Ringkasan Khotbah

20 October 2024
Tuhan yang Mengutus, Tuhan yang Memberkati Bangsa-Bangsa (2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Maz 67:1-7

Maz 67:1-7

Mari kita melihat Mazmur 67 ini. Mazmur ini ditulis oleh orang-orang Israel. Bahkan orang-orang Israel tidak mengenal Abraham secara tatap muka, dan mazmur yang ditulis merupakan satu liturgi yang dinyanyikan oleh orang-orang Israel. Allah memberikan mazmur ini dalam hidup mereka untuk mereka doakan, juga mazmur ini kita baca untuk kita doakan. Saya akan bicara mengenai 5 hal yang menjadi titik fokus dari keseluruhan Mazmur ini. 

Hal yang pertama, lihatlah akarnya. Ini adalah doa Mazmur yang diucapkan oleh orang Israel. Israel adalah umat pilihan Allah. Mereka mendoakan suatu doa yang Tuhan ajarkan sendiri kepada mereka dan mereka terus menerus menyanyikannya, mendoakannya. Dalam ayat yang kedua dikatakan “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, Sela.” Orang-orang Israel meminta berkat Allah, meminta perkenanan Allah. Poin pertama yang mau saja tegaskan di sini adalah Allah akan memberkati mereka karena mereka berdoa. Tetapi apa dasarnya Allah memberkati orang Israel karena doa mereka? Saudara-saudara, dasarnya adalah covenant Allah kepada Abraham. Di sini pemazmur meminta apa yang Tuhan sudah janjikan kepada Abraham. Minggu yang lalu kita sudah bicara mengenai Kejadian 12 bagaimana Allah mengikat perjanjian covenant dengan Abraham. Itu adalah dasar dari Israel meminta berkat kepada Allah. Di luar dari berkat Abraham ini, mau Israel teriak sekeras apapun, mau Israel berlutut sebanyak apapun, Tuhan tidak akan mendengar, Tuhan tidak akan menjawab. Apa yang seluruh Israel minta berakar kepada covenant Allah kepada Abraham. Ini adalah kunci. Seluruh jawaban doa, seluruh berkat yang sampai kepada Israel sebagai kaum pilihan Allah di Perjanjian Lama dan sekarang di dalam Perjanjian Baru. Seluruh berkat yang kita minta sebagai Israel rohani keturunan Abraham dalam iman, diberikan Allah di dalam Kristus dalam kerangka covenant Allah kepada bapak-bapak patriarkal yaitu Abraham, covenant Allah kepada Abraham. Covenant Allah kepada Abraham dimulai dari satu peristiwa Allah yang kekal, di dalam waktu yang sementara ini bertindak di dalam satu waktu di dalam sejarah Allah yang tidak dikenal itu datang kepada seorang penyembah berhala, Abram, dan mengikat perjanjian dengan dia dan memberikan berkat-berkat dan tugas kepada Abraham. Ini adalah covenant. Ini adalah anugerah. 

Panggilan Abraham bukan karena keinginannya sendiri, bukan karena dirinya ingin menjadi berkat bagi banyak bangsa. Dia tahu bangsa-bangsa pun tidak, dia perduli sama bangsa-bangsa pun tidak, dia tahu Yahweh pun tidak, dia adalah pemeluk dari ilah-ilah. Tetapi Allah di dalam anugerah-Nya mau membalikan kutuk yang dalam Adam, dibalikkan dengan berkat yang akan datang ke dunia ini melalui keturunan Abraham. Dan dari covenant ini, dari akar ini maka seluruh umat Allah akan dibangun. Dan dari covenant ini, maka covenant ini menjadi akar dari seluruh pohon berkat yang kita peroleh. Dan menjadi struktur kehidupan yang kita jalani. Sekali lagi saudara-saudara perhatikan baik-baik, semua berkat yang kita peroleh ada di dalam konteks covenan ini. Bukan itu saja, seluruh peristiwa apapun saja yang terjadi pada saudara dan saya ada di dalam konteks covenant ini. Alkitab mengatakan bahwa kita sebagai keturunan Abraham secara rohani, kita mewarisi janji-janji itu. Biarlah kita boleh mengingat tidak ada satu pun dari kita yang berdiri sendiri di dalam iman di dalam kevakuman kita. Buang spirit individualistic, berpikir bahwa Allah akan memberkati kita pribadi dan tidak ada urusannya dengan seluruh bapak-bapak patriarkal itu. Tidak. Kalau saudara dan saya memiliki iman sekarang dan kalau saudara-saudara dan saya bisa bersyukur di dalam Yesus Kristus. Saudara dan saya menikmati segala berkat dari Allah Tritunggal di dalam Kristus Yesus. Apakah itu berkat rohani, maupun itu berkat secara fisik. Apakah itu pertumbuhan rohani atau keuangan saudara atau kesehatan kita. Biarlah kita boleh mengerti itu diberikan di dalam rangka covenant Allah kepada Abraham. Covenant Abraham yang bertitik puncak di dalam Kristus Yesus. Sekali lagi, dasar dari setiap jawaban doa kita saat ini adalah janji Allah kepada Abraham yang diikat di dalam sebuah covenant yang bertitik puncak kepada Yesus Kristus. Covenant adalah dasar, adalah akar dari seluruh jawaban doa kita. Tetapi juga adalah dasar bagaimana kita seharusnya hidup, untuk apa kita hidup, dan tujuan hidup kita. Hal yang pertama adalah lihat dasarnya adalah lihat akarnya. 

Hal yang ke-2,lihatlah kesinambungan.Mazmur 67 mendoakan kontinuitas dan pelipat gandaan dan perluasan perkenanan Allah sampai kepada suku-suku bangsa. Perkenanan Allah itu adalah berkat Abraham. Biarlah kita boleh mengingat bahwa penulis Mazmur ini, Israel yang sedang berdoa ini, mereka sendirilah adalah jawaban penggenapan atas apa yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Israel yang sedang menulis Mazmur ini sedang menyanyi lagu ini mereka adalah penggenapan dari doa-doa Abraham. Tadi saya sudah mengatakan bahwa Mazmur ini terkait erat dengan covenant Allah kepada Abraham. Saudara bisa lihat apa yang diminta di dalam Mazmur ini adalah sama dengan yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Supaya Tuhan berkati aku, supaya berkat-Mu itu sampai kepada bangsa-bangsa, isinya tepat sama seperti apa yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan apa yang Abraham doakan. “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-nya.” Selesai? Tidak! “supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.” Mari sekarang kita lihat kesinambungannya. Minggu yang lalu kita sudah melihat Kejadian 12:1-4 dan mari kita sekarang lihat Kejadian 26:1-4 “Maka timbullah kelaparan di negeri itu. Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta berfirman, “Janganlah pergi ke Mesir, tinggallah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai pendatang, Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.” Ayat 4 bersama-sama. “Aku akan membuat banyak keturunanmu banyak seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.” Lihatlah kontiunitasnya, dari Abraham kepada Ishak. Dan bukan itu saja, dalam Kejadian 28:10: “Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman: “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” Ayat 14: “Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Bukankah saudara bisa melihat bagaimana Tuhan berjanji dan Tuhan memegang janji-Nya berjalan dari keturunan ke keturunan? Dan sampai kepada Mazmur ini mereka adalah orang Israel keturunan Yakub. Abraham tidak mengenal Israel karena Israel sebagai satu bangsa belum terbentuk pada waktu itu. Israel adalah kaum keturunan Yakub. Saudara bisa melihat bagaimana Israel si pemazmur ini menangkap isi hati Allah yang diberikan kepada bapak patriarkal dan lihatlah isi doa ini sama bukan? Tepat sama. 100% sama. Doa yang sama yang Tuhan berikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub dan doa dan janji yang sama bagaimana Allah mau memberkati mereka supaya berkat sampai kepada bangsa-bangsa. Lihat apa yang ada dalam hati Abraham, Ishak dan Yakub sekarang ada di dalam hati pemazmur.

Saya minta saudara perhatikan poin penting di bawah ini. Pemazmur adalah umat pilihan Allah, mereka belum ada pada waktu Allah memberikan janji kepada Abraham. Abraham diberikan janji, Abraham mendoakan, itu berarti Abraham berusaha agar janji Allah itu terpenuhi. Dia menjadi berkat untuk bangsa-bangsa lain diberkati. Perhatikan baik-baik orang Israel, pemazmur ini adalah jawaban Allah terhadap doa Abraham. Jawaban Allah kepada doa Ishak, jawaban doa kepada doa Yakub. Perhatikan sekarang, kita (saudara dan saya) dari berbagai macam suku dan bangsa kita adalah jawaban doa dari pemazmur ini. Apakah saudara sekarang bisa melihat kontiunitasnya? Dan untuk apa pemazmur menuliskan hal ini dan Tuhan menginginkan kita membacanya? Agar gereja kita mendoakannya sebagai antisipasi masa depan. Demikianlah firman ini akan terus menerus terjadi digenapi. Ketika ada umat Allah yang mentaati covenant ini. Dan saudara akan melihat nanti secara progresif sampai kepada kitab Wahyu yang menyatakan seluruh bangsa akan berkumpul memuji Allah dan bahkan seluruh bangsa akan melihat wajah Allah. “Kiranya Allah mengasihani kita, memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya.” 

Lihatlah progresivitas dari Kejadian sampai Wahyu. Dari satu orang, dan nanti seluruh bangsa akan diberkati. Kuncinya umat Allah harus bergerak untuk memberkati. Lihat Wahyu 7:9, mari kita membaca bersama-sama “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka? Kenapa harus ada kata ‘bangsa-bangsa’? Kenapa harus ada kata ‘suku-suku bangsa’ dan mereka bisa berkumpul karena apa? Karena Kristus Yesus. Harus ada yang mengabarkan kepada mereka. Siapa yang mengabarkan? Umat Allah. Berkat yang Tuhan berikan kepada kita adalah supaya kita memberkati bangsa-bangsa. Mari kita melihat Wahyu 22 dan saudara akan melihat penggenapan dari progresif Wahyu 22:4. Tetapi sebelum saya akan membaca Wahyu 21:24-26, “bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.” Sekarang mari kita melihat ayat yang ke-4 “dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.” Apa yang didoakan oleh Abraham digenapi di dalam Israel. Dan apa yang didoakan oleh pemazmur di Israel ini digenapi di dalam gereja dan apa yang terjadi di Wahyu itu digenapi karena doa dan usaha dari gereja. Oh covenant Allah kepada Abraham sampai kepada kekekalan. Menjangkau seluruh bangsa demi bangsa. Maka apa yang menjadi tugas gereja? Tugas dari saudara dan saya menerima berkat Allah adalah menjalankan covenant ini di dalam ketaatan. 

Hal ke-3 lihatlah intinya yaitu Yesus Kristus. Kembali lagi ke Mazmur 67, doa ini adalah doa agar terjadinya pertobatan keselamatan dari bangsa-bangsa. Dengan kata yang lebih mudah adalah bangsa-bangsa berbalik dari penyembahan berhala sekarang menyembah kepada God of covenant daripada Abraham, Ishak dan Yakub. Tetapi covenant itu dilakukan di dalam siapa? yaitu di dalam Kristus Yesus. Doa ini dimulai oleh pemazmur yang mengenal dirinya. Lihatlah yang dia minta, yaitu belas kasihan, belas kasihan kiranya Allah mengasihani kita. Ini berarti pemazmur mengetahui keadaan dirinya yang tidak layak dipandang oleh Allah, apalagi diberkati lewat Allah, dia menyadari akan dosanya dan dia begging meminta belas kasihan Allah dan apa yang dia minta? Supaya Allah menyatakan wajah-Nya kepada dia. Ini adalah suatu yang luar biasa terlalu berani. Di dalam Perjanjian Lama kita mengerti satu prinsip ini, tidak ada satu orangpun yang bisa melihat Allah dan tetap hidup. Allah mengajarkannya begitu besar kepada Musa dan juga kepada sebelumnya yaitu kepada Yakub, tidak ada seorangpun yang memandang wajah Allah dan tetap hidup, kecuali orang itu ada di dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus meng-cover, menudungi dari sinar Allah yang mematikan bagi orang pendosa dan itulah keselamatan. Dan dia meminta berkat, meminta perkenanan Allah supaya, perhatikan ayat yang ke-2 dan ke-3 dalam bahasa Indonesia, “supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.” Perhatikan, supaya jalan-Mu dikenal, jalan apa? Sekali lagi, “the way of covenant,” dan di dalam jalan covenant ini ada satu figur sentralyang menjadi faktor penentu yaitu sang korban yaitu Kristus Yesus yang merupakan keturunan tunggal dari Abraham. Yang menjadi pangkal dari seluruh berkat Allah itu sampai ke seluruh bangsa. Tuhan berkati aku. Tuhan berkenanlah kepadaku. Kenapa Aku harus memberkati engkau? Pemazmur mengatakan, “supaya jalan-Mu dikenal, supaya keselamatan-Mu itu ada di antara seluruh suku bangsa.” Jalan itu adalah jalan covenant in Christ yang merupakan mata air keselamatan. Sekali lagi, ini adalah nubuatan atau doa yang jelas dari perluasan anugerah Allah kepada bangsa-bangsa lain. Dan bagaimana nanti penggenapannya adalah seluruh bangsa akan disatukan dalam satu tubuh di dalam keturunan Abraham dan gentile. Bangsa-bangsa itu akan diikutsertakan untuk berpartisipasi dengan pengharapan yang sama dengan pengharapan Abraham di dalam Kristus. Lihatlah Yesus Kristus, covenant Allah pada Abraham akan secara continue digenapi ketika seseorang percaya kepada Kristus Yesus.

Hal yang ke-4, lihatlah bangsa-bangsa. Tadi saya bicara mengenai lihatlah pertobatan di dalam Kristus Yesus. Sekarang kita bicara mengenai bangsa-bangsa penerima berkat ini. Buat kita, hal ini tidak terlalu membingungkan, tidak terlalu mengejutkan. Tetapi sebenarnya kalau saudara-saudara adalah orang-orang dalam Perjanjian Lama, sekali lagi bahwa setiap bangsa itu punya allahnya sendiri dan setiap dari allah bangsa itu tidak memiliki kemampuan untuk menguasai bangsa lain. Di dalam konsep Perjanjian Lama, kalau ada dua bangsa yang berperang sebenarnya allahnya itu yang berperang. Bangsa yang menang, berarti allah yang menang terhadap bangsa orang lain. Setiap allah, setiap ilah memiliki ruang lingkupnya dan kekuatannya sendiri. Dan tidak ada satu ilah yang menguasai bangsa-bangsa yang lain. Tetapi lain dengan apa yang dinyatakan oleh Allah Perjanjian. Dia menyatakan bahwa Dia mau untuk bangsa-bangsa lain memuji nama-Nya. Ini adalah sesuatu perluasan dari penguasaan Allah atas seluruh bangsa. Gereja diminta untuk bermisi untuk hal ini. Umat Allah Israel diminta untuk bermisi untuk hal ini. Karena itulah mereka disebut sebagai umat Allah. Sebelum bangsa lain itu mendengar Allah yang sejati, Allah menyatakan diri kepada umat Allah Israel. Mereka dipilih, itulah sebabnya disebut sebagai kaum pilihan. Dipilih untuk mengabarkan pengenalan akan Allah yang sejati di dalam Yahweh di dalam Kristus Yesus kepada setiap bangsa. Sehingga setiap bangsa yang memiliki ilah-ilah itu sendiri, satu persatu akan berbalik, karena sesungguhnya tidak ada Allah yang sejati selain daripada Allah Tritunggal di dalam Kristus Yesus. Allah di dalam Yesus Kristus. Allah Tritunggal adalah satu-satunya Allah pencipta langit dan bumi. Bukan kamos. Bukan marduk. Bukan baal. Bukan siapapun saja yang kita dengar. Dia yang menciptakan, Dia yang berhak berkuasa, dan misi adalah suatu utusan Allah untuk mengambil alih semua tempat yang sudah dikuasai oleh ilah-ilah palsu. 

Pemikiran mengenai satu pribadi Allah yang menguasai seluruhnya hanya ada di dalam orang Israel. Dan Allah mengajarkan berkali-kali. Saudara coba bayangkan kalau ada orang Babel lihat ayat Alkitab ini, mereka akan tertawa. “Hei kamu tuh tahu diri, ya kamu namanya Allah Yahweh, silakan. Tetapi itu tidak menguasai aku. Dia tidak punya hak untuk hidupku, allahku adalah baal. Siapa engkau bilang allahku mesti menguasai hidupku?” Urusan misi bukan urusan Israel. Urusan misi adalah urusan dari Allah yang mengambil alih. Yahweh akan disebar, ditakuti, disukai, dipuji oleh suku-suku bangsa yang lain, selain Israel. Dan bukan itu saja, saudara lihat ayat yang ke-4. “Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.” Lihatlah bahwa seluruh suku bangsa, karena pengenalan akan jalan keselamatan dari Allah, mereka sendiri yang sekarang berteriak bersyukur. Mereka sendiri sekarang yang akan bersaksi. Mereka sekarang yang memproklamasikan kebaikan-Nya dan penghargaan kepada Allah yang berkenan kepada mereka. Siapa yang bersyukur? Israel? Tidak. Siapa yang bersyukur? Yaitu bangsa-bangsa. Saudara perhatikan bahwa ketika pemazmur menuliskan ini, bahkan dia tidak melihat ada satu suku bangsa yang bertobat. Itu belum terjadi, tetapi ini adalah sesuatu pengharapan dan ini akan digenapi. Engkau dan saya adalah jawaban dari doa mereka. Kita adalah gentile, kita disatukan dalam gereja menjadi satu dengan umat Allah. Menjadi satu dengan Yakub, dengan Ishak, dengan Abraham. Kita bersyukur kepada Allah yang berkenan menyelamatkan kita di dalam Kristus Yesus. Allah tidak lagi menjadi Allah orang Israel saja, Allah sekarang menjadi Allah bagi bangsa-bangsa yang kafir bahkan bangsa-bangsa yang jauh. Dan sekarang Allah itu menjadi Allah kita, kita bersuka di dalam Dia, kita mendapatkan berkat-berkat yang besar di dalam Kristus Yesus. 

Tetapi perhatikan baik-baik, statistik terakhir menyebutkan ada 16.000 suku bangsa di dunia ini dan disebut sebagai suku bangsa itu adalah mereka diikat dengan bahasa dan budaya yang sama. 16.000 suku bangsa dengan bahasa dan budaya yang berbeda dan dari semua itu ada 240 suku bangsa di Indonesia yang belum mengenal Injil. Mungkin Indonesia ada sekitar 700 suku bangsa, 240-nya tidak pernah mendengar tentang Yesus Kristus, bahkan di zaman internet seperti. Di antaranya ada suku Lintang di Sumatera Selatan, mereka berbahasa Melayu Tengah, ada 170.000 orang belum mengenal Kristus. Tidak ada Alkitab atau bagian Alkitab sekalipun. Tidak ada gereja di tempat mereka. Di antara mereka ada suku Lampung Abung di daerah Lampung Sumatera, mereka berbahasa dengan nama bahasanya “Nyo,” populasinya 180.000 orang jiwa. Suku Konjo Pesisir di Makassar, di Bugis Sulawesi ada 185.000 orang yang belum pernah mendengar Kristus. Saudara perhatikan baik-baik, akan ada waktunya suku Lintang akan bersukacita karena pekerjaan Kristus. Akan ada waktunya Kristus Yesus bukan lagi menjadi Tuhan orang GRII Sydney saja, tetapi Tuhan orang Lintang, orang Lampung, orang Konjo; sama seperti Abraham, Ishak dan Yakub, matanya melihat ke depan akan ada waktunya. Umat Allah keluar dari Palestina itu dan pemazmur itu mengatakan akan ada waktunya, maka orang-orang Cina, dari Batak, dari Timur, dari Jawa, seluruhnya akan ada wakil di depan Anak Domba itu. Saudara dan saya adalah jawaban atas doa-doa mereka. Biarlah kita menjadi penggenapan apa yang ada di dalam kitab Wahyu. Dengan cara kerja seperti itulah pekerjaan Allah dinyatakan di dunia ini. Saudara dan saya diberkati untuk menjadi berkat bagi banyak bangsa. Akan ada waktunya seluruh suku akan bersukacita di dalam Kristus.

Hal yang ke-5, lihatlah tujuan akhir dari semua berkat ini, yaitu kemuliaan Allah. Tadi saya sudah mengatakan dan minggu saya mengatakan berkali-kali diberkati untuk menjadi berkat. Tetapi apakah itu selesai? Kalau saudara melihat mazmur ini,saudara akan tahu diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa supaya bangsa-bangsa memuji Allah. Sekali lagi meminta berkat, biarlah kita ingat bahwa seluruh berkat yang Tuhan berikan kepada kita, baik itu berkat rohani maupun jasmani, kebahagian, kesehatan, kemakmuran, relasi yang baik, orang-orang yang kita kasihi, seluruh berkat apapun itu, saudara dan saya harus melihat bahwa semuanya di dalam sebab yang sama dan tujuan yang sama. Kenapa Allah memberkati saudara dan saya, karena covenant Allah kepada Abraham di dalam Yesus Kristus dan kemudian pertanyaannya apa guna berkat itu? Apa tujuan daripada berkat itu? Agar bangsa-bangsa lain diberkati? Selesai? Tidak! Pemazmur mengatakan, tujuan akhirnya adalah saudara lihat ayat yang ke-4 sampai 6 dan 8. Tujuan akhir dari semua ini adalah kemuliaan kepada Allah Tritunggal. Tujuan dari semua ini adalah penyembahan kepada Allah di dalam Kristus Yesus. Ending dari semuanya adalah Allah mendapatkan penghargaan dari apa yang memang seharusnya kita hargai. Ending dari seluruhnya adalah Allah mendapatkan kemuliaan dari semua orang-orang yang mencintai Dia dan yang dicintai oleh Dia. Sekali lagi ending dari semuanya adalah penyembahan. John Piper menuliskan kalimat yang terkenal, “mission exists because worship does not exist.” Misi ada karena penyembahan tidak terjadi. Inilah yang dituliskan, misi bukan tujuan akhir dari gereja, penyembahan adalah tujuan akhirnya. Misi ada karena penyembahan tidak ada. Penyembahan adalah hal yang utama bukan misi. Karena Tuhanlah yang utama bukan manusia. Ketika zaman ini berakhir dan jutaan orang yang telah ditebus tersungkur di hadapan tahta Allah, misi tidak akan ada lagi. Misi adalah kebutuhan sementara, tetapi penyembahan akan tetap ada selama-lamanya. Sekali lagi kalau saudara-saudara tanya apa kehendak Tuhan dalam hidup saudara? Apakah saudara tidak pernah berpikir kenapa saudara hidup di dunia ini? Hidup lalu kemudian ditebus, diberikan begitu banyak anugerah. Kenapa kita disebut sebagai orang pilihan? Dipilih untuk apa? Apa sesungguhnya tujuan hidup yang Tuhan tetapkan bagi kita saat ini? Alkitab dengan jelas menyatakan kita adalah keturunan Abraham secara rohani, apapun yang terjadi dalam hidup kita, seluruh berkat yang kita miliki semua peristiwa-peristiwa yang kita alami, semuanya bergerak untuk kita diberkati, untuk menjadi berkat bagi orang lain dan bukan saja orang lain tetapi bangsa-bangsa, suku-suku yang lain, supaya mereka bersama-sama dengan kita suatu hari datang ke Tahta Anak Domba dan menyembah satu Pribadi yang menebus hidup kita. Itu adalah kehendak Allah. Kehendak Allah bagimu. Kehendak Allah bagiku. Mari sekarang kita bangkit berdiri. Mari kita membuka Mazmur 6, kita akan membaca dari ayat yang 2-8. Dengan hormat kepada Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more