Mazmur 31:24a
Ini adalah tema yang sulit, yang dalam, dan saya tidak layak untuk berbicara di sini. Sebab sesungguhnya siapa manusia yang dapat mengatakan bahwa saya mengasihi Tuhan. Bukankah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran, kekuatan. Itu adalah hukum yang paling utama dan yang terutama? Tetapi saya memilih tema ini bukan karena saya bisa atau saya layak, tetapi memang karena tema ini diperintahkan oleh Allah bagi saudara dan saya, bagi kita semua untuk kita jalani. Rasul Paulus mengatakan kalau kita tidak mengasihi Allah, celakalah kita. Tetapi Paulus menyatakan belum memperoleh itu, Paulus menyatakan belum sempurna, tetapi dia mengejarnya kalau-kalau dia dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Paulus menyatakan aku mengarahkan diriku kepada apa yang di depan, aku melupakan apa yang di belakangku, dan aku berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah di dalam Kristus Yesus. Kepada semua jiwa yang ada di sini, yang mendengarkan khotbah ini. Sebagai hamba Tuhan saya mendorong kita semua termasuk jiwa kita, biarlah kita boleh berjuang untuk belajar mengasihi Allah. Kita tidak diminta hanya untuk taat, tetapi Alkitab mengajar kita, kita diminta untuk taat di dalam kasih kepada Dia. Tetapi sekali lagi, kasih adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diajarkan, begitu dalam, begitu luas, begitu tajam. Kita tidak memiliki waktu yang panjang untuk membahas konsep ini dengan seluruh kesulitannya. Tetapi kita akan berbicara mengenai tiga hal besar. Yang pertama adalah saya akan bicara mengenai 4 karakter dasar kasih seseorang kepada Allah. Hal yang ke-2 adalah saya akan bicara 4 arti kasih kepada Allah. Sebagai penutup, ke-3 saya akan bicara mengenai satu bahan bakar, tenaga pendorong yang menciptakan kasih kepada Allah. Di tengah semua perenungan ini ketika saya mempersiapkan, saya teringat akan orang-orang yang Tuhan bentuk untuk mengasihi Dia. Saya teringat akan Abraham, Ishak dan Yakub, saya teringat akan Nuh, Musa, Daud, Yesaya, Yeremia, dan seluruh nabi yang besar dan yang kecil itu. Saya teringat akan murid-murid Yesus, Petrus, Paulus, Yohanes, dan Yakobus. Para reformator, para puritans, saya teringat akan Samuel Rutherford yang sangat mencintai Tuhan. Saya juga teringat akan misionaris-misionaris yang mengasihi Tuhan, Adoniram Judson, William Carey dan para misionaris dan martir yang dibentuk untuk mengasihi Kristus.
Hal Pertama. Kasihilah Tuhan hai orang-orang yang dikasihi-Nya. Bahasa Inggris-nya, “Kasihilah Tuhan para orang kudus-Nya.” Orang kudus adalah orang yang dikasihi oleh Allah. Dalam bahasa Indonesia, saudara akan menemukan dua kata ini, “Kasihilah Allah, kasihilah Tuhan hai orang-orang yang dikasihi-Nya”. Saudara akan mendapatkan dua kata kasih. Dalam bahasa aslinya, kata kasih yang pertama itu adalah aheb (baca ahav), kata kasih yang ke-2 adalah chasid (baca hezed). Apa komponen-komponen, karakter-karakter paling dasar yang dimiliki di dalam aheb? Orang-orang Puritans menyatakan ada 4 karakter kasih yang paling dasar yang dimiliki oleh orang-orang yang mengasihi Allah:
Karakter ke-1 adalah menjadikan pribadi Allah adalah harga dirinya. Perhatikan semua reformator maupun puritans, maupun orang-orang yang ada dalam rasul maupun nabi, semua orang yang saudara kenal mengasihi Allah memiliki karakter ini. Karena karakter ini sendiri dibentuk oleh Allah dari surga kepada orang-orang tersebut. Karakter ini tidak akan dimiliki oleh orang Kristen yang palsu. Ini adalah karakter menjadikan Allah, pribadi Allah adalah harga dirinya. Orang ini mengukur nilai dirinya berdasarkan pribadi dan penyertaan Allah di dalam hidupnya ada atau tidak. Kebanggaannya dan harga dirinya dan apakah dia berbangga atau dia minder bukan karena dia sukses atau memiliki uang banyak atau tidak. Itu tidak ada artinya, tetapi apakah Allah menyertai aku dan terletak harga diriku. Dia menyatakan God is my portion. Allah adalah bagianku dan Dialah bagian yang ditentukan jatuh kepadaku. Hal yang pertama, karakter yang pertama adalah Allah adalah harga diriku. Orang ini tidak akan gelisah lama kalau dia tidak memiliki uang. Orang ini tidak akan gelisah lama kalau banyak musuhnya. Tetapi orang ini akan terus gelisah kalau dia menyadari seakan-akan Allah meninggalkan dia dan dia tidak berjalan bersama dengan Allah; Allah adalah harga dirinya.
Karakter ke-2 orang-orang yang mengasihi Allah adalah menginginkan Allah (desire). Terus-menerus memiliki kerinduan dekat dengan Tuhan. Seperti seorang yang jatuh cinta, ingin terus dekat, mencari, menghubungi terus. Di dalam kitab Mazmur, pemazmur mengatakan “Seperti rusa merindukan sungai yang berair demikian jiwaku merindukan Engkau.” Pemazmur di tempat yang lain mengatakan “Aku iri”, irinya kepada siapa? Kepada orang yang punya uang? Tidak! “Aku iri kepada burung layang-layang”, kenapa dia bisa membuat sangkar di rumah Tuhan. ”Bilakah aku boleh datang melihat Engkau?
Karakter ke-3. Orang yang mengasihi Allah itu bersuka di dalam diri-Nya Allah, delight. Saya akan jelaskan apa itu delight. Delight adalah suatu perasaan bahagia, suka, yang selalu dikaitkan dengan kehadiran orang tersebut. Kalau kita sungguh-sungguh mencintai seseorang maka kalau kita pergi ke tempat tertentu dan melihat sesuatu, apalagi melihat sesuatu yang baru, atau makan sesuatu yang lezat atau yang baru, langsung tiba-tiba kita ingat akan seseorang yang kita kasihi dan kita merasa detik itu belum lengkap nikmatnya karena orang itu tidak beserta dengan kita menikmati makanan itu atau pemandangan itu. Itu delight. Delight adalah kebahagiaan kita yang selalu dikaitkan dengan orang tersebut. Sampai kapanpun akan kurang kalau tidak ada engkau. Orang yang mengasihi seseorang dan kalau orang yang dikasihi meninggal, maka kita bisa mengatakan hidupku tidak sama lagi. Atau kadang kita mengatakan separuh dari jantungku sudah tidak ada lagi. Itu artinya apa? Aku orang cacat ditinggal sama kamu. Tanpa orang tersebut, semua kenyamanan dan kenikmatan itu bercampur dengan rasa tidak senang yang pahit. Dan sampai kapanpun dia tidak bisa menikmati hidupnya secara lengkap. Lihatlah Musa di Mesir, itulah Daniel di Babel, itu adalah Nehemia yang berlinang air mata di tengah kesenangan istana Persia. Orang-orang dunia akan kebingungan melihat mereka. Musa kenapa engkau mau meninggalkan Mesir dengan seluruh tahtanya? Karena dia memiliki delight in the Lord. Dia mengejar Allah lebih daripada keuntungannya di Mesir. Dan meskipun dia ada di Mesir, meskipun dia memiliki kenyamanan dan kenikmatan itu, tetapi bercampur dengan rasa tidak senang yang pahit. Itu delight. Apakah kita memiliki? Dan kalau kita tidak memiliki, setiap kali kalimat-kalimat ditunjukkan oleh Allah, saudara-saudara langsung berdoa, Tuhan ciptakan itu dalam diriku.
Karakter ke-4 dari orang yang mengasihi Allah itu adalah orang yang melayani Allah, mengabdi kepada Dia. Kasih selalu menghasilkan pelayanan dengan hati tanpa pamrih, tidak hitung untung rugi. Kasih membuat kita bekerja keras dibanding dengan semua orang yang diupah tertinggi, sekalipun kita tidak mendapat upah. Tepatnya kasih akan menghasilkan pengabdian. Kasih menghasilkan perjuangan karena pengabdian kepada pribadi yang kita kasihi. Kalau saudara-saudara melihat, membaca doa para misionaris, maka saudara-saudara menyadari bahwa mereka adalah orang-orang yang mengasihi Allah. Doa Jim Elliot begitu menggetarkan hati kita. Dia berdoa seperti ini “Tuhan aku berdoa kepada-Mu, nyalakan lilin kehidupanku yang mati ini dan kiranya aku terbakar untuk-Mu. Habiskan hidupku Tuhanku, karena itu milik-Mu, aku tidak mencari hidup yang panjang, tetapi hidup yang penuh seperti Engkau Tuhan Yesus.” Saudara bisa tahu bahwa dia mengasihi Allah karena pengabdiannya. Dan ini adalah orang yang memiliki godly zeal. Orang seperti J.C. Ryle pernah mengatakan seperti ini: “Tidaklah cukup untuk mengatakan bahwa dia adalah seorang yang sungguh-sungguh, tidaklah cukup untuk mengatakan dia adalah orang yang tulus, tidak kompromi, teliti sepenuh hati. Sesungguhnya, seorang yang godly man melihat hanya satu hal saja, dia peduli hanya satu hal saja, dia hidup untuk satu hal saja, dia tertelan untuk satu hal saja, dan satu hal itu adalah menyenangkan Tuhan, hidup yang menyenangkan Tuhan, dan hidup untuk kehormatan Tuhan.” Itu pengabdian. Banyak dari orang Kristen yang duniawi dan palsu ketika mendengarkan kalimat-kalimat seperti ini, dia mengatakan oh engkau terlalu ekstrem. Tapi sebaliknya apakah sungguh-sungguh yang mengatakan demikian engkau mengasihi Allah? Bukankah seluruh karakter dasar ini adalah sama ketika engkau itu mengasihi seseorang? Engkau mengasihi anakmu atau engkau mengasihi orangtuamu atau engkau mengasihi pacarmu, bukankah ini sama? Ketika kita menyadari bahwa ternyata kita tidak memberikannya untuk Tuhan, bukankan kita harus mengaku bahwa sesungguhnya kita tidak terlalu mengasihi Allah. Dan masalahnya adalah ketika kita tidak terlalu mengasihi Allah, siapakah sesungguhnya yang kita paling kasihi? Maka kita menyadari bahwa sesungguhnya kita memiliki ilah seperti orang Israel. Mereka semua beribadah dengan tatanan yang benar, doktrin yang benar tetapi hatinya tidak mengasihi Allah di tempat yang paling utama.
Hal yang kedua, apa bentuk real/nyata seseorang yang mengasihi Allah? Alkitab mengatakan 4 hal ini paling dasar:
Hal ke-1, ketika kita bicara mengasihi Allah, kita mengasihi kemuliaan-Nya. Hari-hari ini sebenarnya juga kita seharusnya memperingati hari Reformasi. 31 Oktober 1517, Martin Luther memakukan 95 tesis di pintu gerbang gereja Wittenberg di Jerman. Tetapi ketika kita berpikir atau mendengar tentang reformasi/reform, apa yang ada dalam pikiran kita? Sayangnya pikiran dan perasaan ini terjadi kepada kita dan juga orang-orang di luar kita. Ketika kita berpikir atau mendengar kata reformasi/reform kita berpikir tentang kumpulan ajaran, doktrin yang kaku yang dingin yang sempit. Banyak orang di luar dan di dalam gereja reformed pun sebenarnya tidak mengerti titik pusat gerakan Reformasi sejak abad 16 itu sesungguhnya apa. Kita kehilangan inti, pusat pergerakannya. Perhatikan kalimat di bawah ini. Sesungguhnya gerakan Reformasi abad 16 dan diteruskan oleh orang-orang Puritans adalah suatu gerakan yang mau mempertahankan sentralitas, supremasi, dan kemuliaan Allah Tritunggal. Sentralitas, supremasi, dan kemuliaan Allah Tritunggal yang dilihat oleh para Reformator dan Puritans. Itu menjadi tenaga pendorongnya. Itu menjadi api yang membuat hatinya terbakar. Bukan perdebatan doktrin. Pada tahun 1538, Kardinal Sadoleto dari Roma Katolik menulis surat kepada pemimpin-pemimpin reformasi di Geneva. Supaya pemimpin di Geneva yang Protestan, mau kembali ke gereja Katolik setelah perpecahan. Dia memulai suratnya dengan ulasan panjang lebar mengenai justification (pembenaran) dan bagaimana mereka menyatakan di luar Gereja Katolik mereka, orang-orang tersebut akan masuk ke neraka. Calvin kemudian menulis surat balasan, tetapi uniknya surat balasan dari Calvin, dia tidak membahas berkenaan dengan pembenaran, sanctification, atau dosa-dosa imam Katolik, atau penyembahan kepada orang-orang kudus atau api penyucian. Tetapi Calvin menjawab dengan memberikan jawaban yang paling fundamental, yang menjadikan isu mengapa harus ada reformasi. Dan ini jawabannya. Dia jawab kepada Sadoleto. Keinginan besarmu, Sadoleto, untuk hidup surgawi telah membawa manusia secara keseluruhan hidup menyembah dirinya sendiri. Tidak ada satu pun dari pendapatmu itu yang membuat manusia menguduskan nama Tuhan. Apa yang menjadi sasaran tembak dari Calvin kepada Sadoleto? The centrality and the supremacy, the glory of God. Orang-orang yang mengasihi Allah memiliki kepekaan yang tajam ketika kemuliaan Allah diturunkan di muka bumi ini. Orang-orang yang dibentuk oleh Roh Kudus untuk mengasihi Dia. Dia terus bergumul dan memikirkan bagaimana kemuliaan Allah menyebar sampai ke seluruh muka bumi. Kemuliaan Allah.
Hal yang ke-2. Apa bentuk riil dari orang yang dibentuk oleh Allah untuk mengasihi Allah yaitu mengasihi gereja-Nya? Alkitab dengan jelas menyatakan dengan satu kalimat yang begitu jelas : Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku. Di dalam kasih, selalu pasti ada api, zeal di dalamnya. Orang-orang Puritan mengatakan: Engkau tak mungkin bisa mengatakan, mengklaim mengasihi Kristus, tapi engkau tidak mengasihi istri-Nya. Bukankah Kristus dengan gereja dipersatukan? Orang-orang yang mengasihi Kristus atau dididik bertumbuh mengasihi Kristus pastilah menginginkan gereja Tuhan yang murni dan berjuang bersama di dalam dan melalui gerejanya.
Hal yang ke-3. Apa bentuk riil nyata orang yang mengasihi Allah? Adalah belajar mentaati Firman. Jelas sekali di dalam Injil Yohanes mengatakan, barangsiapa mengasihi Aku, dia mentaati Firman-Ku. Ini definisi yang paling jelas dan paling menguji kita. Kalau kita meminta Roh Kudus menyertai, Alkitab mengajarkan Roh Kudus diberikan supaya kita memiliki kekuatan, kuasa, dan keinginan untuk mentaati Firman.
Hal yang ke-4. Apa realitas ketika seseorang mengasihi Allah maka Alkitab mengatakan mengasihi Allah, engkau mengasihi jiwa manusia. Mengasihi apa yang Tuhan sendiri kasihi. Itu adalah pelajaran yang begitu berharga sejak dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, bagaimana Allah mengasihi bangsa-bangsa lain. Sebaliknya Israel sama sekali tidak peduli dengan bangsa-bangsa lain dan menghina bangsa-bangsa lain. Tetapi mata Alah adalah kepada bangsa-bangsa yang lain. Sekali lagi Alkitab menyatakan inilah yang menjadi kehendak Allah yaitu kemuliaan-Nya melingkupi seluruh bumi. Saya sudah bicara mengenai 4 karakter dasar kasih kepada Allah. Saya sudah berbicara berkenaan dengan 4 aplikasi yang riil, yang Alkitab ajarkan mengenai seseorang yang mengasihi Allah itu apa.
Hal Ketiga, terakhir saya akan bicara apa, bahan bakar apa yang menyebabkan seseorang itu mengasihi Allah, dan itu ada pada kata kasih yang di belakang chasid חסיד (kasih setia).
Sekali lagi saudara menemukan dua kata kasih dalam Bahasa Indonesia. Yang pertama adalah ahav atau aheb dan yang ke-2 adalah hesed atau chasid. Dua kata kasih ini sesungguhnya berbeda. Perhatikan bagian ke-2, hesed atau chasid inilah yang menjadi bahan bakar menjadi pembentuk, pencipta seseorang bisa mengasihi Allah. Kasihilah Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya. Dengan kata lain, kita bisa aheb kepada Allah karena Dia chasid kepada kita. Lihatlah, bagaimana Daud menyatakan kasihilah Lord (YHWH), setelah di dalam kalimat-kalimat di atasnya dia menuliskan begitu banyak pertolongan yang Allah berikan di dalam hidupnya. Sekali lagi, hesed adalah unfailing love. Yesaya 54 menyatakan biarlah, biarpun gunung-gunung bergoyang, kasih setia-Ku tidak akan beranjak, demikian kata Tuhan. Biarpun gunung-gunung bergoyang, hesed ku tidak akan beranjak. Alkitab mengatakan berkali-kali hesed lah yang membuat orang yang dipilih Allah tetap kokoh berdiri. Hesed Allah-lah yang menolong Israel berkali-kali. Dalam Kitab Mazmur, hesed Allah-lah yang diagungkan oleh pemazmur berkali-kali. Dan ketika orang Israel atau seseorang anak Tuhan goyang, Allah mengatakan pikirkan hesed. Mazmur 107:1 menyatakan, bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik bahwasannya untuk selama-lamanya, hesed-Nya. Mazmur 107:15 menyatakan, biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia. Hesed-lah yang membuat perbuatan-perbuatan Allah hadir kepada kita secara ajaib. Mazmur 107:43 menyatakan, hai manusia, jikalau engkau memiliki hikmat, biarlah engkau berpegang pada semuanya ini dan memperhatikan seluruh kemurahan, dalam bahasa aslinya hesed-nya Tuhan. Kalau kita memiliki hikmat, dalam PB menjelma menjadi kasih agape di dalam Kristus Yesus. Saudara tidak mungkin bisa menemukan dan mengalami hesed-nya Allah di luar Kristus. Terhadap hesed ini, maka Rasul Paulus mengatakan tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Saudara pernah melihat magnet? Kalau dua magnet bertemu. Saudara memerlukan tenaga untuk bisa memisahkan. Biasanya kalau anak-anak kita itu main magnet-nya kecil. Kemarin saya lihat ada satu film, magnet besar begitu dimasukkan ke sungai, tiba-tiba dia dapat sesuatu, menempel sesuatu, ternyata mesin mobil yang besar. Magnet kalau sudah besar, mengikat. Begitu besar, saudara memerlukan tenaga yang besar untuk memisahkannya! Paulus mau menyatakan, hesed-nya Allah seperti itu. Sekali Dia menempel kepada jiwa yang dipilih oleh Allah, tak mungkin seberapa banyak pun bisa memisahkannya. Dengan paksa pun tak mungkin bisa memisahkannya.
Hesed adalah kebaikan total yang lengkap dan kemurahan Allah yang kita sendiri tidak layak untuk mendapatkannya. Hesed lebih daripada sekadar perasaan. Itu adalah action atau lebih tepatnya rangkaian series of actions. Love itu romantic. Hesed lebih daripada itu, hesed dapat diandalkan dan hesed setia. Dalam hidup ini kadang kita bisa melihat gambaran samar-samar manusia yang memiliki satu kemuliaan karakter memunculkan gambaran samar-samar tentang hesed meskipun tidak mungkin terbandingkan dengan Allah. Dan hanya sedikit manusia yang dapat melakukannya, hesed boleh diartikan atau boleh digambarkan seperti ini. Hesed adalah jikalau seorang istri yang mendoakan suaminya bertahun-tahun untuk mengenal Kristus Yesus dan diselamatkan di tengah-tengah perselingkuhan suaminya bertahun-tahun, itulah hesed. Hesed adalah seorang ayah yang bangun tengah malam untuk menuju ke kantor polisi ketika mendengar anaknya dipenjara karena narkoba dan ayah tersebut yang meskipun sudah bicara berkali-kali tentang kebaikan bagi anaknya, ayah tersebut datang memberi jaminan pribadinya. Hesed adalah orangtua yang mengasuh dengan cinta yang berkobar-kobar kepada anaknya yang memiliki cacat dan down syndrome sehingga tidak mengenal orangtuanya. Setiap hari orangtua ini melayani anak tersebut bukan saja tanpa mengeluh, tetapi dengan kobaran semangat kasih yang sama sejak hari pertama, itu hesed. Hesed adalah cinta yang tidak pernah gagal dan tidak bisa dimatikan. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang mendapatkan cinta kasih-Nya. Apakah kita sekarang tahu dari mana kekuatan seseorang yang mencintai Tuhan?
Beberapa waktu yang lalu ketika saya membaca bagian ini, ayat ini ada di dalam hati saya, kemudian saya baru mengatakan kepada pengurus, saya akan mengambil ayat ini sebagai tema Hari Perjuangan. Tadi ketika saya berada di belakang dan saya duduk dan saya melihat semua orang yang menyanyi dan bersaksi di tempat ini, 9 tahun Tuhan sudah memimpin gereja ini. Dari belakang saya melihat seluruh saudara yang ada berkumpul di sini. Sekali lagi saya mengatakan kepada Tuhan, mereka bukan milik saya, mereka adalah milik-Mu. Kemudian ada satu kalimat yang tiba-tiba muncul di dalam hati saya. Kau mau bawa jemaat ini ke mana? Dan saya bersyukur karena Allah mengkonfirmasi saya hari ini. Untuk mencintai Engkau, Tuhan. Untuk mengasihi Engkau. Dan ajar aku dan seluruh jemaat untuk mengasihi Engkau. Gereja ini ada, adalah untuk mendidik kita untuk makin mengasihi Allah. Pendeta Stephen Tong sendiri mengatakan barangsiapa yang mengasihi gereja lebih daripada mengasihi Allah, dia adalah orang yang berdosa. Gereja lokal khususnya di Sydney ini, ketika kami datang pertama kali, saya mulai menyadari ada sesuatu yang lain dengan Jakarta. Banyak orang di Sydney, banyak orang Kristen di Sydney tidak melihat pentingnya dan kemuliaan-Nya, dan sangat-sangat membuang pekerjaan Tuhan melalui gereja lokal. Padahal gereja begitu mulia dan Alkitab sendiri mendudukkan pada tempat yang tinggi, karena gereja adalah mempelai Kristus. Setan berusaha untuk meruntuhkan otoritas gereja lokal, setan berusaha untuk membuat saudara membenci dan mencemooh gereja lokal. Tetapi Alkitab dengan jelas sendiri menyatakan, di atas batu karang ini aku akan mendirikan gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya, itu berarti pasti gereja lokal yang sejati akan perang di sini. Saya berusaha untuk terus membawa saudara dengan spirit Reform dan Puritan, mereka orang-orang yang mencintai gereja lokal untuk saudara bisa melihat kemuliaan Allah melalui gereja lokal. Tetapi biarlah pada pagi hari ini saudara mengerti tujuan akhirnya adalah bukan saudara mencintai gereja ini. Tujuan akhirnya adalah supaya kita bisa bersama-sama mengasihi Allah Tritunggal. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Biarlah ini bisa menjadi doa kita khususnya dalam 1 tahun ke depan. Mengasihi Allah melalui mengasihi gereja lokal. Berjuang bersama-sama untuk nama Allah dipermuliakan. Orang yang berjuang bukan saja berlari. Dia sudah berlari, dia capek, dia terus berlari, berlari. Dia berlari sampai kepada titik penghabisannya. Kalau saudara melihat para Reformator, saudara melihat para Puritan, saudara melihat para martir, saudara melihat orang-orang misionaris, saudara lihat mereka sangat lemah tubuh, bahkan banyak dari mereka yang perempuan, tapi mereka terus tekun, berlari sampai akhir karena mereka mau belajar mengasihi Allah melalui pengabdian mereka. Karena mereka sudah dikasihi oleh Allah. Kepada seluruh jemaat GRII Sydney, selamat Hari Perjuangan Iman yang ke-9. Biarlah kita belajar sama-sama mengasihi Allah karena Dia sudah terlebih dulu mengasihi kita dengan hesed.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more