2 July 2023
Apa Artinya Roh Kudus Meyakinkan Dunia akan Dosanya? (2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Yoh 16:8

Yoh 16:8

Kita akan memfokuskan pada satu kata kerja yaitu menginsyafkan atau meyakinkan atau elegcho di dalam bahasa Ibrani.  Apa artinya Roh Kudus kalau Dia datang kalau Dia bekerja kalau Dia ada itu meyakinkan? Kita mesti meneliti hal ini dan kita tidak bisa hanya menyentuh di permukaan saja. Kita mesti mengerti sampai ke dalam untuk bisa membedakan apa kerja Roh Kudus, kerja hati nurani dan kerja setan.  Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kalau Roh Kudus datang Dia akan meyakinkan atau menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Salah satu hal yang saya belajar dari orang-orang Puritan adalah ketika mereka melihat Alkitab, mereka masuk begitu dalam. Berkali-kali saya menemukan di dalam diri saya sendiri, saya pikir saya mengerti artinya. Saya mengerti arti dari kata ini, misalnya saja sampai saya kemudian membaca orang-orang Puritan. Saya mau mengerti apa artinya. Saya baru sadar ternyata yang saya mengerti adalah sesuatu kesalahan. Ternyata, misalnya saja dalam case ini adalah ternyata ketika saya insyaf adalah bukan merupakan kerja dari Roh Kudus, tetapi kerja dari hati nurani. Kita banyak sekali tertipu oleh setan, dan oleh dunia dan oleh dosa kita sendiri. Kita pikir kita mengalami ini tetapi ternyata tidak. Itulah sebabnya kita harus men-self evaluasi diri kita. Jangan berpikir ‘as if’ bahwa ini pernah terjadi dalam hidup kita. Ternyata sudah puluhan tahun menjadi Kristen, sudah melayani bahkan menjadi majelis sekalipun ternyata mungkin sekali banyak orang belum lahir baru.

Saudara-saudara mari kita menyelidiki ayat Alkitab ini. Dan makin masuk biarlah kita boleh menguji apakah sungguh-sungguh hal ini pernah terjadi dalam hidup kita. Roh Kudus kalau Dia datang, Dia akan meyakinkan, meyakinkan orang-orang dunia akan dosa, akan kebenaran dan penghakiman. Siapakah orang-orang dunia? Oh itu bukan cuma orang-orang di luar gereja. Bukankah kalau kita belum lahir baru adalah juga sebelumnya adalah orang dunia? Dengan kata lain jikalau orang itu lahir baru maka pernah ada dalam titik inisial. Pertama-tama Roh Kudus bekerja menyadarkan kita, menginsyafkan kita akan dosa, akan kebenaran kita dan penghakiman kita yang salah. Dan ini bukan terjadi cuma satu kali di awal, ini akan terjadi terus-menerus kepada kita dalam proses pengudusan sampai akhir. Minggu yang lalu kita sudah bicara berkenaan dengan sifat keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus itu apa. Minggu yang lalu kita sudah bicara mengenai sifat yang pertama. Kita sekarang akan masuk dalam beberapa sifat, tetapi saya akan ulangin sekali lagi. Keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus jikalau itu benar-benar dari Roh Kudus maka sifatnya itu adalah khusus, kuat, dalam dan keseluruhan. Kita sudah bicara mengenai sifat yang pertama. Keyakinan itu adalah keyakinan yang khusus dan kuat. Keyakinan yang khusus dan kuat ada pada diri kita diyakinkan oleh Roh Kudus. Itu membuat diri kita mengatakan, “Aku, aku yang berdosa.” Itu yang membuat kita bisa mengatakan, “Celaka aku!” Itu tidak bisa diganti dengan, “Oh semua orang juga berdosa.” Itu tidak cukup dengan ketika saudara ditanya, “Apakah engkau orang berdosa? “Ya saya orang berdosa.” Perhatikan kalau Roh Kudus berbicara, Roh Kudus meyakinkan. Maka kita akan mengatakan, “Aku, sungguh-sungguh aku, tidak tahu engkau, aku tidak peduli engkau, aku yang binasa.” Orang lain menghibur, orang itu tidak akan terhibur. Orang lain yang berusaha untuk meyakinkan kita, kamu tidak sejelek itu. Kita tetap akan mengatakan, “Tidak, aku itu yang berdosa, aku binasa!” Yesaya  mengatakan, “Celaka!” Siapa yang celaka? Seluruh dunia? Ya seluruh dunia celaka, tapi dia tidak mengatakan itu. Dia mengatakan, “Celaka aku, aku binasa.” Tuduhan itu begitu kuat. Kalimat itu begitu masuk dalam hati dan begitu particular,  begitu khusus, “Agus”  bukan yang lain.

Hal yang ke-2 sifatnya itu seperti belati. Sebuah pisau dimasukkan ke dalam sehingga menghasilkan suatu teriakan. Ini bukan keyakinan yang bersifat pengetahuan saja, yang membuat suatu kesadaran tanpa afeksi kehancuran. Saudara bisa membedakan orang yang tahu pedang, tahu dengan knowledge-nya dan orang yang pernah mengalami pedang itu bekerja. Apa yang membedakan? Afeksinya. Ketika saudara lihat ada satu pedang yang tajam, saudara bisa melihat dan mengambil kesimpulan pedang ini tajam. Saudara bisa ambil kertas lalu saudara membelah kertas itu, lalu saudara boleh menuliskan sebuah paper atau sebuah skripsi mengenai pedang yang tajam. Semuanya tidak salah. Tetapi tidak pernah mengalami. Tetapi orang yang mengalami pedang yang tajam, pisau yang tajam, saya tanya kepada saudara-saudara apa bedanya? Begitu pisau itu terkena dirinya, dia ditusukkan ke dalam dia, dia tidak mungkin bisa bikin tesis oh iya ini tajam. Tajamnya seperti ini, lebih tajam daripada yang itu. Mulai menganalisa. Tidak ada saudara-saudara. Begitu terjadi langsung saudara teriak. Saudara jangan meremehkan cara kerja Roh Kudus. Keasliannya bukan dari otak, kerja-Nya kalau masuk itu masuk ke hati; itu afeksi.

Suatu hari Yesaya (dia seorang imam, dia kerja seperti biasa di bait suci), tiba-tiba dia mendengar suara dan itu adalah suara malaikat. Kemudian suara itu didengar oleh dia menyatakan, “Suci, suci, sucilah Tuhan!” Apa yang terjadi? Pengalaman kesucian Allah itu menjadi suatu pengalaman eksistensial dia. Sekali lagi langsung dia berteriak, langsung menangis, langsung rebah dan dia langsung meratap, “Celaka aku, aku binasa.” Perhatikan, ini adalah Kerja Roh Kudus yang sejati, menggabungkan dua hal ini. Yang pertama adalah teologianya benar, suci, suci, suci. Tiga kali, bukan dua kali. Bicara berkenaan dengan kesucian Allah Tritunggal, 3 kali bukan satu kali. Bicara berkenaan dengan inti dasar dari sifat Allah adalah kesucian, bukan murah hati. Dengan pengenalan yang sejati dengan Allah yang sejati. Suci, suci, suci, teologianya benar. Kemudian dia meratap, dia teriak. Orang karismatik menyatakan bahwa dirinya dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau saudara lihat mereka afeksinya, emosinya tepatnya adalah sebenarnya emosi, semua emosinya dikobarkan. Teriakan meratap ada pada mereka, tetapi teologianya salah. Perhatikan ini adalah suatu tipuan setan melalui psikologi yang bergerak di dalam sebuah gereja. Mereka melihat fenomenanya, mereka melihat emosinya, orang kalau ada Roh Kudus atau kalau Roh Kudus bekerja ada suatu emosi tetapi ternyata setelah diselidiki mereka memiliki teologia yang salah. Emosi yang muncul dari teologia yang salah, maka itu bukan dari pengenalan akan Allah yang sejati. Tetapi mari kita sekarang self evaluasi. Orang-orang Reformed menyatakan memiliki teologia yang benar, tetapi saya mau tanya apakah sungguh kita memiliki pengalaman dengan Roh Kudus? Sekali lagi apakah sungguh kita memiliki pengalaman dengan Roh Kudus. Pengalaman dengan Allah Tritunggal bukan aktivitas cara kerja otak saja. Ini akan melibatkan seluruhnya, termasuk otak tetapi akan melibatkan seluruh kehidupan kita. Bahkan Yesaya tetap tidak bisa berdiri berpengalaman dengan Allah. Tubuhnya pun harus bergerak. Sekali lagi saudara-saudara, kita bisa jadi instruktur bola meskipun tidak pernah main bola. Biarlah kita boleh benar hati-hati sebagai orang Reformed. Doktrin itu penting, saya tidak pernah mengatakan doktrin itu tidak penting. Pikiran itu penting. Saya tidak pernah mengatakan pikiran tidak penting, tetapi doktrin dan pikiran itu not enough. Kemudian harus bagaimana? Minta sama Tuhan pengalaman-pengalaman yang real dengan Roh Kudus. Biarlah kita boleh belajar teologia-teologia yang benar, teologi yang sehat, tetapi terus berdoa, “Tuhan nyatakan dirimu! Berikan aku pengalaman-pengalaman berjalan bersama dengan Engkau.” Ini mutlak bagi gereja Tuhan. Di dalam beberapa puluh tahun terakhir ini maka orang-orang Reformed mulai menyadari pentingnya belajar dari orang-orang Puritan. Dan mereka mengingat kalimat Martin Llyod Jones. Martin Llyod Jones mengatakan ada kemungkinan besar sekali bisa terjadi dan memang sudah terjadi yaitu The Death of Orthodoxy. Doktrin yang benar tanpa ketaatan, doktrin yang benar tanpa pengalaman yang sesungguhnya, akan menghasilkan sekelompok orang yang luar biasa sombong tetapi saudara harus tahu, kita harus mengerti di dalam Alkitab orang yang mengalami Allah, hal pertama, dia pasti belajar rendah hati. Ketika saya mengatakan ini pun ini tidak bisa ditipu. Oh, saya memiliki doktrin, saya belum punya pengalaman, saya sekarang rendah hati. Sulit tetap tidak bisa. Maka di sini kita memerlukan belas kasihan Tuhan yang sungguh-sungguh menyatakan dirinya kepada kita. Kalau Dia menyatakan diri-Nya, baru kita bisa rendah hati. Tetapi sekali lagi ini adalah sesuatu kepentingan mutlak kalau kita mau hidup secara rohani, kalau gereja ini mau hidup secara rohani.

Hal ke-3 adalah keyakinan itu kalau diberikan, kalau dikerjakan oleh Roh Kudus bersifat keseluruhan. Jikalau Roh menyinari diri seseorang, kita akan melihat diri kita seluruhnya sampai perenungan terbaik dari hati kita adalah suatu dosa dan kesesatan. Sekali lagi ketika Roh Kudus meyakinkan, menerangi kita, kita akan melihat keseluruhan diri kita itu dosa. Bahkan pikiran saya yang terbaik pun perenungan saya yang bagi saya tersuci pun, tertulus pun itu suatu dosa. Daud pada waktu berzinah dan nabi Natan datang dan menyatakan kesalahan dosanya di dalam perzinahan. Mazmur 51:7 menyatakan dia bukan diyakinkan atas dosanya di dalam perzinahan saja tetapi Daud menyatakan, “Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan dalam dosa, aku dikandung ibuku.” Natan tidak bicara berkenaan dengan masa lalunya. Nathan tidak bicara berkenaan ketika dia ada di dalam kandungan. Natan tidak menuduh bagian itu. Natan menuduh Daud berzinah dengan Batsyeba. Tetapi ketika Roh Kudus datang, maka Dia akan meyakinkan kita akan keseluruhan diri kita berdosa. Bukan saja hidup kita sudah berdosa. Pikiran kita berdosa. Afeksi kita berdosa, kehendak kita berdosa, natur kita berdosa, kesengsaraan kita adalah hasil dari dosa. Dan Roh Kudus meyakinkan kita akan bahaya kebodohan dan kegilaan dosa kita. Dia akan memperlihatkan bagaimana usaha-usaha kita memperbesar dosa. Seperti menahan begitu banyak kebaikan dan menyalahgunakan begitu banyak anugerah.

Saudara, sekali lagi ketika kita bicara mengenai dosa, secara umum hati nurani kita mengatakan kalau saya menonton video porno pasti berdosa tetapi jangan saudara berpikir bahwa itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sangat mungkin itu adalah pekerjaan hati nurani kita saja dan itu tidak menyelamatkan. Puluhan kali saudara dan saya memiliki pengalaman itu, itu tidak menyelamatkan tetapi yang menyelamatkan adalah kalau Roh Kudus bekerja meyakinkan kita akan dosa dan sifatnya khusus, kuat, dalam dan menyeluruh. Roh Kudus bahkan akan membuat kita itu melihat bagaimana usaha-usaha kita memperbesar dosa. Seperti misalnya saja kita menahan begitu banyak kebaikan yang seharusnya berjalan di tengah-tengah dunia. Contohnya, menahan begitu banyak kebaikan. Coba saudara bayangkan teologia sukses. Orang yang mengajarkan teologia sukses dari hamba Tuhan, lalu menuju kepada jemaat, dan jemaat kemudian pergi ke satu tempat dan mengabarkan tentang Yesus Kristus. Tetapi kemudian dia bicara berkenaan kalau kamu ikut Yesus kamu akan diselamatkan, kamu ikut Yesus kamu akan makmur, kamu akan sembuh. Orang ini adalah anak Tuhan yang sejati mungkin, dan orang ini mengungkapkan Injil itu maksudnya tulus, tetapi saudara mengerti bukan bahwa setiap kali dia melakukannya sebenarnya dia berlawanan dengan Injil Kerajaan Allah. Ketika dia berusaha, dia memperbesar untuk menahan Injil Kerajaan Allah yang sejati. Dia tidak sadar, tetapi tetap dia berbuat dosa. Hal-hal seperti ini ada pada mereka dan juga hal-hal seperti ini di dalam case yang lain ada pada kita. Bahkan kita merasa kita melayani Tuhan. Pada saat melayani Tuhan padahal sebenarnya kita sedang melawan prinsip Alkitab. Sampai ke titik kecil seperti ini siapa yang bisa menyadarkan, di situ hati nurani tidak mungkin bisa berperan kecuali Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang menyadarkan. Hal yang terbaik, tertulus pun ternyata hidupku dipakai oleh setan untuk melawan Kerajaan Allah. Roh Kudus kalau bekerja, Dia akan menyadarkan kita usaha-usaha kita yang berdosa yang memperbesar dosa dengan menyalah-gunakan begitu banyak anugerah. Oh ini paling jelas bagi kita. Dan tetap kalau bukan Roh Kudus maka kita akan berpikir, ah biasa saja. Tuhan memberikan kepada kita berkat demi berkat. Salah satu berkat yang terbesar adalah asetnya hidup kita. Kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan itu yang paling besar itu adalah aset dalam hidup kita. Tetapi siapa yang menghargai waktu.

Beberapa tahun yang lalu saya mulai menyadari satu hal. Orang yang dipakai sama Tuhan di seluruh dunia sejak dari zaman dahulu sampai sekarang salah satu kuncinya yaitu dia tahu value waktu. Kalau saudara membaca salah satu tulisan atau salah satu khotbah Pak Tong yang bagi saya paling banyak orang itu tahu dan paling mengubah itu adalah “Waktu dan Hikmat.” Pada waktu itu saya belum pernah baca dari orang-orang Puritan. Saya melihat orang ini ada sesuatu kekhususannya, dia menyadari pentingnya waktu sehingga dia mengejar waktu. Begitu ini muncul, itu membedakan dia dengan semua hamba Tuhan yang lain. Jadi dia terus-menerus mengejar, mengejar, dia mengatakan, “Hidup saya itu asetnya, bahkan gerakan ini asetnya yang terbesar bukan uang, tetapi adalah waktu saya.” Saya pikir cuma dia saja, sampai kemudian saya menemukan orang-orang Puritan. Hampir semua orang-orang Puritan, kalau tidak semua karena tidak mungkin saya baca semuanya, tetapi yang saya temukan orang-orang itu mau Thomas Brooks, Thomas Watson, Thomas Manton, dan John Flavel, John Owen semuanya selalu ada khotbah berkenaan dengan waktu. Kalau Roh Kudus datang, Dia akan menyadarkan kita, usaha-usaha kita yang memperbesar dosa dengan menyalahgunakan begitu banyak anugerah. Itulah sebabnya saudara-saudara, Paulus di dalam 1 Timotius mengatakan demikian: “Di antara semua orang berdosa, aku orang paling berdosa.” Bagaimana mungkin kalimat ini muncul dari mulut Paulus. Jawabannya adalah karena kalau Roh Kudus bekerja, bukan cuma sekali, tapi terus-menerus memiliki sifat yang sama, kata “meyakinkan” ini adalah bersifat keseluruhan.

Ini adalah cara Roh Kudus yang meyakinkan kita secara menyeluruh sampai membuat kita tidak dapat mengelak atau menjawab apapun. Saudara-saudara yang terkasih, kecuali Roh Kudus meyakinkan, tidak akan ada yang dapat meyakinkan kita. Hati kita itu tipu daya dan memiliki begitu banyak lika-liku. Sifat sombong, mempersenjatai diri kita dengan pertahanan. Seperti landak, landak memutar dirinya dan membela diri dengan tusukannya. Jikalau Roh Kudus tidak meyakinkan kita akan dosa maka kita akan berusaha membela diri kita, kita memiliki baju baja yang berlapis untuk mempertahankan diri kita, kita akan mengatakan: “Oh aku tidak bermaksud itu, oh semua orang juga melakukan itu, oh itu adalah perbuatan orang lain, aku hanya kena dampaknya, oh itu salah si A, salah si B, oh lihat aku baik-baik, aku lebih baik dari orang itu, hai jangan salah sangka kawan, aku lebih baik daripada apa yang kamu pikirkan.” Intinya adalah kita tidak pernah yakin bahwa dosa itu kita yang perbuat. Dan sering kita mengalihkan perhatian orang lain dari diri kita supaya kita tidak terekspos dosa kita dan setelah itu kita playing victim. Orang Puritans adalah orang yang mengerti lika-liku jiwa. Bukannya kita bertobat, kita playing victim, padahal kita yang bersalah. Tetapi ketika Roh Kudus bekerja meyakinkan, sekali lagi, baru kita dapat mengatakan, “Akulah orangnya.” Ini adalah cara kerja yang terbuka, ketika Roh Kudus memakai nabi Natan menegur Daud, Daud tidak bisa kemana-mana, dan dia mengatakan, “Aku yang berdosa.”

Sekarang lihat ada dua paradoks besar di sini. Paradoks adalah suatu yang kelihatannya dua hal yang bertentangan, tetapi kalau kita melihat arti dalamnya, ada sesuatu keindahan. Perhatikan paradoks pertama. Alkitab mengatakan Roh Kudus itu lembut. Alkitab menggambarkan Roh Kudus dengan burung merpati. Saudara bisa melihat Allah, Allah Bapa atau Allah itu khususnya di dalam Perjanjian Lama itu marah. Roma 1 bahkan menyatakan: “Murka Allah nyata …” Kita juga pernah melihat Yesus yang marah di dalam Perjanjian Baru. Beberapa kali memporakporandakan bait suci dan bicara kepada orang Farisi, “Kamu adalah keturunan ular beludak.” Tetapi Alkitab tidak pernah mengatakan Roh Kudus itu marah. Kita tidak pernah membaca tentang murka Allah Roh Kudus. Roh Kudus bahkan dilambangkan sebagai burung merpati, satu makhluk yang paling lembut dari semua makhluk. Roh Kudus digambarkan memiliki kehangatan dan kelembutan seperti nafas. Yesus menghembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.” Di dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus itu dilambangkan begitu lembut seperti embun yang jatuh. Aku akan menjadi seperti embun bagi Israel. Dia juga dilambangkan kelembutannya seperti minyak karena Dia disebut sebagai minyak sukacita, minyak berharga yang mengurapi Imam Besar. Alkitab juga menyatakan bahwa Roh Kudus lembut dan menyegarkan seperti mata air, air yang kuberikan kepadanya akan menjadi sumur air di dalam dirinya, memancar hingga kehidupan yang kekal. Roh Kudus juga disebut sebagai Roh kasih karunia dan permohonan. Dia tidak pernah disebut sebagai Roh murka, sebaliknya adalah Roh penghibur. Dia tidak disebut sebagai Roh pembalas tetapi Roh penolong, menolong kita berdoa dengan keluhan yang tidak terucapkan. Roh itu begitu amat sangat lembut sampai Paulus menyatakan jangan mendukakan Roh Kudus dan jangan memadamkan-Nya. Bukankah ini semua tanda kelembutan dan kasih Roh Kudus? Di manapun kita tidak akan menemukan satu tanda pun kemarahan dan pembalasan yang dikaitkan dengan Roh Kudus.

Tetapi di sini paradoksnya, ketika Roh Kudus yang mulia mulai bekerja dengan kasih-Nya, perhatikan bagaimana Dia memulainya. Dia mulai bekerja pada seseorang, menyentuh seseorang dari hanya satu pintu ini, bukan dari pintu yang lain, dan pintu itu adalah pintu dosa. Dia tidak akan memulai mengatakan, “Eh Sam, saya bangga lho sama engkau untuk pekerjaanmu yang ini. Oh Sam, aku mengasihi engkau. Dia tidak mulai dari situ. Yohanes 16:8 mengatakan “Jikalau Roh Kudus datang, Dia akan menginsafkan dunia akan dosa, …” Dia meyakinkan, memojokkan seseorang akan dosa. Robert Murray MCheyne mengatakan, “Bahkan ketika Dia, Roh Kudus yang maha bijaksana, maha kuasa, maha lembut, dan penuh kasih sekali-pun, yang pekerjaannya adalah membawa manusia untuk manusia bisa memeluk juru selamat, Dia tidak akan bekerja tanpa terlebih dahulu berkonfrontasi dengan dosa kita. Dengan kelembutan-Nya yang suci, Dia membuka dosa, memaparkannya, membuat operasi besar dan begitu dalam operasi itu, dan itu membuat seseorang berteriak. Ketika Dia mengurapi Yohanes Pembaptis, yang lembut dan mulia, Roh Kudus itu, maka Yohanes Pembaptis berkata, “Bertobatlah!” Di situlah konfrontasi terbuka dan keras dan menyakitkan dan memalukan terjadi. Roh Kudus memulai pekerjaan-Nya pada diri seseorang dengan satu pintu masuk. Ini adalah cara kerja Roh Kudus. Saudara dan saya harus mengerti begini cara kerja Roh Kudus. Jangan tertipu. Begitu banyak pendeta yang mengatakan, “Oh Roh Kudus berbicara kepadaku, oh Aku mengasihi engkau, orang yang pakai baju biru itu, Roh Kudus bicara, Roh Kudus mengasihi engkau.” Oh semuanya adalah kebohongan. Roh Kudus masuk dengan satu pintu masuk ini. Meyakinkan manusia tersebut akan dosanya dan menyeret manusia sampai dia mengatakan aku orang terkutuk. Apakah gereja menyadari hal ini? Berapa banyak kita sudah ditipu oleh roh-roh setan. Allah yang suci ketika menyatakan cinta kasih-Nya maka itu hasilnya pasti pertobatan. Dan hasil dari pertobatan itu adalah karena kerendahan hati dibentuk di dalam diri seseorang.

Paradoks yang kedua. Roh itu lembut, tetapi di dalam Alkitab, Roh yang lembut itu menggerakkan hamba-hamba Tuhan dengan berani berkhotbah menegur dosa. Ini adalah sesuatu yang unik, tetapi ini Firman. Saudara lihat di dalam Alkitab, semua hamba Tuhan yang sejati diurapi oleh Roh Kudus, dibangkitkan Tuhan secara keras menegur dosa. Sekali lagi, saudara-saudara biarlah saudara dan saya hati-hati di sini. Banyak anak-anak Tuhan tidak mengerti cara kerja Roh Kudus. Bukan menegur dosa tetapi membuat perang di antara saudara seiman. Ini adalah sesuatu roh perpecahan. Ini adalah sesuatu roh kesombongan. Ini adalah sesuatu hal yang memecah, dan ini adalah pekerjaan setan dengan menggunakan teologia yang benar. Sebaliknya kalau Roh Kudus hadir, sesama anak Tuhan boleh saling rendah hati menghormati satu dengan yang lain. Tetapi teguran akan dosa itu diberikan oleh Roh Kudus kepada hamba-hamba Tuhan yang diurapi. Di luar, mereka menegur dosa Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Paulus, Petrus, Yohanes Pembaptis, Nabi Natan, semua keras menegur dosa. Saudara lihat Alkitab, kalau kita tidak tahu cara kerja Allah di dalam Alkitab kita akan pikir harusnya hamba Tuhan itu lembut, jangan teriak, jangan kasar. Kalau sudah bicara berkenaan dengan pekerjaan Tuhan, apalagi bicara mengenai dosa, maka kemarahan yang suci ditimbulkan oleh Roh Kudus kepada hamba-hamba-Nya. Yesus Kristus yang dikuasai oleh Roh Kudus itu bicara kepada Yerusalem dengan perkataan seperti pedang yang tajam. Tetapi saudara perhatikan baik-baik, setelah Dia bicara: “Celaka kamu orang Farisi, celaka kamu ahli Taurat.” Semua orang melihat Dia, bencinya luar biasa. Kemudian Yesus meninggalkan mereka, Dia naik ke atas bukit, Dia sendirian, Dia lihat Yerusalem dengan air mata-Nya, “Kapan kamu bertobat.” Roh Kudus keras di depan, menegur dosa, tetapi hati-Nya berair mata bagi kita. Oh kiranya gereja ini diberkati oleh Tuhan dengan orang-orang yang mengerti cara kerja-Nya. Oh, kiranya banyak orang yang diurapi oleh Dia. Orang-orang yang digerakkan dengan cinta dan kelembutan untuk menegur dosa.

GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

25 June 2023
Apa Artinya Roh Kudus Meyakinkan Dunia akan Dosanya? (1)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Yohanes 16:8

Yohanes 16:8

Minggu lalu kita sudah bicara berkenaan dengan 4 hal yang dikerjakan Roh Kudus di dalam kitab Yohanes 14-16. Ketika Roh Kudus diberikan oleh Kristus Yesus untuk hadir di dalam hidup kita, maka dalam konteks yang besar, agar kita boleh menaati Firman. Yang ke-2, ketika Roh Kudus dihadirkan kepada kita, pekerjaan besar lainnya adalah menyatukan Kristus Yesus dengan kita. Kristus adalah mulia, suci, dan benar, tetapi Dia tidak akan menjadi keselamatan bagi kita kecuali kita ada di dalam Dia. Dan ke-3, Roh Kudus bekerja di dalam hidup gereja ketika gereja berada di dalam aniaya. Alkitab menyatakan Dia adalah Roh yang menghibur. Dia adalah Roh yang memberikan kita kekuatan, kuasa untuk bersaksi. Dan yang ke-4, minggu lalu kita sudah bicara dan hari ini kita akan masuk lebih dalam.

Roh Kudus adalah Roh yang menyadarkan dosa kita dari kebenaran kita yang seperti kain kotor dan dari penghakiman kita, penilaian kita yang seluruhnya adalah berdosa dan salah. Hari ini kita akan memfokuskan kata kerja di dalam ayat ini. Hanya ada satu kata kerja, di dalam Bahasa Indonesianya adalah menginsafkan. Di dalam bahasa aslinya adalah elegcho. Minggu lalu kita sudah bicara berkenaan dengan elegcho. Kata elegcho ada tiga elemen di dalamnya. Kata ini sebenarnya tidak mudah untuk diterjemahkan. Dalam kata elegcho ada aspek mengekspos, ada aspek untuk meyakinkan dan juga ada aspek untuk menghukum. Pada pagi hari ini kita akan coba untuk memikirkan apa arti kata ini sesungguhnya.

Khotbah pada pagi hari ini akan memfokuskan kepada arti kata elegcho saja karena kita perlu untuk mendetail di dalam hal ini. Alkitab mengajarkan kepada kita untuk kita boleh mengerti dan mengalami cara kerja Allah. Saya berkali-kali mengatakan pada waktu saya sekolah teologia, saya terus menerus diajar untuk meneliti berkenaan dengan konten, dengan isi, dengan hakikat, dengan noumena. Dengan hal yang paling mengkristal dari segala sesuatu. Tidak melihat fenomena dan ini adalah kekuatan teologia Reformed. Melihat teologia Reformed, misalnya saja berkenaan dengan predestinasi. Kenapa Reformed menekankan berkenaan dengan predestinasi? Kenapa titik berat ada di situ? Karena Reformed dilatih untuk melihat sesuatu yang tidak terlihat di dalam dunia yang kita lihat sebagian seperti ini. Semua teolog yang tidak bisa melihat dalam, akan mengatakan bahwa orang itu percaya sama Tuhan Yesus karena dia mau percaya. Itu karena aku punya kehendak untuk percaya. Tetapi teolog Reformed akan memikirkan kenapa seseorang bisa memiliki kehendak seperti itu, padahal kita adalah orang yang berdosa. Bukankah agama itu begitu banyak? Ada orang mengatakan bahwa India memiliki agama, memiliki dewa lebih banyak dari rakyatnya. Seseorang yang berdosa, seseorang yang biasa saja. Mungkin ada di pedalaman atau mungkin ada di kota. Dengan seluruh informasi yang ada, dengan seluruh kemampuan untuk menjelajah pengetahuan yang ada. Kenapa dia bisa memilih Yesus Kristus dengan tepat? Bukankah ada sesuatu di luar fenomena. Bukankah ada sesuatu yang bekerja di dalam dirinya yang tidak dilihat oleh setiap manusia normal. Reformed theology mengajarkan kita bahwa sesuatu lebih dalam dari mata kita melihat. Tetapi setelah saya makin lama makin diajar untuk mengerti noumena – hakikat. Makanya, di dalam progress, saya sangat-sangat bersyukur karena saya selain dilatih untuk mengenal noumena melalui Puritan, saya dilatih untuk mengerti cara kerja. Saya minta maaf dengan menggunakan satu istilah, satu cara, ilustrasi seperti ini karena Allah tidak sama dengan benda. Perhatikan benda apapun saja, contoh dalam hal ini adalah mikrofon. Sesungguhnya hakikat mikrofon itu apa? Mikrofon berbeda dengan tisu, berbeda dengan jam, berbeda dengan baju. Mikrofon memiliki hakikatnya sendiri. Belajar mengenai hakikat, akan mengerti perbedaan. Harus mengerti perbedaan. Kalau tidak mengerti perbedaan, tidak mengerti hakikatnya, maka seperti anak kecil. Anak kecil di sini, dia akan cabut mikrofon ini dan jadikan pedang. Karena tidak ada bedanya mikrofon sama pedang di mata dia. Kita harus mengerti hakikat. Dengan mengerti hakikat kita mengerti perbedaan. Tetapi yang ke-2 ini yang saya pelajari dari Puritan, belajar how to, bagaimana mikrofon ini bisa berfungsi.

Allah adalah Allah yang suci. Allah adalah Allah yang murah hati. Allah adalah Allah yang di mana kita berharap mendapatkan berkat. Mengharapkan anugerah, Tuhan memberikan Firman-Nya untuk memberitahu kepada manusia bagaimana cara kerjanya, Dia memberikan anugerah.

Jadi pada pagi hari ini kita akan mempelajari cara kerja Roh Kudus memberikan anugerah kepada kita. Alkitab mengatakan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia. Tetapi, sebelum saya masuk lebih dalam lagi, saya mau membuat saudara memikirkan terlebih dahulu. Allah dan perkerjaan-Nya dapat diketahui tetapi tidak mungkin dimengerti secara tuntas. Knowable but incomprehensible. Kita akan membahas berkenaan dengan cara kerja Roh Kudus menginsafkan. Kemarin ketika persiapan misi, saya men-sharing-kan apa yang saya pikir mengenai hal ini. Kemudian ada satu orang yang ikut dan dia bertanya dengan tepat. Bagaimana caranya supaya kita bisa berkhotbah dan orang yang mendengar memiliki satu kegentaran akan dosanya. Kemudian saya jawab, itu yang tidak ada jawabannya, karena Yesus menyatakan, angin bertiup kemana ia mau, kamu dengar itu tapi tidak tahu dari mana dia datang dan ke mana dia pergi. Demikian juga dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh. Saudara bandingkan dua ayat ini. Satu sisi, kita tahu cara kerja Roh Kudus. Roh kalau datang Dia akan menginsafkan dunia akan dosa. Tapi satu sisi yang lain, Alkitab juga menyatakan, Yesus mengatakan cara kerjanya, Dia akan melangkah tetapi tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi. Demikianlah apa yang Tuhan menyatakan kepada kita. Allah dan pekerjaannya adalah knowable but incomprehensible.

Kembali kepada ayat ini, elegcho. Roh Kudus ketika Dia datang, Dia akan menginsafkan. Saya pakai kata yang meyakinkan. Roh Kudus kalau Dia datang, Dia akan meyakinkan. Pertanyaannya adalah apa itu meyakinkan? Richard Sibbes adalah seorang Puritan. Dia lahir pada abad 16 akhir. Ini salah satu orang yang besar sekali. Richard Sibbes disebut sebagai heavenly doctor karena pelayanannya, hidupnya dan juga khotbah-khotbahnya. Orang-orang pada zaman itu, para teolog besar dan bahkan setelahnya sampai saat ini mengatakan bahwa di dalam diri Richard Sibbes, ada surga di dalam hidupnya sebelum dia pergi ke surga. Ini adalah orang yang sungguh-sungguh berjalan bersama Allah. Orang yang sungguh-sungguh diurapi oleh Tuhan. Kalau melihat orang-orang zaman yang setelahnya, baik itu George Whitefield, Jonathan Edward atau orang-orang Westminster Theological Seminary, maka saudara-saudara akan tahu, mereka semua berguru pada orang-orang Puritan, salah satunya adalah Richard Sibbes. Richard Sibbes di dalam tulisannya mendefinisikan apa itu kata elegcho – meyakinkan. Elegcho – meyakinkan, di sini adalah demonstrasi yang jelas dan sempurna, tidak terbantahkan, dan tidak salah dari kondisi seseorang di mana Roh Kudus bekerja. Meyakinkan adalah membawa cahaya masuk ke dalam jiwa orang tersebut. Meletakkan jiwa orang tersebut terpapar di dalam cahaya tersebut sehingga seluruh rongga-rongganya terlihat. Seluruh belekannya terlihat, seluruh belitannya dan seluruh detail yang di dalamnya begitu jelas terlihat. Itulah arti kata elegcho. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus kepada seseorang. Hasil akhir bagi orang itu, dia akan meletakkan tangannya, menutup mulutnya dan tidak lagi bisa berbantah.

Richard Sibbes kemudian mengatakan sama seperti cahaya adalah sesuatu yang jelas, itu adalah sesuatu yang meyakinkan. Sekarang mari kita lihat, kalau hari ini matahari bersinar dan sekarang adalah siang hari, semua orang yang waras akan mengatakan ini adalah siang hari. Meskipun ada sepuluh ribu orang yang mengatakan saat ini bukan siang hari, kita tidak akan mempercayai orang itu. Karena keyakinan ini tidak bisa disangkal. Malah menyangkalnya adalah ketidakmasukkan akal. Jadi ketika Roh Tuhan membawa terang di dalam jiwa kita, itu tidak mungkin kita sangkal. Ketika Roh Kudus berkata, engkau begini, engkau begitu orangnya, seperti ini, seperti itu, maka tidak mungkin ada pergeseran, tidak mungkin ada perputaran, tidak mungkin ada keraguan ketika Roh Kudus datang meyakinkan kita. Saya jadi teringat satu kalimat daripada C.S Lewis. C.S Lewis mengatakan, aku mempercayai kekristenan seperti aku mempercayai bahwa matahari terbit bukan karena aku dapat melihat matahari, tetapi karena matahari itu, aku bisa melihat segala sesuatu.\

Sifat elegcho, sifat keyakinan dari Roh Kudus itu apa? Saudara perhatikan empat hal ini menjadi satu. Ketika Roh Kudus meyakinkan dunia, maka ada empat sifat yang dimiliki keyakinan itu. Pertama adalah khusus, ke-2 adalah kuat, ke-3 adalah dalam, dan yang ke-4 adalah keseluruhan.

Yang pertama adalah khusus dan kuat. Keyakinan yang diberikan Roh Kudus kepada kita, kepada seseorang jikalau orang tersebut adalah orang yang dipilih-Nya, itu bersifat khusus dan kuat. Itu bukan keyakinan yang bersifat umum. Kamu manusia berdosa. Kita tidak akan memiliki pikiran atau memiliki satu keyakinan, aku orang berdosa sama seperti manusia seluruhnya berdosa. Tetapi kalau Roh Kudus bekerja, akan khusus dan kuat, membuat orang tersebut mengatakan, saya, saya yang berdosa, saya berada dalam kutukan, aku celaka! Ini adalah pengalaman eksistensial antara saya dengan Roh Kudus. Lihatlah di dalam Alkitab, berapa banyak nabi bicara celaka! Celaka aku! Yesaya mengatakan celaka aku, aku binasa! Paulus mengatakan aku manusia celaka, aku manusia terkutuk, binasa aku! Daud mengatakan aku, aku orang berdosa. Ketika saudara dan saya melihat ada kejadian seperti ini kepada seseorang, saudara akan tahu itu kerja Roh Kudus. Saya akan mengajarkan apa yang menjadi inti Firman, apa yang menjadi titik berat daripada Firman, itu adalah Reformed Theology. Orang-orang Karismatik mengatakan engkau lihat Roh Kudus kalau orang bisa berbahasa roh dan berguling-guling di jalanan, kalau dia bisa mengusir setan, orang itu ada Roh Kudusnya. Tidak! Itu bisa dipalsukan oleh setan. Tetapi kalau seseorang sampai bisa mengatakan aku binasa, Tuhan. Siapa yang berdosa? Aku, aku! Celaka aku! Itu pekerjaan Roh Kudus. Itu terjadi kepada Yesaya. Itu terjadi kepada Daud. Itu terjadi pada nabi-nabi. Itu terjadi pada Paulus. Orang Kristen sering sekali buta, terbalik. Selalu sesuatu yang spektakuler, membuat kita pikir, oh, ini benar. Padahal itu adalah setan. Suatu hari ketika saya KKR besar, ada 1.500 orang datang. Setelah saya khotbah, saya capek, saya duduk di depan. Ada seorang anak muda membawa anak muda yang lain, kemudian dia mengatakan, “Ko Agus, saya mau kasih kenal dia, dia mau bicara sesuatu.” Orang yang dibawa ini adalah seorang perempuan, seorang mahasiswi. Dia duduk sebelah saya, saya tanya apa yang mau di-share-kan? Kemudian dia bicara, saya sering sekali lihat setan. Kalau dia kelihatan takut, saya bisa mengerti. Tapi dia rasa bangga, matanya itu kelihatan sekali masih setan mungkin. Bagaimana saudara? Dia mengatakan Tuhan kasih saya kemampuan untuk melihat setan. Kemudian saya mengatakan mungkin, tetapi sepengetahuan saya, nabi-nabi dan rasul jarang lihat setan, hampir tidak ada. Lihatnya Tuhan bukan setan. Siapa yang dilihat Yehezkiel? Tuhan. Yesaya? Tuhan. Paulus, Petrus, semua Tuhan. Tidak pernah malam-malam ada penampakan setan. Anak muda itu bilang, saya lihat di balik mobil sana ada setan. Di sana ada setan, ada setan. Mungkin setan di hatinya. Kalau ketemu orang seperti ini, jangan langsung wah, hebat ya, ada pengalaman rohani. Lihat Alkitab, titik beratnya apa. Siapa yang sesungguhnya Roh Kudus berikan belas kasihan? Siapa yang sesungguhnya Roh Kudus bekerja dengan kuat kuasa? Adalah seseorang yang bisa menyatakan aku orang berdosa, aku celaka! Tidak perlu Roh Kudus kalau mengatakan dia orang berdosa. Tidak perlu Roh Kudus, kalau saudara pergi ke konselor, lalu istriku yang bersalah atau suamiku yang salah, orang itu yang salah, tidak perlu Roh Kudus. Tidak perlu Roh Kudus untuk mengatakan kejelekan orang lain. Tetapi perlu Roh Kudus mengeluarkan buah Roh untuk menyatakan sesuatu yang membangun. Apa tanda Roh Kudus bekerja meyakinkan seseorang? Dia bekerja dengan khusus dan kuat, bukan sesuatu yang umum. Kalau saudara ditanya siapakah orang berdosa? Pasti bilang semua orang berdosa. Tetapi siapa yang bisa menangis karena dosa, sadar akan diri berdosa, itu urusan lain. Saya tidak bisa melanjutkan ayat-ayat ini karena kita sudah terbatas sama waktu, kalau Tuhan pimpin minggu depan. Tapi biarlah dalam poin yang pertama ini saja, minta kiranya Roh Kudus memberikan belas kasihan kepada kita. Mari kita berdoa.

GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

18 June 2023
Siapa Roh Kudus dan Apa yang Dikerjakan-Nya?
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Yohanes 14:1-2, 15-18

Yohanes 14:1-2, 15-18

Hari ini kita akan merenungkan akan pekerjaan dan Pribadi Roh Kudus di dalam Kitab Injil Yohanes. Ketika kita melihat Kisah Para Rasul sepanjang 2 minggu kita melihat pekerjaan Roh Kudus sepanjang sejarah. Tetapi siapa Roh Kudus dan apa karya-Nya? Sebenarnya secara kristalisasi sudah dinyatakan oleh Kristus pada perjamuan terakhir sebelum Dia disalib keesokan harinya. Injil Yohanes khususnya di dalam pasal 14 -16 sangat kental mengajarkan pneumatology, doktrin Roh Kudus ini.

Kita akan merenungkan apa yang dikatakan Kristus di lantai atas pada malam hari itu. Malam itu, murid-murid sangat gelisah, mereka merasa sangat-sangat takut. Mereka sendiri bisa merasakan ada sesuatu yang menyelimuti mereka, suatu kengerian, suatu kegelapan. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi hati mereka berdebar-debar dan sangat-sangat gelisah. Mungkin sekali karena Yesus sudah menyatakan beberapa kali bahwa Anak Manusia, Dia akan disiksa dan akan dibunuh di Yerusalem. Tetapi murid-murid tetap tidak bisa mendefinisikan dan memprediksi apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian. Tetapi instinct mereka sangat mungkin menyatakan ada sesuatu kegelapan dan kuasa yang gelap yang mendekat kepada mereka. Memang sebentar lagi kuasa kegelapan itu datang. Waktu kegelapan akan merajalela. Sebentar lagi musuh-musuh Yesus yang sangat kejam menawan Yesus, menyeret-Nya, membunuh-Nya dan meninggalkan para murid-Nya menjadi sendiri. Yesus mengetahui seluruh detail itu sebelumnya, tetapi Gembala Gereja yang agung, Yesus Kristus, mengantisipasi seluruh hal yang akan terjadi. Dia menyatakan:”Murid-murid-Ku, jangan gelisah hatimu. Percayalah kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Aku pergi menyediakan tempat bagimu. Janganlah gelisah hatimu. Percayalah kepada-Ku dan percayalah kepada Allah.” Yesus memberikan jaminan akan kepastian kekekalan mereka dan kepastian bagaimana Allah akan memegang mereka. Kemudian Gembala Agung itu mengatakan, “Murid-murid-Ku, Aku tidak akan meninggalkan engkau yatim piatu. Aku tidak akan meninggalkan engkau sendiri. Aku sudah berdoa kepada Bapa untuk memberikan Penolong yang lain kepadamu.” Yesus Kristus memberikan satu jaminan saat ini ketika mereka ada di dunia ini. Oh, apakah saudara bisa melihat cinta-Nya kepada murid-murid-Nya? Apakah saudara bisa melihat bagaimana Gembala melindungi seluruh domba terhadap suatu serangan musuh yang membabi buta, yang sangat ngeri itu, yang akan mengoncang setiap jiwa dan membuat semua dari kaki akan berlari? Jangan gelisah hatimu, percaya kepada-Ku! Yesus menyatakan, “Aku akan pergi ke Bapa. Ya, Aku akan pergi, tetapi engkau tidak akan sendirian. Aku janji kepada-Mu engkau tidak akan sendirian. Aku akan meminta parakletos; Roh Kudus datang menyertai engkau sampai selama-lamanya, engkau tidak akan pernah sendirian.

Di sini mulai muncul kalimat parakletos; penolong yang lain. Kalau Dia disebut Roh Kudus sebagai Penolong yang lain, berarti ada Penolong yang lain juga. Dan siapakah Penolong yang lain selain Roh Kudus? Maka Yesus Kristus itu sendiri. Di dalam 1 Yohanes 2:1, maka Rasul Yohanes menuliskan: Jika kita berbuat dosa, kita memiliki seorang pembela pada Bapa, yaitu Yesus Kristus. Maka di situ ada kata dalam bahasa Inggris adalah advocate, artinya adalah penolong atau pembela. Maka di sini kita mau menyatakan di dalam bahasa Indonesia adalah pengantara tetapi di dalam bahasa aslinya adalah bicara mengenai penolong atau advocate. Yesus adalah Penolong murid-murid-Nya dan Roh Kudus adalah Penolong yang lain itu. Di dalam bahasa aslinya Roh Kudus disebut parakletos dan parakletos dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan berbagai macam elemen di dalamnya. Kita bisa mengatakan Dia adalah Penasehat. Kita juga bisa bicara bahwa Dia adalah Penghibur. Juga bisa berbicara mengenai Penolong. Ini adalah sesuatu dimensi-dimensi yang lain yang ada di dalam bahasa kita untuk menjelaskan arti kata parakletos. Kadang parakletos bisa diterjemahkan sebagai seorang penasehat di dalam penasehat hukum. Ini persis sama dengan Roh Kudus disebut sebagai konselor. Parakletos bukan bicara mengenai konselor pernikahan tetapi berbicara mengenai konselor hukum. Ini adalah bicara mengenai sesuatu yang legal. Kadang-kadang di sisi yang lain bicara mengenai parakletos adalah bicara mengenai penghibur atau penolong. Ketika bicara mengenai penghibur dan penolong jangan berpikir bahwa Roh Kudus yang akan melayani kita seperti pembantu kita; kita di atas dan Dia ada di bawah. Tetapi ketika berbicara mengenai Penghibur, bahwa Dia adalah sumber seluruh pertolongan kita. Dia yang menguatkan kita. Dia yang memberikan bantuan kepada kita. Maka Dia adalah satu Pribadi yang jauh lebih kuat dari kita; jauh lebih di atas dari kita. Itulah pengertian penghibur atau penolong.

Kita akan melihat apa yang Yesus katakan di perjamuan terakhir itu. Pada saat itu sudah tidak ada Yudas. Seluruh kalimat-kalimat Yesus adalah kalimat yang bisa didengar dan bisa dimengerti oleh orang-orang yang sudah lahir baru. Yesus Kristus menyatakan sesungguhnya siapa Roh Kudus, apa pekerjaan-Nya, apa natur-Nya sesungguhnya hanya kepada murid-murid Kristus, yaitu kepada gereja yang sejati. Ketika kita membaca Alkitab biarlah kita boleh mengerti dengan teliti hal-hal tersebut. Banyak orang membaca Alkitab melepaskan dari konteksnya. Banyak orang membaca Alkitab melepaskan dari titik beratnya. Apa yang dinyatakan menjadi titik berat Alkitab lalu tidak digubris tetapi memperdebatkan segala sesuatu yang bukan menjadi titik berat. Dan menafsirkan Alkitab ke luar dari konteksnya. Saya berikan sedikit hal yang penting ini: banyak orang berbicara terus-menerus mengenai predestinasi tanpa terlebih dahulu mengerti titik berat dan konteks predestinasi yang ada di dalam Alkitab seperti apa. Terus-menerus mau membahasnya dari philosophical menjadi diskusi yang tidak ada habis-habisnya dan tidak ada bottom line-nya. Menjadi perdebatan yang malah melemahkan iman dan banyak orang Kristen yang tertarik dengan hal itu dan imannya itu meleset dari fokus yang Tuhan inginkan. Hasilnya kita bisa mengerti adalah sewaktu perdebatan, sesuatu kegetiran, tetapi tidak pernah ada kerendahan hati yang terbentuk dan remuk hati yang terbentuk. Di dalam Efesus misalnya, kalau kita melihat titik berat doktrin predestinasi, ketika kita membacanya maka air mata kita pasti akan meleleh. Kita pasti hancur hati karena bicara mengenai predestinasi adalah Allah yang mencintai kita bahkan sebelum kita mengenal Allah, yang memegang kita dari sejak awal sampai akhirnya. Doktrin predestinasi akan membawa kita mengatakan kepada Tuhan, ”Why have You chosen me?” Doktrin predestinasi kalau melihat dalam Alkitab dengan tepat, titik beratnya dan konteksnya tidak akan muncul kalimat, Mengapa Engkau tidak adil? Kita harus membaca Alkitab dengan titik berat yang tepat, dengan konteks yang tepat. Perhatikan baik-baik, Yesus berbicara di depan siapa saja dan siapa yang disisihkan itu penting. Dia tidak bicara, Dia tunggu sampai Yudas pergi berarti ini adalah suatu isi hati yang diberikan hanya untuk orang-orang yang dilahirbarukan. Biarlah kita boleh peka terhadap hal-hal yang kita sendiri tidak terlalu pikirkan ketika kita menafsirkan Alkitab.

Di lantai atas itu, malam hari itu tidak ada Yudas dan seluruh orang jahat sedang merancang kejahatan untuk kelompok kecil ini. Di dalam satu pertemuan yang hanya 11 murid dan Yesus Kristus, Yesus sedang membicarakan satu Pribadi yang akan datang di dalam beberapa jam kemudian dan Dialah yang akan mengerjakan seluruh pelayan yang Yesus kerjakan. Roh Kudus adalah satu Pribadi yang akan bekerja dan dikirim dari surga; diutus dari surga karena permintaan dari Yesus dan kebaikan dari kasih karunia Bapa menyertai gereja-Nya secara tidak terlihat dan menyertai gereja-Nya sampai ke ujung dunia dan akan membawa seluruh yang dirancangkan Allah jadi di dalam dunia melalui gereja-Nya. Ini adalah sesuatu hal yang sungguh tersembunyi bagi dunia. Yesus mengatakan: “Dunia tidak mengenal Dia; tidak kenal Roh Kudus,” tetapi bagi kita, Dia adalah segala-galanya, bagi keselamatan kita, bagi pengudusan kita, bagi seluruh aktifitas gereja kita, Dia adalah segala-galanya. Dunia melihat gereja yang sejati hanya satu lembaga manusia. Oh, di sana ada Islam, ada Budha, maka di sini ada Kristen, cuma salah satu saja. Oh, di sana ada council, di sana ada pemerintah, oh ini cuma salah satu saja. Oh, di sana ada organisasi SMA, SMP, ada klub bola, oh ini hanya salah satu saja. Tetapi, Yesus katakan tidak. Mereka tidak bisa melihat Roh Kudus. Apa yang membedakan kita dari mereka adalah bukan karena kita lebih hebat daripada seluruh golongan itu, tetapi apa yang membedakan kita dari mereka juga bukan karena kebaikan kita. Kita sama-sama orang berdosa, tetapi ada Roh Kudus di tengah-tengah kita. “Murid-murid-Ku, dunia tidak melihat Dia tetapi engkau tahu bahwa Dia ada di tengah-tengah kita.” Yesus kemudian menyatakan pekerjaan Roh Kudus yang penting sekali dari pasal 14-17. Kita akan melihat apa yang Yesus nyatakan di dalam tempat yang terakhir sebelum Dia mati.

Yang pertama, mari kita melihat Yohanes 14:15: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Dan ayat 20: “Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Ayat 21: “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Perhatikan ada satu prinsip utama di sini dan ini adalah titik beratnya. Roh Kudus diberikan kepada murid-murid-Nya, kepada kita gereja-Nya di dalam konteks yang besar sekali, yaitu gereja mentaati Firman. Biarlah kita boleh mengerti ini adalah tugas utama, salah satu tugas utama Roh Kudus. Dia akan bekerja sedemikian rupa untuk membuat kita mentaati Firman. Yesus Kristus menyatakan bahwa Aku akan meminta kepada Bapa seorang Penolong yang lain. Saya suka sekali dengan translation bahasa Indonesia. Kalau saudara melihat bahasa Inggris saudara akan agak sedikit kebingungan. Penolong di sini adalah di dalam soal ketaatan. Nanti kita akan bahas Roh Kudus sebagai penghibur di dalam konteks penderitaan. Di sini Yesus mulai bicara berkenaan dengan Roh Kudus akan diberikan di dalam konteks yang besar, yaitu bicara mengenai ketaatan. Ketaatan kepada Firman. Dengan cara apa Roh Kudus mendorong kita untuk membuat kita taat kepada Firman? Perhatikan baik-baik, dengan cara iluminasi, itu adalah mencerahkan fungsi rasio. Perhatikan ayat 26: “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Jangan pernah untuk melepaskan antara pekerjaan Roh Kudus dengan Firman. Juga jangan pernah untuk berpikir kita bisa mengerti Firman tanpa pertolongan Roh Kudus. Ketika melihat orang lain yang mengklaim diri bahwa aku dipenuhi Roh Kudus, saudara lihat apakah dia berjalan di dalam Firman atau tidak. Dengan bahasa philosophical maka Roh Kudus dan Firman adalah dasar dari seluruh epistemologi kita. Kalau saudara mau tahu kebenaran yang sesungguhnya benar-benar benar, maka subjektif dan objektif ini harus bertemu. Roh Kudus bekerja di dalam diri kita adalah subjektif. Kebenaran Firman Tuhan adalah sesuatu yang objektif. Jikalau 2 ini bertemu, maka kita akan pasti tahu kebenaran itu apa.

Ketika bicara berkenaan dengan Roh Kudus yang menolong kita untuk mentaati Firman, Dia memberikan kepada kita kuasa untuk menaati firman dan Dia juga mencerahkan fungsi rasio kita untuk mengerti Firman. Inilah yang terjadi, di dalam prinsip psychological kita maka rasio dicerahkan, maka afeksi itu digerakkan, kemudian ketaatan menjadi keputusan. Maka ada 3 hal yang bergabung menjadi satu: mind, affection and will. Inilah cara kerja Roh Kudus. Kalimat cara kerja ini berkali-kali muncul di dalam pikiran saya, dan saya baru sadar. Di dalam beberapa tahun yang lalu saya membaca buku Puritan saya mulai sadar karena mereka terus mengatakan ini adalah cara kerja, method of grace (metode Allah menyelamatkan). Sebagai seorang teolog atau sebagai seorang yang belajar teologia maka saya selalu dilatih berkenaan dengan konten-konten dan saya tidak terlalu memikirkan mengenai how to. Ketika bicara mengenai how to, saya pikir itu adalah sesuatu hal yang orang biasa, orang yang di bawah itu mikirnya bagaimana, ini benar atau tidak, ini salah atau tidak. Saya akan selalu memikirkan konten arti dalamnya apa. Tetapi Puritan, orang yang sangat-sangat lihai, genius di dalam mengaplikasikan Firman. Mereka membaca Alkitab untuk mengerti bagaimana cara kerja Allah menyelamatkan. Bagaimana metode cara kerja anugerah sehingga sampai kepada kita. Bagaimana Allah memberkati kita, seperti apa dan bagaimana caranya? Sekali lagi, rasio dicerahkan melalui Roh, melalui Firman. Puritan di sini luar biasa genius, dia mengatakan, “Tidak bisa cuma satu kali.” Dia tidak bisa satu kali. Saudara tidak bisa membaca Firman cuma satu kali kemudian selesai. Firman seperti diamond yang diputar di depan mata saudara berkali-kali sampai memikat hati saudara. Dari rasio, ketika saudara cuma melihat diamond sekali lalu pulang saudara tidak akan tertarik. Tetapi, diamond itu diputar oleh Roh Kudus di depan mata kita. Sama seperti dari setan memutar buah di depan mata Hawa sampai hati Hawa terpikat dengan buah itu. Demikian juga Roh Kudus memutar Firman itu. Dengan rasio kita mengerti setiap sudutnya, membuat afeksi kita terpikat dan kita belajar untuk taat. Itulah sebabnya Alkitab dengan jelas menyatakan iman muncul dari pendengaran akan Firman. Di dalam iman ada trust. Di dalam iman ada menyendengkan diri. Mungkinkah hanya satu kali saudara mendengarkan khotbah atau mendengar Firman lalu saudara berani percaya? Tidak mungkin. Saudara perlu berkali-kali. Itu adalah cara kerja Roh Kudus. Seperti diamond yang diputar, masuk di dalam pikiran kita, kebenaran-kebenaran dibuka dan afeksi kita ditarik dan kita taat. Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Ketaatan adalah goal akhir dari seluruh kerohanian kita. Perhatikan baik-baik, rasio dicerahkan bukan untuk berdebat. Kita pasti tidak mungkin menghindarkan perdebatan, tetapi bukan tujuan akhir dari Roh Kudus mencerahkan rasio. Rasio dicerahkan bukan kita berdebat, berapologetika. Kita tidak mungkin untuk lepas dari usaha apologetika karena begitu banyak orang menyerang kita. Tetapi tujuan akhir Roh Kudus mencerahkan fungsi rasio bukan untuk itu, tetapi ketaatan adalah tujuan akhirnya. Ketaatan bersangkut paut dengan mengasihi Kristus. Ini adalah bicara mengenai piety; bicara mengenai godliness; bicara mengenai kerohanian kita, ini kesucian. 

Kalau kita mendengar kesucian, selalu kita berpikir konotasinya adalah relasi dengan seks. Kalau kita bicara saudara harus hidup suci, saudara harus menghindari video porno. Roh Kudus adalah Roh yang menyucikan dan kesucian itu bicara mengenai seluruh hidup kita yang sepadan atau yang sinkron atau yang taat kepada Firman seluruh hidup. Jikalau ada aspek hidup yang tidak sinkron dengan Firman maka kita itu tidak suci adanya. Roh Kudus akan menjelaskan dari Firman itu dan mendorong kita untuk menaatinya. Sekali lagi saya mau menegaskan, ketika bicara berkenaan dengan kesucian adalah berbicara bagaimana memperlakukan sesama saudara. Memperlakukan suami, istri, anak-anak saudara atau anak-anak saudara itu memperlakukan orangtua. Bagaimana memperlakukan pembantu kita, bagaimana saudara punya hati untuk beribadah, bagaimana kita memiliki hati untuk mempersembahkan yang terbaik dari hidup kita untuk pekerjaan Tuhan. Bagaimana dengan waktu, berapa banyak yang sudah kita buang. Secara singkat bicara mengenai keseluruhan hidup kita, karena Alkitab berbicara mengenai keseluruhan hidup kita dan Roh Kudus  diberikan Kristus kepada kita di dalam konteks besar ini; mentaati Firman, hidup suci! Mari kita sekarang lihat, kalau saudara melihat seseorang, saudara mau tahu dia ada Roh Kudus atau tidak, saudara jangan lihat seseorang dari khotbahnya hebat ya, argumentatifnya bagus, gerejanya besar, meriah ya band-nya. Saya bicara ini adalah bukan cuma untuk orang lain, saya berbicara ini adalah juga untuk self evaluation, ketika bicara mengenai, kalau saudara menentukan seseorang itu, ini ada Roh Kudus atau berjalan bersama dengan Tuhan, saudara lihat satu hal, dia taat, apakah dia berjuang untuk taat atau tidak? Untuk mengubah dunia ini bukan dengan kefasihan kalimat, bukan dengan kepandaiaan berapologetika, ya; saudara dan saya harus belajar itu, tetapi saudara akan tahu dengan belajar seberapapun saja, saudara tidak mungkin akan mengubah seseorang. Tetapi mengapa harus belajar? Karena kita bertanggung jawab, karena Tuhan menginginkan kita untuk mengenal kebenaran firman. Tetapi dunia memerlukan satu hal, bukan kepandaian kita untuk mengalahkan mereka dalam berdebat tetapi untuk menaklukan hati mereka dan hati mereka takluk adalah satu hal, kalau mereka melihat ketaatan kita. Ketaatan, oh saya bisa bicara panjang lebar tentang dengan hal ini, berkenaan dengan Puritan, itulah sebabnya mereka menulis Westminster confession of faith, Westminster shorter catechism, Westminster larger catechism, tetapi bagi mereka yang paling penting adalah godliness.

Hal yang ke-2, perhatikan Yohanes 15:1-8: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya dia lebih banyak berbuah.” Yesus mengajarkan kepada kita, Roh Kudus karya-Nya yang terbesar. Saya sudah mengatakannya, yang pertama tadi menolong daripada murid, menolong kita mentaati firman. Yang ke-2 adalah karya Roh Kudus terbesar adalah menyatukan murid-murid-Nya dengan Kristus, union with Christ. Perikop di atas adalah perikop yang sangat indah. Di dalam perikop ini Bapa muncul, Yesus Kristus muncul dan murid-murid-Nya muncul tetapi Roh Kudus tidak muncul. Bapaku pengusaha, Aku pokok anggur, kamu adalah ranting-ranting, dan Roh Kudus tidak muncul, mengapa? Karena Roh Kudus adalah getahnya, dan cara kerja getah itu tersembunyi. Roh Kudus ketika Dia bekerja, Dia tidak akan memunculkan diri-Nya sendiri, Yesus Kristus mengatakan: “Dia akan mempermuliakan Aku dan Dia akan mengingatkan engkau segala sesuatu yang Aku katakan.” Ini adalah cara kerja Roh Kudus yang kita harus belajar. Roh Kudus secara tersembunyi, membawa keunggulan seluruh yang dimiliki oleh pokok anggur; Yesus Kristus kepada ranting yaitu jemaat-Nya. Inilah pokok keselamatan kita. Kita tidak diselamatkan oleh Yesus Kristus. Kita diselamatkan karena kita menempel kepada Yesus Kristus. Yesus itu mulia, Yesus itu suci, Yesus itu agung, Yesus melakukan seluruh kehendak Allah dengan tuntas, tetapi sepanjang Dia tetap ada di sana dan kita tidak menyatu dengan Dia, maka tidak ada keselamatan bagi saudara dan saya. Apa yang membuat kita selamat? Karena seluruh keunggulan-Nya sekarang diberikan kepada kita dan melalui Roh Kudus. Apakah saudara sekarang menyadari bahwa kita bergantung keselamatan kita, kita bergantung kepada Yesus Kristus dan Roh Kudus. Inilah pokok keselamatan kita. Roh Kudus membawa benefit dari seluruh pribadi dan karya Kristus kepada kita.

Yesus Kristus mengatakan di lantai atas pada malam hari, Yohanes 15:26-27, “Tetapi Firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku, tetapi kamu juga harus bersaksi karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” Ayat 16:1, “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.” Karya Roh Kudus yang ke-3 yang terbesar, yang pada malam hari itu. Yesus mencurahkan isi hati-Nya kepada murid-murid-Nya, menyatakan sesuatu cara kerja-Nya yang rahasia, yang tidak dimengerti oleh dunia. Bahwa ketika Roh Kudus datang, akan bersaksi kepada dunia tentang Kristus Yesus. Dia tidak akan bersaksi sendiri, Dia akan bersaksi memakai kita, murid-murid-Nya. Saya sudah mengatakan berkenaan dengan pekerjaan Roh Kudus di tengah-tengah gereja, ada kuasa dan ada kesaksian. Ayat ini paralel dengan apa yang kita lihat dalam Kisah Para Rasul. Ketika bicara berkenaan dengan kesaksian, bicara mengenai marturia, maka itu bicara mengenai martir. Yesus Kristus menyatakan Roh Kudus dan langsung Dia mengatakan berkenaan dengan penganiayaan besar. Dikaitkan langsung dengan dunia yang terus-menerus menganiaya. Roh Kudus kalau ada di dalam hati kita, maka kita akan terus-menerus didorong untuk mengabarkan Kristus, mengabarkan Kerajaan-Nya. 

Saya bersyukur ketika saya mengenal Pdt. Stephen Tong, banyak hal yang kami bisa pelajari, tentu saudara berpikir bahwa ini adalah bicara berkenaan bagaimana dia KPIN di mana-mana memberitakan injil. Iya, itu betul, tetapi perhatikan, ini yang terjadi, ketika ada 2 orang itu berselisih (gereja pasti ada yang berselisih, tidak ada gereja yang tidak berselisih). Maka 2 orang yang berselisih atau 2 kelompok yang berselisih. Kemudian dia melihat ada orang lain di luar dari 2 kelompok ini atau 2 orang ini yang tahu dari perselisihan itu, berarti ada seseorang yang membocorkannya, kemudian ada orang lagi tahu dan orang lagi tahu. Saudara perhatikan apa yang dikatakan oleh Pak Tong, “Saudara-saudara kalau tidak pernah memberitakan Injil, tetapi memberitakan gosip itu lebih cepat, Saudara harus bertobat, kalau Saudara orang itu.” Memberitakan Injil belum tentu seminggu sekali, mungkin sebulan sekalipun tidak, bicara secara khusus, bicara berkenaan sama telepon sama orang, bicara mengenai, “Apakah sudah terima Tuhan Yesus atau apa yang saya bisa doakan untuk engkau?” Seperti itu jarang, bahkan tidak pernah, begitu telepon, paling sering, “Eh kamu tahu tidak, anaknya orang itu hamil di luar nikah?” Ngapain saudara mau urusin begini? Banyak sekali orang Kristen harus bertobat, bukan Roh Kudus, itu Roh Setan. Kalau saudara suka gosip, saudara pasti pengikut setan. Dunia ini tidak lebih baik dengan gosip saudara. Rohani kita juga tidak lebih baik dengan kalimat-kalimat kita seperti itu. Sebaliknya, kalau saudara belajar untuk memberitakan Injil, dengan sendiri pro-aktif, telepon seseorang kemudian bicara berkenaan dengan Injil, ajak dia pergi ke gereja. Meskipun masalah kita belum beres, saudara akan melihat bagaimana kasih sayang-Nya diberikan kepada kita karena kita taat kepada Dia. Di sini dikatakan, Yesus sendiri mengatakan kalau Roh itu datang, Dia tidak bersaksi untuk diri-Nya sendiri, tetapi tentang Kristus. Maka ini adalah sesuatu hal yang kalau kita mau lihat dari seorang hamba Tuhan yang dewasa itu seperti apa. Sampai titik tertentu adalah kita bisa membedakan bahkan kesejatian dari hal ini. Hamba Tuhan yang sejati akan menyembunyikan dirinya dibalik dari Kristus. Hamba Tuhan yang sejati hanya memikirkan bagaimana Kristus terus-menerus diproklamasikan di dalam sebuah gereja. Dia tidak menyatakan kehebatannya, kerohaniannya atau apapun saja sering di dalam khotbahnya. Ini adalah sesuatu prinsip dari Roh Kudus ketika Dia bekerja, Dia akan meninggikan Kristus dan merendahkan kita.

Hal yang ke-4, kalau Roh Kudus datang maka dalam Yohanes 16:8-11 dikatakan: Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Empat ayat ini adalah ayat yang luar biasa sulit. Kalau saudara membaca 4 ayat ini dari para komentator, tidak ada seorangpun yang memiliki persetujuan. Bukan berarti mereka saling bertentangan 180 derajat, tetapi angle-nya berbeda. Kesulitannya ada pada kata kerjanya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia; “menginsafkan,” itu adalah suatu penerjemahan yang kurang tepat. Di dalam bahasa aslinya adalah elegcho, muncul 18 kali dalam Perjanjian Baru, dan elegcho itu apa? Ada beberapa bagian ini tergabung. Yang pertama adalah mengekspos atau memaparkan. Jadi pekerjaan Roh Kudus adalah menempatkan seseorang pada tempat yang membuat dia malu dan Dia memberikan suatu tuduhan. Atau yang ke-2 angle yang lain adalah berbicara meyakinkan, tetapi ini adalah sesuatu translation yang lebih lemah, karena bicara mengenai meyakinkan adalah berbicara mengenai intelektual belaka. Tetapi pasti ada aspek intelektual. Angle yang ke-3 adalah menghukum, jadi ini berbicara tentang menjatuhkan vonis. Dalam bahasa Indonesia, LAI berbicara mengenai menginsafkan. LAI memakai 3 kata ini menggabungkannya dengan arti adalah suatu kata kerja yang berkaitan untuk menunjukkan dosa seseorang, biasanya untuk seruan bertobat. Jadi LAI lebih menuju kepada sesuatu yang positif, tetapi di dalam penjabaran dari kata ini, juga artinya pemaparan cahaya kepada orang yang melakukan kejahatan. Dan hasilnya bisa bukan pertobatan, tetapi orang itu malah menjauhi cahaya.

Sekarang saya akan masukkan dalam suatu kesimpulan, apa arti kalimat ini? Yesus mau menyatakan ketika Roh Kudus datang, Dia akan melanjutkan pekerjaan seperti Aku lakukan, di mana pekerjaan Yesus dengan kebenaran yang dinyatakan akan membagi dunia ini menjadi 2, yang diselamatkan dengan yang tidak. Juga demikian Roh Kudus akan bekerja, tetapi sekarang Roh Kudus bekerja melampui pekerjaan Kristus, karena pekerjaan Kristus hanya ada di wilayah Israel, sedangkan Roh Kudus dengan gereja-Nya akan sampai ke seluruh dunia dan Roh Kudus melalui gereja-Nya akan membuka bahwa dunia ini bersalah di dalam dosanya, di dalam kebenarannya dan di dalam penghakimannya. Dunia bersalah di dalam dosanya, karena mereka tidak mempercayai Yesus Kristus. Dunia bersalah di dalam kebenarannya, Alkitab mengatakan, “Kebenaran-kebenaranmu itu seperti kain kotor di hadapan-Ku.” Ketika berbicara mengenai kebenaran, adalah bicara mengenai sesuatu yang mereka yakini dan mereka lakukan, mereka bangga dengan apa yang mereka lakukan, dunia berpikir bahwa dunia ini dengan seluruh yang dia lakukan adalah kebenaranku. Tetapi Roh Kudus akan menyatakan: Tidak! Engkau bersalah di dalam kebenaranmu. Maka perhatikan, karena Yesus mengatakan, “Karena Aku pergi kepada Bapa.” Saudara mau tahu seseorang benar atau tidak, saudara lihat akhirnya dia diterima oleh Allah atau tidak. Kebangkitan Yesus, kenaikan Yesus ke Surga membukakan kepada gereja bahwa dunia bersalah. Bukan kebenaran ada pada dunia, tetapi kebenaran ada pada diri Yesus Kristus. Ke-2, ketika Roh Kudus bekerja, Dia akan membukakan kesalahan dunia, akan penghakiman yang dimiliki oleh dunia, penguasa kegelapan, penguasa dunia ini sudah menilai dari Yesus, sudah menyatakan suatu penghakiman kepada Yesus Kristus tetapi Roh Kudus akan menyatakan kepada dunia, penilaianmu kepada Kristus salah adanya, penghakimanmu terhadap Kristus tidak adil adanya, dan di sini dikatakan; “Karena penguasa dunia ini telah dihukum”, kapan penguasa dunia dihukum? Pada waktu Yesus kristus datang untuk yang ke 2 kali. Saudara perhatikan baik-baik, dunia bersalah karena dosa tidak menerima Kristus. Dunia salah di dalam kebenarannya karena Yesus Kristus sudah sampai kepada Bapa. Saudara lihat sekarang, bahwa dunia salah di dalam penghakimannya adalah penguasa dunia sudah dihukum. Roh Kudus memakai seluruh event of Christ untuk menghakimi dunia. Roh Kudus memakai pribadi Kristus dari Dia ada di dunia sampai Dia naik ke surga, sampai Dia datang kembali ke dunia untuk menghakimi dunia, menyatakan dunia salah, akan dosanya, akan kebenaran yang dipercaya oleh dunia dan akan penghakiman nilai-nilai dunia yang mereka sudah lakukan terhadap Kristus Yesus. Inilah yang dilakukan Roh Kudus dari sejak Kristus mengutus-Nya sampai kepada akhir zaman. Biarlah kita boleh bersyukur kepada Tuhan, kita tidak ditinggalkan sendirian. Bukan kita yang mempunyai gereja dan Alkitab. Saudara bukan punya gereja ini dan seluruh penatua, hamba Tuhan dan seluruh ritual yang ada, seluruh agama memiliki itu, tetapi kita memiliki Roh Kudus yang ada di tengah-tengah kita, dunia tidak melihatnya, tetapi saudara dan saya kalau sungguh-sungguh anak Tuhan, kita tahu, dia hadir di tengah-tengah kita. Mari kita berdoa!


Rom 6:4-11, 8:2, 4-5, 9, 14-15, 26, 13:14, 14:17; Ef 1:13-14, 2:18, 22, 3:16-17, 4:4; Gal 2:20, 6:14; Kol 3:3, 2:20; 1 Kor 3:16-17, 6:17; 2 Kor 13:13; Why 22:17
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

11 June 2023
Penyertaan Roh Kudus Dalam Pribadi (2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Rom 6:4-11, 8:2, 4-5, 9, 14-15, 26, 13:14, 14:17; Ef 1:13-14, 2:18, 22, 3:16-17, 4:4; Gal 2:20, 6:14; Kol 3:3, 2:20; 1 Kor 3:16-17, 6:17; 2 Kor 13:13; Why 22:17

Rom 6:4-11, 8:2, 4-5, 9, 14-15, 26, 13:14, 14:17; Ef 1:13-14, 2:18, 22, 3:16-17, 4:4; Gal 2:20, 6:14; Kol 3:3, 2:20; 1 Kor 3:16-17, 6:17; 2 Kor 13:13; Why 22:17

Roh Kudus hidup. Roh Kudus diam di dalam hidup kita. Saudara-saudara, ini adalah berkat terbesar. Kalau saya tanya kepada saudara, kapan saudara mendapatkan berkat terbesar? Apa berkat terbesar yang Tuhan berikan kepadamu? Maka Alkitab menyatakan berkat terbesar yang bisa diterima oleh seorang manusia adalah Roh Kudus. God with us, ini adalah janji di atas seluruh janji. Di dalam Alkitab kita akan menemukan janji Allah. Ketika kita berada di dalam ikatan, maka kita mendapatkan janji kelepasan. Ketika kita berada di dalam gelap maka kita mendapatkan janji, mendapatkan terang. Ketika kita berada di dalam kejatuhan maka kita mendapatkan janji pemulihan. Ketika kita itu di dalam kebodohan, maka kita mendapatkan janji Tuhan memberikan hikmat. Di dalam Alkitab, saudara akan menemukan ratusan, ribuan janji yang diperuntukkan bagi engkau dan saya. Tetapi saudara-saudara, janji yang tertinggi, janji di atas segala janji, adalah Dia memberikan Diri-Nya sendiri menemani kita. God with us. Roh Kudus menyertai kita. Dengan bahasa dunia saya akan memberikan kalimat ini. Ini adalah keberuntungan di atas seluruh keberuntungan. Saya mesti mengatakan hal ini karena bagi kita kalimat anugerah itu sudah tidak ada artinya. Kalau kita mendapatkan hadiah, baru itu ada artinya. Kita sudah terpesona dengan dunia. Kita tidak lagi melihat ada sesuatu yang lebih tinggi nilainya dari pemberian dunia. Sekali lagi saya mengatakan kepada saudara-saudara, jikalau kita adalah orang yang lahir baru, jikalau kita adalah orang milik Allah, jikalau Roh Kudus benar-benar ada dalam diri kita, saudara dan saya adalah orang yang paling beruntung di seluruh dunia. Ini adalah keberuntungan di atas seluruh keberuntungan. Ini adalah anugerah di atas seluruh anugerah. Apa bedanya keberuntungan dengan anugerah? Ketika bicara mengenai keberuntungan maka itu adalah bicara mengenai sesuatu yang bukan pribadi. Kita mendapatkan keberuntungan bukan sesuatu yang intensional dari seorang pribadi tetapi Alkitab mengatakan ini bukan keberuntungan, ini adalah anugerah. Ada satu pribadi dibalik semuanya ini yang aktif merencanakan memberikan keberuntungan ini kepada kita. Dan itu adalah anugerah. Kita direncanakan oleh Dia untuk dikasihi. Kita direncanakan oleh Dia untuk dipimpin. Kita direncanakan oleh Dia untuk dilindungi. Jangan take it for granted dengan seluruh anugerah ini. Jangan bilang ini adalah sesuatu yang murahan. Jangan pernah mengatakan atau timbul dalam pikiran kita bahwa ini adalah seharusnya seperti ini. Tetapi di tempat yang lain jangan juga tidak menikmati anugerah ini, jangan tidak menggunakannya dengan baik seluruh privilege yang Tuhan berikan ini.

Roh Kudus ada di dalam hati kita jikalau adalah milik Kristus. Dan jikalau Roh Kudus ada di dalam hati kita, apa yang sebenarnya sedang Dia kerjakan dan terus-menerus dikerjakan-Nya di dalam diri kita. Minggu yang lalu saya sudah mengatakan dengan satu kalimat, ada sesuatu transformasi, ada pengubahan, yaitu kita dibuat menjadi manusia rohani. Bukan lagi manusia alami tetapi manusia rohani. Ketika bicara mengenai rohani itu bukan berarti tidak bisa dijamah, tetapi Alkitab mengatakan ketika bicara mengenai manusia rohani, spiritual human itu artinya adalah seorang manusia di mana Roh Kudus itu mengerjakan seluruh karya Tangan-Nya di dalam Diri-nya. Secara Intense di dalam genggaman daripada karya Roh Kudus. Dan itu yang sedang terjadi kalau saudara dan saya adalah milik Kristus. Apa yang terjadi? Alkitab mengatakan dengan begitu detail, begitu banyak, saya tidak mungkin menyelesaikannya di dalam 2 kali kotbah, tetapi di dalam beberapa ayat-ayat ini saya bermaksud untuk membawa saudara, menstimulir saudara untuk memikirkan ayat-ayat yang lain berkenaan dengan Roh Kudus, apa yang dikerjakan-Nya dalam diri kita.

Minggu yang lalu kita sudah bicara beberapa hal ini. Roh Kudus jikalau Dia ada dalam diri kita, pertama kita dijadikan imam-imam kerajaan yang mana kita mampu melayani dan setiap kita melayani, setiap kali kita melayani, pelayanan itu diterima oleh Allah. Saudara-saudara, banyak orang yang menginginkan melayani Tuhan. Di dalam orang Kristen maupun orang bukan Kristen, tetapi keinginan itu tidak tentu adalah sesuatu jaminan keberhasilan. Alkitab mengatakan, jikalau Roh Kudus ada dalam diri kita, maka kita dijadikan imam-imam Kerajaan Allah. Kalimat ini sendiri kalau itu mau dielaborasi maka luar biasa agungnya. Maka Sabtu yang lalu saya sudah bicara mengenai hal ini sedikit, dan kotbah ini bukan untuk mengelaborasi apa arti menjadi imam-imam Kerajaan Allah. Tetapi sekali lagi ketika Roh Kudus itu hadir maka kita dijadikan imam-imam Kerajaan Allah, yang mana setiap kali kita melayani maka pasti diterima oleh Allah. Hal yang lain ketika Roh Kudus itu ada di dalam diri kita. Kita diberi pemahaman rohani yang mana melalui spiritual understanding ini, kita memiliki cara pandang yang tidak tunduk kepada dunia. Orang dunia akan bingung sekali dengan cara berpikir kita, bahkan berpikir bahwa cara berpikir kita adalah against mereka. Ya itu benar. Ketika Roh Kudus ada di dalam diri kita, maka saudara akan dibawa untuk mengerti Firman. Kita akan memiliki nilai-nilai hidup dan cara pandang yang berbeda dengan dunia dan kita tidak akan bisa ditundukkan oleh penghakiman dunia.Hal yang lain, Alkitab mengatakan ketika Roh Kudus ada dalam diri kita, maka ada pujian, ada syukur, ada nyanyian yang baru. Nyanyian rohani yang muncul dalam hati kita bahkan di dalam kitab Wahyu, saudara dan saya menemukan berkali-kali dikatakan ada nyanyian-nyanyian yang belum pernah dinyanyikan sebelumnya, maka nyanyian itu hanya dinyanyikan oleh sekelompok orang yaitu sekelompok orang yang diselamatkan, yaitu saudara dan saya jikalau kita memiliki Roh Kudus di dalamnya. Hal yang lain lagi, Alkitab mengatakan, jikalau Roh Kudus ada dalam diri kita, kita diberi rupa atau image manusia rohani yang hidup di dalam tubuh yang bisa mati ini. Bahkan saudara-saudara, kita menyadari ada sesuatu jiwa yang hidup, meskipun kita memiliki tubuh makin lama itu makin lemah. Maka Alkitab mengatakan, maka tubuh kita makin lemah, tetapi kita memiliki roh itu makin kuat. Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin ada di dalam kehidupan orang-orang dunia. Alkitab juga mengatakan seorang yang ada Roh Kudus di dalamnya, suatu hari tubuhnya akan mati, tetapi akan diberikan tubuh yang baru.  Hal yang lain adalah kita memiliki hati yang baru. Orang yang ada Roh Kudus di dalamnya, kita akan menyukai Taurat-Nya, Taurat itu bukan lagi sesuatu beban tetapi sesuatu delight. Dan sekarang saya akan meneruskan kotbah ini.

Ketika Roh Kudus ada pada kita, apa yang akan terjadi? Alkitab mengatakan, hidup kita di dalam roh, kita berjalan di dalam Roh Kudus, kita memikirkan hal-hal yang dari Roh Kudus, kita berdoa di dalam Roh, kita memiliki sukacita dari Roh Kudus, kita diberi kemerdekaan oleh Roh Kudus, kita dipimpin oleh Roh Kudus dan kita dimeteraikan oleh Roh Kudus. Sekarang kita akan melihat satu persatu dari ayat Alkitab. Sekali lagi, saya tidak mau membawa saudara-saudara hanya mendengarkan saya dan kemudian saudara hanya mengiyakan tetapi saya mau untuk hati saudara terpaku kepada Alkitab.

Jika Roh Kudus ada pada diri kita, pertama, Alkitab mengatakan kita ada di dalam Roh. Roma 8:9. Saudara-saudara, perhatikan, kita bukan di dalam daging, tetapi kita di dalam Roh. Kita dimiliki oleh Roh. Pengertiannya adalah seperti seorang bayi dan kemudian satu orang mamanya ketika dia merangkul memeluk bayi itu, dia memeluk keseluruhannya. Sebenarnya kalau kita tidak dalam Roh, kita ada di dalam daging. Kita dilingkupi, diikat oleh dosa. Tetapi kita sekarang dilingkupi oleh Roh.

Hal yang lain, berjalan di dalam Roh Kudus. Roma 8:4. Kita berjalan according to the Spirit. Kita diberi kemampuan untuk peka kepada Roh Kudus. Kita diberikan kemampuan tahu Roh Kudus itu berjalan ke mana. Saya tidak bicara berkenaan dengan mysticism, meskipun aspek mistik itu tetap ada di dalam Alkitab. Tetapi mysticism itu memiliki presaposisi adalah sesuatu light yang ada di dalam inward, di dalam hati dan kemudian orang lain itu tidak. Tidak saudara-saudara, bukan itu. Saya tidak sedang berbicara mengenai seseorang yang lebih rohani daripada orang yang lain. Tetapi saudara dan saya harus mengerti prinsip ini, ketika Roh Kudus ada di dalam diri kita, Dia berbicara, Dia mengarahkan hidup kita, dengan providensia-Nya, Dia mengatur kita. Dan kita harus memiliki kerendahan dan kebersihan hati. Dan ketika itu ada, kita mendapatkan kesadaran Roh itu memimpin ke mana, apa yang memimpin hidup kita? Oh uang ada di sana, saya bergerak ke sana. Oh ketenaran ada di sana, aku bergerak ke sana. Oh temanku ada di sana, aku akan bergerak ke sana. Oh keberuntunganku ada di sana, aku bergerak ke sana. Oh kalau aku disakiti di sini, aku harus bergerak menuju ke sana. Tidak. Bukan itu semua. Tuhan, Kau ada di mana? Aku akan ada di sana. Dipimpin oleh Roh Kudus. Berjalan di dalam Roh Kudus. Itu adalah kemampuan yang diberikan Allah kepada kita. Seperti Musa yang mengerti kemana Tiang Awan dan Tiang Api itu bergerak. Seperti Yohanes Pembaptis, dia melayani Allah di mana? Di padang gurun. Dia tidak melayani Allah di Bait Suci. Kalau dia melayani Allah di Bait Suci, maka dia mendapatkan segala-galanya, mendapatkan kedudukan, mendapatkan keuangan, mendapatkan segala hal yang perlu untuk dunia. Tetapi dia tidak melayani di Bait Suci, Yohanes Pembaptis tahu, Roh Kudus tidak ada di Bait Suci. Roh Kudus, Engkau  mau berkotbah di mana? Di padang gurun. Maka dia jalan ke padang gurun, dan kemudian Yohanes Pembaptis itu berkotbah, itulah sesungguhnya jejak langkah dari anak-anak Tuhan. Kalau Roh Kudus itu ada, maka kita diminta dan dimampukan memikirkan hal-hal yang berasal dari Roh Kudus.

Roma 8:5, Memikirkan hal-hal yang dari Roh. Saya encourage saudara-saudara, pernahkah sekali saja dalam hidup saudara menanyakan hal ini, ketika engkau sendirian, di kamarmu, berlututlah dan jangan berdoa dengan seluruh yang saudara ingin ucapkan, jangan berdoa dengan seluruh yang saudara ingin dapatkan, jangan berdoa untuk seluruh keperluan kita, letakkan itu di belakang saudara, di hadapan dari Allah yang suci. Tanya kepada Dia, apa yang Engkau pikirkan saat ini. Apa yang ada dalam isi hati-Mu. Yang Engkau ingin untuk aku tahu. Aku di sini Tuhan, aku  mendengarkannya, aku mau rela taat. Katakan kepadaku, apa yang engkau pikirkan. Memikirkan hal-hal yang ada dalam pikiran Allah. Ketika Roh Kudus itu ada di dalam diri kita, kita dimampukan berdoa di dalam Roh, yaitu berdoa seturut dengan pimpinan-Nya.

Roma 8:26. Kita berdoa di dalam keluhannya. Dia adalah Allah yang berdoa untuk kita, kita bisa berdoa seluruh dengan doa-Nya.

Ketika kita ada dalam pelukan, dalam genggaman Roh Kudus, maka kita memiliki sukacita di dalam Roh. Roma 14:17 mengatakan. Righteousness and peace and joy in the Holy Spirit. Jemaat, ini adalah hadiah Tuhan bagi kita. Biarlah hati kita boleh tenang. Biarlah mata kita kepada mama kita yang memeluk kita. Bukan kepada masalah-masalah dunia, dan di situlah kekuatan iman orang Kristen.

Hal yang lain, kita dimerdekakan oleh Roh. Roma 8:2

Hal yang lain, Roh Kudus berjanji memimpin kita. Roma 8:14 menyatakan. Semua yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah anak-anak Allah. Itu menyatakan Roh Kudus itu bermaksud memimpin kita. Jangan kita memberontak. Jangan kita mendukakan hati-Nya. Relakan hati kita karena jalannya adalah jalan yang terbaik dalam hidup kita.

Dan bukan itu saja, maka kita itu dimeteraikan oleh Roh Kudus. Dimeteraikan itu adalah dijamin untuk sesuatu yang baik terjadi di masa depan. Yaitu kemuliaan. Mari kita melihat Efesus 1:13-14. Ini adalah jaminan dari segala yang akan diberikan kepada kita. Jaminan dari warisan yang diberikan kepada kita. Saya masih ingat berapa puluh tahun yang lalu, Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan hal ini dan sangat mengharukan hati saya. Dia mengatakan demikian, “Allah kita yang berjanji kepada kita, Dia bukan saja berjanji, Dia memberikan meterai dari kertas janji itu, meterai itu adalah Roh Kudus dan Dia memberikan tanda tangan darah, yaitu darah Anak-Nya di atas kayu salib.” Apalagi yang perlu kita ragukan? Diberi meterai dan diberikan tanda tangan darah. Engkau janjikan apa Tuhan? Penyertaan. Penyertaan Tuhan kepada kita sampai kepada kemuliaan.

Hal yang lain, ketika Roh Kudus itu ada di dalam diri kita, kita menerima status adopsi menjadi anak Allah Roma 8:15. Saudara-saudara, kita di adopsi. Saudara-saudara mengerti bukan adopsi? Adopsi dari orang miskin lalu kemudian diadopsi oleh orang tua yang kaya, jadi anak orang yang kaya. Adopsi dari seorang anak yang dibuang, di pinggir jalan, dan kemudian diadopsi oleh orang tua yang mencintai. Dan di dalam Alkitab adalah adopsi dari anak-anak kegelapan atau anak-anak yang dimurkai, dan kemudian menjadi anak-anak yang kekasih sehingga kita boleh mengatakan Abba Father dan karena spirit of adoption ini kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan rohani yang baru, yang kekal, bisa hidup bagi Allah dan bukan hidup bagi dosa. Sekali lagi, karena spirit of adoption ini ada di dalam diri kita, maka kita bisa hidup bagi Allah dan bukan hidup bagi dosa. Demikianlah hendaknya kamu memandang-Nya bahwa kamu telah mati bagi dosa tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus. Kalimat yang paling akhir saudara-saudara baca dan lihat. “Demikianlah hendaknya kamu memandang-Nya: bahwa kamu telah mati bagi dosa.” Itu artinya dosa tidak lagi berkuasa atas kita tetapi kamu hidup bagi Allah di dalam Kristus Yesus. Kita tidak lagi hidup di dalam kegelapan, tetapi kita hidup di dalam terang. Kita tidak lagi hidup di dalam ikatan kuasa dosa. Iya, dosa masih ada di dalam diri kita, tetapi kita tidak diikat oleh dia, tetapi kita dibebaskan dan kita ada di dalam Kristus. Kita tidak lagi berada di dalam kuasa dosa, sehingga kita bisa hidup bagi Allah. Dengarkan kalimat dari John Owen seorang puritan ini. Ketika saya membacanya hati saya sungguh-sungguh tergerak. Dia mengatakan demikian “Tugas yg paling berat dari seorang hamba Tuhan adalah untuk meyakinkan bahwa orang-orang dunia bahwa mereka ada di bawah kuasa dosa dan juga untuk meyakinkan anak-anak Tuhan bahwa mereka tidak lagi di bawah kuasa dosa.” Kita ada di bawah Kristus, di dalam Kristus. Kita tidak harus takluk dengan dosa-dosa yang saudara dan saya itu terus tiap kali kalah. Kita tidak di bawah kuasa dosa lagi. Itulah sebabnya Alkitab memberikan satu kenyataan. Saudara-saudara ini kenyataan hidup kita jikalau Roh Kudus ada di dalam diri kita dan Paulus menyatakan ini “Ini realitanya, engkau jemaat, engkau mampu hidup bagi Allah.” Jikalau Roh itu ada di dalam diri kita, apa yang Dia kerjakan? Apa yang terus menerus Dia kerjakan? Maka Alkitab mengatakan: “Kita dipersatukan di dalam Kristus.” Kita mendapatkan satu posisi yang begitu dekat atau paling dekat dengan Kristus. Dan ini lebih dari kedekatan keluarga. Siapa yang paling dekat dengan dirimu? Kita selalu mengatakan istri kita atau suami kita. Kalau sudah agak pernikahannya lama, anak kita, bukan lagi suami atau istri, saudara-saudara, saya harap tidak begitu. Dan sebenarnya itu tidak boleh. Tetap suami dan istri. Tetapi Alkitab mengatakan sebenarnya di dalam realitanya adalah kita itu paling dekat dengan Kristus. Saudara-saudara, kemarin ada satu buku yang dibawa oleh istri saya dan dia sharing dan itu betul. Saya ingat, saya membaca buku itu juga. Saudara-saudara, perhatikan, keluarga saudara sekarang ini, itu cuma sementara. Malah sebenarnya gereja, keluarga Allah itu kekal. Saudara boleh lihat suami istri saudara sekarang. Itu cuma sementara, kalau ini benar-benar adalah gereja yang sejati, saudara, ini yang kekal. Yang kedua, kedekatan saudara dengan suami istri saudara itu temporal tetapi kedekatan kita dengan Kristus itu kekal. Efesus pasal 3:16-17 mengatakan: Karena Roh-Nya, Kristus diam di dalam hati kita dan kita berakar, berdasar di dalam kasih.

Hal yang lain saudara-saudara, jikalau seseorang ada di dalam Roh Kudus atau Roh Kudus ada di dalam Dia, orang tersebut disebut sebagai orang yang telah disalibkan, telah mati, telah dikuburkan dan dibangkitkan, diletakkan di sebelah kanan Allah dan dimuliakan bersama dengan Kristus. Dengan kata lain, jikalau Roh Kudus ada di dalam kita, kita telah mengenakan Kristus, kita telah dibentuk serupa dengan Dia. Ini menyatakan dalam hidup kita terjadi penderitaan dan kehidupan Kristus bersama-sama dalam hidup kita dan kita akan masuk di dalam progress untuk disempurnakan di dalam Kristus. Singkatnya adalah di dalam Kristus, Kristus adalah segala-galanya dan di dalam segalanya bagi hidup kita. Saya bawa  saudara-saudara untuk melihat dari beberapa ayat Alkitab. Galatia pasal 2:20 dan saudara lihat seluruh ayat Alkitab ini, saudara-saudara akan melihat bahwa diri kita dengan Kristus itu menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan. Dan saudara akan mengerti kalimat Kristus adalah segala-galanya dan di dalam segala-galanya. Dan sekali lagi, ini adalah hadiah, ini adalah keadaan yang diberikan Allah kepada kita. Galatia pasal 2:20. Saudara perhatikan, “Bukan lagi aku yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Galatia pasal 6:14, “Sebab olehnya oleh Kristus dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Saudara saudara lihat, bahwa aku tidak ada urusan lagi dengan dunia. “Dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Hai dunia, aku tidak punya urusan lagi dengan engkau! Aku tidak lagi tetarik dengan engkau!  Hidupku yang satu kali itu tidak ditentukan oleh engkau menerima aku atau tidak! Aku sekarang adalah di dalam Kristus. Hal yang lain lagi Kolose 3:3 “Aku telah mati dan hidupku tersebunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.” Aku sudah mati, aku sekarang hidupku bersama dengan Kristus. Saudara perhatikan seluruh kalimat-kalimat ini adalah bicara mengenai Kristus adalah segala-galanya dan kita itu di dalam segala-galanya Kristus. Roma 13:14;  Kolose 2:20. Saudara-saudara kita sudah lepas dari roh-roh dunia ini. Bukan itu saja, 1 Korintus 6:17. Kita menjadi satu dengan Kristus, semua kalimat itu mau menyatakan Kristus adalah segala-galanya dan di dalam segala-galanya, jikalau di dalam diri kita ada Roh Kudus. 1 Korintus pasal 6:17 menyatakan. 1 Korintus pasal 3:16-17 menyatakan. Ini adalah ayat yang sangat terkenal bukan? Saya yakin bahwa kita mengingatnya, bahwa kita, tubuh ini adalah bait Roh Kudus. Kita menjadi milik Roh Kudus. Dan di dalam ayat ini dengan jelas menyatakan, “jika ada orang yang membinasakan bait Allah maka Allah akan membinasakan dia.” Ini adalah bicara berkenaan dengan pembelaan Allah kepada kita, ini adalah bicara mengenai proteksi Allah yang khusus kepada kita. Efesus 2:18 menyatakan, “Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.” Bicara mengenai kedua pihak di dalam konteksnya mengenai jews and gentiles, tetapi ini bicara berkenaan di dalam Roh Kudus maka kita dijadikan satu dan karena pekerjaan Roh Kudus kita memiliki akses masuk kepada Allah. Saudara-saudara Efesus 4:4 menyatakan bahwa kita itu menjadi satu itu di dalam Roh dan di dalam Kristus Yesus. Kita dibangun bersama di atas satu landasan menjadi rumah rohani. Di dalam Efesus 2:22. Dan kita menikmati persekutuan dengan Roh yang sama 2 Korintus 13-14. Dihibur oleh Roh Kudus. Saudara-saudara ini adalah salah satu ayat dimana orang-orang puritan itu mengerti sangat dalam. John Owen misalnya, dia menuliskan satu buku yang luar biasa brilliant. Dan tidak pernah ada sebelumnya dari bapak-bapak gereja menuliskannya. Dia menuliskan satu buku yg berjudul “Communion with God.” Dan dia menuliskan seperti ini: bahwa Allah kita adalah Allah Tritunggal, Allah kita bukan cuma satu saja tapi Allah Tritunggal, 3-1-1-3. Maka meskipun Allah kita monotheism tetapi Trinitarian monotheism. Maka karena ada 3 Pribadi yang berbeda, maka Alkitab dengan jelas menyatakan ada relation yang spesifik di antara kita dengan masing-masing Pribadi tersebut, tanpa memecahkan Pribadi tersebut. The unity of the triumph God. Saudara-saudara, maka Alkitab menyatakan relasi Allah Bapa kepada kita adalah bicara mengenai love. Relasi Kristus dengan kita, adalah bicara mengenai grace, dan relasi Roh kudus kepada kita adalah bicara mengenai persekutuan atau dalam hari ini adalah sesuatu penghiburan. Dan kemudian orang-orang puritan itu mengembangkan seluruhnya di dalam konteks penderitaan. Ini adalah sesuatu yang kita harus belajar dan perhatikan. Apakah kita pernah mendapatkan atau merasakan atau menerima penghiburan dari Roh Kudus di dalam penderitaan kita?  Suatu hari kita akan menderita, ini bukan nubuatan jelek, tetapi ini adalah kenyataan hidup setelah kita jatuh di dalam dosa bukan? Dan ketika hal tersebut terjadi Allah sudah memberikan janji-Nya kepada kita. Dia menyertai kita, Dia akan menghibur kita, Dia akan berbicara kepada kita “Jangan takut, Aku menyertai engkau senantiasa sampai kepada kesudahan zaman.”

Terakhir, ketika Roh Kudus ada di dalam diri kita, maka hati kita dibentuk satu kerinduan sampai memuncak untuk menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali. Saudara perhatikan Wahyu 22:17 menyatakan Roh dan gereja, pengantin perempuan itu adalah gereja. Roh dan kumpulan orang di mana Roh itu memimpin, kumpulan orang di mana Roh itu ada berkata, “Marilah! Dan barangsiapa yang mendengarnya hendaklah ia berkata: “Marilah dan barangsiapa yang haus hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaknya ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” Dan ini adalah bicara mengenai kedatangan Kristus kedua dan kemuliaan dari pada Tritunggal. Dan juga kemuliaan Allah Tritunggal. Apa yang dirindukan-Nya akan diberikan kepada hati kita. Dan sekarang saya akan selesaikan seluruh khotbah ini. Perhatikan beberapa point penting ini.

Hal yang pertama, biarlah kita boleh mengingat hai seluruh jemaat, kita sekarang bukan diri kita lagi, identitas kita sekarang adalah adanya Pribadi lain di dalam pribadi kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan lagi, “I, me.” Tapi kita harus mengatakan, “Us.” Masukkan itu ke dalam pikiran dan hati kita. Kita tidak pernah bisa lagi mengatakan “Aku punya rencana kesana, aku punya rencana ini, aku punya rencana itu.” Tetapi bergumullah dengan satu pribadi yang ada dalam hidup kita yang menyertai kita senantiasa. Dan setiap keputusan, kemudian kita mengatakan “Kami memiliki keputusan ini.” Saudara-saudara tidak bisa pergi ke mana saja memutuskan apapun saja tanpa Dia. Gereja ini juga, saya sudah mengatakan  beberapa minggu yang lalu. Kita tidak bisa membuat program-program,  terus kemudian ini aku persembahkan kepada Tuhan. Kita harus menggumulkan apa yang menjadi kehendak-Nya dan kemudian mentaati-Nya bergerak bersama-sama.

Hal yang ke-2, biarlah kita boleh mengingat bahwa inilah salvation soteriology. Soteria itu adalah keselamatan, logy itu adalah doktrin. Ini adalah bicara mengenai keselamatan di dalam Alkitab. Ketika bicara berkenaan salvation. Saudara jangan berpikir aku dari neraka pindah ke sorga. Tetapi ketika berbicara mengenai salvation itu adalah bicara berkenan dengan transformasi dan progress yang dikerjakan oleh  Roh Kudus di dalam diri kita sampai kepada kesudahan zaman. Ini adalah bicara mengenai relasi.

Dan hal yang ke-3, terakhir. Saudara bayangkan, saudara mewarisi uang 100 juta dolar yang tersimpan di dalam sebuah bank. Uang itu diwariskan oleh seseorang yang sangat-sangat mengasihi saudara. Dan saudara sudah diberitahu adanya uang itu. Saudara sadar akan adanya uang itu. Dan setiap minggu saudara mendapat laporan mingguan akan uang yang masih tersimpan di dalam bank tersebut, dan laporan mingguan itu adalah ketika anda mendengarkannya di gereja. Tetapi anda tidak pernah menarik keluar uang tersebut. Tidak pernah mengambil keberuntungan tersebut. Sampai kemudian mati di dalam kemiskinan, membayar hutang hidup anda dari hari ke hari, suatu hutang yg tidak pernah lunas. Hidup dalam kekalahan demi kekalahan dalam satu one point of view. Anda sebenarnya sangat makmur. Tetapi bagaimana saudara hidup? Anda hidup di dalam kemiskinan, itu artinya saudara tahu dalam imajinasi bahwa saudara kaya, tetapi saudara tidak sungguh-sungguh mengalami kekayaan tersebut. Dan inilah yang terjadi di dalam hidup kita. Bukankah setiap minggu Allah sudah memberikan kepada kita laporan mingguan uang yang tersimpan di dalam bank tersebut? Cinta-Nya, belas kasihan-Nya, kuasa-Nya, kesucian-Nya, kebenaran-Nya. Dan saudara dan saya menikmati bukan  setiap minggu? membacanya, tetapi begitu pulang tidak pernah menggunakannya. Mungkin saudara mengatakan: “aku tidak berhak atas uang tersebut, aku tidak layak.” Iyaa…iyaa kita memang tidak berhak dan tidak layak, tetapi Dia yang melayakkan. Dia memberikan kepada kita atau kita seorang yang tidak berani mengambil risiko untuk membayangkan bagaimana hidup yang berubah itu. Dan saudara mengatakan, “Tidak apa-apa, aku tetap seperti ini saja kok Tuhan, terima kasih, tidak apa-apa.” Tetapi itu menyakiti hati-Nya. Dia sudah mati menebus hidup kita, Dia sudah memberikan Roh-Nya kepada kita, Dia sudah memberikan hidup yang baru. Ya, kita masih ada dosa. Ya, kita masih banyak kelemahan, kekurangan dan segala hal. Dan setan akan terus membawa mata kita menuju hal-hal ini. Tetapi Dia akan membawa mata kita untuk menuju apa yang Dia berikan kepada kita, hai jemaat. Terimalah dan jangan membuang hak istimewa ini. Kiranya pekerjaan keselamatan-Nya tuntas di dalam hidup saudara dan saya. Mari kita berdoa.


1 Pet 2:5, Kol 1:9, 1 Kor 2:15, Kol 3:16, 1 Kor 15:44-49, Fil 3:21, Rom 7:6,41
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

4 June 2023
Penyertaan Roh Kudus Dalam Pribadi (1)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · 1 Pet 2:5, Kol 1:9, 1 Kor 2:15, Kol 3:16, 1 Kor 15:44-49, Fil 3:21, Rom 7:6,41

1 Pet 2:5, Kol 1:9, 1 Kor 2:15, Kol 3:16, 1 Kor 15:44-49, Fil 3:21, Rom 7:6,41

Minggu yang lalu kita sudah merenungkan apa yang Alkitab katakan ketika Roh Kudus hadir di Pentakosta. Roh Kudus hadir dan tidak pernah ditarik oleh Allah lagi. Dia hadir bagi gereja-Nya dan menyertai gereja-Nya sampai kesudahan zaman. Minggu yang lalu kita sudah merenungkan kehadiran Roh Kudus di dalam gereja-Nya, artinya kehadiran-Nya di dalam konteks kita komunitas. Minggu yang lalu saya sudah mengatakan satu hal yang penting ini, kita harus menggumulkan Roh, apa yang dikatakan Roh kepada kita. Kita harus menggumulkan pekerjaan Roh-Nya di tengah-tengah gereja kita, tidak boleh take it for granted. Di dalam tulisan kitab Wahyu, Yesus Kristus berbicara kepada semua gereja, kalimat seperti ini, ”Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat.” Sekali lagi, siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh Kudus kepada jemaat. Setiap dari 7 gereja di kitab Wahyu, Yesus menyatakan hal ini. Itu artinya setiap gereja, secara bersama-sama di dalam komunitas, maka kita harus menggumulkan, berdoa, minta pimpinan Roh Kudus.

Ketika kita bicara mengenai Roh Kudus, ketika kita bicara mengenai hubungan dengan Tuhan, ketika kita bicara mengenai doa, selalu dalam pikiran kita adalah ketika kita sendirian, individu bersama dengan Tuhan di kamar kita masing-masing. Salah satu kekurangan gereja Protestan adalah banyak sekali jemaat yang tidak mengindahkan pentingnya berdoa bersama di dalam gereja. Ini adalah suatu perintah dari Kristus. Siapa bertelinga. Engkau yang ada duduk di sini, apakah engkau memiliki telinga rohani untuk hal ini? Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepadaku? Tidak, kepada jemaat. Saudara-saudara, ini adalah bicara sekali lagi kita harus mencari wajah Allah di dalam komunitas gereja. Sekali lagi saya mengatakan dengan hati saya, ketika saya bicara mengenai suatu dorongan adalah karena saya mengasihi saudara. Adalah tanggung jawab kita, adalah tugas kita untuk berdoa bersama-sama. Datanglah setiap hari sabtu untuk berdoa jikalau engkau mengasihi pekerjaan Allah, jikalau engkau mengasihi Kristus, jikalah engkau dan saya mau menaati Dia. Ini bukan pilihan. Ini adalah suatu hal yang harus kita sama-sama usahakan. Siapa yang bertelinga, bukankah kalimat ini adalah kalimat yang sangat tajam? Bukankah kalimat ini mau menyatakan jikalau engkau tidak taat, engkau tidak punya telinga? Kita mempertanyakan kenapa harus berdoa bersama-sama di dalam sebuah gereja? Apakah kalimat ini tidak cukup? Siapa yang bertelinga hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat, bukan apa yang dikatakan Roh kepadamu. Allah di dalam hal-hal khusus tidak bicara kepada kita secara pribadi. Allah secara hal-hal khusus apalagi Dia bicara mengenai suatu pekerjaan-Nya di dunia, Dia akan memberikan pembicaraan-Nya di dalam konteks komunitas gereja.

Ketika bicara berkenaan dengan hal ini, kita juga bicara berkenaan dengan gereja itu nature-nya apa. Gereja itu bukan sekedar institusional organisasi, tetapi gereja itu sendiri adalah sesuatu yang sifatnya organik, yang sifatnya adalah spiritual. Yang spiritual dan organik ini lebih penting daripada organisasi. Satu kalimat yang terus menerus dibicarakan Pak Tong kepada kami, hamba-hamba Tuhan, adalah visi lebih penting daripada organisasi dan juga pimpinan Roh Kudus lebih penting daripada administrasi. Ketika sebuah gereja mementingkan organisasi lebih daripada pimpinan Roh Kudus, gereja tersebut perlahan demi perlahan pasti akan mati.  Gereja tersebut pasti akan menjadi monumen. Beberapa waktu yang lalu saya panggil Hans bersama Pak Wijaya membicarakan berapa hal yang penting. Salah satu hal yang penting adalah untuk dia tidak menghabiskan banyak waktu dengan urusan hal-hal detail organisasi, tetapi biarlah boleh menjadi seseorang yang memiliki kepekaan jiwa untuk melihat pimpinan Roh Kudus ke depan itu apa.

Orang yang terus-menerus urusannya manajemen, organisasi, anehnya uniknya maka kepekaan kepada Roh Kudus lama-lama menjadi hilang. Saya tidak mengatakan bahwa manajemen dan organisasi tidak penting. Ada orang-orang yang memang diciptakan Tuhan dengan karunia seperti itu. Tetapi seorang pemimpin, kalau seorang itu sungguh-sungguh diangkat Tuhan untuk memimpin jiwa banyak orang, maka hal yang terpenting adalah bukan dia mampu untuk organisasi, bukan dia mampu untuk berkata-kata dan kemudian bisa berkhotbah, tetapi apakah orang ini mampu untuk melihat jejak langkah Roh Kudus menuju ke mana. Alkitab mengatakan tidak ada visi maka menjadi liarlah rakyat. Musa bukan orang yang pandai untuk berkhotbah, Musa juga tidak pandai untuk administrasi. Elia adalah orang yang mungkin secara karakter tidak terlalu rapi. Tetapi Elia dan Musa memiliki keunggulan lebih daripada kita semua, mereka peka akan pimpinan Tuhan. Saudara-saudara perhatikan satu kalimat ini, peka akan pimpinan Tuhan. 

Saudara-saudara, satu orang saja dalam sebuah kelompok peka Tuhan pimpin ke mana itu cukup. Musa tidak pandai mengatur banyak hal. Musa juga tidak pandai mengatur bagaimana keuangan perlu diatur. Di dalam gereja ada orang yang pandai di dalam manajemen, di dalam administrasi, di dalam keuangan, di dalam mengorganisir segala sesuatu, tapi yang menjadi pemimpin adalah seorang yang bisa mengerti Tuhan sedang mau ke mana. Dan itu yang dikerjakan oleh Roh Kudus kepada gereja-Nya. Gereja yang sejati bukan cuma diam dengar khotbah. Gereja yang sejati akan dibawa oleh Tuhan untuk berjalan di dalam keadaan rohani. Sekali lagi, kalau gereja mementingkan organisasi dan kecukupan dan keuangan dan administrasi lebih daripada pimpinan Roh Kudus, gereja tersebut pasti ditinggalkan oleh Allah. Tetapi jikalau gereja mementingkan pimpinan Roh Kudus, mementingkan bentukan-Nya, kerohaniannya, maka gereja tersebut tetap akan hidup sampai selamanya. Yesus menghadirkan murid-Nya dan gereja-Nya dan dia naik ke surga. Dia tidak meninggalkan uang, Dia tidak meninggalkan relation, Dia tidak meninggalkan segala sesuatu yang bagi kita merupakan jaminan untuk masa depan, tetapi Dia meninggalkan satu hal yang terpenting yaitu Diri-Nya, Roh-Nya kepada gereja-Nya. Ini adalah pemberian yang besar dari Allah kepada dunia. Ini adalah hadiah termulia yang diberikan Allah kepada gereja-Nya.

Minggu yang lalu kita sudah bicara mengenai kehadiran Roh Kudus di dalam komunitas gereja dan hari ini kita akan menyelidiki apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan Roh kudus hadir di dalam diri kita, apa yang Roh Kudus kerjakan di dalam hati dan seluruh pribadi kita. Saudara-saudara, Alkitab menggunakan beberapa istilah untuk hal ini. Ketika Roh Kudus hadir di dalam kehidupan seseorang, maka Alkitab menggunakan istilah regenerasi. Atau Alkitab menggunakan istilah yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang.  Alkitab juga mengatakan itu adalah kelahiran baru atau menjadi ciptaan yang baru. Seorang Puritan, Henry Scougal menuliskan sebuah buku yang luar biasa menjadi berkat bagi gereja. Banyak sekali orang-orang Puritan yang bertobat dengan buku ini. Dan juga John Wesley dan Charles Wesley pun  bertobat karena hal ini. Henry Scougal menyatakan, “Apakah itu kelahiran baru? Itu adalah The Life Of God in The Soul of Man.” Inilah kekristenan. Kekristenan bukan agama, tetapi kehidupan Allah di dalam hidup kita, karena Roh Tuhan ada pada kita. Sekali lagi saudara-saudara, jika Roh Kudus ada di dalam hidup pribadi kita, apa artinya? Apa yang terjadi pada kita? Saudara perhatikan satu kalimat penting ini, dan dari kalimat ini maka saya akan mengelaborasi apa yang Alkitab katakan. Jikalau Roh Kudus ada dalam hidup kita, apa artinya, akan terjadi apa? Artinya yaitu manusia alami akan menjadi manusia rohani. Sekali lagi, manusia alami menjadi manusia rohani. Inilah keselamatan, soteriologi. Ketika bicara mengenai keselamatan, itu apa? Itu bukan pemindahan tempat dari neraka ke surga. Ketika saudara dan saya bicara mengenai mendapatkan keselamatan, itu apa? Yaitu ada Roh Kudus, dan itu artinya apa? Ada transformasi dari manusia alami menjadi manusia rohani. Ketika bicara mengenai manusia rohani atau bicara berkenaan dengan rohani atau bicara mengenai spiritual, apa artinya? Itu bukan bicara mengenai yang tadinya bisa dipegang dan kemudian sekarang roh tidak bisa dipegang. Tetapi ketika bicara mengenai rohani, itu artinya adalah pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan dari Roh Kudus.

Saudara-saudara hari ini kita akan minta Tuhan memberikan terang, apa yang sebenarnya kita miliki jika kita benar-benar menjadi milik Kristus atau memiliki Roh Kudus. Pagi ini saya akan memakai cara lain untuk mengajar karena saya mau kita masuk secara lebih detail. Setiap kali berkhotbah maka yang penting dari khotbah adalah memberikan arah, memberikan visi, dan membangkitkan spirit. Tetapi pagi ini saya mau mengajak saudara untuk diam, untuk rest, melihat ayat demi ayat apa yang sebenarnya kita miliki jikalau kita sungguh-sungguh milik Kristus. Saya tidak mau hanya memberikan suatu konsep saja tetapi saya mau untuk Roh membuat kita mengerti apa yang Alkitab nyatakan kepada kita. Sekali lagi saudara-saudara, pertanyaan besarnya adalah jikalau Roh Kudus ada di dalam hidup kita, apa yang sebenarnya sedang dan terus-menerus akan terjadi?  Beberapa hal ini dan kita akan masuk dalam satu persatu dari ayat firman Tuhan.

Yang pertama adalah Roh ketika berada dalam diri kita, Dia akan bekerja seperti seorang tukang bangunan dan kita akan dibangun menjadi rumah rohani, imamat kudus untuk mempersembahkan korban rohani yang diterima oleh Allah. Saudara-saudara perhatikan 1 Petrus 2:5, “Dan biarlah kamu juga dibangun, dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu spiritual house.” Saudara perhatikan spiritual house, itu berarti rumah yang dibangun oleh Roh Kudus. Ketika bicara mengenai spiritual, maka kita akan selalu berpikir alami spiritual itu adalah jiwa. Tetapi sebenarnya ejaan yang paling tepat untuk bicara mengenai spiritual adalah sesuatu yang dikerjakan, sesuatu hasil karya Roh Kudus. Apa yang terjadi jikalau Roh Kudus ada dalam hati kita, dalam hidup kita? Maka kita akan dibangun oleh Dia menjadi rumah rohani dan kemudian kita menjadi imamat yang kudus untuk dapat mempersembahkan persembahan rohani yang diterima oleh Allah Bapa di surga. Maka saudara perhatikan, di luar prinsip ini tidak ada satu persembahan pun yang diterima oleh Allah. Sekali lagi, di luar prinsip ini tidak ada satu persembahan pun yang diterima oleh Allah.

Hal yang lain, apa yang terjadi jikalau Roh Kudus hadir dalam diri kita? Kita akan memiliki pemahaman rohani. Saudara-saudara perhatikan: “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya kami tiada henti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.” Saudara perhatikan, spiritual wisdom and understanding. Jikalau Roh Kudus ada dalam diri kita, Dia akan mengajarkan kepada kita hikmat dan pengetahuan yang dari Dia.

Hal yang lain, supaya kita menjadi manusia rohani yang dapat membedakan segala sesuatu tanpa tunduk kepada manusia-manusia lahiriah. 1 Korintus 2:15 menyatakan, “Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.” Apa arti kata ini? Maka Roh Kudus akan mengajarkan seseorang yang menjadi milik-Nya memiliki value dan cara pandangnya sendiri berdasarkan Firman. Bukan value atau cara pandang subjektivitas, tetapi adalah value dan cara pandang dari Roh Kudus melalui Firman. Dan jikalau dia memiliki ini, maka tidak ada satu orang dunia yang mengertinya. Saudara akan melihat bahwa anak-anak Tuhan yang sejati akan memiliki cara pandang, nilai-nilai yang berbeda dengan dunia. Kalau saya mengatakan dunia, saya tidak katakan bahwa itu pasti adalah orang di luar sana. Ya orang di luar sana, tetapi juga adalah orang di sebelah kanan atau kiri kita di dalam gereja ini, yang adalah orang yang bukan dimiliki oleh Roh Kudus. Kita sama-sama di gereja, tetapi mungkin saja memiliki value yang berbeda, karena yang satu beragama kristen tetapi yang satu adalah lahir baru dari Roh Kudus.

Alkitab mengatakan hal yang lain lagi ketika Roh Kudus hadir dalam hati kita, kita menyanyikan lagu rohani. Kolose 3:16, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Ini bukan bicara mengenai lagu rohani sama lagu dunia, tetapi ini adalah lagu yang timbul yang diajar oleh Roh Kudus, didedikasikan bagi Allah. Di dalam kitab Wahyu saudara akan menemukan orang-orang yang ditebus menyanyikan lagu yang tidak pernah dinyanyikan oleh dunia dan lagu itu hanya bisa dinyanyikan oleh orang-orang yang ditebus.

Hal yang lain ketika Roh Kudus hadir dalam diri kita, kita tidak lagi hanya memiliki rupa manusia pertama yang berasal dari tanah, dari debu yaitu Adam, tetapi memiliki rupa manusia rohani di mana Roh Kudus yang memberikan kehidupan. Dalam 1 Korintus 15:45-49 dikatakan, “Seperti ada tertulis: Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Yang mula-mula datang bukanlah yang rohani, tetapi alami, kemudian barulah datang yang rohani.” Saudara-saudara, ketika seseorang belum memiliki Roh Kudus, maka saudara akan menemukan bahwa orang tersebut seluruhnya dibangun di dalam rupa manusia lama. Dan itu adalah bicara berkenaan dengan keturunan Adam. Tetapi ketika Roh Kudus itu datang, ya sebelum kita mati maka saudara akan menemukan tanda-tanda manusia lama atau manusia pertama Adam ada pada kita, tetapi Alkitab juga menyatakan Roh Kudus itu menghidupkan, menjadi seorang yang berjalan di dalam pimpinan Roh Kudus. Oleh karena itu, suatu hari kita akan menerima tubuh rohani demikian kata Alkitab. 1 Korintus 15:44 mengatakan “Yang ditaburkan adalah tubuh alami, tapi yang dibangkitkan adalah tubuh rohani.” Sekali lagi, spiritual body adalah tubuh yang diberikan Roh Kudus kepada kita, dibentuk oleh Roh Kudus dalam hidup kita. Dan tubuh yang baru ini akan menjadi tubuh kemuliaan seperti Tuhan kita Yesus Kristus, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan tubuh Kristus yang mulia menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Hal yang lain lagi ketika Roh Kudus hadir dalam hidup kita, apa yang terjadi, apa yang akan terus terjadi? Kita akan menyukai hukum-hukum rohani. “Sebab kita tahu bahwa hukum Taurat adalah rohani, tapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.” Secara unik terjadi seperti ini, ketika Roh Kudus adalah diri kita maka kita akan melayani hukum Taurat dalam keadaan yang baru bukan yang lama. Roma 7:6 menyatakan, “Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.” Saya akan jelaskan sedikit, ini tidak berarti bahwa hukum Taurat itu tidak lagi berlaku dalam hidup kita. Tetapi Alkitab mengatakan jikalau Roh Kudus  hadir dalam hidup kita, maka akan membuat kita menjadi manusia rohani. Itu artinya keadaan yang baru, yang mau untuk melakukan hukum Taurat. Sebelum Roh Kudus hadir, maka kita pasti tidak menyukai hukum-hukum Allah. Jangankan hukum Allah, ketika Roh Kudus belum hadir, saudara akan terbeban berat untuk mendengarkan khotbah. Saudara akan senang dengan ilustrasi khotbah, saudara akan senang dengan lelucon di dalam khotbah, tetapi saudara akan merasa terbebani sekali dengan konten biblical khotbah.

Saudara, ketika saya sampai di sini saja saya terus pikir, oh kekristenan itu ketika sudah dinyatakan pada hari terakhir berapa banyak yang palsu. Palsu. Yang sebenarnya orang bukan datang ke gereja untuk mendengarkan hukum-hukum Allah, bukan untuk mendengarkan Firman Allah. Orang datang ke gereja untuk komunitas, untuk fellowship, untuk disapa orang karena kesepian di rumah, tidak punya teman dan datang ke gereja. Saya tidak katakan itu semuanya salah. Tetapi kalau saudara dan saya tidak sampai kepada titik fokus ini, maka kita harus mempertanyakan apakah kita anak Tuhan yang sejati atau tidak. Dan titik fokus itu adalah menyukai hukum-hukum-Nya Allah, menginginkan Firman Tuhan. Haus akan Firman Tuhan meskipun Firman Tuhan itu begitu keras. Itu adalah tanda dari Roh Kudus. Itu adalah tanda manusia yang baru. Manusia lama kita tidak mungkin akan menyukainya. Manusia alami tidak mungkin menyukainya. Manusia rohani akan menyukainya. Saya tidak mungkin bisa meneruskan khotbah ini karena begitu masih panjang. Kita selesai sampai di sini, tapi biarlah kalimat-kalimat ini boleh menguji kita. Kalau Tuhan pimpin maka minggu depan kita akan meneruskannya. Meneruskan berkenaan jikalau Roh Kudus itu hadir dalam hati kita dalam hidup kita sungguh-sungguh, apa yang akan terjadi dan apa yang terus sedang terjadi. Kiranya kasihan Tuhan hadir dalam hidup kita. Mari kita berdoa.


Kis 1:1-8
 
 

Rom 6:4-11, 8:2, 4-5, 9, 14-15, 26, 13:14, 14:17; Ef 1:13-14, 2:18, 22, 3:16-17, 4:4; Gal 2:20, 6:14; Kol 3:3, 2:20; 1 Kor 3:16-17, 6:17; 2 Kor 13:13; Why 22:17
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

28 May 2023
Pentakosta
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kis 1:1-8

Kis 1:1-8

Hari ini kita memperingati hari Pentakosta, turunnya Roh Kudus. Setelah Yesus mati, Dia bangkit, Dia naik ke surga, ditahtakan di sebelah kanan Allah. Alkitab menyatakan dari sanalah Dia mengutus Roh Kudus-Nya kepada gereja-Nya. Roh Kudus adalah janji Allah tertinggi kepada kita gereja-Nya. Ketika kita mendengarkan Allah berjanji kepada kita; “janji Allah”, apa yang kita pikirkan? Oh, kesembuhan, oh kemakmuran, oh kelancaran, oh naik pangkat, oh masalah diselesaikan, ya Allah berintervensi di dalam kehidupan kita dengan seluruh berkat-berkat tersebut. Tetapi apakah kita lupa janji-Nya yang tertinggi adalah “God with us”, “Allah beserta kita”, dan dengan bagaimana Allah menyertai kita? Menyertai terus, ketika kita sendirian, ketika kita berada di gereja, ketika kita berada di dalam pekerjaan, ketika kita berada dalam kesenangan, bahkan ketika kita sedang melakukan dosa sekalipun, Dia menyertai kita. Meskipun kita tidak setia, Dia tetap setia. Dengan apa Dia menyertai kita? Dengan Roh Kudus diberikan di dalam diri kita. Ini adalah salah satu bagian terpenting yang membedakan kekristenan dengan seluruh agama yang lain. Kekristenan sesungguhnya bukan seperti agama demi agama yang kita pikir atau orang pikir. Kekristenan adalah suatu relation, suatu ikatan, hubungan kesetiaan Allah kepada kita. Perhatikan agama-agama yang lain, jikalau seorang pendiri agama mati maka dia meninggalkan ajaran-ajarannya, dan semua pengikutnya berusaha untuk mematuhi ajaran itu dengan susah payah. Tetapi di dalam kekristenan, setelah Kristus itu naik ke surga maka Dia tidak membiarkan kita sendiri, Dia tidak sekadar memberikan kepada kita seluruh susunan pengajaran yang kita harus susah payah untuk mengikutinya, Dia memberikan diri-Nya sendiri, Roh-Nya datang menemani kita, menyertai dan berdiam di dalam kita sehingga seluruh ketaatan kita kepada perintah-Nya bersumber pada pekerjaan Roh-Nya di dalam hidup kita. Roh Kudus menyertai kita. Di dalam Alkitab, prinsip Roh Kudus menyertai kita ada di dalam dua hal. Yang pertama adalah Dia menyertai pribadi kita, internal. Dan yang kedua, Dia menyertai secara komunitas, external. Minggu depan kita akan mempelajari apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan Roh yang menyertai dan berdiam di dalam diri kita pribadi. Tetapi hari ini kita akan melihat apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan Roh yang menyertai, yang hadir, yang ada di tengah-tengah gereja, di tengah-tengah komunitas.

Kisah Para Rasul 1 yang tadi kita baca menyatakan Yesus, 40 hari setelah kebangkitan-Nya, Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Beberapa minggu yang lalu saya sudah menekankan mengenai tema besar ini, yaitu Kerajaan Allah. Ketika Yesus itu menampakkan diri, Dia berbicara apa sesungguhnya? Dia bicara kepada A, Dia bicara kepada B, Dia bicara kepada C, Dia bicara apa? Alkitab mengatakan 500 orang itu melihat kebangkitan-Nya. Tidak langsung 500, sebagian ada 10 orang, sebagian ada 7 orang, sebagian 2 orang, sebagian sendiri, totalnya ada 500. Ketika Yesus menampakkan diri itu satu-persatu, selama 40 hari, Dia bicara apa? Dia bicara mengenai satu topik, seluruh aspek satu topik, yaitu Kerajaan Allah. Sekali lagi saya menyatakan ini adalah isi hati terdalam dari Yesus Kristus. Kerajaan Allah, pemerintahan Allah, harus hadir di muka bumi, di mana Allah menciptakan-Nya. Kalau saudara melihat 3½ tahun pelayanan Yesus Kristus, dan itu seluruhnya dicatat di dalam Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes, maka saudara akan melihat bahwa seluruh pengajaran-Nya adalah bicara mengenai aspek-aspek Kerajaan Allah. Di mana pun saja Dia bicara, apa pun yang Dia kerjakan, maka itu adalah bicara mengenai Kerajaan Allah. Dan ketika Dia mati dan Dia bangkit, Dia menampakkan diri 40 hari Dia memperpanjang pengajaran ini kepada murid-murid-Nya. 

Tiga setengah tahun belum cukup, tambah lagi 40 hari, dan itu semuanya bicara mengenai satu topik, Kerajaan Allah dan di saat Yesus sebelum mau naik ke surga murid-murid-Nya tiba-tiba bertanya, “Tuhan, maukah engkau pada saat ini memulihkan Kerajaan Israel?” Minta maaf saudara-saudara, tidak mati berdiri saja sudah bagus. Terus bicara Kerajaan Allah, sebelum naik ke surga “Tuhan, kapan Kerajaan Israel ini dikembalikan, dibangunkan?” Saudara-saudara lihat, manusia ya seperti ini, orang yang berdosa itu, apa yang dikatakan saudara-saudara, nangkapnya bisa lain. Murid-murid-Nya menginginkan pemulihan Kerajaan Israel. Berarti, pemulihan itu berarti sebelumnya mereka sudah pernah mendapatkannya. Apa yang murid-murid-Nya inginkan? Yaitu pemulihan kejayaan dari Kerajaan Daud. Itu pemulihan kejayaan kaum Yahudi. Kejayaan di tanah Israel. Maka permintaan mereka, keinginan hati mereka yang terdalam adalah dibatasi oleh sistem politik, dibatasi oleh sistem etnis dan dibatasi oleh sistem geographical, dan seluruhnya selalu terbatas, limit dan bersifat daging. Kita tidak memiliki pikiran yang kudus, yang luas, kita tidak memiliki hati yang suci dan jangkauan yang luas. Kita kalau tidak mau dididik oleh Firman, kita selalu memikirkan untuk diriku sendiri, untuk keluargaku sendiri, untuk pekerjaanku sendiri, untuk karirku sendiri. Dan Yesus di sini sedang mau menyatakan sesuatu transformasi di dalam hati dan pikiran mereka dengan kuat kuasa Roh Kudus. Untuk mengubah murid-murid-Nya memiliki pikiran yang luas, melampaui diri dan keluarga dan pekerjaannya, melampaui empat tembok gereja, memiliki pikiran dan hati untuk dunia, untuk global, untuk misi Kerajaan Allah sampai ke ujung bumi. Mulai dari Israel, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Mulai dari engkau, murid-murid, semua murid-murid adalah orang Yahudi, maka aku akan mengutus engkau kepada Samaria. Ha, sebentar, aku jijik lho sama orang itu. Engkau tahu kan, mereka itu adalah darahnya campuran, ini Israel asli. Suruh pergi ke mereka, ngomong sama mereka? Apa Engkau tidak tahu Tuhan, kalau kita mau pergi dari satu kota ini ke kota sana, dan jalan paling singkat adalah lewat Samaria, kami mati-matian tidak akan lewat jalan itu. Kami akan mutar, mau jauh juga tidak apa-apa, terlalu hina orang ini. Kau akan jadi saksi-Ku di Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Sebentar, sebentar, maksudnya sampai ke ujung bumi apa? Pada waktu itu seluruh dunia dikuasai oleh Roma, dan Roma adalah kekuatan yang sangat kokoh dan kejam bahkan nabi Daniel pun tidak bisa menggambarkan seperti apa Roma itu di dalam sebuah binatang. Daniel itu tidak bisa untuk mendeskripsikan ini binatang apa, Daniel cuma bilang ini binatang yang sangat menakutkan dan buas. Dan suruh untuk pergi menjadi saksi ke sana? Untuk bermisi di sana? Ah kalau ke tempat Biak itu orang Kristen semua. Kalau melewati Israel, semuanya pagan. Mau tidak mau kami akan perang. Dengan kekuatan apa? Saya tidak punya  uang untuk perang. Saya tidak punya senjata, tidak kuat untuk membuat satu kumpulan militer untuk perang, untuk mengabarkan kekristenan. Engkau suruh kami mati konyol di sana. Tapi inilah janji Tuhan pada gereja-Nya, Roh Kudus akan turun kepadamu gereja-Ku, dan kalau Dia turun, engkau akan menerima dua hal ini. Satu, kuasa, kedua, adalah menjadi saksi. Pertama adalah kuasa dan kedua menjadi saksi. Saya sangat tersentuh dengan kalimat ini. Engkau pergi ke tempat yang jauh, ke tempat yang sulit, Aku tidak kasih kamu uang, Aku tidak kasih kamu teman, Aku tidak kasih kamu fasilitas, tapi Aku berserta engkau ke mana pun engkau pergi Aku beserta engkau. Kalau engkau bukan orang yang suka melayani, janji seperti ini mungkin tidak ada gunanya bagimu. Tapi kalau engkau adalah orang yang ada di lapangan dan belajar melayani, ini adalah segala-galanya.

Hari ini saya akan bicara berkenaan dengan dua janji ini yang Tuhan berikan. Sebenarnya satu janji yaitu Roh Kudus, tetapi ada dua elemen yang keluar dari sana. Elemen yang pertama adalah kuasa. Di dalam bahasa tulisan aslinya, kuasa ini adalah dinamis, dan kalau saudara-saudara tahu, dinamit itu adalah berdasarkan ini. Jadi kuasa meledakkan. Dan di dalam Kisah Para Rasul dan juga dalam seluruh tulisan Injil, ketika bicara mengenai kuasa itu adalah kuasa untuk menyebarkan Kerajaan Allah. Dan kuasa itu bentuknya apa? Kita selalu berpikir bahwa kuasa itu adalah mukjizat. Tidak salah saudara-saudara, meskipun mukjizat itu bisa dipalsu oleh setan, tetapi dengan jelas ada kuasa yang tidak bisa dipalsu oleh setan, yaitu kuasa hidup suci dan juga kuasa berupa keberanian dan kekuatan seseorang untuk bicara dengan berani, teguh dan tidak bisa mundur. Sekali lagi Allah Bapa melalui Kristus Yesus dengan Roh Kudus memberikan kita gereja-Nya kuasa untuk memperluas Kerajaan-Nya di muka bumi ini. Sekali lagi, Kerajaan Allah menjadi tema utama di sini. Adalah isi hati Allah untuk memperluas kerajaan-Nya di tengah-tengah dunia dan Yesus Kristuslah yang membuat pertama kali Kerajaan Allah hadir. Saudara masih ingat kata ini inaugurasi pertama kali dan kemudian setelah itu maka ini diteruskan oleh gereja-Nya. Dan gereja kita itu adalah pemegang dari tongkat estafet untuk memperluas kerajaan-Nya melalui kuat kuasa Roh Kudus yang diberikan kepada kita.

Saudara-saudara, sekali lagi saya bicara mengenai point yang pertama ini di sini Alkitab mengajarkan kepada kita kuasa. Masalah kuasa ini adalah masalah yang luar biasa penting. Jikalau sungguh-sungguh kita mau melayani Tuhan, maka kita harus diperlengkapi dengan kuasa dari tempat yang tertinggi. Harus ada urapan, harus ada kekuatan, harus ada kuasa keberanian dari Tuhan. Kenapa? Karena ini diperlukan untuk menaklukkan musuh dari luar dan dosa di dalam diri kita. Saya pernah bicara ini, ini adalah sesuatu yang penting, saya ulangi lagi saudara-saudara. Kalau saudara-saudara melihat Perjanjian Lama, maka saudara akan menemukan bahwa konsep Kerajaan Allah itu sudah ada dari kitab Kejadian. Di dalam kitab Kejadian 1 maka Allah memerintahkan kepada Adam dan Hawa yang adalah image of God beranakcuculah, bertambah banyak, penuhi bumi, kau taklukanlah itu, dan perintah itu didengar oleh Adam dan Hawa ketika dia di Eden. Dan Eden itu adalah tempat pemerintahan Allah hadir, Kerajaan Allah hadir di muka bumi. Dari Eden, maka Adam dan Hawa diutus untuk mengusahakan seluruh muka bumi seindah Eden, atau mengusahakan seluruh tempat di muka bumi ini, tempat seperti Eden yaitu Kerajaan Allah hadir dari Eden sampai ke seluruh muka bumi. Matius 28 mengatakan hal yang sama. Yesus menyatakan karena itu pergilah, jadikanlah seluruh bangsa murid-Ku, baptislah dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Lakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu itu adalah bicara mengenai Kerajaan Allah. Kalau saudara membandingkan Matius 28 dan Kejadian 1 dan 2,  maka saudara akan menemukan bahwa kalimat pertama dari Allah Bapa yang didengar oleh telinga Adam dan Hawa identik tepat sama dengan kalimat Yesus Kristus yang terakhir didengar oleh telinga murid-murid-Nya sebelum Dia naik ke surga, yaitu perluasan Kerajaan Allah. Tepat, identik, sama. Sekali lagi itu adalah isi hati Allah. Saudara kalau mau tahu apa sih kehendak Allah bagiku? Kehendak Allah bagiku saudara-saudara, masuklah di dalam topik ini, pelajari topik ini, ini adalah nuklirnya isi hati Allah bagi kita. Itu alasan saudara dan saya masih hidup di dunia ini. Itu alasan gereja ini ada. Itu alasan mimbar ini bersuara dan seluruh guru Sekolah Minggu sedang mengajar murid-murid sekarang. Kerajaan Allah, tadi saya sudah katakan identik sama, tetapi ada sesuatu yang unik di sini, ada elemen di dalam Perjanjian Baru yang tidak ada di dalam kitab Kejadian. Dan perhatikan elemennya adalah kuasa. Sebelum perintah Yesus itu, Yesus mengatakan, “Segala kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku.” “Aku menyertai engkau senantiasa sampai kesudahan zaman”. Sekali lagi jemaat, kita sedang bicara mengenai kuasa. Ini adalah sesuatu yang luar biasa penting untuk kita boleh menggenapkan rencana Allah dalam hidup kita. Kuasa, kenapa harus ada kuasa dalam hidup kita? Karena dosa sudah masuk dan ada musuh yang menantang di depan. Hai gereja Tuhan, kita diminta menghadirkan kerajaan-Nya di muka bumi. Kerajaan-Nya berjalan di dalam diri kita dan melalui diri kita. Ini adalah kerinduan hati anak-anak Tuhan yang sejati, nama Tuhan dikenal di muka bumi. Dia ditakuti dan dihormati oleh segala bangsa. Saya tanya kepadamu, biarlah engkau boleh jujur di hadapan Allah. Apakah itu kerinduanmu? Apakah itu ambisi kita? Kalau tidak, di hadapan Tuhan saya minta kepadamu biarlah engkau menguji dirimu sendiri apakah engkau anak Tuhan yang sejati atau tidak. Jikalau memang engkau tidak menginginkan itu. Engkau tidak berpikir itu, bahkan setiap engkau berdoa ‘Bapa kami’ itu adalah suatu kebohongan. Engkau adalah anak kegelapan yang berpura-pura menjadi anak Tuhan. Tidak pernah ada hal itu di dalam isi hati kita. Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Bagaimana engkau bisa mengatakan kalimat itu. Tapi bagi engkau, yang di dalam hatimu ada kerinduan untuk ini, ada ambisi untuk ini, perhatikan apa yang Yesus katakan disini, kerinduan itu tidak cukup, ambisi itu tidak cukup. Kalau tidak ada kuasa dari tempat yang tertinggi kalau Roh Kudus tidak bekerja di dalam hidup kita dan di gereja kita. Maka saudara-saudara selalu belajarlah berdoa untuk minta kuasa Roh Kudus. Belajar berdoa minta pimpinan Roh Kudus. Saudara-saudara, ini sangat-sangat esensial. Saya berkali-kali mengatakan kepada saudara-saudara, doa mari berdoa secara komunitas. Doa sama-sama di tempat ini jam 09.00 pagi setiap hari Sabtu. Mungkin engkau tidak terlalu mengerti Alkitab dengan mengatakan, “Oh, saya bisa berdoa sendiri di rumah.” Saya tanya kepadamu pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus itu turun apakah Petrus dengan seluruh murid itu sedang berdoa sendirian di kamar mereka?  Tidak. Mereka berdoa di dalam komunitas. Gereja yang sejati menggumulkan pekerjaan Roh Kudus dan kehadiran-Nya. Ya, pada hari Pentakosta, Yesus Kristus mengutus Roh Kudus-Nya sekali dan tidak pernah dicabut lagi. Ini bersifat permanen tetapi di tempat yang lain, misalnya saja saudara-saudara membaca daripada kita Wahyu maka Yesus Kristus mengatakan “kalau engkau tidak mau taat aku akan mengambil kaki dian-Ku dari engkau”. Ini adalah bicara berkenaan dengan kehadiran dan kuat kuasa Roh Kudus yang dinyatakan secara conditional. Roh Kudus yang menyertai gereja tidak bisa kita hanya take it for granted. Harus digumuli, harus diminta dengan kerinduan. Seperti Musa yang meratap minta penyertaan Tuhan, maka kita juga meratap minta penyertaan daripada Roh Kudus. Oh jemaat berapa kali di dalam alkitab Allah menyatakan cari wajah-Ku, cari kuasa-Ku, cari kekuatan-Ku!

Di hadapan saya, saya yang melihat banyak sekali orang yang berdedikasi. Ada banyak orang yang tulus di sini dan sebagian orang pandai dan sangat bertalenta, tapi saya harus katakan apa yang kurang pada diri saya dan saudara? Kuasa. Menaklukkan hati seseorang membawa hatinya datang kepada Kristus Yesus dan berlutut itu tidak bisa dengan kepandaian kita. Yesus Kristus membangkitkan 11 orang yang kurang berpendidikan dan satu lagi ditambah yaitu Paulus yang dengan pendidikan yang sangat tinggi. Mereka memiliki intelektual yang berbeda. Jangkauannya mereka bisa berbeda. Petrus tidak mungkin akan sampai ke tempat pembesar-pembesar, Paulus bisa. Tapi mereka memiliki satu kesamaan yaitu power, kuasa Roh Kudus. Baik itu di bawah, baik itu di atas, keduanya memiliki kekuatan kuasa Roh Kudus. Saya katakan sekali lagi kepada seluruh jemaat GRII Sydney dengarkan isi hati saya. Saya bicara dengan seluruh hati saya kepadamu apa yang kita kurang? Kuasa Roh Kudus. Mari cari sama-sama, mari minta sama-sama. Kalau sungguh-sungguh hati kita ingin dipakai oleh Allah. 

Sekarang saya akan bicara mengenai elemen kedua dari janji itu. Roh Kudus datang dan kau akan menemukan mendapatkan kuasa. Dan yang kedua adalah Roh Kudus itu datang dan kamu akan jadi saksi-Ku. Saksi-Ku, berarti representatifnya Kristus. Saksi-Ku, berarti itu milik Kristus, yang diutus ini bicara mengenai sesuatu yang eksklusif dan representatif. Jika Roh Kudus itu ada, maka itu adalah tanda seseorang itu milik Kristus. Dan jikalau Roh Kudus itu ada, pastilah orang itu mau tidak mau didorong oleh Roh Kudus untuk bersaksi keluar. Saudara-saudara, ini bukan saja perintah, ini adalah janji. Pertama kali, sebelum saya menyelidiki dengan berbagai macam commentary, saya berpikir ini sudah pasti perintah, “Kamu adalah saksi-Ku, ayo sekarang jadi saksi.” “Kamu akan jadi saksi-Ku.” Tetapi ketika saya menyelidiki commentary satu-persatu, maka penelitian yang lebih detil menyatakan bahwa ini bukan saja perintah, ini janji. Artinya kalau Roh Kudus itu ada padamu pasti engkau tidak bisa membendung Dia, engkau akan bergerak. Kalau Roh Kudus itu ada padamu engkau tidak bisa duduk aja, engkau pasti punya kegelisahan, tidak  bisa, pasti engkau bergerak. Engkau tidak mungkin akan jadi penonton. Engkau tidak mungkin bisa mengekang Dia, Dia akan berteriak, Dia akan mendorong kita. Sama seperti Yeremia 20:9. Ada satu ayat yang unik. Saudara perhatikan kalimat Yeremia ini, “Tetapi apabila aku berpikir aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan Firman lagi demi nama-Nya maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala terkurung dalam tulang-tulangku, aku berlelah-lelah untuk menahannya tetapi aku tidak sanggup.”  Apakah saudara pernah mengalami hal seperti ini? Kalau Roh Kudus itu hadir, kita mungkin takut, mungkin malu, tapi tidak tahan itu, saudara-saudara pasti akan bicara. Roh Kudus akan mendesak kita untuk kita bersaksi di hadapan dunia. Bersaksi bahwa Allah itu hidup. Bahwa Allah itu berintervensi dalam hidupku. Bahwa Allah itu memerintah. Bahwa Allah di dalam Kristus Yesus harus disembah dan ditakuti. Dan setiap manusia harus datang dengan pertobatan untuk perdamaian. “Kamu akan menjadi saksi-Ku,” demikian kata Kristus Yesus. Saudara-saudara, ketika bicara mengenai saksi di dalam bahasa aslinya adalah bicara mengenai bukti lisan. Saudara-saudara, verbal benar-benar verbal bukan bicara berkenaan hanya sekadar kesaksian hidup baik jadi orang baik orang jujur. Ya, tadi kita sudah bicara berkenaan dengan Roh Kudus yang memberikan kuasa untuk hidup suci. Dan hidup suci, hidup benar itu menjadi dasar perkataan kita, tetapi di sini memang kamu akan jadi saksi-Ku adalah bicara mengenai verbal evidence. Saudara-saudara sebenarnya aslinya adalah penegasan bahwa sesuatu itu adalah benar di dalam konteks legal. Jadi, ini adalah suatu kesaksian yang bisa dibawa kepada pengadilan. Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, Yudea, Samaria, dalam bahasa aslinya ini menjadi satu kesatuan bukan Yudea dan Samaria tapi Yudea-Samaria dan sampai ke ujung bumi. Ini adalah aktivitas progress pergi bukan menunggu. Dan kalau saudara -saudara membaca keseluruhan Kisah Para Rasul, maka kesaksian dari murid-murid di Israel dan di Yerusalem adalah pasal 2-7, Yudea-Samaria pasal 9-12, dan ke seluruh bangsa itu artinya gentile pasal 13–28. Saya akan jelaskan sedikit di sini. Ini bukan bicara mengenai geographical saja  tetapi ini adalah bicara mengenai theopolitical. Saudara-saudara, Kerajaan Allah yang hadir melalui Kristus Yesus dan diteruskan oleh gereja-Nya, pertama-tama hadir dengan kehadiran keselamatan di Yerusalem dan kedua adalah rekonsiliasi seluruh kaum Israel 12 suku itu meskipun 10 suku itu tidak lagi setia, dan itu terjadi di Yudea dan Samaria. Sampai terus lagi masuknya seluruh suku bangsa dan bahasa gentile ke dalam Kerajaan Allah. Saya tadi sudah mengatakan pada saudara-saudara bahwa progress ini para murid-Nya akan berpikir saya harus menjelajah menuju kepada bangsa-bangsa yang pagan dan memang kata saksi di dalam bahasa Yunaninya adalah martir. Seluruh dunia pada waktu itu adalah pagan, kegelapan. Terang itu dari Pentakosta Yerusalem akan pergi jauh menuju ke seluruh dunia.  Di sana akan terjadi perlawanan demi perlawanan. Murid-murid satu-persatu akan ditawan dan dimatikan, tetapi terang lilin itu tidak pernah bisa dipadamkan.

Ketika saya mempersiapkan ini, saya teringat akan beberapa waktu yang lalu saya pernah menceritakan di sini berkenaan dengan Reformator Inggris Hugh Latimer. Pada waktu itu musuh-musuhnya menawan dia dan bersama dengan Nicholas Ridley maka dia dibawa ke tiang yang tinggi dan kemudian akan dibakar hidup-hidup. Pada tanggal 16 Oktober 1555, di hadapan massa di Oxford itu. Api mulai membakar mereka dan Latimer kemudian menyatakan kepada Ridley, satu kalimat yang merupakan gabungan seluruh khotbah pada pagi hari ini Kerajaan Allah, Roh Kudus, kuasa dan kesaksian. Latimer mengatakan, saudara dengarkan, “Tuan Ridley, kuatkan hatimu dan bersiaplah sebagai laki-laki sebab pada hari ini, di dalam anugerah Tuhan, kita akan menyalakan sebuah lilin di Inggris yang terangnya tidak dapat dipadamkan.”  Terang yang tidak dapat dipadamkan. Terang Kristus yang bersinar pada hidup hamba-hamba-Nya. Hugh Latimer pejuang Kerajaan Allah, martir bagi Kristus Yesus. Dan sekarang genaplah apa yang kitab Wahyu ini tuliskan, Wahyu 12:11, “dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka dan mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Dan dengan inilah Kerajaan Allah akan menghancurkan kerajaan dunia ini, dengan inilah Kerajaan Allah akan menghancurkan setan tepat di atas kepalanya. Dengan kematian Kristus Yesus di atas kayu salib dan dengan gereja yang bergerak dengan kesaksian oleh kuat kuasa Roh Kudus. Dan inilah tugas kita hai gereja. Saya sudah menyatakannya dengan hati saya. Ujilah Firman dan inilah alasan gereja kita ada. Mimbar ini ada. Gerakan Reformed Injili ada. Hamba-Nya Pdt. Stephen Tong keliling ke mana-mana. Bukan bicara hanya urusan pekabaran Injil, ini adalah bicara menegakkan Kerajaan Allah di muka bumi. Kiranya kerajaan-Nya datang dan kemuliaan-Nya terjadi di muka bumi ini. Mari kita berdoa.

 

1 Pet 2:5, Kol 1:9, 1 Kor 2:15, Kol 3:16, 1 Kor 15:44-49, Fil 3:21, Rom 7:6,41
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

14 May 2023
Perempuan di Sekitar Kematian dan Kebangkitan Kristus Yesus
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Yoh 12:1-8

Yoh 12:1-8

Sekali lagi kita akan melihat apa yang Alkitab ajarkan tentang perempuan di sekitar kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Hari-hari ini adalah hari-hari masa di mana kita terus menerus memikirkan mengenai kebangkitan Yesus sebelum hari Pantekosta. Apa yang menjadi peran wanita? Bagaimana posisinya di hadapan Allah dan di dalam pekerjaan Kerajaan Allah.

Saudara-saudara, salah satu kutuk yang besar setelah dosa masuk di dalam dunia ini adalah manusia, kita semua, tidak tahu identitas kita. Seumur hidup kita bergumul dan mencari jawaban terhadap satu pertanyaan ini. Siapakah aku ini sesungguhnya? Dan salah satu dari masalah yang besar di dalam jaman ini adalah masalah gender. Siapakah aku Ini sebenarnya? Terhadap pertanyaan ini manusia itu tidak segan-segannya untuk mengubah gender-nya. Yang laki-laki ingin menjadi wanita dan yang wanita ingin menjadi laki-laki. Kebingungan besar ini membuat kita ingin selalu menjadi orang lain. Aku tidak puas dengan diriku sendiri, aku tidak suka dengan posisiku, aku mempertanyakan terus, mengapa aku diciptakan seperti ini. Dan di dalam dunia perempuan sendiri, ada gerakan feminism yang mau mengangkat derajat wanita untuk dibandingkan terus-menerus dengan laki-laki. Dengan pengertian satu alasan, satu reason di belakangnya wanita berkali-kali menjadi korban kekerasan laki-laki, maka wanita itu harus naik. Hal itu masih bisa dibenarkan sejauh dia itu menuntut haknya sebagai seorang wanita, tetapi yang terjadi adalah dia intinya bahkan sampai kepada ketidakpuasan menjadi wanita dan mau mengungguli laki-laki. Bagaimana posisi wanita dibandingkan dengan laki-laki di masyarakat, itu yang terus-menerus menjadi pertanyaan. Melalui khotbah ini, saya tidak sedang membahas, menjawab seluruh masalah, seluruh issue ini, tetapi mari kita melihat apa yang Alkitab ajarkan dan nyatakan secara jelas mengenai posisi perempuan di dalam rencana kerja Allah di muka bumi. Bagaimana Allah merancang wanita itu dan menempatkan wanita itu di dalam pekerjaan-Nya yang besar di muka bumi ini. Kadang yang kita perlukan adalah suatu simplicity of heart untuk melihat apa yang Alkitab katakan dan kadang begitu jelas, tapi mata kita tertutup karena begitu rumitnya pikiran kita.

Saudara-saudara, mari kita sekarang melihat apa yang Alkitab katakan mengenai signifikansi wanita ini. Alkitab dengan jelas memunculkan signifikan peran wanita tepat di jantung kekristenan yaitu pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dan tadi yang kita baca Yohanes 12, dan nanti ada satu perikop lagi yaitu Yohanes 20, saudara akan melihat bagaimana Allah memunculkan peran wanita di sini. Dan biarlah kita ingat bahwa dibalik itu adalah latar belakang cara berpikir orang Yahudi terhadap wanita. Saudara akan melihat bagaimana Allah memunculkan signifikansinya di tengah-tengah background di tengah-tengah latar belakang orang Yahudi memikirkan wanita. Pada waktu itu wanita dipandang rendah oleh orang Yahudi, apalagi oleh pemimpin-pemimpin agama, kita bisa mendengar doa syukur orang Farisi adalah seperti ini. “Ya Allah aku bersyukur kepada-Mu karena aku diciptakan bukan sebagai orang berdosa atau pemungut cukai, Tuhan aku bersyukur kepada-Mu karena engkau tidak menciptakan aku sebagai seorang kafir dan juga engkau tidak menciptakan aku sebagai seorang perempuan. Saudara-saudara, pada waktu itu perempuan itu dipandang rendah, tidak memiliki suara di dalam kesaksian pengadilan, perempuan juga dianggap sebagai benda dan bukan pribadi oleh ayahnya dan keluarganya. Di dalam konteks yang seperti ini, lihatlah bagaimana Allah itu memunculkan signifikansi seorang perempuan. Bukan saja signifikansi di dalam seluruh pekerjaan Kristus, tetapi bahkan signifikansi di dalam inti jantung pekerjaan Kristus yaitu kematian dan kebangkitan-Nya.

Yang pertama adalah dari Yohanes 12:1-8 yang tadi kita baca. Saudara-saudara, perhatikan di hadapan persiapan kematian Kristus Yesus, lihatlah kepekaan dan kehalusan Maria dari Bethany.  Sekali lagi di hadapan persiapan kematian dari Yesus Kristus, lihatlah kepekaan dan kehalusan dari Maria dari Bethania. Waktu itu adalah 6 hari sebelum Yesus dipaku di atas kayu salib. Yesus datang ke rumah Maria, Martha dan Lazarus dan kemudian seperti biasa Yesus datang berkunjung ke mereka bersama dengan para murid-Nya. Mengadakan persekutuan makan bersama dan Yesus kemudian di tengah-tengah itu mengajar. Di saat-saat seperti itu tiba-tiba Maria meninggalkan kelompok itu, dia masuk ke kamarnya dan kemudian matanya melihat sekeliling kamarnya, apa benda yang paling berharga dan dia melihat minyak yang paling dikasihinya adalah minyak narwastu itu yang mahal harganya. Itu adalah seluruh tabungannya, itu adalah hasil kerjanya bertahun-tahun dan ada komentator yang menyatakan bahwa itu adalah kumpulan uang yang akan membuat dia mempersiapkan diri untuk hari pernikahan. Mahal sekali harganya. Saudara-saudara, itu persis seperti saudara ketika masuk dalam sebuah kebaktian dan hati saudara tergerak sekali untuk memberikan persembahan dan apa yang ada dalam pikiran saudara bukan uang di kantong saudara yang hanya beberapa ratus dolar saja, bukan juga credit card yang saudara bisa berhutang tetapi saudara-saudara yang ada pikiran saudara adalah seluruh tabungan saudara dan kemudian itu nanti diberikan di dalam sebuah persembahan dengan sukacita dan seperti itulah yang terjadi pada Maria dari Betania. O, minyak itu begitu sangat harum dan minyak tersebut itu begitu sangat mahal dan kemudian Maria membuka botol minyak itu dan dengan sukacita dia kemudian mendekati Yesus dan kemudian menuangkan minyak itu dari atas kepala dan minyak itu turun sampai ke tempat kaki Yesus Kristus. Minyak itu mengalir perlahan dari kepala terus membasahi jubah Yesus Kristus sampai kemudian ke kaki-Nya dan kemudian Maria mengambil rambutnya dan mengusap kaki Yesus Kristus. Saudara, ini adalah suatu tindakan yang mencengangkan, ada beberapa lapisan kecengangan yang kita bisa dapatkan dalam perikop ini. Tetapi hal yang pasti adalah murid Yesus semuanya itu diam. Semua laki-laki itu tidak berbuat apapun saja terhadap peristiwa ini. Tidak ada yang bisa menyamai tindakan wanita ini selain satu hal yaitu mencela dia. Kecuali satu hal saja, mencela dia. Tetapi Yesus kemudian membelanya dan Yesus mengatakan satu kalimat yang penting yang tadi kita baca, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”

Saudara, ini bukan saja bicara berkenaan dengan tindakan pengorbanan, ini adalah bicara berkenaan dengan isi hati Allah dan bagaimana wanita ini begitu tepat sinkron dengan isi hati Allah. Sekali lagi, ini begitu mencengangkan kita, karena tidak ada satu murid pun yang peka dan mempersiapkan diri menghadapi salib Kristus. Padahal Yesus berkali-kali menyatakan bahwa Dia datang untuk melakukan kehendak Bapa dan kematian Kristus adalah titik puncak dari kehendak Bapa bagi Dia. Bagaimana Kristus itu direndahkan dan dipaku di atas kayu salib sudah sejak dari pertama Yesus sudah menyatakannya berulang-ulang. Itu adalah isi hati-Nya, itu adalah tujuan hidup-Nya, Yesus bahkan mengajarkan sejak dari awal, sejak Ia dibaptis, itu menyatakan perendahan diri-Nya, Dia direndahkan di depan semua manusia dan nanti Yesus mengatakan bahwa Dia akan menerima baptisan yang kedua dan itu adalah bicara perendahan diri-Nya di depan publik dan itu adalah salib. Bahkan sejak Dia, Yesus Kristus, mengobrak-abrik pelataran luar Bait Suci, robohkan Bait Suci ini dan dalam 3 hari Aku akan membangunnya kembali. Itu bicara berkenan dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Dan berkali-kali Yesus mengatakan Dia akan pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak siksaan dari tua-tua dan akan dibunuh di sana. Dengan pengajaran, dengan simbolik, dengan begitu jelas, dengan kalimat pengajaran yang literal, dengan seluruh yang ada yang Yesus bisa katakan dan informasikan kepada murid-murid-Nya, murid-murid-Nya sudah mengetahui titik berat pelayanan-Nya adalah salib. Ini adalah titik fokus dari hidup Kristus, dari hati-Nya dan tidak ada satu murid pun yang bersiap terhadap kematian Kristus. Tidak ada satu dari hati murid-Nya-pun yang peka terhadap kematian Yesus. Maria datang mengurapi Yesus dari kepala sampai ke kaki dengan minyak yang termahal yang dia miliki. Roh Kudus mengajari dalam hati Maria untuk mengerti titik fokus isi hati Kristus. Roh Kudus mengajari dalam isi hati Maria, isi hati Bapa di Sorga. Roh Kudus mengajari dalam isi hati Maria, cinta Kristus kepada dia. Maria diikutsertakan oleh Allah masuk di dalam pekerjaan-Nya yang paling inti. Dan mengerti denyut jantung daripada cinta kasih Allah dan cinta kasih Kristus Yesus. Yang bisa melihat denyut jantung cinta Allah ini hanya dialah yang rela untuk memberikan yang terbaik dan keseluruhan dari apa yang dimilikinya untuk boleh membalas cinta kasih Kristus yang tidak terbalas.

Lihatlah kelembutan hati Maria menangkap Firman.  Lihatlah kepekaan Maria menjelang hari-hari Yesus itu disalib. Seorang wanita yang tiba-tiba dimunculkan oleh penulis Injil begitu signifikan di dalam menghadapi dari hari yang paling ditunggu oleh Yesus Kristus. Dan di mana semua murid? Semua diam, semua menjadi penonton, ketika melihatpun mereka tidak bisa melihat apa artinya. Dan yang paling celaka adalah Yudas, dia menjadi gusar dan kemudian dia mengatakan, “Untuk apa pemborosan ini?” Saudara perhatikan lihat matanya kemana. Apa yang membuat hatinya itu terusik. Apa yang membuat mulutnya itu keluar dengan tegas. Lihat kalimat apa yang muncul pertama kali. Uang! Saudara, engkau mau lihat hatimu seperti apa, engkau mengomentari pekerjaan Tuhan, engkau tidak tahu sesungguhnya isi denyut jantung Kristus seperti apa. Dan tidak mengerti denyut jantung gereja yang sejati seperti apa. Dan yang keluar dari mulutmu adalah masalah uang, engkau memperkarakan masalah uang. O, betapa dunianya kita dan betapa engkau menjadi orang yang sangat mungkin binasa. Yang terpenting di matamu, yang paling menggerakkan hatimu, adalah uang. Saya pernah mengatakan kepada seseorang satu kalimat yang tajam seperti ini, saya berkhotbah dari begitu banyak area. Bicara mengenai providence, bicara mengenai Union with Christ, bicara berkenaan dengan eksposisi Matius, satu persatu, bicara berkenaan juga dengan missionary, bicara juga berkenaan dengan puritan, tetapi kemudian ada satu orang di tengah-tengah seluruh pembicaraan seperti itu, mengkritik berkenaan dengan uang, saya langsung tanya, di tengah-tengah seluruh apa yang saya katakan, kenapa kalimatmu itu selama 9 tahun saya pelayanan, engkau bicara berkenaan dengan uang. Apa yang sebenarnya ada di dalam isi hatimu? Apa yang engkau katakan itu ada yang di dalam hatimu. Untuk apa pemborosan ini? O, Maria seakan-akan tidak bisa untuk membalas dari kalimat itu. Dia tenang, meskipun sangat sedih, hatinya halus, Roh Kudus dari dalam menguatkan dirinya, tidak peduli dengan penilaian manusia. Dari cemoohan dunia ini dan orang-orang yang memakai atas nama agama dan kemudian menyembunyikan dosa yang tersembunyi paling dalam di dalam hatinya. Tidak tanya bagaimana cara mengabarkan Injil. Tidak tanya berkenaan dengan eksposisi tadi itu belajar dari komentari di mana. Tidak tanya berkenaan dengan bagian-bagian yang sulit di dalam doktrin Kristus. Tidak tanya bagaimana gereja ini bisa maju dengan mengabarkan Injil lebih, tetapi tanyanya mengenai uang, terus mengenai uang. Terus pikirannya mengenai uang. Anak binasa! Pasti anak binasa! Kecuali Tuhan membuat engkau bertobat! Alkitab begitu jelas, siapa yang distimulir dari hatinya mengenai uang dan bicara pertama adalah mengenai uang, semua laki-laki diam, tidak berani bicara. Kalau ada seorang yang ada di dalam gereja yang adalah satu serigala berbulu domba, bicara, semua orang tidak tahu ini adalah serigala. Maka dia diam. Benar juga ya. Yesus menyembunyikan orang ini pada hari penghakiman. Yesus kemudian membela wanita ini dengan satu kalimat. “Biarkan wanita ini, apa yang dikerjakannya mengingat hari penguburan-Ku.” Ketika Yesus bicara seperti itu, apakah seluruh laki-laki ini bahkan sadar? Mungkin sekali tidak. Mereka semua pikir adalah mungkin perkataan Yudas adalah benar. Dan mereka sama sekali tidak mempersiapkan dan tidak peka akan sebentar lagi adalah hari daripada penyaliban itu. Saudara-saudara, di tengah pekerjaan pelayanan Kristus yang besar, Yesus dikelilingi oleh banyak laki-laki, 12. tetapi yang paling tau isi hati Kristus adalah seorang wanita dan namanya Maria.

Hal yang ke-2, saudara mari kita melihat Yohanes 20:11-18, dan saya akan membacakan. Saudara perhatikan hal yang ke-2 di dalam prinsip ini. Prinsip pertama di hadapan persiapan kematian Kristus, lihatlah kepekaan dan kehalusan hati Maria dari Betani. Dan yang ke-2 di hadapan kebangkitan Kristus, lihatlah kesetiaan dan keberanian dari Maria Magdalena. Kesetiaan dan keberanian dari perempuan. Saudara sebenarnya keberanian dan kesetiaan perempuan sangat terlihat di dalam peristiwa Salib dan kebangkitan. Kalau kita membaca Alkitab, ketika Yesus di atas salib, siapa yang hadir di tengah penyaliban Yesus Kristus? Saudara akan menemukan 4-5 nama wanita ini. Dan hanya ada satu laki-laki Yohanes, dan seluruh laki-laki yang lain itu lari terbirit-birit. Injil menyatakan ada sekitar 4-5 wanita yang ada, menghadapi seluruh kekerasan orang Romawi, wanita-wanita ini berlutut di bawah salib Yesus tanpa mempedulikan dirinya. Dan wanita-wanita ini pergi bahkan ketika Yesus itu dikubur dan wanita ini pulang sebentar ke rumah dan kemudian pergi pagi-pagi untuk menjenguk kubur Yesus Kristus dengan rempah-rempah. Ada sekitar 4-5 wanita; Maria Ibu Yesus, dan Maria saudaranya Maria Ibu Yesus juga, Maria Magdalena, Salome yang sangat mungkin mama dari anak-anak Zebedeus, dan juga Yohana. Sekali lagi, mereka ikut bahkan sampai Yesus dikubur dan sampai kemudian kembali lagi Yesus kembali lagi ke kubur Yesus keesokan harinya. Sekali lagi, Wanita, di saat hampir semua laki-laki meninggalkan Jesus. Ketika Yesus dengan tubuh yang terbaring mati itu ditinggalkan sendirian oleh semua laki-laki, maka seluruh wanita ini mendekat ke kubur. Kesetiaan dan keberanian mereka para wanita ini terlihat di saat semua kegelapan dan kengerian yang ada. Semua laki-laki putus asa, laki-laki itu semua bersembunyi tetapi para wanita ini tidak mau mundur, terus menerus mendekati salib dan kubur sehingga mereka layak akan bertemu dengan kebangkitan yang pertama.

Yohanes 20 menceritakan, pagi-pagi itu Maria Magdalena pergi ke kubur dan dengan air mata yang berlinang-linang dia mendatangi kubur itu dan memandang kubur itu dari depan lalu ia pemberanikan diri masuk ke kubur itu dan bertemu dengan dua orang, yang sebenarnya malaikat yang dia tidak kenali ini bertanya kepada Maria, “Ibu mengapa engkau menangis?” Maria kemudian mengatakan Tuhanku sudah diambil orang aku tidak tahu Dia di mana diletakkan. Dan ketika dia sedang bicara dengan malaikat yang dia tidak diketahuinya itu, dia kemudian menoleh di belakang, dan di beberapa jarak saja ada seorang laki-laki di sana dan orang itu bertanya, “Ibu, siapakah yang engkau cari?” Maria berpikir bahwa orang ini adalah penunggu taman. Dan dia mengatakan, “Tuan, jika tuan itu yang mengambilnya katakan kepadaku di mana tuan letakkan Dia supaya aku dapat mengambilnya.” Dan Yesus kemudian mengucapkan satu kalimat dengan sangat lembut, “Maria”, dan seperti yang Yesus katakan kepada kita, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku”. Domba-domba-Ku bisa membedakan suara itu meskipun ini adalah binatang yang paling lemah. jikalau di dalam hati kita kita adalah orang yang ditebus oleh Allah kita ada Roh Kudus di dalamnya, maka sesungguhnya jiwa kita mengerti mana Firman yang sejati dan mana Firman yang palsu.

Kemudian Maria tersadar, ini Yesus Kristus! dan dia kemudian dengan cepat berteriak, “Rabuni!”, Guru! Dan Maria bergerak menuju kepada Yesus dengan cepat dan sangat mungkin dia mau memeluk Yesus Kristus. Tetapi Yesus mengatakan, “Jangan engkau memegang Aku.” Mengapa? Mengapa tidak boleh memegang? Ini bukan bicara perempuan dan laki-laki, ini juga bukan bicara tidak boleh memegang sama sekali. Karena setelah itu Yesus mengatakan kepada Thomas, “Masukkan jarimu ke tempat dari tanganku yang berlubang ini.” Ini juga tidak berarti bahwa Maria itu sama sekali akhirnya tidak memegang Yesus Kristus. Bahasa aslinya adalah engkau jangan memegang aku terus menerus karena aku belum naik ke surga. Apa arti kalimat ini sesungguhnya? Kalimat ini mau memberikan suatu pengajaran kepada Maria dan para murid, bahwa saat ini bukanlah waktu untuk perayaan besar. Saat ini bukanlah waktu untuk celebration. Kebangkitan Yesus bukanlah puncak. Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa itulah puncak. Sekali lagi kebangkitan Yesus bukanlah puncak. Yesus naik ke surga, diterima oleh Bapa di surga, diletakkan di sebelah kanan dan memerintah seluruh dunia, itulah puncak. Saat ini bukan saat perayaan Maria, perayaan besar itu terjadi nanti pada waktunya di mana Anak Domba Allah mengadakan perjamuan besar dengan kita semua umat Allah. Tetapi saat ini bukan, bukan saatnya kita merayakan seluruhnya. Lalu saat ini adalah saat apa? Saat ini adalah saat pergi. Saat ini adalah saat pergi, Maria, beritakan kepada saudara-saudara-Ku: Aku bangkit. Saat dia adalah saat berjuang Maria, saat ini adalah saat bekerja keras Maria. Beritahu kepada saudara-saudara-Ku katakan kepada mereka,” sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Saudara-saudara apakah saudara-saudara, kita sekarang mengerti, di titik ini, Maria diminta untuk mengabarkan kebangkitan Yesus kepada para murid. Seorang bapa gereja menyatakan, “Maria Magdalena adalah adalah rasulnya dari para rasul. Lihatlah Yesus mempercayakan berita kebangkitan-Nya ini pada seorang wanita yang dipandang rendah pada waktu itu. Beritanya itu pertama kali, pertama kali dipercayakan kepada seorang wanita, yang pernah dirasuk 7 roh jahat sebelumnya. Inilah utusan Injil kebangkitan pertama kali. Seorang yang tidak ada kedudukannya di masyarakat, seorang yang terus-menerus seumur hidupnya dipandang rendah karena pernah mengalami 7 setan itu ada di dalam dirinya sendirinya. Orang akan mengingat dia adalah orang yang pernah gila. Dan setiap kali dia mengatakan, “Yesus bangkit! Yesus bangkit!” maka orang-orang yang tidak percaya akan mengatakan orang ini akan adalah orang kerasukan lagi. Kalau saudara-saudara memiliki perusahaan yang besar apakah saudara mau untuk mempercayakan kepala cabang di tempat tertentu itu adalah orang yang tidak ada nilainya di masyarakat? Bukan saja orang yang miskin, orang yang dipandang rendah karena memang dia sebelumnya itu sangat rendah. Saudara-saudara, lihat bagaimana Injil itu, Injil kebangkitan dipercayakan kepada seorang wanita. Wanita ini dengan beritanya yang dikuasai oleh Roh Kuduslah yang akan menggerakkan seluruh Rasul.

Saudara akan melihat dua hal ini terjadi tengah-tengah pusat pekerjaan Yesus Kristus. Pertama adalah salib ada di hati Maria di Betania. Kedua adalah kebangkitan ada di mulut  Maria Magdalena. Sekarang apakah kita mengerti posisi kita dan khususnya para wanita di hadapan pekerjaan Allah yang besar ini? Peristiwa-peristiwa ini mengajarkan kita banyak hal, tetapi saya akan menyoroti dua hal besar.

Yang pertama, di tengah budaya yang meninggikan laki-laki dan yang merendahkan wanita, di dalam Kristus Yesus memasukkan peran wanita di dalam penentuan sejarah yang dibuatnya di bumi ini. Lihatlah dalam kitab Kejadian, maka saudara-saudara melihat bagaimana setan memasukkan sejarah yang ‘akan dibuatnya melalui wanita.’ Lihat bagaimana setan itu membuat hati wanita terpikat dan mengikuti kehendaknya, dan setelah itu suaminya, anaknya, cucunya, seluruh dunia, masuk di dalam ‘rencananya’. Tetapi di sini saudara lihatlah bagaimana Allah memasukkan peran wanita di dalam penentuan sejarah-Nya yang dibuat di bumi ini. Di dalam kitab Kejadian, Allah menyatakan keturunan perempuan ini akan meremukan kepala ular. Dan di dalam Kitab Injil saudara bisa melihat salib dan kebangkitan di situ terletak dua perempuan yang sangat signifikan menentukan arah sejarah.

Hal yang ke-2, melalui seluruh Injil ini dibicarakan maka Allah menyatakan kepada kita posisi yang sebenarnya dari seorang wanita di hadapan-Nya. Saudara akan menemukan bahwa wanita tidak diangkat oleh Allah di atas melebihi daripada laki-laki, juga saudara akan menemukan wanita tidak direndahkan oleh Allah di bawah laki-laki untuk dihina. Dan juga saudara akan menemukan bahwa wanita itu diciptakan bukan untuk menggantikan posisi laki-laki. Juga bukan dibuat besar untuk bisa me-replace, menggantikan laki-laki. Tetapi Allah menetapkan wanita di dalam posisi yang vital yang memegang master key. Kelihatannya wanita itu biasa saja. Tidak begitu banyak seperti laki-laki yang bersama-sama dengan Yesus. Dia seakan-akan ada di balik layar, dia tidak di depan. Tetapi dia yang memegang master key untuk membuat sejarah itu berputar. Kelihatannya biasa saja, tidak banyak tetapi vital di dalam pekerjaan Tuhan. Di sinilah kita mesti mengerti panggilan kita. Di sinilah biarlah wanita itu tidak menjadi putus asa atau rasa terhina di dalam pekerjaan Tuhan yang besar ini. Di hadapan Allah, Alkitab tidak pernah menganggap wanita itu kelas nomor 2 di masyarakat. Sebaliknya Alkitab menyatakan betapa wanita itu meski di balik kayar, tidak menonjol, tetapi signifikan di dalam tindakannya, karena Allah menempatkannya tempat vital di dalam pekerjaan-Nya. Sekali lagi setan dengan cepat mau menggunakan wanita untuk dosa masuk di dalam dunia ini. Tetapi di dalam penebusan Kristus Yesus, Tuhan juga memunculkan wanita-wanita dan khususnya keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular. Dan berita yang terpenting berkenaan dengan kematian dan kebangkitan Kristus dipercayakan dan ada di dalam isi hati wanita. Biarlah laki laki dan wanita bekerja bersama-sama. Kita memiliki panggilan dan posisi masing-masing memperluas pekerjaan Allah di muka bumi. Ini adalah sesuatu penjelasan yang begitu sederhana dari sesuatu kalimat Alkitab yang begitu jelas. Dari hal yang sederhana ini, mari perlahan-lahan kita membangun identitas kita di hadapan Allah. Biarlah laki-laki bersyukur diciptakan sebagai laki-laki. Dan biarlah wanita bersyukur diciptakan sebagai wanita. Dan biarlah kita boleh bersyukur kepada Dia yang menempatkan kita di posisi yang Tuhan itu sudah letakan kita di dalam kekekalan. Kita mengucap syukur untuk kasih sayang Tuhan ini. Sekali lagi, Happy Mother’s Day. Dan biarlah seluruh laki-laki dan seluruh anak-anak boleh semua menghormati ibu dan juga wanita yang Tuhan berikan kepada kita. Dan sebagai pimpinan jemaat di tempat ini, saya mengucap syukur untuk seluruh wanita yang Tuhan berikan di tengah-tengah GRII Sydney. Mari kita berjuang bersama-sama untuk Kerajaan Allah dan untuk kehendak-Nya jadi dan nama-Nya dipermuliakan. Happy Mother’s Day. Mari kita berdoa.

 
 

Kis 1:1-8
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

7 May 2023
Kerajaan Allah
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kis 1:1-3

Kis 1:1-3

Hari ini 2000 tahun yang lalu, adalah hari-hari di mana Yesus bangkit dan Yesus naik ke surga. Ada rentang 40 hari dan Yesus menampakkan diri beberapa kali kepada orang-orang yang berbeda. Alkitab mengatakan meskipun Dia bicara kepada beberapa orang yang berbeda, tetapi Dia mengulang-ulang pelajaran yang sama, dengan aspek yang berbeda, mengenai satu topik besar ini yaitu Kerajaan Allah. Saudara-saudara, bicara berkenaan dengan topik Kerajaan Allah adalah topik yang menaungi seluruh topik teologia yang muncul di dalam Alkitab. Kalau Saudara-saudara membentang Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, Saudara akan menemukan teologia-teologia di dalamnya, maka satu-satunya teologia yang menaungi seluruh teologia yang muncul itu adalah teologia Kerajaan Allah. Bahasa Inggris, ini adalah sesuatu yang penting, yang menaungi seluruhnya, overarching, menaungi seluruhnya. Kalau Saudara-saudara melihat bagian-bagian kitab suci, Saudara akan menemukan begitu banyak teologia yang indah. Misalnya saja teologia mengenai penciptaan creation, teologia mengenai salvation, teologia mengenai redemption, teologia mengenai salib dan kebangkitan, teologia mengenai anugerah, teologia mengenai covenant. Atau Saudara mau masuk lebih detail lagi, teologia berkenaan dengan pekerjaan, teologia berkenaan dengan perang, teologia berkenaan dengan keindahan. Saudara lihat seluruh fragmen itu begitu nyata dalam Alkitab, tetapi yang menghubungkan menjadi satu kesatuan yang kokoh adalah Kerajaan Allah. Kalau Saudara dan saya tidak mengerti prinsip ini, Saudara akan mengkhotbahkan satu persatu atau mengerti satu persatu itu secara parsial dan Saudara akan kesulitan sekali untuk mengerti hubungan antara satu buku dengan buku yang lain. Kalau misalnya saja saya tanya kepada Saudara, dalamilah buku Ester dan apa hubungannya dengan buku Roma, maka Saudara akan kesulitan sekali karena ada bagian penekanan-penekanan yang berbeda. Tetapi kalau Saudara mengerti apa yang menjadi satu teologia yang menaungi segalanya, maka Saudara-saudara akan menemukan unity di tengah-tengah diversity Alkitab kita. Dan apa yang menaungi segalanya yaitu Kerajaan Allah. Bukan love of God, love of God itu ada di dalam Kerajaan Allah. Bukan bicara berkenaan dengan salvation, salvation itu ada dalam Kerajaan Allah. Bukan bicara mengenai salib dan kebangkitan, salib dan kebangkitan itu adalah pengokohan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Sekali lagi, Kerajaan Allah adalah benang merah yang menghubungkan seluruh kitab suci kita. Kerajaan Allah adalah payung besar yang menghubungkan seluruh teologia yang ada.

Sekarang kita akan masuk di dalam sesuatu yang menjadi core dari seluruhnya. Apa artinya Kerajaan Allah. Apa arti sesungguhnya bicara mengenai Kerajaan Allah secara sederhana. Saudara-saudara artinya secara sederhana, secara spesifik, Alkitab mengajarkan, sepanjang sejarah, dari creation sampai consummation, maka Alkitab mengajarkan Allah berkehendak membentuk dan mengokohkan penguasaan-Nya terhadap seluruh ciptaan melalui seorang Mesias, yaitu Kristus Yesus. Allah berkehendak membentuk dan Allah berkehendak mengokohkan penguasaan-Nya terhadap seluruh ciptaan melalui seorang Mesias yaitu Yesus Kristus. Kalau Saudara-saudara membaca Filipi misalnya pasal yang ke-2, maka Saudara akan menemukan segala lidah akan mengaku, seluruh lutut akan bertelut, Yesus Kristus adalah Tuhan. Tapi tidak titik, maka itu koma, bagi kemuliaan Allah, bagi kemuliaan Allah Bapa. Saudara perhatikan, Allah Bapa dipermuliakan dan Allah Bapa dipermuliakan ketika menguasai seluruh ciptaan-Nya. Seluruh ciptaan-Nya akan berlutut dan mengaku Yesus adalah Tuhan. Penyembahan kepada Yesus adalah penyembahan kepada Allah Bapa. Penguasaan Allah Bapa kepada creation, maka itu adalah melalui figur Mesias Yesus Kristus. Dan inilah yang menjadi core inti dari Kerajaan Allah.

Saudara-saudara, hari ini kita akan melihat secara biblical theology berkenaan dengan satu topik yang penting ini, dan satu topik yang penting ini adalah isi hati Yesus Kristus. Kita akan melihat berkenaan dengan apa yang Alkitab, baik itu Perjanjian Lama ajarkan mengenai Kerajaan Allah, dan intertestamental bicara mengenai Kerajaan Allah, dan juga Perjanjian Baru bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah. Jadi kita akan bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah di dalam tiga poin besar ini. Saya akan bicara ini adalah sesuatu yang penting, yang begitu nyata, yang bukan penting saja, karena sebenarnya begitu detail di dalam hal ini.

Kita akan bicara pertama adalah Kerajaan Allah dalam Perjanjian Lama. Kalau Saudara-saudara melihat Perjanjian Lama, Saudara tidak akan menemukan kalimat “Kingdom of God”, tetapi di dalam Perjanjian Lama pengertian seperti ini begitu jelas yaitu Allah sebagai Raja yang berdaulat. Allah sebagai Raja yang berdaulat dan bukan saja Raja yang berdaulat bagi Israel, tapi Raja yang berdaulat bagi seluruh bangsa. Saudara-saudara, pada waktu itu seluruh bangsa tidak memiliki satu pengertian mengenai Allah bagi seluruh bumi. Kalau seorang dari Babel dia memiliki allahnya Babel, orang Asyur memiliki allahnya Asyur, dan allahnya Asyur bukan allahnya Babel, juga demikian sebaliknya. Setiap suku bangsa memiliki allahnya sendiri, tetapi uniknya di dalam tulisan Perjanjian Lama, maka Saudara akan menemukan bahwa Allahnya Israel menguasai seluruh muka bumi. Ini adalah aspek universal dari Yahweh. Dan di dalam penguasaan Allahnya Israel menjadi Raja yang berdaulat ini, Saudara akan menemukan ada dua penekanan secara khusus di sini. Yaitu pertama adalah aspek present, aspek saat ini. Allah Israel memerintah? Saya tanya, betulkah? Para nabi bicara betulkah? Dan kemudian nabi-nabi mengatakan, “Ya, betul.” Kapan memerintahnya? Dan kemudian nabi mengatakan, “Saat ini, present.” Padahal pada waktu itu tidak ada, dia tidak lihat apa-apa, tapi para nabi mengatakan, “Saat ini.” Ini ada seluruhnya pemerintahan Yahweh.  Saudara-saudara, realita aspek saat ini begitu berkali-kali muncul di dalam Alkitab kita.  Saudara perhatikan Mazmur pasal 99 misalnya, kita sedang bicara mengenai perjanjian lama, Mazmur 99:1-2 dikatakan: “Tuhan itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas keruk-keruk, maka bumi goyang. Tuhan itu Maha Besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.” Saudara-saudara, kalimat-kalimat ini dinyatakan di dalam aspek saat ini, bukan nanti, sekarang ini, meskipun matamu tidak melihat, maka sebenarnya Allah di surga memerintah saat ini. 

Tetapi yang ke-2 Saudara-saudara adalah ada penekanan aspek future juga, aspek eskatologi, karena orang Israel yang menyanyikan Mazmur, mereka mengalami suatu kehidupan yang sangat-sangat menderita pada waktu itu. Pada waktu itu mereka berkali-kali kalah dan berkali-kali mereka dibuang, maka suatu iman akan Allah mengenai hari ini present tense, maka itu kemudian bergeser menjadi aspek future. Allah oh mungkin bukan saat ini memerintahnya, tetapi aku percaya Allah akan memerintah nanti, dia akan menjadi Raja dan memerintah atas umat-Nya, akan ke depan bicara mengenai masa depan, bicara berkenaan dengan aspek eskatologi. Dan di masa depan apa yang terjadi, kamu lihat, Allahku Yahweh akan menghakimi orang jahat dan akan menyelamatkan orang yang benar, akan menghancurkan orang jahat dan akan membuat restorasi buat orang benar. Saudara-saudara, aspek ini juga ada di dalam Perjanjian Lama, Yesaya 24:23 misalnya: “Bulan purnama akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat malu, sebab Tuhan semesta alam akan memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem, dan Ia akan menunjukkan kemuliaan-Nya di depan tua-tua umat-Nya.”

Saudara-saudara, bicara mengenai will be, bicara berkenaan dengan akan datang, bukan saja bicara mengenai aspek present tetapi aspek future. Dan di dalam aspek future ini ada dua lagi aspek yang ada di dalam iman mereka, yaitu yang pertama adalah Mesias itu akan datang secara earthly. Sungguh-sungguh datang secara earthly, bisa dilihat, bisa diraba, di bumi ini. Kerajaan Allah akan ditegakkan di bumi ini, akan diwujudkan suatu saat di dalam sejarah ini. Tetapi setelah berpuluh-puluh tahun, beratus-ratus tahun mereka mengharapkan, mereka terus-menerus mengalami aniaya, Mesias itu tidak datang. Iman mereka goncang dan pengharapan akan masa depan, oh mungkin 3 tahun lagi tapi pasti terjadi di bumi ini. Oh, mungkin tidak, mungkin bukan earthly, mungkin suatu yang transcendental, sesuatu yang transcend. Jadi bukan sesuatu yang bisa diraba, tetapi sesuatu yang terjadi dalam kosmik, sesuatu yang transcend. Misalnya kalau Saudara membaca Daniel pasal 2 ayat 44: “Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” Kalau membaca tulisan ini, saya yakin Saudara-saudara tidak memiliki suatu sense transcendental, karena kita sudah memiliki kacamata Kristen. Tetapi kalau Saudara-saudara adalah orang Perjanjian Lama, Saudara yang bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah itu hadirnya di bumi ini sekarang ini, tetapi ternyata tidak terjadi-jadi, maka kemudian pengharapan mereka beralih: “Oh bukan di bumi ini Dia akan meneguhkan kerajaan-Nya tidak binasa selama-lamanya.” Itu adalah bicara mengenai transcendent, bukan di bumi ini, tetapi sesuatu yang di surga.

Sekali lagi Saudara-saudara, di dalam Old Testament, Saudara bisa melihat di tempat ini, Saudara akan menemukan aspek present and future, dan Saudara akan menemukan aspek earthly dan transcendent. Kerajaan Allah itu present dan juga future. Sehingga kalau Saudara-saudara menemukan satu kalimat yang penting sekali dalam teologia Reformed disebut sebagai already and not yet. Tuhan sudah datang atau belum? Kerajaan Allah itu datang atau tidak? Kalau ada, di mana, aku kok tidak melihatnya? Engkau memiliki iman itu adalah iman pengharapan atau sungguh-sungguh terjadi? Maka kita orang Kristen mengatakan Kerajaan Allah itu sudah dan belum, Kerajaan Allah itu adalah present and future. Present? Ya, sekarang sudah datang, tetapi juga akan datang. Sekarang saya tanya, Kerajaan Allah yang kau sebutkan itu adalah yang nanti bisa dipegang, sungguh-sungguh earthly, akan ada di sejarah atau sesuatu yang transcend? Engkau punya teologia itu bicara mengenai Allah memerintah itu transcend. Kalau engkau bicara mengenai Allah memerintah hidupmu itu transcend atau real. Itu konsep transcend ya Allah di atas memerintah, ataukah itu adalah konsep yang memang adalah kenyataan sehari-hari Allah itu memerintah.  Maka Saudara akan menemukan dua hal ini ada, sungguh-sungguh earthly dan juga transcendent. Allah memerintah seluruh bangsa, tetapi pemerintahan-Nya itu dinyatakan melalui ketaatan hidup kita orang-orang yang dipilih-Nya.

Saya teruskan. Di dalam Perjanjian Lama maka Saudara akan menemukan bahwa di dalam seluruh aspek ini, present dan future, earthly dan transcendental, maka Saudara akan menemukan satu tokoh, satu figur sebagai perantara Allah di dalam mengokohkan kerajaan-Nya. Sehingga seluruh perjanjian lama terfokus kepada satu figur ini. Itulah Mesias, yang diurapi, seorang yang diurapi. Mesias, Kristus, adalah bicara mengenai memiliki tugas khusus, dan tugas yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang lain. Dan tugas khususnya itu apa? Menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi. Saudara, tugas khusus Kristus bukan menyelamatkan Saudara dan saya. Tugas khusus Kristus Yesus itu bukan menjadi pelayan kita. Ya, hati-Nya ada pada Saudara dan saya, Dia mengasihi kita, Dia menebus kita, untuk kita dikuasai oleh Allah, untuk Kerajaan Allah hadir di dalam hidup kita, untuk yang transcendent itu real di dalam earhtly, di dalam tubuh kita. Dan itu adalah pekerjaan Mesias. Dan setelah Mesias naik ke surga, maka Dia mengutus Roh Kudus untuk menjadikan itu kepada kita. Lihatlah isi hati-Nya, hai gereja. Lihatlah apa yang Dia inginkan dalam hidup kita: Pemerintahan Allah, penguasaan Allah, kedaulatan Allah terjadi di muka bumi ini seperti ini surga. Earthly and transcendent, present and future, dan yang dikuasai Allah pada saat ini, akan selengkapnya dalam consummation akan dikuasai oleh Dia di dalam kekekalan, di dalam future, di dalam eskatologi.

Saya sudah bicara berkenaan dengan Perjanjian Lama, sekarang saya akan bicara mengenai intertestamental. Intertestamental yaitu masa di antara perjanjian lama dan Perjanjian Baru, di antara Maleakhi dan Yohanes Pembaptis. Saudara tidak akan menemukan nabi apa pun di situ. Beberapa teolog mengatakan itu adalah 400 tahun masa kegelapan. Tidak ada satu nabi pun yang bersuara, tidak ada Yesaya, tidak ada Yeremia, semuanya sudah mati, tidak ada Maleakhi, semuanya terdiam. Dan Yohanes Pembaptis belum dimunculkan oleh Allah, maka orang Israel tidak ada nabi, tidak ada pemimpin. Maka apa yang terjadi? Maka muncullah school of thoughts dan atau muncullah movement atau muncul aliran-aliran. Dan ada 4 aliran besar di dalam 400 tahun itu, yang seluruh aliran merupakan respon terhadap teologia Kerajaan Allah. Saudara perhatikan, Kerajaan Allah, konsep ini luar biasa mendarah daging kepada Israel. Bahkan ketika tidak ada nabi sekali pun, maka mereka kemudian mengembangkan teologia Kerajaan Allah. Mereka hidup berdasarkan pengertiannya kepada Kerajaan Allah. Mereka melakukan apa pun saja, itu merupakan responnya terhadap Kerajaan Allah supaya Kerajaan Allah itu sungguh-sungguh terjadi di muka bumi kepada Israel. Dan di dalam 400 tahun ini ada empat aliran utama. Dan kalau Saudara nanti melihat dalam Perjanjian Baru, maka Saudara akan tahu bahwa empat aliran utama itu masih mendarah daging di dalam Perjanjian Baru. Tetapi empat-empatnya sebenarnya terjadi di dalam masa intertestamental. Empat aliran utama itu apa? Yang pertama adalah Zealot. Yang ke-2 adalah Pharisees. Yang ke-3 adalah Qumran. Yang ke-4 adalah Apolcalyptic movement.

Saya sudah katakan kepada Saudara-saudara bahwa hari ini saya akan lebih mengajar. Saya sudah berbicara beberapa kali dalam khotbah berkenaan dengan beberapa prinsip teologi Kerajaan Allah dan aplikasinya, tapi hari ini saya akan lebih banyak mengajar. Tujuannya adalah kalau Tuhan pimpin nanti di belakang, Saudara akan mengerti, makin mengerti letak kita itu ada di mana. Kembali lagi, Intertestamental, empat movement.

Kelompok pertama, Zealot. Zealot adalah kumpulan orang-orang yang memakai senjata militer. Mereka berpikir Kerajaan Allah harus datang, tetapi mereka tunggu-tunggu tidak datang. Yang ada adalah kerajaan Romawi. Yang ada adalah kerajaan Yunani yang menguasai. Maka mereka memiliki teologi seperti ini, Kerajaan Allah tidak akan datang sendiri, Kerajaan Allah itu harus kita usahakan. Maka kita harus melawan Romawi, menghancurkan pemerintahan mereka dengan militer, dengan pedang. Saudara, di dalam seluruh sejarah Israel, Saudara akan menemukan pemimpin-pemimpin perang berkarisma dan orang-orang ini adalah orang-orang yang sering sekali ditakuti oleh bangsa Romawi. Begitu ada kumpulan besar, maka orang Romawi berpikir ini orang Zealot, dan mereka akan mengadakan pemberontakan, maka mereka harus dihancurkan. Salah satu murid Yesus Kristus adalah orang Zealot. Dan di mata orang Romawi sendiri, Yesus dengan pengikut-Nya yang besar, mereka terus mencermati, jangan-jangan Yesus ini mau melakukan pemberontakan sebagai seorang Zealot.

Kelompok ke-2 adalah Pharisees. Apa yang dipikirkan oleh orang Farisi? Kerajaan Allah tidak akan datang sampai kita semua itu mentaati Taurat. Sehingga mereka mati-matian mengajarkan Taurat, habis-habisan mengajarkan Taurat, karena di dalam Perjanjian Lama Musa mengajarkan Taurat dan Taurat itu sebagai simbol kehadiran pemerintahan Allah atas hidup mereka. Paulus sendiri sebenarnya adalah orang Farisi, tetapi Saudara-saudara apakah tahu ketika Paulus bertobat, lawan utama Paulus itu bukan Romawi tetapi adalah orang Farisi itu sendiri. Kenapa? Karena setelah bertobat, Paulus terus mengatakan bukan v yang menyelamatkan, bukan Taurat yang menyelamatkan tetapi kasih karunia Allah, kasih karunia Allah, berkali-kali dia berbicara seperti itu. Maka kalau Saudara-saudara melihat tulisan Paulus bahkan sampai saat ini, Saudara mempunyai satu sense seakan-akan Paulus itu merendahkan Taurat. Yakobus yang akan meninggikannya, dia mengatakan iman tanpa perbuatan itu mati. Tetapi Paulus mengatakan bukan Taurat tapi iman. Maka orang Farisi kemudian sangat marah kepada dia. Orang Farisi mengejar-ngejar Paulus. Kenapa? Karena kalau ajaran Paulus diterima sama orang Israel, maka orang Israel makin jauh dari pengharapan kehadiran Kerajaan Allah. Karena bagi orang Farisi, ketika engkau percaya Taurat, engkau akan mempercepat kedatangan Kerajaan Allah.

Kelompok yang ke-3 adalah Qumran. Qumran tidak mau masuk untuk melawan pemerintahan. Qumran itu maunya aku tidak mau lagi datang ke tempat dunia, saya mau menyendiri saja. Saya akan membaca Firman saja. Saya tidak mau campur tangan dengan dunia.  Dan saya di sini menjaga kesucian, menunggu Kerajaan Allah itu datang. Saudara akan menemukan kitab suci-kitab suci Perjanjian Lama itu masih utuh sampai sekarang karena karya dari Qumran, karena Qumran menyimpannya. Saudara-saudara, sampai sekarang tulisan Perjanjian Lama itu banyak sekali yang masih ada, itu bukan karena orang Zealot, bukan karena orang Pharisees, tapi orang Qumran. Kalau mereka ada di sini, mereka tidak akan ada di Sydney. Mereka akan cari tempat yang paling ujung dan paling banyak dombanya daripada manusianya. Orang-orang Mennonite seperti itu, orang-orang Quaker seperti itu. Mereka adalah orang yang menunggu Kerajaan Allah datang dengan kesuciannya, dengan kesendiriannya.

Kelompok ke-4 adalah Apocalyptic. Apocalyptic, apa yang mereka ajarkan? Mereka menunggu Kerajaan Allah, mereka tahu bahwa iman kita tidak kuat untuk bertahan lama. Maka mereka membentuk tulisan-tulisan untuk memberikan pengharapan bahwa Kerajaan Allah akan datang. Mereka berjuang bukan dengan pedang, mereka berjuang dengan tulisan untuk membangkitkan iman. Kalau saudara membaca Kitab Wahyu, itu adalah kelompok apocalyptic. Saudara membaca Kitab Wahyu, apa yang Saudara baca? Suatu hari pemerintahan akan datang, pemerintahan Allah akan datang, suatu hari akan datang.

Saya sudah menjelaskan intertestamental dan bagian terakhir ini maka saya akan menjelaskan apa yang terjadi dalam Perjanjian Baru. Saudara perhatikan baik-baik suara yang muncul pertama kali di dalam Perjanjian Baru: “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah datang.”  Ketenangan 400 tahun dipecahkan dengan kalimat Yohanes Pembaptis mengenai satu teologia, Kerajaan Allah. Karena apa? Karena Mesias, Yesus Kristus itu sudah datang. Maka kalau Saudara-saudara perhatikan seluruh tulisan Perjanjian Baru, dari Matius sampai Wahyu, maka Saudara akan menemukan tiga stage ini terjadi.

Yang pertama adalah inagurasi. Inagurasi artinya pembukaan Kerajaan Allah datang, dan itu terjadi pada waktu pelayanan Yesus Kristus. Secara cepat saya akan memberikan pada Saudara-saudara beberapa ayat-ayat yang ada, sebenarnya begitu banyak, tetapi saya memilih kepada Saudara-saudara untuk menjadi lebih jelas. Saudara lihat bahwa sepanjang pelayanan Yesus, dari sejak lahir-Nya sampai Dia mati dan bangkit, itu adalah Kerajaan Allah datang. Raja yang diurapi oleh Allah itu datang. Matius 2:2; dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Di dalam Matius, Matius menulis untuk orang-orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan Mesias, sang raja itu. Matius menulis kelahiran Yesus Kristus adalah kedatangan Mesias itu, kedatangan Kerajaan Allah itu. Matius 4:23; “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.”

Saudara-saudara perhatikan, apa yang dibicarakan oleh Yesus? Ketika Dia melayani, adalah bicara mengenai Injil kerajaan. Saudara-saudara, ketika saya berkhotbah, saya sedang berkhotbah tentang apa? Tentang Injil kerajaan. Setiap hamba Tuhan dipanggil berkhotbah dengan harapan, dengan doa. Setiap khotbah diberitakan, semakin kita seluruh hati masuk di dalam pemerintahan-Nya, semakin taat kepada Dia. Kita tidak sedang berkhotbah berkenaan engkau sakit lalu kemudian jadi sembuh, miskin atau kurang uang lalu kemudian ditolong oleh Tuhan. Mau cerai lalu tidak jadi. Bukan itu. Tapi bicara berkenaan membawa kita ke dalam pemerintahan-Nya. Dan ketika membawa kita ke dalam pemerintahan-Nya, Saudara akan melihat berkat-berkat-Nya diberikan kepada kita. Saudara lihat, Lukas 11:20; “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Saudara perhatikan, kalau ini terjadi dan itu memang benar-benar terjadi, engkau harus tahu, Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Saudara-saudara, karya Yesus Kristus dari sejak lahir sampai salib adalah untuk mendatangkan Kerajaan Allah di muka bumi. Seluruh kehendak Allah jadi kepada Dia dan melalui Dia bagi muka bumi ini. Di taman Getsamani, Yesus mengatakan, “Bapa, Aku mau cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi bukannya kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu.” Sekali lagi, kedatangan Yesus Kristus dan seluruh pelayanan-Nya adalah inagurasi Kerajaan Allah. Sebelumnya tidak pernah terjadi. Itu kalau inagurasi, itu kalau saudara-saudara punya toko, toko yang baru, sebelum saudara masukin, sebelum ada transaksi apa pun, lalu kemudian Saudara ada perayaan, lalu kemudian Saudara potong pita, baru kemudian seluruh aktivitasnya dilakukan. Potong pita itu adalah inagurasi. Dan sejak itu, sejak Yesus datang, maka Kerajaan Allah tidak mungkin bisa dibendung oleh musuh-musuh-Nya. Satu tempat satu tempat satu tempat, Tuhan akan membangkitkan anak-anak-Nya yang rela takut dan dikuasai oleh Dia sebagai raja.

Hal yang ke-2 di dalam New Testament setelah inauguration, ada fase continuationIni adalah fase di mana Kristus sudah naik ke sorga dan Kerajaan Allah itu kemudian seluruh aspeknya, seluruh message-nya dibawa ke seluruh muka bumi oleh gereja. Matius 24:14; “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”  Matius 28:18-20; “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Saudara-saudara, pada masa stage continuation ini, kita harus mengerti berita dari Kerajaan Allah itu ada di tangan Saudara dan saya. Pekerjaan dari Kerajaan Allah itu akan berkembang atau tidak, ada di tangan gereja. Untuk itulah Roh Kudus diberikan di tengah-tengah kita. Gereja ada bukan untuk menikmati hidup. Gereja ada bukan untuk menikmati kekayaan. Hidup yang Tuhan berikan kepada kita ini, nafas yang diberikan bukan untuk santai, bukan untuk nonton TV, bukan untuk menikmati youtube, tetapi untuk satu hal, untuk mengekspansi Kerajaan Allah yang sudah dinyatakan pertama kali oleh Yesus Kristus. Apakah Saudara-saudara tahu, betapa kita berdosa jikalau kita tidak mengerti titik ini. Seluruh nabi-nabi bicara mengenai hal ini. Yesus Kristus dan murid-murid-Nya pergi kemana pun saja menyebarkan Injil Kerajaan Allah. Itu persis satu tongkat estafet ke tongkat yang lain.  Dan begitu sampai di tempat Saudara, Saudara letakkan di bawah dan Saudara cuman nonton TV.  Apakah kita tahu isi hati Allah? Apakah kita tahu ada sesuatu hal yang besar yang memayungi seluruh iman kita, overarching yaitu Kingdom of God? Saudara lihat, Kolose 4 :10-11; “Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas – tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu – dan dari Yesus, yang dinamai Yustus. Hanya ketiga orang ini dari antara mereka yang bersunat yang menjadi temanku sekerja untuk Kerajaan Allah; mereka itu telah menjadi penghibur bagiku.” Saudara-saudara, kita semua kalau Saudara dan saya adalah anak Tuhan, kita adalah teman sekerja. Kita punya satu company yang sama. Kita punya tujuan yang sama. Kita punya pemilik yang sama. Kita punya bisnis yang sama, teman sekerja untuk Kerajaan Allah demikian kata Paulus. Fellowship pun itu adalah untuk kemajuan Kerajaan Allah. Dan nanti kalau Saudara-saudara melihat dalam Kisah Para Rasul, maka Kerajaan Allah yang tadinya konsep itu ada pada Israel, sekarang dibuka membershipnya kepada seluruh bangsa. Sehingga Saudara dan saya, orang Batak, orang Madura, orang Jawa orang China, orang Malaysia, Saudara di masukkan di dalam Kerajaan Allah, the membership of the Kingdom of God.

Terakhir consummation, satu ayat, Wahyu 11:15; “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Saudara-saudara, ini adalah titik consummation dari semuanya.  Saudara perhatikan, The kingdom of the world, dunia ini akan menjadi kerajaan-Nya. Yang transcendent itu akan menjadi earthly.  Yang future itu akan sungguh-sungguh menjadi kenyataan. Apakah kita mengerti bahwa yang disebut sebagai sorga itu bukan kita akan pergi ke sana, tetapi Dia akan datang ke bumi ini menguasai seluruhnya. Present and future menjadi satu. Earthly and transcendental menjadi satu. De jure dan de facto menjadi satu. Dan kalimat Tuhan Yesus itu akan terjadi, Bapa kami yang di sorga, di kuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu di bumi seperti di sorga, di bumi seperti di sorga. Apakah kita mengerti posisi kita? Di sepanjang rentang sejarah keselamatan Allah, kita gereja Tuhan, Roh Kudus di tengah-tengah kita, untuk pemerintahan-Nya hadir. Dan melalui hidup kita, Kerajaan-Nya dan pemerintahan-Nya hadir pada orang lain. Kiranya Tuhan mengurapi kita seperti janji-Nya Roh Kudus mengurapi kita. Mari kita berdoa.


Yoh 21:1-19, Yes 42:1-4
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

30 April 2023
Behold My Servant (6)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Yoh 21:1-19, Yes 42:1-4

Yoh 21:1-19, Yes 42:1-4

Kita terus melanjutkan berkenaan dengan dua sifat Yesus Kristus yang ada di dalam Yesaya 42 yaitu kelembutan/kerendahan hati dan kasih. Kita sudah bicara berkenaan dengan kasih, dan kasih itu ada dua hal. Yang pertama adalah tanda kesejatian sebuah ibadah. Jikalau kita beribadah dengan segala hal yang ada tetapi tidak memiliki kasih, kita tidak ada bedanya dengan setan ketika dia beribadah. Hal yang kedua adalah kasih ketika kalimat ini kita munculkan, biarlah kita boleh berhati-hati. Karena kasih tidak pernah terlepas dengan hukum Allah. Hari ini kita akan belajar bagaimana kasih kepada Allah ketika itu dijalankan tidak mungkin bisa dibedakan atau tidak mungkin bisa dipisahkan dengan kasih kepada sesama, kasih kepada gereja-Nya. Biarlah kita tidak buru-buru dengan kalimat kita mengatakan harusnya kita mengasihi, apakah kita mengerti kasih yang diajarkan Alkitab itu intinya apa? Banyak dari kita menggunakan kalimat-kalimat yang ada dalam Alkitab tapi sebenarnya isinya, bobotnya itu berbeda. Jikalau itu terjadi maka saudara-saudara akan melihat ada pergeseran dan menuju kepada penyimpangan dan kesesatan dan celakanya adalah kita merasa dan menganggap diri kita memiliki dan kita melakukan itu, tetapi Allah di surga mengatakan, “Tidak, itu bukan seperti yang seharusnya!” Saya sudah pernah mengatakan berkali-kali, saya ucapkan sekali lagi, jangan terlalu sering kita sebagai orang Kristen mengatakan ‘kasih’. Jangan sering kita sebagai orang Kristen, kita sendiri menganggap diri kita mengasihi Allah. Sebaliknya malah kita harus mengasumsikan diri kita tidak memiliki kasih itu, karena kasih adalah bentukan Roh Kudus dan dengan itu kita perlu minta belas kasihan Roh Kudus membentuk kasih yang sejati dalam hati kita. Banyak orang selalu bicara mengenai kasih supaya orang lain menerima keburukan kita. Ketika banyak orang mengatakan harusnya kita mengasihi adalah supaya orang lain menerima opini kita yang salah; harusnya gereja mengasihi. Saya mau tanya artinya apa? Artinya kalau berdosa dibiarkan? Yesus tidak pernah mentolerir dosa. Yesus tidak pernah mentolerir orang yang melawan Dia. Dia tidak pernah memukul Imam Kayafas, Dia tidak pernah memukul Pilatus; tetapi Dia tidak pernah mau mundur satu langkah pun di depan mereka. Kebenaran itu kebenaran. Kesucian itu kesucian. Jangan engkau pernah pakai kalimat kasih lalu membolak-balik seluruh kebenaran Allah. Yesus sendiri dengan kelembutan hatinya menegakkan hukum di atas muka bumi, demikian kata Yesaya. Maka kasih dan hukum Allah tidak mungkin bisa dilepaskan.

Hal yang kedua adalah kasih kepada Allah, kasih kepada Kristus dan kasih kepada gereja-Nya tidak mungkin bisa dipisahkan. Ada orang yang mengatakan kasih, tetapi dia tidak mau berkomitmen pada gereja lokal. Saya tanya itu kasih seperti apa? Ada orang yang mengatakan kasih kepada Allah, kasih kepada Allah, tetapi dia memecah gereja. Saya mau tanya, kasihmu itu seperti apa? Beranikah engkau menguji dirimu sendiri apa yang engkau miliki? 1 Yoh 5:2 menyatakan, “Inilah tandanya bahwa kita mengasihi anak-anak Allah yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.” Saudara melihat dalam satu ayat saja, tiga hal ini tidak terlepas: Kasih kepada Allah. Maka itu melakukan dari perintah-Nya, hukum-hukum Allah, dan dimanifestasikan dengan kasih kepada sesama. Secara sederhana, barangsiapa bertumbuh mengasihi Allah, pasti akan bertumbuh mengasihi gereja Tuhan yang sejati.

Yesaya 42 menyatakan bagaimana pelayanan Mesias itu lembut dan kasih itu. Kelembutan, kerendahan-hati-Nya dan kasih-Nya diberikan kepada satu jenis orang dan Yesaya menyatakan, “Perhatikan orang itu, orang itu seperti buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya.” Kalau saudara-saudara membaca Yoh 21 saudara akan melihat peristiwa ini, mendapatkan penggenapannya. Yesus melayani Petrus. Kalau saudara-saudara membaca pasal 21, maka saudara akan merasakan ada sesuatu keanehan di sini. Kalau saudara membaca commentary, maka saudara akan menemukan banyak perdebatan dari komentator di dalam area ini. Banyak dari komentator mengatakan mengapa Yohanes 21 ini ada di sini. Mengapa Injil Yohanes itu epilogue-nya (bab terakhirnya) adalah Yohanes 21. Aneh sekali. Tulisan Yohanes adalah tulisan paling Kristologi dibandingkan dengan Matius, Markus dan Lukas. Kalau ini sungguh-sungguh sesuatu yang paling kristologi, maka Yohanes 21 seharusnya jangan dimasukkan di sana. Yohanes memulai kalimatnya dengan pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama dengan Allah, Firman itu adalah Allah. Paling tepat seharusnya Yohanes menutup Injil-nya dengan pasal 20:31, ‘Tetapi semua yang tercantum di sini sudah dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.’ Bagus bukan kalau ditutup di sini ? Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Lalu kemudian semuanya yang dicantumkan di sini dicatat supaya kamu percaya dan kamu memperoleh iman dan memperoleh hidup di dalam nama-Nya. Selesai, tutup. Tapi tiba-tiba ada tambahan tulisan dan tambahan tulisan itu tidak ada “urusannya” dengan Kristologi yang kental. Tiba-tiba Yohanes menuliskan peristiwa Petrus sebagai epilogue. Seakan-akan mau membangun narasi yang baru. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Di dalam ayat yang ke-2, Yohanes menuliskan di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain, totalnya itu 7. Apakah saudara merasakan ada sesuatu yang mau ditampilkan oleh Yohanes? Kenapa Petrus dan Tomas (dua nama ini) disebutkan di depan dari 7 nama yang lain. Petrus sang pengkhianat dan Tomas yang berkali-kali ragu kepada Yesus Kristus. Injil Yohanes ditutup dengan sesuatu yang sangat pribadi sekali yaitu membedah hati Petrus. Peristiwanya sendiri sangat menakjubkan. Lebih teristimewa lagi karena semua peristiwa ini ada di dalam sebuah payung besar dalam konteks makan. Apakah saudara bisa memikirkan kenapa konteksnya makan? Apa pentingnya itu? Yesus sudah bangkit, saatnya mengabarkan Injil. Kenapa urusannya makan? Ya makan. Karena di dalam hal makan, Adam sudah berdosa. Karena di dalam hal makan, Israel berdosa di hadapan Allah. Tetapi Yesus berhasil ketika disodorkan oleh setan urusan makan. Ubah batu ini menjadi roti. Yesus menolak tawaran dari setan. Dari peristiwa pencobaan itu, pencobaan pertama adalah urusan makan. Adam gagal dalam urusan makan, Israel gagal dalam urusan makan, Yesus sebagai Adam kedua dan Israel yang sejati, Dia menang dalam urusan makan. Sekarang Yesus mau mendidik murid-murid-Nya dan kita di dalam hal esensial ini adalah makan. Pasal 21 secara keseluruhan bicara mengenai sesuatu yang sangat esensial, fundamental dan yang kedua sangat pribadi. Oh, ketika saudara menyelidikinya saudara akan mengetahui bahwa perikop ini luar biasa kompleks dan begitu banyak rajutannya. Dan saudara bisa menemukan dari berbagai macam sudut keindahannya itu. Saya akan membawa saudara kepada tiga pemandangan.

Pemandangan yang pertama. Yesus memberi makan murid-murid-Nya yang sedang mencari makan. Hari itu Petrus bersama dengan murid-murid-Nya mencari ikan. Banyak orang mengatakan ini adalah suatu kemunduran dari para murid. Harusnya mereka full time bukan? Tetapi jelas tidak, karena Yesus sama sekali tidak menegur mereka di dalam hal ini. Sangat mungkin pada waktu itu mereka tidak tahu apa yang mereka harus perbuat karena Yesus juga tidak menampakkan diri, seperti dulu bersama-sama dengan mereka selalu. Tetapi yang jelas, bahwa mereka itu tidak menunggu dan tidak mau menganggur, mereka adalah orang dengan tipe yang bertanggung jawab. Peristiwa ini juga menyatakan bahwa memang sampai kapanpun kita seorang manusia tetap akan bergantung kepada makanan, bergantung kepada bumi ini. Yesus sudah bangkit, tetapi aku perlu makan. Karena kita adalah jiwa yang diberi tubuh. Jiwa kita hidup karena nafas Allah, karena Firman. Tetapi tubuh ini hidup, kaitannya dengan dunia, dengan makanan. Tetapi di sini yang paling penting adalah Tuhan selalu mengajar bahwa jiwa lebih penting daripada tubuh. Apa yang kita lakukan pada tubuh kita adalah untuk mendukung dari jiwa kita dan jangan sebaliknya. Dan jikalau kita mau memberi makan pada tubuh kita, bagaimana kita mencari makan dan di mana kita mendapatkannya itu hal yang penting. Petrus dan murid-murid-Nya rajin bekerja, mereka perlu hidup, keluarga mereka perlu hidup, mereka tidak idle, mereka tidak nganggur. Orang-orang puritan mengatakan, begitu engkau nganggur, itu adalah pintu yang terbuka bagi setan untuk masuk. Mereka adalah orang yang bekerja keras. Mereka pergi ke laut dan berusaha untuk menjala ikan semalaman, tetapi mereka tidak mendapatkannya. Dan ketika matahari sudah mulai muncul dan mereka sudah kurang lebih sekitar 90 meter dari pantai, tiba-tiba mereka mendengar perkataan seseorang dari pantai itu, “Hai anak-anak, ada makanan atau tidak?” Tentu mereka sambil mereka sudah lelah, sambil mereka membersihkan jaringnya, mereka berteriak, “Tidak ada!” Lalu orang itu dengan suara nyaring, “Tebarkan jalamu ke kanan, maka engkau akan memperoleh ikan.” Orang yang sudah tidak tidur semalaman, yang capai, mereka melakukannya dengan spontan begitu saja. Murid-murid tidak ada pikiran apa-apa, mereka menebarkan jalanya dan mereka menariknya. Begitu mereka tarik, “Hah! Berat!” Ini dapat jangkar perahu atau apa? Tapi mereka melihat gelepakan ikan mulai muncul di situ dan jala menjadi begitu berat. Begitu itu terjadi, langsung Yohanes yang melihat ikan itu melihat ke pantai, “Itu Tuhan.” Langsung Petrus seorang yang paling agresif, dia langsung lihat, dia langsung cebur ke laut. Perhatikan Yohanes adalah orang yang paling lembut. Yohanes adalah orang yang sangat peka, tapi Petrus adalah seorang pejuang, seorang yang paling reaktif, yang paling sigap dari yang lain. Ketika Yohanes melihat ini ada sesuatu, dia baru bisa berpikir, semalaman aku cari ikan tidak ada, sekarang di depanku ada ikan, orang itu yang mengatakan, langsung dia mengatakan “Itu Tuhan!” Apakah saudara bisa melihat sesuatu keindahan di titik ini? Oh betapa indahnya hidup yang diintervensi Tuhan. Murid-murid itu berjuang, mereka bekerja keras, tetapi bagi anak Tuhan yang sejati, anugerah Tuhanlah yang membuat semuanya berhasil dan sering kali berkat itu diberikan oleh Tuhan paralel dengan ketaatan. Mintalah pengalaman bersama dengan Tuhan dalam bentuk apa pun saja, Allah itu hidup. Saudara bisa bekerja keras, saudara mendapatkan uang, bisa menikmati, dan mengatakan “Thanks God.” Tetapi kalau hanya sampai di situ, saudara akan tahu setan tidak pernah akan mundur, saudara akan makin lama makin sombong dengan keuangan yang berhasil. Ya ketika dinyatakan saudara mengatakan itu berkat Tuhan. Tetapi sekali lagi, itu bisa kita ucapkan tetapi tidak pernah meluluhkan hati kita sampai saudara dan saya mengalami sungguh-sungguh ini berkat Tuhan. Maka berkat itu akan menjadi sesuatu devotion (penyembahan).

Hal yang pertama, Yesus memberi makan pada murid-murid-Nya yang mencari makan. Kalau bersandar pada murid-murid-Nya sendiri, mereka tidak memiliki makan. Tetapi Yesus memiliki rencana dan berkat bagi mereka, baru mereka mendapatkan makan. Ini adalah suatu pengajaran yang fundamental bukan? Yang sangat sederhana bukan? Tetapi Adam gagal, Esau gagal, Israel gagal, orang Kristen gagal. Tapi Yesus mau mengajar kita di sini, mengajar murid-murid-Nya, bahwa setiap berkat adalah dari Dia, setiap keberhasilan adalah dari Dia. Ketika bicara berkenaan dengan keberhasilan Petrus dan murid-murid-Nya adalah karena Firman Tuhan, “Lempar jalamu ke kanan.” Bagi orang-orang dunia, maka keberhasilan adalah sesuatu anugerah umum dari Tuhan. Tetapi keberhasilan anak-anak Tuhan pun adalah karena Firman, sesuatu yang spesial, khusus bagi mereka adalah anugerah khusus.

Pandangan ke-2 adalah Yesus mengajak murid-murid-Nya makan bersama. Petrus langsung terjun dari perahu itu, langsung dia berenang menuju ke pantai, dia berdiri dan dia mendekat kepada Yesus Kristus tetapi Petrus terdiam. Yesus berjumpa dengan murid-murid-Nya di mana ada Petrus sudah terjadi dua kali sebelumnya, ini adalah yang ke-3. Tetapi dalam perjumpaan dua kali sebelumnya tidak pernah Petrus berhadapan muka dengan muka berdua saja dengan Yesus Kristus. Dan ini adalah saatnya. Bisa dibayangkan ini pertemuan seperti apa, Petrus pasti luar biasa canggung. Petrus sudah pernah menyangkal Yesus. Yesus belum berurusan pribadi dengan dia. Petrus terdiam. Yang tadinya terjun cepat mendekat kepada Yesus, sekarang di hadapan wajah-Nya yang suci itu dia terdiam. Tetapi biarlah jemaat mengerti satu prinsip ini, minta kepada Roh Kudus mengajarkan kita dan menanamkan memiliki jiwa seperti Petrus ini. Begitu berdosa, begitu tahu ada masalah dengan Tuhan belum beres, dia langsung lari ke Tuhan. Ini adalah kecepatan anak Tuhan yang sejati. Kenapa ketika kita berdosa malah kita lari menjauh dari Tuhan? Petrus sebaliknya, dia langsung datang kepada Tuhan. Meskipun canggung, sulit, kuatir, takut, tetapi dia mau membereskan masalahnya di hadapan Allah. Begitu Petrus sampai ke depan Yesus, dia diam tersentak. “Aku mesti ngomong apa? Aku tidak siap dengan perjumpaan ini juga, tapi aku rindu untuk membereskan masalahku.” Petrus diam di situ, dan para murid-Nya berduyun-duyun datang kepada Petrus dan Yesus. Ketika murid-Nya datang, Yesus sedang membakar roti dan ikan bawaannya sendiri. Yesus berkata kepada semua murid-murid-Nya, “Bawa beberapa ikan yang baru kamu tangkap itu!” Petrus langsung lari lagi ke perahu. Saudara bisa melihat ini jiwanya seperti ini. Begitu ada satu kalimat dari Yesus, langsung lari dia. Ambil ikan itu, sebelumnya jala dihela semuanya sampai 153 ekor ikan besar dan sebagian diberikan kepada Yesus untuk dibakar bersama-sama dengan ikan yang Yesus bawa sendiri. “Anak-anak bawa ikan yang barusan kamu tangkap!” Oh kalimat Yesus itu terngiang dan saya sangat-sangat terharu. Ini adalah gambaran bagaimana Yesus memakai kita. Manusia itu, kita, bahkan orang Kristen terlalu kikir, terlalu sombong. Ingat, kalau Tuhan minta ikanmu itu, engkau tidak punya jasa apa pun karena ikan itu adalah berkat Tuhan. Waktumu dari Tuhan, kekuatanmu dari Tuhan, uangmu dari Tuhan, anakmu dari Tuhan, seluruh hidup kita dari Tuhan, dipinjamkan Allah. Kenapa ketika Tuhan meminta untuk kita melayani-Nya, kita menyimpan ikan itu? Ini punyaku Tuhan, Engkau tidak punya hak. Bertobatlah! Kasih sini ikanmu! Inilah cara kerja Tuhan, Dia yang memberikan mukjizat kepada kita, Dia memberikan berkat dan talenta kepada kita, Dia pula yang mengikutsertakan kita untuk melayani Dia. Apakah saudara pikir bahwa Tuhan kita itu orang miskin, apakah kita berpikir bahwa Dia tidak bisa membangkitkan malaikat atau makhluk lain untuk melayani Dia? Kalau Injil kerajaan harus dikembangkan ke seluruh muka bumi, dan tugas diberikan malaikat, saya yakin pasti lebih cepat daripada diberikan kepada kita gereja Tuhan. Orang-orang puritan mengatakan kita harus memiliki ketaatan seperti malaikat, ketaatan yang segera, ketaatan yang tidak menunda, ketaatan yang keseluruhannya. Berikan ikanmu, tidak semua lho, berikan ikanmu, hanya beberapa. Ingat bahwa semua dari Tuhan. Petrus tidak akan bisa memberikan sesuatu kepada Tuhan kalau Tuhan tidak memberkatinya terlebih dahulu, itu kunci dari hidup kita. Orang kharismatik selalu pikir, aku kasih sama Tuhan supaya Dia bisa kasih lagi kepadaku. Aku kasih ini, maka Dia akan berikan tingkap-tingkap di langit, tetapi Alkitab mengatakan sebaliknya, tingkap di langit sudah diberikan kepadamu, engkau sudah diberkati oleh Tuhan maka engkau baru bisa memberi. Bahkan kita beribadah sekarang pun itu sudah harus diberi kesehatan dulu oleh Tuhan baru saudara bisa melangkah pergi ke gedung gereja bukan? Saudara celik dulu matanya, tidak ada masalah dengan mata saudara baru bisa membaca Firman bukan? Bahkan orang Kristen pergi ke gereja cuma satu minggu satu kali dua jam saja saudara tidak mau berikan ikan itu. Betapa kikirnya kita, betapa sombongnya kita. Dan betapa rendah hatinya Tuhan, Dia memberikan mukjizat kepada kita, Dia memberikan berkat kepada kita, talenta kepada kita dan di dalam pekerjaan pelayanan-Nya yang besar Dia mau melibatkan kita, tetapi kita salah mengerti Dia.

Petrus terdiam, melihat Yesus membakar ikan dan roti itu. Dalam beberapa waktu ketika Yesus membakar ikan dan roti itu, murid-murid terdiam tidak ada yang bicara satu dengan yang lain. Mereka melihat dan memikirkan kembali sekilas dari peristiwa yang baru saja terjadi dan mereka speechless. Ini adalah peristiwa yang mendadak yang aku tidak tahu harus berespon seperti apa. Aku tidak tahu bagaimana menyimpulkan secara theological, tetapi murid-murid pasti dibawa kepada satu peristiwa kurang lebih 3,5 tahun yang lalu, hari pertama mereka mengikuti Yesus. Peristiwa seperti ini, tepat seperti ini terjadi. Pandangan mereka mungkin kosong terhadap Yesus yang membakar ikan itu, tetapi pikiran mereka dikobarkan oleh sesuatu pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya dan itu adalah pengalaman pertama kali Allah memberikan cinta yang semula. Cinta yang semula ketika mukjizat seperti itu, tiga setengah tahun yang lalu, sekarang berkobar di dalam hati mereka. Tidak berapa lama kemudian, Yesus yang setelah selesai membakar ikan itu Dia berdiri, murid-murid-Nya masih berdiri dan membawa roti dan ikan itu, datang kepada murid itu, “Ayo makan, makan sama-sama, datang!” Semua murid-Nya dipanggil, lebih mendekat kepada Dia, “Makan sama-sama.” Apakah saudara bisa melihat Tuhan yang bangkit itu memberikan kasih sayang kepada mereka. Kristus sudah ditinggalkan oleh murid-murid ini. Kristus sudah dikhianati oleh Petrus. Tetapi sekarang Kristus itu, mulia menang mengalahkan maut, mengalahkan setan, mengalahkan dosa, mengalahkan kubur. Dia adalah Pangeran kemenangan itu. Dia adalah Panglima bala tentara perang. Dan sekarang melayani murid-Nya yang kecil yang sudah mengkhianati Dia. Dia tidak mengatakan, “Mari, layani Aku!” Dia tidak mengatakan, “Aku akan di sini makan dan kamu tunggu Aku di sana.” Saudara pernah menjadi boss bukan? Saudara pernah melihat seorang boss bukan? Apa yang dilakukan kepada driver-nya atau kepada pembantu rumah tangganya? Maka pembantu atau driver ada di satu pojok, “Kamu tunggu di sini, saya mau makan,” dan dia makan jutaan di sini. Itu bahkan tidak dilakukan oleh Tuhan pencipta langit dan bumi kepada kita orang berdosa. “Mari makan sama-sama”, Dia menghidangkan makanan-Nya dengan tangan-Nya sendiri. Tuhan melayani murid-murid-Nya. Ayo makan, makan sama-sama, kita sarapan sama-sama, undangan ini sendiri sudah pasti menusuk hati mereka. Seperti seorang bawahan yang hina yang sudah memberontak dan sekarang diundang semeja dengan pembesar yang mulia, perkataan apa yang bisa diucapkan?. Makan ini adalah suatu bentuk penerimaan, bentuk fellowship yang dalam. Apakah kita tahu bahwa seluruh peristiwa di dalam akhir zaman akan ditutup dengan satu hal ini yaitu makan bersama dengan Allah Tritunggal. Di dalam kebesaran-Nya, di dalam kemuliaan-Nya, di dalam keagungan-Nya, kita makan bersama dengan Pangeran itu. Yang tadinya jauh, dibuat mendekat. Pendosa dibawa ke meja perjamuan-Nya untuk menikmati kemenangan sang Pangeran itu. Tetapi bukan di tempat Pantai Tiberias yang kotor, tetapi di dalam kekekalan yang mulia.

Pemandangan yang ke-3, saudara akan melihat Yesus mengutus Petrus untuk memberi makan domba-domba-Nya. Perhatikan bahwa Petrus masih terdiam, murid-murid-Nya semua terdiam. Ini adalah suatu peristiwa yang mungkin memakan waktu mungkin 1.5 jam atau 2 jam atau 3 jam dan sebagian awalnya sangat-sangat terdiam. Perasaan Petrus, meskipun dia makan tetapi pasti akan ada campur aduk karena masalah pribadinya belum diselesaikan. Rasa bersalah, kekhawatiran untuk ditolak, takut untuk dikeluarkan oleh Yesus, bercampur dengan kerinduan, bercampur dengan keinginan untuk menyatakan isi hati dan pertobatan dan seluruhnya itu menjadi satu. Tiba-tiba setelah makan, di depan seluruh murid-murid-Nya, Petrus tersentak karena Yesus memberikan satu pertanyaan terbuka yang diulang 3 kali kepada Petrus dan didengar oleh seluruh murid-Nya. “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka semua ini?” “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka mengasihi Aku?” Oh, pertanyaan ini begitu lembut, tetapi seperti halilintar menyambar hati terdalam Petrus. Pertanyaan ini sendiri sudah membedah sebuah dosa dan Petrus menyadari bahwa Petrus sudah berdosa. Beberapa hari sebelumnya, Yesus mengatakan, “Aku akan pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dan kamu semua akan tercerai-berai.” Tetapi Petrus dengan gagah berani mengatakan, “Kalau mereka semua lari, aku tidak, aku bahkan mau mati bagi Engkau.” Petrus jujur, tetapi sombong. Dia membandingkan diri dengan orang lain dan menganggap diri lebih rohani dari orang lain. “Kalau mereka semua meninggalkan, aku tidak.” Itulah sebabnya Yesus bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka semua ini mengasihi Aku?” Petrus yang sudah sombong di depan semua teman-temannya, sekarang hatinya dibongkar oleh Yesus di depan semua teman-temannya. Ini bukan untuk mempermalukan Petrus, tetapi untuk mengokohkan posisi Petrus di depan seluruh murid-murid-Nya kembali; mengembalikan posisi Petrus. Kalau tidak ada poin ini, maka Petrus dan seluruh murid-Nya bersama-sama, tetapi tidak mungkin akan sehati. Petrus menjawab dengan apa yang memang ada, dia tidak sombong, dia menyatakan, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Titik sampai di situ, dia tidak mengatakan, “Benar Tuhan, Engkau tahu, aku mengasihi Engkau lebih daripada mereka.” Dia menyatakan: “Aku mengasihi Engkau.” Thats it, itu saja. Dia tidak mengatakan lebih daripada mereka, dia tahu kekurangannya. Yesus kemudian mengatakan di dalam bahasa yang harafiah, “Beri makan domba-domba kecil-Ku.” Perhatikan, yang pertama adalah bicara mengenai murid yang mencari makan. Bagian yang ke-2 adalah Yesus mengajak makan. Dan bagian ke-3 ini, Yesus mengutus murid untuk memberi makan. Gembalakanlah atau beri makanlah atau peliharalah anak-anak domba kecil-Ku.

Hal yang ke-2, pertanyaan yang ke-2 adalah: Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Kalimat ini adalah kalimat untuk menguji Petrus ke dalam, melihat dirinya sendiri. Yang pertama adalah membuat Petrus melihat dirinya sendiri di-compare dengan orang lain. Tetapi sekarang Yesus memberikan satu pertanyaan yang masuk di dalam hatinya sendiri. Petrus harus memperhatikan apa sesungguhnya yang dia miliki, tanpa melihat orang lain, sungguh-sungguh dari dirinya sendiri. Petrus kemudian mengatakan, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Perhatikan setiap kali Petrus bicara 3 kali ini, “Benar Tuhan, Engkau tahu,” maka Petrus mau mengatakan engkaulah yang mendefinisikan Tuhan, bukan aku, Engkau yang mendefinisikan, dan sepanjang aku tahu, Engkau tahu seperti apa; tetapi sepanjang aku tahu, aku mengasihi Engkau. Kemudian Yesus bertanya yang ke-3 kali dengan pertanyaan yang sama: “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka di sini rasa sakit yang paling dalam menusuk hati Petrus. Petrus tidak bisa lagi untuk tidak menangis, dia menangis sejadi-jadinya. Kenapa dia menangis? Tentu karena dia teringat detail pengkhianatannya 3 kali. Pertanyaan Yesus 3 kali, memberikan dia sekarang perspektif, “Oh, aku juga sudah menyangkal-Nya 3 kali.” Dia teringat akan detail pengkhianatannya, tetapi pada saat yang sama dia pasti tahu. Aku itu sungguh-sungguh kok, aku sungguh-sungguh, meskipun mungkin tidak penuh sungguh-sungguh mengasihi Engkau. Mengapa Petrus menangis? Karena dia yakin bahwa ke depan dia akan menyangkal lagi. Apakah saudara pernah mengalami pengalaman seperti ini. Saudara sungguh-sungguh genuine untuk mengabdi kepada Tuhan. Saudara sungguh-sungguh genuine untuk mengejar kesucian. Kemudian kita gagal dan kalimat-kalimat seperti ini dimunculkan oleh Tuhan. Kemudian kita mengatakan, “Tuhan, Engkau tahu aku sungguh-sungguh, tetapi aku tahu pasti gagal. Aku tidak bohong, tetapi aku pasti gagal. Dengan air mata, dia mengatakan, “Tuhan, Engkau tahu, aku mengasihi Engkau.” Oh, dukacita itu begitu dalam. Mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan dan urusan kegagalan itu, itu adalah 2 hal yang sering sekali berbeda dalam hidup orang Kristen bukan?

Petrus menyadari bahkan evil, kejahatan, itu lebih besar daripada komitmennya. Dunia lebih kuat daripada keinginannya untuk hidup suci. Kejahatan begitu sangat menakutkan, dan ketika masuk menyelubungi hidup kita, kita pasti akan menjadi orang munafik dan seorang yang pengecut. Tapi kemudian Yesus mengatakan, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kemudian Dia langsung menyambung, perhatikan kalimat ini: “Sesungguh-sungguhnya Petrus, pasti, ketika engkau muda engkau mengikat pinggangmu sendiri, engkau berjalan kemana saja engkau kehendaki tetapi jikalau engkau sudah tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak engkau kehendaki.” Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Pasti Petrus, engkau akan berhasil! Engkau tidak akan gagal, engkau pasti berhasil! Beberapa hari sebelumnya, Yesus mengatakan, “Engkau pasti akan mengkhianati aku.” Tetapi sekarang dengan Firman-Nya, Yesus mengkonfirmasi, “Engkau pasti berhasil dalam iman.” “Oh Tuhan, aku tidak sanggup, aku mengasihi engkau, tetapi evil terlalu besar, aku tidak sanggup.” “Tidak! Engkau akan berhasil, engkau akan mempermuliakan Aku, bahkan ketika engkau di ambang kematian.” Oh jemaat, apakah engkau sadar bahwa semua hidup kita bergantung kepada perkataan Tuhan Yesus. Dia yang mengatakan: “Tebarkan jalamu ke kanan,” maka di kanan kita mendapatkan ikan dengan perkataan-Nya. Dia yang menyatakan kamu akan menyangkal aku 3 kali, sebelum ayam berkokok, dan terjadilah seperti itu. Dan Dia yang mengatakan Petrus, engkau akan mati dengan sulit tetapi engkau akan menang, dan terjadilah seperti itu. Jemaat perhatikan baik-baik, nasib hidup kita tergantung kepada Firman-Nya dan belas kasihan-Nya semata. Minta selalu belas kasihan-Nya, jangan jadi orang sombong. Dengar terus Firman-Nya, jangan jadi orang sombong. Mengapa kita tidak mau berlutut meminta belas kasihan-Nya? Mengapa kita tidak mau membaca Firman setiap hari untuk mendapatkan Firman-Nya? Begitu sombongkah kita? Belas kasihan dan Firman-Nya adalah kelanjutan hidup kita.

Mari kita coba pikirkan kenapa Yesus harus sampai bertanya sampai 3 kali? Kenapa Yesus mesti tanya sampai 3 kali? Apa Yesus tidak tahu? Setiap kali pertanyaan Allah, setiap kali pertanyaan Yesus itu; bukan Yesus tidak tahu. Yesus bertanya, “Ada makanan tidak anak-anak?” Orang-orang-Nya mengatakan tidak tahu. Itu bukan karena Yesus tidak tahu; mereka pasti tidak ada makanan. Itu supaya menunjukkan murid-murid-Nya dari tidak mendapat, sekarang mendapat. Petrus pun menjawab dengan tepat, “Tuhan, Engkau tahu, Engkau tahu segala sesuatu.” Jadi kenapa mesti tanya? Yesus tanya 3 kali karena beberapa hal ini, agar murid-murid yang lain tahu isi hati Petrus. Sehingga Petrus bisa masuk lagi kembali ke dalam kelompok rasul ini dan bisa dipercaya untuk melayani lagi. Hal yang ke-2 adalah agar saudara dan saya, gereja semua tahu apa yang sesungguhnya dicari oleh Yesus Kristus di dalam pelayan-Nya. Ketika engkau melayani, apakah engkau memiliki kasih kepada-Ku? Demikian perkataan Yesus kepada Petrus, kepada Gereja. Yesus tidak mencari performance apakah saudara bisa main piano sampai grade berapa, tetapi Yesus mau melihat isi hati ketika engkau memainkan piano itu, meskipun engkau grade yang paling rendah apakah engkau mengasihi Aku? Yesus mencari hati kita, karena ketika Dia melayani kita, Dia juga memberikan hati-Nya. Ketika Dia melayani kita, Dia juga memberikan cinta-Nya. Tanpa cinta, maka kerajinan kita didorong oleh ideologi. Sekalipun kita Reformed. Ini sungguh-sungguh saya lihat, sungguh-sungguh ada di dalam hidup saya. Dalam hidup kita orang Reformed, kita banyak melayani, karena kita mau mengobarkan Reformed, tetapi bukan karena cinta kepada Kristus. Apa bedanya dengan komunis mempromosikan ideologi mereka? Ini adalah teknik setan yang membelokkan hati kita. Mengasihi Kristus dan tidak yang lain. Di dalam hardikan Yesus Kristus kepada gereja Efesus yang begitu rajin, begitu setia kepada kebenaran dan doktrin, maka Yesus katakan, “Engkau sudah kehilangan kasihmu yang semula, Aku akan mengambil kaki dianmu.” Hai semua jemaat Reformed, beranikah engkau menguji diri kita sendiri? Kita bergerak, kita rajin, kita sungguh-sungguh, kita bersemangat untuk apa? Didorong oleh apa? Sebelum Yesus menyerahkan pelayanan-Nya, Dia tanya 3 kali, “Apakah engkau mengasihi Aku? Paulus sendiri mengatakan: Seluruh pelayanan, seandainya engkau melayani sampai dirimu dibakar hidup-hidup-pun tidak ada gunanya kalau engkau memiliki kasih Kristus. Yesus menolak pelayanan yang gigih tanpa kasih kepada Dia.

Hal yang ke-3, mengapa harus 3 kali? Untuk saudara dan saya sekarang bisa melihat, mengetahui apa yang ada di hati Kristus yang terdalam, yaitu gereja-Nya. Perhatikan sekarang, kalau saudara-saudara tanya dengan orang yang sudah dekat, “Apakah engkau mengasihi aku?” Pasti itu ada sesuatu kalimat di belakangnya, tidak cukup sampai di situ. Karena kalimat ini akan diikuti suatu keinginan terdalam dari hati kita “Apakah engkau mengasihi aku?” “Iya.” “Belikan aku rumah dong.” “Apakah engkau mengasihi aku?” “Iya.” “Janji ya seumur hidup jangan kecewakan aku ya, kita jadi nikah ya.” Pasti ada sesuatu keinginan yang terdalam dari orang yang tanya ini nanti di kalimat berikutnya. Yesus bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” “Iya Tuhan, engkau tahu, aku mengasihi Engkau.” Dan sekarang dia buka isi hati terdalam dari Yesus, “Umat-Ku, umat-Ku, Aku akan ke Surga, berikan mereka makan, sebagaimana Aku memberi mereka makan. Peliharalah mereka sebagaimana Aku memelihara engkau.” Kita tahu nanti setiap rasul bekerja bersama dengan Roh Kudus untuk memberikan makan kepada gereja-gereja Tuhan.

Gereja Tuhan, apakah kita menyadari itu adalah isi hati-Nya? itu berharga sekali bagi Dia. Dan gereja-Nya diberikan kepada pelayan-pelayan-Nya yang mengerti isi hati Kristus yang lembut dan rendah hati dan mengasihi mereka. Allah mencari hati yang mengasihi, untuk dipercayakan pelayanan-Nya kepada gereja itu. Inilah hati yang dibentuk melalui pengorbanan dan pengampunan kepada buluh yang terkulai dan sumbu yang pudar itu. Dan orang-orang seperti ini, yang mengenal pengampunan Tuhan di atas kayu salib dan mengenal bagaimana diterima Allah di dalam perjamuan-Nya. Setiap murid Yesus memiliki kehidupan yang berbeda-beda, tetapi semuanya adalah kehidupan yang mengasihi Kristus dan mengasihi gereja-Nya. Dan karena cintanya kepada Kristus dan cintanya kepada gereja-Nya, maka suatu hari Petrus mati martir. Jemaat Tuhan, jikalau kita ditebus oleh Kristus, mintalah Roh Kudus menanam cinta di dalam hati kita kepada Dia. Dan jikalau cinta itu ditumbuhkan-Nya, maka mintalah Roh Kudus mengajar kita untuk mengasihi gereja-Nya juga. Kiranya kasihan Tuhan menyertai. Mari kita berdoa.

 
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more