Yoh 16:8
Kita akan memfokuskan pada satu kata kerja yaitu menginsyafkan atau meyakinkan atau elegcho di dalam bahasa Ibrani. Apa artinya Roh Kudus kalau Dia datang kalau Dia bekerja kalau Dia ada itu meyakinkan? Kita mesti meneliti hal ini dan kita tidak bisa hanya menyentuh di permukaan saja. Kita mesti mengerti sampai ke dalam untuk bisa membedakan apa kerja Roh Kudus, kerja hati nurani dan kerja setan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kalau Roh Kudus datang Dia akan meyakinkan atau menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Salah satu hal yang saya belajar dari orang-orang Puritan adalah ketika mereka melihat Alkitab, mereka masuk begitu dalam. Berkali-kali saya menemukan di dalam diri saya sendiri, saya pikir saya mengerti artinya. Saya mengerti arti dari kata ini, misalnya saja sampai saya kemudian membaca orang-orang Puritan. Saya mau mengerti apa artinya. Saya baru sadar ternyata yang saya mengerti adalah sesuatu kesalahan. Ternyata, misalnya saja dalam case ini adalah ternyata ketika saya insyaf adalah bukan merupakan kerja dari Roh Kudus, tetapi kerja dari hati nurani. Kita banyak sekali tertipu oleh setan, dan oleh dunia dan oleh dosa kita sendiri. Kita pikir kita mengalami ini tetapi ternyata tidak. Itulah sebabnya kita harus men-self evaluasi diri kita. Jangan berpikir ‘as if’ bahwa ini pernah terjadi dalam hidup kita. Ternyata sudah puluhan tahun menjadi Kristen, sudah melayani bahkan menjadi majelis sekalipun ternyata mungkin sekali banyak orang belum lahir baru.
Saudara-saudara mari kita menyelidiki ayat Alkitab ini. Dan makin masuk biarlah kita boleh menguji apakah sungguh-sungguh hal ini pernah terjadi dalam hidup kita. Roh Kudus kalau Dia datang, Dia akan meyakinkan, meyakinkan orang-orang dunia akan dosa, akan kebenaran dan penghakiman. Siapakah orang-orang dunia? Oh itu bukan cuma orang-orang di luar gereja. Bukankah kalau kita belum lahir baru adalah juga sebelumnya adalah orang dunia? Dengan kata lain jikalau orang itu lahir baru maka pernah ada dalam titik inisial. Pertama-tama Roh Kudus bekerja menyadarkan kita, menginsyafkan kita akan dosa, akan kebenaran kita dan penghakiman kita yang salah. Dan ini bukan terjadi cuma satu kali di awal, ini akan terjadi terus-menerus kepada kita dalam proses pengudusan sampai akhir. Minggu yang lalu kita sudah bicara berkenaan dengan sifat keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus itu apa. Minggu yang lalu kita sudah bicara mengenai sifat yang pertama. Kita sekarang akan masuk dalam beberapa sifat, tetapi saya akan ulangin sekali lagi. Keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus jikalau itu benar-benar dari Roh Kudus maka sifatnya itu adalah khusus, kuat, dalam dan keseluruhan. Kita sudah bicara mengenai sifat yang pertama. Keyakinan itu adalah keyakinan yang khusus dan kuat. Keyakinan yang khusus dan kuat ada pada diri kita diyakinkan oleh Roh Kudus. Itu membuat diri kita mengatakan, “Aku, aku yang berdosa.” Itu yang membuat kita bisa mengatakan, “Celaka aku!” Itu tidak bisa diganti dengan, “Oh semua orang juga berdosa.” Itu tidak cukup dengan ketika saudara ditanya, “Apakah engkau orang berdosa? “Ya saya orang berdosa.” Perhatikan kalau Roh Kudus berbicara, Roh Kudus meyakinkan. Maka kita akan mengatakan, “Aku, sungguh-sungguh aku, tidak tahu engkau, aku tidak peduli engkau, aku yang binasa.” Orang lain menghibur, orang itu tidak akan terhibur. Orang lain yang berusaha untuk meyakinkan kita, kamu tidak sejelek itu. Kita tetap akan mengatakan, “Tidak, aku itu yang berdosa, aku binasa!” Yesaya mengatakan, “Celaka!” Siapa yang celaka? Seluruh dunia? Ya seluruh dunia celaka, tapi dia tidak mengatakan itu. Dia mengatakan, “Celaka aku, aku binasa.” Tuduhan itu begitu kuat. Kalimat itu begitu masuk dalam hati dan begitu particular, begitu khusus, “Agus” bukan yang lain.
Hal yang ke-2 sifatnya itu seperti belati. Sebuah pisau dimasukkan ke dalam sehingga menghasilkan suatu teriakan. Ini bukan keyakinan yang bersifat pengetahuan saja, yang membuat suatu kesadaran tanpa afeksi kehancuran. Saudara bisa membedakan orang yang tahu pedang, tahu dengan knowledge-nya dan orang yang pernah mengalami pedang itu bekerja. Apa yang membedakan? Afeksinya. Ketika saudara lihat ada satu pedang yang tajam, saudara bisa melihat dan mengambil kesimpulan pedang ini tajam. Saudara bisa ambil kertas lalu saudara membelah kertas itu, lalu saudara boleh menuliskan sebuah paper atau sebuah skripsi mengenai pedang yang tajam. Semuanya tidak salah. Tetapi tidak pernah mengalami. Tetapi orang yang mengalami pedang yang tajam, pisau yang tajam, saya tanya kepada saudara-saudara apa bedanya? Begitu pisau itu terkena dirinya, dia ditusukkan ke dalam dia, dia tidak mungkin bisa bikin tesis oh iya ini tajam. Tajamnya seperti ini, lebih tajam daripada yang itu. Mulai menganalisa. Tidak ada saudara-saudara. Begitu terjadi langsung saudara teriak. Saudara jangan meremehkan cara kerja Roh Kudus. Keasliannya bukan dari otak, kerja-Nya kalau masuk itu masuk ke hati; itu afeksi.
Suatu hari Yesaya (dia seorang imam, dia kerja seperti biasa di bait suci), tiba-tiba dia mendengar suara dan itu adalah suara malaikat. Kemudian suara itu didengar oleh dia menyatakan, “Suci, suci, sucilah Tuhan!” Apa yang terjadi? Pengalaman kesucian Allah itu menjadi suatu pengalaman eksistensial dia. Sekali lagi langsung dia berteriak, langsung menangis, langsung rebah dan dia langsung meratap, “Celaka aku, aku binasa.” Perhatikan, ini adalah Kerja Roh Kudus yang sejati, menggabungkan dua hal ini. Yang pertama adalah teologianya benar, suci, suci, suci. Tiga kali, bukan dua kali. Bicara berkenaan dengan kesucian Allah Tritunggal, 3 kali bukan satu kali. Bicara berkenaan dengan inti dasar dari sifat Allah adalah kesucian, bukan murah hati. Dengan pengenalan yang sejati dengan Allah yang sejati. Suci, suci, suci, teologianya benar. Kemudian dia meratap, dia teriak. Orang karismatik menyatakan bahwa dirinya dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau saudara lihat mereka afeksinya, emosinya tepatnya adalah sebenarnya emosi, semua emosinya dikobarkan. Teriakan meratap ada pada mereka, tetapi teologianya salah. Perhatikan ini adalah suatu tipuan setan melalui psikologi yang bergerak di dalam sebuah gereja. Mereka melihat fenomenanya, mereka melihat emosinya, orang kalau ada Roh Kudus atau kalau Roh Kudus bekerja ada suatu emosi tetapi ternyata setelah diselidiki mereka memiliki teologia yang salah. Emosi yang muncul dari teologia yang salah, maka itu bukan dari pengenalan akan Allah yang sejati. Tetapi mari kita sekarang self evaluasi. Orang-orang Reformed menyatakan memiliki teologia yang benar, tetapi saya mau tanya apakah sungguh kita memiliki pengalaman dengan Roh Kudus? Sekali lagi apakah sungguh kita memiliki pengalaman dengan Roh Kudus. Pengalaman dengan Allah Tritunggal bukan aktivitas cara kerja otak saja. Ini akan melibatkan seluruhnya, termasuk otak tetapi akan melibatkan seluruh kehidupan kita. Bahkan Yesaya tetap tidak bisa berdiri berpengalaman dengan Allah. Tubuhnya pun harus bergerak. Sekali lagi saudara-saudara, kita bisa jadi instruktur bola meskipun tidak pernah main bola. Biarlah kita boleh benar hati-hati sebagai orang Reformed. Doktrin itu penting, saya tidak pernah mengatakan doktrin itu tidak penting. Pikiran itu penting. Saya tidak pernah mengatakan pikiran tidak penting, tetapi doktrin dan pikiran itu not enough. Kemudian harus bagaimana? Minta sama Tuhan pengalaman-pengalaman yang real dengan Roh Kudus. Biarlah kita boleh belajar teologia-teologia yang benar, teologi yang sehat, tetapi terus berdoa, “Tuhan nyatakan dirimu! Berikan aku pengalaman-pengalaman berjalan bersama dengan Engkau.” Ini mutlak bagi gereja Tuhan. Di dalam beberapa puluh tahun terakhir ini maka orang-orang Reformed mulai menyadari pentingnya belajar dari orang-orang Puritan. Dan mereka mengingat kalimat Martin Llyod Jones. Martin Llyod Jones mengatakan ada kemungkinan besar sekali bisa terjadi dan memang sudah terjadi yaitu The Death of Orthodoxy. Doktrin yang benar tanpa ketaatan, doktrin yang benar tanpa pengalaman yang sesungguhnya, akan menghasilkan sekelompok orang yang luar biasa sombong tetapi saudara harus tahu, kita harus mengerti di dalam Alkitab orang yang mengalami Allah, hal pertama, dia pasti belajar rendah hati. Ketika saya mengatakan ini pun ini tidak bisa ditipu. Oh, saya memiliki doktrin, saya belum punya pengalaman, saya sekarang rendah hati. Sulit tetap tidak bisa. Maka di sini kita memerlukan belas kasihan Tuhan yang sungguh-sungguh menyatakan dirinya kepada kita. Kalau Dia menyatakan diri-Nya, baru kita bisa rendah hati. Tetapi sekali lagi ini adalah sesuatu kepentingan mutlak kalau kita mau hidup secara rohani, kalau gereja ini mau hidup secara rohani.
Hal ke-3 adalah keyakinan itu kalau diberikan, kalau dikerjakan oleh Roh Kudus bersifat keseluruhan. Jikalau Roh menyinari diri seseorang, kita akan melihat diri kita seluruhnya sampai perenungan terbaik dari hati kita adalah suatu dosa dan kesesatan. Sekali lagi ketika Roh Kudus meyakinkan, menerangi kita, kita akan melihat keseluruhan diri kita itu dosa. Bahkan pikiran saya yang terbaik pun perenungan saya yang bagi saya tersuci pun, tertulus pun itu suatu dosa. Daud pada waktu berzinah dan nabi Natan datang dan menyatakan kesalahan dosanya di dalam perzinahan. Mazmur 51:7 menyatakan dia bukan diyakinkan atas dosanya di dalam perzinahan saja tetapi Daud menyatakan, “Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan dalam dosa, aku dikandung ibuku.” Natan tidak bicara berkenaan dengan masa lalunya. Nathan tidak bicara berkenaan ketika dia ada di dalam kandungan. Natan tidak menuduh bagian itu. Natan menuduh Daud berzinah dengan Batsyeba. Tetapi ketika Roh Kudus datang, maka Dia akan meyakinkan kita akan keseluruhan diri kita berdosa. Bukan saja hidup kita sudah berdosa. Pikiran kita berdosa. Afeksi kita berdosa, kehendak kita berdosa, natur kita berdosa, kesengsaraan kita adalah hasil dari dosa. Dan Roh Kudus meyakinkan kita akan bahaya kebodohan dan kegilaan dosa kita. Dia akan memperlihatkan bagaimana usaha-usaha kita memperbesar dosa. Seperti menahan begitu banyak kebaikan dan menyalahgunakan begitu banyak anugerah.
Saudara, sekali lagi ketika kita bicara mengenai dosa, secara umum hati nurani kita mengatakan kalau saya menonton video porno pasti berdosa tetapi jangan saudara berpikir bahwa itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sangat mungkin itu adalah pekerjaan hati nurani kita saja dan itu tidak menyelamatkan. Puluhan kali saudara dan saya memiliki pengalaman itu, itu tidak menyelamatkan tetapi yang menyelamatkan adalah kalau Roh Kudus bekerja meyakinkan kita akan dosa dan sifatnya khusus, kuat, dalam dan menyeluruh. Roh Kudus bahkan akan membuat kita itu melihat bagaimana usaha-usaha kita memperbesar dosa. Seperti misalnya saja kita menahan begitu banyak kebaikan yang seharusnya berjalan di tengah-tengah dunia. Contohnya, menahan begitu banyak kebaikan. Coba saudara bayangkan teologia sukses. Orang yang mengajarkan teologia sukses dari hamba Tuhan, lalu menuju kepada jemaat, dan jemaat kemudian pergi ke satu tempat dan mengabarkan tentang Yesus Kristus. Tetapi kemudian dia bicara berkenaan kalau kamu ikut Yesus kamu akan diselamatkan, kamu ikut Yesus kamu akan makmur, kamu akan sembuh. Orang ini adalah anak Tuhan yang sejati mungkin, dan orang ini mengungkapkan Injil itu maksudnya tulus, tetapi saudara mengerti bukan bahwa setiap kali dia melakukannya sebenarnya dia berlawanan dengan Injil Kerajaan Allah. Ketika dia berusaha, dia memperbesar untuk menahan Injil Kerajaan Allah yang sejati. Dia tidak sadar, tetapi tetap dia berbuat dosa. Hal-hal seperti ini ada pada mereka dan juga hal-hal seperti ini di dalam case yang lain ada pada kita. Bahkan kita merasa kita melayani Tuhan. Pada saat melayani Tuhan padahal sebenarnya kita sedang melawan prinsip Alkitab. Sampai ke titik kecil seperti ini siapa yang bisa menyadarkan, di situ hati nurani tidak mungkin bisa berperan kecuali Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang menyadarkan. Hal yang terbaik, tertulus pun ternyata hidupku dipakai oleh setan untuk melawan Kerajaan Allah. Roh Kudus kalau bekerja, Dia akan menyadarkan kita usaha-usaha kita yang berdosa yang memperbesar dosa dengan menyalah-gunakan begitu banyak anugerah. Oh ini paling jelas bagi kita. Dan tetap kalau bukan Roh Kudus maka kita akan berpikir, ah biasa saja. Tuhan memberikan kepada kita berkat demi berkat. Salah satu berkat yang terbesar adalah asetnya hidup kita. Kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan itu yang paling besar itu adalah aset dalam hidup kita. Tetapi siapa yang menghargai waktu.
Beberapa tahun yang lalu saya mulai menyadari satu hal. Orang yang dipakai sama Tuhan di seluruh dunia sejak dari zaman dahulu sampai sekarang salah satu kuncinya yaitu dia tahu value waktu. Kalau saudara membaca salah satu tulisan atau salah satu khotbah Pak Tong yang bagi saya paling banyak orang itu tahu dan paling mengubah itu adalah “Waktu dan Hikmat.” Pada waktu itu saya belum pernah baca dari orang-orang Puritan. Saya melihat orang ini ada sesuatu kekhususannya, dia menyadari pentingnya waktu sehingga dia mengejar waktu. Begitu ini muncul, itu membedakan dia dengan semua hamba Tuhan yang lain. Jadi dia terus-menerus mengejar, mengejar, dia mengatakan, “Hidup saya itu asetnya, bahkan gerakan ini asetnya yang terbesar bukan uang, tetapi adalah waktu saya.” Saya pikir cuma dia saja, sampai kemudian saya menemukan orang-orang Puritan. Hampir semua orang-orang Puritan, kalau tidak semua karena tidak mungkin saya baca semuanya, tetapi yang saya temukan orang-orang itu mau Thomas Brooks, Thomas Watson, Thomas Manton, dan John Flavel, John Owen semuanya selalu ada khotbah berkenaan dengan waktu. Kalau Roh Kudus datang, Dia akan menyadarkan kita, usaha-usaha kita yang memperbesar dosa dengan menyalahgunakan begitu banyak anugerah. Itulah sebabnya saudara-saudara, Paulus di dalam 1 Timotius mengatakan demikian: “Di antara semua orang berdosa, aku orang paling berdosa.” Bagaimana mungkin kalimat ini muncul dari mulut Paulus. Jawabannya adalah karena kalau Roh Kudus bekerja, bukan cuma sekali, tapi terus-menerus memiliki sifat yang sama, kata “meyakinkan” ini adalah bersifat keseluruhan.
Ini adalah cara Roh Kudus yang meyakinkan kita secara menyeluruh sampai membuat kita tidak dapat mengelak atau menjawab apapun. Saudara-saudara yang terkasih, kecuali Roh Kudus meyakinkan, tidak akan ada yang dapat meyakinkan kita. Hati kita itu tipu daya dan memiliki begitu banyak lika-liku. Sifat sombong, mempersenjatai diri kita dengan pertahanan. Seperti landak, landak memutar dirinya dan membela diri dengan tusukannya. Jikalau Roh Kudus tidak meyakinkan kita akan dosa maka kita akan berusaha membela diri kita, kita memiliki baju baja yang berlapis untuk mempertahankan diri kita, kita akan mengatakan: “Oh aku tidak bermaksud itu, oh semua orang juga melakukan itu, oh itu adalah perbuatan orang lain, aku hanya kena dampaknya, oh itu salah si A, salah si B, oh lihat aku baik-baik, aku lebih baik dari orang itu, hai jangan salah sangka kawan, aku lebih baik daripada apa yang kamu pikirkan.” Intinya adalah kita tidak pernah yakin bahwa dosa itu kita yang perbuat. Dan sering kita mengalihkan perhatian orang lain dari diri kita supaya kita tidak terekspos dosa kita dan setelah itu kita playing victim. Orang Puritans adalah orang yang mengerti lika-liku jiwa. Bukannya kita bertobat, kita playing victim, padahal kita yang bersalah. Tetapi ketika Roh Kudus bekerja meyakinkan, sekali lagi, baru kita dapat mengatakan, “Akulah orangnya.” Ini adalah cara kerja yang terbuka, ketika Roh Kudus memakai nabi Natan menegur Daud, Daud tidak bisa kemana-mana, dan dia mengatakan, “Aku yang berdosa.”
Sekarang lihat ada dua paradoks besar di sini. Paradoks adalah suatu yang kelihatannya dua hal yang bertentangan, tetapi kalau kita melihat arti dalamnya, ada sesuatu keindahan. Perhatikan paradoks pertama. Alkitab mengatakan Roh Kudus itu lembut. Alkitab menggambarkan Roh Kudus dengan burung merpati. Saudara bisa melihat Allah, Allah Bapa atau Allah itu khususnya di dalam Perjanjian Lama itu marah. Roma 1 bahkan menyatakan: “Murka Allah nyata …” Kita juga pernah melihat Yesus yang marah di dalam Perjanjian Baru. Beberapa kali memporakporandakan bait suci dan bicara kepada orang Farisi, “Kamu adalah keturunan ular beludak.” Tetapi Alkitab tidak pernah mengatakan Roh Kudus itu marah. Kita tidak pernah membaca tentang murka Allah Roh Kudus. Roh Kudus bahkan dilambangkan sebagai burung merpati, satu makhluk yang paling lembut dari semua makhluk. Roh Kudus digambarkan memiliki kehangatan dan kelembutan seperti nafas. Yesus menghembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.” Di dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus itu dilambangkan begitu lembut seperti embun yang jatuh. Aku akan menjadi seperti embun bagi Israel. Dia juga dilambangkan kelembutannya seperti minyak karena Dia disebut sebagai minyak sukacita, minyak berharga yang mengurapi Imam Besar. Alkitab juga menyatakan bahwa Roh Kudus lembut dan menyegarkan seperti mata air, air yang kuberikan kepadanya akan menjadi sumur air di dalam dirinya, memancar hingga kehidupan yang kekal. Roh Kudus juga disebut sebagai Roh kasih karunia dan permohonan. Dia tidak pernah disebut sebagai Roh murka, sebaliknya adalah Roh penghibur. Dia tidak disebut sebagai Roh pembalas tetapi Roh penolong, menolong kita berdoa dengan keluhan yang tidak terucapkan. Roh itu begitu amat sangat lembut sampai Paulus menyatakan jangan mendukakan Roh Kudus dan jangan memadamkan-Nya. Bukankah ini semua tanda kelembutan dan kasih Roh Kudus? Di manapun kita tidak akan menemukan satu tanda pun kemarahan dan pembalasan yang dikaitkan dengan Roh Kudus.
Tetapi di sini paradoksnya, ketika Roh Kudus yang mulia mulai bekerja dengan kasih-Nya, perhatikan bagaimana Dia memulainya. Dia mulai bekerja pada seseorang, menyentuh seseorang dari hanya satu pintu ini, bukan dari pintu yang lain, dan pintu itu adalah pintu dosa. Dia tidak akan memulai mengatakan, “Eh Sam, saya bangga lho sama engkau untuk pekerjaanmu yang ini. Oh Sam, aku mengasihi engkau. Dia tidak mulai dari situ. Yohanes 16:8 mengatakan “Jikalau Roh Kudus datang, Dia akan menginsafkan dunia akan dosa, …” Dia meyakinkan, memojokkan seseorang akan dosa. Robert Murray M’Cheyne mengatakan, “Bahkan ketika Dia, Roh Kudus yang maha bijaksana, maha kuasa, maha lembut, dan penuh kasih sekali-pun, yang pekerjaannya adalah membawa manusia untuk manusia bisa memeluk juru selamat, Dia tidak akan bekerja tanpa terlebih dahulu berkonfrontasi dengan dosa kita. Dengan kelembutan-Nya yang suci, Dia membuka dosa, memaparkannya, membuat operasi besar dan begitu dalam operasi itu, dan itu membuat seseorang berteriak. Ketika Dia mengurapi Yohanes Pembaptis, yang lembut dan mulia, Roh Kudus itu, maka Yohanes Pembaptis berkata, “Bertobatlah!” Di situlah konfrontasi terbuka dan keras dan menyakitkan dan memalukan terjadi. Roh Kudus memulai pekerjaan-Nya pada diri seseorang dengan satu pintu masuk. Ini adalah cara kerja Roh Kudus. Saudara dan saya harus mengerti begini cara kerja Roh Kudus. Jangan tertipu. Begitu banyak pendeta yang mengatakan, “Oh Roh Kudus berbicara kepadaku, oh Aku mengasihi engkau, orang yang pakai baju biru itu, Roh Kudus bicara, Roh Kudus mengasihi engkau.” Oh semuanya adalah kebohongan. Roh Kudus masuk dengan satu pintu masuk ini. Meyakinkan manusia tersebut akan dosanya dan menyeret manusia sampai dia mengatakan aku orang terkutuk. Apakah gereja menyadari hal ini? Berapa banyak kita sudah ditipu oleh roh-roh setan. Allah yang suci ketika menyatakan cinta kasih-Nya maka itu hasilnya pasti pertobatan. Dan hasil dari pertobatan itu adalah karena kerendahan hati dibentuk di dalam diri seseorang.
Paradoks yang kedua. Roh itu lembut, tetapi di dalam Alkitab, Roh yang lembut itu menggerakkan hamba-hamba Tuhan dengan berani berkhotbah menegur dosa. Ini adalah sesuatu yang unik, tetapi ini Firman. Saudara lihat di dalam Alkitab, semua hamba Tuhan yang sejati diurapi oleh Roh Kudus, dibangkitkan Tuhan secara keras menegur dosa. Sekali lagi, saudara-saudara biarlah saudara dan saya hati-hati di sini. Banyak anak-anak Tuhan tidak mengerti cara kerja Roh Kudus. Bukan menegur dosa tetapi membuat perang di antara saudara seiman. Ini adalah sesuatu roh perpecahan. Ini adalah sesuatu roh kesombongan. Ini adalah sesuatu hal yang memecah, dan ini adalah pekerjaan setan dengan menggunakan teologia yang benar. Sebaliknya kalau Roh Kudus hadir, sesama anak Tuhan boleh saling rendah hati menghormati satu dengan yang lain. Tetapi teguran akan dosa itu diberikan oleh Roh Kudus kepada hamba-hamba Tuhan yang diurapi. Di luar, mereka menegur dosa Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Paulus, Petrus, Yohanes Pembaptis, Nabi Natan, semua keras menegur dosa. Saudara lihat Alkitab, kalau kita tidak tahu cara kerja Allah di dalam Alkitab kita akan pikir harusnya hamba Tuhan itu lembut, jangan teriak, jangan kasar. Kalau sudah bicara berkenaan dengan pekerjaan Tuhan, apalagi bicara mengenai dosa, maka kemarahan yang suci ditimbulkan oleh Roh Kudus kepada hamba-hamba-Nya. Yesus Kristus yang dikuasai oleh Roh Kudus itu bicara kepada Yerusalem dengan perkataan seperti pedang yang tajam. Tetapi saudara perhatikan baik-baik, setelah Dia bicara: “Celaka kamu orang Farisi, celaka kamu ahli Taurat.” Semua orang melihat Dia, bencinya luar biasa. Kemudian Yesus meninggalkan mereka, Dia naik ke atas bukit, Dia sendirian, Dia lihat Yerusalem dengan air mata-Nya, “Kapan kamu bertobat.” Roh Kudus keras di depan, menegur dosa, tetapi hati-Nya berair mata bagi kita. Oh kiranya gereja ini diberkati oleh Tuhan dengan orang-orang yang mengerti cara kerja-Nya. Oh, kiranya banyak orang yang diurapi oleh Dia. Orang-orang yang digerakkan dengan cinta dan kelembutan untuk menegur dosa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more