Efesus 5:18
Kita sudah membahas beberapa minggu berkenaan dengan 2 hal yang sungguh-sungguh berbeda di dalam Alkitab. Yang pertama adalah dibaptis oleh Kristus dengan Roh Kudus, dan yang kedua adalah dipenuhi oleh Roh Kudus. Banyak dari kita dan banyak gereja menekankan mengenai baptisan Roh Kudus. Banyak dari gereja-gereja, Kharismatik khususnya, salah mengerti baptisan Roh Kudus. Di tengah-tengah seperti itu, sedikit gereja yang memberikan satu penekanan dan satu kejelian berkenaan dengan dipenuhi oleh Roh Kudus. Di dalam Alkitab, ada 2 hal yang jelas berbeda. Orang yang dibaptis oleh Kristus dengan Roh Kudus belum tentu orang tersebut dipenuhi oleh Roh Kudus. Alkitab menyatakan kepada orang Kristen, “Biarlah engkau yang sudah dipenuhi, yang sudah dibaptis oleh Roh Kudus, engkau sekarang mengejar kepenuhan Roh Kudus.” Kata di dalam Efesus 5:18 ini, ‘dipenuhi’ dalam bahasa aslinya adalah plērousthe (πληροῦσθε) atau plēroō. Secara tensis, artinya adalah jadilah terus menerus penuh. Prinsipnya adalah kita diminta untuk menjaga diri dan kita diminta untuk mengejar terus-menerus, secara konstan minta kepenuhan Roh Kudus. Ketika kata ‘dipenuhi’ dalam bahasa Indonesia, maka ini adalah sesuatu yang pasif, bukan? Ini adalah sesuatu hal yang pasif, tetapi kita bertindak aktif untuk meminta. Terus-menerus, ini tidak bisa kita usahakan kepenuhan sendiri. Tetapi di sini juga kalimat perintah. Ini adalah suatu tanggung jawab yang kita pikul sebagai orang Kristen. Dibaptis oleh Roh Kudus, atau dibaptis oleh Kristus dengan Roh Kudus adalah bicara mengenai keselamatan. Tetapi, dipenuhi oleh Roh Kudus adalah bicara berkenaan dengan pelayanan. Di dalam bahasa aslinya juga, plēroō memiliki beberapa arti. Hari ini saya akan bicara mengenai 2 arti yang penting dari dipenuhi (plēroō) ini.
Arti yang pertama mengandung makna suatu dorongan. Kata ini adalah kata yang dipakai ketika saudara melihat ada angin yang mendorong sebuah kapal. Jadi kata ‘dipenuhi oleh Roh Kudus’ menggambarkan Roh Kudus yang memberikan dorongan untuk menggerakkan seseorang di jalan yang dia kehendaki melalui ketaatan orang tersebut. Secara implementasi, seorang Kristen yang dipenuhi oleh Roh Kudus tidak dimotivasi oleh keinginan atau kemauannya sendiri untuk mendorongnya maju. Sebaliknya, orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang yang mengizinkan Roh Kudus untuk membawanya ke arah yang Roh kehendaki. Dipenuhi oleh Roh Kudus berarti dibawa oleh dorongan atau tekanan Roh kepada satu peristiwa. Salah satu hal yang berbahaya di dalam hidup orang Kristen dan khususnya di dalam hamba-hamba Tuhan adalah kita menentukan tempat pelayanan kita sendiri. Kita tidak pernah boleh menentukan tempat pelayanan kita sendiri. Setiap hamba Tuhan, biarlah kita boleh sungguh-sungguh bergumul sampai tuntas di hadapan Allah, tahu kehendak Allah mendorong kita ke mana. Demikian juga untuk gereja yang mau bermisi, gereja yang mau melangkah, sama seperti Perjanjian Lama di mana Allah memimpin umat Israel dengan tiang awan dan tiang api, maka seluruh tanggung jawab dari pemimpin Israel pada waktu itu, Musa, melihat dengan jeli ke mana Tuhan memimpin dan itu bukan dari keinginannya sendiri. Banyak gereja yang baik pun kemudian terjungkal dan menjadi mati karena mereka melupakan satu hal, yaitu pimpinan Roh Kudus. “Biarlah engkau dipenuhi oleh Roh Kudus”, demikian kata Paulus. Itu artinya dalam hidup individu kita, dalam hidup keluarga kita, dalam hidup gereja kita, orang-orang yang sudah dilahirkan Kembali, biarlah kita boleh mengingat hal ini. Belajar untuk peka ke mana Roh memimpin kita, bukan karena ambisi pribadi, bukan karena keinginan pribadi, tetapi sungguh-sungguh Roh memimpin kita. Satu pribadi yang paling utama. Satu pribadi yang paling pertama. Yang paling dipentingkan dalam gereja adalah Roh Kudus. Gereja tidak mementingkan relasi dengan sekitar. Relasi dengan sekitar pasti penting, tetapi itu bukan pertama. Gereja tidak mementingkan keuangan. Keuangan itu penting, tetapi bukan utama. Gereja tidak mementingkan orang-orang yang pandai. Ya, orang yang pandai akan dipakai Tuhan untuk melayani sungguh-sungguh, itu adalah penting tetapi itu bukan yang utama. Yang paling utama adalah seluruh jemaat dipimpin oleh gembala dan seluruh penatua, kita melihat dengan cermat ke mana Roh memimpin kita. Itu adalah hal paling dasar sebuah gereja bergerak. Plēroō memiliki arti mengandung satu dorongan, didorong oleh Roh Kudus seperti angin mendorong layar.
Arti ke-2 dari plēroō (dipenuhi Roh Kudus) adalah dikendalikan penuh atau didominasi oleh Roh Kudus. Ini suatu kendali yang penuh atau didominasi, akhirnya menghasilkan ketertundukan. Kata plēroō ini di dalam Alkitab dipakai beberapa kali. Misalnya dalam Lukas pasal yang ke-5, Yesus menegur orang-orang Farisi dan menyembuhkan orang lumpuh. Orang-orang sekitarnya menjadi tercengang dan Alkitab mengatakan, ‘dipenuhi dengan rasa takut.’ Di dalam Lukas 6:11, ketika Yesus memulihkan tangan seorang penderita pada hari Sabat, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ‘dipenuhi dengan kemarahan’, itu artinya kemarahan mendorong mereka. Mereka pasti ada senang, ada sedih, tetapi kata ‘dipenuhi dengan kemarahan’ maka kemarahan itu mendominasi dan menang dari seluruh afeksi dan emosi-emosi yang lain dan itu membuat dia melakukan sesuatu tindakan. Di tempat lain, misalnya ketika Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Aku akan pergi kepada Bapa dan meninggalkan mereka. Kemudian mereka ‘dipenuhi dengan dukacita.’ Dukacita akan menentukan tindakannya. Ketakutan akan menentukan tindakannya. Kemarahan akan menentukan tindakannya. Itu artinya adalah ‘dipenuhi’. Itu artinya adalah plēroō. Maka, dipenuhi oleh Roh Kudus artinya Roh Kudus mendorong, memenuhi dengan Firman karena orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang yang terus menerus di dalam dirinya dipenuhi oleh Firman. Kemudian, orang tersebut dikendalikan oleh Roh Kudus, artinya adalah dikendalikan oleh Firman. Orang tersebut memikirkan Firman dan hasilnya, dia tunduk kepada Firman. Itu artinya kata ‘dipenuhi oleh Roh Kudus.’
Kita tidak pernah bisa menerima orang yang tidak menyelidiki Firman, orang yang tidak taat kepada Firman, orang yang tidak tahu Firman, kemudian dia sewenang-wenang mengatakan, “Aku dipenuhi Roh Kudus.” Roh Kudus adalah Roh Allah. Dia pribadi ke-3 dari Tritunggal. Tetapi ketika Dia bekerja, maka Dia menggunakan Firman untuk memenuhi kita dan men-direct hidup kita. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang belajar untuk takluk, tunduk kepada Firman. Kata ‘tunduk’ sendiri ini adalah sering sekali kita berpikir secara negatif. Orang yang tunduk, kita berpikir kita tunduk adalah menyatakan kelemahan atau mengalah kepada seseorang yang sombong. Tetapi Martyn Lloyd Jones menjelaskan kata ‘tunduk’ itu dengan ilustrasi, dengan gambaran para prajurit di dalam sebuah pasukan yang tunduk di bawah komando jendralnya. Seorang prajurit adalah seseorang yang memilih, masuk ke dalam sebuah posisi yang tidak lagi menjadi individu yang ditonjolkan, tetapi dia sekarang bersama-sama dengan anggota yang lain menjadi satu pasukan. Bersama-sama dengan pasukan yang lain, kita semua mendengarkan perintah dan instruksi dari jenderal kita. Ini berkali-kali diungkapkan di dalam Alkitab bagaimana umat Allah disebut pasukan, prajurit Allah dan kita diminta berjuang sebagai seorang prajurit. Kita terus berpikir sesuatu yang sifatnya individual, padahal Alkitab mengatakan ini satu pasukan, bicara mengenai komunitas. Ketika seseorang bergabung menjadi tentara, dia menyerahkan hak pribadinya, dia menyerahkan hak menentukan hidup sendirinya, dan bergabung dalam sebuah pasukan, untuk boleh taat bersama-sama dengan satu jenderalnya dan itu adalah kontrak kerjanya. Ketika dia bergabung dengan pasukan itu, dia tidak lagi mengatur dan mengendalikan dirinya sendiri, tindakannya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh komandannya, di dalam keserasian dengan seluruh pasukannya.
Sekali lagi saudara-saudara, saya tekankan hal yang penting ini; ketika kita bicara berkenaan dengan ketertundukan, maka di dalam Alkitab, ini bukan berbicara dengan ketertundukan individual saja. Tetapi adalah sesuatu keserasian dengan seluruh pasukan tersebut. Seseorang yang tunduk kepada jenderalnya dalam sebuah pasukan. Dia tidak bisa berlibur sesuka hatinya. Dia tidak bisa bangun sesuka hatinya. Dia adalah seorang yang berada di bawah otoritas jenderal. Jika suatu hari, ia bertindak atas kehendaknya sendiri, berlaku independent, tergantung kemauannya sendiri, maka ini adalah suatu pembangkangan terhadap jenderal dan seluruh pasukan. Itulah kata yang digunakan oleh Rasul Paulus. Jadi apa yang dikatakan di sini? Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus, hendaknya berperilaku secara sukarela, seperti satu dengan yang lain, kita adalah anggota-anggota dari pasukan yang sama. Kita adalah unit-unit kecil di dalam pasukan yang besar, yang sama. Kita harus melakukan hal itu secara sukarela dan bersama-sama. Roh Allah membawa kita untuk tunduk melalui Firman secara sukarela, dan penuh sukacita kepada Tuhan, dan kepada satu dengan yang lain di dalam Tubuh Kristus. Ketertundukan ini akan menjalar ke seluruh aspek hidup kita. Martyn Lloyd Jones mengatakan kemudian, “Ketika kita berserah kepada kendali Roh Allah, maka kita akan mendapati Allah akan memproduksi hal-hal yang luar biasa di dalam diri kita, hal-hal yang sepenuhnya merupakan perbuatan-perbuatan-Nya.” Dipenuhi dan berjalan di dalam Roh Allah berarti memenuhi potensi tertinggi di dalam hidup kita di dunia ini sebagai anak-anak Allah. Inilah yang didorong oleh Paulus kepada semua jemaat Efesus yang lahir baru pada waktu itu. Kita yang dibaptis oleh Kristus dengan Roh Kudus, biarlah kita boleh mengejar untuk terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. Dikontrol oleh Firman, didorong oleh Firman, diarahkan oleh Firman, untuk seluruh hidup kita, setiap elemen hidup kita, boleh takluk, tunduk kepada pimpinan-Nya melalui Firman. Ini adalah sesuatu yang Tuhan nyatakan kepada kita.
Keselamatan bukan ending dalam hidup kita di dunia. Banyak orang Kristen ketika ditanya, “Apakah engkau sudah diselamatkan? Sudah terima Tuhan Yesus Kristus?” Lalu orang tersebut menjawab, “Saya sudah terima Tuhan Yesus.” Maka penginjil ini mengatakan, “Puji Tuhan, Haleluya.” Selesai? Tidak. Kelahiran baru adalah pintu masuk untuk kita dikuasai oleh Allah sepenuhnya. Kelahiran baru adalah pintu masuk untuk Allah memerintah kita di dalam seluruh aspek hidup kita. Jangan puas dengan urusan hanya kelahiran baru saja. Itu adalah penting, itu sangat penting, tanpa itu maka seluruh bagian Alkitab tidak kita kenal. Tetapi ketika Alkitab mengatakan kelahiran baru, itu adalah bicara mengenai suatu progress yang terus menerus sampai kita mati. Roh Kudus tidak akan membiarkan kita mengerti, “Oh, aku sudah diselamatkan,” lalu saudara duduk di tempat ini dan menikmati hidup! Tidak, tidak pernah! Yang dilahirbarukan, Dia memiliki tujuan untuk menundukkan hidup kita. Yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, adalah berkehendak untuk membuat hidup kita mempertuhankan Yesus Kristus. Yang dilahirbarukan, diselamatkan; Dia menentukan untuk kita mengabarkan keselamatan kepada seluruh bangsa. Jikalau kita tidak memiliki kerinduan untuk seluruh bangsa mengenal Kristus Yesus, saya meragukan apakah kita sungguh-sungguh mengenal Yesus Kristus.
Yesus Kristus menginginkan Kerajaan Allah. Setelah Dia naik ke Surga, Dia mengutus Roh Kudus, dan kemudian Roh Kudus memakai Gereja untuk membuka Kerajaan Allah sampai ke seluruh bangsa-bangsa, bahkan bangsa yang paling jauh. Satu persatu, dari Stefanus, dari Petrus, dari Paulus, dari Barnabas, dari gereja mula-mula, mereka dipimpin oleh Roh Kudus sampai kepada satu tempat; untuk mengabarkan pemerintahan Kristus akan seluruh dunia. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan. Ini adalah buah kelahiran baru. Biarlah kita boleh mengerti yang Tuhan kehendaki. Tuhan menghendaki kita mengejar Roh Kudus, mengejar Firman-Nya. Semua orang, murid-murid yang dipenuhi oleh Roh Kudus, satu persatu mereka akan pergi ke tempat-tempat yang berbeda. Mereka pergi ke tempat-tempat yang jauh. Ketika saudara melihat sejarah, saudara akan melihat bahwa mereka tidak lagi bertemu satu dengan yang lain. Andreas sampai ke tempatnya Akhaya, Makedonia, Yunani. Petrus sampai ke kota Roma. Yakobus bahkan mengabarkan Injil sampai Spanyol dan Portugal. Yohanes di Efesus, sebelum dia dibuang di pulau Patmos. Filipus sampai ke Turki. Bartolomeus itu sampai kepada Etiopia dan juga Armenia. Tomas sampai ke India. Yudas Tadeus ke Siria. Simon, orang zelot bahkan sampai ke Mesir. Yakobus Alfeus sampai ke Inggris dan Irlandia. Mereka adalah orang-orang yang dibaptis dengan Roh Kudus, orang yang mengenal Yesus Kristus. Tetapi Roh Kudus mendorong mereka, dan menyebarkan mereka ke benua yang lain bahkan. Saudara bisa bayangkan, satu hari demi satu hari, satu langkah demi satu langkah. Mereka mungkin hanya dengan sekelompok kecil, keluarganya saja, pergi meninggalkan kota asal, pergi ke tempat yang Roh Kudus pimpin, dan di sana mereka berjuang keras untuk hidup dan mereka mengabarkan Injil, memproklamasikan bahwa Kristus Yesus adalah Raja atas hidup mereka. Perlahan demi perlahan, kadang ada kadang tidak, jemaat mulai berdatangan. Ada yang jemaatnya itu cuma 10 orang di dalam beberapa tahun. Ada yang cuma 2 orang di dalam beberapa tahun. Ada yang 50 orang di dalam beberapa tahun, dan mereka tumbuh sebagai jemaat yang kecil, dan kemudian mereka semua berada di dalam aniaya yang besar, bahkan seluruh rasul, kecuali Yohanes, mereka semua mati tidak wajar. Kerja keras dan ada penderitaan, menjadi cap di dalam hidup mereka, tetapi mereka terus menerus dipenuhi, dipimpin oleh Roh Kudus. Bahkan pada waktu itu tidak ada lampu, tidak ada teknologi yang majuereka berusaha sekeras mungkin di dalam seluruh keprimitifan; mereka mengabarkan Injil. Siapa yang menemani mereka? Filipus sampai ke Turki, apakah Andreas bersama dengan dia? Tidak. Apakah Petrus bersama dengan dia? Tidak. Apakah Yudas Tadeus bersama dengan dia? Tidak, mereka sendiri. Kemudian suatu hari, mereka sangat merindukan murid-murid yang lain. Mereka mengingat akan Tuhan Yesus dan mereka juga mengingat dari persekutuan mereka. Di tengah-tengah gereja yang dianiaya dan kesepian dan kesendirian ini, mereka mengumpulkan anggota gereja mereka yang sedikit itu. Roh Kudus memimpin mereka ke tempat Perjamuan Terakhir sebelum mereka berpisah.
Saudara-saudara, bayangkan satu persatu murid-murid itu, di dalam kerinduannya untuk bersatu dengan murid-murid yang lain di seluruh dunia, yang pada waktu itu tidak ada zoom, tidak ada telepon, tidak ada internet. Ketika mereka pergi, mereka tahu, mereka tidak akan kembali. Seluruh murid-murid Yesus, ketika mereka pergi, mereka membakar jembatan yang mereka lalui untuk mereka tidak bisa pulang. Ketika mereka merindukan kehadiran Kristus, ketika mereka sendirian di ujung-ujung tombak, dan merindukan persekutuan, maka Yakobus Alfeus mengambil roti, mengucap syukur dan kemudian memecah-mecahkan roti itu. Dia mengingat Yesus Kristus dan dia mengingat rekan-rekan seperjuangannya. Dan itulah yang dilakukan di dalam Perjamuan Kudus. Saudara lihat seluruhnya bergabung; kematian Kristus, pengutusan Roh Kudus, perluasan Kerajaan Allah, misi, penderitaan, sampai ke Perjamuan Kudus. Semua itu adalah keindahan yang Tuhan berikan di tengah-tengah kita. Pada hari ini, kita menghadapi meja perjamuan. Pertama, ingat Kristus Yesus yang mati bagi kita, tetapi juga ingat seluruh rekan-rekan kerja kita, bahkan orang-orang yang kita tidak kenal, tapi diutus Tuhan ke seluruh dunia, kita ditempatkan di sini, mereka ditempatkan di tempat-tempat yang jauh, kita menjadi satu dengan mereka untuk ekspansi Kerajaan Allah. Kiranya kasihan Tuhan menyertai kita. Mari kita berdoa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more