Imamat 26:40-42, Nehemia 1:4-8
Kita terus memikirkan satu kata yang penting yaitu covenant. Karena Covenant ini, kita berdiri kokoh di hadapan Allah dan manusia. Kita mendapatkan seluruh berkat-berkat rohani di sorga melalui Kristus Yesus. Dengan covenant ini, kita memiliki confidence untuk datang berdoa kepada Allah, didengar dan dijawab oleh Allah. Boleh dikatakan covenant adalah segala-galanya di dalam hidup kita. Jikalau ini tidak ada, maka hidup kita pasti akan hancur, saat ini dan di dalam kekekalan. Allah melihat seluruh umat manusia hanya di dalam 2 kelompok ini; pertama, yang diberikan covenant yaitu gereja-Nya yang sejati, atau yang kedua, yang Dia tidak ikat janji, tidak ikat covenant. Nehemia mengerti sekali pentingnya covenant ini, sebelum dia melanjutkan doanya dia mengingatkan dirinya sendiri akan kedaulatan Allah dan akan covenant yang Allah buat di dalam dirinya. Kenapa Allah mendengarkan kalimat-kalimat selanjutnya adalah karena Allah sudah mengikatkan diri-Nya dengan covenant kepada umat-Nya termasuk Nehemia.
Di poin ini, saya akan memberikan sesuatu yang penting. Nehemia tidak berdiri sendiri, berdoa sendiri, secara individualis. Dia berdoa secara pribadi, tetapi dia tidak secara individu berhadapan dengan Allah. Dia berdoa secara pribadi, personal, di hadapan Allah, tidak ada yang lain, dia sendirian, tetapi dia tahu bahwa seluruh doanya harus dirangkai di dalam jalinan covenant dengan Allah, yang sudah Allah berikan kepada Abraham, Ishak, Yakub, Musa dan turun kepada dirinya. Pengertian ini secara scholartheology disebut sebagai Analogia Fidei, Analogy of Faith. Analogy of Faith artinya kepercayaan seseorang, apa yang dia believe dan doktrin yang dia miliki, mau tahu benar atau tidak, maka itu akan terkait atau tidak dengan kepercayaan leluhur sebelumnya. Kepercayaan kita terkait dengan kepercayaan orang-orang kudus sebelumnya. Ini disebut sebagai Analogy of Faith. Analogy of Faith menyatakan koherensi dan kesinambungan, kepercayaan dan doktrin Kristiani. Ketika kita mengerti Analogy of Faith ini, maka kita menyadari bahwa iman kita dan bahkan doa kita adalah satu kesatuan yang utuh, yang saling berhubungan dan saling menguatkan dengan seluruh orang-orang percaya sepanjang masa.
Perhatikan Nehemia tidak datang kepada Tuhan dan mengatakan, “Tuhan, Kau berjanji kepada diriku sendiri.” Tidak. Dia menyatakan bahwa Allah sudah berjanji kepada dia melalui Musa dan ketika Nehemia bicara hal ini kepada Tuhan, saudara lihat di dalam Imamat 26, Musa mengingat perjanjian Allah dengan dirinya adalah perjanjian Allah dengan Yakub. Kalau membaca Yakub, Yakub dealing dengan Allah yang menyatakan covenant-Nya dengan dia, adalah covenant yang Allah sudah buat dengan bapa leluhurnya yaitu Ishak. Dan ketika Allah dealing dengan Ishak, maka Ishak kemudian mengingat perjanjian Allah dengan Abraham, yang adalah bapa seluruh orang yang beriman. Perhatikan baik-baik, ketika engkau sendirian di kamar, ketika engkau berdoa, ketika kita beribadah, kita berada di sini, kita memiliki hak untuk menghadap tahta kasih karunia Allah, kita memiliki hak untuk di dengar oleh Allah dan dijawab oleh Allah. Bukan karena Allah berjanji pribadi dengan kita saja, tetapi sesungguhnya kita berada di balik pundak bapa-bapa leluhur kita di dalam iman. Alkitab dengan jelas menyatakan, Bapa kami di sorga, maka Allah memandang kita bukan secara pribadi, bukan secara personal, tetapi juga di sorga. Dia melihat bahwa seluruh gereja Tuhan menjadi satu di hadapan tahta kasih karunia-Nya yang tidak bisa dilepaskan. Maka, ketika mengerti prinsip ini, saudara-saudara akan berdoa dengan hati dan mengingat seluruh bapa-bapa iman kita. Banyak orang Kristen sekarang menjadi orang Kristen individualist, banyak orang Kristen tidak peduli dengan pekerjaan Allah di dalam sejarah gereja. Sekali lagi saya mau katakana, kalau saudara dan saya beribadah, kalau saudara dan saya berdoa, kalau saudara dan saya adalah orang yang mendapatkan berkat dari Tuhan, itu bukan karena kita sendiri didengar oleh Tuhan, tetapi karena Allah sudah berjanji kepada gereja-Nya sejak Dia berjanji kepada Abraham. Kita berdiri di belakang pundak mereka. Dan itulah yang Tuhan ajarkan di dalam covenant.
Minggu lalu saya sudah mengatakan definisi covenant. Palmer Robertson memberikan satu definisi yang sangat baik. “A covenant is a bond in blood sovereignly administered.” Covenant adalah ikatan di dalam darah yang diaplikasikan. Itu artinya dibuat, di-support secara berdaulat. Minggu lalu kita sudah bicara mendengar kata ini, maka saudara mengingat 5 hal ini. Yang pertama adalah sovereign administered, yang ke-2 covenant adalah ikatan, yang ke-3, covenant selalu melibatkan darah. Yang ke-4, covenant adalah covenant of love, dan ke-5, ketika kita mendengar kata covenant maka kita mengingat Yesus Kristus. Minggu lalu saya sudah bicara berkenaan dengan yang pertama sovereign administered, covenant ini ada karena dibuat oleh Allah yang berdaulat kepada umat pilihan-Nya. Allah bukan saja berdaulat dan membuat covenant ini tetapi Allah akan mengusahakan, menjadikan, mengokohkan covenant ini. Saya menegaskan berkali-kali bahwa covenant ini adalah ide Allah dan bukan ide kita. Maka Allah-lah yang membuat prinsip-prinsip covenant ini berjalan. Saudara dan saya tidak bisa sembarangan berinteraksi dengan Allah. Sekali lagi saya mau menegaskan, apakah menjadi orang Kristen itu adalah bebas? Jawabannya adalah tidak. Kita bebas di dalam platform covenant. Tanpa platform covenant, keluar dari platform covenant, maka tidak ada prinsip Alkitab dan jaminan bahwa kita bisa berinteraksi dengan Allah dengan berkat yang Dia berikan. Saudara dan saya boleh melakukan apa saja, di dalam platform covenant.
Hal yang ke-2, minggu lalu kita sudah bicara berkenaan bahwacovenant itu suatu ikatan dan ikatan itu ikatan yang begitu dalam. Alkitab bahkan menyatakan ikatan ini melebihi ikatan tertinggi yang diketahui oleh manusia. Ikatan yang tertinggi yang diketahui oleh manusia adalah ikatan suami isteri. Tetapi ketika Allah mengikatkan diri-Nya dengan kita, itu melampaui keintiman suami isteri. Covenant ini adalah covenant yang menjadikan Allah di dalam Kristus Yesus menjadi satu dengan kita. Itulah sebabnya kenapa ketika Saulus menganiaya gereja, dia aniaya gereja ini, dia aniaya gereja itu, tiba-tiba Yesus Kristus datang kepada dia dengan satu pertanyaan, di luar kemampuan nalar dia, “Mengapa engkau menganiaya Aku, Saulus?” Kapan Saulus pernah menganiaya Kristus? Pontius Pilatus pernah menganiaya Kristus, Kayafas pernah menganiaya Kristus, Saulus tidak pernah. Saulus hanya menganiaya gereja Tuhan. Tetapi kenapa Yesus mengatakan demikian kepada dia? Karena gereja yang sejati, Allah di dalam Kristus, sudah mengikatkan perjanjian, bonding, dengan dia. Begitu gereja dianiaya, maka sesungguhnya Kristus Yesus juga dianiaya. Itulah sebabnya Roma 8:31-39 sampai mengatakan demikian, tidak ada yang dapat memisahkan kita daripada kasih Kristus, apapun saja yang terjadi, hai orang-orang Roma, apakah engkau dianiaya, apakah kuasa kegelapan bersatu untuk menghancurkan engkau, ini adalah berita dari Allah kepadamu, tidak ada yang bisa memisahkan kasih Allah kepadamu. Dengan kata lain Allah akan mengerahkan seluruh kuasa-Nya untuk mempertahankan covenant ini.
Sekarang adalah hal yang ke-3. Ketika kita mengingat covenant, kita mengingat ini adalah ikatan di dalam darah, artinya ikatan hidup mati. Ketika bicara mengenai darah, ini bukan bicara mengenai horror atau kasar atau berdarah-darah. Tetapi Imamat 17 menyatakan hidup itu ada di dalam darah. Jadi Allah mau menyatakan ketika bicara Dia mengikatkan covenant dengan saudara dan saya, ini adalah ikatan yang tertinggi yang menjadi puncak dari seluruh ikatan karena akan melibatkan hidup matinya engkau dan hidup matinya aku, demikian kata Allah. Saya sudah pernah berkotbah mungkin 3 atau 4 kali sepanjang 9 tahun di tempat ini. Kalau saudara-saudara mau melihat itu apa, lihatlah Kejadian 15, pada waktu itu Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, dan Abraham ragu-ragu. Karena keraguan Abraham, maka Allah meminta Abraham menyembelih beberapa binatang. Setelah disembelih kemudian diletakkan di sebelah kiri dan di sebelah kanan. Ada beberapa binatang yang sudah disembelih dua, di sebelah kiri dan di sebelah kanan, dan Allah menyuruh Abraham untuk menunggu, dan saat malam itu datang, sesuatu terjadi. Api menjulur di antara kedua belahan binatang itu. Itu artinya adalah Allah sendiri yang berjalan di antara dua potongan dari animal itu. Orang-orang ancient near east tahu apa artinya. Pada waktu itu, seandainya saya berjanji kepada Grace untuk membayar hutang saya satu bulan lagi, maka Grace akan minta kepada saya bersumpah. Cara bersumpah pada waktu itu adalah saya mengambil binatang, memotongnya 2, meletakkan di sebelah kiri dan kanan saya, kemudian saya berjalan di tengah 2 potongan binatang itu, sambil saya mengucapkan hutang saya akan dibayar kapan. Ini bukan sekedar janji, tetapi ini bicara mengenai sumpah. Itu artinya ketika saya berjalan, saya mau mengatakan kepada Grace, saya akan bayar hutang tanggal 15 bulan depan, jikalau saya tidak membayar tepat pada waktunya, engkau memiliki hak untuk membelah saya, mematikan saya pada tanggal itu. Itulah yang dikerjakan Allah kepada Abraham. Ketika Allah menyatakan covenant, maka ini adalah ikatan yang tertinggi yang menyangkut hidup mati, bukan saja hidup mati saudara dan saya, tetapi adalah hidup dan matinya Allah sendiri. Allah berjalan di tengah-tengah potongan itu. Itu mau mengatakan Abraham perhatikan, kalau saya sampai ingkar janji, engkau boleh membelah saya seperti binatang ini. Oh, ini sungguh-sungguh menggetarkan, setiap kali saya melihat ini, memperhatikan ini, mempelajari ini, saya terus menerus pikir Tuhan, kenapa Engkau mau melakukan hal ini?
Covenant adalah ikatan di dalam darah, itu artinya sekali covenant tersebut dibuat, maka kedua belah pihak terkait, terikat selamanya dan yang terikat akan mengalami rasa sakit, kematian jikalau covenant itu dirusak. Tidak ada yang dapat meringankan hukuman pelanggaran covenant ini selain penumpahan darah. Pencurahan darah artinya mematikan kehidupan adalah satu-satunya jalan keluar jikalau covenant ini dilanggar. Itulah sebabnya Ibrani 9:22 adalah ayat yang sangat terkenal, selain penumpahan darah tidak ada pengampunan. Ibrani 9:22 menyatakan darahlah yang menjadi konsekuensi kesalahan, tetapi di tempat yang lain, darah itu pula yang menjadi jalan masuk pengampunan. Melihat ini, saudara akan melihat Allah luar biasa berhikmat. Ketika Kristus Yesus mati di atas kayu salib, di satu sisi dia membayar harga dosa kita. Covenant itu sudah kita langar dan konsekuensinya harus ada yang mati, harus ada darah yang tercurah. Tetapi di tempat yang lain, pada malam hari sebelum Yesus dipaku di atas kayu salib, di perjamuan terakhir itu, Dia menyatakan inilah darah perjanjian yang baru. Apakah saudara mengerti bahwa salib Kristus, darah Kristus yang tercurah di atasnya adalah konsekuensi dari covenant yang sudah dilanggar? Tetapi di tempat yang lain, adalah batu karang yang kokoh untuk covenant yang baru dibuat. Darah adalah konsekuensi dari covenant yang dihancurkan tetapi darah pula yang menjadi jalan masuknya pengampunan. Yang terus-menerus ada dalam pikiran kita adalah mengapa yang mencurahkan darah bukan kita, tetapi Anak Allah? Itulah cinta.
Hal yang ke-4, kata ke-4 ketika kita mendengar covenant adalah love. Covenant of love adalah Allah memiliki keputusan hati mengaitkan kebahagiaan-Nya dan keberadaan-Nya dengan umat pilihan-Nya, objek yang dikasihi-Nya yaitu kita. Saya ambil contoh hal yang paling sederhana, saya di rumah pelihara guinea pig. Guinea pig itu sebelumnya tidak saya kenal dan saya tidak ada urusannya dengan guinea pig itu. Hati saya dan keberadaan saya juga tidak ada urusannya dengan dia. Tetapi begitu saya memutuskan untuk membelinya dan saya membawanya ke rumah, itu artinya adopsi. Saudara masih ingat, kita adalah anak adopsi Allah. Saya bawa ke rumah, seluruh hidup saya akhirnya terikat sama dia, saya tidak bisa pergi lama-lama, dua hari saya sudah mikir, ini guinea pig makan apa dan anehnya, jika tadinya saya tidak ada urusan emosi sama dia, tetapi begitu saya kasih makan, dia mendekat dan kemudian saya usap-usap dia, senang saya, bahagia saya, lalu saya panggil dia, dia pergi ke tempat saya, senang saya. Tetapi kalau saya kasih makan lalu dia ambil makan langsung kabur, jengkel saya. Ini apa? Saya secara penuh sadar mengambil keputusan dalam hidup mengaitkan hati saya dengan dia. Demikian juga kalau saudara-saudara mengambil anak adopsi. Kalau saudara-saudara mengambil anak adopsi dan menjadi anak saudara sendiri, anak di dunia kan banyak yang menderita juga. Apakah saudara menangis juga? Anak yang ada di Turki, di Syria kita tidak peduli, bukan? Dan kita “tidak harus peduli,” bukan? Ya, secara manusia kita harus peduli tetapi kita tidak peduli karena tidak ada relasi apa-apa, apakah dia itu sekarang tertimbun di batuan atau tidak. Tetapi kalau anak sendiri, jam 2 siang belum pulang kuliah, saudara tanya ini ada di mana? Pulang malam jam 8 kita tanya sudah makan atau belum. Kalau belum makan, kenapa belum makan? Kita mulai worry, hati kita terkait dengan dia. Padahal sebenarnya kalau anak orang lain, kita tidak peduli, bukan? Allah adalah Allah yang Maha Besar dan Allah yang Maha Besar menciptakan manusia. Dia tidak memiliki kewajiban terkait hati-Nya dengan kita secara pribadi. Dia tidak memiliki kewajiban itu. Dia di atas kita, bahkan seluruh panca indra Allah tidak harus terkait dengan kita, tetapi Dia mau memandang kita seperti dia melihat Petrus.
Sebelumnya Yesus tidak pernah kenal Petrus, tetapi Yesus sendiri yang berjalan ke tempat Petrus dan Yesus sendiri yang memanggil Petrus “Ikutlah Aku, Petrus!” Di situ, Yesus mengambil suatu keputusan hati membuat covenant with Peter. Seluruh hati-Nya sekarang, suka duka, tersenyum, gembira, sedih tergantung Petrus bagaimana berespon dengan Yesus. Kalau saudara tidak mengerti teologia covenant dan tidak mengerti apa yang ada di dalam Alkitab ini, kita memikirkan Allah adalah satu pribadi tua yang besar yang duduk di surga yang tidak punya perasaan apapun saja. Apatos tidak punya perasaan apapun saja. Tapi Alkitab mengatakan tidak. Kepada Israel, Dia bisa mengatakan Aku sakit hati sama kamu, cemburuku muncul Israel. Mengerti prinsip ini maka ketika Allah mengatakan Aku cemburu kepadamu Israel, engkau sudah membuat Aku sakit hati. Maka ini adalah sesuatu bentuk perendahan diri Allah kepada gereja-Nya. Sama seperti guinea pig itu, tidak ada kewajiban saya untuk mengambilnya ke rumah, tidak ada kewajiban saya untuk mengaitkan hidup saya dan juga hati saya dengan dia. Isteri saya berkali-kali mengatakan di depan guinea pig itu “Nanti kalau kamu mati pasti mama sedih.” Loh, kan cari perkara. Kenapa mesti begini? Apa kita kurang kerjaan? Kenapa memasukkan sesuatu ke dalam hidup kita, lalu membuat air mata, tetapi itulah cinta. Cinta mengaitkan hati kita dengan satu obyek dan obyek itu akan menyetir seluruh perasaan kita. Cinta membuat kita tidak bisa mengatakan aku nggak peduli. Kalau tidak peduli, maka orang sudah pasti tidak ada cinta. Itulah sebabnya Mazmur 1:6, Sebab TUHAN huruf besar adalah God of covenant, mengenal jalan orang benar tetapi jalan orang fasik menuju kepada kebinasaan. Kalau LAI tulis TUHAN huruf besar, itu artinya Yahweh, Yahweh artinya God of covenant itu bicara mengenai TUHAN. TUHAN adalah satu pribadi yang besar yang tinggi paling tinggi, ketika bicara TUHAN dengan huruf besar menyatakan dia Allah yang berdaulat, itu merendahkan diri-Nya mengikat perjanjian “Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar.” Kata mengenal, bahasa yang dipakai adalah mengamati, melindungi, mengasuh orang-orang yang diberi covenant ini. Orang yang diberi covenant disebut sebagai orang benar karena kebenaran Kristus. Sekali lagi Mazmur 1:6 ini mengenal jalan orang benar adalah persis seperti CCTV tetapi terbalik fungsinya. CCTV tidak akan melepaskan setiap tindakan kita, untuk apa ada CCTV? CCTV untuk menangkap kesalahan kita. Allah kita tidak seperti itu, mata-Nya Maha Tahu bagi orang-orang yang diberikan covenant, maka Dia mengetahui semuanya untuk mengamati, melindungi, mengasuh orang-orang yang diberikan covenant itu. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan jangan takut, jangan kuatir satu rambut pun jatuh, Allah Bapamu di surga tahu. Kenapa Tuhan, kenapa bisa tahu, karena Aku sudah mengikat covenant dengan engkau. Allah kita terlalu besar.
Hal ke-5, terakhir. Ketika kita mengingat kata covenant, maka hal yang terpuncak yang harus kita ingat adalah Kristus Yesus. Kristus adalah perwujudan covenant of love. Dia adalah titik tertinggi covenant of love. Covenant of love Allah diwujudkan dengan mengirimkan Anak-Nya yang tunggal ke dunia ini. Itulah sebabnya dikatakan Allah mengasihi dunia ini dengan mengirimkan anak-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus. Para penulis Perjanjian Baru menghadirkan Yesus sebagai keturunan Abraham yang menjadi berkat bagi semua bangsa. Yesus lebih besar daripada Musa yang memimpin seluruh umat-Nya keluar dari perbudakan dosa. Yesus adalah Israel yang taat dengan sempurna untuk mengikuti hukum-hukum Allah dan Dia adalah anak Daud yang meresmikan Kerajaan Allah di dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus dengan sempurna berhasil di setiap titik di mana umat manusia gagal. Dia adalah penjamin covenant dan Dia adalah pengantara dari covenant yang baru, new covenant dan yang lebih baik dan lihatlah apa yang seluruh Alkitab katakan, maka saudara akan tahu itu seluruhnya di dalam rangka covenant “God with us”, Imanuel, salib, kasih.
Seluruh kalimat itu ada di dalam konteks covenant dan inti covenant adalah Aku menjadi Allahmu dan engkau menjadi umat-Ku. Kalimat inilah kata ‘Bapa kami yang di surga’ turun. Sekarang bisa melihat seluruh kalimat penting di dalam Alkitab terangkum di dalam satu jaringan covenant. Covenant adalah identitas Gereja Tuhan, covenant adalah modal Gereja Tuhan hidup di dunia ini dan di depan dari hadirat-Nya. Dari covenant inilah mengalir seluruh berkat-berkat Allah di surga dan di dunia bagi kita di dalam Kristus Yesus. Segala sesuatu akan mengecewakan hidup kita tetapi kasih setia Allah di dalam covenant, tidak akan mengecewakan kita. Richard Sibbes orang puritan mengatakan “Kasih-Nya kekal dan anugerah-anugerah roh di dalam Kristus tidak akan pernah kering.” Dunia akan mengecewakan kita, sahabat-sahabat kita akan mengecewakan kita, kenyamanan akan mengecewakan kita dan tidak lama lagi hidup juga akan mengecewakan kita. Tetapi covenant kekal Allah tidak pernah akan mengecewakan kita.
Saya akan akhiri khotbah ini. Saudara melihat diri kita dan apa yang ada di dunia. Di dalam beberapa minggu ini saudara mengerti, bahkan pagi ini saudara melihat parade Mardi Grass ada di mana-mana. Alkitab memberikan kepastian kepada kita bahwa kita tidak lebih baik daripada mereka tetapi dengan cara kerja Allah yang kita tidak ketahui dan motivasinya yang dalam, yang kita tidak mungkin bisa salami, Alkitab menyatakan bahwa Dia meneguhkan umat perjanjian-Nya, umat covenant-Nya di tengah-tengah bumi ini dan itu adalah gereja Allah yang sejati, Dia menginginkan kita di tengah-tengah dunia ini berdiri di atas covenant-Nya dan belajar untuk memegang perjanjian ini sampai kita mati, menyatakan panji-panji Allah kita yang besar dan yang dahsyat yang begitu rendah hati kepada dunia ini, menyatakan kepada dunia ini bahwa semua manusia harus menyembah Dia. Itu adalah tugas semua gereja yang menerima covenant Allah. Hiduplah sebagai orang-orang yang menerima perjanjian ini, jikalau saudara sungguh-sungguh menerimanya. Hiduplah dengan menyatakan kebesaran Allah yang berdaulat yang memberikan covenant ini kepada gereja-Nya di tengah-tengah dunia. Kenapa gereja harus belajar dan berjuang untuk hidup suci karena covenant dipelihara di dalam jalan kesucian. Dan itulah panggilan kita, identitas kita adalah seorang Kristen, pemegang covenant. Bersungguh-sungguhlah hidup di dalam covenant ini, karena Allah kita memberikan covenant ini dan mengikatkan perjanjian-Nya sepenuh hati, seluruh hidup-Nya dengan serius. Ini adalah ikatan hidup dan mati Allah dan hidup dan matinya kita. Kiranya kasihan Tuhan membuat kita mengerti sesungguhnya siapa kita.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more