Ringkasan Khotbah

12 March 2023
Bentukan Allah Kepada Pelayan-Nya (8)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Nehemia 1:4-7

Nehemia 1:4-7

Kita masih merenungkan apa yang Tuhan itu inginkan bagi kita orang-orang kaum awam. Sekali lagi, Alkitab dengan jelas menyatakan yang disebut sebagai pelayan itu bukanlah bicara mengenai seorang yang berjabat pendeta atau seorang yang berjabat sebagai jemaat. Ada pendeta yang tidak memiliki jiwa seorang pelayan. Tetapi ada jemaat yang memiliki hati seorang gembala. Sekali lagi, ini adalah isi hati Tuhan. Di dalam Perjanjian Baru, yang disebut sebagai imam adalah saudara dan saya jikalau kita adalah orang-orang di dalam Kristus. Di dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan kepada saudara dan saya adalah untuk melayani, sama-sama melayani Tuhan meskipun saudara mengatakan bahwa saudara adalah orang awam. Jikalau kita adalah orang-orang di dalam Kristus, kita adalah pria dan wanita-Nya Tuhan dengan misi yang Tuhan berikan kepada kita. Efesus 2:10 dengan jelas menyatakan hal ini. Karena kita ini buatan Allah diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau kita hidup di dalam-Nya. Di dalam bahasa aslinya, melakukan pekerjaan baik adalah melakukan pekerjaan yang mulia. Kita diminta untuk mengerti panggilan Tuhan atas hidup kita. Kita diminta untuk mengerti Tuhan itu menetapkan kita dan menempatkan kita di mana. Kita bukan orang dengan memiliki tujuan dan cita-cita sendiri dan menempelkan kekristenan dalam hidup kita. Kita adalah orang yang tadinya mati sekarang dihidupkan, yang tadinya musuh sekarang diangkat, diadopsi menjadi anak, yang tadinya adalah seorang yang memberontak kepada Allah tetapi yang sekarang dibawa untuk boleh melayani Dia. Dan Dia, yang mengangkat kita menjadi anak, dan Dia, yang menghidupkan kita memiliki tujuan dalam hidup kita untuk kita genapi dalam hidup kita. Temukan itu dan genapi sebelum kita mati.

Setiap dari orang-orang yang ada di dalam Alkitab selalu memiliki panggilan. Nehemia adalah seorang awam tetapi seorang yang dipanggil untuk melayani Tuhan. Dia dipakai Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin rohani. Beberapa minggu ini kita melihat pikiran utama seorang pemimpin rohani itu apa. First thing first. Hal apa yang pertama dalam pikiran seorang pelayan itu? Kita melihat begitu Nehemia ada masalah, dia langsung mencari Tuhan. Tetapi lebih daripada itu, kalau saudara melihat ayat 4, maka saudara melihat begitu ada masalah, dia bukan saja cuma mencari Allah, tetapi hatinya ready untuk segera mencari Allah. Maka itu artinya bahwa dia adalah seseorang yang selalu mencari Allah sebelum ada masalah terjadi. Saudara-saudara, yang menjadi fokus hidupnya sehari-hari adalah mencari wajah Allah. Sekali lagi, James Boice menyatakan great leaders are great prayer warriors (seorang pemimpin yang besar adalah seorang pejuang di dalam doa). Begitu mendengar kabar dari Hanani, maka langsung Nehemia itu hatinya remuk. Hati yang seperti itu tidak mudah untuk dimiliki setiap orang kristen. Hati yang remuk itu adalah hati yang peka. Hati yang remuk itu adalah hati yang siap sedia dipakai oleh Tuhan. Itu berarti Nehemia sudah mempersiapkan dirinya terus kita tidak tahu berapa bulan, berapa tahun lamanya. Dan begitu dia mendengar satu berita, langsung jiwanya dipadukan untuk mencari Allah. Langsung jiwanya tergerak untuk membawa permasalahan itu langsung kepada Allahnya. Sekali lagi, saudara lihat hatinya itu siap dipakai oleh Tuhan, padahal berita yang dia dengar yang menggerakkan kesedihannya boleh dikatakan tidak ada urusannya dengan dirinya sendiri. Dia tidak sedang berselisih dengan istrinya lalu kemudian dia berdoa. Dia tidak sedang melihat anaknya itu kemudian jatuh ke drugs kemudian dia berdoa. Dia tidak sedang melihat debt collector datang kepada dia mengejar-ngejar uangnya lalu kemudian dia berdoa. Boleh dikatakan masalah yang dibawa Hanani itu sama sekali tidak ada urusan pribadinya. Saudara perhatikan baik-baik, setiap orang yang sungguh-sungguh dekat dengan Tuhan maka Tuhan akan membentuk isi hati yang mengasihi pekerjaan Allah di muka bumi ini. Oh Yerusalem itu jauh saudara, tidak ada urusannya dengan Nehemia, tetapi ini menjadi satu berita yang menyentuh pribadinya. Personal-nya itu tergerak. Saudara perhatikan, inilah hamba Tuhan. Kalau saudara dan saya mau rela dibentuk oleh Tuhan, saudara dan saya akan dibentuk memiliki hati seperti ini. Kalau saudara dan saya berlinang air mata berbulan-bulan dan mencari wajah Tuhan siang dan malam itu kalau ada apa saudara? Habis diputus pacar? Lalu kemudian datang ke hadirat Tuhan dan berdoa siang dan malam. Baik saudara-saudara, tetapi saudara dan saya akan dibentuk lebih lagi dari itu. Salah perhitungan, lalu kemudian loan-nya tinggi sekali, susah untuk bayar, saudara pergi ke Tuhan siang dan malam. Saudara baik, itu tidak salah, tetapi Tuhan akan mengangkat kita lebih lagi.

Apa yang terjadi pada Nehemia, apa yang terjadi pada Yerusalem, tidak ada urusannya dengan Nehemia, tetapi ada urusannya dengan isi hati Allah. Ada urusannya dengan rencana Allah menyatakan kerajaan-Nya di muka bumi ini. Begitu mendengar langsung Nehemia hancur hatinya. Saudara-saudara, hati Nehemia tidak tuli, begitu mendengar itu dia juga tidak complain. Oh, saudara-saudara, ada orang mendengar berita yang buruk langsung dia katakan, oh ya sudahlah, memang seperti itu. Dan sebagian besar dari orang Israel ketika mendengarkan berita seperti ini, mereka akan melihat dan mencemooh raja Zedekia. Kejatuhan Yerusalem adalah 586 SM. Dan pada waktu itu raja Yerusalem adalah Zedekia. Zedekia dikalahkan oleh Nebukadnezar. Begitu orang Israel mendengar berita itu, maka yang ada dalam pikirannya pasti ini raja yang bodoh. Lalu kemudian akan mengatakan, harusnya begini, harusnya begitu, mengkritik dan mengomentari. Saudara-saudara, yang mengkritik dan mengomentari itu banyak. Yang mengkritik dan mengomentari Afghanistan itu banyak, tetapi yang mau pergi ke sana cuma satu orang. Kalau kita mau benar-benar dipakai oleh Tuhan, buanglah mental seperti itu. Menjadi pengkritik, menjadi pengamat itu mudah. Saya sudah pernah mengatakan kepada saudara-saudara, komentator sepak bola itu lebih pintar daripada pemain sepak bola. Tetapi saudara-saudara, suruh aja dia menendang bola, belum tentu dia bisa tendang bolanya. Saudara-saudara, saudara dipimpin oleh Tuhan, kita dibentuk oleh Tuhan bukan untuk mengkritik, bukan untuk komentator, tetapi orang yang dipanggil turun ke lapangan menjadi seorang pelayan-Nya Tuhan di lapangan. Dan untuk menjadi seorang pelayan, persiapannya itu adalah seumur hidup. Nehemia tidak bisa mendengar berita itu lalu kemudian baru belajar berdoa. Jikalau dia baru belajar berdoa, pasti tidak memiliki hati yang remuk di hadapan Allah. Sudah bertahun-tahun atau berbulan-bulan sebelumnya Nehemia itu diajar oleh Tuhan untuk berlutut di hadapan Dia. Dan pada waktu yang tepat, maka kemudian ketika berita itu datang, dia sudah siap menanggung beban pelayanan ke depan. Seluruh anak-anak muda yang ada di tempat ini, dan seluruh anak-anak muda yang mendengarkan khotbah ini, latih dirimu sejak muda untuk mencari wajah Allah. Cari wajah Allah sejak muda. Pada waktunya nanti, engkau akan tahu bahwa Tuhan itu berkehendak sesuatu kepadamu dan engkau peka.

Nehemia berdoa dan di dalam doanya maka saudara akan melihat berisi empat hal ini. Yang pertama adalah pengagungan adoration. Yang ke-2 adalah confession of sins. Dan yang ke-3 adalah thanksgiving. Dan yang ke-4 adalah supplication. Saudara-saudara, beberapa minggu yang lalu kita terus bicara mengenai adoration, pujian, penyembahan kepada Allah. Apa yang keluar dari mulut Nehemia ketika memuji Allah adalah itu sejajar dengan Allah seperti apa yang dia kenal. Saudara-saudara, kita sudah belajar bahwa Allah yang dikenal oleh Nehemia, yang dipuji oleh dia adalah Allah yang berdaulat yang mengikatkan perjanjian covenant dengan umat-Nya dan dengan dia. Saudara-saudara, setiap sifat Allah dan setiap pekerjaan-Nya bagi kita, kalau kita sungguh-sungguh kenal, kalau kita sungguh-sungguh alami, kalau sungguh-sungguh kita kecap, akan membangkitkan pujian dan penyembahan kita kepada Dia. Akan membangkitkan hati yang remuk di hadapan Dia. Beberapa hari ini terus saya memikirkan mengenai Allah yang berdaulat dan covenant yang Tuhan berikan kepada Nehemia, dan juga kepada kita umat gembalaan-Nya. Setiap kali saya merenungkan, air mata saya turun. Dia adalah Allah yang rendah hati. Allah yang mau mengikatkan perjanjian-Nya dengan saudara dan saya. Kalau di dalam Alkitab ada kata hesed, kasih setia. Maka ini adalah bicara berkenaan dengan Dia memegang covenant itu selalu meskipun kita tidak setia. Saudara-saudara, meditasikan, terus pikirkan mengenai Allah yang berdaulat yang menciptakan kita tetapi pada saat yang sama Dia mengikat perjanjian covenant-nya kepada kita. Maka kebenaran itu akan meremukkan hati kita dan menggairahkan pengabdian kita kepada Dia.

Kita sudah bicara mengenai pujian, penyembahan, adoration. Tetapi kita sekarang masuk ke dalam confession of sins. Saudara-saudara, perhatikan ayat 6 dan 7, tertulis pengakuan dosa Nehemia. Dia mengatakan “berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu …” Saudara-saudara, pertama-tama Nehemia memuji Allah karena kedaulatan-Nya dan covenant-Nya yang Dia buat, baru setelah itu dia mengakui dosanya. Sekali lagi saudara-saudara, minggu yang lalu saya sudah tekankan, Nehemia tidak melanjutkan doanya sebelum mengingat kebesaran Allah dan covenant  yang dibuat Allah kepada dia. Mengapa? Mengapa susunannya seperti ini? Karena dia mengetahui dua hal besar ini. Pertama adalah kalau dia mengaku dosa, maka pengakuan itu didengar dan dikabulkan Allah adalah berdasar pada covenant, bukan berdasar pada pengakuan itu sendiri. Pembebasan dosa itu adalah berdasarkan covenant yang Allah buat kepada dia. Maka kalau saudara-saudara mengaku dosa, tetapi saudara tidak memiliki covenant dengan Allah itu, maka saudara-saudara, dasar apa Allah itu harus mendengar dan mengampuni kita. Saudara-saudara, sekali lagi bahwa di dalam Alkitab dikatakan siapa pun orang yang mengaku dosa maka jaminan itu adalah satu-satunya adalah karena dia memiliki covenant dengan Allah, bukan karena kerendahan hatinya.Hal yang kedua, Nehemia juga mengetahui bahwa pemulihan Yerusalem akan terjadi jika dan hanya jika umat Allah kembali memegang covenant. Pemulihan Yerusalem akan terjadi jika dan hanya jika umat Allah kembali kepada platform covenant. Dan kembali ke platform covenant adalah hanya melalui satu jalan yaitu pertobatan. Saudara-saudara, sekali lagi saya tegaskan hal ini. Pertobatan yang sejati menjamin berkat masa depan kita. Saudara-saudara, pemulihan, apa pun yang terjadi dalam hidup kita, pemulihan, basisnya adalah covenant dan untuk kembali kepada covenant maka itu melalui pertobatan. Ini adalah struktur rohani yang sungguh-sungguh tertanam kepada orang-orang Israel.

Saudara-saudara, mari kita perhatikan apa yang ada di dalam Daniel. Saya akan membawa saudara-saudara di dalam Daniel 9 untuk saudara boleh mengerti struktur ini sekali lagi sama di antara seluruh nabi-nabi yang ada. Mari kita melihat Daniel 9:4, “Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: “Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!” Ayat 5, “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu.” Saudara lihat, sama bukan? Saudara, kalau Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita, Ini bukan berbicara berkenaan dengan Pancasila, nomor satu apa, nomor dua apa, nomor tiga apa, tidak! Tetapi ini adalah bicara mengenai struktur hati yang dibuat oleh Roh Kudus. Saudara dan saya akan diperkenalkan kepada Allah yang dahsyat dan membuat perjanjian. Setiap kali kita mengaku dosa, dan minta berkat Allah, maka jiwa kita akan diperintahkan oleh Roh Kudus untuk mengingat Allah yang besar dan membuat perjanjian dengan kita terlebih dahulu. Saudara-saudara di dalam ayat yang ke-4 dikatakan, Daniel berdoa kepada TUHAN, maka ini adalah bicara God of covenant, YAHWEH. Dan saudara-saudara, dia kemudian mengatakan: “Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat,” ini berbicara mengenai Allah yang berdaulat. Tetapi kemudian “yang memegang perjanjian,” covenant of love. Saudara lihat, bukankah sesuatu yang unik? Nehemia berdoa dengan struktur yang sama. Daniel berdoa dengan struktur yang sama. Dan setelah itu baru dia mengatakan; “kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak.” dan seterusnya.

Saudara bukan itu saja, saudara lihat sekarang di dalam ayat yang ke-11. Saudara akan melihat analogy of faith muncul di sini. Saudara, minggu yang lalu kita sudah bicara mengenai analogy of faith. Analogy of faith berbicara mengenai kepercayaan seseorang, itu bukan karena individual orang itu dengan Allah, tetapi orang itu berdiri di belakang iman daripada orang-orang sebelumnya. Saudara-saudara, di sini dikatakan di ayat 11; “Segenap orang Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia.” Daniel dan Musa itu terentang ribuan tahun, tetapi Daniel itu mengerti, Nehemia itu mengerti, Amos itu mengerti, Hosea itu mengerti, ketika dia berdoa, dia berdiri di belakang pundak dari bapak-bapak beriman sebelumnya. Ini menjadi satu kesatuan tubuh Kristus, satu kesatuan gereja yang tidak terlihat, satu kesatuan covenant yang Allah janjikan kepada umat pilihan. Itulah sebabnya kalau saudara-saudara berdoa pada pagi hari ini di Sydney, di GRII Sydney, saudara berdoa kepada Allah, itu adalah berbasis dari covenant-Nya Allah tetapi bukan saja covenant-Nya Allah yang diberikan secara pribadi saja kepada kita tetapi covenant Allah yang Tuhan sudah pegang itu dari ribuan tahun generasi demi generasi dari Abraham, bapa seluruh orang beriman. Dan saudara-saudara, hal yang penting lagi di dalam urusan ini adalah, dan ini adalah center-nya adalah ketika para nabi bicara berkenaan dengan covenant dan Tuhan kemudian akan membawa kita dalam perjanjian baru, itu adalah bicara mengenai Kristus. Ini adalah bicara mengenai center-nya itu adalah Kristus, titik pusat covenant itu adalah Kristus. Allah menciptakan manusia dan Allah membangun relasi kepada manusia di dalam bentuk hanya dalam covenant. Dan covenant itu terbentuk, itu terjadi adalah jika dan hanya jika Kristus mau turun, mati dan bangkit dan naik ke sorga bagi umat-Nya. Itulah sebabnya ketika kita berdoa, kita berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena di dalam diri-Nya, covenant Allah itu terjadi kepada kita. Oh ini adalah sesuatu yang dalam, sesuatu yang luas dan sesuatu yang luar biasa besar.

Saudara-saudara, saya akan teruskan. Nehemia memulai mengaku dosanya. Saudara-saudara, dia berdoa, dia berdoa syafaat bagi orang lain tetapi dia juga berdoa mengaku dosanya sendiri. Saudara perhatikan jiwa seorang imam itu apa? Sekali lagi saudara-saudara, saudara dan saya di dalam perjanjian baru kita dikatakan adalah imam-imam Kerajaan Allah. Jiwa seorang imam itu apa? Jiwa seorang hamba Tuhan, seorang pelayan Tuhan itu apa? Sekali lagi, kalau saya mengatakan jiwa seorang hamba Tuhan, mungkin saudara-saudara akan berpikir itu pendeta Stephen Tong, itu adalah Billy Graham atau itu adalah pendeta-pendeta lokal. Saudara-saudara, tidak! Itu adalah saudara, saudara dan saya. Jiwa seorang imam, saudara dan saya. Jiwa seorang hamba Tuhan, saudara dan saya. Seorang pelayan Tuhan, saudara dan saya itu apa? Saudara-saudara, Nehemia seorang pelayan Tuhan, dia seorang imam, dia seorang nabi. Saudara-saudara, perhatikan jiwanya. Jiwanya tidak berdiri keluar dari umat Tuhan. Dia bukan seorang pelayan yang berdiri keluar dari umat Tuhan dan mendoakan umat Tuhan. Tetapi dia adalah seorang pelayan Tuhan yang berdiri bersama dengan umat dan meminta ampun bersama-sama dengan umat. Sekali lagi saudara-saudara, dia bukan seorang yang keluar yang dari umat dan kemudian berdoa syafaat untuk umat, tetapi dia bersama-sama dengan umat dan minta pengampunan Tuhan atas dosa dirinya dan atas dosa umat. Saudara-saudara, nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, saudara akan mengerti, bukan seorang yang berdiri jauh dari umat lalu kemudian menunjuk dosa umat. Yah, nabi akan menunjuk dosa umat tetapi pada saat yang sama dia sadar bahwa dirinya berdosa, dia bagian dari dosa umat. Dia bersama-sama dengan umat Allah telah berbuat dosa. Dia bersama-sama dengan umat berbuat dosa kepada YAHWEH.

Beberapa tahun yang lalu, maka saya dipercayakan untuk mengajar kitab nabi. Ada 12 nabi kecil dan 4 nabi besar. Tapi ada 17 kitab karena ada kitab Ratapan di situ. Dan ketika saya mempelajarinya, kita mempelajari banyak aspek, tetapi salah satunya tentu yang menarik saya adalah kehidupan para nabi itu. Kita tahu semua bahwa kehidupan para nabi itu sulit, bukan? Tetapi ketika saya mempelajarinya, saya sangat-sangat tercengang karena kehidupannya lebih sulit daripada apa yang saya duga sebelumnya. Saudara-saudara, salah satu kesulitan yang besar adalah ini, seorang nabi adalah seorang yang peka akan dosa umat. Dan dia menghardik dosa umat, dan untuk itu nabi tersebut dibenci oleh umat. Dia dianiaya oleh umat. Tetapi anehnya pada saat yang sama ketika Tuhan itu menghukum umat, maka nabi tersebut juga dihukum oleh Tuhan. Dia bukan seorang yang ada di luar umat dan kemudian menunjuk dosa umat. Dan kemudian ketika umat itu tidak bertobat dan Tuhan itu menghukum umat, nabi tersebut terbebas, tidak seperti itu saudara-saudara. Dia menghardik dosa umat, dan umat itu kemudian marah dan menyerang dan menganiaya dia dan ketika umat itu tidak bertobat, Tuhan dengan murka-Nya mengacungkan tangan-Nya dan kemudian menimpa murka kepada semua orang Israel Utara maupun Selatan dan pada saat yang sama, nabi itu tertimpa murka Allah, tidak dikecualikan. Itulah sebabnya saudara akan melihat Daniel itu ikut terbuang. Yesaya juga dibuang. Yehezkiel itu dibuang. Dan sebelum Tuhan menghancurkan Yerusalem, satu minggu atau beberapa hari sebelum Yerusalem, istrinya Tuhan itu dimatikan, istri Yehezkiel dimatikan oleh Tuhan. Luar biasa sulitnya. Saudara akan menemukan Amos, Ezra, Nehemia, semuanya ikut dalam pembuangan umat Allah. Mereka bukanlah orang-orang yang memiliki kelasnya tersendiri, terpisah dari umat, bukan seperti orang ahli Taurat, orang Farisi yang melihat dosa umat dan kemudian menepuk pundak mereka dan mengatakan aku adalah orang benar dan orang Farisi mengatakan mereka itu harus dikutuk dan aku bebas dari kutukan. Tidak, tidak seperti itu! Nehemia itu dengan sungguh-sungguh, bukan dengan lip service, bukan dengan basa basi tetapi dengan remuk hati mengakui dirinya berdosa. Kami sudah berdosa terhadap Engkau juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa. Saudara-saudara, ini bukan seseorang yang merasa-rasa yang bisa lebih sehati dengan umat, tidak, dia benar-benar sadar akan dosanya. Dia berbagian dengan dosa dengan umatnya. Saudara-saudara, mungkin Saudara-saudara bertanya kalau gitu, mungkin saja Nehemia berzinah, atau mungkin dia termasuk dalam orang yang mengambil suap? Saudara-saudara, tidak. Saudara-saudara, nabi itu tidak berzinah, nabi itu sungguh-sungguh hidup suci di hadapan Allah. Tetapi saudara perhatikan prinsipnya, setiap orang yang bertumbuh rohani akan memiliki tangisan di dalam hati seperti Paulus. Dan tangisan Paulus itu adalah ‘di antara semua orang berdosa, akulah yang paling berdosa!’ Jikalau seseorang itu adalah orang yang dekat di tahta Allah, orang itu akan melihat kebesaran Tuhan tetapi pada saat yang sama dia melihat kedalaman dosa di dalam diri sendiri. Sekali lagi, apa yang dikatakan oleh Nehemia itu lahir dari hati, ini adalah tangisan, dia minta pengampunan dari Tuhan. Nehemia bukan bersandiwara, merasa-rasa, bukan sekedar mensinkronisasi dirinya, tetapi dia real, sadar dia tidak lebih baik daripada umat.

Saudara-saudara, perhatikan baik-baik sekarang kalimat di bawah ini, inilah true leadership. Inilah pemimpin yang sejati. Kita tahu semua bahwa dunia ini membutuhkan pemimpin yang sejati. Dan sudah begitu banyak seminar, begitu banyak ceramah, begitu banyak buku yang dikeluarkan untuk bicara mengenai true leadership. Pemimpin yang sejati itu apa? Kemampuan melihat jauh ke depan, visioner. Kemampuan melihat musuh dan bahaya yang akan datang. Kemampuan untuk memobilisir orang-orang. Kemampuan untuk me-manage dan menempatkan seseorang sesuai dengan talentanya. Kemampuan untuk membangun relasi, keteguhan hati, ketekunan sampai akhir, keberanian dan bukan seorang pengecut dan seluruhnya itu adalah tanda-tanda karakter pemimpin. Tetapi ada satu hal yang luar biasa penting di dalam Alkitab yang tidak ada dalam buku atau ceramah apapun saja. Dan saudara akan melihat pemimpin yang sejati dalam Alkitab memiliki ciri selalu ini, yaitu kemampuannya untuk bertobat. Kemampuannya untuk dia itu rendah hati selalu di hadapan Allah mengakui dosanya. Menyadari bahwa dirinya lemah. Menyadari dirinya tidak lebih baik daripada orang-orang yang dipimpin, kesadaran diri akan sama dengan orang lain jikalau Tuhan itu melepaskan dia. Ini adalah rahasia dari true leadership.

James Boice seorang komentator Alkitab menyatakan seorang pemimpin sejati tidak begitu sadar akan bakat atau karunia yang dia miliki yang tidak dimiliki oleh orang lain karena dia menyadari fakta bahwa dia sama lemahnya dan mampu berbuat dosa seperti siapapun. Ketika para pemimpin melupakan keberdosaan mereka, mereka telah jatuh ke dalam dosa dan pada titik itu kehilangan kemampuan kepemimpinan mereka. Sekali lagi saudara-saudara, perhatikan kalimat ini, ketika para pemimpin melupakan keberdosaan mereka, mereka telah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemampuan kepemimpinan mereka. Saudara-saudara, perhatikan baik-baik prinsip ini, kemampuan memimpin paralel dengan kesadaran kelemahan dan dosa diri. Ini rahasia dari true leadership. Begitu ini hilang, maka hilang juga kemampuannya memimpin. Berkali-kali Allah meminta kita bertobat, dan sering sekali kita menghindar daripada pertobatan itu. Kita malu untuk bertobat, kita tidak mau bertobat. Padahal di dalam Alkitab, semua yang bertobat kemudian dipulihkan Tuhan untuk memimpin umat-Nya. Ada sebuah kalimat mengatakan Kerajaan Allah di muka bumi ini dibangun oleh orang-orang yang meneteskan air mata pertobatan. Ketika Tuhan menghajar kita, pada saat yang sama Dia sedang melatih kita untuk dipakai di dalam waktu kedepan selanjutnya. Kemampuan memimpin paralel dengan kesadaran akan dosa diri. Itulah rahasia true leadership. Sampai di sini, minggu depan kiranya Tuhan pimpin kita.


Imamat 26:40-42, Nehemia 1:4-8
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more