adalah nilai tertinggi di dalam hidup manusia.
Tetapi pada cerita ini, saudara-saudara menemukan suatu ironi yang besar kisah seseorang yang tadinya disertai, kemudian sekarang ditinggalkan oleh Allah, yang tadinya dipakai, kemudian sekarang dilepaskan oleh Allah. Ada satu kalimat dari Pak Tong yang sangat menakutkan sekali. Dia mengatakan orang yang paling malang adalah orang yang meninggalkan segala sesuatu bagi Allah kemudian suatu hari Allah meninggalkan dia. Tuhan sudah menyertai Eli dan seluruh keluarganya, Tuhan mengurapi 40 tahun untuk Eli melayani di Israel dan di dalam kitab ini pasal 1-4 adalah hari-hari terakhir Tuhan meninggalkan dia. Adalah sangat jarang Tuhan meninggalkan seseorang tetapi kalau itu sudah terjadi tidak ada remedy. Maka kita biarlah boleh minta sama Tuhan untuk itu tidak terjadi dan bahkan kita tidak mendekat kepada hari-hari itu.
Kenapa Eli ditinggalkan oleh Allah? Karena Eli berdosa dan tidak bertobat dari dosanya. Saudara, perhatikan dari kalimat yang sederhana ini, mengapa seseorang ditinggalkan oleh Allah? Adalah bukan karena berdosa. Semua orang di dalam Alkitab berdosa, setelah Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa kita memiliki tendensi berdosa. Noah berdosa, Henokh berdosa, Daud berdosa, semua nabi-nabi dan rasul-rasul berdosa, apakah mereka semuanya ditinggalkan oleh Tuhan? Jawabannya adalah tidak. Tetapi kenapa orang ini ditinggalkan oleh Tuhan? Bukan karena cuma dosanya tetapi dia tidak bertobat dari dosanya. Saudara-saudara jangan mengatakan, “Oh, aku memang berdosa, orang lain juga berdosa.” Suatu hari ada orang muda bersama pacarnya datang kepada saya. Mereka belum menikah tetapi mereka cekcok yang besar karena yang perempuan menganggap yang laki-laki itu tidak setia. Lalu kemudian saya melakukan konseling dengan yang laki-laki dan ternyata dia sudah pernah tidur dengan beberapa perempuan yang lain. Lalu kemudian ketika saya bertanya tentang itu kemudian dia berkata kepada saya dengan muka tidak suka, “Pak Agus jangan munafiklah, jangan pura-pura tidak tahulah. Pak Agus kan tahu semua anak-anak muda di sini sudah banyak yang tidur dengan perempuan yang lain.” Dan kemudian saya mengatakan kepadanya supaya tidak melakukan generalisasi. Saya tahu ada orang-orang muda yang menjaga kemurniannya. Dan di tempat yang lain, memang benar ada orang-orang yang jatuh tetapi orang-orang itu bertobat. Apa yang membuat seseorang itu ditinggalkan oleh Allah? Bukan karena dosanya tetapi ketidakmauan untuk bertobat.
Dan sekarang pertanyannya adalah apa dosa Eli? Dalam hal apa yang membuat Eli itu tidak bertobat? Dosa Eli adalah membiarkan anak-anaknya tetap berdosa. Anak-anak Eli melakukan dosa-dosa yang besar, padahal mereka adalah imam. Mereka adalah orang-orang yang memimpin rohani seluruh bangsa Israel, tetapi mereka tidak bertobat di dalam dosa-dosanya. Di dalam dua hal ini mereka bersalah, mereka sangat loba terhadap makanan-makanan dan itu adalah sama dengan loba terhadap uang. Dan juga mereka itu membiarkan nafsu itu menguasai mereka dan mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang menjaga Bait Suci. Dan apakah Eli itu memperingatkan anak-anaknya? Jawabannya adalah iya. Ketika Eli melihat anak-anaknya maka dia mengatakan, “Jangan begitu, engkau jangan lakukan itu, engkau itu berdosa sama Tuhan. Engkau tidak boleh lakukan itu, itu mempermalukan Tuhan dan juga pekerjaan-Nya dan juga keluarga kita.” Bukankah sudah beres? Bukankah tanggung jawab dari papanya Hofni dan Pinehas itu sudah selesai? Tidak, Tuhan menyatakan engkau membiarkan anak-anakmu. Loh? Tuhan, Eli sudah bicara kok, kenapa Engkau masih marah kepada Eli? Perhatikan baik-baik, bicara secara memberikan nasihat tidak cukup di dalam hal ini. Tuhan menghendaki ada disiplin yang keras dari Eli kepada anak-anaknya. Susah atau tidak? Susah. Saudara kalau menghukum orang lain mudah, kalau saudara menghukum anak sendiri mulai pikir, memang umur sekian tidak apa-apa kok masih wajar. Saya tidak katakan semua anak yang nakal lalu kemudian saudara hukum yang keras. Tetapi anak ini, orang-orang ini, adalah orang-orang yang tidak menghormati Allah dan mereka itu mengacaukan jemaat. Mereka tidak menghormati Allah dan mereka itu sudah merugikan jemaat. Saudara-saudara, tidak ada takut akan Tuhan sama sekali di dalam diri anak-anak ini. Maka tidak cukup bagi Eli hanya cuma bicara-bicara sama anak-anak ini. Tidak cukup bagi Eli untuk berbicara memberikan warning. Bahkan di dalam Perjanjian Lama di dalam kitab Bilangan, Tuhan menyatakan jikalau ada yang secara sengaja mereka melakukan hal-hal seperti itu, maka Tuhan mau orang ini mati. Saudara perhatikan baik-baik, prinsip di dalam Alkitab adalah kalau Tuhan itu berlaku lembut kepada satu kasus, maka biarlah kita mempelajari dan kita minta kelembutan Tuhan. Jikalau Tuhan itu keras di dalam satu kasus, maka kita itu minta kepada Tuhan berikan aku kekuatan untuk keras. Tetapi banyak dari orang Kristen ketika kita itu disuruh keras kita lembut, ketika kita itu disuruh lembut kita keras. Di Alkitab mengatakan jikalau matamu atau tanganmu itu menyesatkan engkau maka penggallah! Maka itu adalah suatu tindakan keras, radikal. Tetapi kalau ada orang lain yang bersalah kepadamu biarlah engkau boleh mengampuni, biarlah engkau boleh mencintai musuh-musuhmu. Oh, sering sekali kita akan keras sama orang lain tetapi kepada diri dan anak-anak sendiri dan keluarga sendiri kita begitu lembut.
Anak-anak Eli, Hofni dan Pinehas tidak menghormati Allah. Hofni dan Pinehas membuat kemunduran rohani bagi seluruh orang Israel. Kalau saudara melihat kisah dari 1 Samuel dan 2 Samuel, saudara-saudara akan melihat pemimpin-pemimpin yang mundur secara rohani dan itu menakutkan sekali. Di dalam dua buku ini, saudara akan menemukan bagaimana raja-raja, termasuk Saul, Daud itu mundur secara rohani, dan di sini, Eli mundur secara rohani. Dan pemimpin yang mundur secara rohani menghasilkan seluruh bangsa negara itu mundur secara rohani.
Kalau saudara-saudara mempelajari kitab para nabi dan kemudian saudara akan menemukan bahwa para nabi itu berbicara kepada orang Israel tetapi tidak didengar oleh orang Israel dan Allah begitu marah dan kemudian Allah membuang mereka lalu kemudian saudara tanya mengapa mereka itu dibuang? Jawabannya satu, karena mereka tidak berbuah, seluruh Israel dinanti buahnya tidak ada buah. Kalaupun ada buah itu itupun adalah buah yang masam begitu kata firman Tuhan. Tetapi kalau ditanya kenapa mereka tidak berbuah, jawabannya adalah imam dan nabinya berkotbah palsu. Saudara-saudara, sadar atau tidak, Firman yang kita dengar mempengaruhi dari pertumbuhan dari rohani kita atau tidak. Sadar atau tidak, seluruh gereja ini tergantung dari mimbar ini. Maka saudara-saudara doakan setiap hamba Tuhan, doakan setiap mimbar agar hidup kami itu murni, agar hati kami itu lurus dan agar setiap Firman yang disampaikan itu benar-benar adalah Firman Allah dan kiranya Tuhan mengasihani kita semua. Jikalau mimbar itu sudah bergeser, maka umat walaupun mereka tidak sadar perlahan-lahan spiritualnya mundur. Apalagi jikalau hamba-hamba Tuhan-nya itu mempermainkan jabatannya, maka ini menjadi sesuatu kemunduran yang besar sekali. Dan biarlah kita boleh bertobat dan minta tolong sama Tuhan untuk itu tidak terjadi sama kita di dalam hidup kita.
Apakah cukup dari imam Eli untuk memberikan warning kepada anak-anaknya? Bukankah imam Eli bisa berpikir seperti ini? “Oh kita orang-tua kita mesti memberikan reward dan punishment itu seimbang. Oh kita mesti memberikan keadilan dan kasih Allah itu seimbang.” Tetapi itu tidak lagi ada di hadapan Allah. Engkau terlalu lemah. Engkau membiarkan ini semua terjadi. Saudara-saudara, sampai akhir hidupnya, Eli tidak pernah keras kepada anaknya. Sampai akhir hidupnya, Eli tidak pernah menantang anak-anaknya. Saudara-saudara perhatikan prinsip di bawah ini, kita mungkin harus lebih keras terhadap orang-orang yang kita sayangi. Kita memiliki orang-orang yang kita sayangi, tetapi kita mesti hati-hati. Keluarga kita sendiri, itu sangat mungkin kita membela dosa-dosa yang ada di dalamnya. Sehingga kerusakan keluarga kita bahkan kita tidak ketahui. Alkitab dengan jelas menyatakan orang-orang memberikan laporan kepada Eli mengenai tindakan anak-anaknya. Saya pernah melihat satu jurnal dan jurnal itu mengatakan hasil survey orang yang tahu terakhir berkenaan dengan seorang muda itu terkena drugs adalah papa mamanya. Orang yang paling terakhir yang tahu ada masalah di tempat anak kita adalah orangtua. Kita mesti menjagai di dalam takut akan Tuhan bagi keluarga kita. Karena banyak sekali seorang yang kita sayangi, yang begitu dekat dengan kita, yang sebenarnya menghambat pekerjaan Tuhan, membuat dosa itu makin merebak dan membuat kerohanian kita itu turun.
Banyak orang di sekitar kita yang kita cintai yang sebenarnya pada prinsipnya itu malah menentang prinsip-prinsip Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Raja dalam hidup kita. Di dalam Alkitab ada beberapa contoh-contoh yang begitu jelas. Suatu hari Yesus Kristus meminta seseorang untuk datang kepada Dia mengikut Dia. Tetapi kemudian orang itu mengatakan, “Aku mau berpamitan dulu dengan orang tuaku.” Yesus bicara keras sekali kepada dia, “Maka biarlah engkau mau berpamitan engkau harus tahu setiap orang yang siap untuk membajak tetapi memandang ke belakang tidak layak menjadi murid-Ku.” Cinta kita kepada orang-orang di sekeliling kita sering sekali membuat mata kita buta bahwa yang utama adalah Kristus dan kesucian-Nya. Cinta kita kepada orang-orang yang kita sayangi itu seringkali membuat kita tidak bertumbuh secara rohani. Ada satu kalimat yang luar biasa ekstrim yang terjadi dalam Alkitab yang Tuhan Yesus Kristus itu berikan kepada rasul yang paling pertama yang menjadi soko guru jemaat. Dan rasul itu adalah Petrus. Suatu hari Yesus Kristus sedang menuju ke Yerusalem. Ketika Alkitab mengatakan Yesus itu pergi ke Yerusalem itu artinya menuju kepada salib. Dan kemudian Yesus berkata kepada semua rasul-Nya. Anak Manusia akan pergi ke Yerusalem akan menanggung begitu banyak penderitaan dan akan menderita dan mati di sana. Lalu kemudian Petrus, salah satu dari tiga rasul yang paling dekat dengan Yesus Kristus, dan dari seluruh rasul setelah Yesus itu naik ke sorga, Petrus itu adalah yang nomor satu. Ini adalah murid yang sangat diharapkan. Seluruh tanggung jawab ada pada dia, dikasihi oleh Yesus Kristus. Lalu kemudian tiba-tiba Petrus mengatakan, “Jangan, itu tidak mungkin terjadi pada-Mu, Guru.” Yesus memandang kepada dia dengan mata yang sangat tajam dan Dia mengatakan, “Enyahlah engkau, iblis!” Oh ini sesuatu kalimat yang luar biasa tajam, ini adalah kalimat pemisahan. Saudara-saudara, saya tidak tahu kadang dengan dosa-dosa orang-orang yang berzinah orang-orang pemungut cukai Yesus Kristus itu bisa begitu lembut. Yesus tidak pernah lembut dengan dosanya, Yesus lembut dengan pendosa-pendosa itu. Tetapi Petrus itu tidak berzinah. Petrus tidak sedang mencuri. Petrus menyatakan simpatinya kepada Yesus Kristus, Petrus sayang sama Yesus Kristus, Yesus mengasihi Petrus. Apakah Yesus tidak bisa berbicara lebih lembut seperti, “Engkau harus belajar lagi Alkitab. Kita perlu STRIS tiga minggu lagi. Engkau harus tahu apa yang Aku itu maksudkan ketika Aku pergi ke Yerusalem. Aku mengasihi engkau dan menunggu engkau mengerti suatu hari.” Tidak ada kata-kata itu. “Enyahlah engkau setan!” Kita harus siap untuk memberikan sesuatu pemisahan secara rohani kepada orang-orang yang kita kasihi, ini menyakitkan, sangat menyakitkan. Eli tidak berani melakukannya. Eli tidak mau melakukannya. Dan ini menghasilkan seluruh keluarganya tetap terus di dalam dosa.
Ada satu gambaran dari seorang yang dipakai oleh Tuhan yang menggerakkan hidup saya. Dan bagaimana orang ini memberikan contoh dalam hidup kita berkenaan dengan dipakai oleh Tuhan itu seperti apa dan dipisahkan dengan orang-orang yang disayang itu seperti apa. Saudara-saudara perhatikan, kalau engkau dan saya mau dipakai oleh Tuhan maka sering sekali Tuhan akan membentuk kita melepaskan orang-orang yang paling kita sayang. Orang ini adalah John Sung. Suatu hari istri John Sung itu sakit keras, dan sangat mungkin mati. Tetapi pada saat yang sama John Sung malam harinya harus pergi ke kota yang lain karena ada pelayanan. Di dalam buku biografinya maka saudara bisa melihat bagaimana John Sung ada di depan istrinya yang terbaring, di dalam sekaratnya. Dan kemudian dia berdoa berlutut. Dia melihat istrinya. Dia menciumnya. Dan kemudian di dalam buku itu dituliskan maka John Sung kemudian membalikkan badannya dan dia berjalan menjauhinya dan tidak sekalipun melihat kembali ke belakang. Oh luar biasa. Dia berjalan dengan air mata, tetapi untuk taat kepada Tuhan. Dia mencintai istrinya, tetapi di dalam kedaulatan Allah dia mau terpisah secara rohani dengan istrinya. Apa yang sering membuat kita itu gagal di dalam kerohanian? Bukan musuh, melainkan orang yang kita kasihi dan kita harus berani keras pada diri kita.
Dan saudara-saudara, melihat di dalam case Eli ini ada sesuatu yang unik. Allah meninggalkan dia, tetapi Allah menjawab doa-doanya. Saudara-saudara, semakin saya melihat Alkitab maka saya teringat akan satu dosen saya. Dia mengatakan berkali-kali, jangan engkau pikir keberhasilan pelayanan itu berarti Allah itu pasti mengasihi engkau. Sangat mungkin karena Allah mengasihi jemaatmu. Saudara hal yang sama saudara biarlah ini menjadi prinsip hidup kita. Saudara lihat dalam kehidupan Eli. Hana tiba-tiba itu datang dan kemudian dia menangis. Eli pertamanya itu tidak tahu apa yang dilakukan oleh Hana, dia pikir orang ini mabuk. Lalu kemudian dia tanya kenapa engkau mabuk? Oh saya tidak mabuk. Saya menangis saya mengharapkan anak. Dan Eli kemudian memberikan dia berkat. Dan saudara-saudara apa yang terjadi? Sungguh-sungguh Hana tahun depannya itu hamil dan melahirkan. Oh powerful sekali itu tangan. Begitu ditempel langsung melahirkan. Langsung hamil dan melahirkan. Oh ini powerful sekali padahal sudah usaha-usaha bertahun-tahun tidak dapat anak. Lalu kemudian beberapa waktu kemudian Hana dan Elkana datang dan mempersembahkan Samuel, Hana pasti sedih. Tetapi Alkitab mengatakan Eli itu memberkati Hana dan Elkana dan dia mengatakan Tuhan kiranya memberikan keturunan kepadamu pengganti Samuel ini. Dan kemudian setelah itu Hana melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Powerful sekali doanya, pada saat yang sama Eli ditinggalkan Tuhan. Menakutkan bukan? Dan bukan itu saja. Ketika Samuel itu tidak bisa membedakan suara Tuhan. “Samuel, Samuel” demikian kata Tuhan. Samuel langsung pergi ke imam Eli, “Bapa bicara sama saya panggil saya?” “Tidak. Kamu pergi tidur.” Lalu kemudian Tuhan bicara, “Samuel, Samuel.” Dia datang lagi dan bapa bicara sama saya? “Tidak.” Tetapi kemudian Eli sadar, mungkin ini Tuhan bicara. Maka kemudian dia mengatakan kalau nanti suara itu datang lagi, katakan kepada Tuhan, “Ya Tuhan di sini aku, berbicaralah.” Oh dia begitu rohani bukan? Saudara perhatikan baik-baik, dia mengajarkan orang lain bagaimana mendengarkan suara Tuhan, pada saat yang sama Tuhan diam kepada Eli. Oh, menakutkan sekali. Saudara-saudara, hamba Tuhan mungkin saja berhasil tetapi Tuhan tinggalkan. Gereja mungkin itu terlihat berhasil tetapi Tuhan tinggalkan. Saudara punya doa mungkin itu kelihatan dijawab oleh Tuhan tetapi mungkin Tuhan itu tinggalkan. Saudara jangan menghibur diri. Mari kita menguji diri kita. Saudara-saudara yang paling penting adalah bukan apakah aku berguna bagi orang lain. Tetapi yang paling penting dari seluruh cerita ini adalah kalau Tuhan meminta pertobatan apakah kita bertobat? Dengan pertobatan maka Alkitab menyatakan engkau menghormati Aku. Tetapi jikalau kita tidak bertobat maka kita menghina Allah. Dan 1 Samuel 2:30 mengatakan, “Siapa yang menghormati Aku, Aku akan hormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.” Oh biarlah kalimat ini boleh menjadi kalimat di dalam hati kita. Biarlah kalimat ini ada pada keluarga kita, biarlah kita mengajarkan kepada diri kita, kepada orang-orang yang kita kasihi dan juga kepada anak-anak kita. Kiranya hidup yang hanya satu kali adalah hidup yang mengormati Tuhan. Hidup yang rela untuk bertobat, dan hidup di dalam kesucian di hadapan Allah.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more