Ringkasan Khotbah

10 September 2023
Pertanyaan–pertanyaan Allah Kepada Manusia (9)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Yesaya 5:1-4, Yeremia 2:21, Yehezkiel 15:1-8

Yesaya 5:1-4, Yeremia 2:21, Yehezkiel 15:1-8

Ini adalah pertanyaan Allah melalui ketiga nabi-Nya tentang satu pokok bahasan. Hanya satu masalah dari 3 nabi-Nya, mereka bicara tentang hal yang sama. Sebenarnya melihat keseluruhan dari 16 nabi Allah, 4 nabi besar dan 12 nabi kecil; maka saudara akan melihat kalimat pertanyaan ini dan kalimat tuduhan ini bukan saja dari Yehezkiel, Yesaya atau Yeremia yang kita baca. Satu pokok permasalahan, hanya satu pertanyaan, apakah itu? Tuhan tanya kenapa kamu tidak berbuah? Ini adalah pertanyaan tajam Allah kepada Israel Utara dan Israel Selatan. Tetapi kita tahu semua ini bukan saja pertanyaan, tetapi dalam pertanyaan ini Allah menuduh dan bukan itu saja Allah menghardik seluruh Israel karena mereka tidak bisa menjawab. Kemudian, Allah menghukum Israel setelah pertanyaan ini tidak terjawab. Kalau membaca dari nabi besar dan nabi kecil, itu adalah nabi-nabi yang dimunculkan Tuhan setelah Israel pecah, Israel Utara maupun Selatan dibuang oleh Tuhan. Kemudian saudara bertanya, kenapa Tuhan membuang mereka? Maka summary dari apa yang terjadi di Israel yang menyebabkan Allah membuang mereka adalah tidak berbuah. Ya, mereka menyembah allah-allah lainya. Ya, mereka bersekutu dengan bangsa lain di saat Allah mau mereka hanya mengandalkan Yahweh saja. Ya, moralitas mereka menurun tajam, ada ketidakadilan, hukum dibalikkan, orang miskin diperas. Ya, agar mereka collapse, nabi-nabinya bernubuat palsu, imam-imamnya mengambil untung dan pemimpin-pemimpinnya jahat dan seperti anak-anak tidak bertanggung jawab. Mereka tidak bisa menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Tahun demi tahun hadir, mereka makin lama makin hidup untuk dirinya sendiri. Saudara bisa me-list begitu banyak kejahatan dan penurunan yang terjadi. Tetapi ketika menggabungkan itu, hanya dengan satu summary, satu kalimat saja dengan tepat Tuhan mengatakan “Engkau tidak berbuah.” Saya sendiri melihat seluruh proses ini menjadi background dari Yohanes 15. Yesus mengatakan “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Kamu adalah ranting-rantingnya. Ranting yang berbuah dibersihkan-Nya. Tetapi ranting yang tidak berbuah akan dipotong dan dimasukkan ke dalam api.” Yohanes 15 bukan suatu berita yang enteng dari Tuhan Yesus, seperti lagu Sekolah Minggu. Ini memiliki background yang menakutkan, semua Israel dibuang karena satu hal ini, mereka tidak berbuah. Dan gereja, kita, umat Perjanjian Baru akan diberlakukan hal yang sama. Siapa yang mengatakan bahwa saudara bisa menjadi Kristen yang tidak berbuah? Saudara bisa damai sejahtera di tempat dudukmu? Engkau sedang menghina jiwamu sendiri. Engkau menipu dirimu sendiri, bertahun-tahun menjadi orang Kriten, tidak ada buah. Apakah bisa lepas dari penghukuman Allah? Apakah kita pikir bahwa gereja lebih baik daripada seluruh umat Allah di Perjanjian Lama? Sehingga Allah harus memiliki penghakiman yang ganda, nilai yang ganda. Kalau mereka tidak berbuah, maka mereka dihancurkan. Tapi kalau gereja tidak berbuah, maka Tuhan tetap mencintai? Yohanes 15 dengan jelas menyatakan “Perjanjian Baru, umat-Ku, jikalau engkau tidak berbuah, maka engkau akan dipotong dan dibakar di dalam api.” Tidak bertumbuh, itu bukan sesuatu yang sederhana. Kalau itu sesuatu yang sederhana, Tuhan tidak perlu menyatakan melalui ketiga nabi-Nya. Ini bukan cuma 3 nabi, saudara coba lihat Perjanjian Lama, nabi kecil pun bicara hal yang sama.

Sekarang saya akan masuk lebih detail berkenaan dengan apa yang kita perlu mengerti tentang kebun anggur. Yang pertama, ketika bicara mengenai kebun anggur, itu adalah berbicara gambaran umat Allah. Gambaran umat Allah sifatnya adalah community. Jikalau kita mau melihat gambaran Alkitab tentang umat Allah, maka gambaran kebun anggur menempati tempat yang paling pertama yang sering Tuhan pakai. Di dalam Perjanjian Lama khususnya, saudara akan menemukan tiga gambaran berkenaan dengan umat Allah dan ini yang disebut trinity product dari Israel. Tiga hasil pertanian di mana ekonomi Israel bergantung kepada tumbuh-tumbuhan ini. Tiga tumbuhan itu yang pertama adalah pohon zaitun, yang ke-2 adalah pohon ara, dan yang ke-3 adalah pohon anggur. Saudara-saudara sekarang bisa mengerti kenapa di dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru selalu muncul tiga tumbuhan ini. Ini adalah gambaran umat Allah yang sifatnya adalah community. Beberapa minggu kemarin, pada waktu kita membahas pertanyaan-pertanyaan Allah, bersifat pribadi. Ada pertanyaan kepada Ayub, Musa, Adam dan saudara-saudara pribadi. Kita bisa belajar case by case karena Alkitab adalah cermin bagi kita. Tetapi pertanyaan tentang kebun anggur ini adalah pertanyaan dan hardikan secara komunitas. Berarti di dalam komunitas tersebut mayoritas individualnya tidak berbuah. Ini yang saya pikirkan di dalam beberapa hari ini. Dengan kegentaran, dengan sungguh-sungguh meminta belas kasihan. Sebentar lagi kita masuk di dalam hari perjuangan 10 tahun. Saya ada satu pikiran terus, satu pertanyaan apakah saya bertumbuh? Apakah jemaat ini bertumbuh? Ini bukan bicara mengenai banyaknya pelayanan kita. Tetapi pertumbuhan ketaatan di hadapan Tuhan dari hari ke hari. Mungkin orang melihat gereja ini gereja yang baik. Banyak orang memberikan applause terhadap pelayanan kita tetapi itu sama sekali tidak penting. Bukan pendapat orang kepada gereja kita, tetapi pendapat Allah terhadap gereja kita. Di dalam wahyu 3, ada hardikan Allah kepada jemaat di Sardis. Allah mengatakan kepada jemaat di Sardis, “Engkau dikatakan hidup tetapi sesungguhanya engkau mati.” Oh, kalimat ini sangat-sangat menghujam hati saya. Engkau dikatakan hidup, semua orang applause, semua orang memuji “Bagus ya!” Oh, sinode mengatakan “Bagus ya!” Oh, pendeta Stephen Tong mengatakan “Bagus ya!” Tetapi Tuhan bicara apa kepada kita? Itu satu-satunya yang terpenting. “Engkau dikatakan hidup tetapi sesungguhnya engkau mati,” siapa yang tidak takut dengan kalimat Tuhan ini? Dia adalah Allah penghakim yang terakhir, yang kita tidak mungkin meminta banding di atas Dia. Hanya Tuhan yang tahu kita genuine-nya seperti apa. Kepada jemaat di Philadelphia maka Tuhan mengatakan “Aku tahu engkau tidak seberapa kuat, tetapi engkau bertekun, engkau bertahan dalam penganiayaan dan engkau menang.” Orang lain bicara apa, itu tidak penting. Tapi Tuhan melihat apa, itu yang lebih penting. Berbicara berkenaan kebun anggur adalah mengenai umat Allah yaitu gereja.

Hal yang ke-2, ketika kebun anggur muncul, Allah menggunakan metafora ini seturut dengan umat Israel pada waktu itu. Di Israel, sebuah kebun anggur hampir semuanya adalah milik pribadi. Kalau saudara-saudara melihat ada orang yang memiliki tanah yang luas untuk penggembalaan, biasanya tanah untuk penggembalaan itu milik bersama, milik 2-3 orang. Tetapi boleh dikatakan hal ini tidak berlaku untuk kebun anggur. Kebun anggur itu almost all dimiliki pribadi. Itu adalah kebanggaannya dan hatinya diletakkan di situ. Kalau saudara-saudara masih ingat kebun anggur Nabot, Raja Ahab mau ambil dengan uang, seberapa pun dia tidak akan melepaskannya. Inilah yang Alkitab katakan, Israel adalah kebun anggur-Nya Tuhan, milik Tuhan pribadi, 100% milik Tuhan, bukan shareholder. Implikasinya adalah apapun yang terjadi kepada kebun anggur itu, Allahlah yang bertanggung jawab untuk mengurusnya. Maka seperti tadi, misalnya Ezra memberikan satu kesaksian. Tuhan tahu bagaimana merawat kita. Tuhan tahu, Tuhanlah yang bertanggung jawab atas kita, seluruh kejadian dalam hidup ini dihadirkan Tuhan untuk the best yang terjadi bagi kita bahkan hal yang terburuk sekalipun. Pemilik kebun anggur yang akan take care sepenuhnya, Dia bertanggung jawab. Dialah yang memberikan seluruh usahanya dalam hidup kita, anugerah demi anugerah untuk merawat kita. Israel adalah tanaman anggur yang dipindahkan dari Mesir dan ditanam di Tanah Kanaan yang subur. Allah bertanggung jawab mengurusnya, karena itu adalah milik Allah 100%. Sebaliknya, kebun anggur juga harus bertanggung jawab kepada pribadi Allah atas seluruh anugerah yang telah Ia berikan. Apa tanggung jawab dari seluruh anugerah yang sudah diberikan? Yaitu berbuah. Apatah yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu yang belum Ku-perbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur asam? Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu.

Hal yang ke-3, ranting anggur. Di dalam Yehezkiel dikatakan ranting atau kayu anggur itu tidak ada gunanya kecuali berbuah. Jadi kayu anggur atau ranting anggur diciptakan untuk berbuah, tidak untuk yang lain. Kalau tidak berbuah, tidak ada gunanya diciptakan. Kalimat tidak ada gunanya itu tepat, seperti kalau engkau garam, sudah tidak lagi asin, untuk apa? Engkau tidak ada gunanya hidup. Saya sering sekali bertanya “Ada gunanya tidak saya hidup?” Tanya kepada diri saudara sendiri “Ada gunanya hidup?” Ya, kita ingin hidup, kita tidak ingin mati. Tapi pertanyaannya adalah ada gunanya gak saudara hidup? Alkitab mengatakan “Kalau engkau tidak berbuah hai Israel, tidak ada gunanya”. Spurgeon mengatakan dari segi ukuran, bentuk, keindahan atau kegunaanya maka ranting anggur tidak memiliki kelebihan sedikit pun. Kita tidak dapat melakukan apa pun dengan kayu anggur. Dapatkah kayu ini dipakai untuk melakukan suatu pekerjaan? Atau apakah manusia membuat sebuah peniti untuk menggantungkan bejana di atasnya? Apakah bisa dibuat tusuk gigi? Tanaman ini tidak ada gunanya selain dari buahnya. Spurgeon kemudian mengatakan lagi, kadang-kadang kita melihat keindahan tanaman ini ditanam di sisi tembok kita dan ketika sinar matahari timur menyinari, mungkin terlihat segala kemewahannya. Tapi coba biarkan cabang anggur ini sendiri dan anggaplah ia terpisah dari buahnya. Saudara akan melihat benda yang paling tidak berarti dan hina dari segala sesuatu yang menyandang nama pohon. Inilah yang ada di dalam Yehezkiel 5 ditulis untuk merendahkan hati umat Allah, kita dan umat Israel. Mereka disebut pohon anggur-Nya Tuhan. Tetapi apakah kelebihan secara alami dari yang lain? Yang lain pasti lebih baik dibandingkan mereka pohon-pohon yang lain, lebih besar, lebih kuat dari mereka. Hanya karena kebaikan Allah sajalah maka tanaman ini bisa berbuah, ditanam di tanah yang baik. Tuhan telah menempatkan mereka dikelilingi tembok, tempat yang kudus, agar mereka menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya. Apa jadinya kalau umat Tuhan tanpa Tuhan dan anugerah-Nya? Apa jadinya kita kalau kita tidak disertai oleh Roh Kudus terus menerus. Gereja seperti orang Israel yang paling kecil dari seluruh bangsa dalam Perjanjian Lama. Lihatlah hal ini, hai orang-orang percaya, tidak ada dalam diri kita yang berharga, hanya anugerah Allah yang bekerja melahirbarukan kita, yang membuat kita disebut mulia, kudus adanya. Maka hasilkan buah-buah pertobatan dari tindakan anugerah itu di dalam hidup kita. Ranting anggur, jikalau tidak berbuah maka tidak berguna. Kadang kita melihat Alkitab, pada suatu layer kita tidak tersinggung. Tapi kalau nabi Tuhan ada di depan kita dan kemudian dia menyebut nama kita, misalnya dia menyebut nama Agus atau dia menyebut nama Dharmawan. Lalu dia katakan “Dharmawan, kamu tidak berguna.” Maka saya tanya, dia keluar tidak dari gereja ini? Dia tersinggung atau tidak? Seharusnya kita sungguh-sungguh tersinggung. Tetapi tetap tidak tersinggung. Kenapa? Karena mati, memang mati! Yang tidak melihat kepentingan kalimat Tuhan, saya pastikan engkau adalah orang yang benar-benar mati rohani. Saudara bisa ketemu sama orang, lalu bilang kamu hidupnya tak berguna. Tersinggung gak saudara? Tetapi inilah yang terjadi, siapa yang tersinggung, menyadari, remuk hati dan minta pertobatan dan belas kasihan Tuhan untuk hidup berguna, orang ini ada kehidupan.

Hal yang ke-4. Kebun anggur untuk bisa berbuah banyak dan manis, tergantung pada dua hal yang essential. Sekarang kita akan masuk ke dalam sesuatu yang menjadi penekanan di tempat ini. Dua hal yang essential itu, yang pertama adalah keadaan alam yang mendukung. Berarti ada sesuatu di luar dirinya. Tetapi perhatikan yang ke-2, harus ada usaha yang sungguh-sungguh, yang tekun, dengan cara yang benar dari petaninya. Dua hal ini harus ada bersamaan. Saudara tidak bisa cuma salah satunya saja. Untuk menghasilkan buah yang banyak dan manis, hal yang pertama tergantung mutlak pada keadaan alam di luar.

The Georaphy of the Bible menuliskan hal ini: “Di Israel, agar panen berhasil diperlukan curah hujan tahunan antara 400-800 mm selama musim dingin dan awal musim semi. Kualitas panen bulan Juli atau Agustus juga ditentukan oleh suhu yang harus berada di atas 20 derajat Celsius saat berbuah dan di bawah 10 derajat saat musim dingin. Perubahan temperatur dan curah hujan mempengaruhi hasil pertanian, tetapi tanaman anggur adalah salah satu yang paling sensitif.”

Hal yang ke-2 adalah petani harus berusaha dengan sungguh-sungguh, tekun, dengan cara yang benar merawat tanaman anggur. Diperlukan ketelitian yang besar dalam pemeliharaannya. Saya sekarang akan bacakan sejumlah langkah yang diperlukan dalam menanam anggur agar berhasil memanen buah anggurnya. Pertama, tanah harus dibersihkan dari batu. Batuan ini kemudian digunakan untuk membangun teras yang membatasi erosi tanah dan meningkatkan luas area. Seringkali tembok batu dibangun untuk mencegah binatang seperti babi hutan dan rubah serta pencuri. Sebuah menara pengawas didirikan untuk menjamin keamanan hasil panen. Tanaman merambat ini ditanam di dalam barisan paralel dengan jarak yang cukup jauh agar bajak dapat melewatinya. Tanaman ini dibiarkan tumbuh di tanah, tapi cabang-cabangnya yang menghasilkan buah disanggah dengan batu atau batang bercabang, dan kadang-kadang tanaman ini merambat, memanjat pohon atau pagar. Pemangkasan dilakukan 2 kali selama musim. Pertama, pada bulan Februari–Maret, tanaman merambat ditebang habis-habisan sehingga tampak hanya batang kayu tanpa kehidupan. Pada bulan Agustus, ketika pohon anggur sudah penuh daun, petani memotong tunas-tunas kecil yang baru agar batang utama yang menghasilkan buah mendapatkan nutrisi lebih banyak. Kemudian kebun anggur siap dipanen pada akhir musim panas, biasanya pada bulan September. Kalau sebelumnya dipanen, maka buah anggur akan menjadi terlalu asam untuk dikonsumsi. Bahkan di dalam Taurat, ada hukum khusus yang diterapkan pada pemanenan. Kebun anggur tidak boleh ditelantarkan, sisa-sisanya harus diserahkan kepada orang miskin. Pada tahun Sabat, kebun anggur tidak boleh dipangkas dan tidak boleh dipanen.”

Kenapa saya perlu membaca hal ini di tengah-tengah kebaktian pada pagi hari ini? Kita tidak sedang training untuk membuat satu kebun anggur. Kenapa bagian ini bisa begitu panjang dibanding 3 bagian sebelumnya? Karena untuk bertumbuh. Ada bagian tanggung jawab kita yang besar, dan itulah kecelakaan gereja. Saudara salah, kita salah, ketika berbicara mengenai anugerah! Anugerah bukan meniadakan kerja keras. Anugerah meniadakan jasa. Ini adalah sesuatu yang complicated. Secara teologis, complicated. Juga di dalam area spiritual experimental, ini menjadi sesuatu yang complicated. Tetapi saudara, jangan kita lupa Allah menyalahkan Israel karena tidak bertumbuh. Dia menyalahkan kita karena kita tidak bertumbuh.

Sekali lagi, masalah pertumbuhan rohani secara teologis, complicated. Karena pertumbuhan rohani bukan di dalam area justification, tetapi sanctification. Di dalam area sanctification, itu diperlukan anugerah Allah. Tetapi dengan jelas, Alkitab juga mengatakan harus dengan usaha kita yang sungguh-sungguh. Pertanyaannya adalah apakah ada hal yang bisa kita lakukan agar ada pertumbuhan? Atau pertumbuhan itu adalah anugerah Allah sepenuhnya? Kalau itu melibatkan usaha, baru kita bertumbuh, maka itu bukan anugerah, bukan? Tetapi kalau melibatkan usaha, seberapa jauh usaha kita, bisa menghasilkan buah. Tetapi kalau kita katakan sepenuhnya anugerah dan bukan sama sekali usaha manusia, bagaimana kita tidak jatuh dalam antinomian dan kemalasan?

Topik ini kelihatannya mudah, tetapi kalau saudara memperhatikan sejarah gereja, ini adalah sesuatu yang sangat-sangat kompleks, complicated, begitu banyak perdebatan yang belum bisa diselesaikan sampai saat ini. Antara anugerah Allah dan juga usaha manusia, titik tengahnya ada di mana? Atau, apakah benar harus ada titik tengah? Ataukah sesuatu yang menjadi satu dengan yang lainnya? Bahkan kalau saudara-saudara melihat dari orang-orang Puritan pun, di dalam poin sanctification, mereka sangat-sangat hati-hati dalam penggunaan istilahnya. Kalau saudara-saudara membaca daripada John Owen, bahkan dia coba menghindari kata “sanctification.” John Owen lebih suka justification dan continuity in justification. Mereka tidak mau memakai sanctification karena John Owen berpikir, nanti ada 2 steps untuk keselamatan kita. Kita mengerti karena orang-orang Roma Katholik pada waktu itu mengajarkan bahwa yang disebut keselamatan adalah mengenai anugerah Allah (faith) dan juga ada sesuatu yang sifatnya kerja. Bukan itu saja. Orang-orang Puritan pun mengerti bahwa sampai poin tertentu ada misteri di dalam proses sanctification ini. Masalah pertumbuhan rohani di dalam gereja adalah masalah besar. Kalau melihat scholar Reformed pada saat ini. Mereka me-refer kepada Puritan karena mereka melihat salah satu kegeniusan Puritan adalah karena orang Puritan mengerti bagaimana meng-handle area sanctification. Itu sangat mudah untuk kita mengerti kenapa Puritan seperti itu, karena pada waktu itu seluruh negara England adalah orang Kristen. Mereka harus memiliki ketajaman, mata yang tajam untuk membedakan dari antara seluruh jemaatnya mana yang sejati dan mana yang tidak sejati. Dan, litmus test-nya adalah di dalam sanctification not justification. Saudara tahu kan Litmus test, kertas lakmus. Kalau saudara masukkan ke dalam suatu cairan, kemudian saudara tarik, itu warnanya apa, saudara langsung tahu itu basa atau asam. Hamba-hamba Tuhan masa kini tidak memiliki kemampuan setajam orang Puritan untuk mengerti ini. Apa tanda sejatinya seorang Kristen? Bukan pengakuan akan dia mendapatkan justification, dia sudah mendapatkan, Tuhan Yesus Kristus lahir baru dalam hatiku. Alkitab mengatakan, orang-orang Puritan menegaskan tanda sejati orang Kriten adalah adanya kerja keras, kesungguhan, keseriusan, dengan cara yang benar mengusahakan pertumbuhan rohani. Barangsiapa tidak serius di dalam hal ini, maka orang tersebut bukan orang yang diselamatkan. Itulah sebabnya Allah menghardik orang Israel. Kesalahan bukan pada anugerah, tetapi kesalahan ada pada engkau, hai Israel!

Kalau saudara-saudara sungguh-sungguh memperhatikan, ini mencengangkan. Apa yang membedakan? Kalau kita pergi ke suatu tempat, kita tanya, “Apakah engkau sudah terima Tuhan Yesus?” “Apakah engkau tahu kalau engkau mati, engkau akan pergi ke neraka, kalau engkau tidak terima Tuhan Yesus?” Dan, kemudian orang itu menyatakan, “Aku sudah terima Tuhan Yesus, aku percaya kalau aku mati, aku pergi ke surga.” Kita senang dengan hal itu. Buat orang Puritan, tidak akan pernah senang. Dia akan lihat, orang ini sungguh-sungguh serius atau tidak. Orang-orang ini sungguh-sungguh mengejar Allah atau tidak. Orang ini sungguh-sungguh beribadah atau tidak. Orang ini sungguh-sungguh mau untuk berdoa kepada Tuhan dengan tekun atau tidak. Orang ini sungguh-sungguh mau hidup untuk menyenangkan Allah di dalam kehidupannya secara publik atau private. Saudara perhatikan, apa yang membedakan? Apakah ada kesungguhan atau tidak? Kesungguhan bagi orang Puritan, adalah buah dari Roh Kudus. Kalau itu tidak ada, saudara mau bicara apa pun saja. Alkitab mengatakan, “Bukan. Engkau bukan orang yang diselamatkan.”

Alkitab mengatakan, mencari pengenalan akan Allah seperti mencari perak, baru akan berhasil. Saudara pernah pergi ke Ballarat? Ballarat, bukan Middle East. Saya pernah suatu hari, sebelum saya pergi ke sini beberapa tahun yang lalu, maka saya dibawa sama orang pergi ke sana, kemudian saya sadar cari emas itu sampai terkubur hidup-hidup di bawah. Kita pergi ke gereja, baca Alkitab sedikit terus bertumbuh, mengaku diri Kristen, kita tidak mencari Allah seperti mencari emas dan perak.

1 Petrus 1:13-14 menyatakan: “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turut hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.” Unik yah. Orang yang diselamatkan, orang yang tidak enteng hidupnya. Ada kesiapsiagaan. Ada kewaspadaan. Dia aware, sungguh-sungguh apa itu hidup dan dia mau mempertanggung jawabkan atas setiap kasih karunia di hadapan Allah. Dia bukan orang yang hidupnya enteng. Hari ini mau apa, terserah aku. Aku mau nonton apa, terserah aku. Aku mau spend my money seberapa, itu duitku. Hey, engkau tidak punya hak bicara harus pergi ke gereja, itu waktuku. Oh, seluruh hidup enteng, tapi aku mau diterima Tuhan Yesus. Tidak pernah ada hal itu! Engkau anak Tuhan? Siap! Waspada! Ada kesungguhan.

Filipi 2:12. “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Work out on your own salvation. Bukan bekerja untuk mendapatkan keselamatan, tetapi bekerja karena keselamatan sudah diberikan.

Mari kita lihat sama-sama satu bagian ayat yang penting. 2 Petrus 1:5-11. “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan” Perhatikan, kata ‘sungguh-sungguh.’ “dan, kepada pengetahuan, penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.” Ayat 10. “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” Apakah sekarang saudara mengerti? Bertumbuh atau tidak, bergantung kepada apakah kita bersungguh-sungguh, serius atau tidak, dan ketidakseriusan adalah tanda anak kegelapan. Dibuang, karena tidak akan bertumbuh. Tidak akan berbuah. Perhatikan 3 ayat di atas yang tadi kita baca. Seluruh nabi menghardik dosa ini dan Alkitab menyatakan dengan jelas, ‘bersungguh-sungguh.’ Dari pihak kita, harus serius.

Kemarin saya baru saja membaca, ada satu kalimat yang saya tertarik. Dikatakan bahwa apa yang membedakan Puritan dari kelompok orang-orang Reformed yang lain? Maka, Puritan sebenarnya tidak ada teologia yang baru yang mereka temukan, tetapi yang membedakannya adalah intense. Intense melakukan teologia apa yang mereka tahu. Ini tidak ada di zaman kita. Kita mengatakan kesungguhan adalah suatu ekstrimis. Bagaimana kalau saya katakan di hadapan saudara pada pagi hari? Engkau anak muda, engkau harus pergi ke gereja. Engkau, saudara-saudara, harus tekun berdoa. Harus mengejar Allah. Harus mengabarkan Injil. Harus memberitakan Firman. Harus membaca Firman. Harus menuntut diri taat. Harus belajar hidup suci. Ketika saya berbicara seperti itu, apa yang ada di dalam pikiran saudara-saudara? Mungkin sebagian orang mengatakan, “Loh, kok kayak Farisi yah?” “Kok offensive yah?” “Kok legalism yah?” Apalagi kalau saya katakan, kalau orang tidak melakukannya, itu adalah orang yang pergi ke neraka, misalnya. Ah, ini orang Farisi. Ini legalism. Bukan itu saudara. Perhatikan baik-baik. Legalism mengatakan: “Kamu harus kerjakan ini dan itu untuk mendapatkan anugerah keselamatan.” Tetapi, sanctification mengatakan: “Kalau kamu sudah mendapatkan anugerah, pasti engkau akan melakukan hal ini!” Ini bukan legalism, ini sanctification. Roh Kudus akan menyukakan kita dengan seluruh tugas ini. Dan seluruh tugas ini tidak menjadi beban tetapi menjadi kesukaan kita untuk mentaati Allah, kesukaan kita untuk membaca Firman dan kesukaan kita untuk melayani Allah. Orang yang mendapatkan anugerah di dalam Kristus Yesus, dia akan berusaha untuk bekerja lebih keras lagi untuk Allahnya.

Kita akan tutup khotbah ini dengan 1 Korintus 15:10. “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” Lebih keras, sungguh-sungguh, serius. Itu adalah tanda kesejatian. Allah serius. Apalagi yang Aku belum buat untuk engkau? Tetapi, kenapa engkau tidak berbuah? Biarlah kita boleh menyadari apa tanggung-jawab kita. Mari kita berdoa.

GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more