Mat 7:13-14
Minggu yang lalu kita sudah melihat Firman ini dan dealing dengan hati kita. Ketika kita melihat sesuatu, khususnya Firman, kita tidak boleh lupa bahwa kita memiliki presaposisi di dalam pikiran dan kita memiliki sikap hati terdahulu sebelumnya. Presaposisi yang salah dan sikap hati yang bengkok dapat secara licik menggunakan Firman yang kita baca untuk mencapai tujuan kita yang berdosa. Suatu tujuan sesuai dengan keinginan kita dan bukan yang Tuhan inginkan. Banyak pengkotbah dan gereja menyatakan; Aku mengkotbahkan Alkitab. Aku mengkotbahkan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Aku mengkotbahkan dari Alkitab. Ya tentu kita mengkotbahkan dari Alkitab dan bukan yang lain. Tetapi saya mau tanya presaposisi di dalam pikiranmu itu apa? Dan sikap hatimu ketika menghadapi Firman itu apa? Karena setiap dari kalimat-kalimat kita bisa gunakan seturut dengan kelicikan hati untuk memutar kebenaran. Segala sesuatu yang ujungnya menyenangkan diri dan menyenangkan daging. Itu pastilah bukan pengajaran dari Alkitab yang sejati. Kenapa? Karena tidak perlu membaca Alkitab, itu sudah ada pada kita. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan; engkau mau mengikuti Aku, engkau harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Aku. Biarlah kita boleh menyadari setiap kali kita membaca Alkitab, apa asumsi dasar dari pikiran kita? Apa yang menjadi sikap hati kita?
Beberapa waktu ini kita masuk di dalam peringatan berkenaan dengan Reformasi. Ketika saudara bicara mengenai Reformasi atau bicara mengenai Teologia Reformed, saudara teringat apa? Ada beberapa elemen, tetapi satu hal yang saya ingat adalah bicara berkenaan dengan reformasi, teologia Reformed itu, yang penting bukan saja produknya tetapi adalah metodenya. Metode berteologia Reformed. Dan apa itu metode berteologia Reformed? Yaitu cara pikir dan sikap hati dari Calvin. Sekali lagi bukan saja produk akhirnya. Ya, produk akhir itu adalah sesuatu yang penting. Tetapi kenapa Alkitabnya sama tetapi teologia produk akhirnya berbeda? Karena cara berpikir mendekati Alkitab dan sikap hati mendekati Alkitab itu berbeda. Maka di dalam reformasi, salah satu hal yang harus kita pelajari adalah metode berteologia Reformed. Saya sudah pernah menyatakan ini, saya sudah pernah membuat seminar ini beberapa tahun yang lalu. Kalau Tuhan pimpin kita akan berikan lagi. Kembali ke bagian Alkitab ini. Minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai sikap hati yang kita miliki ketika kita dealing dengan firman. Pagi ini kita akan masuk memikirkan mengapa Yesus menyatakan ajaran-Nya adalah jalan yang sempit, bukan suatu jalan yang lebar, jalan yang umum, ini adalah jalan yang berbeda dari dunia. Tidak diajarkan oleh siapapun yang pernah hidup. Agama terbaik pun tidak mengajarkannya. Bahkan ajaran ini berbeda dengan kemauan dan pikiran kita sebagai pengikut-Nya. Semua ajaran Kristus dikatakan adalah pintu yang sesak dan jalan yang sempit. Mengapa Kristus mengatakan demikian? Beberapa minggu ini kita akan berbicara, melihat karakter ajaran Kristus. Kenapa Kristus sendiri menyatakan ini adalah pintu yang sesak dan jalan yang sempit?
Hal yang pertama, adalah karena ajaran Kristus akan membuat hati kita direndahkan. Ajaran Kristus akan membuat hati kita diremukkan. Dan itulah anugerah. Perhatikan 3 kata ini akan menjadi satu. Pertama adalah Kristus, kedua adalah anugerah dan yang ketiga adalah perendahan diri manusia. Anugerah yang diberikan Allah kepada dunia ini hanya melalui Yesus Kristus. Kristus Yesus dipakai oleh Allah untuk memberikan anugerah-Nya bagi dunia. Ketika anugerah diberikan kepada kita, manusia yang diberi anugerah, anugerah yang pertama diterima adalah manusia itu akan direndahkan oleh Allah. Setiap perkataan Kristus, ketika sungguh-sungguh menelitinya, akan membuat saudara dan saya direndahkan. Kalau kita melihat ajaran Alkitab, satu dosa yang tertinggi, terpuncak yang berkali-kali dihardik oleh Allah secara Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah kesombongan. Apa itu kesombongan? Diri bukan saja menjadi centre tapi diri diangkat tinggi. Lihatlah begitu banyak ayat Alkitab bagaimana Allah melawan secara terbuka kesombongan kita. Dan ketika Kristus menyatakan pengajaran-Nya, Dia akan menelanjangi dosa kita, bukan kehebatan kita, tetapi kecacatan kita, dosa kita. Roh Kudus ketika bekerja akan mendorong kita kepada satu titik, satu sudut dan membuat kita mengakui I am nothing! Aku bukan siapa-siapa Tuhan, aku bangkrut, aku tidak memiliki apa-apa di depan-Mu dan di situlah mulai anugerah Allah yang besar terjadi dalam hidup kita. Pengajaran Kristus membuat kita mengerti sesungguhnya siapa kita ini di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Membuat kita mengatakan berkali-kali di dalam setiap hari; I am nothing and You are everything. Itulah sebabnya, Allah sering membuat kita secara fisik menderita kesulitan. Dari penyakit, jatuh miskin, punya masalah besar dengan keluarga, orang yang kita kasihi mengecewakan kita, hidup tidak sesuai harapan kita, atau apa pun yang datang, yang memalukan atau mengecewakan kita. Alkitab mengatakan bukan dengan senang hati Tuhan meremukkan anak-anak-Nya, tetapi di dalam kehendak Allah, Allah bermaksud untuk menggoncang fisik dan kehidupan luar kita untuk membuat hati kita remuk, menyadari kebangkrutan kita untuk merendahkan hati kita dan diri kita, untuk membuat kita miskin di hadapan-Nya dan akhirnya berharap kepada anugerah-Nya semata. Seluruh pengajaran Kristus selalu memiliki karakter ini.
Ketika berbicara mengenai anugerah. Saya mengharapkan anugerah, saya ingin anugerah. Kata itu begitu manis buat kita. Tetapi apakah saudara tahu anugerah itu memiliki konteks yang terlebih dahulu harus ada, yaitu kita itu nothing. Mengerti dan menerima anugerah sebagaimana yang Alkitab katakan, itu tidak mudah. Kita memerlukan anugerah Allah dari awal kehidupan Kristiani kita sampai akhir. Kata ini kelihatannya manis, bahkan sejak pertama, kalimat ini menuntut kerendahan diri kita dan itu tidak mudah. Saya ambil contoh. Coba kabarkan Injil dan lihat bagaimana manusia sulit sekali menerima anugerah. Ini sungguh-sungguh terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Ada seseorang yang memberitakan injil kepada seorang bapak. Bapak ini adalah seorang yang beragama lain. Ujung-ujungnya penginjil ini mengatakan, “Bapak, apakah bapak yakin akan masuk ke surga?” dan bapak itu mengatakan, “Ya, saya pasti diselamatkan.” Kemudian penginjil ini bertanya, “Kenapa Bapak bisa diselamatkan? Kenapa yakin diselamatkan?” Maka bapak ini mengatakan, “Karena saya rajin beribadah, saya memberikan persembahan, saya berbuat baik.” Orang Kristen yang mengabarkan injil itu mengatakan, “Oh, itu tidak bisa menyelamatkan Pak.” Lalu bapak itu katakan, “Lho kenapa tidak bisa? Jadi bagaimana saya bisa diselamatkan?” Penginjil ini mengatakan, “Bapak mesti menerima Yesus Kristus, Dia mati disalib untuk menebus dosa Bapak, maka Bapak bisa diselamatkan.” Bapak ini tidak percaya akan apa yang dia dengar, dia tanya sekali lagi, “Jadi bagaimana caranya agar saya bisa diselamatkan? Apa yang harus saya lakukan?” Orang Kristen yang mengabarkan injil mengatakan, “Percaya kepada Yesus, Pak, percaya kepada Yesus.” Kemudian bapak ini mengatakan, “Hah? Percaya kepada Yesus maka saya akan diselamatkan? Hanya itu?” Orang Kristen ini mengatakan: “Iya Pak, hanya itu.” Bapak itu kemudian mengakhiri pembicaraan dengan mengatakan, “Kok gampang banget ya?” “Bapak mau percaya?” “Ngak.” Saudara perhatikan. Gampang? Kalau gampang terima dong. Kenapa tidak mau terima?
Sejak dari awal kekristenan sampai kita bertemu dengan Tuhan, seluruhnya anugerah dan ketika anugerah diberikan kepada kita, itu artinya kita direndahkan. Kata anugerah, bahasa lainnya adalah tidak ada satu elemen yang terkecil pun dari kita yang bisa kita sodorkan kepada Allah sebagai jasa. Dalam segala sesuatu, apapun itu. Apakah itu keselamatan, apakah itu pengudusan, ataukah itu pelayanan, ataukah itu kemuliaan yang akan kita dapatkan. Tidak ada satu usaha yang kita bisa kerjakan yang dianggap sebagai jasa. Ya, anugerah, akan mendorong kita bekerja lebih keras tetapi bukan jasa. Saudara tidak lebih dicintai oleh Tuhan ketika kita pergi ke Papua. Saudara tidak lebih dicintai oleh Tuhan ketika memberi persembahan di Hari Perjuangan. Kenapa tidak lebih dicintai oleh Tuhan ketika kita memberikan persembahan? Karena Dia sudah memberikan seluruh cinta-Nya kepada saudara dan saya. Ketika cinta diberikan, itu mendorong kita berbuat sesuatu. Sebaliknya, ketika seorang Kristen diam dan tidak berbuat sesuatu atau berbuat sedikit sekali, saya mempertanyakan apakah Tuhan bekerja di dalam hidupnya atau tidak. Saya sangat-sangat tersentuh ketika membaca tulisan dari seorang Puritan. Ini adalah seorang Puritan yang bekerja keras, dia menggembalakan gereja, kemudian dia diusir dari gerejanya, dan akhirnya dia pergi ke Amerika. Menemukan dunia yang baru dan anak istrinya ada yang mati, dia kerja keras menggembalakan di sana. Dia bahkan berusaha untuk menegakkan keadilan di kota di mana dia tinggal dan dia menulis buku begitu banyak untuk jemaatnya. Saya membaca begitu banyak yang dikerjakan di dalam umur yang pendek itu, dan ketika dia ada di ranjang menuju kematiannya, temannya ada di sebelahnya. Temannya menyanyikan lagu rohani dan menghibur dia. Temannya mengatakan demikian kepada orang yang sebentar lagi mati, “Temanku, kelihatannya engkau sebentar lagi akan menuju kepada Kristus dan menerima upahmu, menerima your reward.” Dan orang Puritan ini mengatakan, “No, no, my friend, aku akan pergi ke Kristus untuk menerima belas kasihannya lagi.” Mercy. Seluruhnya anugerah. Ketika ada anugerah, maka kita direndahkan. Direndahkan bukan karena Dia mau menghina kita, tetapi posisi kita sesungguhnya adalah itu. Itulah sebabnya ketika anugerah sampai kepada Petrus, maka Petrus mengatakan, “Pergi dari hadapanku ya Yesus, aku ini orang berdosa.” Ketika anugerah datang kepada anak terhilang, maka dia menyadari keadaannya. Sebelumnya dia tidak menyadari dia siapa. Maka dia kembali ke rumahnya, kerja keras sampai di rumah bapanya. Dia mengatakan, “Jadikan aku hambamu, bukan anakmu lagi.” Ketika anugerah sampai kepada perempuan Siro-Fenisia atau Bartolomeus yang buta itu, maka berkali-kali mereka berkata, “Have mercy on me, Son of David, have mercy on me.” Daud memberitahu kepada kita, hati yang patah, hati yang remuk tidak akan Kau pandang hina ya Tuhan. Yesaya menyatakan kepada kita, Allah bersemayam di tempat yang tinggi, di tempat yang kudus, tetapi juga Allah itu bersemayam dengan orang-orang yang remuk dan rendah hati. Apakah engkau mau melihat Allah bersemayam di tengah-tengah kita? Miliki hati yang remuk. Maria menyatakan Allah memperhatikan kerendahan hamba-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya. Lihatlah setiap kali anugerah itu tiba pada seseorang, maka orang itu akan direndahkan oleh Tuhan.
Berapa kali Allah mau merendahkan hatimu? Berapa kali Allah mau merendahkan dirimu tetapi engkau tidak rela? Berapa kali Allah mau membuat lutut kita telut, tetapi kita tidak mau? Kita mau berdiri terus. Lihatlah apa yang Kristus akan kerjakan dalam hidup kita. Engkau dan saya akan dibuat makin lama makin direndahkan. Membuat kita tahu bahwa kita itu nothing dan apa yang kita pikir bahwa itu adalah jalan kematian, itu adalah pintu yang sesak untuk anugerah Allah diberikan kepada kita. Agama manapun saja tidak mungkin mengajarkan jalan ini. Yesus Kristus menyatakan jalan ini sempit adanya. Sesak pintunya. Ketika ajaran Kristus masuk ke dalam dunia, semua agama, termasuk agama yang paling ketat sekalipun yaitu agama Yahudi harus tutup. Itulah sebabnya Richard Niebuhr mengatakan kemungkinannya ada dua, antara agama dan kebudayaan Yahudi harus tutup, atau Yesus harus mati. Mereka memilih Yesus harus mati. Saudara pikir bicara mengenai Yesus Kristus itu hanya bicara mengenai dosa? Oh, saya pergi ke surga? Di dalam konteksnya, maka ajaran Yesus kalau berkembang, Yahudi harus tutup. Kalau saudara pemimpin agama Yahudi apa yang saudara harus lakukan? Tidak ada cara lain. Dia atau saya yang mati. Maka Dia harus mati. Yesus mengatakan sesungguhnya jalan-Ku sempit dan tidak banyak orang mendapatkannya. Saya bisa bicara panjang lebar tentang teologia, anugerah, dan seluruh implikasinya. Tetapi, sekali lagi, ketika konsep anugerah ini kita terima dan kita taati, maka implikasinya kita akan direndahkan. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan dalam Ucapan Bahagia pertama, berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Siapakah yang bisa mengerti jalan ini? Tidak banyak orang yang menemukannya kecuali karena anugerah Tuhan juga.
Hal yang kedua. Mari kita memikirkan karakter kedua seluruh pengajaran Kristus sehingga Kristus sendiri mengatakan; jalannya sempit dan pintunya sesak. Hal yang kedua adalah karena ajaran Kristus secara totalitas bicara mengenai penguasaan Allah kepada kita di dalam Kristus Yesus. Allah menguasai kita di dalam Kristus Yesus. Allah menjadi Raja dan itu artinya dosa harus keluar. Ini adalah jalan kesucian. J.C. Ryle mengatakan; Being a Christian cost your sins. Menjadi Kristen, harganya dosa kita, dosamu, dosaku. Kalau kita memang mau mengikut Kristus Yesus, tidak ada cara lain, saudara dan saya harus meninggalkan dosa apapun. Ajaran Kristus itu ajaran tentang hidup di dalam kerajaan Surga. Pikirkan hal ini. Apa yang saudara dan saya pikirkan ketika bicara mengenai kerajaan Surga? Oh, nanti hidup setelah kematian. Aku masuk ke Surga dan bukan ke neraka. Sama seperti anugerah. Ketika kita tidak mengertinya maka kita menganggap itu adalah kata yang manis padahal tuntutannya adalah perendahan diri. Mari kita perhatikan baik-baik. Kerajaan Surga, the kingdom of heaven, the kingdom of God. Itu artinya Allah menjadi Raja, pribadi Allah menjadi Raja kita. Itu artinya, saudara dan saya terima Allah berintervensi dalam hidup kita. Itu artinya bahwa kita rela hidup diatur, diperintah, dikontrol oleh Dia. Itu artinya hidup kita bukan milik kita sendiri. Semua diatur. Semua diintervensi. Semua dicampuri. Semua diperintah. Semua ditaklukkan. Mau? Kristus jujur dan dia berbicara secara plain dan sebagai seorang pengkhotbah meskipun itu sulit karena saya juga duduk bersama saudara-saudara di depan khotbah ini, tapi saya harus bicara plain. Saya tanya kepada saudara. Mau hidupmu dicampuri Tuhan? Saya tidak tanya engkau pelayanan. Saya tanya mau hidup kita dicampuri, diintervensi oleh Tuhan, ditaklukkan oleh Tuhan? Kehendak Dia jadi dan bukan kehendak kita? Apakah kita tahu resikonya? Sampai makan dan minumpun diatur. Paulus menyatakan biarlah engkau makan dan minum untuk kemuliaan Allah. Cara berpakaian, motivasi hati, penggunaan waktu, bagaimana kita hidup, nonton TV, teman hidup, cita-cita masa depan. Apakah saudara dan saya mengerti ajaran Yesus tuntutannya apa? Yaitu hidup yang bukan milikku lagi. Bukan milik anakku. Bukan milik orangtuaku. Apakah kita mengerti ini apa? Hidup yang diatur oleh prinsip aturan hukum-hukum kerajaan. Diatur dan kita mau diatur itu bukan cara legalism tetapi dengan kasih yang ditumbuhkan oleh Allah dalam diri kita. Ketika kasih ditumbuhkan di dalam hati anak-anak-Nya, itu artinya kita akan mentaati lebih daripada sekedar hukum. Ketika Dia menuntut, Dia menuntut dengan kasih dan kasih itu tidak ada paksaan. Ketika kasih itu menimbulkan kasih dalam hati kita, maka seseorang yang mengasihi akan bekerja lebih keras dan lebih ketat daripada orang yang dipaksa. Ketika tadi bicara mengenai hal ini, saya beri contoh kepada Samantha. Lihat, kalau pembantu rumah tangga bekerja sama kita, Saudara akan lihat, atau Saudara bekerja di kantor, Saudara selalu akan mengukur beban pekerjaan itu dengan gaji. Saudara pasti pernah mengeluh seperti ini; gua kerjanya kaya begini kok gajinya cuma sekian. Itu artinya memang sebenarnya kita bekerja di kantor adalah ada tuntutan “legalism” ada hukum, ada take and give. Karena memang kita tidak mengasihi kantor itu. Tadi saya bicara mengenai pembantu rumah tangga. Tetapi, kalau Saudara adalah seorang ibu, Saudara mengasuh anak Saudara tanpa ada imbalan uang. Saudara rela pagi-pagi bangun sampai malam-malam, kerja seharian, tetap mengasihi dan tetap memelihara anak karena kasih. Kalau rekan kerja atau bos Saudara di kantor mengatai Saudara, saudara akan langsung cari kantor yang baru. Tetapi kalau anak Saudara mengatai kita, berapa kali anak kita mangatai kita, bukan? Saudara tetap mau mengasihi, tetap mau mendoakan, tetap mau memeluknya karena kasih. Di dalam kekristenan, tidak ada paksaan. Kalau misalnya mendengar satu firman, berikan perpuluhan apa yang ada dalam pikiran kita: “Waduh, aku gak rela tapi karena ini adalah dari Tuhan, aku kasih.” Saudara-saudara berusaha untuk merelakan diri dan sering sekali bicara: “Oh, ini pendeta tidak boleh bicara mengenai uang, tidak ada paksaan.” Tetapi agama Kristen menyentuh hati dan ketika bicara mengenai hati, bicara mengenai kasih. Orang yang mengasihi Tuhan, makin mengasihi dia, pasti akan memberikan lebih dari 10%. Karena Yesus sendiri berkata di mana uangmu berada, di situ hatimu berada. Kerajaan Surga adalah mengenai diperintah oleh Allah, diintervensi oleh Allah, dicampuri hidupnya. Apakah mau? Apakah rela? Yesus Kristus mengatakan: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Itu artinya gereja hidupnya adalah melebihi ketaatan orang Farisi dan ahli Taurat. Siapakah yang bisa mengalahkan ahli Taurat dan orang Farisi dalam ketaatannya. Mereka berdoa sehari 5 kali. Mereka juga memberikan perpuluhan, bahkan mereka berani mempertahankan agama mereka dengan darah. Orang-orang yang seperti Daniel tetap mau beribadah meski berada dalam ancaman. Kita kena COVID-19, langsung tidak beribadah. Kita kena COVID-19, langsung tidak mau pergi ke gereja. Siapa yang bisa menyaingi ketaatan ahli Taurat dan orang Farisi? Mereka berusaha sampai sedetail mungkin sampai jam-jam tertentu diatur oleh firman dan Yesus katakan jangan engkau sangka bahwa aku meniadakan hukum Taurat. Hukum Taurat tetap ada dan hukum Taurat mengatur seluruh sendi kehidupan kita. Allah itu Raja melalui Firman-Nya, Allah itu Raja melalui ketaatan kita kepada hukum-Nya. Tetapi dia melakukannya dengan perubahan hati kita, bukan dengan legalism, dan ketika hati berubah, uniknya kita akan melampaui legalism. Bukan seperti pembantu, tetapi seperti seorang mama yang mengasihi anaknya. Enggak lagi hitung-hitungan. Hidup di dalam kerajaan Allah adalah hidup yang diatur oleh Allah, artinya no private life. Sekarang saya tanya kepadamu, biarlah kita boleh menjawab di hadapan Tuhan. Apakah ada satu bagian di dalam hidup kita yang saudara mengatakan: Tuhan yang itu Engkau boleh atur, yang ini saya tutup pintu buat Engkau? Ini urusanku, jangan arahkan mata-Mu di dalam area ini. Ini urusanku. Perhatikan dan hafalkan kalimat ini di dalam hati kita. Jika Kristus bukan Raja atas seluruh hidup kita, Dia bukan Raja atas hidup kita sama sekali. Sekarang saya akan memberikan kepada saudara-saudara pengertian, ini cara kerja Allah.
Minggu yang lalu saya sudah mengatakan, cara kerja Allah adalah Dia bicara pahitnya terlebih dahulu di depan dan cara kerja setan adalah dia memberikan manis di depan tetapi ada kait, ada umpan dan ada pancing di belakang. Saudara perhatikan cara kerja Allah kedua adalah Dia selalu meminta kita berikan semuanya atau tidak sama sekali. Kalau cara kerja setan saudara-saudara tahu. Aku enggak minta semuanya, aku minta sedikit saja. Enggak ada orang yang nonton video porno pertama langsung 3 jam begitu. Dia pertama mungkin lihat satu iklan, cuma beberapa detik. Lalu berapa detik lagi, lalu berapa detik lagi. Dan ujungnya kecanduan. Seluruh kecanduan selalu akan mulai dari sedikit. William Gurnall mengatakan, engkau buka sedikit mengenai satu dosa, dosa yang lain akan langsung bertumbuh. Setan akan selalu bicara sedikit saja. Saya tidak minta semua. Tetapi Tuhan mengatakan berikan semuanya atau tidak sama sekali di depan. Lihatlah pemuda yang kaya, yang pemimpin, yang beribadah yang dicatat di dalam Injil. Dia datang kepada Yesus Kristus dan dia tanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Dan Yesus kemudian mengatakan, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu! Segala perintah Allah.” Dan pemuda itu kemudian mengatakan, “Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus katakan, “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan, juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, dan engkau ikutlah Aku.” Orang kaya bertalenta yang hebat ini beribadah, bukan orang ngaco. Alkitab mengatakan bahwa orang itu pergi dengan air mata. Perhatikan, Yesus tidak pernah meminta orang muda dan kaya itu kembali lagi kepada Dia. Seberapa gemilangnya dia, Kristus tidak mundur daripada tuntutannya. Jual segala milikmu dan berikan pada orang miskin lalu ikut aku. Engkau tidak mau? Engkau menangis, engkau pergi, engkau bertalenta. Kristus menyatakan: Aku tidak mundur dari tuntutan-Ku! Raja itu Raja, hamba itu hamba. Saudara mau lari dari Tuhan, silakan lari. Saudara akan tahu Dia tidak akan mundur satupun. Semakin engkau lari, makin hidupmu hancur. Let God be God. Let man be man.
Saya akan akhiri dengan satu ayat Alkitab yang saudara mungkin kenal tetapi mari kita melihat kebenarannya lebih dalam. Injil itu artinya adalah Good News. Mari kita lihat apa artinya. Apa implikasinya Good News. Yesaya 52:7, mari kita membaca bersama-sama ayat ini. Mari kita memikirkan Injil itu apa. Ayat yang ke-7. Betapa indahnya kelihatan dari puncak-puncak bukit. Orang yang membawa berita. Berita damai, berita kabar baik. Good news, Gospel. Apa isi Gospel? Allah itu Raja. Itu Good News-nya. Kita diperintah. Kita diintervensi. Dia jadi Raja. Jalan Yesus, pintunya sesak, jalannya sempit, karena menuntut totalitas seluruh hidup kita di bawah ketuhanan Kristus Yesus. Apakah saudara dan saya rela untuk hal-ini? Yesus sudah berbicara di depan.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more