Yoh 4:1-45
Hari ini seperti lagu terakhir yang dinyanyikan oleh paduan suara tentang “His burden is light”. Kita akan melihat satu contoh burden itu benar-benar light. Kepada orang tua dan sangat berposisi sangat tinggi dan kepada wanita yang dianggap begitu rendahnya Tuhan datang menemui dan mengatakan “Your burden is light.” Karena kelahiran kembali dan sumber air hidup itu sudah diberikan kepada mereka. Dan keindahan adalah bagaimana kedua orang ini bergumul mencari pengertian ke arah di mana Tuhan mengulang-ulang bahwa kau sudah lahir kembali dan kau sudah mendapatkan air niscaya kamu pasti minta kepada-Ku. Pergumulan-pergumulan inilah, keindahan, pergumulan-pergumulan inilah, yang menyenangkan untuk kita perlahan-lahan membacanya dan membuat itu mewakili kita ketika kita mengalami pergumulan-pergumulan itu. Mari kita membaca Yohanes 4:1-45.
Perhatikanlah di sana ada 5 hal yang saya ingin bagikan. Sama-sama terhadap Nikodemus juga, demikian terhadap perempuan Samaria, Yesus datang dan menunggu mereka datang. Kemudian mereka juga berhubungan dengan pembicaraan tentang air. Dan kemudian juga sama-sama mengalami sebuah keterkejutan. Yang satu tidak bisa mengerti langsung mengapa harus lahir kembali dari air. Dan kemudian yang satu mengatakan, “Bagaimana bisa menyembah tidak di gunung ini, tidak di gunung itu, tetapi menyembah dalam roh?” Ini pikirin pikiran yang sangat mendalam sebenarnya. Dan kita bisa menemukan juga bagaimana mereka cara mereka lahir kembali. Dan yang satu adalah menerima air dari Yesus Kristus sementara Yesus Kristus tidak mempunyai timba. Dari wanita Samaria berpikir jenis air apa itu? Dan yang terakhir kita bisa memikirkan yang satu menunggu di ujung jalan untuk menerima tubuh Yesus Kristus yang sudah terkulai meninggal dunia. Dia mencurahkan semua kekuatan hartanya untuk memberi rempah-rempah dan kekuatan kedudukan yang begitu tinggi untuk dipersembahkan kepada kematian Yesus Kristus. Dan yang satu dikatakan bahwa dia meninggalkan buyungnya di sumur. Dan dia lari ke kota bukan lari ke rumah. Bukan ke lari ke sebuah sudut kota. Katakan dia lari ke tengah-tengah kota itu mencari tempat di mana banyak orang di situ. Dan dia membuka diri, “Aku menemukan Mesias! Dia tahu segala sesuatu tentang diriku. Mari lihatlah bersama-sama yang kita tunggu-tunggu sudah datang!” Samaria menjadi berubah setelah itu. Kita membaca dengan seksama ke-45 ayat yang begitu indah. Di dalam ayat 15 dan 16, kira-kira apa hubungan air dengan suami? Kata perempuan itu kepadanya, “Tuhan, berikanlah aku air itu supaya aku tidak haus lagi dan tidak usah datang lagi kesini untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Menarik ya? Yesus tidak terjebak dengan pembicaraan yang berkepanjangan. Dia membuka pembicaraan dengan meminta air. Tidak lama, Dia berbicara tentang air yang lain. Dan wanita ini kebingungan, orang ini minta air tapi tawarkan air. Begitulah salesman biasanya. Tidak heran banyak buku-buku marketing mengatakan “Jesus’ marketing”. Ketika wanita ini bertanya tentang air apa itu sebenarnya, Yesus langsung bisa menjelaskan sepuas-puasnya tentang maksud air hidup itu. Mungkin ini kemungkinan besar wanita ini masih menyikapi kedatangan Yesus Kristus dengan sikap-sikap sebagaimana dia adalah spesialis laki-laki. Sampai ada satu perkataan ‘masakan kamu punya air atau kamu orang Yahudi kok mau minta air?’ Lalu yang kedua, ‘seperti punya timba saja mau kasih air kepadaku,’ sambil berpikir air apa yang ditawarkan itu.
Airnya dijelaskan adalah air yang ada pada diri-Nya dan akan mengalir terus. Dengan cepat Yesus mengganti pola logika bukanlah air yang ‘masuk’ ke dalam, tapi air yang ‘keluar’ dari dalam. Jenis air apa itu? Waktu SMP saya masih timba air karena di rumah besar kakek nenek saya itu ada sumur yang jernih sekali. Lalu ketika kami pindah juga kita cari yang ada sumber air yang bagus dan jernih. Dan heran, kiri kanan kurang bagus katanya air, jadi seringkali tetangga minta air ke rumah kami. Nah sebelum diminta, pagi-pagi kita ambil dulu. Lima bersaudara, saya dan adik-adik ditugaskan untuk mengambil air dan memenuhi bak setiap pagi. Ya, olahraga, tapi menyebalkan, kadang-kadang karena kita sudah mesti buru-buru sekolah tapi tugas tidak bisa dilepas. Ada pembantu, tetapi kita diminta untuk mengambil air. Satu kali kita bingung kenapa di atas sumur ada barang warna putih bulat. Besok pagi papa saya bilang, “Eh, sini kumpul. Lihat, air keluar. Waduh, pompa air ini.” Tidak perlu timba lagi. Tinggal pencet saklar, air keluar. Ah, kita berpuas-puas mandi. Kita pasang shower. Wah, menyenangkan. Itu masih memakai motor listrik untuk air. Jet pump adalah hanya sebesar tabung yang dimasukkan ke dalam tabung air di bawah bumi ini. Dan kemudian tabung itu akan memutar dengan putaran sangat tinggi dan menekan air dengan lebih kencang lagi persis seperti mata air keluar sendiri dari bumi. Zaman perempuan Samaria tidak ada jet pump tentu. Tapi istilah mata air itu adalah sesuatu yang mahal dan sulit untuk dicari. Yesus bilang, “Kuberikan mata air kepadamu. Mantap! Berikan itu kepada kami. Aku tidak perlu naik gunung cari air seperti ini lagi. Waktu itu, mungkin dalam pikiran wanita itu, tidak perlu lagi cari suami untuk suruh cari ambil air lagi.
Sebagaimana Yesus datang menunggu, demikianlah Yesus juga datang menunggu kepada Nikodemus. Demikian Dia datang duduk di pinggir sumur dan menunggu kedatangan perempuan Samaria. Ada beberapa kemungkinan Yesus menunggu sudah jelas yang akan datang jam 12.00 siang itu adalah perempuan Samaria ini. Sebagaimana Dia Tuhan, Dia mengerti apa yang Dia harus kerjakan untuk melanjutkan pekabaran Injil-Nya. Dia tahu ada seorang perempuan yang cukup ter-marginal-kan, terbawahkan dan ternajiskan secara hukum agama. Itu yang Yesus cari.
Ada 4 kemungkinan menurut penafsir mengapa dia punya 5 suami. Ada satu hukum pentatut namanya atau hukum Musa yang menetapkan harus menikah berturun tangga ketika suaminya meninggal dunia. Kalau orang Chinese yang ke-2 atau ke-3 sudah suruh berhentilah. Itu ada istilah ‘isteri makan suami.’ Artinya dia selalu membuat membuat kekecewaan, kerugian keluarga. Tetapi dalam peraturan Musa harus terus sampai habis laki-laki yang di rumah yang ada di rumah itu. Ini kemungkinan pertama dia adalah korban dari hukum namanya hukum Levirat dari Pentatut atau hukum Musa itu. Kedua, kemungkinan dia adalah korban budaya yaitu budaya patrilineal yaitu semua keturunan dihitung dari laki-laki lalu perempuan dianggap pelengkap saja. Karena dia tidak bisa melahirkan anak atau dia tidak melahirkan anak laki-laki, lalu disingkirkan. Atau setelah dia melahirkan anak laki-laki dianggap selesai tugasnya. Apakah dia dipisahkan atau dia menjadi kecewa lalu dia menikah lagi dan terus begitu menjadi 5 kali menikah. Terakhir kemungkinan dia adalah akibat KDRT, setiap pernikahan dia selalu mengalami pelecehan dan ancaman-ancaman yang mengancam jiwanya. Apalah alasannya sudah barang tentu wanita ini adalah orang yang memiliki kelelahan jiwa yang tak terkatakan. Benar-benar bicara tentang air itu sangat cocok dan pas dengan keadaan jiwanya. Metafora air menjadi penting seperti kepada Nikodemus, kamu harus lahir dari air dan roh. Kepada wanita ini juga dia meyakinkan atau Yesus meyakin kamu pasti perlu dan kamu pasti memintanya jika kamu tahu apa itu sumber air yang ada pada diri-Ku.
Air adalah lambang Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama. Di Perjanjian Baru, air juga melambangkan fFrman yang menyucikan kita dari dosa. Itu yang kita pakai untuk membaptis di gereja kita. Pendeta harus berbicara, “Aku membaptis kamu dengan air yang melambangkan Roh Kudus turun dan firman membersihkan dirimu.” Kedua-duanya adalah baik sekali untuk dipakai di bagian ini. Apalagi ditambah dengan satu pemahaman lagi yaitu air berbicara tentang kelegaan dari rasa haus yaitu ada relasi dengan Tuhan yang tidak terputus lagi. Ketergantungan yang tak mungkin diputus lagi karena sudah menemukan sumbernya yaitu Roh Kudus, Firman yang hadir dalam bentuk Yesus Kristus sebagai penjamin semuanya. Yesus mengganti ketertarikan wanita ini kepada air dan pada dirinya menjadi kepada air dan kepada ketuhanan-Nya. Pembicaraan yang begitu kudus dan sangat menarik untuk kita pakai setiap waktu ketika kita berelasi dengan orang-orang di sekitar kita.
Ya, bukan lagi bicara saya penting atau anda penting. Ada satu yang penting yang kita sama-sama memerlukannya. Dalam hal ini adalah air yang menjadi sumber kehidupan yang ada pada diri wanita itu. Keutamaan peran Roh dalam hal melahirkan kembali adalah penting. Itu sebabnya kelahiran kembali itu adalah sesuatu yang tidak pernah kita minta dan tidak pernah kita mengalami secara sadar, tetapi kita sudah lahir. Dan kelahiran itu bukan kelahiran physically, kelahiran jiwa kita menjadi jiwa yang baru diselamatkan oleh Tuhan. Itu sebab Yesus mengatakan itu adalah jenis kelahiran kembali dari Roh atau di dalam Roh. Jadi kita tidak pernah menyadari bahwa kita dilahirkan kembali dan menjadi Kristen. Kita tinggal mencari orang yang memperlakukan pekerjaan Tuhan ini dengan tidak pada seharusnya. Kita harus mencari orang-orang yang dilahirkan oleh Tuhan secara kelahiran kembali, tetapi belum menyadarinya dan dia memperlakukan hidupnya sembarangan. Kita tidak tahu siapa itu. Yang kita tahu kita semua orang Kristen sudah mengalami itu. Dan secara menarik kita memberitakan Injil untuk hal itu semua. Kita memberitakan Injil, kita mencari orang dan meyakinkan orang lain bahwa dia pasti memerlukan kelahiran kembali itu. Sama diperlukannya dengan mata air dalam diri kita. Aku berkata kepadamu, kata Yesus, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan di dalam dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Berkali-kali Yesus meyakinkan Nikodemus, tak mungkin dia berjumpa diri-Nya jika dia bukan orang yang dilahirkan kembali. Setelah dia mengerti dan dia tidak mundur lagi sampai titik akhir, dia lebih bertumbuh dan menanti pekerjaan yang lebih besar itu menurunkan mayat Yesus dan mengapani mayat Yesus itu adalah satu resiko besar sekali. Tapi dia mengerjakan itu dengan penuh sukacita dan ucapan syukur. Seperti itu pula si perempuan Samaria juga tidak lagi banyak bicara dan dia akan terima semua apa yang ditetapkan bagi dirinya termasuk dia akan menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran.
Ya, peran Roh ini adalah sangat menarik sekali. Kita semua di dalam Roh. Roh mengatur kita semua. Roh benar-benar memelihara kita semua. Jauh lebih dari nirkabel yang sudah biasa kita pakai. Nirkabel tidak pernah kita lihat. Kita bisa berhubungan tanpa kita melihat garis atau sambungan hubungan itu. Gelombang frekuensi radio elektromagnetik sangat-sangat memberkati manusia. Saudara berterima kasih untuk itu. Atau ini kan handphone saya dan saya tinggal beli saja begitu. Bagaimana bisa kita menggunakan 5G misalnya? 6G sampai 10G. Jadi apa 10G? 7G kita sudah terheran-heran. Tuhan memberkati manusia jauh sebelum manusia menemukan itu. “Aku tidak bisa lari,” kata Daud, ”dari Roh-Mu. Ku lari ke bawah bumi, Engkau di sana. Ku pergi ke tempat yang tertinggi, Engkau di sana. Seandainya aku bisa terbang dengan sayap fajar, aku pun berjumpa Engkau di sana.” Apa itu sayap fajar? Saya menerjemahkannya, kalau kita membaca dari bahasa Ibrani mungkin itu adalah penemuan pesawat yang lebih canggih dari hari ini. Atau minimal pada waktu itu Daud sudah mendapatkan semacam revelasi orang bisa menemukan burung dengan kekuatan jet seperti hari ini. Satu kali kita akan menggunakan tenaga cahaya, tidak lagi menggunakan tenaga api. Sekarang kita hanya nonton Star Trek saja. Perang bintang saja. Ide itu ternyata adalah sesuatu yang sudah ditemukan terlebih dahulu sebelum kita menikmatinya. Kita merasa dibohongi oleh film itu, tapi kita terus nonton. Lama-lama kita harus menerima bahwa itu bukan pembohongan sebenarnya. Nah untuk ini saja kita kekurangan waktu untuk memahaminya. Tuhan memberikan lebih dari itu semua. Kamu akan menyembah Dia dengan dan di dalam Roh. Apa itu? Apakah itu setiap kita berdoa kita berhubungan lebih daripada jejaring infrared elektromagnetik si gelombang radio yang begitu menakutkan, canggih. Kitab suci yang kita pegang adalah menuntun manusia kepada sesuatu yang benar-benar diberkati Tuhan. Lahir dari Roh dan menyembah di dalam Roh, dialami oleh kedua-duanya. Tidakkah kita mensyukurinya juga karena kita mengalaminya?
Itu sebabnya dikatakan begini saja, panggil suamimu. Langsung menukik dari air kepada suami. Tidak ada waktu berpanjang-panjang bicara Yesus, tidak tahan ingin memberitahu kepada dia bahwa yang kamu perlu dan tak mungkin kamu menolaknya yaitu sumber air. Panggil suamimu! Dia mulai terbuka. Dia mulai mencoba menjawab setengah kebenaran. Aku tidak punya suami. Oh, betul, Yesus bilang, “Kau tidak punya suami. Kau sudah pernah punya lima suami.” Kita bisa melihat ada sebuah tampilan sebenarnya yang saya cari dan saya menemukan apa itu husband’s role. Ini mungkin ada kira-kira 15 poin. Peran seorang suami adalah mengasihi, menyayangi, memelihara, mengampuni, menyediakan dan menafkahi, melindungi, mengajar, mendoakan. berkomunikasi dengan anggota keluarga dan memimpin keluarga. Ada satu hal yang sederhana namun sulit yaitu menjadi representasi Tuhan Allah. Juga peran suami adalah berotoritas sebagai kepala keluarga penuh pengorbanan di dalam hidupnya. Memimpin dengan rendah hati, menghormati kemitraan bersama dengan pasangannya, menawarkan bantuan kerjaan rumah tangga sampai seberat yang dia bisa tanggung. Mendukungnya agar kekasihnya atau keluarganya bebas dari kesulitan. Membesarkan anak-anak dengan penuh aman dan penuh kasih. Menawarkan bimbingan rohani kepada keluarganya dan dia memupuk kekudusan dalam keluarganya serta memimpin mereka untuk hidup menaati Tuhan Allah. Poin-poin berat sekali. Itu sebabnya “Panggil suamimu!” Aku tidak punya suami kali ini. Itu yang dimaksud Yesus dengan mengatakan kau perlu air. Kamu harus jujur, kamu mencari ketergantungan yang tidak lagi tergantung berdasarkan suami. Entah kamu mengecewakan suamimu atau kamu dikecewakan oleh begitu banyak suami. Tapi untuk yang satu ini kamu tidak boleh kecewa. Jika Tuhan menarik dan melakukan semua tugas-tugas suami itu untuk diri kita, mau lari ke mana lagi kita mencari ketergantungan pemeliharaan yang begitu limpah? Bukan semata-mata perlu air minum lagi, melainkan dahaga kasih sayang, perlindungan, kehormatan, dan seterusnya, yang selama ini begitu kurang dan hilang.
Dahaga adalah berbicara tentang kelelahan gunung Gerisim yang adalah menjadi suatu tempat ibadah mereka. Ada yang menafsir lima suami itu merujuk kepada metafora tentang banyak kepercayaan dipegang oleh wanita ini. Karena setiap dewa-dewa besar itu selalu meminta untuk dia diperlakukan sebagai suami. Tetapi kemudian praktiknya adalah kotor dan sangat menjijikkan. Semua wanita diminta untuk melayani laki-laki yang datang menyembah dewa-dewa itu. Ini kejijikan yang sangat melelahkan dan ingin lari meninggalkan rasanya. Tetapi terikat dan tidak bisa lari dari keadaan itu. Lalu kita kembali saja kepada kerinduan suami yang begitu perfect dalam pikiran itu melelahkan perempuan Samaria. Yesus menjamin bahwa ada atau tidak ada tetapi ada yang satu ini tidak bisa dilepaskan dan dia pasti memerlukannya yaitu hubungan yang begitu erat dengan Tuhan yang sebenarnya bukan dewa-dewa itu.
Yohanes 6:35, saya bacakan saja. Dikatakan, “Barangsiapa percaya kepadaku, ia tidak akan haus lagi.” Jadi, Yesus masih berbicara tentang air di dalam pembicaraan-pembicara selanjutnya. Dan penulis yang sama menulis tentang air ini juga di dalam Wahyu pasal 21:6, “Orang yang haus akan kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.” Cuma-cuma, dari kata ‘dorean’ yang berarti freely, undeservedly freely (Sesuatu yang diberikan dengan gratis tapi orang yang menerima itu tidak deserve) terjadi tanpa sebab dan bebas terjadi, tak semestinya diberikan tetapi diberikan dengan bebas. Kok dapat terjadi? Kenapa aku bisa Kristen? Apa yang menyebabkan saya Kristen? Kenapa orang itu, orang ini, orang itu kok sulit sekali menjadi Kristen? Tetapi itu terjadi dalam diriku? Apa yang menyebabkan aku diterima oleh Tuhan? Saya tidak layak menjadi Kristen. Apa penyebabnya ya Tuhan, aku menjadi anak-Mu? Kata ‘cuma-cuma’ ini ditekankan oleh penulis untuk menggambarkan bagaimana Nikodemus dan perempuan Samaria mewakili kita. Satu, di hari tuanya, dia menikmati anugerah Tuhan yang begitu melimpah. Kenapa aku tidak bisa tidur selama ini? Dan selalu memikirkan Anak muda itu. Tidak ada jalan lain. Malam hari aku akan menemukan Dia. Entah apa yang akan terjadi dalam diriku yang aku inginkan berjumpa dan berbicara langsung dengan Dia. Setelah pulang dari rumah itu, dia bersumpah dan bertekuk lutut untuk selamanya akan bersama dengan Anak itu. Dan betul dia mendapatkan kesempatan untuk menurunkan mayat Anak muda itu. Hatinya jatuh. Dia tinggalkan semua kekuatirannya. Dikatakan dengan diam-diam Yusuf Arimatea meminta mayat Yesus. Begitulah orang-orang penting ini bersama dengan temannya Nikodemus juga berdiam-diam tetapi dia mengambil satu tindakan yang begitu banyak resiko untuk dirinya. Tetapi sentuhan keselamatan membuat dia tidak bisa tinggal diam. Dia membawa semua rempah-rempah yang tidak bisa dibeli oleh murid-murid-Nya karena begitu mahal. Dan kain kapan yang bermeter-meter itu mahal sekali sebenarnya. Orang miskin yang tidak bisa membeli semua peralatan ini hanya membawa mayat ke sebuah tempat pinggir kota, tempat di mana burung nasar setiap hari makan mayat-mayat itu. Apalagi penjahat-penjahat yang mati di kayu salib itu. Itu pasti dibuang di tempat di mana burung nazar berpesta bangkai. Nikodemus tidak membiarkan itu. Dia bawa semua. Dia membasuh tubuh itu dengan cairan yang begitu mahal dan tak mungkin dibuang begitu saja. Saya percaya dia tidak memikirkan dia sudah begitu tua dan itu adalah mungkin simpanan untuk dia meninggal dunia. Dia tahu dia tidak memerlukan itu lagi. Dia memerlukan melayani Tuhan. Saya percaya dengan cucuran air mata dia mengafani Yesus Kristus. Dan bersama dengan Yusuf Arimatea meminjamkan kuburan yang tak mungkin bisa dipakai di tengah pusat kota negara yang begitu mahal dan tak mungkin bisa dipakai oleh orang biasa. Para wanita dan murid-murid hanya bisa melongo di situ. Kok Guru kita bisa mendapatkan perlakuan yang begitu mulia? Saya percaya orang-orang ini akan lebih bertekuk lutut karena melihat orang-orang tua yang begitu terhormat saja bertekuk lutut. Masakan aku tidak bertekuk lutut dan melayani Tuhan?
Seperti di dalam ayat terakhir yang kita bisa baca dalam Yohanes 15:1-2. Akhirnya Bapa di Surga disebut sebagai husband man. Husband man yang tepat adalah hanya untuk Tuhan saja. Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya, Bapa-Kulah husband man. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah. Suami yang benar adalah benar-benar mencurahkan keberadaannya untuk semua anggota rumahnya itu berbuah. Demikianlah kita diperlakukan oleh Tuhan setiap waktu. Tapi kita tidak memperhatikan itu. Kita cuek terhadap semuanya itu. Kita anggap itu biasa saja terjadi dalam hidup ini. Kita menahan ucapan syukur kita dari hati kita. Kita mengatur dan menghitung sesuatu untuk apa yang tidak pernah dihitung oleh Tuhan dalam hidup kita, bukan saja kepada orang tua kita, bukan saja kepada orang yang kita kasihi, kita berhitung kepada Tuhan. Bisa dan bagaimana mungkin kita hidup seperti itu? Mari kita bernyanyi seperti penulis lagu yang mengatakan ‘Yesus segala-galanya.’ Lagu itu panjang sampai 5 bait, mungkin kalau dilanjutkan bisa 12 bait. Dalam 4-5 bait itu dia mengatakan sebisa-bisanya seluruhnya segala-galanya dia ada dalam hidupku.
Perempuan itu tak ambil pusing lagi. Dia tinggalkan buyungnya itu. Entah ada yang ambil atau yang curi. Saya percaya buyung atau timba itu adalah spesial untuk dia karena tak mungkin orang bisa minum tanpa ada timba. Itu ketergantungan hidup hanya ada pada timba itu. Jadi percuma ada sumur jika tidak ada timba. Dia tinggalkan timba itu. Dia tinggalkan Yesus di sumur itu. Dia takut Yesus pergi tetapi teman-temannya belum tahu. Dia langsung lari ke kota. Dalam pikiran dia ada teman, ada saudara, ada tetangga, dia terus berlari ke kota. Karena turning point sudah dia rasakan dalam dirinya ketika Yesus berkata, “Kamu tidak akan haus lagi. Dan sumber itu ada pada dirimu langsung, bahkan kamu akan berbagi tiada henti dari air itu.” Ah, dia melongo dan dia ingin berlutut berlama-lama di tempat itu. Tapi segera dibangkitkannyalah keinginan untuk memberitahu kepada orang banyak. Dia menjadi agen untuk berteriak dan mengarahkan seperti vikaris dan para pendeta atau para misionaris yang melepaskan semua segala sesuatu dengan rela untuk segera mencari orang yang bisa dicarinya. Dia cari di mana yang lebih banyak orang. Saya percaya sebelum dia menemukan banyak orang, dia sudah berteriak-teriak sepanjang jalan. Apakah dia ditertawai? Atau orang anggap dia gila? Dia tidak mau tahu. Dia berteriak terus. Dan penulis menuliskan hasil dari pekerjaannya itu. Begitu banyak orang Samaria menjadi Kristen. Orang asing ini. Yesus sudah melayani di tempat asing.
Yesus sudah mengajarkan kepada murid-murid jangan pilih kasih, baik orang Yahudi maupun non Yahudi sama-sama manusia yang diterima oleh Tuhan. Jadikanlah pelayanan itu seperti makan yang mengenyangkan kita. Kapan kita bisa dipakai Tuhan seperti itu? Tunggu apa lagi saudara-saudari? Di mana kita ketika orang berteriak dipakai Tuhan untuk mencari orang-orang yang membutuhkan air kehidupan ini? Percayalah, Tuhan sudah sedang menyediakan orang-orang itu. Tapi siapa yang mau dipakai? Lagu tadi mengatakan, “Behold, rise, tells good tidings to people.” Ajak manusia untuk memberikan glory kepada-Nya. Karena his burden is light. Mari kita mengajak mereka bertobat segera mungkin. Tinggalkan semua dosa kita dan terus mengejar kekudusan yang disediakan Tuhan, sambil menikmati semua kesempatan untuk melayani Tuhan, dengan penyertaan berkat yang tiada henti dari Tuhan ke dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita. Tuhan memberkati Firman-Nya. Mari kita berdoa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more