Ringkasan Khotbah

23 June 2024
Pribadi dan Karya Roh Kudus (5)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Mat 28:9-20, Kis 1:8, Kis 8:1,4, Kis 11:1;7;19, Kis 12:24, Kis 13:4, Kis 28:31

Mat 28:9-20, Kis 1:8, Kis 8:1,4, Kis 11:1;7;19, Kis 12:24, Kis 13:4, Kis 28:31

Beberapa minggu ini kita terus memikirkan berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus yang tidak bisa ditiru oleh roh-roh yang lain, dan juga tidak mungkin bisa diproduksi, diajarkan oleh manusia dan institusi di dunia ini. Kita orang Kristen harus belajar Alkitab dengan mendalam, sehingga ketika kita mendengarkan dari satu khotbah, saudara bisa mengerti apakah satu khotbah ini melenceng dari kebenaran atau tidak? Tetapi, di tempat yang lain kita perlu meneliti bagian Alkitab untuk mengerti apa pekerjaan Roh Kudus yang sejati. Sepanjang sejarah, pekerjaan Roh Kudus yang sejati itu sudah banyak sekali diselewengkan oleh roh-roh yang lain. Itulah sebabnya di dalam Kitab 1 Yohanes, Yohanes itu sendiri mengatakan: ‘Ujilah setiap roh.’ Di dalam Alkitab dengan jelas, ada roh-roh yang lain yang bekerja yang menyerupai pekerjaan Roh Kudus, tetapi sebenarnya bukan pekerjaan Roh Kudus. Saudara-saudara, kita adalah orang yang dididik di dalam teologia Reformed. Saudara-saudara, kita memiliki kepekaan ketika ada pengajaran-pengajaran yang salah, pengajaran yang menyimpang, pengajaran yang sesat, tetapi di tempat yang lain, biarlah kita sebagai orang Reformed, kita menyadari apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan pekerjaan Roh Kudus yang sejati. 

Jonathan Edwards adalah orang yang dipakai oleh Tuhan untuk kebangunan rohani. Setelah ada kebangunan rohani yang terjadi di dalam hidupnya dan gerejanya, maka zaman itu begitu banyak gereja yang mengaku bahwa mereka mengalami kebangunan rohani yang sama. Kemudian, Jonathan Edwards memberikan seri khotbah khusus berkenaan dengan ‘The Sign of Revival: True Revival’. Di dalam khotbah itu, dia mau menyatakan perbedaan apa antara Roh Kudus yang bekerja dan roh-roh yang palsu yang bekerja di dalam gereja. Oh, apakah sebuah kebangunan rohani itu pasti dari Roh Kudus? Jawabannya adalah tidak. Ada sungguh-sungguh pekerjaan Roh Kudus. Ada yang bukan pekerjaan Roh Kudus. Dan, sering juga pekerjaan Roh Kudus yang sejati ditumpangi oleh hal-hal lain yang sebenarnya bukan pekerjaan Roh Kudus yang sejati. 

Orang-orang sucinya Allah, orang-orang yang diurapi oleh Tuhan, mereka adalah orang yang berdasar kepada Firman. Mereka mengerti Alkitab, mereka mengerti teologia, mereka berkhotbah dengan teologia yang benar, yang sejati tetapi, matanya peka sekali akan pekerjaan Roh Kudus dan dia bisa membedakan dengan roh-roh yang lain. Banyak sekali dari orang Kristen zaman ini, bahkan orang Reformed pun, saudara-saudara, tidak bisa membedakan pekerjaan roh yang sejati dan yang palsu. Kita mengerti teologia, tetapi kerohanian kita tidak diasah. Kita mengerti doktrin, tetapi kita sulit untuk mengaplikasikannya. Biarlah kita boleh mengerti apa yang Alkitab itu ajarkan. Dan, sepanjang sejarah gereja, apa yang dinyatakan oleh pendahulu-pendahulu kita, untuk kita mengerti bagaimana Roh Kudus itu bekerjanya. 

Kita sekarang sudah sampai kepada poin yang ke-5, apa pekerjaan Roh Kudus yang tidak bisa diganti, tidak bisa ditipu oleh roh-roh yang lain. Maka saudara-saudara perhatikan poin yang ke-5ini. Ketika Roh Kudus bekerja di dalam diri seseorang, di dalam sebuah gereja, maka Dia akan memberikan dorongan. Memberikan api. Memberikan kuasa. Memberikan ketekunan. Untuk pergi! Memperluas Kerajaan Allah. Oh, ini adalah sesuatu yang tidak bisa untuk ditiru. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diusahakan sendiri. 

Saudara-saudara, di dalam poin ini maka kita bicara berkenaan dengan banyak segi yang penting. Tetapi pada pagi hari ini saya akan menegaskan berkenaan satu kata Yesus, “Pergi!” Saudara-saudara, Yesus tidak mengatakan, “Segala kuasa di surga dan bumi ada pada-Ku. Jadikan seluruh bangsa murid-Ku.” Melainkan Yesus mengatakan, “Segala kuasa pada-Ku. Sekarang, pergi!” Kita seringkali melupakan satu hal ini, ‘pergi.’ Kenapa? Karena kata ‘pergi’ itu mau tidak mau akan membedah seluruh hati dan hidup kita. Oh, saudara-saudara, kalau saya punya waktu, saya akan bicara berkenaan dengan teologia ‘Pergi’.

Saudara-saudara, mari kita ingat kenapa ketika Allah memanggil Abraham, dia harus pergi? ‘Pergi, Abraham. Pergi, keluar dari Ur-Kasdim.’ Kenapa Yunus tidak diutus ke bangsanya sendiri, tetapi harus pergi? Salah satu kitab yang buat saya kalau sudah bicara mengenai panggilan, saya agak sulit adalah Nehemiah. Dia sudah sampai di tempat Raja Artahsasta, dan kemudian di tengah-tengah keadaanya seperti itu. Tuhan tidak menyuruh dia jadi saksi di Media Persia, tetapi dia harus pergi dari kerajaan itu. Kenapa yah? Bukankah baik untuk menjadi saksi di tengah-tengah para pembesar? Kenapa harus pergi? Kenapa rasul-rasul di Kisah Para Rasul harus pergi? Kenapa jemaat itu harus terserak? Saudara-saudara, saya ingin sekali untuk membawa saudara-saudara untuk melihat satu ayat demi satu ayat di dalam Kisah Para Rasul. Kisah Para Rasul adalah kisah berkenaan dengan Roh Kudus. Kisah Para Rasul adalah kisah di mana Yesus sudah naik ke surga dan kemudian Yesus mengutus Roh-Nya dan ketika Yesus mengutus Roh-Nya, maka Roh itu menggerakkan jemaat. Menggerakkan jemaat untuk apa? Menggerakkan jemaat, untuk pergi. Kalau saudara melihat keseluruhan dari Kisah Para Rasul, maka saudara akan menemukan penginjilan. Saudara akan menemukan pemuridan. Saudara akan menemukan tema mengenai Kerajaan Allah. Tetapi ada satu tema yang terus menerus muncul berkali-kali. ‘Pergi.’ Terserak. Kenapa? Sebelum Pentakosta, itu tidak ada. Bukankah lebih enak kalau Pentakosta, kemudian kita kumpul? Kita menikmati persekutuan, tetapi sepanjang dari Kisah Para Rasul, saudara lihat, pergi. 

Saya teringat terus sepanjang dari semalam sampai tadi pagi. Terus, dari semua orang yang saya kenal atau pernah saya baca, semuanya pergi. Sebelum saya melanjutkan khotbah ini, saya tidak mau untuk setan itu mengambil sesuatu di tengah-tengah kita. Perhatikan baik-baik. Saya tidak mengatakan kalau saudara tidak pergi sekarang dan saudara harus merasa bersalah. Saya tidak katakan itu. Saya tidak sedang mengukir perasaan bersalah dalam diri saudara, kecuali guilty feeling itu Roh Kudus sendiri yang menentukan; itu biarlah kehendak-Nya jadi. Tetapi yang saya mau katakan adalah pekerjaan Roh Kudus yang sejati akan menggerakkan anak-anak Tuhan untuk pergi. Akan menggerakkan anak-anak Tuhan, kalau Dia bekerja dan anak Tuhan itu sejati. Cepat atau lambat, saudara akan tahu pertumbuhannya itu adalah pertumbuhan memiliki hati untuk pergi, memiliki hati untuk misi. Kemudian pergi ke mana? Setiap orang memiliki panggilannya masing-masing. 

Saya ingat ketika Pak Tongsharing. Mereka sebenarnya adalah keluarga dari China daratan. Tetapi kemudian di dalam seluruh providensia Allah, Allah membawa mereka dari China daratan ke Surabaya dan kemudian sekarang di Indonesia. Dan, saya masih ingat bagaimana Pak Tong bersaksi. Mamanya itu bermimpi. Ada satu lilin. Satu cahaya itu bergeser dari tempat kelahirannya menuju ke Indonesia dan itu yang mereka ikuti. Jim Elliot yang berkali-kali saya katakan di sini. Tuhan menanamkan hati untuk Ecuador. Dan kemudian, dia mengusahakan sedemikian rupa untuk pergi dan akhirnya mati di sana. Ada juga orang-orang yang tidak bisa pergi. Papa, mama Hudson Taylor terus memiliki hati untuk China padahal mereka ada di Inggris. Tuhan menumbuhkan terus kerinduan itu, mendesaknya di dalam hati. Bahkan sebelum Hudson Taylor itu lahir. Panggilan pergi itu terus menerus ada. Dan, kemudian dia mendoakan, setiap hari dia mendoakan peta China di depannya, dan dia berharap Tuhan memakai anaknya sampai kemudian Hudson Taylor itu lahir dan dewasa, dan kemudian Tuhan mengirim dia pergi ke China. John Piper memiliki hati untuk misi. Dia bahkan menuliskan buku tentang misi dan di dalam kesaksiannya, dia mengatakan, “Saya sebenarnya ingin sekali pergi, tetapi Tuhan menahan dia.” Tuhan tidak membuat dia menjadi seorang misionaris tetapi Tuhan membuat dia, melalui gerejanya, mengutus begitu banyak misionaris. Melalui khotbahnya, melalui pelayanannya, maka begitu banyak misionaris yang diutus oleh dia. Apa pun saja dan di mana pun anak-anak Tuhan itu ada, seluruh dari cerita ini dan apa yang ada di Kisah Para Rasul menyatakan anak-anak Tuhan yang sejati yang Roh Kudus itu hadir di dalamnya, maka cepat atau lambat, Roh Kudus akan membentuk hati untuk pergi. Sekali lagi, saya tidak mengatakan semua yang pergi pasti ada Roh Kudus tetapi sebaliknya kalau Roh Kudus itu bekerja dalam diri satu gereja, maka gereja itu adalah gereja yang bergerak. Gereja itu tidak mungkin menikmati berkat Tuhan sendiri. Gereja itu akan berani, atau orang tersebut akan berani untuk membayar harganya, meninggalkan comfort zone-nya, melampau batasan geography dan hambatan budaya untuk menyebarkan Kerajaan Allah, karena itu adalah isi hati Kristus dan itu adalah isi hati Roh Kudus. 

Setelah Yesus bangkit, Dia tidak langsung naik ke surga, 40 hari Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Dan, apa yang dibicarakan? Saya sudah berkata ini berkali-kali dari mimbar ini. Yang Dia bicarakan adalah Kerajaan Allah. Bagaimana rencana, isi hatinya Kerajaan Allah itu diteguhkan di muka bumi ini. Dan kemudian setelah itu Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, “Kamu tunggu di sini, jangan ke mana-mana sampai Aku memperlengkapi engkau dari kuasa dari tempat yang tertinggi dan kemudian Roh Kudus itu dicurahkan. Dan ketika Roh Kudus itu dicurahkan, engkau akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi.” Saudara bisa bayangkan apa yang terjadi pada murid-murid-Nya pada waktu itu. Sekali lagi, para murid-Nya tidak berpikir sama sekali berkenaan dengan Kerajaan Allah. Mungkin mereka hanya ikut Yesus menjadi orang baik. Mungkin menjadi nelayan yang baik. Mungkin menjadi petani yang baik. Mungkin jadi pedagang yang baik. Dan, kemudian punya uang, berikan sedikit persembahan dan itu sudah cukup bagi mereka. Mereka sudah berusaha membangun bisnis, membangun relasi demi relasi yang ada. Dan, ketika mereka sedang membangun itu semua, tiba-tiba amanat agung itu turun kepada mereka. Mereka meninggalkan semuanya dan mereka bergerak untuk memenuhi Kisah Para Rasul 1:8 itu. Saudara lihatlah, ketika Roh Kudus itu datang apa yang terjadi? Api pekabaran Injil terjadi di dalam diri murid-murid-Nya. Pergerakan misi itu mulai dari gereja lokal menjalar ke seluruh dunia. Dari 12 murid selain Yudas, dari Yerusalem ke bangsa-bangsa. Roh Kudus memperdayakan, memberikan kuasa, memberikan iluminasi, memberikan passion, api, untuk anak-anak Allah itu bergerak mengekspansi pemerintahan Allah di muka bumi ini. Pelebaran Kerajaan Allah di muka bumi ini melalui gereja lokal. 

Oh, apakah kita sungguh-sungguh mau tahu pekerjaan Roh Kudus? Apakah kita sungguh-sungguh mau mengerti, bisa membedakan pekerjaan Roh Kudus dengan segala aktivitas yang lain? Apakah kita mau mengerti apa yang Alkitab katakan ketika satu gereja ini berjalan bersama Roh Kudus atau tidak? Lihatlah gereja itu. Lihatlah hati anak Tuhan itu. Lihatlah keluarga itu. Apakah ada hati misi atau tidak? Saudara-saudara, ini bukan masalah sederhana. Ini bukan masalah alami. Saudara dan saya tidak bisa memproduksinya sendiri. Apakah ada dari kita yang mau secara alami itu cari masalah sendiri? Cari rugi sendiri. Cari susah sendiri. Mereka pergi bukan kuliner, saudara. Bukan holiday. Tanya kepada Hudson Taylor. Kamu jalan-jalan yah ke China? Tanya kepada Adoniram Judson. Kamu lagi pindah ke Birma itu mau cari kerjaan yah? Karir yah? Tanya kepada William Carey. Kamu lagi holiday yah ke India? Ini adalah sesuatu yang di luar kemampuan kita berpikir. Setiap kali ada seorang misionaris, biasanya kita akan berpikir kenapa yah dia mau pergi? Kenapa dia mau pergi ke sana? Tetapi sebenarnya ini bukan tugas yang diberikan Allah kepada seorang pendeta atau seorang misionaris, tetapi ini adalah suatu spirit yang sedang dibangun di tengah-tengah anak Tuhan yang sejati. Biarlah kita boleh mengerti, ini adalah isi hati Tuhan. Pergi! Berkali-kali dalam Alkitab. Pergi! 

Apa kesalahan Israel? Kenapa Israel dibuang oleh Allah? Karena Israel mementingkan dirinya sendiri. Dia menyatakan aku adalah bangsa pilihan, tetapi mereka terus berkumpul untuk dirinya sendiri. Mereka membanggakan dan meninggikan dirinya sendiri. Mereka sama sekali tidak mau pergi. Abraham itu pergi. Ishak itu pergi. Seluruh nabi-nabi itu pergi. Tetapi Israel itu menikmati tanahnya sendiri, maka sampai satu waktu mereka diserakkan. “Keluar, engkau dari situ!” Saudara-saudara, Israel diserakkan ke mana? Diaspora. Ke seluruh bangsa yang lain. Untuk apa? Untuk nama Tuhan dikenal oleh bangsa yang lain. Saudara-saudara, saya takut ketika melihat hal itu. Saudara-saudara, ini adalah suatu kehendak Tuhan. Orang-orang Kristen yang terus menerus memikirkan dirinya sendiri, suatu hari dipukul sama Tuhan untuk dia mau tidak mau pikir orang lain. Saudara-saudara, ini adalah prinsip yang sama. Di Babel, saudara lihat bagaimana orang-orang kumpul untuk mendirikan menara kebanggaannya sendiri. Apa yang Allah kerjakan sama mereka? Buat mereka terserak. 

Saudara lihat. Ini prinsipnya. ‘Keluar. Engkau adalah terang dunia. Engkau adalah garam dunia. Pergi.’ Sekali lagi saudara, saya tidak katakan setelah ini kemudian saudara packing koper, lalu kemudian saya pergi ke Afrika. Tetapi bagaimana saudara dan saya merespon ayat-ayat ini? Saudara doa kepada Tuhan. Tuhan, jadikan aku orang yang dipenuhi oleh Roh-Mu. Tuhan, ampuni dosaku karena selama ini aku begitu tidak mau memikirkan pekerjaan-Mu, aku hanya memikirkan bagaimana keluargaku jadi baik. Aku sama sekali tidak memikirkan bagaimana Kerajaan-Mu terekspansi luas. Aku hanya memikirkan bagaimana aku jadi orang Kristen baik-baik saja. Saudara, belajarlah untuk memberitakan Injil di jalanan. Belajarlah untuk ikut bermisi. Belajarlah untuk minta Tuhan berikan aku hati untuk pergi. Dan, biarlah orangtua, saudara dan saya, merelakan diri jikalau suatu hari anak kita disuruh pergi untuk mengabarkan Injil-Nya, memperluas Kerajaan-Nya. Banyak dari orangtua yang mendukakan Roh Kudus Allah karena Allah menginginkan anaknya pergi, tapi mereka mengatakan tidak. Ini adalah suatu perlawanan terhadap kehendak Roh Kudus. Biarlah kita boleh rela. Biarlah kita boleh memiliki ketertundukan kepada Roh Kudus. Saudara-saudara, dan biarlah gereja kita, kalau Tuhan itu kehendaki, Tuhan membukakan mata untuk misi. 

Saudara, suatu hari Pendeta Stephen Tong pernah berbicara di tengah-tengah kami beberapa belas tahun yang lalu. Intinya adalah ada satu gereja yang besar, dan kemudian pendetanya dan majelisnya berantem. Kemudian gereja itu pecah, dan kemudian ada orang kasih tahu Pak Tong. Di tengah-tengah itu, kami ada dan kemudian dia katakan apa? Gereja yang besar itu pecah, itu adalah pasti mereka tidak mengabarkan Injil. Oh, saya ndak tahu. Kalimat itu saya tidak bisa mengerti. Benar-benar tidak bisa mengerti. Apa urusannya sama perpecahan gereja dengan mengabarkan Injil? Kalau Pak Tong misalnya menjawab itu gereja pecah karena tidak ada cinta, kita tahu kan? Kalau ini tidak ada pengampunan, kita bisa mengerti. Tapi kemudian gereja itu pecah karena tidak mengabarkan Injil. Oh, loncat seperti itu? Di tengah-tengahnya, saya tidak mengerti. Dan, saya terus pikir, terus pikir, saya tidak mengerti. Karena di dalam pikiran saya, mengabarkan Injil itu cuma salah satu aktivitas dari sebuah gereja. Ada konseling, ada penggembalaan, ada remaja, ada Sekolah Minggu, ada tim mengabarkan Injil. Kenapa kok mesti ini? Kenapa mesti mengabarkan Injil? Gereja itu pecah karena tidak mengabarkan Injil. Bertahun-tahun kemudian, perlahan demi perlahan saya akhirnya mengerti, saya belajar, akhirnya mengerti. Dan, saya belajar bukan dari buku, bukan dari textbook, tetapi dari lapangan, apalagi ketika saya sudah menjadi satu gembala. 

Ketika kita ikut Pak Tong mengabarkan Injil, ketika kita ikut KKR Regional mengabarkan Injil, ketika kita ikut sampai di jalanan, sampai di pelosok-pelosok mengabarkan Injil, Saudara pulang ke gereja saudara, Saudara mulai menyadari mana yang penting, mana yang tidak penting. Saudara-saudara, yang penting, sama yang tidak penting itu, kalau saudara tidak bisa membedakan, di situ sumber keributan. Ada gereja berantem karena masalah uang, ada gereja berantem karena masalah jam kebaktian, karena masalah kursinya itu warnanya apa. Kalau saudara-saudara sudah sampai di lapangan, saudara melihat orang-orang yang belum kenal Tuhan, melihat bagaimana orang-orang itu kalau mati, itu hidupnya benar-benar menderita. Saudara bisa melihat orang-orang yang tidak memiliki arti di dalam hidup. Saudara bisa melihat orang-orang yang seakan-akan dibuang oleh Allah. Kejahatan melingkupi mereka. Saudara dan saya tidak akan bertaruh untuk hal-hal yang tidak perlu! Kalau kita diberi anugerah oleh Roh Kudus, perbantahan gereja itu akan banyak diredam dengan Roh Kudus itu membawa mata kita untuk melihat hal-hal yang menjadi isi hati Allah. Ini adalah suatu bentukan Roh Kudus. Ini adalah bentukan yang tidak bisa dikerjakan oleh roh-roh yang lain. Seluruh roh yang lain, dia akan membawa kita untuk kita memikirkan diri kita, nama kita, posisi kita, kebanggaan kita. Gereja ini besar yah? Tetapi orang-orang, di mana Roh Kudus itu hadir, dia bahkan mau meletakkan seluruh jabatannya untuk dia pergi. Karena bagi dia, ambisi terbesarnya adalah apa yang menjadi isi hati Roh Kudus, ekspansi Kerajaan Allah. Paulus tidak memikirkan jadi ketua Sinode. Petrus tidak memikirkan menjadi ketua seminari. Yang paling penting adalah bagaimana dia bisa menggenapkan kehendak dan panggilan Tuhan di lapangan. 

Saya sangat-sangat mengucap syukur boleh dilibatkan Tuhan di dalam gerakan Reformed Injili. Pendeta Stephen Tong mendidik kami, mendidik saudara untuk kita boleh memiliki satu fortress, satu kubu Reformed. Melihat, mengkhotbahkan, menafsir Alkitab. Jangan liar, tetapi sungguh-sungguh bertanggung jawab. Tetapi bukan itu saja, bukan Reformed. Pak Tong pergi kemana-mana, ke gereja-gereja Reformed, seminari Reformed di seluruh dunia dia teriak-teriak, tempat-tempat Reformed, tempat seminari Reformed dan dia teriak, “Reformed saja tidak cukup. Seluruh Reformed itu mengecil. Seluruh Reformed menjadi dingin, seluruh Reformed menjadi kaku.” Dan kemudian, dia mengatakan berkali-kali, “Kamu mau apa? Mau bangga akan teologiamu?” Saudara-saudara, beberapa waktu yang lalu bukankah dia sharing, banyak seminari yang bagus di dunia dan sebagian besar dari Reformed itu tutup. Kenapa? Karena tidak mau mengabarkan Injil. Saudara-saudara, maka di sini disebut sebagai “ReformedInjili”. Dan, ketika bicara mengenai “ReformedInjili”, ketika bicara mengenai “Injili” maka Pak Tong mengatakan berkali-kali, “Ketika saya bicara mengenai Injili, itu bukan bicara setuju penginjilan. Itu juga tidak cuma memberi uang untuk pengabaran Injil, tetapi sungguh-sungguh mengabarkan Injil.” Dan dia selalu mengutip dari Matius 28, dan apa yang dikatakannya itu beberapa tahun yang lalu saya menyadari karena itu sungguh-sungguh terjadi. Kalau engkau mau merasakan, mengalami Allah itu menyertai engkau, maka beritakan Injil, itu betul. ‘Pergi, jadikanlah seluruh bangsa murid-Ku dan ajar mereka melakukan segala sesuatu yang Aku perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai engkau sampai pada kesudahan zaman.’ Saudara pikirkan beberapa hal ini, kenapa kalimat terakhirnya itu adalah ini? Kenapa sebelum Yesus naik ke surga, kalimat terakhir-Nya adalah “Pergi!” bukankah ini sesuatu hal yang penting sekali? Kalau kalimat itu tidak ada, maka seluruh Kisah Para Rasul itu tidak perlu terjadi. Petrus tidak perlu mengubah rumahnya. Paulus tidak perlu pergi ke mana-mana. Gereja tidak perlu terserak. Karena ada satu kalimat sebelum Dia naik, maka seluruh nasib dari orang Kristen semuanya berubah. ‘Pergi.’ Dan kemudian saudara lihat kalimat itu, “Aku menyertai.” Saudara-saudara, Yesus pernah menyatakan, “Dua, tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir.” Di dalam persekutuan Kristen maka kehadiran Kristus itu nyata. Dan di tempat ini, ketika engkau pergi, engkau bermisi, maka Aku menyertai engkau. Aku menyertaimu. Saudara-saudara sekali lagi, gereja harus berkomitmen untuk mempersiapkan generasi hamba-hamba Tuhan dan seluruh jemaat yang mau pergi. Untuk pergi. Amanat agung mengingatkan kita bahwa setiap pengikut Kristus memiliki bagian dan peran untuk dimainkan, dipilih, dipanggil di dalam misi Allah. Roh Kudus kalau dia bekerja, Dia tidak akan membiarkan satu orang pun untuk menjadi penonton. Sekali lagi, kalau saudara melihat Kisah Para Rasul, ini adalah buku tentang Roh Kudus. Ini adalah buku tentang gereja. Ini adalah buku tentang pergi mengabarkan injil dari tanah Yerusalem sampai ke seluruh muka bumi. Tanah Israel itu menjadi berkat bagi seluruh bangsa dan juga berkat Abraham itu sampai kepada seluruh bangsa. Dan ketika bicara berkenaan dengan ‘pergi’ maka itu menjangkau bangsa-bangsa yang lain di luar bangsanya. 

Sekarang saya akan masuk di dalam beberapa pergumulan pertanyaan tentang mandat Injil ini, karena ada beberapa pertanyaan-pertanyaan krusial yang kita harus jawab. Pertanyaan yang pertama. Apakah harus pergi jauh atau bisa dekat? Selalu pertanyaannya dari dulu. Pertanyaan dari dulu ketika kami pergi untuk mengabarkan Injil, KKR regional ke Nias. Ada seseorang itu datang kepada saya, dengan senyum yang sinis dan kemudian orang itu mengatakan,”Kenapa sih susah-susah, jauh-jauh ke Nias? Tetanggamu sendiri belum dikabarkan Injil. Kenapa GRII Karawaci harus pergi ke Nias?” Saudara-saudara saya bersyukur karena orang itu sekarang bertobat setelah bertahun-tahun Tuhan membuka dia dan sekarang dia ikut ke mana-mana. Tetapi selalu seperti itu, sama seperti sekarang. Kenapa mesti ke Biak? Kenapa mesti pergi ke sini? Kenapa mesti ke sana? Kenapa mesti jauh? Kenapa tidak dekat? Saudara-saudara saya akan jawab dengan hal seperti ini. Sekali lagi kenapa Nehemia mesti pergi? Kenapa Yunus mesti pergi? Kenapa dari Abraham mesti pergi? Bukankah bisa mengabarkan Injil kepada tetangganya? Saudara-saudara, masalah dekat dan jauh ini kita harus hati-hati dan jujur. Banyak yang tidak mau pergi karena takut susah, takut meninggalkan zona nyaman. Tetapi ketika kita itu perhatikan ternyata yang mengatakan, “Kenapa mesti pergi?” ternyata dia juga tidak mengabarkan injil ke tetangganya. Saudara-saudara apakah harus jauh atau bisa dekat? Maka sekali lagi saya jawab di sini. Dua-duanya harus dikerjakan. Karena itu adalah panggilan Tuhan. Kalau Tuhan itu memanggil saudara untuk bicara dan itu adalah sesuatu yang memang di dalam Alkitab saudara bicara dengan orang-orang sekitar saudara, mungkin saudara sedang menjemput anak saudara, saudara bicara Injil itu adalah panggilan yang memang harus kita kerjakan. Tetapi di tempat yang lain, kalau Tuhan itu memberikan akses ke satu daerah, dan setelah saudara dan saya itu doakan baik-baik, beban demi beban diberikan oleh Tuhan maka belajarlah untuk berani untuk melangkah. Tetapi saya yakin satu prinsip ini, entahkah saudara pergi dekat atau engkau pergi jauh, comfort zone kita akan dihancurkan oleh Allah. Karena itu bicara mengenai kerohanian, ini bukan bicara berkenaan dengan daerah. Ini bicara tentang kerohanian.

Hal yang ke-2. Pergumulan dari amanat agung adalah apakah cukup dengan kehadiranku, kesaksianku yang baik? Ataukan harus ada kata-kata verbal? Kenapa harus ada kata-kata verbal? Dan lagi Pak, kalau aku bicara kata-kata verbal, tapi kehidupanku nanti jadi batu sandungan bagaimana? Bagaimana aku bisa bertanggung jawab? Jadi lebih baik kalau aku tidak berkata-kata supaya aku tidak menjadi batu sandungan dengan kehadiranku, mungkin orang bisa tahu mengenai Yesus Kristus. Bagaimana menjawab ini, saudara-saudara? Saudara-saudara, kita selalu berpikir bahwa kalau kita itu tidak berkata-kata, orang lain pasti akan tau bahwa Tuhan kita Yesus Kristus. ini sungguh-sungguh terjadi, ditulis oleh seseorang yang sungguh-sungguh mengerti kisah ini. Dia menuliskan seperti ini. Ada seorang pengusaha Kristen di Seatle mengakui bagaimana dia tanpa sadar telah membuat rekan bisnisnya tidak mau datang kepada Kristus Yesus selama bertahun-tahun. Suatu hari teman businessman ini bertemu dengan Tuhan Yesus di dalam sebuah pertemuan dengan, di dalam khotbah dengan Billy Graham. Dan businessman yang menjadi orang Kristen, tetapi sudah lama tidak mau bersaksi ini. Ketika mengerti ini besok paginya bertemu dengan pentobat yang baru ini dia bergembira dan menyatakan suatu kegembiraannya karena dia bisa bertemu dengan Yesus Kristus, dan orang Kristen yang baru ini dan businessman itu juga dia menjawab seperti ini, “Sahabat, anda adalah alasan saya menolak menjadi seorang Kristen selama ini. Karena saya pikir jika seseorang dapat menjalani kehidupan yang baik seperti anda dan orang itu bukan Kristen, kenapa saya harus jadi Kristen?” Businessman yang baik yang adalah orang Kristen ini, dia tidak pernah bicara bahwa dirinya itu adalah orang Kristen. Dia tidak pernah bersaksi berkenaan dengan bagaimana Allah dengan anugerah-Nya itu menyelamatkan dia, tidak pernah menyatakan bahwa Allah-lah yang mengatur seluruh kehidupannya. Dan, kalau dia itu baik dan dia itu suci adalah karena mau menyenangkan hati Allah yang sudah menyelamatkannya. Bertahun-tahun dia diam. Pendeta Ivan pernah mengatakan demikian, saya masih mengingat sekali. Kalau orang Kristen, engkau tidak mau mengatakan Tuhan Yesus dan engkau berpikir orang lain beragama lain melihat engkau dan mereka akan bertobat, engkau naif. Dia kemudian mengatakan, “Saya tanya, kalau di kantormu ada orang Islam dan kemudian orang ini sangat baik, saya tanya apakah engkau mau jadi Islam? Tidak. Kau akan berpikir yang Islam saja begitu bagus, saya harus lebih bagus.” Sama. Oh, dia Kristen ya? Apakah dia akan bertobat? Tidak. Aku Islam, kalau Kristen saja bisa begitu, saya musti lebih baik.” Saudara-saudara mesti mengerti pengabaran injil itu dua-duanya harus dijalankan. Kehidupan itu harus dijalankan. Kesaksian hidup yang baik harus dikerjakan. Kata-kata yang verbal berkenaan dengan proklamasi injil juga harus dikerjakan. 

Hal yang ke-3. Pergumulan ke-3 adalah bicara berkenaan dengan apakah harus dengan ada aksi sosial atau cukup saja dengan hanya Injil? Aku mengabarkan Injil. Apakah cukup dengan hanya membangun sebuah gereja atau juga melakukan aksi sosial. Saya akan jawab saudara-saudara. Saudara-saudara, kita harus menghadirkan Kerajaan Allah melalui perkenalan atau menyatakan prinsip-prinsip Alkitab. Orang berubah karena ada gaya hidup yang lain yang dari dunia ini. Jadi orang-orang dunia memiliki gaya hidup, mereka melihat anak-anak Tuhan. Komunitas yang memiliki gaya hidup yang lain, gaya hidup Kerajaan Allah. Maka, itulah mereka membutuhkan kehadiran gereja. Tetapi di tempat yang lain, Matius 5:16. Saudara-saudara perhatikan, gereja harus menghadirkan elemen Kerajaan Allah di tengah dunia yang sudah berdosa. Saya akan jelaskan dengan contoh. Kalau di sekitar kita ada perang, maka gereja harus menghadirkan elemen Kerajaan Surga, apa itu? Mengusahakan perdamaian. Dan itu adalah sosial. Kalau di dalam sebuah daerah ada kemiskinan, maka gereja itu, anak-anak Tuhan, harus berusaha menghancurkan kemiskinan itu dan menghadirkan kesejahteraan. Tidak bisa cuma gereja didirikan dan tidak mau tahu dengan keadaan sekitar. Ada tempat-tempat di mana rakyatnya dibelenggu, ditekan, maka gereja datang untuk menghadirkan pembebasan. Dan ada tempat yang seluruh rakyatnya secara mayoritas itu diikat dengan kebodohan, maka gereja datang membuat mereka itu bisa terlepas dari kebodohan dan makin lama makin mereka dididik menjadi lebih baik. Dan itu yang kita kerjakan di Biak. Pertamanya, kita tidak tahu kenapa harus masuk ke sana tetapi kita bisa masuk ke sana juga jalannya Tuhan. Saya tidak mencari-cari musti pergi ke Biak, saya doa kepada Tuhan, “Tuhan tunjukkan ke mana kalau memang Tuhan tunjukkan ke misi”, bertahun-tahun. Mau di NTT boleh, mau di Aceh boleh. Saya terbuka akan pimpinan Tuhan. Saya hanya mau untuk belajar, belajar untuk bermisi dan kita tidak bisa sembarangan. Oh, aku mau pergi ke pulau itu. Kontak poin nya siapa? Masalahnya apa? Apakah kita mampu atau tidak? Kita semua tidak tahu sampai suatu hari, Tuhan memberikan satu orang yang menjadi kontak poin pergi ke tempat Biak. Saya doa dan akhirnya setelah berapa lama saya mesti menguji apa Tuhan pimpin kami di situ. Kemudian saya katakan, kita akan pergi ke sana dan kemudian tidak disangka beberapa orang dari jemaat ini mengatakan, “Kami mau pergi ke sana.” Saya sama sekali tidak ada pembicaraan sebelumnya. Tidak ada satu pikiran orang ini pergi, orang itu pergi. Nanti suatu hari, kalau nanti Hika pergi atau Hans pergi, saya tidak ada pembicaraan apapun sama mereka, pokoknya saya cuma lihat di sana, dan mungkin saya salah, tetapi saya mau belajar taat kalaupun salah Alkitab mengatakan, “Orang benar kalaupun salah, Tuhan akan membalikkan jalannya.” Maka saya musti jalan dan kemudian ada orang yang dikirim, kemudian dikirim selesai, baru kemudian saya tau bagaimana evil itu mengikat orang-orang di Biak. Maka ini adalah sesuatu misi untuk menghadirkan Injil dan menghadirkan elemen-elemen Kerajaan Allah. Ada satu orang lagi yang dikirim ke satu tempat yang saya tidak bicara di tempat ini, tempat yang sangat-sangat berbahaya dan di situ dia menjadi saksi bagi Kerajaan Allah. Saya pernah mendengar satu gereja dan kemudian gereja itu melihat ada satu tempat yang jauh dari dia, dan tempat itu setiap bayi lahir hampir semuanya albino. Saudara-saudara, tempat itu setiap kali bayi lahir selalu albino. Gereja itu berdoa dan gereja itu kemudian pergi ke tempat itu dan berusaha untuk mengubah seluruh gaya hidup, mengubah air, saluran air dan kebersihan dan semuanya sampai tempat itu bisa lepas dari albino.

Saudara-saudara, itulah Kerajaan Allah. Kehendak Allah yang baik itu dinyatakan di tengah-tengah dunia dan biarlah setiap dari gereja, setiap dari pemimpin gereja yang mendengarkan suara pada pagi hari ini, gereja saudara masing-masing harus minta pimpinan Roh Kudus apa. Gereja tidak ditentukan untuk mengumpulkan orang Kristen. Gereja ditentukan untuk menjadi garam, menjadi terang bagi dunia. Kita harus melakukan church planting, menanam sebuah gereja untuk membuat satu komunitas tandingan dengan dunia. Tetapi bukan itu saja, gereja itu harus bergerak untuk menghadirkan elemen-elemen Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia, pikirkan dunia, pikirkan orang lain, pikirkan tempat-tempat yang jauh. Oh, saya salah satu janji dalam Perjanjian Lama yang sangat menyukakan adalah janji Allah kepada Abraham yaitu ‘sepanjang engkau itu melangkah, di situ adalah tanah yang Aku berikan kepadamu.’ Apakah kita tidak memiliki ambisi ini? Apakah kita tidak memiliki satu keinginan Kerajaan Allah diteguhkan di tengah-tengah dunia? Hamba Tuhan yang sejati tidak memikirkan mengenai dirinya dikenal atau tidak, dia akan memikirkan satu hal. Tuannya dikenal atau tidak, penguasaan-Nya terjadi atau tidak di bumi ini? 

John Knox adalah seorang Reformed di Skotlandia, dia ingin negaranya itu mengenal pemerintahan Kristus. Dia doa dan doanya terus, tidak dijawab sampai suatu hari dia sudah tidak tahan lagi. Dia melihat langit dan di dalam doanya dia mengatakan, “Berikan aku Skotlandia atau Kau matikan aku.” Berikan aku Skotlandia atau kau bunuh saja aku. Oh, Tuhan suka sekali untuk hal-hal doa seperti ini. Bukan namaku sendiri, bukan nama gereja sendiri, tetapi bangsa supaya bangsa itu dikuasai oleh Kristus. Oh, di mana Roh Kudus sekarang? Orang yang bisa berteriak seperti itu yang bisa pergi, saudara harus tahu itu Roh Kudus bekerja. Jangan mendukakan Roh Kudus. Jangan mengeraskan hati kalau Tuhan menggerakkan engkau pergi. Jangan melawan orang-orang yang Tuhan pakai untuk mengabarkan injil atau bermisi. Jangan menolak usaha-usaha pekabaran Injil. Sebaliknya doakan, dukung dan terjun sendiri. 

Pendeta Stephen Tong adalah pendeta yang pergi ke mana-mana. Suatu hari ada satu orang, saya tidak sebutkan namanya, dia bicara kepada kami semua, “Oh, itu pelayanannya Pendeta Stephen Tong. Dia pergi itu mainan, pergi ke mana-mana, ke kota-kota, memang dia sukanya itu pergi ke mana-mana”. Pada waktu itu saya cuma ketawa karena itu hanya joking, tapi makin saya lihat Alkitab makin saya ngeri dengar kalimat itu. Banyak orang yang tidak mengabarkan Injil mengata-ngatai orang yang mengabarkan Injil. Banyak orang yang tidak mau pergi, dia sendiri terus menentang orang yang pergi. Bertobat! Benar-benar bertobat! Mendukakan Roh Kudus Allah, membuat seseorang dengan hidupnya dia mau pergi dan mati di tengah-tengah misi itu bukan pekerjaan sendiri, itu pasti pekerjaan Roh Kudus. Apakah saudara dan saya bisa membedakan pekerjaan Roh Kudus yang mana? Ini jauh lebih asli dibandingkan saudara lihat satu gereja… “Wow! Wow! besarnya. ini kebangunan rohani Pak.” Kebangunan rohani? Belum tentu. 

Saudara-saudara beberapa bulan ini saya membawa saudara-saudara untuk melihat Alkitab, hal-hal yang elemen paling inti, apa itu pekerjaan Roh Kudus supaya kita bisa membedakan. Saya sudah pernah bicara bahwa karunia terus kita kejar padahal pekerjaan Roh Kudus yang asli adalah bicara mengenai buah. Buah itu adalah tanda kesejatian. Karunia itu bukan tanda kesejatian. Saudara mau bicara mengenai saya berbahasa Roh, Pak, saya asli bahasa Roh silahkan tetapi di dalam Alkitab adalah tanda aslimu bukan bahasa Roh, tanda aslimu itu adalah buah. Saudara-saudara, saudara boleh mengatakan, kita punya gereja ada kebangunan rohani, oh lihat orang-orang menyanyi. Saudara-saudara silahkan bicara seperti itu, tetapi pertanyaannya adalah apakah ada orang yang keluar dari comfort zone dan pergi untuk Kerajaan Allah? Saudara lihat pekerjaan Roh Kudus yang asli dalam Kisah Para Rasul keseluruhan pasalnya. Dia menggerakkan jemaat, dia menggerakkan hamba Tuhan untuk pergi, bukan untuk bersenang-senang. 

Saudara-saudara, terakhir apakah pengabaran injil atau pemuridan? Ada orang protes kepada saya, dia pikir KKR Regional tidak penting. Kenapa? Ya baik sih baik, tapi tidak ada follow up-nya, tidak ada pemuridannya. Saudara perhatikan baik-baik, di dalam Matius 28 “Pergi, jadikan seluruh bangsa murid-Ku” maka di situ ujung akhir dari mandat Injil? Atau ujung akhir dari amanat agung adalah pemuridan? Tetapi bagaimana seseorang bisa menjadi murid Kristus, kecuali dikabarkan Injil? Biarlah kita tidak mengutubkan keduanya. Saudara-saudara, pekabaran Injil adalah pintu terdepan dalam menjalankan amanat agung. Dan pemuridan adalah hasil akhir yang diharapkan dari amanat agung.Dan dari murid-murid ini, mereka juga akan pergi ke mana-mana untuk mengabarkan Injil lagi. Dua hal ini tidak bisa dilepaskan. Dan biarlah seluruh jemaat, seluruh gereja di mana pun saja mengerjakan hal-hal ini. Ini adalah sekali lagi isi hati Kristus. Ini adalah apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Dan saya akan akhiri untuk membuat kita makin menyadari. Banyak orang bertanya apa kehendak Allah bagiku? Saya bukan expert untuk mengerti kehendak Allah. Seluruh kehendak Allah kita perlu ada pergumulan-pergumulan. Tetapi kalau saudara melihat Alkitab, ada kehendak-kehendak Allah yang begitu jelas. Apa kehendak Allah bagiku? ‘Pergi, jadikan seluruh bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, ajarlah mereka melakukan segala yang diperintahkan kepadamu, dan ketahuilah Aku menyertai sampai pada kesudahan zaman.’ Pergi! Milikilah hati bermisi. Relakan hatimu memiliki hati bermisi. Kiranya kasihan Roh Kudus menyertai gereja-Nya.Mari kita berdoa.


Efesus 4:30, Yoh 16:8-9
 
 

Mat 3:11-12, 1 Kor 12:13, Yoh 3:6
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more