Ringkasan Khotbah

4 August 2024
Tiga Hal Penting Dalam Hidup Manusia
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Efesus 2:10

Efesus 2:10

Alkitab adalah Firman dari Allah dan Firman menyinari jalan hidup kita. Tanpa Alkitab, hidup kita berada dalam kegelapan dan di dalam satu ayat ini saja maka Paulus di dalam terang Tuhan menyatakan kepada kita sebenarnya hidup kita itu seperti apa. Pada pagi hari ini, saya akan bicara mengenai 3 hal yang penting sekali di dalam hidup manusia dan dalam 3 hal ini, saudara dan saya mengerti apa arti yang paling dasar menjadi orang Kristen. Di dalam satu ayat ini saja, maka ada 3 tema yang penting. Tema yang pertama, bahwa Allah mencipta kita. Biarlah kita boleh menyatakan hal ini. Hal yang ke-2 di dalam tema ini adalah, Yesus menebus kita. Hal yang ke-3, maka Alkitab di sini menyatakan, kita memiliki panggilan dari Allah. Saya akan jelaskan satu-persatu.

Hal yang pertama adalah bahwa Allah mencipta kita. Seluruh benda yang kita lihat di sini, kita tahu ada yang membuatnya. Baju ini ada yang membuatnya. Kursi yang engkau duduki, ada yang membuatnya. Mimbar besar ini, ada yang memikirkannya, men-design-nya lalu membuatnya. Kalau segala sesuatu yang kita lihat saja ada yang membuatnya, apalagi kita? Kita diciptakan oleh Allah. Ini adalah kalimat yang pertama di dalam kitab Kejadian. Allah ada dan Allah yang berada itu kemudian menciptakan langit dan bumi beserta isinya, dan pada hari terakhir Dia menciptakan manusia. Allah itu nyata. Allah itu ada. Oh, kalimat ini sudah dibuang oleh zaman ini, begitu banyak manusia yang menyatakan Allah tidak ada. Itu adalah orang-orang bodoh! Perhatikan, kalau ada yang mengatakan Allah tidak ada, maka seluruhnya adalah kebohongan yang nyata. Itu adalah kalimat dari setan. Jangan pernah percaya Allah itu tidak ada. Kacamata ini ada, pasti ada yang menciptakan. Jam itu ada, pasti ada yang membuat. Manusia itu ada, pasti ada yang menciptakan. Allah itu nyata dan Allah yang hidup itu menciptakan engkau dan aku. Bukan itu saja, Alkitab bahkan menyatakan Allah menciptakan engkau dan saya, manusia, sebagai masterpiece. Apa itu masterpiece? Masterpiece artinya hasil karya dari kehebatan keterampilan yang luar biasa. Engkau dan saya diciptakan sebagai satu masterpiece. Kita bukan diciptakan seperti kursi itu, kita bukan diciptakan seperti benda-benda. Kita diciptakan oleh pribadi Allah, dengan sentuhan tangan-Nya secara pribadi. Membentuk kita dari debu tanah dan dari nafas-Nya secara pribadi, Dia menghembuskan-Nya dan kemudian jiwa dan tubuhmu dan aku terbentuk. Kita diciptakan berbeda dengan yang lain. Ketika Allah menciptakan bintang, Dia mengatakan ”Jadilah bintang.” Ketika dia menciptakan burung, Dia mengatakan “Jadilah burung.” Tetapi ketika dia menciptakan manusia, Dia tidak mengatakan ‘jadilah manusia’. Tidak! Tetapi dengan tangan-Nya sendiri dan hembusan nafas-Nya sendiri. Kita bukan dicetak seperti sabun. Kalau engkau tahu sabun, maka engkau tahu bahwa sabun itu ada elemen-elemen yang membentuknya. Ada cocoa butter, ada minyak kelapa, ada minyak jagung, ada sodium hidroksida. Oh, apa itu ya? Engkau belajar kimia, engkau akan menemukan NaOH. Ada fragrance dicampur air, diaduk-aduk, dimasukkan di dalam sebuah mesin kemudian menggumpal, menjadi beku seperti ini dan kemudian dicetak. Ah sabun, jadi sabun. Oh, tetapi kamu akan lihat ada sabun yang ke-2. Sama. Tidak ada beda. Kamu ketemu sabun yang ke-3 dan kamu akan temukan sama. Ini namanya mass production, ini bukan masterpiece. Masterpiece adalah satu-satunya. Tidak bisa digantikan. Spesial. Coba engkau lihat papa mamamu, atau temanmu, engkau lihat, ada samanya sih, tetapi beda. Engkau tidak pernah bisa menemukan orang kedua yang sama persis identik dengan engkau di seluruh dunia, engkau tidak pernah menemukan orang yang sama identik dengan engkau di zaman yang lalu maupun di depan. Kenapa? Karena kita bukan sabun, kita masterpiece. Kita tidak dicipta seperti sabun. Perhatikan seluruhnya. Jangan menghina dirimu. Mungkin engkau tidak secantik temanmu, tidak segagah temanmu, tidak sekaya temanmu, engkau mungkin lihat orang itu bisa musik. Aku tidak bisa apa-apa. Orang itu kelihatan pintar sekali matematika. Aku biasa saja. Tetapi perhatikan, hidupmu itu tidak ada yang bisa menggantikan. Engkau dan saya diciptakan sendiri oleh tangan Allah dengan kehendak-Nya pribadi. Itu adalah hal pertama, kita dibuat oleh Allah, demikian kata Alkitab.

Hal yang ke-2 yang penting yang dinyatakan di sini adalah, Yesus menebus kita. Kalau engkau lihat sabun, engkau ingat, engkau bukan seperti sabun, engkau adalah masterpiece. Tetapi yang ke-2 adalah kalau engkau lihat salib, engkau ingat, bahwa Yesus menebus engkau dan saya. Oh, Alkitab mengatakan demikian, manusia yang sudah diciptakan sebagai masterpiece Allah kemudian jatuh di dalam dosa. Dosa memisahkan engkau dan saya dengan Allah. Di dalam dosa, kita membenci Allah dan Allah marah kepada kita. Orang yang dicipta seperti engkau dan saya. Seluruh dunia sekarang tidak mau mengenal Allah. Kita tidak mengasihi Allah, kita tidak menghormati Dia, kita tidak mau menyembah Dia, kita tidak peduli kepada Dia. O, mengapa banyak orang Kristen yang mengatakan, “Hari ini hari Minggu, aku tidak mau pergi ke gereja. Aku mau hidup untuk diriku sendiri dan aku tidak mau melayani Dia.” Kita membenci kepada seseorang, satu pribadi yang seharusnya kita sembah. Kita suka kepada dosa, kita memberontak kepada Dia, kita menjadikan pencipta itu musuh kita. Dan Alkitab mengatakan, Allah marah kepada kita. Saya akan berikan contoh. Perhatikan, Bapa Allah yang suci, berhadapan dengan Christian. Ini orang Kristen, orang baik, dia memberi persembahan, dia baik hidupnya, dia tidak membunuh, dia tidak pernah bully orang. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan dia tetap orang berdosa. Dan apa jadinya ketika Allah yang suci bertemu dengan Christian yang berdosa? Alkitab mengatakan, mereka berdua bermusuhan. Christian tidak suka kepada Allah dan Allah murka kepada Christian. Allah mau memukul habis Christian, itulah sebabnya di Alkitab dikatakan, “Upah dosa adalah maut.” Maut adalah tindakan Allah menghancurkan Christian. Christian harus pada akhirnya menerima murka Allah. Tetapi kalau engkau membaca Efesus pasal yang ke-2, di atasnya, Alkitab mengatakan Allah yang kaya dengan rahmat mengirim Anak-Nya. Tuhan Yesus Kristus, berhadapan dengan Allah di sorga dan melingkupi Christian, sehingga kemarahan Allah tidak datang kepada Christian tetapi datang kepada Yesus Kristus. Kristus dimatikan di atas kayu salib, seharusnya Christian yang mati, tetapi sekarang Allah Anak yang mati, Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib. Peristiwa ini disebut, penebusan. Peristiwa ini adalah pembelian jiwa Christian. Christian ditebus bukan dari setan. Christian ditebus, digantikan hidupnya, terlepas dari murka Allah. Christian tidak berhutang kepada setan. Christian berhutang kepada Allah Bapa yang mengirim Yesus Kristus. Yesus sekarang membeli Christian dengan harga yang lunas dibayar. Intinya, Christian sekarang berhutang kepada Allah 2 kali. Yang pertama, karena Bapa mencipta, seharusnya kalau dicipta, dia hidup untuk penciptanya. Hutang yang ke-2, bukan saja dicipta tetapi adalah ditebus. Hutang 2 kali. Apakah engkau sekarang sadar bahwa kita hutang kepada Allah 2 kali. Yang pertama adalah Allah mencipta, yang ke-2 adalah Yesus menebus. 

Dan sekarang poin yang ke-3. Kita memiliki panggilan dari Allah.Christian sudah dibebaskan dari murka Allah. Kemudian, “Tuhan Yesus, baik-baik ya di sana. Allah Bapa, terima kasih aku sudah diselamatkan, aku sudah ditebus, aku bebas dari murka Allah. Aku jadi orang Kristen baik-baik. Sekarang, aku punya hidup sendiri. Aku anak Tuhan. Sekarang aku sudah bebas. Aku enak.” Apakah seperti itu? Alkitab mengatakan tidak. Engkau sudah dibuat oleh Allah. Masterpiece. Engkau sudah diberikan kehidupan yang baru di dalam Kristus Yesus. Hal yang ke-3 adalah engkau harus tahu panggilan Allah dan Allah menginginkan engkau hidup di dalam-Nya. Dalam bahasa Indonesia, good work, pekerjaan yang baik. Tetapi sebenarnya dalam bahasa aslinya adalah pekerjaan yang mulia. Apakah itu? Di dalam teologia Kristen disebut calling. Ini adalah kata yang luas sekali. Di dalam Alkitab, callingitu begitu banyak. Panggilan untuk dimuridkan, panggilan untuk berdoa, panggilan untuk memberitakan Injil, panggilan untuk hidup kudus, panggilan untuk berbuat baik kepada sesama. Engkau dan saya dipanggil untuk semua itu. Bahkan hal-hal yang kecil pun Tuhan menginginkan engkau dan saya berjalan di dalam panggilan itu. Kalau engkau dan saya melakukan perbuatan baik itu, maka berkat dari Allah akan diberikan kepada dunia ini. Saya ceritakan sungguh-sungguh satu peristiwa yang terjadi. Suatu hari ada seorang yang sangat-sangat sedih dan dia ke mana-mana tidak ada rasa ada orang yang mencintai dia. Dia berada di dalam kegelapan berbulan-bulan, dia sangat-sangat stress dan sangat tidak happy di dalam dunia ini. Sampai satu hari dia memutuskan, aku akan pergi dari sini dan aku akan bunuh diri di jurang itu. Aku akan bunuh diri hari ini, tetapi aku berjanji, kalau ada satu orang saja di tengah jalan menyapa aku dengan senyuman, aku tidak akan bunuh diri. Engkau tahu apa yang terjadi? Ini peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Sampai di tebing itu tidak ada satu orang pun yang menyapa dia dan senyum kepada dia. Apakah engkau tahu bahwa dunia ini adalah dunia yang gelap? Dunia yang begitu tertekan. Bahkan engkau mengatakan kepada temanmu, “Tuhan Yesus mengasihi engkau,” itu sangat-sangat berarti. Engkau mengirimkan sebuah kalimat Alkitab kepada temanmu di dalam handphone-mu, itu pun sangat berarti. 

Alkitab mengatakan engkau dan saya diciptakan oleh Allah, ditebus oleh Yesus Kristus untuk melakukan perbuatan baik. Apa perbuatan baik itu? Segala sesuatu yang merupakan kehendak Allah bagi kita di tengah-tengah dunia. Bukan itu saja. Kata perbuatan baik di sini bicara berkenaan juga dengan panggilan yang khusus. Alkitab menyatakan ada panggilan yang khusus bagi engkau dan saya yang berbeda dengan orang lain. Hai semua orang tua, semua suami, semua istri dan semua anak-anak, ada keadaan yang khusus di mana Tuhan mencipta kita secara pribadi untuk kita genapi. Anak-anak muda dan semua orang-orang yang ada di sini, Allah memiliki rencana di dalam hidup kita. Temukan rencana itu dan genapi sebelum kita mati. Allah memiliki rencana di dalam hidup kita yang Dia sudah siapkan sebelumnya. Temukan itu, kejar, tanya kepada Tuhan apa rencana-Mu? Dan genapi itu sebelum kita mati. Untuk itulah kita dicipta dan ditebus. Bukan ketika kita dicipta dan ditebus kemudian kita hidup seenaknya. Bukan kita dicipta dan ditebus lalu kita hidup menempelkan kekristenan. Kita masterpiece Allah. Tidak ada yang lain, tidak ada yang kedua dan tidak ada yang bisa menggenapi apa yang dikehendaki Allah dalam hidup kita. Temukan itu dan genapi sebelum kita mati. Karena kita berhutang kepada Allah. Kita bukan milik kita lagi, kita adalah milik Allah dua kali. Kita milik Dia dua kali. Diciptakan dan ditebus. 

John adalah seorang anak yang berumur 7 tahun. Suatu hari dia punya ide, “Ah, aku mau membuat sebuah kapal-kapalan, kapal mainan.” Dia mengumpulkan sisa-sisa kayu dan menempelkannya satu dengan yang lain, kemudian mengambil cat dan mewarnai kapal tersebut, diberikannya tiang dan benang, lalu layar. Oh, berhari-hari dia membuatnya. Setelah dia menyelesaikannya, dia lihat, lihat. Dia senang, dia cinta, diciumi kapalnya, ini adalah perahuku. Suatu hari dia punya ide lagi, “Ah, kira-kira boat ini bisa mengambang di air atau tidak?” Kemudian dia pergi ke sungai yang terdekat dari rumahnya, dan meletakkan boat itu di tengah-tengah aliran air sungai lalu melepaskan boat itu, dia melihat ini bisa mengambang atau tidak. Oh, ternyata boat itu bisa seimbang dan mengambang di atas permukaan air. Dia lihat boat-nya mengambang, sudah sampai di tempat itu, kemudian dia lari-lari kecil dan ambil boat itu. Dia kemudian main lagi, dia letakkan lagi, kemudian boat itu mengambang sampai titik tertentu dan dia lari-lari kecil lalu ambil lagi. Demikian beberapa kali sampai suatu saat ketika dia meletakkan dan boat itu menyentuh satu batu yang tidak terlihat, di bawah permukaan air. Boat itu makin lama makin menjauhi pinggir sungai. John lihat, lho ini kok makin lama makin menjauhi? Lalu dia turun ke sungai itu, pertama-tama sungai itu begitu dangkal, tetapi lama-lama begitu dalam, maka John tidak bisa lagi meraih boat-nya. Boat itu makin lama makin jauh. Dan John berteriak, “Kapalku… kapalku…” Dia memperhatikan, makin lama makin menjauh dan hilang di dalam aliran air itu. John sangat-sangat sedih, dia terus berlinang air mata. Itu adalah kapal yang dia buat dan sekarang kapal itu hilang. Beberapa minggu kemudian, John diajak papanya pergi ke pasar di kota. Ketika dia jalan di tengah-tengah pasar kemudian matanya melihat ada satu toko di depan jalanan, dan dia lihat lagi, matanya yang kecil itu di buka “Aku ga salah lihat itu?” Dia cepat-cepat menyeberangi jalan dan lihat di depan etalase toko itu. Dia perhatikan, “Lho, ini kan kapalku.” Langsung dia senang dan masuk ke toko itu. Kemudian dia katakan, “Permisi… permisi…” Lalu ada satu bapak-bapak keluar, “Ada apa anak muda?” “Itu… itu…” “Apa itu… itu…?” “Ehm, kapal, kapal.” “Apa maksudmu?” “Itu kapalku, aku mau bawa pulang. Aku yang buat.” Maka bapak itu melotot, “Apa? Apa kamu bilang? Kamu mau bawa kapal itu pulang? Harganya $50.” “Hah? Aku tidak punya uang.” “Tidak peduli, pokoknya kalau kamu mau bawa kapal ini pulang, $50.” John masih kecil, dia dapat uang jajan dari papanya sedikit sekali, maka dengan sedih dia keluar dari toko itu. Tapi dia berjanji pada diri sendiri, “Aku akan menabung, aku tidak akan makan sehari-hari dengan uang jajan, aku akan menabung dan aku akan membeli boat-ku.” 10 sen, 20 sen, dikumpulkan sampai beberapa bulan, begitu sudah dapat $50 dia ajak papanya. “Papa pergi ke tempat itu, aku tidak bisa pergi sendiri, pergi ke sana.” Papanya kemudian membawa dia pergi ke sana. Cepat-cepat John masuk. “Ada apa anak muda?” “Itu… itu…” “Itu apa itu?” “Itu kapalku.” “Engkau mau ambil kapal? $50” “Ini $50, hitung Oom, hitung.” Dan bapak itu hitung satu per satu. Tepat $50, kemudian bapak itu memberikan boat itu kepada John. John senang sekali, dia mendekap boat itu di dadanya. Dia keluar dari toko itu. Sampai di luar dia melihat boat itu, dia lihat semuanya, begitu sangat cinta kepada boat buatannya ini. Dia mengatakan, ”Kapal, engkau sekarang milikku dua kali, aku yang membuat engkau dan aku yang membeli engkau kembali.” Apakah engkau sadar, kita milik Allah dua kali? Kita berhutang kepada Dia dua kali. Kita diciptakan oleh Dia dan kita dibeli di dalam Yesus Kristus kembali. Itulah sebabnya Alkitab menyatakan kita bukan milik kita lagi. Kita seharusnya tidak menetapkan tujuan hidup untuk diri kita sendiri. Allah sudah memiliki rencana bahkan untuk kita genapi di dalam hidup ini, engkau tidak diciptakan menjadi orang Kristen yang menjadi penonton. Engkau tidak diciptakan menjadi orang Kristen yang menikmati hidup seperti dunia. Engkau diciptakan dengan tujuan, engkau ditebus dengan tujuan. Ada kehendak Allah di dalam hidup kita dan Dia mau untuk kita hidup di dalamnya, untuk kita takluk kepada Dia. 

Hai seluruh jemaat, hidup kita cuma satu kali, tubuh kita hanya satu. Apa yang seharusnya kita lakukan? Di hadapan salib, satu-satunya yang kita harus kerjakan adalah berlutut di hadapan Dia dan mengatakan kepada yang mencipta dan menebus kita, pakai aku, biarlah kehendak-Mu jadi dalam hidupku, aku meletakkan seluruh tujuan hidupku, habiskan aku untuk kemuliaan-Mu. Karena aku sudah diciptakan menjadi masterpiece-Mu dan aku diciptakan ulang di dalam Kristus Yesus. Aku hidup untuk melakukan seluruh kehendak-Mu. Jangan menipu diri kita. Kita Kristen bukan karena engkau dan saya pergi ke gereja, tetapi kita menyadari siapa pemilik hidup kita. Orang-orang yang dewasa, anak-anak muda, anak-anak yang masih kecil, kita milik Allah. Cari kehendak-Nya dan genapi itu sebelum kita mati. Mari kita berdoa.

GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more