Yoh 12:20-33
Hari ini, tepat hari ini, 2000 tahun lebih yang lalu, Yesus diarak sebagai Raja masuk di dalam kota Yerusalem dan peristiwa dari Yohanes pasal 12 yang baru kita baca, adalah peristiwa setelah Yesus diarak menuju Yerusalem, konteks pengajaran di dalam perikop ini sangat unik. Jikalau kita tidak mengerti sesungguhnya apa yang terjadi dan bahkan pada waktu itu kita datang, kita tidak mengerti apa signifikansinya. Pada waktu itu, yang terjadi adalah beberapa orang Yunani datang kepada murid Yesus yaitu Filipus dan kemudian mereka itu minta sesuatu, “Tuan Filipus, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Filipus kemudian datang kepada Andreas lalu kemudian mereka berdua menuju kepada Yesus Kristus. Saudara-saudara, kalimat orang-orang Yunani ini adalah kalimat yang sangat penting dan untuk kita lekatkan di dalam pikiran kita terutama semua pelayan Tuhan. “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.”
Saudara-saudara, ada seorang pengkhotbah mengatakan seperti ini, dia memiliki pengalaman seperti ini. Kalau saudara-saudara melihat satu gedung gereja yang kuno, maka di belakang mimbar itu ada satu ruangan yang kecil, di mana biasanya pengkhotbah itu duduk sebelum dia itu masuk melayani. Di dalam ruangan itu biasanya selain tentu ada air putih misalnya dan kemudian juga ada beberapa buku atau buku-buku nyanyian. Di dalam ruangan itu juga majelis sering berdiskusi dengan pendeta sebelum pendeta itu maju ke mimbar. Tetapi dia memiliki satu pengalaman di satu gereja dengan ruangan yang kecil itu karena ada tulisan yang terpampang cukup besar dan tulisan itu adalah, ‘Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.’ Pengkotbah itu kemudian mengatakan inilah yang menjadi tulisan yang seharusnya ada dalam hati kita sebelum kita melayani karena seluruh jemaat itu ingin bertemu dengan Yesus bukan ingin bertemu dengan pendeta. Seluruh jemaat itu jiwanya menginginkan untuk mengenal Yesus, bukan mengenal kehidupan kita dan pada pagi hari ini saya juga mengatakan kepada saudara-saudara, semua yang melayani ketika saudara itu choir di depan, ketika saudara itu melayani sebagai guru sekolah minggu, ketika saudara itu melayani sebagai pemimpin remaja, kalau saudara-saudara diberikan orang di bawah saudara untuk saudara itu layani, maka saudara ingatlah apa yang menjadi permohonan dari orang-orang Yunani ini kepada Filipus dan tanamkan itu di dalam pikiran dan hati kita seorang pelayan, “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.”
Kembali lagi, kenapa peristiwa ini signifikan dan ditulis oleh Yohanes, banyak orang mau bertemu dengan Yesus tetapi peristiwa ini khusus ditulis oleh Yohanes? Saya yakin sekali Yohanes yang ada di sisi Yesus pada waktu itu sangat terkejut dan Yohanes melihat ini adalah sesuatu yang sangat signifikan yang harus dicermati. Saudara perhatikan kepekaan Rasul Yohanes di sini. Banyak orang ada di samping Yesus dan Yesus bicara apapun saja, banyak orang juga cuma mendengarkan masuk kanan keluar kiri, tetapi Yohanes tidak, Roh Kudus membawanya untuk meneliti dengan tepat apa yang diucapkan oleh Yesus Kristus ketika Yesus menjawab Filipus, maka kemudian Yohanes hatinya bergetar ada sesuatu yang terjadi ini ada sesuatu yang signifikan. Apa itu yaitu jawaban Yesus? “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus” dan Filipus membawa kepada Yesus dan Filipus mengatakan ada orang Yunani yang mau bertemu dengan Engkau. Saudara-saudara bukankah jawaban Yesus harusnya cuma dua ini, “Oh, baik mana orangnya? Aku akan menjumpainya” atau kemungkinan yang kedua Dia menjawab, “Oh, Saya tidak ada waktu saat ini, Saya begitu banyak urusan.” Cuma ada dua kemungkinan itu, diterima atau ditolak. Tetapi, ketika Filipus mengatakan kepada Yesus bahwa ada orang Yunani yang datang mau menemui Dia, tiba-tiba Yesus mengatakan satu kalimat ini, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” Bukankah ini sesuatu yang aneh? Jawaban apa ini? Sebelum kita masuk dalam jawaban ini, saudara perhatikan bahwa Yesus memiliki agendanya sendiri. Ini adalah hati Yesus, ini adalah hati Yesus, ini adalah hidup-Nya Yesus, yaitu melakukan kehendak Allah di tengah-tengah seluruh peristiwa dunia. Ada agendanya Yesus sendiri yang melampaui dari dunia ini, ada agenda Yesus sendiri yang tidak dari dunia tetapi terkait dengan dunia.
Saudara-saudara, kita anak-anak Tuhan, jikalau kita dipimpin oleh Roh Kudus, kita akan juga dipimpin seperti ini. Yesus sendiri mengatakan kepada para murid-Nya, kepada kita semua, anak-anak Allah, bahwa saudara dan saya bukan dari dunia ini, tetapi saudara dan saya itu diletakkan di dunia ini. Bukan dari dunia ini, tetapi diletakkan dengan ke dalam dunia ini. Apa artinya bukan dari dunia ini? Yaitu kita itu taat kepada pimpinan Roh Kudus, kita bukan taat kepada segala sesuatu peristiwa di dalam dunia ini yang memojokkan kita. Roh Kudus memiliki agenda-Nya sendiri di dalam hidup kita. Dan agenda Holy Spirit di dalam hidup kita melampaui dari seluruh peristiwa-peristiwa dunia ini meskipun terkait dengan dunia ini. Di saat semua orang melihat seperti biasa dan orang-orang itu mau bertemu dengan Yesus, orang Yunani mau bertemu dengan Yesus, Filipus tidak berpikir apa-apa, Andreas tidak berpikir apa-apa dan kemudian ketika diberitahukan kepada Yesus ada orang Yunani yang bertemu dengan Engkau dan kemudian Yesus dengan tenang tetapi pasti mengatakan, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dipermuliakan,” langsung Yohanes peka akan hal ini.
Saudara-saudara, berkali-kali Yesus selalu mengatakan waktu-Ku belum tiba berkali-kali. Misalnya saja kalau saudara-saudara melihat di dalam perjamuan kawin di Kana. Saudara-saudara ibunya meminta untuk Yesus melakukan sesuatu, Yesus mengatakan, “Waktu-Ku belum tiba, wanita.” Di dalam Yohanes pasal 7, saudara-saudara akan melihat bahwa Yesus itu dipaksa pergi ke Galilea untuk melakukan mujizat di sana dan Yesus mengatakan bahwa ‘waktu-Ku belum tiba.’ Dan di dalam Injil Yohanes juga, saudara akan melihat record bagaimana Yesus itu mau ditangkap musuh-Nya beberapa kali dan di dalam pasal 8:20, “Tidak seorangpun dapat menyentuh-Nya” dan Yohanes mencatat, Yesus mengatakan “Waktu-Ku belum tiba.” Tetapi di sini saudara-saudara, ketika orang Yunani diperhadapkan dengan Yesus, maka Yesus mengatakan “Telah tiba saatnya.” Saudara-saudara, apanya yang telah tiba? Ini adalah saat yang signifikan sekali bagi Tuhan Yesus Kristus dari perkataan ini. Saudara dan saya tahu bahwa ada sesuatu rencana yang akan dijadikan, rencana yang sudah dipikirkan, direncanakan, disiapkan, dan seluruh hidup-Nya itu adalah untuk rencana itu. Dia berjalan berhari-hari untuk menunggu waktunya tiba dan rencana itu adalah peristiwa penyaliban. Rencana itu adalah peristiwa penyaliban yang terjadi beberapa hari kemudian.
Saudara-saudara, perhatikan baik-baik di sini, mata Yesus selalu tertuju kepada event ini. Apapun saja yang terjadi dalam diri-Nya, apapun yang terjadi pada diri-Nya, seluruh distraction itu akan disingkirkan karena Dia hanya memandang tentang satu hal ini. Sebelum saya masuk lebih lanjut, saya akan pause sebentar di sini, saudara perhatikan sekali lagi apa yang tadi saya sudah katakan jikalau isi hati Tuhan adalah pada salib, jikalau mata Yesus adalah pada salib, masakan kita tidak mau memberikan waktu kita dan perhatian kita bertahun-tahun untuk melihat salib? Bahkan kita tidak mau sama sekali ambil cuti sebentar untuk mau memandang salib. Oh, pekerjaanku lebih penting, oh, anakku lebih penting, oh, lesku lebih penting, oh, jalan-jalanku lebih penting. Saudara lihat apa yang ada dalam isi hati Kristus? Dia bukan saja membayar harganya, Dia memperhatikannya dan menuju ke sana. Saya mau tanya sungguh-sungguh apakah benar-benar kita itu mau taat sama Tuhan? Urusan begini saja saudara dan saya tetap tidak mau untuk menyisihkan dari urusan kita. Biarlah Tuhan sendiri yang mengajarkan di dalam jiwa kita pentingnya salib itu apa. Ia terus menunggu waktu dan apa saja yang disodorkan kepada Dia, Dia mengatakan, “Waktu-Ku belum tiba,” tetapi ketika sekarang orang Yunani dikasih ke depan Dia, Dia langsung bilang, “Waktu-Ku sudah tiba.”
Saudara-saudara, waktu ini waktu apa? Waktu penyaliban, maka saudara mengerti bahwa salib itu bukan suatu peristiwa yang terjadi karena konsekuensi orang Yahudi yang tidak suka kepada Yesus tetapi salib itu adalah rencana Allah yang kekal untuk menyelamatkan kita dari kutuk Taurat dari kematian kekal karena dosa, dan rencana ini, salib ini, ada di dalam isi hati Bapa di dalam kekekalan, ini ada dalam isi hati Anak di dalam kekekalan, ini ada di dalam isi hati Roh Kudus dari dalam kekekalan dan di dalam beberapa jam kemudian, seluruh rencana kekal itu akan dinyatakan di dalam time and space. Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan ini saat apa? Inilah yang disebut sebagai harinya Tuhan. Kemarin di dalam seminar saya sudah mengatakan harinya Tuhan itu yaitu hari Tuhan bergerak untuk memukul anak-Nya supaya dosa saudara dan saya itu digantikan dibayar oleh Dia. Saudara-saudara the day of the Lord adalah harinya Tuhan di mana Tuhan itu bergerak menghancurkan kuasa Taurat dan dosa. Saudara-saudara the time itu tiba saatnya, itu adalah harinya Tuhan, waktunya tiba yaitu salib. Sekarang saudara melihat dari seluruh ayat yang kita tadi baca maka kita akan menemukan Yesus mengajarkan aspek-aspek berkenaan dengan salib Yesus jikalau salib itu terjadi maka apa yang akan terjadi. Pagi ini kita akan melihat 5 aspek ketika penyaliban Kristus itu terjadi, apa yang sesungguhnya terjadi.
Yang pertama jikalau salib itu terjadi jikalau waktu itu tiba maka salib itu adalah waktu di mana Anak Manusia dimuliakan. Salib adalah kemuliaan sang Anak. Saudara-saudara, perhatikan ayat yang ke-23 ‘tetapi Yesus menjawab mereka katanya, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.”’ Kalimat ini menyatakan ada relasi antara salib dan kemuliaan sang Anak. Kalimat ini berarti dua hal, yang pertama dengan salib maka Kristus akan ditinggikan melalui kebangkitan-Nya dan yang kedua adalah salib itu sendiri adalah ketaatan mutlak sang Anak kepada Bapak-Nya dan ketaatan itu adalah kemuliaan seorang manusia. Sekali lagi, dua hal ini, yang pertama, dengan salib, maka Kristus akan ditinggikan melalui kebangkitan-Nya, telah tiba saatnya Anak Manusia itu dimuliakan yaitu melalui salib karena salib akan berujung kepada kebangkitan, dengan salib, maka Kristus akan ditinggikan yaitu melalui kebangkitan-Nya dan yang ke-2 adalah, adalah salib itu sendiri adalah ketaatan mutlak Kristus kepada Bapak-Nya. Maka di sini saudara-saudara, ada satu pengajaran yang penting, ketaatan seorang manusia adalah kemuliaan manusia itu sendiri. Kita sering berpikir atau melihat seseorang yang taat kepada Tuhan kita mengatakan kasihan dia, oh hidupnya susah, engkau tidak memiliki kendali atas hidupmu sendiri. Saudara-saudara, kita salah mengerti di dalam Alkitab dinyatakan ketika saudara dan saya taat, taat kepada apa yang kehendak Tuhan terjadi dalam hidup kita, di situlah kemuliaan saudara dan saya. Sebaliknya orang yang memberontak kepada Allah, Alkitab mengatakan engkau adalah orang fasik, an unrighteous man, nah orang ini adalah orang yang tidak ada harganya. Di dalam Alkitab hanya ada dua jenis manusia yaitu, righteous man and unrighteous man. Orang yang righteous adalah orang yang menaati Tuhan. Sekali lagi, ketaatan adalah kemuliaan seorang manusia.
Hal yang ke-2, the Time, waktunya itu kalau tiba, Anak manusia itu dimuliakan. Dan ke-2 adalah waktu itu kalau tiba yaitu salib, maka salib itu adalah waktu kehidupan itu terjadi. Saudara-saudara perhatikan, di sini Yesus menghubungkan antara salib dan kehidupan. Ayat 24 dan 25, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barang siapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” Saudara-saudara, salib adalah suatu kematian yang mengerikan, tetapi ada satu rahasia, salib Kristus itu adalah kehidupan yang mengikuti kematian. Sekali lagi saudara-saudara, tidak semua salib itu kehidupan, tetapi salib Kristus adalah kehidupan yang mengikuti kematian. Yesus menyebutnya ini dengan gambaran biji yang jatuh ke tanah. Ini membuat kita mengerti bahwa ketika Yesus mengatakan telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan, apa yang Yesus maksudkan itu bukan saja salib, ya, salib adalah centre-nya, tetapi juga adalah kebangkitan yang melekat kepada salib Kristus. Saudara-saudara, sekali lagi aspek yang pertama ketika berbicara mengenai salib adalah kemuliaan dari sang Anak. Waktunya telah tiba, waktu sang Anak itu dimuliakan. Yang ke-2 adalah waktunya telah tiba. Telah tiba waktunya itu ialah kehidupan akan terjadi. Dunia ini sebelum Kristus datang seluruhnya adalah kematian. Tidak ada kuasa kebangkitan. Tidak ada kuasa kehidupan sebelum Kristus itu datang. Satu-satunya pengharapan bagi dunia yang sudah berdosa adalah salib Yesus Kristus. Begitu salib itu tertanam di dunia ini, maka kemudian kehidupan akan muncul di dalam dunia ini. Yesus mengatakan biji gandum itu mesti mati dan ketika dia mati, dia akan berbuah. Saudara, ini sesuatu gambaran yang luar biasa indah. Jadi pada titik yang sama antara kematian, pada titik itu, detik itu juga kebangkitan.
Hal yang ke-3. Aspek salib yang Yesus ajarkan disini adalah telah tiba saatnya yaitu Bapa dipermuliakan. Ayat 28, “Bapa, muliakanlah nama-Mu, maka terdengarlah suara dari Surga, Aku telah memuliakan-Nya dan Aku akan memuliakan-Nya lagi.” Saudara-saudara, ketaatan Kristus melalui salib mendatangkan kemuliaan bagi Bapa di Surga. Saudara-saudara, saya menekankan ini berkali-kali dari mimbar ini. Di dalam kalimat Yesus Kristus di dalam doa dikatakan, “Bapa kami yang di Surga, dikuduskanlah atau dipermuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di Surga.” Saudara perhatikan, bahwa Bapa di Surga itu dipermuliakan, jika dan hanya jika, Kerajaan-Nya datang. Dan Kerajaannya itu datang, jika dan hanya jika, kehendak-Nya itu jadi di bumi ini dan itu seperti di Surga, dan kehendak Allah itu jadi di bumi ini, melalui Yesus Kristus, dimulai dari salib. Maka saudara-saudara, salib itu menjamin dari doa Yesus itu terjadi. Salib itu membuat Allah di Surga itu yang tadinya tidak dikenal, saat ini dikenal dan bukan itu saja, dihormati dan dipermuliakan. Saliblah yang membuat Allah Bapa di Surga menggerakkan seluruh anak-anak-Nya untuk mengatakan, “Kehendak-Mu jadi di dalam hidupku, ya Bapa.” Saudara-saudara, salib waktu ini adalah waktu apa, waktu salib dan salib itu adalah sama dengan kemuliaan Bapa.
Hal yang ke-4. Waktu tiba telah tiba saatnya, apanya yang telah tiba? Yaitu kuasa kegelapan itu dihancurkan. Saudara-saudara ada sesuatu paradoks yang terjadi di dalam salib. Sebenarnya begitu banyak paradoks. Salah satu paradoksnya adalah bagaimana setan itu menang, pada saat dia menang, dia hancur. Saudara-saudara, di atas kayu salib, setan itu seperti di dalam Kejadian 3, dihancurkan oleh keturunan wanita itu tepat di atas kepalanya. Kalau saudara melihat secara sejarah manusia, saudara akan melihat seakan-akan Yesus itu dipaksa digiring oleh keadaan untuk naik ke atas kayu salib. Dan kita tahu semua yang menggiring itu semuanya adalah seluruh aspek kejahatan. Ini pasti bukan usaha dari satu manusia atau rencana satu manusia. Karena seluruh kekuatan kejahatan dari berbagai macam bidang bersatu untuk membuat Yesus mati di atas kayu salib. Politik, agama, uang, sosial, segala sesuatu tatanan kehidupan kebudayaan manusia membuat Yesus Kristus itu seakan-akan mau tidak mau harus ke salib. Ini pasti bukan pekerjaan satu orang besar seperti Hitler saja. Orang yang sangat evil. Tetapi ini adalah sesuatu kuasa kegelapan yang besar sekali yang di belakang, yang ada untuk membuat ini terjadi. Dan saudara bisa bayangkan sekarang apa yang ada di dalam pikiran mereka semua kuasa kegelapan, ketika Yesus itu ada di atas kayu salib. Mereka semua akan tertawa. Mereka semua akan bergembira. Seluruh rencananya jadi. Tetapi apa yang terjadi di atas kayu salib. Begitu Kristus itu dimatikan, ternyata kematian itu terjadi tepat di atas kepala setan. Saudara-saudara perhatikan satu prinsip ini, jikalau engkau ngotot dengan seluruh apa yang engkau inginkan dan itu jadi, itu titik kematianmu, itu adalah titik kehancuran kita, kita tidak memiliki jalan hidup lain selain kehidupan di dalam ketaatan. Telah tiba waktunya. Waktu apa? Waktu kegelapan itu dihancurkan.
Dan sekarang terakhir ke-5, yaitu telah tiba waktunya. Waktu apa? Waktu terbukanya keselamatan bagi seluruh bangsa. Saudara-saudara lihat ayat yang ke-32, “Dan apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Pada waktu salib itu terjadi, maka secara rohani, di dalam alam cosmic yang tidak terlihat. Maka pintu keselamatan itu terbuka untuk seluruh bangsa. Saudara-saudara, saya akan kembali kepada peristiwa di depan. Pada waktu itu, orang Yunani datang kepada Filipus, dan kemudian mereka mengatakan, “Tuan, saya mau melihat Yesus.” Dan kemudian saudara-saudara, saudara bisa melihat bahwa Filipus itu tidak langsung membawa orang-orang ini kepada Yesus, tetapi membawa permohonan ini kepada Andreas terlebih dahulu, kenapa? Adalah sangat mungkin memang ini yang terjadi. Murid-murid Yesus itu sangat ambigu akan pendapat dan tindakan Yesus pada gentile selama ini. Kalau saudara melihat tindakan dan pikiran Yesus sebelumnya, kita akan menemukan seakan-akan Yesus itu tidak terlalu mau menuju kepada gentile. Misalnya saja di dalam Matius 10:5-6, ketika Yesus itu mengutus murid-murid-Nya, maka dikatakan disini, Matius 10:5-6; “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka janganlah kamu menyimpang ke jalan gentile, jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Saudara-saudara, coba bayangkan kalau kita adalah murid-murid Yesus. Jelas di sini Yesus itu “seperti tidak suka” kepada gentiles, dan hanya melayani kepada Israel saja bukan? Peristiwa yang lain, kita mengingat perempuan Siro Fenesia; “Kasihanilah aku, hai Anak Daud, kasihanilah aku.” Dan dia berbicara, berteriak berkali-kali minta penyembuhan terhadap anaknya dan Yesus diam. Dan sekali Yesus bicara kepada perempuan ini, Dia mengatakan bahwa tidak baik mengambil roti yang diperuntukkan bagi anak-anak dan diberikan kepada anjing. Seakan-akan Yesus itu merendahkan gentile dan mementingkan Yahudi, meskipun sebenarnya tidak seperti itu. Di tempat yang lain, Yesus pernah berbicara dengan perempuan Samaria dan dengan jelas Dia menyatakan keselamatan itu datang dari Israel. Jadi jelas di tengah-tengah seluruh pendapat murid-murid-Nya, mereka semua itu ambigu akan sikap Yesus terhadap gentile. Sehingga, ketika orang Yunani itu mau datang, “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus,” Filipus berpikir ini Yesus mau ketemu atau tidak ini? Dan saya yakin itu seluruh dari pikiran para murid-murid-Nya, maka dia membawa teman, datang kepada Gurunya. Saudara, kalau guru itu sangat-sangat saudara hormati, saudara ditolak itu hatinya gak enak, kita perlu teman dan kemudian bertanya kepada Yesus, dan Yesus kemudian mengatakan, “Telah tiba saatnya Anak manusia itu dimuliakan.” Selama ini Yesus seakan-akan menghindar melayani orang kafir. Selama ini seakan-akan Yesus itu punya anak emas, yaitu orang Israel. Tetapi perhatikan satu prinsip Alkitab yang penting di sini. Yesus bukan rasis, Yesus bukan bigot. Yesus melakukannya karena memang cara kerja yang dikehendaki Allah Bapa di Surga adalah demikian yaitu Kerajaan Allah, keselamatan, datang di muka bumi ini melalui tanah Israel, baru ke seluruh bangsa. Keselamatan bagi seluruh bangsa dimulai dari keturunan Abraham. Abraham dan keturunannya akan menjadi berkat besar di seluruh bumi. Israel, ya harus mulai dari Israel, tetapi tidak berhenti di Israel. Rencana Allah di dalam kekekalan adalah mulai dari Israel dan terbuka bagi seluruh bangsa. Dan kapan itu? Di dalam time and space itu, pintu itu terbuka yaitu pada waktu salib itu ada.
Saudara-saudara, Israel itu adalah permulaan dari rencana Allah untuk salvation sampai ke seluruh muka bumi. Itulah sebabnya Kristus itu lahir di Israel. Kristus itu mati di Israel. Murid-murid-Nya itu adalah dari Israel. Roh Kudus dari Surga turun bukan ke seluruh tanah tetapi tanah Israel. Yesus bangkit di tanah, dari tanah Israel. Gereja pertama, hari Pentakosta terjadi di tanah Israel dan nanti bergerak ke seluruh bangsa. Yesus tahu telah tiba saatnya keselamatan sampai ke ujung bumi. Saudara bisa melihat ini, salib dan Pentakosta tidak pernah bisa dilepaskan. Ketika salib terjadi, maka Pentakosta pasti terjadi, dan ketika ini terjadi maka rancangan keselamatan Allah terjadi kepada seluruh bangsa. Oh, luar biasa keindahan yang ada disini. Saudara-saudara, Yesus mengatakannya ini beberapa hari sebelum salib itu akan ditanggung. “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus, Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.”
Saudara, biarlah kita boleh memiliki satu visi bagaimana pernyataan ini, bagaimana permintaaan ini dari berbagai macam bangsa di muka bumi ini. Apakah kita itu mendengarkan perkataan ini dari bangsa-bangsa, “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Oh, apakah perkataan ini ada di dalam telinga kita, di dalam isi hati kita? Atau apakah hidup kita yang satu kali ini adalah hidup yang terus menerus egois? “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus. Telah tiba saatnya, pintu keselamatan bagi seluruh bangsa.” Pintu yang sudah dibuka oleh Yesus Kristus melalui salib biarlah tidak ditutup oleh gereja. Pekabaran Injil bukan bicara mengenai program gereja. Misi bukan bicara mengenai program gereja. Menjangkau orang di luar bukan merupakan program gereja. Penginjilan, misi dan menjangkau bangsa lain itu adalah isi hati Allah. Salib! Kiranya kita semua boleh menjadi orang yang melihat apa yang menjadi titik berat dari isi hati Kristus. Salib itu ketika itu hadir, waktunya telah tiba. Waktu telah tiba untuk kemuliaan seorang manusia di dalam ketaatan. Waktu telah tiba di mana satu kehidupan itu terjadi di muka bumi ini. Waktu telah tiba di mana Allah Bapa itu dipermuliakan. Waktu yang telah tiba di mana kuasa kegelapan itu dihancurkan. Dan terakhir waktu yang telah tiba, di mana terbukanya keselamatan bagi seluruh bangsa termasuk saudara dan saya. Kiranya kasih yang Tuhan menyertai kita. Mari kita berdoa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more