Kej 1:1, Yoh 1:1-3,14,16
Siapakah Yesus Kristus? Apa pendapat kita tentang Yesus Kristus? Siapakah Dia? Ini adalah satu pertanyaan yang penting yang harus kita hadapi. Dan pertanyaan ini tidak bisa dihindari oleh satu pun manusia yang hidup di dunia ini. Cepat atau lambat, setiap manusia yang hidup harus menjawabnya. Jawaban ini akan menentukan makna hidup kita di dunia ini dan juga takdir kita di dalam kekekalan. Injil Yohanes memulai kalimatnya berlainan dengan ketiga Injil yang lain. Injil Yohanes tidak mulai dari Betlehem, tidak mulai dari silsilah Yesus Kristus, tetapi mulai denganpre-eksistensi Yesus Kristus sebelum ruang dan waktu diciptakan. Yohanes menuliskannya sebagai berikut: “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Di dalam bahasa aslinya, “Pada mulanya adalah Logos.” Logos adalah kata yang penting sekali yang beredar pada waktu itu di zaman Helenistik, di dalam filsafat Yunani. Yunani memiliki sejarah yang panjang sekali untuk membahas berkenaan dengan logos.Logos sebenarnya di dalam arti kata yang sederhana itu adalah bicara mengenai word (kata), tetapi filsuf-filsuf Yunani menggunakan logos sebagai istilah untuk menyatakan suatu prinsip yang menjadi dasar tatanan alam semesta. Kita memerlukan waktu berjam-jam untuk membahas logos pengertian orang-orang Yunani. Tetapi mungkin kita mengerti secara sederhana adalah, kata logos yang kita mengerti sekarang adalah bicara mengenai logi. Kita mengenal biologi, kita mengenal fisiologi, kita mengenal sosiologi, kita mengenal ilmu-ilmu yang lain yang bicara mengenai logi. Biologi adalah ilmu atau prinsip tentang suatu kehidupan. Fisiologi adalah suatu ilmu atau prinsip bagaimana tubuh itu bergerak dan bertumbuh. Di dalam sosiologi maka kita mengenali bagaimana sesungguhnya manusia itu berinteraksi satu dengan yang lain, berespon satu dengan yang lain, bergerak ke mana-mana di dalam suatu komunitas. Orang yang mempelajarinya sampai dalam akan mendapatkan PhD. karena dia mengerti secara dalam berkenaan dengan wisdom di dalam sebuah sosial dengan mengerti prinsip bagaimana sosial itu terbentuk dan bergerak. Maka itulah logos. Sekali lagi, logos adalah suatu prinsip yang menjadi dasar tatanan alam semesta, tetapi Yohanes menyatakan logos di sini bukan saja menyatakan suatu prinsip untuk mengerti alam semesta tetapi Logos adalah satu Pribadi yang dari pada-Nya seluruh alam semesta terbentuk. Sekali lagi, Logos bukan suatu prinsip yang menjadi dasar tatanan alam semesta saja, tetapi Yohanes menyatakan Logos itu adalah Pribadi.
Pada mulanya adalah Logos,Logos itu bersama-sama dengan Allah dan Logos itu adalah Allah. Dia adalah Pribadi yang dari pada-Nya seluruh alam semesta terbentuk. Yohanes tentu menuliskan kalimat ini dengan memiliki background Kejadian 1:1, di situ dikatakan “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Kedua ayat ini bicara mengenai “Pada mulanya.” “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” “Pada mulanya adalah Firman.” Ini adalah sesuatu paralelitas, Yohanes mau memproklamasikan bahwa Firman itu ilahi, Firman itu adalah adalah Allah itu sendiri dan Firman itu bersama dengan Allah itu sendiri. Dan di dalam Firman itu Allah menciptakan segala sesuatunya. Dia bicara berkenaan dengan Christ yang menciptakan kosmik, the Cosmic Christ. Yohanes menuliskan di dalam Logos tersebut Allah menciptakan segala sesuatu. Tetapi bukan itu saja, kalau saudara-saudara melihat selanjutnya dan bahkan kalau saudara-saudara melihat kitab Wahyu yang juga ditulis oleh Yohanes, saudara memiliki suatu kontinuitas yang luar biasa indah, the Cosmic Christ itu, Dia ternyata masuk di dalam sejarah dan kemudian menebus kita dan Dia akan datang kembali, dan di dalam kedatangan-Nya itu adalah kedatangan Mesias yang sebagai Firman Allah. Mari kita melihat Wahyu 19:13, saudara akan menemukan sekali lagi ini adalah tulisan Yohanes. Ayat 13 menyatakan: ‘Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: “Firman Allah.” Kalau saudara-saudara mempelajari Injil Yohanes atau mempelajari teologia Yohanes, saudara akan menemukan kata-kata yang penting selain life yaitu Logos.Logos ini terus-menerus ada dalam pikiran Yohanes. Penggunaan utama kata Logos dalam Injil Yohanes ini begitu unik karena dia membuka pasalnya dengan kalimat ini. Di dalam Yohanes 1:1 bicara bahwa Logos itu sudah ada sebelum penciptaan ada, dan Logos itu berelasi dengan Allah dan Logos itu adalah Allah, tetapi kemudian ayat yang ke-14 dikatakan Logos itu telah menjadi manusia.
Kalau saudara-saudara melihat lambang gereja kita, GRII, itu adalah tulisan Logos (λόγος). Pdt. Stephen Tong menetapkan sesuatu yang paling penting di dalam gereja ini. Pdt. Stephen Tong sungguh-sungguh peka dan sudah menetapkan elemen dan poin-poin terpenting sebagai dasar sebuah gereja. Logos itu telah menjadi manusia. Ayat 14 ini (“Firman itu telah menjadi manusia…”) adalah pernyataan yang paling ringkas tentang inkarnasi di dalam Perjanjian Baru. Hanya satu kalimat singkat untuk menggambarkan seluruh Betlehem, satu kalimat singkat untuk menggambarkan seluruh pelayanan Yesus yang merupakan implikasi dari inkarnasi. Kalau saudara melihat Yesus itu berjalan di tengah-tengah debu Yerusalem, itu adalah karena Firman itu telah menjadi manusia. Kalau Dia mengajar dan kemudian orang itu menolak-Nya, kalau Dia ditangkap dan kemudian orang itu memukul-Nya, itu adalah karena implikasi daripada inkarnasi, Firman itu telah menjadi manusia, Dia adalah sepenuhnya Allah. Di dalam Yohanes 1:1 dikatakan: ‘Dia adalah sepenuhnya Allah’, tetapi di dalam ayat 14 dikatakan ‘Dia itu adalah manusia.’ Maka saudara akan menemukan satu prinsip di dalam satu pasal ini yaitu dwi natur Kristus Yesus. Dan di sini untuk pertama kalinya Logos di dalam Yohanes 1:1 itu diidentifikasikan sebagai manusia, yaitu Yesus dari Nazaret, kedua-Nya adalah sama. Dan perhatikan sesuatu yang indah di sini, ayat 14 ini adalah kata terakhir Logos yang ditulis oleh Yohanes, selanjutnya setelah ayat ini saudara akan menemukan Yesus dari Nazaret. Sekali lagi saudara perhatikan struktur dari Yohanes, pada mulanya adalah Logos,Logos itu adalah bersama-sama dengan Allah dan Logos itu adalah Allah. Dan kemudian ayat yang ke-14: Logos itu telah menjadi manusia dan kemudian setelah itu maka saudara akan melihat Yohanes tidak memakai kata Logos, Yohanes memakai kata Yesus dari Nazaret. Maka Yesus dari Nazaret, Yesus Kristus yang menjadi fokus Injil daripada Yohanes.
Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Firman itu tinggal di antara kita. Kata yang dipakai untuk tinggal adalah berkemah. Di dalam bahasa Inggrisnya adalah tabernacle. Di dalam bahasa aslinya adalah skénoó (σκηνόω) yang bicara berkenaan dengan mengambil tempat tinggal. Jadi Firman itu, Allah itu, mengambil tempat tinggal yang adalah suatu tabernakel. Tabernakel adalah kemah pertemuan dalam Perjanjian Lama dan apa yang terjadi dalam tabernakel adalah shekinah.Shekinah adalah the presence of God yang hadir. Kemuliaan Allah yang tadinya tidak terlihat itu sekarang terlihat dan melingkupi daripada tabernakel tersebut. Dalam Perjanjian Lama ketika Allah hadir di dalam hadirat-Nya maka seluruh umat manusia tidak ada yang bisa tahan, mereka tidak bisa hidup di dalam hadirat Allah. Yohanes mau menyatakan kemuliaan Allah di mana manusia itu tidak bisa menghadapinya, sekarang hadir di dalam diri Yesus Kristus. Kemuliaan shekinah yang pernah ditemukan dalam kemah suci itu sekarang terlihat di dalam diri Yesus Kristus. Kalau saudara-saudara membaca dalam Keluaran 33:11, kemah suci adalah tempat Musa bertatapan muka dengan Allah, tidak ada satu manusia pun yang bisa untuk berhadapan muka dengan Allah dan tetap hidup kecuali Allah mengizinkan dia, yaitu Musa. Di dalam kemah pertemuan itu dan juga di tengah-tengah shekinah itu, Musa bertatap muka dengan Allah, bicara dengan Dia, dan dia bicara kepada Allah dan Allah itu memberikan perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan-Nya kepada Musa. Apa yang Yohanes mau nyatakan dalam ayat 14 ini? Dia mau menyatakan jikalau seseorang manusia ingin mengenal Allah, ingin dekat dengan Dia, ingin bicara kepada Allah, ingin mendengar suara Allah, ingin menemukan Allah yang tidak terlihat itu, hanya ada satu jalan, yaitu melalui inkarnasi Firman yaitu Yesus Kristus. Agama tidak mungkin membawa seseorang untuk mengenal Allah, agama tidak mungkin bisa untuk membawa seseorang berdoa dan didengar oleh Allah dan mendengar suara Allah. Saudara lihat dari seluruh Israel, mereka mau berdoa seperti apapun saja tidak mungkin didengar kecuali Musa masuk ke dalam kemah pertemuan itu. Di dalam kemah itulah the presence of God hadir, suara Allah terdengar dan seluruh imam yang ditugaskan dan Musa pada waktu itu menyatakan permohonannya dan Allah itu menjawab. Sekali lagi, di dalam Kristus Yesus saja, saudara dan saya bisa mengenal Allah dan dikenal oleh Dia. Saudara dan saya bisa mendapatkan kasih sayang-Nya, saudara dan saya bisa mengerti isi hati-Nya karena Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Dan kalau saudara-saudara melihat di dalam Yohanes 2:19-21, sekali lagi saudara akan menemukan prinsip yang sama yang Yohanes berikan kepada para pembacanya untuk melihat sesungguhnya siapa Yesus. Jawab Yesus kepada mereka, “Rombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari aku akan mendirikannya.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya, “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Suci ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri.
Bait Suci adalah puncak dari agama dan negara Israel (Yahudi), dan ini adalah tempat yang paling rumit dari seluruh agama yang ada. Kalau saudara-saudara melihat pembangunan Bait Suci di dalam Kitab Suci, maka saudara akan melihat bagaimana panjangnya, lebarnya, tingginya, bahannya, semuanya itu ditentukan, dan semua orang yang melayani di Bait Suci termasuk pakaian para imam harus tepat. Juga seluruh batu-batu di depannya disusunnya harus tepat. Kapan melakukan persembahan, kapan tidak boleh melakukan persembahan, siapa yang boleh datang ke sini dan siapa yang tidak boleh datang ke sana, semua harus tepat. Ini adalah salah satu agama yang paling rumit di dalam seluruh sejarah. Seluruh agama yang ada; Islam, Konghucu, Hindu dan bahkan Kristen kalah rumitnya daripada Judaism. Kristen datang terlambat pun saudara ok. Jika imam besar masuk ke Ruang Maha Suci terlambat, dia akan mati. Saudara datang ke gereja dengan memakai sandal pun tidak ada yang tegur. Saya tidak sedang menyinggung saudara. Tetapi adalah benar, kita orang Kristen paling bebas, kalau kita semua di-treat dengan cara Judaism, kita semua tidak ada yang mau masuk gereja. Puncak dari Judaism adalah Bait Suci, tetapi ketika Yesus mengatakan tentang tempat yang paling rumit ini, “Rombak Bait Suci dan dalam tiga hari, Aku akan membangunnya kembali.” Ini adalah salah satu kalimat yang paling keras yang menusuk hati orang Yahudi. Kalau saudara-saudara boleh memberikan satu list nomor, 1-4, hal apa yang membuat Yesus harus dimatikan oleh orang Yahudi, ini adalah salah satunya. Orang Yahudi sakit hati sekali. “Ini adalah tempat pertemuan aku dengan Allah.” Saudara perhatikan, seluruh dunia selalu berpikir bait suci, bait suci dari agama apa pun saja, apakah itu masjid, apakah itu Bait Sucinya orang Israel, apakah itu pura dari orang Hindu, seluruh tempat-tempat bangunan itu, di dalam pikiran agama mereka, adalah tempat di mana pertemuan antara Allah dan manusia terjadi. Tetapi Yesus mau mengatakan kepada satu agama yang paling rumit, rombak ini dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali. Yohanes dengan tepat menyatakan yang dimaksud adalah tubuh-Nya. Apa yang Yesus mau katakan? Tempat pertemuan Allah dan manusia itu bukan di Bait Suci, bukan di tempat agama. Tempat pertemuan Allah dan manusia adalah di tubuh-Nya sendiri, di dalam inkarnasi-Nya, yang nanti kemudian Dia dipaku di atas kayu salib, di situlah pertemuan Allah dan manusia terjadi. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di tengah-tengah kita.
Saya teruskan; “Dan kami telah melihat kemuliaan-Nya.” Tidak ada satu kalimat pun di dalam Alkitab yang ditulis dengan kesia-siaan. Kenapa kalimat ini ditulis? Yohanes dan teman-temannya sudah melihat kemuliaan-Nya. Yohanes mau menyatakan kepada kita dan para pembacanya, bahwa inkarnasi Yesus bukanlah dongeng, inkarnasi benar-benar sejarah. Pribadi Kedua Tritunggal yang menciptakan seluruh alam semesta ini, inkarnasi di dalam bentuk daging sebagai manusia, hadir di dalam sejarah, hadir di dalam ruang dan waktu. Ini bukan khayalan, ini bukan cerita mitos, ini bukan dongeng. Yohanes mau menyatakan ini real, ini benar. Keselamatan bagi umat manusia; jalan satu-satunya ini hadir secara real di dalam sejarah. Mungkin kalimat “Kita telah melihat kemuliaan-Nya” adalah kalimat yang biasa buat kita, kita tidak terlalu tahu signifikansinya. Tapi kalau saudara-saudara melihat Yohanes, dia menekankan kesaksian ini berkali-kali. Mari kita melihat kitab 1 Yohanes 1:1-2. Perhatikan, “Apa yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu.” Saudara lihat, betapa penekanannya berkali-kali. Yohanes mau menyatakan, dia tidak sedang bercerita kebohongan. ‘Ini bukan dongeng, akulah saksi hidup-Nya. Aku melihat-Nya, aku berkata-kata, bercakap-cakap dengan Dia, aku memegang-Nya, meraba-Nya dan aku bersaksi kepadamu tentang Dia.’ Ini adalah sesuatu yang luar biasa penting.
Kekristenan bukan sekadar ajaran-ajaran agama. Kekristenan bukan bicara pengharapan suci sebuah agama. Kekristenan adalah bicara mengenai Pribadi yang hadir di dalam ruang dan waktu. Kenapa Kristus harus hadir di dalam ruang dan waktu? Karena kegagalan Adam adalah di dalam ruang dan waktu, maka penebusan harus terjadi di dalam ruang dan waktu. Selanjutnya, lihat kembali ayat 14. Kata ini di dalam bahasa aslinya adalah benar-benar bicara mengenai anak tunggal, tetapi selain bicara mengenai anak tunggal, kata yang dipakai ini adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang unik, yang ada hanya satu saja jenisnya. Sama kalau saudara melihat misalnya saja Abraham itu punya anak namanya Ishak, dia adalah anak yang pertama. Ada anak yang lain, tetapi di tempat yang lain, Ishak adalah anak yang unik, karena dia adalah anak perjanjian, anak yang dijanjikan. Juga demikian di sini, meskipun kita semua orang Kristen adalah anak-anak Allah, tetapi Yesus adalah Anak Allah, dalam huruf yang besar, dalam satu arti yang unik, satu-satunya dan tidak ada yang lain. Di tempat yang lain dikatakan “The Only Begotten Son,” yang memiliki satu relasi dengan Allah yang khusus, yang tidak dimiliki oleh kita. Berkali-kali Jehovah Witness selalu memberikan suatu kesesatan di dalam hal ini. Dia menyatakan bahwa Yesus itu adalah sama seperti kita, hanya saja Dia sekarang lebih tinggi sedikit, Dia adalah ‘superman’. Mereka memutar begitu banyak kalimat yang sebenarnya, saudara dan saya bisa mengerti artinya di dalam bahasa Yunaninya. Kalau mengerti original language dan apa yang menjadi background-nya, kita akan bisa mengerti sesungguhnya Yesus itu siapa. Dia bukan ‘superman’, Dia bukan manusia yang lebih tinggi daripada kita. Dia adalah ilahi itu sendiri, Dia adalah Allah yang sejati, dan Dia datang ke dunia, inkarnasi, Dia manusia yang sejati. Banyak orang di dunia ini tidak bisa melihat keilahian Yesus Kristus, maka tulisan Yohanes ini adalah tulisan memproklamasikan siapa sesungguhnya Yesus Kristus itu. Sekali lagi, Dia bukan satu pribadi yang lahir di dunia dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan. Dia bukan manusia yang miskin, dan kemudian berusaha untuk membebaskan diri-Nya dari penderitaan dan kemiskinan; tidak. Yesus Kristus berasal bukan dari dunia ini, tetapi Dia adalah Pribadi Kedua dari Tritunggal, yang di dalam Dia, Allah menciptakan seluruh isi dunia ini. Dialah the archē itu, yang pertama itu. Jehovah Witness mengatakan, “Kalau yang pertama, berarti dia sama dengan yang lain?” Tidak. Ini adalah bicara berkenaan yang Pertama dan dari Dia seluruhnya tercipta, Dia adalah Pencipta. Dan Dia datang ke dunia, merendahkan diri-Nya, dan dari situlah keselamatan saudara dan saya tergantung.
Yohanes 1:14 menyatakan; “… sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran,” dan ayat 16 menyatakan; “Karena dari kepenuhan-Nya, kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.” Apa artinya? Artinya Bapa di Surga itu memberikan berkat-Nya, berinteraksi dengan umat pilihan-Nya melalui Yesus Kristus di dalam dua hal yang dinyatakan, yaitu anugerah dan kebenaran. Sepanjang saudara melihat kitab Injil, sepanjang Dia itu berbicara, atau Dia sedang melayani seseorang, atau Dia bertemu dengan Pilatus, atau bertemu dengan siapapun saja, Maria, Lazarus, Marta, Zakheus, saudara akan menemukan, bahwa Allah di Surga melalui Kristus memberikan dua hal ini berjalan bersama-sama; anugerah dan kebenaran. Kalau kita bicara anugerah, kita biasanya akan mengesampingkan kebenaran. Kalau kita mau menegaskan kebenaran, kita mengesampingkan dari anugerah. Anugerah dan kebenaran adalah dua kata yang memerlukan eksposisi yang panjang tersendiri. Kita tidak akan membahasnya saat ini, dan di dalam banyak hal, maka saya sudah membahasnya sebenarnya. Tetapi saya akan mengingatkan kita semua akan dua hal yang sederhana berkenaan dengan grace and truth ini. Kebenaran di dalam Alkitab itu bukan suatu tulisan semata, bukan kata-kata di dalam sebuah buku, atau teori yang tidak ada salahnya. Kebenaran di dalam kekristenan adalah pribadi Yesus Kristus itu sendiri. Pdt. Stephen Tong dengan jitu pernah menyatakan: “Yesus Kristus adalah subjectivity truth in person.” Dia adalah kebenaran itu. Itulah sebabnya segala sesuatu yang dikatakan adalah benar, yang dilakukan-Nya adalah benar, itulah sebabnya Dia menjadi pokok iman kita, dan contoh hidup kita. Di dalam Dia tidak ada kepalsuan, tidak ada kebohongan. Dan Dia adalah realita yang sesungguhnya. Apa artinya? Artinya, apa yang dikatakan-Nya, itulah yang sebenarnya ada dan yang sebenarnya terjadi. Dia adalah kebenaran itu dan Dia adalah realita itu sendiri.
Saya akan jelaskan dengan contoh yang mudah. Kalau saudara melihat di dalam Alkitab, misalnya saja suatu hari Yesus pernah memberikan satu cerita; ada orang yang kerja keras dan setelah dia kerja keras, dia mengumpulkan hasilnya di lumbung. Dan dia kerja keras lagi, dia masukkan lagi ke lumbung. Lumbung pertama, lumbung kedua, lumbung ketiga, sampai semua lumbungnya terisi penuh, setelah itu dia tenang. Dan kemudian dia kipas-kipas, dan mengatakan, “Tenanglah sekarang jiwaku, karena seluruhnya sekarang sudah ada kepastian hidup di depan.” Tetapi Yesus mengatakan, “Hai orang yang bodoh, jikalau hari ini nyawamu itu dicabut, maka untuk siapa semuanya itu?” “Bodoh!” Saudara perhatikan, saya sedang bicara kepada saudara; Dialah kebenaran, dan Dia adalah realita itu sesungguhnya. Perhatikan contoh itu, kalau kita melihat orang tersebut, orang ini adalah orang yang berhasil, orang yang boleh mendapat acungan jempol. Bahkan ini orang yang melebihi banyak orang bahkan di tempat ini. Apalagi zaman sekarang dengan Generasi Z, katanya mendapatkan orang bisa kerja saja sudah bagus, apalagi mendapatkan orang yang kerja keras. Seluruh Gen Z, saudara harus bertobat. Saudara bertemu dengan anak muda yang kerja keras saja itu sudah jarang. Oh sudah kerja keras, saudara senang? Eh boros, tidak ada tabungannya. Orang ini memikirkan masa depan. Saudara akan acungkan jempol pada orang ini. Saudara akan lihat ini, “Contoh ini ya Nak, lihat orang itu ya.” Kita semua applause, memuji dia, ini adalah realita yang kita bangun. Tetapi Yesus memberikan realita yang lain, “Tidak, jangan engkau acungkan jempol. Orang ini mementingkan daging lebih daripada jiwa, orang ini mementingkan masa kini lebih daripada masa depan. Aku definisikan orang ini, ini realitanya, ini orang bodoh.” Maka, kalau saudara dan saya tidak membaca Alkitab, tidak ada transformasi di dalam pikiran kita, kita tidak mengerti kehendak Allah, sesungguhnya saudara dan saya tidak mengerti sesungguhnya hidup itu seperti apa. Saudara dan saya berada di dalam realita yang palsu di dalam hidup. Itulah sebabnya membaca Firman itu luar biasa penting. Saya harap di dalam tahun 2025, saudara bersama-sama dengan saya baca Firman setiap hari. Karena melalui Firman, kita mengerti kebenaran, kita mengerti realita yang sesungguhnya. Kalau saudara dan saya mengaku menerima Yesus Kritus, tetapi tidak membaca Firman, maka pikiran kita itu belum bertransformasi, kita masih di dalam pikiran yang lama, dengan nilai-nilai yang lama, dengan makna yang lama, dengan realita yang sesungguhnya palsu. Di dalam Kristus, Allah Bapa di Surga menyatakan kepada kita realita yang sesungguhnya. Dia adalah penuh dengan truth and grace.
Terakhir, berkenaan dengan anugerah. Anugerah di dalam Alkitab adalah sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh manusia. Allah-lah yang memiliki anugerah, dan kita semua memerlukan anugerah untuk mengubah hidup kita. Sepanjang Yesus hidup di dunia dan melayani, kita bisa melihat bagaimana anugerah demi anugerah diberikan oleh Allah Bapa di Surga melalui Kristus kepada dunia. Lihatlah bagaimana seorang yang berzinah itu diampuni dan disucikan. Seorang pemungut cukai diubah hidupnya dan menjadi seorang rasul. Seorang yang selalu marah dan penuh dengan kepahitan, diubah menjadi rasul kasih. Sekali lagi, saya bisa bicara mengenai anugerah-anugerah berjilid-jilid, tetapi coba pikirkan satu hal ini saja, apa yang terjadi jikalau Kristus Yesus tidak hadir di dunia ini? Satu aspek ini saja, yaitu damai. Sampai saat ini, terus menerus perang-perang itu ada. Kemarin saya melihat apa yang dilakukan oleh Israel untuk menggempur Gaza. Ada satu keluarga punya sepuluh anak, tujuh dari sepuluh itu mati. Jangan melihat news perang, lalu kemudian saudara pro Rusia atau Ukraina, saudara pro Yahudi atau negara-negara Islam. Setiap manusia itu berdosa termasuk kita. Satu pertanyaan ini saja, apakah mungkin suatu hari ada perdamaian antara Islam dan Israel? Jawabannya adalah tidak mungkin. Islam menuntut perang untuk keadilan. Judaisme menuntut mata ganti mata, gigi ganti gigi, tetapi di dalam Yesus Kristus, kebenaran dan anugerah dijalankan melalui tubuh-Nya yang berinkarnasi dan dipaku di atas kayu salib menghasilkan perdamaian antara Allah dan manusia, antara diri kita dengan hati kita sendiri, dan diri kita dengan orang lain. Hanya di dalam Yesus Kristus, anugerah perdamaian diberikan dari surga ke dunia. Itulah sebabnya pada hari Natal, malaikat itu berseru, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi ini bagi manusia yang berkenan kepada Dia.” Tidak ada kedamaian di dalam hati kita, kecuali kita menemukan Kristus Yesus dan menempatkan Dia di takhta hati kita. Itulah satu-satunya jawaban bagi seluruh umat manusia. Di dalam Dia, maka anugerah demi anugerah, diberikan Allah kepada manusia. Oh, terpujilah Allah Bapa, terpujilah Allah Anak, dan terpujilah Allah Roh Kudus yang membuat kita boleh mengenal Dia. Kiranya kasih sayang Tuhan menyertai kita. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran.” Kiranya Dia makin kita takuti di dalam hidup kita yang hanya satu kali. Mari kita berdoa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more