Ringkasan Khotbah

14 September 2025
Nubuat tentang Mesias
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Maleakhi 2:17, 3: 1-5

Maleakhi 2:17, 3: 1-5

Apa yang tertulis disini adalah janji Mesias yang diberikan Allah kepada Meleakhi, dan Mesias yang dijanjikan oleh Allah itu dimunculkan Allah dalam konteks ketika orang-orang Israel berargumentasi dengan Allah. Argumentasi di sini adalah salah satu dar tujuh argumentasi yang diucapkan oleh orang Israel kepada Allah di dalam seluruh buku Maleakhi. Apa yang orang-orang Israel katakan kepada Allah? Orang-orang Israel menuduh bahwa Allah Yahweh itu diam saja melihat seluruh kejadian. Seluruh dari orang-orang jahat itu makmur, lancar, bertahta, maka orang-orang Israel berfikir, “Allah, Engkau diam saja dan Engkau tidak bertindak apapun saja.” Orang-orang Israel kemudian mengatakan, “Engkau lihat seluruhnya baik bukan Tuhan? Engkau lihat bahwa seluruhnya itu berkenan kepada-Mu, hati-Mu berkenan kan dengan seluruh kejahatan ini?” Orang-orang Israel menuduh Tuhan berbuat tidak layak, mereka memiliki spirit arogansi. Sekali lagi, kalau saudara-saudara melihat seluruh kitab Maleakhi, pertanyaan-pertanyaan yang menuduh Allah seperti ini ada tujuh kali, dan di dalam ayat ini adalah salah satu dari tuduhan itu. Ada suatu prasangka buruk kepada Allah, umat Allah menuduh Allah tidak adil, umat Allah menyatakan: Engkau diam saja. Dan di tengah-tengah seluruh tujuh tuduhan itu, Allah menjawab umat-Nya dengan menjamin Mesias akan datang. Dia mau menyatakan: Aku tidak diam, Aku mengirimkan Mesias. Dan di sinilah mulai muncul nubuatan Mesianik dari mulut Maleakhi. Di dalam Mesias yang dijanjikan ini, Maleakhi menubuatkan tiga tanda keunikan Mesias yang akan datang. Melalui Maleakhi, Allah mengatakan, “Lihat, lihat Mesias akan datang.” 

Hal pertama, sebelum Mesias datang, ada yang mendahului Dia, ada utusan yang membuka jalan bagi Mesias. Kita tahu semua bahwa itu adalah Yohanes Pembaptis, dialah yang diutus oleh Allah untuk mendahului Kristus Yesus. Maleakhi ditulis 400 tahun sebelum Yesus Kristus itu muncul, dan masa itu adalah masa sunyi, tidak ada satu nabi pun yang dibangkitkan di antara Maleakhi dan Matius. Seluruhnya diam tidak ada suara Tuhan lagi. Tetapi ketika genap waktunya Allah mengurapi Yohanes Pembaptis, memecahkan keheningan dari Israel dan dia berteriak, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat!” Allah melalui Maleakhi bicara kepada umat Israel dalam Perjanjian Lama, “Kau mengatakan Aku diam terhadap kejahatan? Tidak! Aku akan membuktikan Aku tidak diam, Aku akan mengirimkan Kristus dan sebelumnya engkau harus tahu bahwa sebelum Aku mengutus Dia ada satu pribadi yang mendahului-Nya.”

Ciri yang ke-2 dan kita akan masuk lebih dalam di dalam hal ini adalah, “Lihat Israel, Aku tidak akan diam, Aku akan mengirimkan Mesias, dan tanda Mesias itu kepada umat-Nya Mesias, Dia bekerja dengan cara memurnikan.” Sekali lagi terhadap umat-Nya maka Dia akan memurnikan, disini dikatakan Mesias itu seperti api tukang pemurni. Dan dikatakan setelah pemurnian ini maka orang-orang yang mempersembahkan korban itu akan menjadi benar dan akan menyenangkan hati Yahweh. Jadi saudara-saudara akan melihat ada satu pekerjaan Mesias, kita selalu pikir bahwa Mesias, Kristus Yesus, pekerjaan-Nya adalah mati. Sebenarnya dalam Alkitab perkerjaan Kristus Yesus begitu banyak, dan saudara tidak akan mendapatkan itu dari pendiri agama manapun. Pekerjaan Kristus yang akan hadir pada Mesias yaitu kepada umat-Nya dan saudara perhatikan jikalau saudara dan saya adalah umat-Nya, Dia akan mengerjakan dalam hidup kita. Dia sedang mengerjakan hal ini kepada saudara dan saya. Apa itu? Dia akan memurnikan. Di tangan Dia, kita akan dimurnikan. Kita sering sekali berfikir aku di dalam Kristus, maka aku dapat paspor pergi ke surga. Bukan itu inti keselamatan. Inti keselamatan adalah Dia akan memurnikan, menguduskan kita sehingga kita benar-benar menjadi milik Allah sepenuhnya. Sehingga apa yang kita persembahkan adalah sesuatu yang benar di hadapan Allah, di dalam Kristus, dan Alkitab juga menyatakan bahwa persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan, berkenan di hadapan hati Allah. Sekali lagi, jikalau engkau dan saya di dalam Kristus, maka di dalam hidup kita akan terjadi proses pemurnian ini. Seperti apakah digambarkan proses pemurnian? Kalau saudara-saudara melihat ada orang-orang yang sedang memurnikan sesuatu, maka saudara-saudara akan melihat orang tersebut akan mengayak. Kalau saudara-saudara misalnya menambang emas, maka ketika emas situ ditambang kemudian saudara masukkan ke dalam satu wadah dan diberi air dan diayak. Makin lama, supaya emas itu bisa terpisah dari seluruh debu atau seluruh batu-batu yang lain kelihatan dan nanti saudara-saudara tinggal mengambilnya.

Kalau saudara-saudara mendengar lagu yang Handel tulis, And He shall purify the sons of Levi. Ini adalah nyanyian yang tidak mudah, dan saudara akan menemukan bahwa choir ataupun solois akan menyanyi seperti mengayak, karena ini cara Handel untuk memunculkan cara memurnikan. Tetapi sekarang saya akan masuk ke dalam pengertian teologis yang lebih dalam. Proses pemurnian itu seperti kalau saudara-saudara menemukan perak atau emas, maka butiran itu akan saudara lebur oleh tukang pemurni, akan dilebur sampai semuanya cair. Ketika sudah menjadi liquid, saudara akan menemukan kotoran atau ampas yang mengotori kemurnian emas itu akan mengambang diatasnya. Dan pekerja pemurni ini akan mengambil ampas tersebut, menyingkirkan ampas tersebut, dan dia akan melakukan itu berkali-kali, dan dia tidak akan berhenti sampai dia bisa melihat wajahnya sendiri di dalam leburan emas itu seperti cermin yang memantulkan dari wajahnya. Jikalau dia tetap tidak puas, kemudian emas itu menggumpal dan dia akan kembali meleburnya. Itu akan memunculkan dari ampas itu lagi sekali lagi dan terus menerus itu akan dikikisnya. Dan sekali lagi, dia akan berhenti jika dia dapat melihat wajahnya sendiri tercermin dalam pantulan emas atau perak tersebut. Dengan cara demikianlah yang digambarkan oleh Alkitab, Allah sering kali memberikan panas-Nya, meleburkan kita di dalam api penderitaan dan disiplin, kemudian membuang ampas dan kekotoran yang muncul dari proses ini sampai Ia dapat melihat gambar-Nya, wajah-Nya di dalam diri kita.

Prinsip ini ada dalam Perjanjian Baru, 2 Korintus 3:18. Inilah yang akan terjadi kepada saudara dan saya. Ketika bicara berkenaan di dalam Kristus, saudara-saudara dan saya bukan bicara berkenaan dengan surga saja. Di dalam Kristus, itu artinya Dia secara aktif dengan tangan-Nya, dengan roh-Nya, Dia akan memurnikan saudara dan saya. Itu mungkin menakutkan. Itu mungkin menyakitkan. Tetapi Alkitab mengatakan itu mulia, itu indah di mata Allah. Kita tidak suka dengan masalah. Kita tidak suka dengan sakit penyakit. Kita tidak suka dengan penderitaan. Kita tidak suka dengan kehilangan. Kita tidak suka dengan konflik. Tetapi jikalau Allah yang baik itu mengizinkan terjadi dalam hidup kita, sesungguhnya Dia mau memurnikan kita, mengkuduskan kita, membuang seluruh ampas kejahatan dan dosa dalam hidup kita. Dia mau memunculkan wajah-Nya di dalam diri kita. Mesias akan datang dan melakukan itu kepada umat-Nya. Demikian kata Allah melalui Maleakhi.

Hal yang ke-3. Tadi saya sudah katakan hal yang ke-2. Alkitab mengatakan: “Mesias itu akan memurnikan.” Tetapi yang ke-3, cara kerja Mesias terhadap dunia adalah menghakimi. Saudara perhatikan: Memurnikan dengan menghakimi bedanya apa? Memurnikan adalah dibersihkan, sakit tetapi untuk dimiliki sepenuhnya. Emas yang dimurnikan, emas itu tidak akan dibuang, kotorannya yang akan dibuang. Tetapi Mesias terhadap dunia, maka Allah di dalam Kristus akan membuang dunia.     Hanya ada 2 prinsip cara kerja Kristus. Kristus ketika datang, Dia tidak akan membuat status quo. Kristus ketika datang, Dia akan membelah manusia menjadi 2. Yang satu akan diselamatkan dengan cara dimurnikan. Satu akan dihakimi dan dihukum dan dibuang. Dikatakan di dalam ayat yang ke-5; Aku datang kepada kamu untuk menghakimi, tukang sihir, orang berzinah, orang bersumpah dusta, orang yang menindas bawahan, janda, anak yatim, orang-orang yang tidak adil. Ini adalah jawaban Allah kepada keluh kesah Israel. Saudara-saudara, mengingat tadi konteks yang tadi saya bicara. Orang Israel argue tanya kepada Tuhan. Orang Israel bahkan menuduh Tuhan. Engkau tidak adil. Engkau senang kan? Engkau berkenankan kepada orang-orang fasik? Allah memberikan Yesus Kristus sebagai tanda bahwa Dia tidak diam. Dia akan melakukan tugas penghakiman itu. Allah tidak diam. 

Seringkali saya mendapat pertanyaan seperti ini dan saya sendiri suka bertanya-tanya. Kenapa yah, Tuhan itu tidak bicara audible, bisa didengar dengan jelas di telinga seperti dulu lagi? Ada seorang penulis buku yang sangat baik itu namanya Robert Anderson, dia menulis buku yang mempertanyakan tentang hal ini. Kenapa di zaman kita Tuhan tidak yang maha hadir, yang maha tahu, yang peduli kepada kita, tidak berbicara kepada kita seperti yang kita inginkan atau bayangkan? Di masa lalu Dia bicara melalui nabi dan kadang sering ada suara dari surga yang kita lihat dalam Alkitab kita. Itulah sebabnya kita ketika membaca Alkitab ingin mendengar suara Tuhan yang seperti itu lagi. Mengapa sekarang itu seakan-akan Allah diam? Bahkan bukankah suara Tuhan diperlukan khususnya bagi orang-orang Kristen, bagi kita yang berada di dalam saat-saat penderitaan? Tetapi selain Alkitab, Allah itu diam tidak kita dengar dengan telinga begitu jelas seperti masa lalu. Kenapa seperti itu? Robert Anderson itu menuliskan dengan sangat tepat. Dia mengatakan demikian, “Allah diam. Engkau (anak-anak Tuhan), tidak bisa mendengar pada saat ini seperti dulu lagi. Allah diam karena segala sesuatu yang Allah mau ucapkan di dalam kasih sayang-Nya telah diucapkannya melalui Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus; di mana Mesias yang hadir tersebut tertulis di dalam Alkitab.” Yesus adalah firman Allah yang utama dan terakhir di dalam kasih sayang-Nya ini. Sekali lagi, apa yang Allah mau ucapkan di dalam konteks kasih sayang-Nya? Dia sudah bicara sepenuhnya di dalam Kristus Yesus, yang sudah terekam di dalam Alkitab, sehingga ketika saudara dan saya berada dalam penderitaan, kesulitan atau apapun saja, dia tidak akan berucap dengan kalimat-kalimat yang lain lagi. Roh Kudus akan menghidupkan Alkitab ini bagi kita. Karena kalimat-kalimat cinta kasih-Nya itu terekam di dalam Alkitab ini. Di dalam cinta-Nya, tidak akan ada kalimat baru dari Allah karena Allah sudah memberikan semuanya di dalam Kristus melalui Alkitab ini. Tidak ada satu kata pun, tidak ada satu suku kata pun yang dapat ditambahkan. Kasih karunia Allah lengkap diberikan kepada kita. Di luar Alkitab, Allah akan diam kepada kita. Dan di sinilah poin dari apa yang Anderson akan bicarakan secara fokus. Dan dia menemukan dengan tepat apa yang akan terjadi; Mencengangkan sekali. Perhatikan baik-baik apa yang dia tulis: “Tetapi di akhir zaman, akan ada kalimat yang tersisa. Satu-satunya kalimat yang tersisa kepada dunia ini untuk didengar adalah penghakiman-Nya.” Dia sudah memberikan seluruh kalimat-Nya di dalam Alkitab, di dalam kasih sayang-Nya. Jikalau engkau dan saya tidak mau mendengarkannya, jikalau engkau dan saya melupakannya, jikalau engkau dan saya dan dunia itu membuangnya, Dia akan bicara. Dia akan bicara satu kalimat tambahan. Dan kalimat itu adalah penghakiman, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat!” Mesias, ketika Dia datang, dia tidak akan diam terhadap kejahatan. Oh, siapakah yang mengerti prinsip ini? Siapa yang tahu isi hati Allah yang diberikan kepada Maleakhi? Kita berada di hari kasih karunia ini. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan sepanjang hari ini masih diberikan, anggaplah ini adalah hari kesabaran Allah bagi kita. Inilah hari pertobatan. Inilah hari Tuhan untuk menyelamatkan kita. Biarlah setiap orang mendengarkannya. Seluruh kalimat Alkitab ini, sebelum kalimat di hari terakhir ditambahkan oleh Allah; hari penghakiman itu. Dan Maleakhi menambahkan: Siapa yang dapat bertahan pada hari itu? Kiranya hati kita dibuka untuk kasih sayang-Nya hari ini. Kiranya kasihan Tuhan sampai pada saudara dan saya. Mari kita berdoa. 


Matius 27:3-5, Yohanes 13:27
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more