Matius 6:13
Beberapa minggu ini kita berbicara berkenaan dengan pencobaan. Pencobaan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan. Bahkan sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa mereka sendiri sudah dicobai. Pencobaan lahir bukan karena dosa. Kalau ditanya kenapa Adam dan Hawa harus dicobai? Kenapa harus ada satu buah di taman itu yang tidak boleh dimakan? Kenapa Tuhan mengizinkan ular berkata-kata kepada mereka? Bukankah seharusnya Tuhan membuat pintu gerbang sehingga ular tidak bisa berkata-kata kepada mereka? Dengan begitu, seluruh konteks kehidupan mereka bisa safe. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan Allah mengizinkan pencobaan ituuntuk menyatakan kesejatian.Alkitab mengatakan Allah tidak pernah mencobai siapapun tetapi Allah menguji setiap hati. Menguji memiliki motivasi yang positif. Tetapi Alkitab menyatakan adanya paradoks. Dengan satu konteks yang sama maka setan mencobai dengan motivasi jahat, supaya manusia jatuh. Setan diizinkan Tuhan untuk mencobai. Dalam kitab Kejadian, taman Edennya, Adam dan Hawanya sama, dan buahnya sama. Tetapi seluruh konteks yang sama itu dipakai oleh Tuhan untuk menguji dan dipakai oleh setan untuk menjatuhkan. Ini adalah sesuatu yang mutlak harus. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah berkehendak untuk pencobaan itu terjadi. Jangan pernah berpikir bahwa ada kehidupan yang mudah, tanpa pencobaan. Apalagi setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka dosa merajalela, kejahatan masuk dan ada di tengah-tengah dunia, dan setan menguasai dunia ciptaan Allah. Kejahatan itu begitu sangat dekat dengan hidup kita. 1 Kor 10:13 menyatakan Allah tidak berjanji untuk kita tidak ada pencobaan, tetapi Allah setia, Dia akan menolong kita keluar dari pencobaan. Minggu lalu kita sudah berbicara enam point, hal-hal praktis mengenai keadaan-keadaan yang membuat kita mudah jatuh dalam pencobaan dan dosa. Saya akan meneruskannya. Mungkin ini adalah point-point kecil, tetapi saya ingat satu buku berjudul ‘Kerikil-Kerikil Tajam’. Jarang sekali seseorang membentur satu batu yang besar. Tetapi dengan batu-batu yang kelihatannya kecil maka seseorang itu terguling.
(7) Kita mudah jatuh di dalam dosa dalam pencobaan jikalau kita selalu berpikir bahwa pencobaan itu adalah sesuatu yang gelap. Kalau ada sakit penyakit, dirampok atau ada keluarga yang meninggal. Memang hal-hal tersebut adalah keadaan yang membuat kita dicobai. Tetapi kita sering lupa, setan memiliki kemenangan mencobai kita ketika keadaan kita nyaman. Dalam kegelapan, maka anak Tuhan itu akan cepat berlutut dan berlari minta pertolongan Tuhan. Tetapi dalam keadaan begitu nyaman, tidak ada pergumulan yang berarti, maka iman kita sulit untuk maju, kedisiplinan kita langsung merosot, kekuatan dan alertness daripada perang itu mulai memudar. Kita mulai sedikit demi sedikit melupakan jalan-jalan Tuhan. Kita tidak lagi sensitif dan tidak lagi dengan ngotot mencari wajah Allah. Ada satu hamba Tuhan yang dipakai oleh Tuhan zaman dulu bermimpi bagaimana kumpulan setan-setan itu maju kepada pemimpin setan. Kelompok pertama mengatakan kepada pemimpin setan, mereka sudah mendapatkan kemenangan dengan membuat orang-orang Kristen dimusuhi, dimasukkan ke dalam penjara, diterkam singa dan banyak yang mati. Tetapi pemimpin setan itu sangat tidak suka dan mengatakan “Untuk apa semuanya? Saya tidak memerlukan tubuh mereka, saya memerlukan jiwa mereka.” Kemudian group yang kedua maju, “Kami sudah berhasil untuk mencobai orang-orang Kristen. Ada sekelompok misionaris mau pergi mengabarkan Injil dan mereka naik kapal. Kami berikan angin yang keras sampai kapal itu karam dan mereka mati.” Pemimpin setan itu begitu marah. “Untuk apa engkau lakukan ini? Apakah engkau tidak tahu misionaris-misionaris yang mati itu menumbuhkan ratusan misionaris yang lain?” Apakah saudara mengerti Auca Five? Lima misionaris yang pergi ke suku Auca. Salah satunya adalah Jim Elliot. Belum sempat mengabarkan Injil, maka mereka dilembing satu persatu dan mati. Apakah setan menang? Dalam satu tahun 2000 misionaris lain bangkit karena melihat mereka mati. Banyak sekali dalam kegelapan-kegelapan, anak-anak Tuhan malah menang. Kemudian kelompok setan yang ketiga, memberikan laporan, “Kami sudah menaklukkan orang Kristen. Kami memberikan hidup yang nyaman, tidak menggoda mereka dan membiarkan mereka dengan seluruh rencananya jadi. Mereka semua tertidur, tidak lagi memiliki sense of perang dan tidak lagi peka akan seluruh pimpinan Tuhan.” Maka pemimpin setan itu tertawa dan bertepuk tangan, “Itu baru anak buahku!” Kita berpikir pencobaan adalah sakit-penyakit. Memang itu pencobaan, tetapi kita lupa mungkin saat ini kita sedang dalam pencobaan. Kalau bulan demi bulan, tahun demi tahun kekuatan peperangan kita makin melemah, kita sedang dikalahkan setan. Setelah Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, Allah Bapa memberikan nubuatan pertama yang berbicara mengenai perang. Jangan berpikir bahwa kita tidak berperang. Seluruh bagian Alkitab kita semuanya perang. Dan bagian terakhir dalam kitab Wahyu maka seluruh sejarah ini akan ditutup dengan perang yang besar. Kemenangan setan adalah menaklukkan jiwa kita yang kemudian santai. Ini adalah sesuatu kekalahan yang besar.
(8) Kita tidak mendidik jiwa kita untuk belajar mencukupkan diri. Ini adalah pencobaan di dalam masalah keuangan. Kita mesti belajar dan menanamkan dalam jiwa kita satu ayat Alkitab (Lukas 3:14) yang dikutip oleh Yohanes Pembaptis, “Cukupkan dirimu dengan gajimu.” Sesuatu hal yang sederhana tetapi ini adalah belajar bagaimana mencukupkan diri. Ayat ini menyatakan suatu prinsip yang penting untuk kita hidup itu tidak mencobai diri. Jangan kita meninggikan gaya hidup (lifestyle) kita. Kadang Tuhan memberikan kepada kita keuangan yang makin naik. Tetapi ketika keuangan naik, kita semua belajar untuk me-maintain lifestyle. Kalau tidak maka kita akan terus-menerus tidak merasa puas dan masuk ke dalam pencobaan. Kita tidak sadar bahwa ada sesuatu ketamakan – greedy di belakang jiwa kita yang mendorong terus hidup kita. Tidak berarti bahwa kalau kita mendapatkan uang yang lebih banyak adalah dosa. Pdt.Stephen Tong berkali-kali bicara kepada jemaatnya. “Semua orang biarlah engkau kerja baik-baik dan cari uang lebih banyak. Tetapi cari uang lebih banyak untuk apa? Untuk pekerjaan Tuhan, bukan cuma untuk menaikkan gaya hidup terus.” Kita harus hati-hati. Uang yang kita dapatkan boleh lebih banyak, tetapi biarlah kita punya satu hati yang cukup. Alkitab menyatakan Allah akan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan tetapi bukan segala sesuatu yang kita inginkan. Kita harus hati-hati di dalam keinginan-keinginan seperti itu. Kalau mau membeli sesuatu dalam sejahtera Tuhan, silahkan. Tetapi ada orang yang mau membeli sesuatu lebih, padahal sebenarnya dia sudah memiliki. Pertanyaannya adalah untuk apa kelebihan-kelebihan itu? Kita makan sehari tiga kali. Kita tidak mungkin makan lebih daripada itu. Makin makan banyak makin banyak penyakit. Kemudian uang itu untuk apa? Kalau ditujukan untuk pekerjaan Tuhan, itu diperbolehkan. Karena itu artinya kita mencari lebih banyak untuk kemuliaan Allah. Dan ketika kita mencari lebih banyak untuk kemuliaan Allah kita belajar untuk kita mencukupkan diri kita sendiri.
(9) Hati-hati dengan shortcut (jalan pintas). Saya mendapatkan prinsip ini dari seorang hamba Tuhan yang saya respect bernama Dorothy Marx. Seorang hamba Tuhan perempuan yang tidak menikah sampai umur yang tua dipakai sama Tuhan. Orangnya sangat sederhana tetapi sangat tegas dalam prinsip-prinsip Alkitab. Dia selalu mengatakan jangan shortcut dalam hidup. Jalan pintas itu 99% dari setan. Ingin cepat kaya dengan menyogok, ingin cepat sembuh dengan pergi ke dukun, itu selalu dari setan. Ada satu kisah yang sungguh terjadi. Saya menceritakan bukan untuk membuat kita menghakimi orang ini, tetapi bahwa setan sangat licik. Ada satu hamba Tuhan yang sangat setia. Tidak punya uang banyak. Dia selalu naik motor daru satu desa ke desa lain untuk mengabarkan Injil dan untuk menggembalakan jemaat-jemaatnya. Suatu hari ketika naik motor tiba-tiba ada daun terjatuh dan kena matanya. Hanya kena sedikit saja, kemudian menjadi gatal, merah, dan bengkak. Makin lama makin memburuk. Beberapa hari kemudian temannya dari SMA datang. Dia ceritakan apa yang terjadi. Lalu temannya mengatakan dia baru saja dari gunung Kawi. Ada banyak dukun-dukun di sana. “Saya bawa satu botol air berkhasiat, penuh dengan mineral.” Tetapi hamba Tuhan itu mengatakan, “Saya tidak mau pakai air ini untuk minum atau cuci mata. Ini dari setan.” Lalu temannya berkata, “Terserah kamu. Kamu temanku, aku memberikan yang terbaik, botol ini aku tinggal sama kamu.” Lalu dia pulang. Keesokan harinya makin bengkak, makin gatal. Dia lihat botolnya. Dipakai tidak? Ah tidak, ini pasti dari setan. Hari itu tidak. Tetapi dia juga tidak bisa pelayanan dan semua pelayanan tertunda di belakang. Kemudian besok paginya bangun dia lihat lagi botol tersebut. Dan pikirannya berpikir, “Saya tidak percaya sama setan. Tapi kalau itu ada air yang bisa menyembuhkan mungkin banyak mineral baik di dalamnya.” Perhatikan baik-baik, rasionalisasi akan membuat kita melangkah masuk jatuh di dalam dosa. Saya tidak tahu berapa lama kemudian akhirnya dia cuci muka dan minum dengan air itu. Dan itulah seperti kita. Setan itu terlalu licik, kita terlalu lemah. Jangan ambil jalan pintas.
Ketika mama mertua saya sakit cancer, ada beberapa saudara-saudaranya datang untuk membawa dia pergi berobat dengan dukun/ orang pandai. Juga ada beberapa orang Kristen datang dan mengatakan, “Pakai minyak urapan, nanti akan sembuh cancer-nya.” Mama mertua saya mengatakan, “Tidak, kalau Tuhan mau menyembuhkan Dia yang menyembuhkan.” Dia akhirnya mati karena cancer, tetapi dia menang di dalam iman. Banyak orang tidak memperdulikan Tuhan tetapi aku mau sembuh. Apakah saudara-saudara berpikir itu mereka mencari Tuhan? Tidak. Ada sesuatu bentuk shortcut apalagi ditempel dengan agama Kristen. Tuhan, dalam Alkitab, mengizinkan kita masuk ke dalam pencobaan untuk kita bergumul dengan dia dan makin mengenal Dia. Satu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi dan kenyataan yang biasa terjadi dalam hidup orang Kristen; seorang dosen teologia kami, suatu hari melayani penguburan seorang suami yang meninggal karena cancer. Dia duduk di sebelah isteri yang sedang berduka dan terus menangis. Di dalam dirinya ada kemarahan kepada Tuhan. Dia sambil sedikit berteriak dan marah mengatakan, “Bapak tahu suami saya sudah kena cancer tiga tahun? Kami sudah pergi ke beberapa negara di dunia dan habiskan banyak uang. Kalau akhirnya mesti mati mengapa semuanya ada?” Dosen saya diam. Tetapi malam hari itu menjadi sesuatu pelajaran besar di dalam kelas teologia besoknya: Betapa banyak orang Kristen gagal memahami apa yang Tuhan kehendaki di dalam pencobaan. Banyak orang tidak bisa melihat Tuhan mau mengajar apa dalam pencobaan. Mereka cuma lihat apakah sembuh atau tidak pada akhirnya. Mereka membuang-buang anugerah Tuhan dalam pencobaan itu di mana Tuhan sebenarnya ingin mengajar kepada kita lebih dalam mengenai Pribadi-Nya. Tetapi orang ini tidak belajar apapun, tidak mengenal Tuhan lebih dalam. John Piper menuliskan satu buku ketika dia kena sakit cancer, “Dont Waste Your Cancer”. Apa artinya? Bagi anak-anak Tuhan, apa pun saja yang terjadi Tuhan itu memiliki maksud yang baik. Ada sesuatu pelajaran yang Tuhan mau berikan yang tidak bisa dengan konteks yang lain. Pikiran kita tidak bisa hanya cuma sembuh atau tidak. Jikalau setan memakai pikiran seperti itu, maka kita kehilangan pelajaran besar dan banyak orang Kristen itu sia-sia di dalam pelajaran pencobaan.
(10) Kita tidak bisa main-main dengan dosa yang kecil. Setiap kali kita bersentuhan dengan sedikit saja dosa, jangan kita meng-entertain hal itu. Dalam Alkitab, dosa yang kecil kalau kita entertain, tinggal tunggu waktunya akan menjadi besar. Ada seseorang yang memelihara satu binatang buas, dari sejak kecil. Kalau tidak salah lion dijadikan pet. Tetapi suatu hari, sungguh-sungguh terjadi, lion tersebut akhirnya memakan orang itu. Ada beberapa kejadian, ada yang mati dan ada yang luka parah. Lion bukan binatang rumahan. Yang kecil ketika menjadi besar itu benar-benar buas. Kita harus mematikan dosa pada waktu dosa itu sekecil mungkin. Kalau kita main-main dan entertain dosa kecil itu, suatu hari akan menjadi besar, sulit sekali untuk kita lawan, dan sangat mungkin kita yang dimatikan oleh dosa itu. Tentu Tuhan di dalam ayat ini menyatakan, “Tuhan ampuni aku dan kemudian lepaskan aku dari yang jahat.” Dan Tuhan sering sekali menolong kita. Tetapi biasanya itu dengan kesakitan dalam hidup kita. Kita digoda itu tidak bisa menolak. Tetapi kita bisa mengatakan tidak kepada dosa yang mau masuk dalam hidup kita. Martin Luther menggunakan satu ilustrasi yang baik: Kita tidak bisa mencegah burung berkeliaran di atas kepala kita, tetapi kita memiliki hak untuk dia tidak bersarang di atas kepala kita. Banyak orang Kristen membiarkan burung bersarang di atas kepalanya yang kemudian menguasai semuanya. Cerita Alkitab yang paling jelas adalah Daud. Orang yang memiliki teologia Kristologi yang paling baik dan sangat saleh di hadapan Tuhan, tetapi kerajaannya hancur karena dosa kemalasan yang kecil. Ini adalah pelajaran yang paling berharga bagi orang-orang Kristen. Kiranya Tuhan menolong kita.
(11) Kita tidak mengambil keputusan sedini mungkin lepas dari ikatan dosa. Saya akan masuk dalam aplikasi yang sederhana. Kalau saudara merasa ada orang yang berbuat salah kepada saudara, langsung ambil keputusan ampuni dia. Kalau ada orang yang saudara tidak suka, ambil keputusan langsung mendoakan dia. Jangan pelihara ketidak-sukaan dengan orang itu. Jangan pegang kesalahan yang kecil itu. Berapa banyak dosa seperti ini tumbuh? Orang itu mungkin tidak terlalu ramah sama kita dan dia menyinggung kita, maka kita makin lama, makin tidak suka. Kemudian dia melakukan beberapa keputusan-keputusan yang bersangkut paut dengan kita lalu kita merasa, ini orang nggak ceng li. Lalu mulai kita marah dan menyatakan kejelekannya. Kita mulai sakit hati dan pahit. Kalau kita satu gereja, kita merasa kalau orang itu hadir, gereja ini kurang cinta kasih, apalagi kalau orang itu adalah pendetamu. Langsung saudara berpikir gereja ini tidak ada Roh Kudus dan saudara tidak ingin lagi pergi dan mau keluar dari gereja. Kita hidupnya diatur oleh orang lain. Keburukan atau sifat jelek orang lain itu kemudian saudara tanam di dalam hati, menjadikan sesuatu kepahitan. Di saat seperti itu, kita pasti tidak bisa bertumbuh. Saudara harus lepaskan secepat mungkin dan cepat mengampuni dia. Yesus Kristus mengatakan, jikalau matamu itu menyesatkan maka cungkil itu. Jikalau tanganmu menyesatkan, potong. Ini adalah sesuatu tindakan cepat radikal. Ada satu cerita yang sungguh-sungguh terjadi. Ada seorang hamba Tuhan di Jawa Tengah yang dipakai Tuhan yang sebelumnya adalah penjudi. Tetapi setelah bertobat, dia tidak lagi berjudi. Suatu hari tiba-tiba dia ingin berjudi lagi, dan melakukannya. Isterinya melihat dia kemudian teriak, “Kamu sudah janji sama Tuhan Yesus tidak berjudi.” Akhirnya dia sedih menangis, lalu dia memotong ibu jarinya dengan golok. Dia mengatakan, “Aku janji dengan ini tidak lagi berjudi.” Saya tidak katakan saudara mesti potong jari. Tetapi tindakan radikal yang berbalik 180 derajat itu cepat harus dilakukan. Saat mahasiswa banyak orang tidak suka sama saya, kadang saya pulang saya doa sama Tuhan “Kenapa orang itu tidak suka sama saya?” Dan itu membuat loneliness di dalam hati saya. Tetapi semuanya itu baik karena akhirnya membuat saya dekat sama Tuhan. Sekarang terbalik, ketika saya tidak suka dengan orang lain, apa yang harus saya lakukan? Cepat doakan dia. “Tuhan berkati orang itu”. Ketika kita melihat dia melakukan kesalahan di mata kita, cepat doa, “Tuhan berikan cinta kasih kepada orang itu.” Ketika kita melihat orang itu jatuh, dan ada sesuatu keinginan sukacita dalam diri kita, ambil keputusan secepatnya matikan dosa itu. Jangan senang dengan orang yang tidak kita sukai jatuh dalam dosa. Itu adalah bujukan setan. Cepat berdoa, “Tuhan berikan anugerah pertumbuhan.” Doa akan membuka berkat-berkat rohani dalam hidup kita. Keluar dan buat keputusan secepatnya, segera. Saudara ingat bagaimana isteri Potifar merayu Yusuf. Dan ketika nafsunya itu memuncak, dia memeluk Yusuf. Lihat apa yang dilakukan oleh Yusuf. Langsung lari. Dia tidak berdoa Bapa kami atau berdebat teologia. Dia langsung mengambil keputusan secepatnya lepas dari ikatan dosa.
(12) Ini yang paling terutama (ultimate) yang membuat kita mudah jatuh di dalam dosa, dalam pencobaan; tidak mempercayai bahwa Tuhan itu baik dan mencintai kita. Minggu lalu saya sudah katakan berkenaan dengan tidak mempercayai Tuhan memelihara kita. Tetapi dalam point ini adalah tidak mempercayai Tuhan itu baik dan mencintai kita. Ini yang paling ultimate karena ini adalah senjata setan di taman Eden. Ketika Adam dan Hawa digoda, setan berusaha memasukkan ketidakpercayaan dalam jiwanya Hawa. Kalau saya tanya, “Siapa yang percaya bahwa Allah itu baik dan Dia mencintai kita?” Maka saudara akan menunjukkan tangan dengan mudah. Tetapi ternyata tidak semudah itu di dalam hidup. Kita mempercayai Allah baik dan Allah mencintai kita, memerlukan pertumbuhan rohani. Bisa percaya, maka itu adalah suatu proses pengenalan. Kita tidak mungkin mempercayai seseorang, kalau kita tidak makin intim dengan orang itu. Ini berupa progress. Lihatlah bagaimana orang-orang baik di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dianiaya. Bapa-bapa gereja, misionaris-misionaris itu dianiaya. Mereka tetap kuat imannya, karena mereka terus-menerus mempercayai Allah itu mencintai dan Allah itu baik kepada mereka. Tetapi itu bukan lahir dari cuma asal filosofi saya percaya. Kepercayaan itu lahir dari suatu relation yang intim, berpuluh-puluh tahun di dalam Firman setiap hari. Ketika kita membaca Firman Tuhan setiap hari dan Roh Kudus bekerja memberikan pertumbuhan rohani, baru kita bisa percaya bahwa Dia itu baik dan Dia adalah Allah yang mencintai kita. Ini adalah pertumbuhan rohani. Hidup itu sungguh-sungguh sulit. Ada seorang Kristen yang sangat aktif di dalam gereja, kemudian anaknya sakit. Dia berdoa dalam chapel yang kecil berhari-hari, berminggu-minggu, supaya anaknya sembuh. Sampai suatu hari, hari ulang tahun anaknya, dia membawakan kue tart. Tetapi hari itu anaknya mati. Kemudian dia bawa kue tart itu masuk ke dalam chapel itu, dan melemparnya tepat ke wajah Yesus Kristus di salib. Sulit sekali mempercayai Allah itu baik, kecuali kita semua bertumbuh, dipelihara oleh Tuhan, maka kita baru bisa mulai percaya perlahan-demi-perlahan dalam hidup kita. Maka perdalamlah membaca Firman dan minta anugerah untuk kita boleh bertumbuh. Kalau kita hanya ada di permukaan, kita berpikir kita percaya Dia mencintai kita, tetapi sesungguhnya kita jauh dari mempercayai Dia.
Setelah seluruhnya dibahas maka di ayat yang ketiga belas (terakhir): “Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Ini berbicara mengenai Doksologi. Dalam Bahasa Indonesia itu ada di dalam kurung. Artinya sangat mungkin dalam manuskrip-manuskrip yang terdahulu, yang lebih kuno, tulisan itu tidak ada. Tetapi dalam manuskrip-manuskrip yang kemudian ada tulisan seperti itu. Apakah artinya tulisan itu ditambahkan atau tidak, kita tidak tahu. Maka kita menganggap bahwa ini ada di dalam tulisan itu. Jikalau ini ada, apa artinya? Maka Doa Bapa Kami bukan hanya struktur dari doa tetapi sebenarnya adalah jiwa kita. Jiwa orang-orang yang ditebus. Seluruh tindakan, perkataan, keputusan hidup kita adalah untuk mempermuliakan Bapa di Surga. “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, dipermuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Ini bukan struktur doa saja tetapi struktur hidup kita dan hati kita. Hidup yang hanya satu kali adalah hidup yang mau kehendak Allah, rencana Allah jadi, kerajaan Allah datang. Dan segala hal yang terjadi secara horizontal, adalah untuk menunjang supaya kehendak-Nya jadi. Aku memerlukan makan, aku memerlukan pengampunan ya Tuhan untuk melakukan kehendak-Mu. Aku memerlukan penjagaan dari musuh, untuk menjaga imanku untuk tetap melakukan tugas dan kehendak-Mu. Dan terakhir, orang Kristen ini yang sudah melakukan segala sesuatu yang memiliki satu tujuan yaitu kehendak Allah dan kerajaan Allah itu dijadikan, maka seluruh hidupnya untuk satu hal ini – Doksologi. Doksologi terdiri dari dua kata. Doksa artinya mulia. Logi adalah kalimat atau statement. Ini adalah kalimat untuk mempermuliakan Allah. Seandainya seluruh struktur Doa Bapa Kami adalah struktur hidup kita dan ketika terakhir-akhir di masa kita itu sekarat, apa yang kita akan ucapkan? Orang-orang dengan struktur Doa Bapa Kami yang merupakan struktur hidupnya, akan mengatakan, Tuhan seluruh hidupku adalah untuk kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau yang mulia. Engkaulah yang memiliki kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Ini adalah teriakan terakhir dari seseorang setelah melakukan seluruh struktur Doa Bapa Kami dalam hidupnya. Tujuan orang ini hidup adalah mempermuliakan Allah yang mulia itu. Saya sangat suka ketika kalimat ini ada sebagai akhirnya. Bukan pencobaan, bukan setan, tetapi kemuliaan bagi Allah Tritunggal. Tuhan memberikan kita hidup di tengah-tengah dunia dengan seluruh providensia-providensia, pencukupan yang daripada-Nya, untuk kita boleh hidup melakukan kehendak-Nya untuk kemuliaan bagi nama-Nya.
Saya akan menutup seluruh daripada doa Bapa Kami ini dengan satu ayat 1 Kor 10:13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Alkitab mengatakan ketika kita dicobai, Dia akan memberikan jalan keluar, Dia provide seluruh kebutuhan kita. Ketika kita berada dalam gelap, Dia akan memberikan terang. Ketika kita berada dalam kepicikan, Dia akan memberikan hikmat. Kita tidak berbeda dengan dunia, dunia akan masuk dalam pecobaan, dan kita akan masuk dalam pencobaan. Apa yang membedakan kita dengan seluruh manusia yang lain? Kita di dalam Kristus, maka Tuhan akan memberikan pertolongan dan jalan keluar kepada kita. Bukan saja jalan keluar yang ditunjukkan dengan tangan-Nya. Tetapi jalan keluar di mana Dia memegang tangan kita karena Dia adalah “God with us”. Dia memimpin seluruh pergumulan hidup kita.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more