29 September 2019
Ishak
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Galatia 4:22-31; Kejadian 24:1-8

Galatia 4:22-31; Kejadian 24:1-8

Hari ini kita akan berbicara mengenai Ishak, anak tunggal dari Abraham dan Sarah. Meskipun Abaraham memiliki anak-anak yang lain, yang bukan dari Sarah, tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan hanya ada satu anak perjanjian, yang lahir dari Sarah, yaitu Ishak. Ishak adalah salah satu dari tiga bapa patriakal kita. Setiap orang Israel ketika berdoa akan berdoa, Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub. Pada waktu Sarah mati, Ishak berumur 36 tahun. Ishak menikah umur 40 tahun, dan memiliki dua anak kembar ketika berumur 60 tahun. Kalau membandingkan kehidupan Ishak dengan Abraham dan Yakub, maka saudara akan menemukan kehidupan yang sama sekali lain. Kehidupan Ishak tidak ada yang terlalu menarik, seakan-akan tidak inspirational. Dia seorang pendiam, pendamai, dan sangat suka menghindari konflik. Bahkan dia pernah mengatakan bahwa Ribka istrinya itu bukan istrinya, supaya tidak dikejar oleh Abimelekh. Tidak seperti Abraham atau Yakub yang hero, Ishak seakan-akan adalah orang yang biasa saja. Saudara tidak akan mendapatkan kisah yang hero, yang menggetarkan hati di dalam kehidupan Ishak. Tetapi seperti inilah cara kerja Allah. Allah mau mengasihani kepada siapa Dia mau mengasihani, Allah membenci kepada siapa Dia mau benci. Tidak perduli orang itu seperti apa. Kalau dia adalah orang yang dikasihi oleh Allah, dia akan diangkat oleh Allah. Tidak ada jasa utama apa pun saja dalam hidup Ishak, yang temperamennya flat dan pendiam. Melalui kehidupan Ishak, maka saudara-saudara akan melihat bagaimana Allah bermurah hati memilih hamba-Nya yang tidak layak. Meskipun begitu, saya akan berbicara mengenai dua hal yang menarik dari Ishak.

Yang pertama, saudara akan bisa melihat keindahan ketaatan Ishak. Mungkin hal yang positif di dalam hidup Ishak yang pertama adalah dia memeditasikan Firman pada sore hari. Dan yang kedua adalah dia taat mutlak kepada papanya yang mencarikan jodoh bagi dia. Kejadian 24 menuliskan begitu detail mengenai pencaharian jodoh untuk Ishak. Pada waktu itu, memang sebagian besar orang menikah adalah dicarikan jodohnya, tetapi kalau Alkitab memberikan detail seperti ini, berarti ada sesuatu. Kejadian 24 dikatakan, Abraham telah lanjut umurnya, kemudian dia menyuruh bujangnya yang paling senior untuk pergi ke tanah Ur-Kasdim, kembali ke sana, untuk mencarikan jodoh buat Ishak. Abraham mengatakan berkali-kali kepada hambanya, “Jangan mengambil orang dari Kanaan ini, untuk anakku. Engkau harus pergi ke tempatku dulu, ambil seorang anak gadis, bawa dia ke sini, untuk dinikahkan dengan Ishak.” Lalu bujangnya mengatakan, ”Tuan Abraham, kalau nanti gadis itu mau menikah dengan anak tuan, tetapi dia tidak mau untuk pergi kembali bersama aku kepadamu, dan dia meminta Ishak untuk pergi ke sana, bagaimana?” Abraham langsung mengatakan, “Awas! Engkau tidak boleh melakukan ini! Kalau dia tidak mau datang ke tempatku, lepaskan dia, biarkan dia.” Saudara-saudara lihat, ini begitu detail, hamba ini, kemungkinan adalah Eliezer, bagaimana pergumulannya, dan sangat hati-hati. Setiap langkah dia berdoa supaya tidak salah dan dia meminta Allah mengungkapkan secara jelas. “Tuhan berbicaralah, Tuhan nyatakanlah, jikalau aku nanti menemukan seseorang perempuan, dan kemudian aku meminta air dari padanya, dan tanpa aku minta kemudian dia mengatakan, engkau punya hewan peliharaan, bolehkah aku memberikan minum kepada hewan peliharaanmu? Oh Tuhan, jikalau seperti itu, orang inilah yang akan menjadi istrinya Ishak.” Dia berdoa dengan gentar, di ayat 14, salah satu yang menggetarkan hati kita, bagaimana Eliezer sangat hati-hati mencari jodoh bagi Ishak. Ini adalah sesuatu yang penting, sesuatu kunci, kenapa Abraham sangat ketat dalam hal ini, kenapa Eliezer begitu sangat gentar dalam hal ini. Perhatikan satu prinsip ini, Allah sudah berjanji kepada Abraham, dan melalui keturunannya seluruh bangsa akan mendapatkan berkat. Abraham berhati-hati, agar iman kepada Yahweh tidak keluar dari keluarganya, sehingga berkat dari Yahweh tetap ada pada keluarganya dan seluruh rencana Allah digenapi.

Di dalam aplikasinya, jaga iman keluarga kita, jangan biarkan satu pun dari anak-anak kita keluar dariiman keluarga kita. Jangan serahkan satu pun dari kita kepada dunia. Ini adalah prinsip yang begitu jelas, dan seluruh orang muda di tempat ini, jikalau engkau sudah memiliki iman yang sejati, jangan biarkan iman itu keluar dari hidupmu, jangan biarkan pekerjaan Allah itu gagal di dalam hidupmu karena pernikahanmu salah. Ada keluarga dari nenek buyutnya orang Kristen sungguh-sungguh, terus menerus Kristen, tetapi pada satu titik ayah dan ibu ini kemudian tidak berhati-hati dan tidak ketat, kemudian mengijinkan anaknya untuk berbuat apa pun saja, anakku sudah besar, sudah bisa memilih sendiri, kemudian diberikan kebebasan kepada anaknya. Anak itu tidak takut Tuhan, kemudian bersahabat dan menikah dengan orang yang tidak takut Tuhan, maka garis keturunan iman itu kemudian pecah di sana. Ini sering sekali terjadi, kita harus ketat di dalam urusan menikah. Kita harus ketat terhadap anak-anak kita. Tetapi juga orang-orang muda di sini, engkau harus rela untuk dididik. Lihatlah Ishak. Dia tidak memberontak kepada papanya, dia tahu bahwa papanya dipimpin oleh Allah, bahwa berkat dari Allah, tangan Allah ada di atas kepala Abraham. Meskipun Ishak tidak heroic, tidak inspirational, pendiam, seakan-akan secara nature mudah taat, tetapi Ishak tahu bahwa jalan ini adalah jalan yang paling membuat dia diberkati. Ini adalah suatu kepekaan Abraham dan ketaatan dari Ishak. Abraham mau menjamin pekerjaan Allah itu yang dimulai dari dia akan diteruskan ke bawah.

Saudara bisa bayangkan kalau Abraham tidak ketat, kalau Ishak tidak taat, maka seluruh pekerjaan Tuhan itu seakan-akan bisa diporak-porandakan oleh mereka. Tetapi mereka tahu, mereka adalah orang yang diberikan janji, maka mereka memegang janji itu. Mereka adalah bangsa pilihan, maka mereka bertanggung jawab menjadi orang yang dipilih. Imam itu tidak boleh keluar dari keluarga mereka. Sebagai refleksi, berapa banyak orang yang keluarganya penuh dengan air mata yang seharusnya tidak terjadi, karena anak-anak mereka keluar dari iman. Anak-anak muda, berapa banyak dari antara kalian yang hatinya sakit karena engkau salah memilih orang? Hal-hal seperti ini mungkin tidak pasti, tidak popular pada jaman ini. Saya tidak bermaksud saudara-saudara untuk menjodohkan anak saudara. Tetapi yang paling penting adalah iman itu terus dijaga. Kalau sampai salah menikah, maka pekerjaan Tuhan tidak akan di-accomplish di dalam orang tersebut. Abraham, bapa orang beriman saja begitu sangat berhati-hati, dan Ishak, seorang anak muda yang memiliki gairah, dia tetap mau taat.

Ada satu bagian di dalam perikop ini yang indah, dituliskan maka Ishak berjalan-jalan pada sore hari sambil memeditasi tentang Firman Tuhan. Kata yang sama digunakan dalam Mazmur 1. Orang yang takut akan Tuhan memeditasikan Firman Tuhan itu siang dan malam. Dalam Kejadian 24, kapan Ishak sedang memeditasikan Firman Tuhan? Ketika Eliezer dan papanya yaitu Abraham sedang kebingungan mencarikan jodoh bagi dia. Dan Tuhan memimpin Eliezer untuk mendapatkan jodoh bagi Ishak. Saudara-saudara, biarkan “Allah yang sibuk menghadirkan pasangan hidup saudara ketika saudara memeditasikan Firman.” Ketika saudara memeditasikan Firman, biarkan Tuhan yang akan menghantarkan Ribka saudara. Dalam Alkitab, kasus pertama yang terjadi, ketika Adam tidur, Allah memberikan Hawa. Jaman sekarang lain sekali. Mata saudara kemana-mana, kemudian saudara menebar pesona kemana-mana, tetapi saudara tetap tidak dapat, dan kemudian dapat pun salah. Lebih baik saudara-saudara tidur seperti Adam tetapi jangan kebanyakan tidur, pasti tidak ada yang suka, tetapi saudara-saudara memeditasikan Firman Tuhan siang dan malam, Allah akan menghadirkan pasangan saudara. Tenang saja di dalam Tuhan.

Yang kedua, yang mau saya soroti dalam hidup Ishak adalah namanya. Nama Ishak adalah tertawa. Dalam Perjanjian Lama, nama itu menggambarkan keseluruhan. Nama Ishak itu bukan diberikan oleh Abraham, tetapi diberikan oleh Allah kepada Abraham dan Sarah. Engkau akan melahirkan dan namakan dia Ishak dan nama Ishak adalah tertawa. Ishak akan menjadi tanda yang universal bagi seluruh dunia. Saya akan berbicara beberapa point ini, kenapa Allah memberikan nama Ishak itu adalah tertawa, karena Ishak akan menjadi tanda di dalam seluruh hidupnya, maka semua orang akan tertawa termasuk Allah.

Hal pertama, ini akan menjadi tanda bagi Abraham. Kejadian 17:17, “Abraham, tahun depan, engkau akan mendapatkan anak.” “Hahaha. Saya?,” Abraham menunjuk batang hidungnya. “Tahun depan saya 100 tahun. Dan istri saya, melahirkan? Tahun ini usianya 89, engkau lupa ya Tuhan, tahun depan 90 tahun.” Tetapi tertawa Abraham ini adalah tertawa yang overwhelmed tentang ketertakjuban Abraham. Tertawa di dalam kekaguman. Tidak percaya, tetapi bukan memberontak. Dia kaget. Ini adalah sesuatu tertawa karena berkat yang terlalu besar akan dia dapatkan. Meskipun di tengah-tengah perjalanan itu nanti Abraham kurang percaya kepada Allah. Tetapi kemudian dia menetapkan hatinya percaya lagi. Allah mengatakan engkau akan mendapatkan anak dan anak itu namanya Ishak. Pertama-tamanya itu sudah berapa belas tahun yang lalu Tuhan bicara seperti itu. Abraham tidak tahu kenapa namanya Ishak. Tuhan men-delay belasan tahun dan kemudian setelah itu, satu tahun sebelum Sarah hamil, Tuhan datang lagi. Tahun depan istrimu hamil. Allah yang berjanji, mengingatkan janji-Nya kepada Abraham. Dan Abraham tertawa. Kagum. Setengah percaya tetapi dia mau belajar percaya.

Hal kedua, ini adalah juga tanda bagi Sarah. Kejadian 18:11-12,15. Tuhan kita adalah Tuhan yang melampaui daripada sejarah. Dia mengerti apa yang akan terjadi di depan. Maka Dia menyatakan kepada Abraham, “Aku akan memberikan engkau anak, dan ketika anak itu lahir namakan dia Ishak. Dia tertawa.” Belasan tahun Abraham dan Sarah berusaha untuk mempercayai janji itu, tetapi janji itu tidak pernah terjadi. Dan mereka berada di dalam ambang kesulitan iman. Kehidupan manusia seperti itu, kadang iman itu naik, kadang iman itu turun. Ini adalah sesuatu yang wajar, bukan? Kemudian, Allah tiba-tiba berbicara lagi kepada Abraham dan Sarah, tahun depan, Abraham terkejut, tahun depan? Keterkejutan ada 50% antara percaya dengan tidak percaya, tetapi di saat seperti itu dia menetapkan hati untuk mempercayai sehingga tertawanya adalah tertawa yang kagum kepada Allah. Tetapi tertawa dari Sarah adalah dia menetapkan hati untuk tidak mempercayai.Tertawa Sarah adalah tertawa yang mengejek Allah. Itulah sebabnya Allah menegur dia. Allah mengatakan, “Mengapa engkau tertawa?” “Aku tidak tertawa,” Sara takut. Tetapi Tuhan mengatakan, “Tidak, engkau tertawa.” Sarah menertawakan janji Tuhan. Sarah menertawakan kalimat Tuhan. Berapa banyak dari antara kita yang menertawakan kalimat Tuhan? Bahkan kalimat Tuhan yang bisa kita mengerti pun kita sering menertawakan, menghina dengan tidak mempercayainya. Bahkan salah satu Firman mengenai penghakiman, bukan janji, penghakiman yang jelas pun kita menertawakannya, berpikir itu tidak akan terjadi. Sarah tidak mempercayai janji Allah karena melihat dirinya sudah sangat tua. Dia tidak mempercayai bahwa Allah sanggup untuk menepati janji-Nya.

Ketika Allah berjanji, maka janji itu akan digenapi karena Allah memiliki tiga sifat dasar ini. Yang pertama, Dia itu kekal. Yang kedua, Dia itu setia, tidak berubah. Dan yang ketiga, Dia itu berkuasa. Jikalau seseorang berjanji kepada kita, apakah orang itu sanggup menepati janjinya itu tergantung dari tiga hal ini:

Allah atau seseorang berjanji, tetapi kemudian orang itu mati, maka tidak mungkin menepati janjinya bukan? Tetapi Allah di dalam Alkitab yang berjanji adalah Allah yang kekal.

Jikalau seseorang itu berjanji, tetapi kemudian dia berubah hati maka janjinya tidak akan dipenuhi.

  • Memiliki kuasa.

Begitu dia berjanji dia memiliki kuasa untuk menepati janjinya. Kalau dia tidak berkuasa, janjinya tidak mungkin digenapi bukan?

Kekal adalah bicara mengenai waktu. Ketika Allah yang kekal itu, maka ketika Dia berjanji sering kita mengatakan persis seperti Abraham dan Sara, too late, sudah terlambat Tuhan. Aku sudah tua dan dalam urusan yang tua ini Engkau mau memakai aku? Aku sudah terlalu tua, Tuhan. Saya teringat akan tokoh-tokoh Alkitab. Abraham itu mulai dipakai oleh Tuhan umur 75. Dipanggil oleh Tuhan, tetapi kemudian mulai dipakai untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa umur 100 tahun. Musa mulai dipakai oleh Tuhan umur 80 tahun. Dia mati umur 120 tahun. Abraham mati umur 175 tahun. Yakub bergumul dengan Allah ketika berumur sekitar 70 atau 80 tahun. Di saat itu dia dipakai oleh Tuhan luar biasa. Saudara bisa bayangkan sekarang umur 80 tahun bergumul dengan Allah. Dia mati sekitar umur 140 tahun. Setengah dari waktunya sudah lewat baru dipakai sama Tuhan. Terlalu terlambat Tuhan. Engkau mau pakai aku untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa? Puluhan tahun yang lalu aku percaya kepada-Mu, tetapi sekarang sudah terlambat Tuhan. Musa mengatakan sudah terlambat Tuhan. Yakub mengatakan sudah terlambat Tuhan. Sudah habis, saya sudah saatnya pensiun. Hidupku memang tidak berguna apa-apa. Tetapi tidak, di saat-saat seperti itu Allah mulai membangkitkan mereka satu per satu. Allah yang kekal yang tidak bisa mati, memiliki rencana kepada manusia.

Kedua adalah kesetiaan. Kesetiaan Allah yang memegang janji. Tuhan, Engkau berjanji Engkau memberikan kepadaku anak. Aku jelas kok Tuhan. Tetapi yang pertama, too late, sudah kelamaan Tuhan, sudah terlambat. Tetapi kedua, yang lebih parah adalah aku tidak setia Tuhan. Aku sudah bersetubuh dengan Hagar. Aku sudah melahirkan anak, Ismael. Aku tidak setia. Tetapi Alkitab mengatakan meskipun manusia itu tidak setia, janji Allah tidak bisa dibatalkan. Allah kita adalah Allah yang tidak berubah. Di dalam Alkitab ada satu tulisan: meskipun kita tidak setia, Allah itu setia karena Dia tidak bisa mengingkari diri-Nya sendiri.

Ketiga adalah berkuasa. Oh terlalu sulit, Tuhan. Aku sudah tua, sudah mati seks-ku. Aku sudah tidak lagi haid. Suamiku sudah tidak ada lagi birahi. Semua itu dikatakan di dalam Alkitab. Tetapi Allah itu kekuasaan-Nya melampaui seluruh kehidupan kita. Tiga hal ini, di dalam kekekalan, di dalam kesetiaan, di dalam kekuasaan-Nya, maka seorang Abraham dan Sarah yang sangat tidak mungkin melahirkan anak, Ishak itu lahir.

Hal ketiga, Ishak akan menjadi suatu tanda, tanda itu adalah tertawa. Di dalam bahasa aslinya dikatakan Ishak di dalam hidupnya pada waktu masih kecil itu dimain-mainkan, di-bully oleh Ismael. Di dalam bahasa Indonesia dikatakan Ismael itu sedang bermain-main dengan Ishak. Mari kita lihat Kejadian 21:9. Di dalam bahasa Inggris translate yang lain adalah menertawakan. Ismael umurnya beda kurang lebih 10-12 tahun dengan Ishak. Jadi dari kalimat ini saudara bisa melihat bahwa Ismael sedang mempermainkan Ishak sambil tertawa. Maka di dalam kitab Galatia yang tadi kita baca, maka dikatakan bahwa anak Hagar itu menganiaya Ishak. Dan itu adalah tanda, simbol dunia itu mempermainkan anak-anak Tuhan. Allah mengatakan namai dia Ishak, itu akan menjadi tanda. Tanda apa Tuhan? Tanda bahwa di dalam dunia ini ada dua keturunan. Keturunan yang pertama adalah keturunan taurat Sinai, Hagar, yaitu Ismael. Keturunan kedua adalah keturunan dari ibu surgawi yaitu Yerusalem dan itu adalah Sarah dan keturunannya adalah Ishak. Dan keturunan dunia ini akan menganiaya anak-anak Tuhan. Ishak sendiri ditertawakan oleh Ismael.

Hal keempat, ini adalah tanda bagi semua orang yang dipilih Allah: Ishak, tertawa. Tertawa adalah tanda semua orang di dalam Kristus. Tertawa adalah tanda akhir sejarah hidup orang-orang di dalam Kristus. Setelah Sarah tertawa karena ketidak-percayaan, tertawa karena menghina pekerjaan Tuhan, tetapi meskipun begitu pekerjaan Tuhan tetap terjadi dalam hidupnya. Dan kemudian sungguh-sungguh Ishak itu dihadirkan melalui rahimnya. Saudara sekarang bisa melihat bahwa Sara kemudian tertawa bersukacita. Perhatikan Kejadian 21:6, tadinya adalah tertawa karena menghina tetapi sekarang tertawa bersukacita. Saya akan jelaskan ini sedikit, di dalam Yunani kuno maka saudara akan menemukan ada dua plot yang merupakan plot utama di dalam sebuah drama. Genre dua yang terkenal itu pertama adalah tragedi, kedua adalah komedi. Dan kalau saudara-saudara melihat bagaimana orang-orang seperti Aristotle dan juga orang-orang yang sangat hebat di dalam seni, mereka memiliki definisi-definisi mengenai tragedi dan komedi. Secara singkat, tragedi itu secara sederhana dapat dikatakan, peristiwa yang menyedihkan di mana cerita berakhir dengan kekalahan maupun kesedihan tokoh utamanya. Sedangkan komedi itu adalah sebaliknya, merupakan peristiwa yang lucu, yang gembira, di mana tokoh utamanya itu akhirnya mendapatkan kegembiraan dan kemenangan. Saudara-saudara perhatikan baik-baik. Apa yang terjadi di dalam hidup Abraham dan Sarah merupakan satu contoh kecil dari seluruh kehidupan umat manusia. Dan secara khusus itu menjadi contoh bagi kita, anak-anak Tuhan di dalam Kristus. Seluruh hidup manusia masuk ke dalam tragedi. Seluruh hidup manusia akhirnya adalah tragedi. Dosa menghasilkan tragedi. Lihatlah Adam dan Hawa, mulai dari satu kegembiraan dan kemudian mengakhiri hidupnya dengan air mata. Saudara-saudara, itu adalah tragedi. Kecuali Allah berintervensi masuk di dalamnya, kecuali Allah bekerja di dalam dirinya memberikan Ishak anak perjanjian itu, maka manusia mengubah dari tragedi menjadi komedi. Saudara bisa perhatikan, jikalau Ishak tidak lahir maka saudara bisa melihat bahwa Abraham sampai tua, dia menjadi orang yang sangat lonely. Seluruh janji Allah tidak terjadi apa pun saja. Dan Sarah seumur hidup akan malu, tidak memiliki anak. Itu tragedi. Tetapi ketika Allah menghadirkan Ishak dan di dalam systematic theology, Ishak adalah satu simbol dari Yesus Kristus. Dan ini adalah anak perjanjian. Maka tragedi itu menjadi komedi. Akhir hidup Abraham dan Sarah adalah tertawa. Hanya di dalam Yesus Kristus maka air matamu akan menjadi tertawa jikalau engkau mau taat kepada Dia. Ini adalah simbol di dalam seluruh perjalanan anak-anak Tuhan. Akhir hidup orang-orang yang dipilih oleh Allah, yang dikasihi oleh Allah adalah tertawa.

Terakhir, hal kelima, Allah tertawa. Dengan takut akan Tuhan, saya berbicara hal ini. Sangat sulit bagi kita untuk memikirkan bahwa Allah itu tertawa. Ketika kita berpikir berkenaan dengan Allah, maka Dia ada di atas sana begitu serius dan duduk di dalam kemuliaan-Nya. Saudara, itu adalah benar. Tetapi yang lain, Alkitab itu menggambarkan ada serpihan-serpihan bagaimana Allah itu tertawa. Sebenarnya di dalam Alkitab, Allah tertawa secara jelas itu dikatakan; Allah tertawa kepada musuh-musuh-Nya karena hari kebinasaan mereka sudah dekat. Itu adalah satu tertawa dengan gagah dan mentertawakan seluruh manusia yang melawan Dia. Tetapi bagi Abraham yang adalah sahabatnya Allah, pekerjaan Allah yang berhasil di dalam kehidupan Abraham, maka Yesus Kristus melihatnya dan Yesus Kristus dikatakan tertawa. Tertawa sangat memiliki relasi yang erat dengan joy and delight. Kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, Mazmur 16 dikatakan bahwa di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. Di tangan kanan ada delight forever. Maka saudara-saudara bisa bayangkan satu surga yang begitu mulia, di dalamnya ada sukacita dan kesukaan – delight yang berlimpah dan terus menurus. Maka di situ ada tertawa yang suci.

Dan saya akan akhiri, dalam Lukas 10:21-22. Saudara-saudara perhatikan baik-baik. Jarang sekali dalam Alkitab itu ada kata Tuhan bergembira. Dan orang yang bergembira adalah orang yang tertawa, yang tersenyum, sangat bergembira. Yesus di sini boleh saudara-saudara katakan, menyatakan tertawa yang suci. Dan kenapa Dia tertawa yang suci? Alkitab mengatakan karena Dia melihat bagaimana orang-orang yang rendah hati diangkat oleh Tuhan dan orang-orang yang tinggi hati direndahkan oleh Allah. Saudara-saudara, Abraham adalah bapak orang yang beriman. Dan apa arti kata Abraham adalah bapak orang yang beriman? Dia secara rohani bergantung sepenuhnya kepada Allah. Dia menyadari dirinya itu nothing. Dirinya itu adalah rendah. Dia memiliki hati yang lembut, yang lowly, yang menyatakan bahwa dirinya itu tidak layak dan Allah adalah tempat perlindungan dan tempat bergantungnya. Allah melihat dia, Allah mengangkat dia. Dan ketika Yesus Kristus melihat peristiwa ini, Dia melihat pekerjaan Allah yang berhasil dalam kehidupan anak-anak Tuhan termasuk Abraham, mengangkat orang yang hina ke atas, dan akhir hidupnya itu tertawa, dan Allah oknum kedua Tritunggal itu bergembira. Dia tertawa karena melihat hidup kita itu adalah hidup yang diberkati Allah dengan anugerah yang besar. Ishak akan menjadi tanda tertawa. Sarah tertawa. Abraham tertawa. Ismail menertawakan. Dan Allah sendiri, Yesus Kristus sendiri tertawa di dalam kesucian. Kiranya Tuhan boleh memimpin hidup kita merenungkan Firman-Nya. Mari kita berdoa.


Kejadian 22:1-3
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

29 September 2019
Abraham(5)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kejadian 22:1-3

Kejadian 22:1-3

Alkitab mengatakan Abraham adalah bapak orang beriman, berarti Tuhan sendiri menyatakan kepada kita bahwa iman yang sejati itu didefinisikan memiliki iman yang sama dengan Abraham. Apakah imanku sejati? Setiap orang Kristen harus berani mengevaluasi diri. Calvin sendiri menyatakan self-evaluation, self-examination adalah tanda anak-anak Tuhan yang sejati. Sebaliknya, orang-orang yang beriman palsu tidak akan berani untuk menguji, mengevaluasi dirinya sendiri. Ini adalah pertanyaan bagi kita semua. Apakah imanku iman sejati? Apakah aku menyembah Allah yang sejati? Prinsip Alkitab sekali lagi menyatakan Abraham adalah bapak orang beriman. Abraham sejati menyembah Allah dan Abraham menyembah Allah yang sejati. Itu artinya, jikalau di dalam diri seseorang, kita memiliki iman yang sama dengan iman Abraham maka iman itu saja yang sejati. Iman yang sejati adalah iman yang real, deep dan acceptable by God. Kenapa kata yang saya ulang-ulang di dalam beberapa kalimat tadi adalah “sejati”? Karena banyak yang palsu. Karena pekerjaan setan itu memalsukan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Firman Tuhan itu seperti kaca untuk kita bisa bercermin. Tetapi kiranya setelah kita bercermin kita bukan melupakan apa yang kita lihat dan kita melihat diri kita sesungguhnya dan minta Tuhan memberikan anugerah yang besar dalam hidup kita yaitu mengubah hidup kita. Apa elemen-elemen iman sejati yang dimiliki Abraham? Kita sudah membicarakan empat elemen dan hari ini masuk poin kelima. Saya mau mengulang sedikit berkenaan dengan elemen itu.

Pertama, elemen yang sejati adalah mulai dari anugerah Allah. Sumber pertama iman tidak mungkin dari manusia. Untuk seseorang memiliki iman yang sejati maka Allah yang sejati haruslah terlebih dahulu menyatakan diri-Nya. Alkitab dengan jelas menyatakan Allah membukakan diri-Nya terlebih dahulu kepada Abraham.

Kedua, iman yang sejati adalah hidup yang berjalan bersama Allah. Apakah ada pergaulan-pergaulan intim bersama dengan Allah? Makin lama kita makin di-‘sendiri’-kan untuk hati kita dilepaskan dari apapun saja dan akhirnya hanya memiliki Allah, pribadi Allah satu-satunya di dalam center hidup kita. “Abraham keluar engkau dari negerimu dari sanak saudaramu, dari rumah bapakmu, ke negeri yang akan Aku tunjukkan kepadamu.” “Kemana Tuhan?” Tuhan diam, Tuhan tidak berbicara kepada Abraham. Maka bagian Alkitab itu menyatakan bahwa Abraham tidak memiliki apapun saja yang bisa dia pegang, Abraham tidak jelas tentang apapun saja kecuali satu, dan satu itu adalah Tuhan yang menyertai. Abraham bahkan tidak jelas mau pergi ke mana, tetapi dia jelas bahwa Tuhan memanggil, Tuhan menyertai dia. Apalagi yang dia miliki? Tidak ada, kecuali pimpinan Tuhan, pribadi Allah beserta dia didepan.

Ketiga, elemen iman yang sejati objeknya harus tepat (precise). Iman yang sejati adalah pengenalan akan Allah yang sejati. Ketika berbicara berkenaan dengan Allah yang sejati bukan sekedar nama-Nya tetapi sungguh-sungguh pribadi-Nya dan sifat-Nya. Orang Yahudi adalah orang yang menyembah Allah. Tetapi Yesus Kristus katakan: Tidak, engkau menyembah setan. Saulus melayani Allah, tetapi Yesus Kristus sendiri hadir dan mengatakan: engkau menganiayai Aku. Maka ini bukan sekedar sebutan, “Oh, Allah, aku beriman kepada Allah.” Kemudian imanku sejati. Tetapi apakah sungguh-sungguh saudara memiliki satu pengenalan akan Allah yang ada di dalam Alkitab? Apakah kita sungguh-sungguh mengenal pribadi, sifat, bergaul intim dengan Dia setiap hari? Apakah kita bergaul dengan Yesus Kristus yang hidup yang dikatakan di dalam Alkitab? Jikalau hanya mengambil nama Yesus Kristus dalam pikiran kita dan sama sekali saudara tidak memperdulikan Alkitab, saudara bergaul dengan dan menyembah siapa? Saudara menyembah Yesus Kristus yang merupakan produk pikiran kita.

John Calvin menyatakan hati manusia adalah pabrik ilah (idol). Jadi kalau kita biarkan hati kita dan tidak menjagainya di dalam Firman, sehebat apapun dan selama apapun kita berada dalam sebuah gereja, kita akan menciptakan ilah sendiri kemudian kita menamakan dia: Yesus Kristus. Yesus Kristus ciptaan kita itu ternyata berbeda dengan apa yang ada di dalam Alkitab. Dan itulah yang terjadi di dalam gereja-gereja. Kita harus membaca Alkitab dan membaca buku-buku yang baik yang menghantar kepada satu pribadi yang tepat, yang Alkitab itu nyatakan. Tadi pagi ketika saat teduh, Tuhan menyatakan dalam Firman-Nya, zaman dulu ada nabi-nabi palsu, tetapi zaman sekarang itu adalah guru-guru palsu. Mereka itu membuat gambaran Kristus Yesus yang lain yang tidak ada di dalam Alkitab. Bahkan Yesus Kristus sendiri mengatakan pada zaman terakhir akan banyak orang mengatakan kepada Yesus Kristus, “Aku bernubuat atas nama-Mu, aku mengusir setan demi nama-Mu, aku melakukan mujizat demi nama-Mu.” Tetapi Yesus mengatakan: “Sesungguhnya, Aku katakan kepadamu, Aku tidak mengenal engkau, hai, engkau pembuat kejahatan!” Orang ini mengatakan Yesus itu Tuhan dan bermain dan beraktivitas di dalam Kekristenan. Tetapi jelas imannya bukan seperti iman Abraham. Dia menciptakan idol diberikan nama Yesus Kristus karena dia adalah orang Kristen. Apakah saudara berani menguji diri tentang hal ini?

Keempat, iman Abraham adalah iman yang bertumbuh melihat signifikansi kemuliaan dan keindahan Yesus Kristus. Kalau sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen, dan tidak melihat signifikansi Yesus Kristus maka saya mempertanyakan dengan tanda tanya besar apakah imanmu itu adalah iman yang sejati? Apakah kita bisa melihat berkenaan dengan pribadi Kristus yang mulia yang tidak ada bandingnya? Abraham hidupnya itu melihat kemuliaan Kristus, signifikansi dan keindahan Kristus. Lihatlah kehidupan Abraham sebagai bapak orang beriman. Banyak yang diajarkan Allah kepadanya. Tetapi center-nya adalah korban domba pengganti Ishak. Ambillah korban domba itu dari cerita ini, maka Ishak tidak ada lagi. Janji Allah menjadikan dia bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi semua bangsa menjadi tidak ada. Dan kehidupan Abraham tanpa ada domba akan menjadi kehidupan yang penuh dengan tragedi pada akhirnya. Tetapi domba itu, yang merupakan bayang-bayang Yesus Kristus, yang menyelamatkan hidup Abraham dan keturunannya. Di dalam domba itu, di dalam diri Yesus Kristus maka semua sifat Allah itu direkonsiliasikan dalam satu tempat, satu waktu. Keadilan dan kemurahan. Murka dan kasih. Dan di dalam Yesus Kristus, sejarah hidup Abraham itu lanjut terus. Dan kehendak Allah di bumi melalui Abraham dan keturunannya terlaksana. Apakah kita berani menguji diri dengan point ini? Kehidupan iman itu bukan kehidupan yang mudah dan bukan kehidupan yang bergerak naik terus dengan garis lurus. Kehidupan iman itu pasti ada naik turun, ada saat-saat bersemangat dan ada saat tidak bersemangat. Ada saat-saat iman kita kuat, ada saat-saat iman kita lemah. Tetapi uniknya anak-anak Allah yang sejati di tengah-tengah apapun saja, ada sesuatu kepastian dia akan melihat ketergantungan mutlaknya kepada Yesus Kristus tidak mungkin tergantikan. Kita makin lama makin melihat signifikansi Kristus di dalam kehidupan kita, keluarga kita. Kita makin lama makin melihat kemuliaan Yesus Kristus jauh melampaui pribadi manusia yang terhebat sekalipun dan melihat isi hati Kristus dengan seluruh keindahannya hadir di dalam hidup kita, bagaimanapun saja di dalam seluruh kehidupan iman yang naik turun itu.

Kelima, iman yang menghasilkan hidup yang rela untuk taat kepada Allah.Ketaatan – obedience adalah hati yang mengutamakan Allah lebih daripada apapun saja. Dalam Alkitab ataupun dalam sistematik Teologi, maka aspek di dalam iman pasti ada knowledge. Maka saya mengatakan iman itu memiliki sesuatu ketepatan. Iman juga ada unsur pergaulan. Ada suatu trust yang terbangun. Tetapi ketika berbicara tentang point ini maka karya Tuhan di dalam iman yang sejati itu adalah mengubah hati. Di situ afeksi itu muncul. Perasaan itu ada dan mendorong kita untuk rela taat kepada Allah. Iman yang sejati adalah pengubahan hati. Sekali lagi hati. Alkitab mengatakan, iman sejati, iman Abraham bukan mengenai boleh atau tidak boleh atau aturan-aturan, legalism seperti orang farisi. Yang kalau kita menabrak aturan itu maka kita menjadi takut. Iman yang sejati berbicara berkenaan dengan hati yang percaya dan mengasihi Allah. Ketika saya mempersiapkan khotbah ini sampai pada point ini saya menyadari saya tidak mampu, tidak layak. Di dalam takut akan Tuhan maka saya melanjutkan khotbah ini. Karena itu siapa yang dapat mengatakan aku mengasihi-Mu Tuhan, kita tidak boleh cepat-cepat mengatakan hal itu. Kita mengasihi apapun saja tetapi mungkin kita tidak mengasihi pribadi-Nya. Tetapi Alkitab jelas mengatakan iman yang sejati berkenaan dengan hati yang mengasihi Allah dan dari hati yang mengasihi Allah itu muncullah ketaatan. Dan itu semua dikerjakan oleh Roh Kudus yang ada di dalam diri kita. Biarlah kita mengingat bahwa iman yang sejati itu adalah anugerah dari Allah Bapa yang membawa mata hati kita melihat kemuliaan Kristus. Dia memberikan Roh Kudus di dalam hidup kita untuk menguduskan, makin disendirikan, untuk dimiliki, untuk dikasihi dan mengasihi Allah semata.

Abraham diminta Allah untuk mempersembahkan Ishak. Ini adalah sesuatu yang sangat-sangat sulit di dalam hidup Abraham. Saya sudah berbicara berkenaan prinsip Abraham mempersembahkan Ishak dari sisi dia yang telah mengenal Allah. Dari sisi yang lain, saudara bisa melihat kerelaannya untuk taat. Rela mengutamakan Allah daripada cintanya kepada Ishak. Ketika Allah memberikan perintah-Nya kepada manusia begitu jelas – apa itu jenis korbannya, kapan harus dikorbankan, dan di mana korban itu harus dibawa. Ini adalah prinsip Alkitab dalam hidup kita. Dalam Alkitab, Tuhan menyatakan ketaatan itu lebih penting daripada korban. Apa yang menjadi masalah dari orang-orang Israel dan dari Saul? Yaitu dia mengorbankan sesuatu, tetapi Nabi Samuel datang kepadanya, ”Apakah engkau pikir Allah itu memerlukan korbanmu? Ketaatan itu lebih penting daripada korban. Engkau tidak melakukan apa yang Allah katakan kepadamu.” Banyak orang Kristen menipu diri seperti ini. Tuhan menghendaki engkau taat dalam hal ini tetapi kita mengorbankan hal-hal yang lain. Kita menipu secara rohani terhadap Allah. Korban yang kita lakukan sebenarnya untuk menghindarkan diri kita dari ketaatan. Terlalu banyak hal yang bisa kita pelajari dari kehidupan Abraham. Dia rela taat dan mengutamakan Allah daripada cintanya kepada Ishak. Dia tidak membiarkan Ishak menjadi ilahnya. Dia menjadi contoh bagi kita semua tentang apa itu ibadah, penyembahan dan ketaatan. Hatinya bulat, utuh tidak ada ilah yang lain. Allah bukan saja di-center hatinya, Allah di seluruh hatinya. Dan kita sangat terpesona dengan Kejadian 22 ini. Tetapi saya mau tarik ke dalam prinsip apa yang Alkitab katakan. Biarlah kita ingat ketaatan bukanlah product alami natur manusia yang berdosa tetapi product Roh Kudus yang mengubah hati seseorang mengasihi Bapa lebih daripada apapun saja. Iman yang sejati merupakan anugerah dari Bapa kepada kita. Mengandung 2 hal ini. Pertama adalah anugerah pengampunan. Tetapi kedua adalah kuasa pengubahan hati. Hati itu diubah oleh Allah, dari tidak peduli akan Allah, menjadi hidup yang dikonsekrasikan bagi Allah saja. Dari hati yang melawan, dari musuh Allah, menjadi hati yang mengasihi dan menaati Allah. Dan itu dikerjakan oleh Roh-Nya dalam diri kita sehingga kita boleh memanggil Dia, “Ya Bapa, Ya Abba”. Roh Kudus akan bekerja pada diri seseorang yang dipilih Allah yang memiliki iman yang sejati, mengubah hatinya makin lama makin mengenal pribadi Allah, makin melihat kemulian-Nya dan melihat keindahan-Nya dan membuat sesuatu product di hati manusia yang tadinya berdosa menjadi satu hati yang rela taat bagi-Nya.

Saya sangat terkejut ketika membaca satu perikop dalam Kitab Yohanes. Ketika Yesus Kristus berbicara berkenaan dengan perintah dan taat, sebenarnya pada saat yang sama Dia berbicara mengenai cinta. Dia tidak pernah memisahkan antara ketaatan dengan cinta, perintah dengan cinta. Lebih utama daripada itu, Dia mengutarakan itu di dalam konteks pemberian Roh Kudus. Mari kita melihat Yoh 14:15, Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (21): Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Kudan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. (23-24): Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti Firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti Firman-Ku; dan Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. (31): Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku (Itu berarti Yesus taat). Bangunlah, marilah kita pergi dari sini. Dalam ayat-ayat ini tidak pernah ada bicara berkenaan dengan ketaatan yang dilepaskan dari kasih. Yesus mengatakan orang-orang yang palsu yang berkata aku mengasihi Engkau, Tuhan, tetapi dia itu tidak melakukan perintah Allah, orang seperti itu bukan mengasihi Allah. Orang yang mengasihi Allah adalah orang yang melakukan perintah Allah. Tetapi kalimat ini juga benar bahwa kita tidak mungkin menaati Allah jikalau kita tidak mengasihi Dia. Saudara lakukan apapun saja, tidak mungkin kita menaati Allah jikalau kita tidak ada kasih kepada Dia. Tidak pernah ada Alkitab bicara tentang ketaatan di luar hati kita, diluar cinta kita kepada Tuhan. Itu anak-anak kegelapan, taat karena takut, karena dipaksa. Taat seperti Firaun yang terpaksa taat untuk melepas Israel karena kutuk itu didatangkan.

Di tempat yang lain Yesus pernah mengatakan, jikalau hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli Taurat dan orang Farisi, kamu tidak dapat masuk surga. Kata yang dipakai untuk “kebenaran-mu…” berbicara mengenai Righteous. Ini bicara mengenai hidup di luar yang taat. Farisi bukankah taat sekali? Kalau membandingkan, bagaimana mungkin kita bisa menandingi ketaatan Farisi? Tetapi kalau saudara mengerti apa itu iman yang sejati, maka itu adalah iman yang dealing dengan hati yang diubah. Hati yang perlahan-lahan bertumbuh mengasihi Allah dan dari situ ketaatan terjadi. Ini berbeda sekali dengan ketaatan orang-orang Farisi dan Firaun yang melepaskan Israel karena takut. Itu adalah ketaatan seperti budak, bukan taat kepada Allah tetapi adalah takut. Bukan takut kepada Allah tetapi takut diserang. Ini berkenaan dengan serville fear – takut dilukai. Takut yang terjadi karena punishment Allah kepada kita, kalau kita tidak melakukan perintah-Nya atau kalau kita melakukan kesalahan. Jikalau dalam diri kita tidak ada kasih kepada Allah, kita akan melakukan ketaatan basisnya adalah Farisi, kita takut dilukai oleh Allah. Seorang Puritan mengatakan takut seperti ini adalah takut seperti budak kepada tuannya yang membenci dia dan budak ini memandang tuannya adalah tuan yang kejam. Maka ketika budak ini taat, taatnya adalah karena dipaksa oleh tuannya dan tuannya memberikan batasan-batasan kepada dia. Ketaatan seperti ini sifatnya self-centred, self-love. Bentuk luarnya orang seperti ini akan taat melayani, taat melakukan hukum, tidak melakukan dosa adalah karena mereka takut diserang, dilukai, dihajar, dan supaya menghindarkan diri dari luka-luka seperti itu mereka mengerjakan bagiannya, pelayanannya, ketaatannya. Ini adalah suatu usaha untuk mencari approval supaya tidak diserang. Iman yang seperti itu adalah iman yang palsu. Ketika Allah bekerja di dalam diri kita, diri seseorang, akan menghasilkan iman yang sejati dan hatinya akan diubah oleh Allah. Sekali lagi iman adalah masalah hati, masalah cinta, masalah ketaatan yang lahir dari cinta. Iman adalah masalah kesucian yang lahir karena hatinya sepenuhnya dimiliki oleh cinta Kristus dan mengasihi Kristus. Biarlah kita boleh menguji hati kita apakah hal ini terjadi dalam hidupmu? Apakah ada Roh Kudus yang mendorong kita untuk menaati Allah? Roh Kudus membentuk hati seseorang itu untuk makin mengenal Kristus, makin melihat keindahan-Nya, makin mengasihi Dia, dan dari sana muncul ketaatan. Dan bentukan itu merupakan gabungan antara kegentaran, sukacita, kagum, kesukaan dan semua itu muncul karena Roh Kudus menyadarkan kita, Allah yang mengasihi kita.

Saya suka sekali dengan definisi John Calvin mengenai Fear of the Lord, mengenai kesalehan. John Calvin mengatakan kesalehan sejati adalah hati yang memiliki perasaan yang tulus mengasihi Bapa yang sama besarnya dengan takut dan hormatnya sebagai Tuhan merangkul kebenaran-Nya dan takut menyakiti hati-Nya lebih daripada takut kepada kematian. Luar biasa sekali tepat dalam sasaran. Kesalehan, apa itu? Dalam poin ini Calvin menekankan iman adalah berkenaan dengan afeksi terdalam hati kita. Ya betul iman adalah aspek dari knowledge, trust dan pengenalan, tetapi masuk lebih dalam, iman adalah bicara mengenai afeksi di dalam hati mengubah seluruh keinginan-keinginan kita sebelumnya. Mengubah hidup, mengubah hati, makin lama makin dimiliki oleh Allah, makin lama makin dikasihi, makin menyadari, mengasihi Allah. Makin lama hatinya yang memusuhi Allah sekarang hatinya didedikasikan bagi Allah. J.I. Packer berdoa seperti ini: Tuhan bukanlah urusanku apakah aku hidup atau mati tetapi mengasihi dan melayani-Mu itulah bagianku dan kasih karunia-Mu pastilah memberikan hal ini jikalau hidupku panjang aku akan senang supaya aku bisa menaati-Mu dalam waktu yang lama. Tetapi jikalau hidupku pendek mengapa aku harus susah? Karena aku akan terbang tinggi ke hari yang tidak pernah berakhir. Jim Elliott adalah satu dari lima orang yang menjadi misionari di suku Auca dan dia mati muda di sana. Dia berdoa seperti ini: “Allah, aku berdoa kepada-Mu nyalakan lilin yang mati di dalam hidupku sehingga aku dapat bernyala untuk-Mu. Habiskan hidupku karena ini adalah milik-Mu, aku tidak mencari panjang umur tetapi hidup yang utuh seperti-Mu Tuhan Yesus.” Lihatlah orang-orang ini, nabi-nabi, rasul-rasul dan bapak-bapak gereja pendahulu-pendahulu kita yang sejati. Saudara akan menemukan satu kesamaan hatinya sepenuhnya dimiliki oleh Kristus seluruh hidupnya. Hatinya dimiliki didedikasikan bagi Kristus tidak ada iman yang setengah. Saudara beriman yang sejati atau tidak? Ini adalah iman yang sejati: pemberian dari Allah melalui Yesus Kristus membentuk hati yang mengasihi Allah untuk taat kepada Dia. Seseorang yang memiliki iman yang sejati pasti memiliki Roh Kudus di dalam hatinya dan Roh Kudus itulah yang menjadi satu pribadi pendorong kesucian.

Saya akhiri dengan satu cerita yang sungguh terjadi. Ada seorang yang ingin sekali menjadi pemain rugby. Hatinya, cita-citanya, tujuan hidupnya, pengorbanannya semuanya adalah untuk menjadi pemain rugby nomor satu di negerinya. Dia beli baju, bola dan perlengkapan-perlengkapan rugby, menghias kamarnya dengan poster dan bendera klub-klub rugby. Dia melakukan apapun saja, latihan-latihan. Tetapi masalahnya satu, dia tidak bisa menjadi pemain profesional karena tubuhnya pendek. Jadi sepanjang hidupnya, dia hanya menjadi supporter saja. Ada satu pelatih rugby melihat dia yang sangat ingin untuk menjadi pemain rugby profesional maka memperbolehkan dia untuk masuk ke dalam tim nya menjadi pemain rugby profesional tetapi sebagai pemain cadangan saja. Setiap kali timnya main, dia akan berteriak-teriak dan mengibar-ngibarkan bendera dari bangku cadangan itu. Passion dan energy-nya itu sangat besar untuk memenangkan pertandingan itu. Suatu hari ketika bertanding tim itu mulai ketinggalan angka dan makin lama makin besar, maka timnya makin tidak bersemangat dan semua pemain itu menjadi lesu. Kekalahan sudah ada di depan mata. Tetapi pemain yang kecil ini, passion-nya yang besar itu terus meloncat-loncat dan mengatakan kepada semua tim, “Engkau maju, engkau pasti bisa mengalahkan. Maju!” Dan pelatih itu melihat orang ini yang tidak habis-habisnya menyemangati tim yang sudah kelihatan kalah itu mengatakan, “Aku berharap Tuhan memberikan spirit yang ada padamu ke dalam tubuh seluruh pemainku.” Dan apa yang terjadi pada kita orang Kristen? Tuhan memberikan kepada kita Spirit of God, Spirit of Christ di dalam tubuh kita. Apakah engkau mendengarkan-Nya? Ketika kita jatuh, berada di dalam kegelapan, di dalam dosa, kita hampir menyerah. Dia mengatakan, “Bangkit, engkau bisa, bangkit, Aku beserta dengan engkau, engkau tidak akan kalah engkau sudah ditebus oleh Kristus Yesus. Engkau bisa mematikan dosa, engkau bisa hidup bagi Tuhan di dalam kesucian.” Di dalam ketaatan, apakah kita mendengarkan suara-Nya? Roh Kudus diberikan di dalam isi hati kita. Dia tidak akan membiarkan kita untuk kalah dan menjadi loser, pecundang. Setiap kali kita kalah, kita diminta untuk bangkit, untuk berdiri teguh berjalan lagi hidup menyenangkan hati Allah, tidak terhitung berapa kali tidak perduli, berapa kali kita jatuh Dia akan membangkitkan untuk kita taat.

Cara perkenanan iman yang sejati adalah bicara dengan ketaatan. Ketaatan adalah berkenaan dengan hati yang diubah, hati yang mengasihi Allah. Dan hati yang mengasihi Allah tidak akan pernah mungkin dari diri kita sendiri dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita. Sehingga di dalam pemberian Roh Kudus, Tuhan Yesus mengatakan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Kita tidak mungkin bisa menuruti perintah Allah jikalau kita tidak mengasihi Dia dan kita tidak mungkin mengasihi Dia tanpa Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita dan itulah yang kita terima dari Bapa di surga. Itulah yang terjadi kepada Abraham ketika dia mempersembahkan anaknya yang tunggal. Di dalam hatinya dia menghormati Allah, takut menyakiti hati Allah melebihi daripada takut akan kematian. Dia adalah orang yang mengasihi Allah dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam iman yang sejati. Saya sudah menyelesaikan lima seri ini saya akan simpulkan: iman yang sejati adalah anugerah dari Allah Bapa, iman yang sejati berjalan bersama dengan Allah Tritunggal, iman yang sejati mengenal pribadi Allah, iman yang sejati melihat kemuliaan Kristus, iman yang sejati berbuah ketaatan karena pekerjaan Roh Kudus di dalam hati kita. Terpujilah Allah Tritunggal yang bekerja di dalam hidup yang hina seperti ini sehingga membuat kita bisa berdiri teguh di tengah dunia yang kotor ini di dalam kesucian-Nya.


1 Samuel 2:11-35
 
 

Galatia 4:22-31; Kejadian 24:1-8
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

22 September 2019
Eli
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · 1 Samuel 2:11-35

1 Samuel 2:11-35

Ini adalah kisah yang sangat menyeramkan. Ini adalah kisah yang sangat menakutkan kalau itu terjadi dalam satu manusia. Membaca kisah-kisah seperti ini maka biarlah kita boleh punya hati yang gemetar dan jikalau kita tidak punya minta kepada Roh Kudus memberikan kepada kita hati yang gemetar. Seseorang ditinggalkan oleh Allah, satu keluarga ditinggalkan oleh Allah. Oh apakah disertai oleh Allah itu menjadi nilai tertinggi di dalam hidupmu? Alkitab menyatakan Tuhan berkata kepada Israel, hai Israel apakah yang menjadi kelebihanmu? Apakah engkau itu adalah bangsa yang kuat bangsa yang besar? Jawabannya adalah tidak. Engkau adalah bangsa yang sangat kecil dan bangsa yang sangat lemah. Tetapi apa yang menjadi kebanggaanmu? Apa yang membuat engkau itu besar? Apa yang membuat Israel besar? Bukan kekayaan, bukan kesuksesan. Banyak orang mencari kekayaan, banyak orang mencari kesuksesan, saudara memiliki ilah di dalam hidup ini. Apa yang membuat Israel besar? Hanya satu, Allah YHWH ada di tengah-tengah mereka. Allah YHWH memimpin hidup mereka, Allah yang hidup itu memimpin Israel yang kecil. Israel tidak lebih hebat dari Amalek, Israel tidak lebih hebat dari Moab, Israel tidak lebih hebat daripada Babel apalagi. Tetapi yang kecil ini menjadi begitu berharga karena mata Allah ada pada mereka, mereka diperhatikan oleh Allah, mereka dipimpin oleh Allah. Allah sendiri mengatakan, Aku sendiri menjadi Allahmu dan engkau menjadi umat-Ku, itu adalah kalimat yang panjang. Di dalam Perjanjian Baru, itu menjadi sesuatu kalimat yang sangat pendek, yaitu Immanuel, Allah beserta kita. Maka ini adalah sesuatu kebanggaan, ini adalah nilai tertinggi di dalam hidup manusia.

Tetapi pada cerita ini, saudara-saudara menemukan suatu ironi yang besar kisah seseorang yang tadinya disertai, kemudian sekarang ditinggalkan oleh Allah, yang tadinya dipakai, kemudian sekarang dilepaskan oleh Allah. Ada satu kalimat dari Pak Tong yang sangat menakutkan sekali. Dia mengatakan orang yang paling malang adalah orang yang meninggalkan segala sesuatu bagi Allah kemudian suatu hari Allah meninggalkan dia. Tuhan sudah menyertai Eli dan seluruh keluarganya, Tuhan mengurapi 40 tahun untuk Eli melayani di Israel dan di dalam kitab ini pasal 1-4 adalah hari-hari terakhir Tuhan meninggalkan dia. Adalah sangat jarang Tuhan meninggalkan seseorang tetapi kalau itu sudah terjadi tidak ada remedy. Maka kita biarlah boleh minta sama Tuhan untuk itu tidak terjadi dan bahkan kita tidak mendekat kepada hari-hari itu.

Kenapa Eli ditinggalkan oleh Allah? Karena Eli berdosa dan tidak bertobat dari dosanya. Saudara, perhatikan dari kalimat yang sederhana ini, mengapa seseorang ditinggalkan oleh Allah? Adalah bukan karena berdosa. Semua orang di dalam Alkitab berdosa, setelah Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa kita memiliki tendensi berdosa. Noah berdosa, Henokh berdosa, Daud berdosa, semua nabi-nabi dan rasul-rasul berdosa, apakah mereka semuanya ditinggalkan oleh Tuhan? Jawabannya adalah tidak. Tetapi kenapa orang ini ditinggalkan oleh Tuhan? Bukan karena cuma dosanya tetapi dia tidak bertobat dari dosanya. Saudara-saudara jangan mengatakan, “Oh, aku memang berdosa, orang lain juga berdosa.” Suatu hari ada orang muda bersama pacarnya datang kepada saya. Mereka belum menikah tetapi mereka cekcok yang besar karena yang perempuan menganggap yang laki-laki itu tidak setia. Lalu kemudian saya melakukan konseling dengan yang laki-laki dan ternyata dia sudah pernah tidur dengan beberapa perempuan yang lain. Lalu kemudian ketika saya bertanya tentang itu kemudian dia berkata kepada saya dengan muka tidak suka, “Pak Agus jangan munafiklah, jangan pura-pura tidak tahulah. Pak Agus kan tahu semua anak-anak muda di sini sudah banyak yang tidur dengan perempuan yang lain.” Dan kemudian saya mengatakan kepadanya supaya tidak melakukan generalisasi. Saya tahu ada orang-orang muda yang menjaga kemurniannya. Dan di tempat yang lain, memang benar ada orang-orang yang jatuh tetapi orang-orang itu bertobat. Apa yang membuat seseorang itu ditinggalkan oleh Allah? Bukan karena dosanya tetapi ketidakmauan untuk bertobat.

Dan sekarang pertanyannya adalah apa dosa Eli? Dalam hal apa yang membuat Eli itu tidak bertobat? Dosa Eli adalah membiarkan anak-anaknya tetap berdosa. Anak-anak Eli melakukan dosa-dosa yang besar, padahal mereka adalah imam. Mereka adalah orang-orang yang memimpin rohani seluruh bangsa Israel, tetapi mereka tidak bertobat di dalam dosa-dosanya. Di dalam dua hal ini mereka bersalah, mereka sangat loba terhadap makanan-makanan dan itu adalah sama dengan loba terhadap uang. Dan juga mereka itu membiarkan nafsu itu menguasai mereka dan mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang menjaga Bait Suci. Dan apakah Eli itu memperingatkan anak-anaknya? Jawabannya adalah iya. Ketika Eli melihat anak-anaknya maka dia mengatakan, “Jangan begitu, engkau jangan lakukan itu, engkau itu berdosa sama Tuhan. Engkau tidak boleh lakukan itu, itu mempermalukan Tuhan dan juga pekerjaan-Nya dan juga keluarga kita.” Bukankah sudah beres? Bukankah tanggung jawab dari papanya Hofni dan Pinehas itu sudah selesai? Tidak, Tuhan menyatakan engkau membiarkan anak-anakmu. Loh? Tuhan, Eli sudah bicara kok, kenapa Engkau masih marah kepada Eli? Perhatikan baik-baik, bicara secara memberikan nasihat tidak cukup di dalam hal ini. Tuhan menghendaki ada disiplin yang keras dari Eli kepada anak-anaknya. Susah atau tidak? Susah. Saudara kalau menghukum orang lain mudah, kalau saudara menghukum anak sendiri mulai pikir, memang umur sekian tidak apa-apa kok masih wajar. Saya tidak katakan semua anak yang nakal lalu kemudian saudara hukum yang keras. Tetapi anak ini, orang-orang ini, adalah orang-orang yang tidak menghormati Allah dan mereka itu mengacaukan jemaat. Mereka tidak menghormati Allah dan mereka itu sudah merugikan jemaat. Saudara-saudara, tidak ada takut akan Tuhan sama sekali di dalam diri anak-anak ini. Maka tidak cukup bagi Eli hanya cuma bicara-bicara sama anak-anak ini. Tidak cukup bagi Eli untuk berbicara memberikan warning. Bahkan di dalam Perjanjian Lama di dalam kitab Bilangan, Tuhan menyatakan jikalau ada yang secara sengaja mereka melakukan hal-hal seperti itu, maka Tuhan mau orang ini mati. Saudara perhatikan baik-baik, prinsip di dalam Alkitab adalah kalau Tuhan itu berlaku lembut kepada satu kasus, maka biarlah kita mempelajari dan kita minta kelembutan Tuhan. Jikalau Tuhan itu keras di dalam satu kasus, maka kita itu minta kepada Tuhan berikan aku kekuatan untuk keras. Tetapi banyak dari orang Kristen ketika kita itu disuruh keras kita lembut, ketika kita itu disuruh lembut kita keras. Di Alkitab mengatakan jikalau matamu atau tanganmu itu menyesatkan engkau maka penggallah! Maka itu adalah suatu tindakan keras, radikal. Tetapi kalau ada orang lain yang bersalah kepadamu biarlah engkau boleh mengampuni, biarlah engkau boleh mencintai musuh-musuhmu. Oh, sering sekali kita akan keras sama orang lain tetapi kepada diri dan anak-anak sendiri dan keluarga sendiri kita begitu lembut.

Anak-anak Eli, Hofni dan Pinehas tidak menghormati Allah. Hofni dan Pinehas membuat kemunduran rohani bagi seluruh orang Israel. Kalau saudara melihat kisah dari 1 Samuel dan 2 Samuel, saudara-saudara akan melihat pemimpin-pemimpin yang mundur secara rohani dan itu menakutkan sekali. Di dalam dua buku ini, saudara akan menemukan bagaimana raja-raja, termasuk Saul, Daud itu mundur secara rohani, dan di sini, Eli mundur secara rohani. Dan pemimpin yang mundur secara rohani menghasilkan seluruh bangsa negara itu mundur secara rohani.

Kalau saudara-saudara mempelajari kitab para nabi dan kemudian saudara akan menemukan bahwa para nabi itu berbicara kepada orang Israel tetapi tidak didengar oleh orang Israel dan Allah begitu marah dan kemudian Allah membuang mereka lalu kemudian saudara tanya mengapa mereka itu dibuang? Jawabannya satu, karena mereka tidak berbuah, seluruh Israel dinanti buahnya tidak ada buah. Kalaupun ada buah itu itupun adalah buah yang masam begitu kata firman Tuhan. Tetapi kalau ditanya kenapa mereka tidak berbuah, jawabannya adalah imam dan nabinya berkotbah palsu. Saudara-saudara, sadar atau tidak, Firman yang kita dengar mempengaruhi dari pertumbuhan dari rohani kita atau tidak. Sadar atau tidak, seluruh gereja ini tergantung dari mimbar ini. Maka saudara-saudara doakan setiap hamba Tuhan, doakan setiap mimbar agar hidup kami itu murni, agar hati kami itu lurus dan agar setiap Firman yang disampaikan itu benar-benar adalah Firman Allah dan kiranya Tuhan mengasihani kita semua. Jikalau mimbar itu sudah bergeser, maka umat walaupun mereka tidak sadar perlahan-lahan spiritualnya mundur. Apalagi jikalau hamba-hamba Tuhan-nya itu mempermainkan jabatannya, maka ini menjadi sesuatu kemunduran yang besar sekali. Dan biarlah kita boleh bertobat dan minta tolong sama Tuhan untuk itu tidak terjadi sama kita di dalam hidup kita.

Apakah cukup dari imam Eli untuk memberikan warning kepada anak-anaknya? Bukankah imam Eli bisa berpikir seperti ini? “Oh kita orang-tua kita mesti memberikan reward dan punishment itu seimbang. Oh kita mesti memberikan keadilan dan kasih Allah itu seimbang.” Tetapi itu tidak lagi ada di hadapan Allah. Engkau terlalu lemah. Engkau membiarkan ini semua terjadi. Saudara-saudara, sampai akhir hidupnya, Eli tidak pernah keras kepada anaknya. Sampai akhir hidupnya, Eli tidak pernah menantang anak-anaknya. Saudara-saudara perhatikan prinsip di bawah ini, kita mungkin harus lebih keras terhadap orang-orang yang kita sayangi. Kita memiliki orang-orang yang kita sayangi, tetapi kita mesti hati-hati. Keluarga kita sendiri, itu sangat mungkin kita membela dosa-dosa yang ada di dalamnya. Sehingga kerusakan keluarga kita bahkan kita tidak ketahui. Alkitab dengan jelas menyatakan orang-orang memberikan laporan kepada Eli mengenai tindakan anak-anaknya. Saya pernah melihat satu jurnal dan jurnal itu mengatakan hasil survey orang yang tahu terakhir berkenaan dengan seorang muda itu terkena drugs adalah papa mamanya. Orang yang paling terakhir yang tahu ada masalah di tempat anak kita adalah orangtua. Kita mesti menjagai di dalam takut akan Tuhan bagi keluarga kita. Karena banyak sekali seorang yang kita sayangi, yang begitu dekat dengan kita, yang sebenarnya menghambat pekerjaan Tuhan, membuat dosa itu makin merebak dan membuat kerohanian kita itu turun.

Banyak orang di sekitar kita yang kita cintai yang sebenarnya pada prinsipnya itu malah menentang prinsip-prinsip Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Raja dalam hidup kita. Di dalam Alkitab ada beberapa contoh-contoh yang begitu jelas. Suatu hari Yesus Kristus meminta seseorang untuk datang kepada Dia mengikut Dia. Tetapi kemudian orang itu mengatakan, “Aku mau berpamitan dulu dengan orang tuaku.” Yesus bicara keras sekali kepada dia, “Maka biarlah engkau mau berpamitan engkau harus tahu setiap orang yang siap untuk membajak tetapi memandang ke belakang tidak layak menjadi murid-Ku.” Cinta kita kepada orang-orang di sekeliling kita sering sekali membuat mata kita buta bahwa yang utama adalah Kristus dan kesucian-Nya. Cinta kita kepada orang-orang yang kita sayangi itu seringkali membuat kita tidak bertumbuh secara rohani. Ada satu kalimat yang luar biasa ekstrim yang terjadi dalam Alkitab yang Tuhan Yesus Kristus itu berikan kepada rasul yang paling pertama yang menjadi soko guru jemaat. Dan rasul itu adalah Petrus. Suatu hari Yesus Kristus sedang menuju ke Yerusalem. Ketika Alkitab mengatakan Yesus itu pergi ke Yerusalem itu artinya menuju kepada salib. Dan kemudian Yesus berkata kepada semua rasul-Nya. Anak Manusia akan pergi ke Yerusalem akan menanggung begitu banyak penderitaan dan akan menderita dan mati di sana. Lalu kemudian Petrus, salah satu dari tiga rasul yang paling dekat dengan Yesus Kristus, dan dari seluruh rasul setelah Yesus itu naik ke sorga, Petrus itu adalah yang nomor satu. Ini adalah murid yang sangat diharapkan. Seluruh tanggung jawab ada pada dia, dikasihi oleh Yesus Kristus. Lalu kemudian tiba-tiba Petrus mengatakan, “Jangan, itu tidak mungkin terjadi pada-Mu, Guru.” Yesus memandang kepada dia dengan mata yang sangat tajam dan Dia mengatakan, “Enyahlah engkau, iblis!” Oh ini sesuatu kalimat yang luar biasa tajam, ini adalah kalimat pemisahan. Saudara-saudara, saya tidak tahu kadang dengan dosa-dosa orang-orang yang berzinah orang-orang pemungut cukai Yesus Kristus itu bisa begitu lembut. Yesus tidak pernah lembut dengan dosanya, Yesus lembut dengan pendosa-pendosa itu. Tetapi Petrus itu tidak berzinah. Petrus tidak sedang mencuri. Petrus menyatakan simpatinya kepada Yesus Kristus, Petrus sayang sama Yesus Kristus, Yesus mengasihi Petrus. Apakah Yesus tidak bisa berbicara lebih lembut seperti, “Engkau harus belajar lagi Alkitab. Kita perlu STRIS tiga minggu lagi. Engkau harus tahu apa yang Aku itu maksudkan ketika Aku pergi ke Yerusalem. Aku mengasihi engkau dan menunggu engkau mengerti suatu hari.” Tidak ada kata-kata itu. “Enyahlah engkau setan!” Kita harus siap untuk memberikan sesuatu pemisahan secara rohani kepada orang-orang yang kita kasihi, ini menyakitkan, sangat menyakitkan. Eli tidak berani melakukannya. Eli tidak mau melakukannya. Dan ini menghasilkan seluruh keluarganya tetap terus di dalam dosa.

Ada satu gambaran dari seorang yang dipakai oleh Tuhan yang menggerakkan hidup saya. Dan bagaimana orang ini memberikan contoh dalam hidup kita berkenaan dengan dipakai oleh Tuhan itu seperti apa dan dipisahkan dengan orang-orang yang disayang itu seperti apa. Saudara-saudara perhatikan, kalau engkau dan saya mau dipakai oleh Tuhan maka sering sekali Tuhan akan membentuk kita melepaskan orang-orang yang paling kita sayang. Orang ini adalah John Sung. Suatu hari istri John Sung itu sakit keras, dan sangat mungkin mati. Tetapi pada saat yang sama John Sung malam harinya harus pergi ke kota yang lain karena ada pelayanan. Di dalam buku biografinya maka saudara bisa melihat bagaimana John Sung ada di depan istrinya yang terbaring, di dalam sekaratnya. Dan kemudian dia berdoa berlutut. Dia melihat istrinya. Dia menciumnya. Dan kemudian di dalam buku itu dituliskan maka John Sung kemudian membalikkan badannya dan dia berjalan menjauhinya dan tidak sekalipun melihat kembali ke belakang. Oh luar biasa. Dia berjalan dengan air mata, tetapi untuk taat kepada Tuhan. Dia mencintai istrinya, tetapi di dalam kedaulatan Allah dia mau terpisah secara rohani dengan istrinya. Apa yang sering membuat kita itu gagal di dalam kerohanian? Bukan musuh, melainkan orang yang kita kasihi dan kita harus berani keras pada diri kita.

Dan saudara-saudara, melihat di dalam case Eli ini ada sesuatu yang unik. Allah meninggalkan dia, tetapi Allah menjawab doa-doanya. Saudara-saudara, semakin saya melihat Alkitab maka saya teringat akan satu dosen saya. Dia mengatakan berkali-kali, jangan engkau pikir keberhasilan pelayanan itu berarti Allah itu pasti mengasihi engkau. Sangat mungkin karena Allah mengasihi jemaatmu. Saudara hal yang sama saudara biarlah ini menjadi prinsip hidup kita. Saudara lihat dalam kehidupan Eli. Hana tiba-tiba itu datang dan kemudian dia menangis. Eli pertamanya itu tidak tahu apa yang dilakukan oleh Hana, dia pikir orang ini mabuk. Lalu kemudian dia tanya kenapa engkau mabuk? Oh saya tidak mabuk. Saya menangis saya mengharapkan anak. Dan Eli kemudian memberikan dia berkat. Dan saudara-saudara apa yang terjadi? Sungguh-sungguh Hana tahun depannya itu hamil dan melahirkan. Oh powerful sekali itu tangan. Begitu ditempel langsung melahirkan. Langsung hamil dan melahirkan. Oh ini powerful sekali padahal sudah usaha-usaha bertahun-tahun tidak dapat anak. Lalu kemudian beberapa waktu kemudian Hana dan Elkana datang dan mempersembahkan Samuel, Hana pasti sedih. Tetapi Alkitab mengatakan Eli itu memberkati Hana dan Elkana dan dia mengatakan Tuhan kiranya memberikan keturunan kepadamu pengganti Samuel ini. Dan kemudian setelah itu Hana melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Powerful sekali doanya, pada saat yang sama Eli ditinggalkan Tuhan. Menakutkan bukan? Dan bukan itu saja. Ketika Samuel itu tidak bisa membedakan suara Tuhan. “Samuel, Samuel” demikian kata Tuhan. Samuel langsung pergi ke imam Eli, “Bapa bicara sama saya panggil saya?” “Tidak. Kamu pergi tidur.” Lalu kemudian Tuhan bicara, “Samuel, Samuel.” Dia datang lagi dan bapa bicara sama saya? “Tidak.” Tetapi kemudian Eli sadar, mungkin ini Tuhan bicara. Maka kemudian dia mengatakan kalau nanti suara itu datang lagi, katakan kepada Tuhan, “Ya Tuhan di sini aku, berbicaralah.” Oh dia begitu rohani bukan? Saudara perhatikan baik-baik, dia mengajarkan orang lain bagaimana mendengarkan suara Tuhan, pada saat yang sama Tuhan diam kepada Eli. Oh, menakutkan sekali. Saudara-saudara, hamba Tuhan mungkin saja berhasil tetapi Tuhan tinggalkan. Gereja mungkin itu terlihat berhasil tetapi Tuhan tinggalkan. Saudara punya doa mungkin itu kelihatan dijawab oleh Tuhan tetapi mungkin Tuhan itu tinggalkan. Saudara jangan menghibur diri. Mari kita menguji diri kita. Saudara-saudara yang paling penting adalah bukan apakah aku berguna bagi orang lain. Tetapi yang paling penting dari seluruh cerita ini adalah kalau Tuhan meminta pertobatan apakah kita bertobat? Dengan pertobatan maka Alkitab menyatakan engkau menghormati Aku. Tetapi jikalau kita tidak bertobat maka kita menghina Allah. Dan 1 Samuel 2:30 mengatakan, “Siapa yang menghormati Aku, Aku akan hormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.” Oh biarlah kalimat ini boleh menjadi kalimat di dalam hati kita. Biarlah kalimat ini ada pada keluarga kita, biarlah kita mengajarkan kepada diri kita, kepada orang-orang yang kita kasihi dan juga kepada anak-anak kita. Kiranya hidup yang hanya satu kali adalah hidup yang mengormati Tuhan. Hidup yang rela untuk bertobat, dan hidup di dalam kesucian di hadapan Allah.


Kejadian 22:1-14
 
 

Kejadian 22:1-3
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

22 September 2019
Abraham(4)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kejadian 22:1-14

Kejadian 22:1-14

Kita akan masuk ke dalam elemen keempat dari iman yang sejati. Semua orang di dunia ini mengatakan aku beriman kepada Allah, semua orang Kristen menyatakan aku beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetapi apakah iman kita adalah iman yang sejati dan percaya akan objek yang sejati? Dan kepercayaan yang kita miliki adalah yang benar sejati dilihat oleh Allah yang sejati? Abraham adalah bapak orang beriman, menyatakan bahwa apa yang terjadi kepada Abraham, apa yang Allah bentuk kepada Abraham itu adalah satu tanda kesejatian. Melihat dia, melihat apa yang Allah kerjakan, dan membandingkannya dengan hidup kita akan menyadarkan apakah iman kita adalah iman yang sejati. Dan ketika kita melihat Abraham, apa itu imannya yang sejati, sehingga dia boleh dikatakan bapak orang beriman?

Yang pertama, iman yang sejati adalah anugerah Allah kepada manusia, bukan manusia kepada Allah (dari atas ke bawah bukan dari bawah ke atas). Motivasi, kejujuran, dan ketulusan manusia menyembah Allah, jika arahnya dari bawah ke atas, tidak peduli perkataan orang kepada dia; imannya bukan sejati, tetapi palsu. Tidak mungkin manusia dapat beriman kepada Allah kalau Allah tidak bekerja dalam dirinya, memfokuskan imannya kepada Allah yang benar kalau Allah tidak membukakan diri-Nya terlebih dahulu kepada manusia. Kita tidak memiliki kemampuan memiliki iman yang sejati. Alkitab mengatakan kita mati secara rohani, buta secara rohani; artinya kita tidak peduli akan hal-hal yang rohani, dan yang bersangkut paut dengan Allah yang sejati. Tidak mungkin seseorang bisa memfokuskan kepercayaannya kepada Allah yang sejati berdasarkan dirinya sendiri. Memilih barang pun sering salah bukan?. Kita memilih baju, pikir baju ini cocok. Sampai di rumah, kita pakai akhirnya kita rasa, aku tidak suka baju ini. Memilih barang saja bisa salah, mana mungkin memilih Allah yang tidak kelihatan dan tepat. Memilih sesuatu yang kelihatan saja kita sering salah. Memfokuskan arah kepada Allah yang tidak kelihatan bagaimana kita mengatakan itu pasti tepat? Kita tidak mungkin memiliki iman kepada Allah yang sejati, kalau Dia tidak lebih dahulu memberikan belas kasihan, membukakan Diri-Nya kepada kita.

Bagian Alkitab yang sulit saya terima sampai saya mengerti prinsipnya, lalu saya mengatakan “Ya, Tuhan.” Allah mengatakan,”Tidak ada seorangpun yang berakal budi dan yang mencari Aku.” Mana bisa tidak ada orang yang mencari Engkau, miliaran orang mencari Tuhan bukan? Tetapi Allah menyatakan tidak! Orang yang bisa mengatakan hal ini adalah Paulus. Paulus orang yang dilatih dalam agama Yahudi yang ketat, dia mengejar, mencari, memfokuskan hidupnya kepada Allah dan melayani Allah. Tetapi Allah mengatakan “Tidak ada manusia berakal budi, tidak ada yang mencari Aku.” Kalau Tuhan mengatakan sama kita, kita pasti terima. Begitu hujan sedikit saja, malas pergi ke gereja. Bahkan setiap hari saudara dan saya sulit untuk membaca Alkitab. Tetapi Paulus akan tersinggung dengan kalimat Tuhan. Allah mengatakan, “Tidak, engkau tidak mencari Aku!” Lho aku mencari Engkau! Di perjalanan di Damsyik itu, lalu kemudian Yesus datang kepada dia, “Mengapa engkau menganiaya Aku?” Lalu kemudian Paulus mengatakan, “Siapa Engkau, Tuhan?” baru dia sadar selama ini tidak mendekat kepada Allah yang sejati. Dia mengetuk pintu yang salah, pintu allah lain. Tanpa anugerah tidak ada satu manusia yang memiliki iman sejati kepada Allah yang sejati. Abraham sama, apakah Abraham mencari Allah? Jawabannya tidak. Kisah Abraham dimulai dengan Allah tiba-tiba datang bicara kepada dia. “Tinggalkan negerimu, sanak saudaramu, rumah bapamu dan sekarang pergi ke tempat yang Aku tunjuk.” Abraham adalah bapak orang beriman dan yang diselamatkan adalah orang-orang yang memiliki iman yang sama dengan Abraham. Maka hal pertama yang harus kita mengerti adalah sola gratia, hanya karena anugerah.

Hal yang kedua. Iman yang sejati bukan statis tetapi sesuatu yang bergerak, sesuatu yang dinamis. Orang-orang yang hidup di dalam iman dengan Allah yang sejati maka orang tersebut memiliki vitalitas yang tinggi. Perjalanan bersama dengan Allah yang makin lama disendirikan secara rohani, hati kita makin lama makin dimiliki oleh Allah saja. Ini adalah perjalanan mengasihi Allah lebih dalam lagi. Abraham dipisahkan dari orang-orang yang dekat dengan dia. Apa yang secara real dimiliki oleh Abraham sesungguhnya? Yaitu Allah sendiri. Kemudian Allah meminta anaknya Ishak, sebelumya Abraham tidak memiliki anak, tiba-tiba Allah datang berjanji bahwa akan memberikan anak Tuhan. Kemudian meminta anak itu dipersembahkan kepada Dia. Ini suatu yang sulit kita pikirkan? Setan bisa mengocok kita dan memberikan kita self-pity, berpikir lebih baik tidak usah janji kepadaku Tuhan dan tidak usah memberikan anak. Saya menginginkannya tetapi tidak ngotot (ingin sekali), Engkau dalam kasih karunia-Mu memberikan kepadaku. Sekarang Engkau mau mengambil anak itu, kenapa Tuhan? Lebih baik tidak usah dikasih anak, ini sesuatu yang lebih menyakitkan. Kalau patah cinta saudara akan mengatakan hal yang kurang lebih sama, yang menyakitkan bukan sekarang kita itu putus cinta, tetapi mengapa aku bertemu engkau.

Sulit mengerti apa yang Allah maksud, dan kita berpikir Allah itu kejam. Dia mau mengajarkan kita bahwa Allahlah yang utama, satu-satunya centre dalam hidup kita. Manusia harus menyadari di luar Dia tidak ada kebahagiaan dan kehidupan yang sejati. Allah akan mengajar kita yang hidupnya tadinya dipenuhi oleh hal-hal yang mencintai dunia ini, meskipun bukan dosa sekalipun kita akan lepaskan secara rohani di dalam hati kita. Yesus mengatakan: jikalau seorang tidak membenci bapanya, ibunya, suaminya, istrinya, anaknya laki-laki, perempuan, saudaranya maka dia tidak layak menjadi murid-Ku. Mencintai orang-orang sekeliling kita itu bukan dosa, bahkan Yesus mengatakan mencintai musuh. Mengapa Yesus mengatakan hal-hal seperti itu? Akitab menyatakan Allah tidak memiliki problem apapun saja dengan apa yang kita miliki, tetapi jikalau kita memiliki iman yang sejati kita akan mengalami hal-hal yang dialami oleh hamba-hamba Tuhan di dalam Alkitab. Secara rohani dipisahkan, dijadikan sendiri untuk dimiliki dan memiliki Allah. Kita akan mengerti bahwa itu adalah kebahagiaan yang sejati, kehidupan yang sejati; menempatkan Allah di centre hati kita.

Hal yang ketiga, objek iman itu harus tepat, harus precise, kita harus memiliki satu pengenalan kepada pribadi-Nya yang sejati, mengerti dan bergaul di dalam sifat-sifat-Nya setiap hari. Kita bisa mengatakan oh nama-Nya Yesus; saya bahkan mempercayai di luar Yesus tidak ada keselamatan. Tetapi pertanyaannya adalah : apakah Yesus yang kita percayai adalah Yesus yang ada di dalam Alkitab, atau Yesus yang pikir sendiri? Orang-orang dunia mengatakan, “Aku menyembah Allah.” Tetapi apakah Allah yang ada di dalam Alkitab? Orang Yahudi datang kepada Yesus Kristus kemudian mengatakan, “Kami menyembah Allahnya Abraham.” Tetapi Yesus mengatakan, “Tidak! Engkau menyembah setan.” Engkau bukan menyembah Allahnya Abraham, Bapamu itu adalah setan! Sama dengan Paulus, “Aku melayani Engkau, Allah.” Kemudian Yesus mengatakan, “Mengapa engkau menganiaya Aku?” Saya tidak tanya apakah engkau pergi ke gereja, tetapi apakah engkau setiap hari membaca Firman? Kalau engkau tidak membaca Firman pasti tidak memiliki pengenalan akan Kristus Yesus di dalam Alkitab. Bagaimana kita bisa berkata kita beriman kepada Yesus Kristus. Kalau orang-orang di gereja manapun saja tidak melihat Alkitab, tidak mendalami Alkitab, mengatakan mempercayai Dia di dalam Alkitab? Saudara hanya mempercayai simbol-simbol agama, salib, nama-Nya Yesus, berdoa, hari Minggu pergi ke gereja; tetapi tidak bergaul, mengenal pribadi-Nya, dan tidak mengerti sifat-Nya.

Satu ayat Alkitab di Yoh 17:3, apa itu hidup yang kekal? Mengenal Allah dan mengenal Yesus Kristus, bukan bicara berkenaan dengan menyebut nama-Nya. Pada zaman akhir banyak orang mengatakan, “Tuhan..Tuhan aku bernubuat demi nama-Mu.” Tetapi Yesus mengatakan, “Aku tidak mengenal engkau.” Ketika bicara keselamatan adalah mengenai pengenalan. Iman Abraham bukanlah iman yang buta. Dia mengenal Allah yang sejati, dia mengenal Allah yang murka pada dosa, untuk itulah Ishak harus dikorbankan sebagai anak sulung. Tetapi dia menyadari bahwa Tuhan itu menjanjikan berkat kepada Dia dan mempercayai berkat itu; maka Abraham dinyatakan sebagai orang benar. Dia tidak bisa merelasikan dua hal ini, anaknya harus mati karena dosanya, tetapi anaknya adalah janji berkat keselamatan bagi dia dan seluruh bangsa. Iman kita memiliki pengenalan akan Allah meskipun tidak mungkin secara keseluruhan, komprehensif. Tetapi mengenal Allah yang sejati. Abraham tidak tahu bagaimana Allah menggabungkan keduanya; antara kutuk kematian murka dan juga berkat keselamatan dan kasih karunia sampai Allah menahan Abraham membunuh Ishak dan menyediakan domba. Prinsip ini di dalam berbagai macam kisah. Iman yang sungguh-sungguh sejati maka akan mengenal pribadi Allah. Apakah kita mengenal Allah, bergaul dengan Allah yang sejati dalam Alkitab? Ataukan hanya bermain dalam simbol-simbol agama Kristen? Atau menyembah Allah yang merupakan proyeksi pikiran kita yang berdosa seperti Paulus atau seperti orang Yahudi itu?

Dalam doa syafaat Abraham untuk Sodom dan Gomorah, pertama-tama Abraham begitu eager untuk begging, kalau 50 bagaimana Tuhan? Aku tidak akan memusnahkan. Kalau 45 bagaimana Tuhan? Aku tidak memusnahkan. Kalau 40 bagaimana Tuhan? Aku tidak akan memusnahkan. Kalau 30 orang benar ada di dalam kota Sodom Gomorah bagaimana? Apakah Engkau akan memusnahkan, hai Engkau Hakim yang adil? Dan Tuhan mengatakan Aku tidak akan memusnahkan. Minta ampun Tuhan, hamba-Mu memberanikan diri di hadapan-Mu. Dia takut sama Tuhan, dia tahu Allah itu adalah Allah yang adil, dia tahu Allah itu Allah yang murka terhadap dosa. Ampuni aku Tuhan, hamba-Mu dengan lancang bicara sekali lagi, 20 Tuhan, apakah engkau akan memusnahkan? Oh belas kasihan Abraham besar sekali untuk Sodom Gomorah karena ada Lot. Ini bukan tawar-tawaran harga di pasar baru ‘saban (tiga puluh ribu rupiah) boleh tidak?’ Bukan! Dengan air mata, dengan gentar dia menghadap tahta pengadilan Allah. Terakhir dia mengatakan, 10 bagaimana Tuhan? Maka Tuhan mengatakan Aku tidak akan memusnahkan. Kemudian Abraham berhenti, mengapa dia berhenti? Ini pelajaran berharga. Karena Abraham menyadari bahwa Allah memiliki kasih karunia, hati yang lembut lebih daripada dia. Allah yang adil, Allah yang murka terhadap dosa, tetapi hati-Nya hati yang lembut. Hati-Nya penuh dengan kasih karunia. Dia akan menjalankan apa yang benar dan tidak mungkin Dia bersalah. Sekalipun Dia akan menghasilkan, menghadirkan murka, maka tindakan-Nya itu adalah tindakan yang benar adanya. Tidak mungkin Dia salah. Dia adalah Allah yang memiliki cinta lebih daripada Abraham. Abraham mengerti, dia mengenal Allah, sehingga dia berhenti di titik itu. Dia mengerti cinta kasih Allah itu begitu dalam. Dan kalau Tuhan itu melemparkan murka karena memang seharusnya murka itu diberikan kepada orang yang tidak tahu diri. Mengenal pribadi Allah, apakah kita bertumbuh mengenal pribadi Allah. Apakah sungguh-sungguh? kiranya kotbah ini boleh menjadi selfexamination untuk kita semua.

Hal yang keempat, iman yang sejati akan melihat kemuliaan, signifikasi dan keindahan Yesus Kristus. Seluruh iman para nabi di dalam Perjanjian Lama, centre-nya adalah Yesus Kristus. Seperti benang-benang yang diikat menjadi satu dan kemudian ada centernya, simpulnya. Jikalau dipotong simpul itu, maka seluruh benang itu akan terserak. Sama seperti batu penjuru yang menggabungkan seluruh batu-batu yang lain. Kubah pada zaman kuno tidak memiliki semen untuk merekatkannya maka mereka menyusun batu, kemudian ada satu batu yang tersembunyi sampai sekarang. Tetapi jika bisa menemukan batu itu, dicopot batu itu dari tempatnya, seluruh kubah itu akan hancur berkeping-keping ke bawah.

Seluruh orang dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, titik simpul (center) hidupnya adalah Yesus Kristus. Jikalau itu diambil dari hidupnya, seluruh cerita hidupnya akan jatuh berkeping-keping. Apa titik simpul hidup Abraham? Di dalam Kejadian 11 -25, seluruh cerita hidupnya menjadi tidak berarti kalau saudara ambil sebagian dari cerita itu. Seluruh hidupnya tidak menjadi satu continue yang indah. Kalau saudara ambil satu potongan bagian saja, seluruh hidupnya akan terpenggal-penggal dan jatuh berantakan. Apa centrenya? Dari pasal 11-25 centre-nya adalah domba jantan itu. Bagaimana Allah akan memberikan bangsa yang besar, Allah memilih Abraham untuk dia memiliki keturunan dan keturunannya akan menjadi bangsa yang besar. Ini yang menjadikan Abraham lain dengan kita atau dengan orang yang lain. Kalau Allah tidak memilih dia, dia akan sama dengan semua manusia yang hidup dan mati, tidak ada hebatnya dia, tidak ada signifikasi hidupnya dia. Tetapi mengapa hidupnya menjadi signifikan dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa? Karena Allah memilih dia menjadi bapa orang beriman bagi Israel dan gereja secara rohani. Dari Abraham, berkat Allah sampai ke seluruh bangsa dan bagaimana dari Abraham berkat Allah bisa sampai kepada seluruh bangsa? Melalui keturunannya, Ishak pertama kemudian keturunan Ishak yang lain. Jikalau Ishak kemudian mati, maka seluruh cerita dari Abraham dan bangsa Israel itu tidak ada. Kita harus mengerti saat-saat yang penting di mana Tuhan nyatakan di dalam Alkitab.

Misalnya dalam Kejadian 3, kita akan menemukan manusia jatuh di dalam dosa. Satu atau dua lembar pertama, manusia hidup tanpa dosa. Tetapi dalam Kejadian 3, manusia jatuh di dalam dosa dan isi setelah itu dari seluruh Alkitab menjelaskan akibat dosa dan bagaimana Allah membereskan dosa di dalam Kejadian 3. Ini cerita yang penting sekali, kalau ini tidak terjadi, bagian-bagian yang lain itu tidak akan ada akibatnya. Dalam scope yang lebih kecil, dalam kehidupan Abraham, jikalau Ishak itu mati, apa yang terjadi? Nothing! Abraham menjadi nothing. Dia tidak perlu kita pelajari dan kita kenal; bangsa Israel tidak ada, mungkin melalui jalur yang lain, berkat Tuhan tidak sampai ke seluruh bumi. Mesias yang seharunya ada di dalam hidup Israel, tidak ada mungkin. Dalam Israel harus ada Kerajaan Allah, ada Mesias; supaya seluruh kehendak Allah jadi. Bahkan kita gereja Tuhan, kita sekarang ini dimulai dari gereja di Israel. Roh Kudus pertama kali datang di Israel baru ke seluruh bangsa. Yang membuat cerita Abraham dengan seluruh pekerjaan Tuhan di Israel itu tetap bisa berlanjut yaitu domba pengganti Ishak. Signifikansi domba yang disediakan Allah daripada Ishak, tanpa itu murka Allah tetap berlangsung, janji berkat kepada Abraham tidak dapat dilaksanakan. Tanpa domba itu, yaitu Yesus Kristus; maka sifat Allah yang murka dan berbelas kasihan tidak bisa direkonsiliasikan.

Abraham adalah orang beriman, bapa orang beriman. Semua orang yang beriman akan memiliki iman yang sama dengan Abraham. Iman yang sama dengan Abraham yaitu iman yang menyadari bahwa centre, inti kehidupannya adalah Yesus Kristus. Kalau itu diambil, seluruh hidup kita nothing. Dalam Yesus Kristus, semua sifat Allah yang berkontradiksi seakan-akan itu disatukan. Dalam Yesus Kristus, sejarah hidup Abraham bisa dilanjutkan. Dalam Yesus Kristus, seluruh kehendak Allah bagi muka bumi, berkat terhadap Abraham dan keturunannya bisa tetap terlaksana. Apakah saudara mulai menyadari sekarang? Tanpa domba itu maka kita tidak mungkin bisa merekonsiliasikan sifat Allah yang suci dan maha kasih; kehidupan Abraham berhenti sampai di situ, maka rencana Allah untuk memberkati bangsa-bangsa melalui keturunan Abraham tidak akan berlanjut. Dan apakah saudara bisa melihat sekarang ada signifikansi daripada Yesus Kristus?

Tuhan membukakan kepada saya Yohanes 15:1-8 dan itu berbicara tentang pokok anggur yang benar. Yesus Kristus adalah pokok anggur yang benar. Saya sangat terkesima dengan kalimat yang saya tidak tahu artinya: Apart from Me, you can do nothing (di luar Aku, engkau tidak bisa berbuat apa pun saja). Dalam anugerah Tuhan yang besar, maka kemudian saya melihat satu per satu di dalam bagian dari Alkitab dalam bagian Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dan boleh saya katakan adalah apart from Me, you can do nothing adalah kacamata melihat seluruh bagian Alkitab kita, melihat segala kisah yang ada di dalam Alkitab. Setiap bagian Alkitab, siapapun itu tokohnya, jikalau dia beriman sejati, Allah akan mengajarkan satu hal, bahwa kita itu harus bergantung sepenuhnya kepada Kristus Yesus, di luar Dia kita tidak bisa berbuat apapun saja. Dalam Perjanjian Baru dikatakan, kita dipilih, dibenarkan, dikuduskan, disempurnakan, dimuliakan di dalam Kristus. Kalau Kristus itu dicabut dari hidup kita, maka tidak ada pilihan datang kepada kita, tidak ada panggilan yang bisa kita dengar, tidak bisa dibenarkan, dikuduskan, dimuliakan. Kita tidak mungkin memilih diri kita sendiri diterima oleh Allah. Kita tidak mungkin membenarkan diri sendiri di hadapan Allah. Kita tidak mungkin menguduskan diri kita sendiri dan menyempurnakan diri kita sendiri, seluruhnya itu terjadi pada kita karena Kristus. Setiap kali orang itu dipilih oleh Allah untuk mendekat kepada Dia; memiliki iman yang sejati, siapapun saja, dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Allah akan membawa orang itu untuk mengakui bahwa Yesus itu segala-segalanya dan penolong satu-satunya. Orang itu akan berlulut dan mengatakan, “Ya benar Kristus, di luar Engkau aku tidak bisa melakukan apapun saja”.

Ketika Musa dan bangsa Israel keluar dari Mesir dan sampai ke tanah Rafidim dan berjumpa dengan Amalek, maka orang Amalek itu menyerang Musa dan bangsanya. Dua setengah juta itu sebagian besar adalah perempuan, anak-anak dan orang-orang laki yang tidak sanggup untuk bertempur, mental mereka hanya satu yaitu budak. Dengan kekuatan tidak seberapa itu, Musa kemudian berbicara kepada Yosua, “Engkau perang di depan, ambil semua yang bisa untuk melawan Amalek.” Tetapi Musa tahu bahwa, apart from Me you can do nothing. Maka dia pergi ke bukit, Yosua berperang di bawah dan kemudian dia semalam-malam bergantung minta tolong kepada Tuhan, God of Covenant. Kemuliaan, signifikasi dan keindahan dari Kristus Yesus. Suatu hari, ketika peperangan demi peperangan itu sudah diselesaikan, dan kemudian sebentar lagi Musa masuk ke tanah perjanjian tetapi Tuhan itu marah, kemudian mengatakan Aku tidak akan beserta dengan engkau, tetapi engkau masuk, Aku akan memberikan berkatmu, tetapi Musa menyatakan, “Kalau Engkau TUHAN, God of Covenant, Yesus Kristus tidak menyertai kami, aku tidak mau melangkahkan kakiku satu langkah dari tempat ini.” Daud, ketika dia berzinah dengan Batsyeba, dia tahu akan dimatikan karena Allah itu murka kepada Dia. Tetapi kemudian dia berlutut mengatakan, “Kasih Karunia-Mu, lihatlah aku meminta kasih setia-Mu, TUHAN, God of Covenant, Yesus Kristus.” Apa didikan Allah kepada Ayub? Kita tidak tahu berapa lama Ayub dalam penderitaannya, tetapi seluruh didikan Allah kepada Ayub adalah untuk Ayub bisa mengatakan satu kalimat ini, I know my redeemer lives, Kristus yang mati dan bangkit itu, melihat sekarang dengan mata iman, the excellency of Christ, kemuliaan Kristus. Yakub memegang kaki Kristus dan tidak mau melepaskan sampai Kristus memberikan dia berkat. Apakah sungguh-sungguh iman kita adalah iman yang sejati? Saya tidak peduli berapa lama engkau lama engkau sudah pergi ke gereja, berapa aktif engkau di gereja, mengenal hamba Tuhan siapapun saja; saya tidak peduli! Saya mau peduli apakah imanmu adalah iman yang sejati atau tidak. Elemen yang keempat dari iman yang sejati adalah, Allah di surga, membuat manusia yang dipilih-Nya untuk beriman kepada Dia dan iman yang sejati itu melihat kemuliaan, signifikasi dan keindahan Yesus Kristus. Sehingga saudara bisa mengatakan setiap hari, ‘apart from Me, you can do nothing’. Engkau sudah mengatakan itu kepada kami Tuhan, saya menyadari, saya tahu, saya sungguh-sungguh mengalami, kalau Engkau tinggalkan aku, Engkau mengambil diri-Mu dari padaku, seluruh hidupku akan jatuh berantakan. Saya tanya sungguh-sungguh kepadamu, apakah engkau sungguh-sungguh menyadari, mengalami Kristus itu segala-galanya? Kristus itu segala-galanya, bahwa hidup yang hanya satu kali itu adalah hidup yang bergantung kepada kebaikan dan kemurahan dan hikmat Kristus. Dan itu adalah iman yang sejati, melihat Kristus dengan kemuliaan-Nya dan signifikansi-Nya dan keindahan-Nya. Kiranya Tuhan boleh membentuk itu di dalam hati kita semua.


Malam hari ini kita akan berbicara tentang satu tokoh yaitu Yeremia. Alkitab itu ditulis untuk kita boleh semakin mengenal Allah dan makin mengenal orang yang Tuhan pakai. Apakah Tuhan memakai semua orang? Jawabannya adalah tidak. Orang-orang yang dipakai adalah orang-orang yang dipilih dan orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang dididik. Tuhan membangkitkan Yeremia pada waktu kondisi Yehuda itu merosot. Dia melayani selama 41 tahun lamanya. Dia melayani di depan lima raja dan satu gubernur. Dan di saat-saat terakhirnya adalah ketika Yerusalem dibuang oleh Tuhan. Nebukadnezar dengan tentaranya masuk ke dalam Yerusalem, membakar Bait Suci di sana, membunuh orang-orang di sana, dan kemudian membawa orang-orang ke pembuangan dan salah satunya adalah Daniel dan Yehezkiel. Malam hari ini kita akan melihat secara sederhana saja, apa yang ada di dalam Alkitab mengenai rahasia rohani Nabi Yeremia. Dan biarlah kita boleh mencontoh dalam Alkitab, karena Alkitab itu adalah pelita bagi kaki kita. Sehingga kita tidak tersesat. Sehingga kita mengejar apa yang penting di dalam rohani kita. Apa yang penting yang Tuhan didik pada Yeremia kiranya kita perhatikan. Karena itu adalah didikan untuk menjadi hamba Tuhan, menjadi murid Tuhan. Hari ini secara singkat saya akan berbicara tiga hal yang menjadi rahasia rohani Yeremia dan bagaimana dia dipakai besar-besaran oleh Allah. Pertama, semakin pandai seseorang, semakin luas jangkauan pelayanannya. Oh banyak sekali kita salah mengerti di dalam hal-hal seperti ini. Kita berpikir yang paling penting itu hati. Jelas, yang paling penting itu hati. Kita berpikir yang paling penting itu berjuang. Jelas berjuang itu penting, tetapi banyak orang yang berpikir kemudian kepandaian itu sama sekali tidak perlu. Saudara-saudara Alkitab tidak mengajarkan demikian. Dalam Alkitab ada 16 nabi yang menulis, 12 nabi disebut dengan nabi kecil dan 4 nabi disebut nabi besar. Mereka disebut nabi besar karena menulis kitab itu begitu panjang dan mereka disebut nabi kecil karena menulis kitab itu pendek. Tetapi, perhatikan apa yang mereka tulis, saudara akan mengerti satu hal ini bahwa nabi besar itu memiliki jangkauan intelektual sangat luas. Mereka bukan saja memiliki hati yang tulus di hadapan Allah, mereka bukan saja berjuang bagi Kerajaan Allah, tetapi mereka adalah orang-orang yang pandai, menguasai bidang-bidang mereka. Boleh dikatakan 4 nabi besar itu menguasai dari hal-hal politik, sosial dan internasional pada waktu itu. Lihatlah Yesaya, Daniel, Yehezkiel, dan Yeremia. Empat nabi besar itu menulis tentang bangsa-bangsa yang lain. Berarti mereka mengerti kondisi perpolitikan pada waktu itu. Sebagian dari mereka adalah orang internasional. Jikalau Daniel bukan orang pandai, tidak mungkin menjadi Perdana Menteri di Babel. Jikalah Yesaya bukan orang pandai, dia tidak mungkin menulis prosa, salah satu prosa yang terbaik di dalam seluruh literatur Yahudi. Dapat dikatakan tulisan Yesaya adalah The Mount Everest Hebrew literature. Ini adalah literatur yang tertinggi sekali, briliant sekali. Saudara-saudara, ketika seseorang itu adalah orang yang tulus, hatinya tertuju pada Allah. Dia berjuang sungguh-sungguh, tetapi dia memiliki kepandaian menyeluruh begitu dipakai oleh Tuhan maka pengaruhnya Internasional. Biarlah kita boleh mengerti prinsip ini. Jangan saudara-saudara memisahkan segala berkat Tuhan secara fisikal dan secara rohani. Banyak orang salah mengerti, “Oh Tuhan aku tidak pandai tetapi Engkau melihat hatiku.” Saudara-saudara, biarlah orang yang berdoa demikian, engkau belajar, kita belajar, untuk menjadi orang yang lebih menguasai. Tingkatkan pikiran kita untuk menguasai lebih banyak bidang. Banyak orang yang hatinya murni tetapi saudara-saudara tidak memakai otak di dalam gereja. Banyak orang yang hatinya murni, tetapi tidak mau belajar apa saja. Saya berkali-kali bicara kepada pengurus, baca buku teologia. Kalau engkau mau dipakai oleh Tuhan, engkau dan saya harus belajar. Ini adalah sesuatu yang memang Tuhan nyatakan di dalam Alkitab. Yesus Kristus sendiri mengatakan: Biarlah engkau boleh cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Banyak dari kita memiliki hati yang tulus tetapi kita bodoh, kita tidak mau untuk belajar, kita itu malas. Kita berpikir yang rohani itu lebih tinggi daripada hal-hal fisikal. Saudara-saudara, ini tidak boleh terlepas sama sekali. Tentu kalau kita orang pandai, tetapi hati kita tidak tulus, Tuhan tidak akan pakai. Kalau kita itu pandai, tetapi kita tidak mau berjuang bagi Allah, Allah juga tidak akan pakai. Hati itu harus tulus, kita itu harus berjuang, kita harus menjaga kesucian. Tetapi kita harus menaikkan seluruh kapabilitas dan abilitas kita. Sama halnya kesalahan dalam konsep ini. Oh Tuhan, Engkau mengerti hatiku, pemberianku itu tidak seberapa tetapi Engkau melihat hatiku. Tuhan akan tanya kenapa pemberianmu tidak seberapa. Kalau pemberianmu tidak seberapa, engkau tahu hatiku, memang hatimu diberikan tidak seberapa. Jangan menipu diri. Saudara-saudara, kita tidak akan dipakai oleh Allah dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tuhan akan memakai orang-orang yang memberikan terbanyak, juga secara jumlah. Saudara-saudara boleh uji kalimat saya, apa yang ada di dalam Alkitab. Bukankah janda yang miskin itu memberikan uang itu, dipakai oleh Allah, dipuji oleh Yesus. Engkau mengatakan dia cuma memberikan 2 keping, tetapi Alkitab mengatakan 2 keping itu seluruh uang hari itu dia punya. Berarti itu adalah 100% bukan? dan ada orang kaya dia kasih begitu banyak tetapi sangat kecil sekali dalam presentasi. Saudara-saudara, janda ini memberikan seluruhnya, berarti hatinya diberikan seluruhnya untuk Allah. Biarlah kita tidak membodohi diri kita dan tidak menipu diri. Orang yang hatinya diberikan kepada Allah, dia akan memberikan yang terbaik. Orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Allah dia adalah orang yang tulus dan mau belajar. Dan demikianlah Yeremia, seorang nabi yang disebut sebagai nabi yang major (besar); dia menguasai banyak hal dan semua bidang itu dipakai oleh Allah. Biarlah kita jangan masuk ke dalam mengasihi diri. Ketika seseorang mengatakan, “Oh Tuhan aku lebih bodoh daripada orang itu.” Saudara jangan kena tipu setan. Kalau kita merasa lebih bodoh daripada orang itu, biarlah kita boleh belajar, biarlah kita boleh membaca buku. Saudara-saudara, tidak bisa tidak, seluruh orang di dalam gereja ini harus belajar. Kalau kita mau dipakai Tuhan lebih luas, harus belajar. Ini adalah suatu prinsip di dalam Alkitab. Hati itu penting, berjuang itu penting, kesucian itu penting, tetapi anugerah Allah yang diberikan pada otak kita, pikiran kita juga penting. Itu adalah hal yang pertama. Kedua, Tuhan mendidik keras kepada Yeremia. Orang yang mau dipakai oleh Tuhan adalah orang yang dididik keras oleh Tuhan. Semakin dia dipakai, semakin dia dididik. Saudara-saudara, kehidupan Yeremia sangat sulit. Apakah kita tahu berapa kali Yeremia itu complaint kepada Tuhan. Berkali-kali complaint, tetapi di dalam Alkitab, tiga complaint yang besar. Dan hari ini saya akan membawa saudara di dalam ayat-ayat untuk mengerti complaint Yeremia karena begitu sangat sulit hidupnya, begitu banyak tantangan, begitu banyak salah paham, begitu banyak orang yang mau membunuh dia, dan kemudian dia complaint kepada Tuhan. Tetapi perhatikan apa yang Tuhan jawab kepada dia. Complaint yang pertama ada di dalam Yeremia 12:1-4, dan ayat yang kelima adalah jawaban Tuhan. Yeremia 12:5, inilah jawaban Tuhan yang keras. Yeremia itu ditentang sangat keras sekali oleh orang-orang pada waktu itu. Siapa yang menentang dia? Raja menentang dia, imam menentang dia, teman-teman sepelayanannya yang bernubuat palsu menentang dia, orang-orang satu kotanya menentang dia. Dan dia tidak diperkenankan oleh Tuhan menikah dan melahirkan anak dari perempuan kota itu. Kalau saudara-saudara mau berbicara orang yang sungguh-sungguh sendirian, itulah Yeremia. Maka dia sangat kesepian, maka dia sangat disalahmengerti oleh banyak orang. Dan dia sangat diserang oleh banyak musuhnya, maka kemudian dia bicara kepada Tuhan dalam doanya: “Oh Tuhan, Engkau mengenal aku, dan Engkau lihat seluruh musuh-musuhku. Oh Tuhan, biarlah engkau membinasakan mereka, biarlah mereka seperti rumput yang layu.” Dia complaint dengan seluruh kehidupan yang ada saat ini, dan kemudian jawaban Tuhan itu apa? Jikalau engkau sudah berlari, dengan orang yang berjalan kaki, dan engkau sudah lelah, bagaimana engkau akan berpacu, berlari dengan kuda. Oh kalimat dari Tuhan itu artinya: “Hi Yeremia, saya beritahu kepadamu, yang kamu sekarang itu hadapi itu belum seberapa. Kamu sekarang sudah lelah. Kamu sekarang sudah lari, padahal engkau itu hanya bertemu dengan orang yang berjalan. Engkau harus tahu Yeremia, suatu hari engkau harus berlari melawan kuda.” Dan Tuhan kemudian menyatakan apa artinya, “Engkau katakan bahwa seluruh kota ini melawan engkau, saya beritahu kepadamu Yeremia, bahwa sebenarnya keluargamu sendiri, kakakmu, adikmu melawan engkau.” Ketika saya menemukan kalimat seperti ini, ini adalah konseling yang baik. Saudara sekarang pikirkan, saudara sedang berbeban berat dan kemudian saudara sangat sulit hidupnya. Saudara kemudian bicara dengan saya, “Pak Agus saya akan bertemu, saya penuh dengan beban, saya penuh dengan airmata, bisakah saya bertemu dengan engkau.” Kemudian saudara bertemu dengan saya, menceritakan kesulitan saudara, lalu kemudian saya mengatakan, “Loh kayak begini kamu tidak bisa, ini mudah, nanti ada yang lebih berat.” Menurut saudara, saudara keluar tempat konseling itu, saudara akan dibangunkan atau saudara akan down? Dan itu yang dilakukan Tuhan, tidak membuat Yeremia itu masuk dalam self-pity. Allah itu kalau mendidik hamba-Nya, keras luar biasa. Kalau saudara-saudara hanya melihat Alkitab itu permukaan, saudara-saudara pikir Tuhan, saya bisa kenal Dia. Kita itu sulit mengerti Tuhan. Dia baik tetapi tidak terduga, demikian kata C.S. Lewis. Kita tidak bisa menduga jawaban-Nya. Ini adalah sesuatu tindakan Allah yang mendisiplinkan Yeremia keras. Sekarang saya akan masuk complaint Yeremia yang kedua,Yeremia 15:10-18. Kemudian jawaban Tuhan ada pada ayat 19. Kalau saya melihat ayat-ayat ini, saya senang sekali karena ini adalah kejujuran Yeremia. Apakah seseorang yang hebat rohaninya itu selalu berada di puncak? Jawabannya adalah tidak. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang bisa menikmati Tuhan, kadang begitu kering. Saudara bisa melihat di dalam ayat-ayat ini cetusan dari mulut Yeremia dalam doanya, ada ekuilibrium dan disekuilibrium. Ada saat-saat ketika dia kuat sekali, ada saat-saat itu ketika dia jatuh ke bawah. Oh Tuhan Engkau mengetahui, ingatlah aku, perhatian aku, lakukan pembalasan terhadap mereka. Oh Tuhan, ketika aku bertemu dengan perkataan-Mu, aku menikmatinya. Firman-Mu itu kegirangan bagiku, maka itu adalah kerohanian yang naik dari Yeremia. Tetapi di tempat yang lain, Yeremia pernah turun rohaninya: Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Mengapa lukaku sangat payah? Oh Engkau Tuhan, Engkau seperti sungai yang curang bagiku. Dan kemudian ayat yang ke-10 celaka aku, ya ibuku bahwa engkau melahirkan aku. Kalau saudara-saudara berada dalam keadaan seperti itu, saudara datang kepada Tuhan lalu kemudian kira-kira Tuhan akan menghibur kita seperti apa? Dan ini adalah jawaban Tuhan. Jikalau engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau. Jikalau engkau mengucapkan sesuatu yang berharga, Aku akan memakai engkau menjadi penyambung lidah. Ini adalah didikan yang keras sekali. Yeremia harus mencabut kalimatnya. Yeremia tidak boleh mengucapkan hal seperti itu di hadapan Allah. Dia harus mencabut kembali keluh kesahnya. Tuhan sama sekali tidak menghiburnya. Dia sangat keras terhadap Yeremia. Saudara lihat Yeremia 12 tadi, dia complaint lalu kemudian Tuhan mengatakan kamu masih seperti ini saja complaint? Akan ada yang lebih berat. Dan beberapa bulan kemudian dia menanggung sesuatu yang lebih berat lagi. Dia complaint kemudian Tuhan katakan engkau cabut perkataanmu. Kalau engkau tidak mencabut perkataanmu, Aku tidak akan pakai lagi. Sulitnya luar biasa. Dan complaint yang ketiga ada dalam Yeremia 20. Saudara akan melihat bagaimana Yeremia sudah pada puncak keluh kesahnya. Kalau saudara pernah mengingat siapa orang yang pernah mengutuki hari lahirnya, maka itu adalah Ayub. Tetapi apakah kita mengerti bahwa Yeremia adalah salah satu nabi yang mengutuki hari lahirnya? Saya akan bacakan Yeremia 20:7-18. Ini bicara mengenai ekuilibrium. Ini bicara berkenaan satu pengharapan, satu doa, satu kedekatan dengan Tuhan. Tetapi tidak sampai di situ. Beberapa hari kemudian dia mengatakan; Terkutuklah hari lahirku. Yeremia 20:14-18. Apakah saudara pernah membaca ayat ini? Betapa sangat sulitnya jiwa Yeremia. Oh jangan lagi hari itu menjadi hari sukacita ketika aku lahir. Bukankah lahir seharusnya hari sukacita? Hari itu hari terkutuk. Seharusnya hari itu seperti kota Yerusalem itu ditunggangbalikkan. Kenapa aku harus lahir di dunia ini? Kenapa aku tidak mati dalam kandungan ibuku, sehingga perut ibuku menjadi kuburanku? Kenapa ibuku harus melahirkan aku, sehingga aku melihat daripada hari-hariku itu penuh kedukaan? Oh luar biasa sekali. Kesulitannya itu luar biasa. Dan apa jawaban Tuhan? Saudara-saudara, Tuhan diam. Saudara perhatikan tiga bagian ini. Yeremia 12: Tuhan, ini susah. Tuhan jawab engkau sekarang seperti ini sudah engkau complaint? Bagaimana engkau nanti berpacu melawan kuda? Yeremia 15: Tuhan, sulit. Kalau engkau mau mencabut kalimatmu, Aku akan memakai engkau. Yeremia 20: Tuhan, hari aku lahir itu terkutuk. Tuhan diam. Tidak ada hiburan. Ini adalah didikan Tuhan untuk nabi. Ini adalah didikan Tuhan untuk orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Tuhan akan dididik oleh Tuhan itu keras. Kalau kita ingin dipakai oleh Tuhan, biarlah kita boleh merelakan hati kita dididik oleh Tuhan. Ada satu kuda; kuda kerajaan. Suatu hari kuda dan rajanya itu berpawai masuk ke dalam sebuah kota. Dan kemudian di tengah-tengah semua rakyat yang bertepuk tangan, kuda itu dengan tegap berjalan ke depan dan kemudian raja ada di atasnya dengan mahkota. Dan kuda itu jalan perlahan demi perlahan. Dan kemudian semua orang itu terpesona dan memuji raja itu. Dan juga ada kuda-kuda lain yang diikat di tempat-tempat yang lain melihat kuda raja itu. Sampai di satu tempat raja kemudian turun dan kuda kerajaan itu ditambatkan, diikat di satu tempat. Dan kemudian ada kuda-kuda lain ada di sana. Dan kemudian kuda-kuda yang lain itu saling berbisik. Dan kemudian bicara kepada kuda kerajaan itu. “Oh engkau enak ya, engkau dipakai sama raja. Engkau enak ya, engkau menjadi kuda kebanggaan raja.” Lalu kemudian kuda raja itu mengatakan, “engkau tidak tahu apa yang dia sudah lakukan dalam hidupku. Engkau tidak tahu bagaimana raja itu melatih aku dengan ketat, bagaimana dia sangat-sangat mendisiplin aku.” Saudara lihat saja kuda kerajaan, saudara lihat bagaimana dia punya postur, bagaimana dia melangkah itu ada iramanya, dia tidak mungkin akan ke kanan atau ke kiri. Dia sudah dilatih sedemikian rupa untuk taat, dan itu adalah kuda kerajaan. Dan demikian juga untuk semua orang yang dipakai oleh Allah. Saudara jangan berpikir untuk mau dipakai oleh Allah dengan sesuatu yang gampang. Sekarang saya akan masuk ke dalam aplikasi sederhana saja. Kalau mau dipakai sama Tuhan, jangan mudah tersinggung. Alkitab dengan jelas kita bukan saja disalahmengerti sama orang, kita dikosongkan. Kita dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi dalam hidup kita. Filipi 2 menyatakan: Biarlah dalam hidupmu bersama, engkau menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus. Filipi 2 itu menyatakan: Yang walaupun Dia dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Dia mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi manusia dan dipaku di atas kayu salib. Wajah kita, diri kita, muka kita, bukan segala-galanya dan bukan utama di dalam sebuah gereja. Kalau saudara-saudara sedikit-sedikit tersinggung, itu berarti hati saudara, perasaan saudara adalah segala-galanya. Tuhan tidak akan memakai orang seperti itu. Tuhan akan memakai orang yang mau dibentuk. Saudara-saudara, apa yang ada pada Yeremia? Apakah dia tersinggung karena disalahmengerti? Dia bahkan tidak pernah memiliki kesalahan apapun terhadap rakyat pada waktu itu. Dia dikosongkan oleh Allah supaya serupa dengan Yesus Kristus. Dan biarlah kita boleh mengerti itu adalah didikan Allah kepada kita semua. Hal yang ketiga, terakhir.Rahasia rohani Yeremia adalah memilih salib terberat yang ada di dalam hidupnya. Mari kita lihat Yeremia 24:1-2 dan Yeremia 40:1-4. Sekarang saya akan jelaskan apa artinya. Suatu hari di dalam penglihatan, Tuhan berbicara kepada Yeremia, memperlihatkan Yeremia ada dua keranjang buah ara. Satu adalah keranjang yang isinya buah ara yang baik, satu lagi adalah keranjang buah ara yang busuk. Dan Tuhan menjelaskan kepada Yeremia, keranjang buah ara yang baik adalah orang-orang yang akan dipelihara oleh Tuhan yaitu orang-orang yang akan pergi ke pembuangan di Babel. Dan kemudian, nanti suatu hari setelah 70 tahun saudara akan membaca dalam Alkitab orang-orang itu kembali ke Yerusalem. Ini adalah orang-orang yang pandai karena sudah dilatih oleh Babel. Dan orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapatkan begitu banyak kekayaan dari Babel, dan Tuhan itu memelihara hidup mereka. Uniknya, meskipun mereka di Babel, Tuhan memelihara mereka menjadi orang-orang yang sejahtera di Babel di pembuangan itu. Dan mereka akan kembali ke Yerusalem dan akan membangun Yerusalem. Kalau saudara-saudara menemukan orang Israel zaman sekarang itu adalah orang-orang salah satu terpandai di dunia, itu adalah karena mereka keturunan dariorang-orang Israel yang dibuang di Babel. Mereka mempelajari begitu banyak ilmu di sana dan kemudian mereka kembali dan menjadi bangsa yang besar di Yerusalem. Itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi ada yang kedua yaitu keranjang buah ara yang jelek. Apa itu? Tuhan memberi tahu kepada Yeremia keranjang yang buruk itu maka itu adalah orang-orang yang tertinggal di Yerusalem. Mereka nanti akan dimatikan dan akan dimusnahkan. Dan akan begitu banyak orang-orang yang merampok mereka. Dan mereka itu akan sangat sedikit jumlahnya dan bahkan mereka itu akan dikejar oleh binatang-binatang liar. Mereka akan menjadi orang-orang miskin yang terserak di Yerusalem. Yeremia mendapatkan visi seperti itu. Beberapa waktu kemudian, beberapa bulan, dan kemudian Raja Nebukadnezar dan seluruh pasukannya itu menghancurkan Yerusalem. Dan Yeremia adalah orang yang ditahan oleh Raja Yehuda pada waktu itu, dan kemudian Nebukadnezar itu membawa orang-orang dari Yerusalem menuju ke Babel. Beberapa orang yang dibawa ke sana adalah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan kemudian ada seorang perwira Nebukadnezar namanya adalah Nebuzaradan. Dia lihat Yeremia berada di dalam ikatan belenggu. Lalu kemudian dia membebaskan Yeremia dan kemudian dia mengatakan kepada Yeremia, “Sekarang engkau pilih, engkau boleh ikut sama aku ke Babel dan aku akan menjaga engkau atau engkau mau pergi ke mana saja silahkan.” Kalau saudara sudah mendapatkan visi seperti itu dari Tuhan, apa yang engkau akan pilih? Oh saya akan memilih Babel, karena itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi sangat mengejutkan Yeremia tidak memilih Babel. Apa yang dia pilih? Dia memilih bersama dengan umat yang terserak, tertinggal di Yerusalem. Dan setelah itu saudara akan tahu bahwa suatu hari Yeremia akan dikejar menuju ke Mesir dan dia akan mati di sana. Saudara bisa melihat kehidupan akhir Yeremia itu begitu sulit. Kematiannya itu begitu mengenaskan. Lain dengan Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel. Tetapi kenapa Yeremia mau memilih ini? Perhatikan prinsipnya, Yeremia memilih salib terberat di dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Allah. Itu adalah rahasia rohani Yeremia. Oh saudara-saudara, ini adalah sesuatu yang sulit tetapi ini adalah sesuatu prinsip di dalam Alkitab. Jikalau kita mau tahu apa itu menjadi kehendak Allah bagi kita, salah satu prinsipnya yaitu ambil salib terberat di dalam hidup kita dan jalani itu. Oh ini adalah satu raksasa rohani. Dan saudara-saudara sekarang tahu bagaimana Tuhan akan memakai nabi-nabinya untuk menjagai umat-Nya. Di Babel Tuhan menempatkan di atas; Daniel. Di Babel Tuhan menempatkan orang-orang di bawah dan Tuhan menempatkan mereka dengan memberikan satu nabi, Yehezkiel. Dan di Yerusalem, umat yang sebentar lagi dimusnahkan, Tuhan menggerakkan Yeremia untuk menemani mereka. Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Di mana setiap umat Israel ada, dikirimlah nabi-nabi-Nya. Tuhan memimpin Yehezkiel di bawah, di tempat Babel. Dan kemudian Tuhan menempatkan Daniel di atas, di Babel. Dan kemudian menempatkan Yeremia, di tanah Yehuda yang ditinggalkan. Dan ini adalah kehidupan Yeremia. Oh saya sangat-sangat mendorong saudara mulai dari malam ini saudara membaca kitab ini. Ini adalah kitab-kitab yang tidak mudah. Saudara-saudara bukan berarti tidak mudah untuk dibaca, tetapi prinsip-prinsip rohaninya itu adalah sesuatu yang ketat. Ini adalah rahasia orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Yang pertama adalah kita harus mengusahakan kita terus naik untuk terus bisa dipakai Tuhan, lebih pandai, lebih menguasai banyak hal. Yang kedua biarlah kita boleh rela dididik keras oleh Tuhan. Wajah kita, nama kita, perasaan kita itu bukan segala-galanya. Dan yang ketiga adalah biarlah kita boleh memikul salib dan memilih salib terberat yang Tuhan bukakan jalannya di hadapan kita. Biarlah Tuhan boleh memimpin kita masing-masing dan membentuk kita menjadi hamba-hamba-Nya seturut dengan kehendak-Nya. Mari kita berdoa.
 
 

1 Samuel 2:11-35
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

15 September 2019
Yeremia
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Malam hari ini kita akan berbicara tentang satu tokoh yaitu Yeremia. Alkitab itu ditulis untuk kita boleh semakin mengenal Allah dan makin mengenal orang yang Tuhan pakai. Apakah Tuhan memakai semua orang? Jawabannya adalah tidak. Orang-orang yang dipakai adalah orang-orang yang dipilih dan orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang dididik. Tuhan membangkitkan Yeremia pada waktu kondisi Yehuda itu merosot. Dia melayani selama 41 tahun lamanya. Dia melayani di depan lima raja dan satu gubernur. Dan di saat-saat terakhirnya adalah ketika Yerusalem dibuang oleh Tuhan. Nebukadnezar dengan tentaranya masuk ke dalam Yerusalem, membakar Bait Suci di sana, membunuh orang-orang di sana, dan kemudian membawa orang-orang ke pembuangan dan salah satunya adalah Daniel dan Yehezkiel. Malam hari ini kita akan melihat secara sederhana saja, apa yang ada di dalam Alkitab mengenai rahasia rohani Nabi Yeremia. Dan biarlah kita boleh mencontoh dalam Alkitab, karena Alkitab itu adalah pelita bagi kaki kita. Sehingga kita tidak tersesat. Sehingga kita mengejar apa yang penting di dalam rohani kita. Apa yang penting yang Tuhan didik pada Yeremia kiranya kita perhatikan. Karena itu adalah didikan untuk menjadi hamba Tuhan, menjadi murid Tuhan. Hari ini secara singkat saya akan berbicara tiga hal yang menjadi rahasia rohani Yeremia dan bagaimana dia dipakai besar-besaran oleh Allah. Pertama, semakin pandai seseorang, semakin luas jangkauan pelayanannya. Oh banyak sekali kita salah mengerti di dalam hal-hal seperti ini. Kita berpikir yang paling penting itu hati. Jelas, yang paling penting itu hati. Kita berpikir yang paling penting itu berjuang. Jelas berjuang itu penting, tetapi banyak orang yang berpikir kemudian kepandaian itu sama sekali tidak perlu. Saudara-saudara Alkitab tidak mengajarkan demikian. Dalam Alkitab ada 16 nabi yang menulis, 12 nabi disebut dengan nabi kecil dan 4 nabi disebut nabi besar. Mereka disebut nabi besar karena menulis kitab itu begitu panjang dan mereka disebut nabi kecil karena menulis kitab itu pendek. Tetapi, perhatikan apa yang mereka tulis, saudara akan mengerti satu hal ini bahwa nabi besar itu memiliki jangkauan intelektual sangat luas. Mereka bukan saja memiliki hati yang tulus di hadapan Allah, mereka bukan saja berjuang bagi Kerajaan Allah, tetapi mereka adalah orang-orang yang pandai, menguasai bidang-bidang mereka. Boleh dikatakan 4 nabi besar itu menguasai dari hal-hal politik, sosial dan internasional pada waktu itu. Lihatlah Yesaya, Daniel, Yehezkiel, dan Yeremia. Empat nabi besar itu menulis tentang bangsa-bangsa yang lain. Berarti mereka mengerti kondisi perpolitikan pada waktu itu. Sebagian dari mereka adalah orang internasional. Jikalau Daniel bukan orang pandai, tidak mungkin menjadi Perdana Menteri di Babel. Jikalah Yesaya bukan orang pandai, dia tidak mungkin menulis prosa, salah satu prosa yang terbaik di dalam seluruh literatur Yahudi. Dapat dikatakan tulisan Yesaya adalah The Mount Everest Hebrew literature. Ini adalah literatur yang tertinggi sekali, briliant sekali. Saudara-saudara, ketika seseorang itu adalah orang yang tulus, hatinya tertuju pada Allah. Dia berjuang sungguh-sungguh, tetapi dia memiliki kepandaian menyeluruh begitu dipakai oleh Tuhan maka pengaruhnya Internasional. Biarlah kita boleh mengerti prinsip ini. Jangan saudara-saudara memisahkan segala berkat Tuhan secara fisikal dan secara rohani. Banyak orang salah mengerti, “Oh Tuhan aku tidak pandai tetapi Engkau melihat hatiku.” Saudara-saudara, biarlah orang yang berdoa demikian, engkau belajar, kita belajar, untuk menjadi orang yang lebih menguasai. Tingkatkan pikiran kita untuk menguasai lebih banyak bidang. Banyak orang yang hatinya murni tetapi saudara-saudara tidak memakai otak di dalam gereja. Banyak orang yang hatinya murni, tetapi tidak mau belajar apa saja. Saya berkali-kali bicara kepada pengurus, baca buku teologia. Kalau engkau mau dipakai oleh Tuhan, engkau dan saya harus belajar. Ini adalah sesuatu yang memang Tuhan nyatakan di dalam Alkitab. Yesus Kristus sendiri mengatakan: Biarlah engkau boleh cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Banyak dari kita memiliki hati yang tulus tetapi kita bodoh, kita tidak mau untuk belajar, kita itu malas. Kita berpikir yang rohani itu lebih tinggi daripada hal-hal fisikal. Saudara-saudara, ini tidak boleh terlepas sama sekali. Tentu kalau kita orang pandai, tetapi hati kita tidak tulus, Tuhan tidak akan pakai. Kalau kita itu pandai, tetapi kita tidak mau berjuang bagi Allah, Allah juga tidak akan pakai. Hati itu harus tulus, kita itu harus berjuang, kita harus menjaga kesucian. Tetapi kita harus menaikkan seluruh kapabilitas dan abilitas kita. Sama halnya kesalahan dalam konsep ini. Oh Tuhan, Engkau mengerti hatiku, pemberianku itu tidak seberapa tetapi Engkau melihat hatiku. Tuhan akan tanya kenapa pemberianmu tidak seberapa. Kalau pemberianmu tidak seberapa, engkau tahu hatiku, memang hatimu diberikan tidak seberapa. Jangan menipu diri. Saudara-saudara, kita tidak akan dipakai oleh Allah dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tuhan akan memakai orang-orang yang memberikan terbanyak, juga secara jumlah. Saudara-saudara boleh uji kalimat saya, apa yang ada di dalam Alkitab. Bukankah janda yang miskin itu memberikan uang itu, dipakai oleh Allah, dipuji oleh Yesus. Engkau mengatakan dia cuma memberikan 2 keping, tetapi Alkitab mengatakan 2 keping itu seluruh uang hari itu dia punya. Berarti itu adalah 100% bukan? dan ada orang kaya dia kasih begitu banyak tetapi sangat kecil sekali dalam presentasi. Saudara-saudara, janda ini memberikan seluruhnya, berarti hatinya diberikan seluruhnya untuk Allah. Biarlah kita tidak membodohi diri kita dan tidak menipu diri. Orang yang hatinya diberikan kepada Allah, dia akan memberikan yang terbaik. Orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Allah dia adalah orang yang tulus dan mau belajar. Dan demikianlah Yeremia, seorang nabi yang disebut sebagai nabi yang major (besar); dia menguasai banyak hal dan semua bidang itu dipakai oleh Allah. Biarlah kita jangan masuk ke dalam mengasihi diri. Ketika seseorang mengatakan, “Oh Tuhan aku lebih bodoh daripada orang itu.” Saudara jangan kena tipu setan. Kalau kita merasa lebih bodoh daripada orang itu, biarlah kita boleh belajar, biarlah kita boleh membaca buku. Saudara-saudara, tidak bisa tidak, seluruh orang di dalam gereja ini harus belajar. Kalau kita mau dipakai Tuhan lebih luas, harus belajar. Ini adalah suatu prinsip di dalam Alkitab. Hati itu penting, berjuang itu penting, kesucian itu penting, tetapi anugerah Allah yang diberikan pada otak kita, pikiran kita juga penting. Itu adalah hal yang pertama. Kedua, Tuhan mendidik keras kepada Yeremia. Orang yang mau dipakai oleh Tuhan adalah orang yang dididik keras oleh Tuhan. Semakin dia dipakai, semakin dia dididik. Saudara-saudara, kehidupan Yeremia sangat sulit. Apakah kita tahu berapa kali Yeremia itu complaint kepada Tuhan. Berkali-kali complaint, tetapi di dalam Alkitab, tiga complaint yang besar. Dan hari ini saya akan membawa saudara di dalam ayat-ayat untuk mengerti complaint Yeremia karena begitu sangat sulit hidupnya, begitu banyak tantangan, begitu banyak salah paham, begitu banyak orang yang mau membunuh dia, dan kemudian dia complaint kepada Tuhan. Tetapi perhatikan apa yang Tuhan jawab kepada dia. Complaint yang pertama ada di dalam Yeremia 12:1-4, dan ayat yang kelima adalah jawaban Tuhan. Yeremia 12:5, inilah jawaban Tuhan yang keras. Yeremia itu ditentang sangat keras sekali oleh orang-orang pada waktu itu. Siapa yang menentang dia? Raja menentang dia, imam menentang dia, teman-teman sepelayanannya yang bernubuat palsu menentang dia, orang-orang satu kotanya menentang dia. Dan dia tidak diperkenankan oleh Tuhan menikah dan melahirkan anak dari perempuan kota itu. Kalau saudara-saudara mau berbicara orang yang sungguh-sungguh sendirian, itulah Yeremia. Maka dia sangat kesepian, maka dia sangat disalahmengerti oleh banyak orang. Dan dia sangat diserang oleh banyak musuhnya, maka kemudian dia bicara kepada Tuhan dalam doanya: “Oh Tuhan, Engkau mengenal aku, dan Engkau lihat seluruh musuh-musuhku. Oh Tuhan, biarlah engkau membinasakan mereka, biarlah mereka seperti rumput yang layu.” Dia complaint dengan seluruh kehidupan yang ada saat ini, dan kemudian jawaban Tuhan itu apa? Jikalau engkau sudah berlari, dengan orang yang berjalan kaki, dan engkau sudah lelah, bagaimana engkau akan berpacu, berlari dengan kuda. Oh kalimat dari Tuhan itu artinya: “Hi Yeremia, saya beritahu kepadamu, yang kamu sekarang itu hadapi itu belum seberapa. Kamu sekarang sudah lelah. Kamu sekarang sudah lari, padahal engkau itu hanya bertemu dengan orang yang berjalan. Engkau harus tahu Yeremia, suatu hari engkau harus berlari melawan kuda.” Dan Tuhan kemudian menyatakan apa artinya, “Engkau katakan bahwa seluruh kota ini melawan engkau, saya beritahu kepadamu Yeremia, bahwa sebenarnya keluargamu sendiri, kakakmu, adikmu melawan engkau.” Ketika saya menemukan kalimat seperti ini, ini adalah konseling yang baik. Saudara sekarang pikirkan, saudara sedang berbeban berat dan kemudian saudara sangat sulit hidupnya. Saudara kemudian bicara dengan saya, “Pak Agus saya akan bertemu, saya penuh dengan beban, saya penuh dengan airmata, bisakah saya bertemu dengan engkau.” Kemudian saudara bertemu dengan saya, menceritakan kesulitan saudara, lalu kemudian saya mengatakan, “Loh kayak begini kamu tidak bisa, ini mudah, nanti ada yang lebih berat.” Menurut saudara, saudara keluar tempat konseling itu, saudara akan dibangunkan atau saudara akan down? Dan itu yang dilakukan Tuhan, tidak membuat Yeremia itu masuk dalam self-pity. Allah itu kalau mendidik hamba-Nya, keras luar biasa. Kalau saudara-saudara hanya melihat Alkitab itu permukaan, saudara-saudara pikir Tuhan, saya bisa kenal Dia. Kita itu sulit mengerti Tuhan. Dia baik tetapi tidak terduga, demikian kata C.S. Lewis. Kita tidak bisa menduga jawaban-Nya. Ini adalah sesuatu tindakan Allah yang mendisiplinkan Yeremia keras. Sekarang saya akan masuk complaint Yeremia yang kedua,Yeremia 15:10-18. Kemudian jawaban Tuhan ada pada ayat 19. Kalau saya melihat ayat-ayat ini, saya senang sekali karena ini adalah kejujuran Yeremia. Apakah seseorang yang hebat rohaninya itu selalu berada di puncak? Jawabannya adalah tidak. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang bisa menikmati Tuhan, kadang begitu kering. Saudara bisa melihat di dalam ayat-ayat ini cetusan dari mulut Yeremia dalam doanya, ada ekuilibrium dan disekuilibrium. Ada saat-saat ketika dia kuat sekali, ada saat-saat itu ketika dia jatuh ke bawah. Oh Tuhan Engkau mengetahui, ingatlah aku, perhatian aku, lakukan pembalasan terhadap mereka. Oh Tuhan, ketika aku bertemu dengan perkataan-Mu, aku menikmatinya. Firman-Mu itu kegirangan bagiku, maka itu adalah kerohanian yang naik dari Yeremia. Tetapi di tempat yang lain, Yeremia pernah turun rohaninya: Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Mengapa lukaku sangat payah? Oh Engkau Tuhan, Engkau seperti sungai yang curang bagiku. Dan kemudian ayat yang ke-10 celaka aku, ya ibuku bahwa engkau melahirkan aku. Kalau saudara-saudara berada dalam keadaan seperti itu, saudara datang kepada Tuhan lalu kemudian kira-kira Tuhan akan menghibur kita seperti apa? Dan ini adalah jawaban Tuhan. Jikalau engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau. Jikalau engkau mengucapkan sesuatu yang berharga, Aku akan memakai engkau menjadi penyambung lidah. Ini adalah didikan yang keras sekali. Yeremia harus mencabut kalimatnya. Yeremia tidak boleh mengucapkan hal seperti itu di hadapan Allah. Dia harus mencabut kembali keluh kesahnya. Tuhan sama sekali tidak menghiburnya. Dia sangat keras terhadap Yeremia. Saudara lihat Yeremia 12 tadi, dia complaint lalu kemudian Tuhan mengatakan kamu masih seperti ini saja complaint? Akan ada yang lebih berat. Dan beberapa bulan kemudian dia menanggung sesuatu yang lebih berat lagi. Dia complaint kemudian Tuhan katakan engkau cabut perkataanmu. Kalau engkau tidak mencabut perkataanmu, Aku tidak akan pakai lagi. Sulitnya luar biasa. Dan complaint yang ketiga ada dalam Yeremia 20. Saudara akan melihat bagaimana Yeremia sudah pada puncak keluh kesahnya. Kalau saudara pernah mengingat siapa orang yang pernah mengutuki hari lahirnya, maka itu adalah Ayub. Tetapi apakah kita mengerti bahwa Yeremia adalah salah satu nabi yang mengutuki hari lahirnya? Saya akan bacakan Yeremia 20:7-18. Ini bicara mengenai ekuilibrium. Ini bicara berkenaan satu pengharapan, satu doa, satu kedekatan dengan Tuhan. Tetapi tidak sampai di situ. Beberapa hari kemudian dia mengatakan; Terkutuklah hari lahirku. Yeremia 20:14-18. Apakah saudara pernah membaca ayat ini? Betapa sangat sulitnya jiwa Yeremia. Oh jangan lagi hari itu menjadi hari sukacita ketika aku lahir. Bukankah lahir seharusnya hari sukacita? Hari itu hari terkutuk. Seharusnya hari itu seperti kota Yerusalem itu ditunggangbalikkan. Kenapa aku harus lahir di dunia ini? Kenapa aku tidak mati dalam kandungan ibuku, sehingga perut ibuku menjadi kuburanku? Kenapa ibuku harus melahirkan aku, sehingga aku melihat daripada hari-hariku itu penuh kedukaan? Oh luar biasa sekali. Kesulitannya itu luar biasa. Dan apa jawaban Tuhan? Saudara-saudara, Tuhan diam. Saudara perhatikan tiga bagian ini. Yeremia 12: Tuhan, ini susah. Tuhan jawab engkau sekarang seperti ini sudah engkau complaint? Bagaimana engkau nanti berpacu melawan kuda? Yeremia 15: Tuhan, sulit. Kalau engkau mau mencabut kalimatmu, Aku akan memakai engkau. Yeremia 20: Tuhan, hari aku lahir itu terkutuk. Tuhan diam. Tidak ada hiburan. Ini adalah didikan Tuhan untuk nabi. Ini adalah didikan Tuhan untuk orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Tuhan akan dididik oleh Tuhan itu keras. Kalau kita ingin dipakai oleh Tuhan, biarlah kita boleh merelakan hati kita dididik oleh Tuhan. Ada satu kuda; kuda kerajaan. Suatu hari kuda dan rajanya itu berpawai masuk ke dalam sebuah kota. Dan kemudian di tengah-tengah semua rakyat yang bertepuk tangan, kuda itu dengan tegap berjalan ke depan dan kemudian raja ada di atasnya dengan mahkota. Dan kuda itu jalan perlahan demi perlahan. Dan kemudian semua orang itu terpesona dan memuji raja itu. Dan juga ada kuda-kuda lain yang diikat di tempat-tempat yang lain melihat kuda raja itu. Sampai di satu tempat raja kemudian turun dan kuda kerajaan itu ditambatkan, diikat di satu tempat. Dan kemudian ada kuda-kuda lain ada di sana. Dan kemudian kuda-kuda yang lain itu saling berbisik. Dan kemudian bicara kepada kuda kerajaan itu. “Oh engkau enak ya, engkau dipakai sama raja. Engkau enak ya, engkau menjadi kuda kebanggaan raja.” Lalu kemudian kuda raja itu mengatakan, “engkau tidak tahu apa yang dia sudah lakukan dalam hidupku. Engkau tidak tahu bagaimana raja itu melatih aku dengan ketat, bagaimana dia sangat-sangat mendisiplin aku.” Saudara lihat saja kuda kerajaan, saudara lihat bagaimana dia punya postur, bagaimana dia melangkah itu ada iramanya, dia tidak mungkin akan ke kanan atau ke kiri. Dia sudah dilatih sedemikian rupa untuk taat, dan itu adalah kuda kerajaan. Dan demikian juga untuk semua orang yang dipakai oleh Allah. Saudara jangan berpikir untuk mau dipakai oleh Allah dengan sesuatu yang gampang. Sekarang saya akan masuk ke dalam aplikasi sederhana saja. Kalau mau dipakai sama Tuhan, jangan mudah tersinggung. Alkitab dengan jelas kita bukan saja disalahmengerti sama orang, kita dikosongkan. Kita dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi dalam hidup kita. Filipi 2 menyatakan: Biarlah dalam hidupmu bersama, engkau menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus. Filipi 2 itu menyatakan: Yang walaupun Dia dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Dia mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi manusia dan dipaku di atas kayu salib. Wajah kita, diri kita, muka kita, bukan segala-galanya dan bukan utama di dalam sebuah gereja. Kalau saudara-saudara sedikit-sedikit tersinggung, itu berarti hati saudara, perasaan saudara adalah segala-galanya. Tuhan tidak akan memakai orang seperti itu. Tuhan akan memakai orang yang mau dibentuk. Saudara-saudara, apa yang ada pada Yeremia? Apakah dia tersinggung karena disalahmengerti? Dia bahkan tidak pernah memiliki kesalahan apapun terhadap rakyat pada waktu itu. Dia dikosongkan oleh Allah supaya serupa dengan Yesus Kristus. Dan biarlah kita boleh mengerti itu adalah didikan Allah kepada kita semua. Hal yang ketiga, terakhir.Rahasia rohani Yeremia adalah memilih salib terberat yang ada di dalam hidupnya. Mari kita lihat Yeremia 24:1-2 dan Yeremia 40:1-4. Sekarang saya akan jelaskan apa artinya. Suatu hari di dalam penglihatan, Tuhan berbicara kepada Yeremia, memperlihatkan Yeremia ada dua keranjang buah ara. Satu adalah keranjang yang isinya buah ara yang baik, satu lagi adalah keranjang buah ara yang busuk. Dan Tuhan menjelaskan kepada Yeremia, keranjang buah ara yang baik adalah orang-orang yang akan dipelihara oleh Tuhan yaitu orang-orang yang akan pergi ke pembuangan di Babel. Dan kemudian, nanti suatu hari setelah 70 tahun saudara akan membaca dalam Alkitab orang-orang itu kembali ke Yerusalem. Ini adalah orang-orang yang pandai karena sudah dilatih oleh Babel. Dan orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapatkan begitu banyak kekayaan dari Babel, dan Tuhan itu memelihara hidup mereka. Uniknya, meskipun mereka di Babel, Tuhan memelihara mereka menjadi orang-orang yang sejahtera di Babel di pembuangan itu. Dan mereka akan kembali ke Yerusalem dan akan membangun Yerusalem. Kalau saudara-saudara menemukan orang Israel zaman sekarang itu adalah orang-orang salah satu terpandai di dunia, itu adalah karena mereka keturunan dariorang-orang Israel yang dibuang di Babel. Mereka mempelajari begitu banyak ilmu di sana dan kemudian mereka kembali dan menjadi bangsa yang besar di Yerusalem. Itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi ada yang kedua yaitu keranjang buah ara yang jelek. Apa itu? Tuhan memberi tahu kepada Yeremia keranjang yang buruk itu maka itu adalah orang-orang yang tertinggal di Yerusalem. Mereka nanti akan dimatikan dan akan dimusnahkan. Dan akan begitu banyak orang-orang yang merampok mereka. Dan mereka itu akan sangat sedikit jumlahnya dan bahkan mereka itu akan dikejar oleh binatang-binatang liar. Mereka akan menjadi orang-orang miskin yang terserak di Yerusalem. Yeremia mendapatkan visi seperti itu. Beberapa waktu kemudian, beberapa bulan, dan kemudian Raja Nebukadnezar dan seluruh pasukannya itu menghancurkan Yerusalem. Dan Yeremia adalah orang yang ditahan oleh Raja Yehuda pada waktu itu, dan kemudian Nebukadnezar itu membawa orang-orang dari Yerusalem menuju ke Babel. Beberapa orang yang dibawa ke sana adalah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan kemudian ada seorang perwira Nebukadnezar namanya adalah Nebuzaradan. Dia lihat Yeremia berada di dalam ikatan belenggu. Lalu kemudian dia membebaskan Yeremia dan kemudian dia mengatakan kepada Yeremia, “Sekarang engkau pilih, engkau boleh ikut sama aku ke Babel dan aku akan menjaga engkau atau engkau mau pergi ke mana saja silahkan.” Kalau saudara sudah mendapatkan visi seperti itu dari Tuhan, apa yang engkau akan pilih? Oh saya akan memilih Babel, karena itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi sangat mengejutkan Yeremia tidak memilih Babel. Apa yang dia pilih? Dia memilih bersama dengan umat yang terserak, tertinggal di Yerusalem. Dan setelah itu saudara akan tahu bahwa suatu hari Yeremia akan dikejar menuju ke Mesir dan dia akan mati di sana. Saudara bisa melihat kehidupan akhir Yeremia itu begitu sulit. Kematiannya itu begitu mengenaskan. Lain dengan Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel. Tetapi kenapa Yeremia mau memilih ini? Perhatikan prinsipnya, Yeremia memilih salib terberat di dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Allah. Itu adalah rahasia rohani Yeremia. Oh saudara-saudara, ini adalah sesuatu yang sulit tetapi ini adalah sesuatu prinsip di dalam Alkitab. Jikalau kita mau tahu apa itu menjadi kehendak Allah bagi kita, salah satu prinsipnya yaitu ambil salib terberat di dalam hidup kita dan jalani itu. Oh ini adalah satu raksasa rohani. Dan saudara-saudara sekarang tahu bagaimana Tuhan akan memakai nabi-nabinya untuk menjagai umat-Nya. Di Babel Tuhan menempatkan di atas; Daniel. Di Babel Tuhan menempatkan orang-orang di bawah dan Tuhan menempatkan mereka dengan memberikan satu nabi, Yehezkiel. Dan di Yerusalem, umat yang sebentar lagi dimusnahkan, Tuhan menggerakkan Yeremia untuk menemani mereka. Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Di mana setiap umat Israel ada, dikirimlah nabi-nabi-Nya. Tuhan memimpin Yehezkiel di bawah, di tempat Babel. Dan kemudian Tuhan menempatkan Daniel di atas, di Babel. Dan kemudian menempatkan Yeremia, di tanah Yehuda yang ditinggalkan. Dan ini adalah kehidupan Yeremia. Oh saya sangat-sangat mendorong saudara mulai dari malam ini saudara membaca kitab ini. Ini adalah kitab-kitab yang tidak mudah. Saudara-saudara bukan berarti tidak mudah untuk dibaca, tetapi prinsip-prinsip rohaninya itu adalah sesuatu yang ketat. Ini adalah rahasia orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Yang pertama adalah kita harus mengusahakan kita terus naik untuk terus bisa dipakai Tuhan, lebih pandai, lebih menguasai banyak hal. Yang kedua biarlah kita boleh rela dididik keras oleh Tuhan. Wajah kita, nama kita, perasaan kita itu bukan segala-galanya. Dan yang ketiga adalah biarlah kita boleh memikul salib dan memilih salib terberat yang Tuhan bukakan jalannya di hadapan kita. Biarlah Tuhan boleh memimpin kita masing-masing dan membentuk kita menjadi hamba-hamba-Nya seturut dengan kehendak-Nya. Mari kita berdoa.

Malam hari ini kita akan berbicara tentang satu tokoh yaitu Yeremia. Alkitab itu ditulis untuk kita boleh semakin mengenal Allah dan makin mengenal orang yang Tuhan pakai. Apakah Tuhan memakai semua orang? Jawabannya adalah tidak. Orang-orang yang dipakai adalah orang-orang yang dipilih dan orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang dididik. Tuhan membangkitkan Yeremia pada waktu kondisi Yehuda itu merosot. Dia melayani selama 41 tahun lamanya. Dia melayani di depan lima raja dan satu gubernur. Dan di saat-saat terakhirnya adalah ketika Yerusalem dibuang oleh Tuhan. Nebukadnezar dengan tentaranya masuk ke dalam Yerusalem, membakar Bait Suci di sana, membunuh orang-orang di sana, dan kemudian membawa orang-orang ke pembuangan dan salah satunya adalah Daniel dan Yehezkiel. Malam hari ini kita akan melihat secara sederhana saja, apa yang ada di dalam Alkitab mengenai rahasia rohani Nabi Yeremia. Dan biarlah kita boleh mencontoh dalam Alkitab, karena Alkitab itu adalah pelita bagi kaki kita. Sehingga kita tidak tersesat. Sehingga kita mengejar apa yang penting di dalam rohani kita. Apa yang penting yang Tuhan didik pada Yeremia kiranya kita perhatikan. Karena itu adalah didikan untuk menjadi hamba Tuhan, menjadi murid Tuhan. Hari ini secara singkat saya akan berbicara tiga hal yang menjadi rahasia rohani Yeremia dan bagaimana dia dipakai besar-besaran oleh Allah.

Pertama, semakin pandai seseorang, semakin luas jangkauan pelayanannya. Oh banyak sekali kita salah mengerti di dalam hal-hal seperti ini. Kita berpikir yang paling penting itu hati. Jelas, yang paling penting itu hati. Kita berpikir yang paling penting itu berjuang. Jelas berjuang itu penting, tetapi banyak orang yang berpikir kemudian kepandaian itu sama sekali tidak perlu. Saudara-saudara Alkitab tidak mengajarkan demikian. Dalam Alkitab ada 16 nabi yang menulis, 12 nabi disebut dengan nabi kecil dan 4 nabi disebut nabi besar. Mereka disebut nabi besar karena menulis kitab itu begitu panjang dan mereka disebut nabi kecil karena menulis kitab itu pendek. Tetapi, perhatikan apa yang mereka tulis, saudara akan mengerti satu hal ini bahwa nabi besar itu memiliki jangkauan intelektual sangat luas. Mereka bukan saja memiliki hati yang tulus di hadapan Allah, mereka bukan saja berjuang bagi Kerajaan Allah, tetapi mereka adalah orang-orang yang pandai, menguasai bidang-bidang mereka. Boleh dikatakan 4 nabi besar itu menguasai dari hal-hal politik, sosial dan internasional pada waktu itu. Lihatlah Yesaya, Daniel, Yehezkiel, dan Yeremia. Empat nabi besar itu menulis tentang bangsa-bangsa yang lain. Berarti mereka mengerti kondisi perpolitikan pada waktu itu. Sebagian dari mereka adalah orang internasional. Jikalau Daniel bukan orang pandai, tidak mungkin menjadi Perdana Menteri di Babel. Jikalah Yesaya bukan orang pandai, dia tidak mungkin menulis prosa, salah satu prosa yang terbaik di dalam seluruh literatur Yahudi. Dapat dikatakan tulisan Yesaya adalah The Mount Everest Hebrew literature. Ini adalah literatur yang tertinggi sekali, briliant sekali.

Saudara-saudara, ketika seseorang itu adalah orang yang tulus, hatinya tertuju pada Allah. Dia berjuang sungguh-sungguh, tetapi dia memiliki kepandaian menyeluruh begitu dipakai oleh Tuhan maka pengaruhnya Internasional. Biarlah kita boleh mengerti prinsip ini. Jangan saudara-saudara memisahkan segala berkat Tuhan secara fisikal dan secara rohani. Banyak orang salah mengerti, “Oh Tuhan aku tidak pandai tetapi Engkau melihat hatiku.” Saudara-saudara, biarlah orang yang berdoa demikian, engkau belajar, kita belajar, untuk menjadi orang yang lebih menguasai. Tingkatkan pikiran kita untuk menguasai lebih banyak bidang. Banyak orang yang hatinya murni tetapi saudara-saudara tidak memakai otak di dalam gereja. Banyak orang yang hatinya murni, tetapi tidak mau belajar apa saja. Saya berkali-kali bicara kepada pengurus, baca buku teologia. Kalau engkau mau dipakai oleh Tuhan, engkau dan saya harus belajar. Ini adalah sesuatu yang memang Tuhan nyatakan di dalam Alkitab. Yesus Kristus sendiri mengatakan: Biarlah engkau boleh cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Banyak dari kita memiliki hati yang tulus tetapi kita bodoh, kita tidak mau untuk belajar, kita itu malas. Kita berpikir yang rohani itu lebih tinggi daripada hal-hal fisikal. Saudara-saudara, ini tidak boleh terlepas sama sekali. Tentu kalau kita orang pandai, tetapi hati kita tidak tulus, Tuhan tidak akan pakai. Kalau kita itu pandai, tetapi kita tidak mau berjuang bagi Allah, Allah juga tidak akan pakai. Hati itu harus tulus, kita itu harus berjuang, kita harus menjaga kesucian. Tetapi kita harus menaikkan seluruh kapabilitas dan abilitas kita.

Sama halnya kesalahan dalam konsep ini. Oh Tuhan, Engkau mengerti hatiku, pemberianku itu tidak seberapa tetapi Engkau melihat hatiku. Tuhan akan tanya kenapa pemberianmu tidak seberapa. Kalau pemberianmu tidak seberapa, engkau tahu hatiku, memang hatimu diberikan tidak seberapa. Jangan menipu diri. Saudara-saudara, kita tidak akan dipakai oleh Allah dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tuhan akan memakai orang-orang yang memberikan terbanyak, juga secara jumlah. Saudara-saudara boleh uji kalimat saya, apa yang ada di dalam Alkitab. Bukankah janda yang miskin itu memberikan uang itu, dipakai oleh Allah, dipuji oleh Yesus. Engkau mengatakan dia cuma memberikan 2 keping, tetapi Alkitab mengatakan 2 keping itu seluruh uang hari itu dia punya. Berarti itu adalah 100% bukan? dan ada orang kaya dia kasih begitu banyak tetapi sangat kecil sekali dalam presentasi. Saudara-saudara, janda ini memberikan seluruhnya, berarti hatinya diberikan seluruhnya untuk Allah. Biarlah kita tidak membodohi diri kita dan tidak menipu diri. Orang yang hatinya diberikan kepada Allah, dia akan memberikan yang terbaik. Orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Allah dia adalah orang yang tulus dan mau belajar. Dan demikianlah Yeremia, seorang nabi yang disebut sebagai nabi yang major (besar); dia menguasai banyak hal dan semua bidang itu dipakai oleh Allah. Biarlah kita jangan masuk ke dalam mengasihi diri. Ketika seseorang mengatakan, “Oh Tuhan aku lebih bodoh daripada orang itu.” Saudara jangan kena tipu setan. Kalau kita merasa lebih bodoh daripada orang itu, biarlah kita boleh belajar, biarlah kita boleh membaca buku. Saudara-saudara, tidak bisa tidak, seluruh orang di dalam gereja ini harus belajar. Kalau kita mau dipakai Tuhan lebih luas, harus belajar. Ini adalah suatu prinsip di dalam Alkitab. Hati itu penting, berjuang itu penting, kesucian itu penting, tetapi anugerah Allah yang diberikan pada otak kita, pikiran kita juga penting. Itu adalah hal yang pertama.

Kedua, Tuhan mendidik keras kepada Yeremia. Orang yang mau dipakai oleh Tuhan adalah orang yang dididik keras oleh Tuhan. Semakin dia dipakai, semakin dia dididik. Saudara-saudara, kehidupan Yeremia sangat sulit. Apakah kita tahu berapa kali Yeremia itu complaint kepada Tuhan. Berkali-kali complaint, tetapi di dalam Alkitab, tiga complaint yang besar. Dan hari ini saya akan membawa saudara di dalam ayat-ayat untuk mengerti complaint Yeremia karena begitu sangat sulit hidupnya, begitu banyak tantangan, begitu banyak salah paham, begitu banyak orang yang mau membunuh dia, dan kemudian dia complaint kepada Tuhan. Tetapi perhatikan apa yang Tuhan jawab kepada dia.

Complaint yang pertama ada di dalam Yeremia 12:1-4, dan ayat yang kelima adalah jawaban Tuhan. Yeremia 12:5, inilah jawaban Tuhan yang keras. Yeremia itu ditentang sangat keras sekali oleh orang-orang pada waktu itu. Siapa yang menentang dia? Raja menentang dia, imam menentang dia, teman-teman sepelayanannya yang bernubuat palsu menentang dia, orang-orang satu kotanya menentang dia. Dan dia tidak diperkenankan oleh Tuhan menikah dan melahirkan anak dari perempuan kota itu. Kalau saudara-saudara mau berbicara orang yang sungguh-sungguh sendirian, itulah Yeremia. Maka dia sangat kesepian, maka dia sangat disalahmengerti oleh banyak orang. Dan dia sangat diserang oleh banyak musuhnya, maka kemudian dia bicara kepada Tuhan dalam doanya: “Oh Tuhan, Engkau mengenal aku, dan Engkau lihat seluruh musuh-musuhku. Oh Tuhan, biarlah engkau membinasakan mereka, biarlah mereka seperti rumput yang layu.” Dia complaint dengan seluruh kehidupan yang ada saat ini, dan kemudian jawaban Tuhan itu apa? Jikalau engkau sudah berlari, dengan orang yang berjalan kaki, dan engkau sudah lelah, bagaimana engkau akan berpacu, berlari dengan kuda. Oh kalimat dari Tuhan itu artinya: “Hi Yeremia, saya beritahu kepadamu, yang kamu sekarang itu hadapi itu belum seberapa. Kamu sekarang sudah lelah. Kamu sekarang sudah lari, padahal engkau itu hanya bertemu dengan orang yang berjalan. Engkau harus tahu Yeremia, suatu hari engkau harus berlari melawan kuda.” Dan Tuhan kemudian menyatakan apa artinya, “Engkau katakan bahwa seluruh kota ini melawan engkau, saya beritahu kepadamu Yeremia, bahwa sebenarnya keluargamu sendiri, kakakmu, adikmu melawan engkau.” Ketika saya menemukan kalimat seperti ini, ini adalah konseling yang baik. Saudara sekarang pikirkan, saudara sedang berbeban berat dan kemudian saudara sangat sulit hidupnya. Saudara kemudian bicara dengan saya, “Pak Agus saya akan bertemu, saya penuh dengan beban, saya penuh dengan airmata, bisakah saya bertemu dengan engkau.” Kemudian saudara bertemu dengan saya, menceritakan kesulitan saudara, lalu kemudian saya mengatakan, “Loh kayak begini kamu tidak bisa, ini mudah, nanti ada yang lebih berat.” Menurut saudara, saudara keluar tempat konseling itu, saudara akan dibangunkan atau saudara akan down? Dan itu yang dilakukan Tuhan, tidak membuat Yeremia itu masuk dalam self-pity. Allah itu kalau mendidik hamba-Nya, keras luar biasa. Kalau saudara-saudara hanya melihat Alkitab itu permukaan, saudara-saudara pikir Tuhan, saya bisa kenal Dia. Kita itu sulit mengerti Tuhan. Dia baik tetapi tidak terduga, demikian kata C.S. Lewis. Kita tidak bisa menduga jawaban-Nya. Ini adalah sesuatu tindakan Allah yang mendisiplinkan Yeremia keras.

Sekarang saya akan masuk complaint Yeremia yang kedua,Yeremia 15:10-18. Kemudian jawaban Tuhan ada pada ayat 19. Kalau saya melihat ayat-ayat ini, saya senang sekali karena ini adalah kejujuran Yeremia. Apakah seseorang yang hebat rohaninya itu selalu berada di puncak? Jawabannya adalah tidak. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang bisa menikmati Tuhan, kadang begitu kering. Saudara bisa melihat di dalam ayat-ayat ini cetusan dari mulut Yeremia dalam doanya, ada ekuilibrium dan disekuilibrium. Ada saat-saat ketika dia kuat sekali, ada saat-saat itu ketika dia jatuh ke bawah. Oh Tuhan Engkau mengetahui, ingatlah aku, perhatian aku, lakukan pembalasan terhadap mereka. Oh Tuhan, ketika aku bertemu dengan perkataan-Mu, aku menikmatinya. Firman-Mu itu kegirangan bagiku, maka itu adalah kerohanian yang naik dari Yeremia. Tetapi di tempat yang lain, Yeremia pernah turun rohaninya: Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Mengapa lukaku sangat payah? Oh Engkau Tuhan, Engkau seperti sungai yang curang bagiku. Dan kemudian ayat yang ke-10 celaka aku, ya ibuku bahwa engkau melahirkan aku. Kalau saudara-saudara berada dalam keadaan seperti itu, saudara datang kepada Tuhan lalu kemudian kira-kira Tuhan akan menghibur kita seperti apa? Dan ini adalah jawaban Tuhan. Jikalau engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau. Jikalau engkau mengucapkan sesuatu yang berharga, Aku akan memakai engkau menjadi penyambung lidah. Ini adalah didikan yang keras sekali. Yeremia harus mencabut kalimatnya. Yeremia tidak boleh mengucapkan hal seperti itu di hadapan Allah. Dia harus mencabut kembali keluh kesahnya. Tuhan sama sekali tidak menghiburnya. Dia sangat keras terhadap Yeremia. Saudara lihat Yeremia 12 tadi, dia complaint lalu kemudian Tuhan mengatakan kamu masih seperti ini saja complaint? Akan ada yang lebih berat. Dan beberapa bulan kemudian dia menanggung sesuatu yang lebih berat lagi. Dia complaint kemudian Tuhan katakan engkau cabut perkataanmu. Kalau engkau tidak mencabut perkataanmu, Aku tidak akan pakai lagi. Sulitnya luar biasa.

Dan complaint yang ketiga ada dalam Yeremia 20. Saudara akan melihat bagaimana Yeremia sudah pada puncak keluh kesahnya. Kalau saudara pernah mengingat siapa orang yang pernah mengutuki hari lahirnya, maka itu adalah Ayub. Tetapi apakah kita mengerti bahwa Yeremia adalah salah satu nabi yang mengutuki hari lahirnya? Saya akan bacakan Yeremia 20:7-18. Ini bicara mengenai ekuilibrium. Ini bicara berkenaan satu pengharapan, satu doa, satu kedekatan dengan Tuhan. Tetapi tidak sampai di situ. Beberapa hari kemudian dia mengatakan; Terkutuklah hari lahirku. Yeremia 20:14-18. Apakah saudara pernah membaca ayat ini? Betapa sangat sulitnya jiwa Yeremia. Oh jangan lagi hari itu menjadi hari sukacita ketika aku lahir. Bukankah lahir seharusnya hari sukacita? Hari itu hari terkutuk. Seharusnya hari itu seperti kota Yerusalem itu ditunggangbalikkan. Kenapa aku harus lahir di dunia ini? Kenapa aku tidak mati dalam kandungan ibuku, sehingga perut ibuku menjadi kuburanku? Kenapa ibuku harus melahirkan aku, sehingga aku melihat daripada hari-hariku itu penuh kedukaan? Oh luar biasa sekali. Kesulitannya itu luar biasa. Dan apa jawaban Tuhan? Saudara-saudara, Tuhan diam. Saudara perhatikan tiga bagian ini. Yeremia 12: Tuhan, ini susah. Tuhan jawab engkau sekarang seperti ini sudah engkau complaint? Bagaimana engkau nanti berpacu melawan kuda? Yeremia 15: Tuhan, sulit. Kalau engkau mau mencabut kalimatmu, Aku akan memakai engkau. Yeremia 20: Tuhan, hari aku lahir itu terkutuk. Tuhan diam. Tidak ada hiburan. Ini adalah didikan Tuhan untuk nabi. Ini adalah didikan Tuhan untuk orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Tuhan akan dididik oleh Tuhan itu keras. Kalau kita ingin dipakai oleh Tuhan, biarlah kita boleh merelakan hati kita dididik oleh Tuhan.

Ada satu kuda; kuda kerajaan. Suatu hari kuda dan rajanya itu berpawai masuk ke dalam sebuah kota. Dan kemudian di tengah-tengah semua rakyat yang bertepuk tangan, kuda itu dengan tegap berjalan ke depan dan kemudian raja ada di atasnya dengan mahkota. Dan kuda itu jalan perlahan demi perlahan. Dan kemudian semua orang itu terpesona dan memuji raja itu. Dan juga ada kuda-kuda lain yang diikat di tempat-tempat yang lain melihat kuda raja itu. Sampai di satu tempat raja kemudian turun dan kuda kerajaan itu ditambatkan, diikat di satu tempat. Dan kemudian ada kuda-kuda lain ada di sana. Dan kemudian kuda-kuda yang lain itu saling berbisik. Dan kemudian bicara kepada kuda kerajaan itu. “Oh engkau enak ya, engkau dipakai sama raja. Engkau enak ya, engkau menjadi kuda kebanggaan raja.” Lalu kemudian kuda raja itu mengatakan, “engkau tidak tahu apa yang dia sudah lakukan dalam hidupku. Engkau tidak tahu bagaimana raja itu melatih aku dengan ketat, bagaimana dia sangat-sangat mendisiplin aku.” Saudara lihat saja kuda kerajaan, saudara lihat bagaimana dia punya postur, bagaimana dia melangkah itu ada iramanya, dia tidak mungkin akan ke kanan atau ke kiri. Dia sudah dilatih sedemikian rupa untuk taat, dan itu adalah kuda kerajaan. Dan demikian juga untuk semua orang yang dipakai oleh Allah. Saudara jangan berpikir untuk mau dipakai oleh Allah dengan sesuatu yang gampang.

Sekarang saya akan masuk ke dalam aplikasi sederhana saja. Kalau mau dipakai sama Tuhan, jangan mudah tersinggung. Alkitab dengan jelas kita bukan saja disalahmengerti sama orang, kita dikosongkan. Kita dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi dalam hidup kita. Filipi 2 menyatakan: Biarlah dalam hidupmu bersama, engkau menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus. Filipi 2 itu menyatakan: Yang walaupun Dia dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Dia mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi manusia dan dipaku di atas kayu salib. Wajah kita, diri kita, muka kita, bukan segala-galanya dan bukan utama di dalam sebuah gereja. Kalau saudara-saudara sedikit-sedikit tersinggung, itu berarti hati saudara, perasaan saudara adalah segala-galanya. Tuhan tidak akan memakai orang seperti itu. Tuhan akan memakai orang yang mau dibentuk. Saudara-saudara, apa yang ada pada Yeremia? Apakah dia tersinggung karena disalahmengerti? Dia bahkan tidak pernah memiliki kesalahan apapun terhadap rakyat pada waktu itu. Dia dikosongkan oleh Allah supaya serupa dengan Yesus Kristus. Dan biarlah kita boleh mengerti itu adalah didikan Allah kepada kita semua.

Hal yang ketiga, terakhir.Rahasia rohani Yeremia adalah memilih salib terberat yang ada di dalam hidupnya. Mari kita lihat Yeremia 24:1-2 dan Yeremia 40:1-4. Sekarang saya akan jelaskan apa artinya. Suatu hari di dalam penglihatan, Tuhan berbicara kepada Yeremia, memperlihatkan Yeremia ada dua keranjang buah ara. Satu adalah keranjang yang isinya buah ara yang baik, satu lagi adalah keranjang buah ara yang busuk. Dan Tuhan menjelaskan kepada Yeremia, keranjang buah ara yang baik adalah orang-orang yang akan dipelihara oleh Tuhan yaitu orang-orang yang akan pergi ke pembuangan di Babel. Dan kemudian, nanti suatu hari setelah 70 tahun saudara akan membaca dalam Alkitab orang-orang itu kembali ke Yerusalem. Ini adalah orang-orang yang pandai karena sudah dilatih oleh Babel. Dan orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapatkan begitu banyak kekayaan dari Babel, dan Tuhan itu memelihara hidup mereka. Uniknya, meskipun mereka di Babel, Tuhan memelihara mereka menjadi orang-orang yang sejahtera di Babel di pembuangan itu. Dan mereka akan kembali ke Yerusalem dan akan membangun Yerusalem. Kalau saudara-saudara menemukan orang Israel zaman sekarang itu adalah orang-orang salah satu terpandai di dunia, itu adalah karena mereka keturunan dariorang-orang Israel yang dibuang di Babel. Mereka mempelajari begitu banyak ilmu di sana dan kemudian mereka kembali dan menjadi bangsa yang besar di Yerusalem. Itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi ada yang kedua yaitu keranjang buah ara yang jelek. Apa itu? Tuhan memberi tahu kepada Yeremia keranjang yang buruk itu maka itu adalah orang-orang yang tertinggal di Yerusalem. Mereka nanti akan dimatikan dan akan dimusnahkan. Dan akan begitu banyak orang-orang yang merampok mereka. Dan mereka itu akan sangat sedikit jumlahnya dan bahkan mereka itu akan dikejar oleh binatang-binatang liar. Mereka akan menjadi orang-orang miskin yang terserak di Yerusalem. Yeremia mendapatkan visi seperti itu.

Beberapa waktu kemudian, beberapa bulan, dan kemudian Raja Nebukadnezar dan seluruh pasukannya itu menghancurkan Yerusalem. Dan Yeremia adalah orang yang ditahan oleh Raja Yehuda pada waktu itu, dan kemudian Nebukadnezar itu membawa orang-orang dari Yerusalem menuju ke Babel. Beberapa orang yang dibawa ke sana adalah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan kemudian ada seorang perwira Nebukadnezar namanya adalah Nebuzaradan. Dia lihat Yeremia berada di dalam ikatan belenggu. Lalu kemudian dia membebaskan Yeremia dan kemudian dia mengatakan kepada Yeremia, “Sekarang engkau pilih, engkau boleh ikut sama aku ke Babel dan aku akan menjaga engkau atau engkau mau pergi ke mana saja silahkan.” Kalau saudara sudah mendapatkan visi seperti itu dari Tuhan, apa yang engkau akan pilih? Oh saya akan memilih Babel, karena itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi sangat mengejutkan Yeremia tidak memilih Babel. Apa yang dia pilih? Dia memilih bersama dengan umat yang terserak, tertinggal di Yerusalem. Dan setelah itu saudara akan tahu bahwa suatu hari Yeremia akan dikejar menuju ke Mesir dan dia akan mati di sana. Saudara bisa melihat kehidupan akhir Yeremia itu begitu sulit. Kematiannya itu begitu mengenaskan. Lain dengan Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel. Tetapi kenapa Yeremia mau memilih ini? Perhatikan prinsipnya, Yeremia memilih salib terberat di dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Allah. Itu adalah rahasia rohani Yeremia. Oh saudara-saudara, ini adalah sesuatu yang sulit tetapi ini adalah sesuatu prinsip di dalam Alkitab. Jikalau kita mau tahu apa itu menjadi kehendak Allah bagi kita, salah satu prinsipnya yaitu ambil salib terberat di dalam hidup kita dan jalani itu. Oh ini adalah satu raksasa rohani. Dan saudara-saudara sekarang tahu bagaimana Tuhan akan memakai nabi-nabinya untuk menjagai umat-Nya. Di Babel Tuhan menempatkan di atas; Daniel. Di Babel Tuhan menempatkan orang-orang di bawah dan Tuhan menempatkan mereka dengan memberikan satu nabi, Yehezkiel. Dan di Yerusalem, umat yang sebentar lagi dimusnahkan, Tuhan menggerakkan Yeremia untuk menemani mereka. Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Di mana setiap umat Israel ada, dikirimlah nabi-nabi-Nya. Tuhan memimpin Yehezkiel di bawah, di tempat Babel. Dan kemudian Tuhan menempatkan Daniel di atas, di Babel. Dan kemudian menempatkan Yeremia, di tanah Yehuda yang ditinggalkan. Dan ini adalah kehidupan Yeremia. Oh saya sangat-sangat mendorong saudara mulai dari malam ini saudara membaca kitab ini. Ini adalah kitab-kitab yang tidak mudah. Saudara-saudara bukan berarti tidak mudah untuk dibaca, tetapi prinsip-prinsip rohaninya itu adalah sesuatu yang ketat. Ini adalah rahasia orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Yang pertama adalah kita harus mengusahakan kita terus naik untuk terus bisa dipakai Tuhan, lebih pandai, lebih menguasai banyak hal. Yang kedua biarlah kita boleh rela dididik keras oleh Tuhan. Wajah kita, nama kita, perasaan kita itu bukan segala-galanya. Dan yang ketiga adalah biarlah kita boleh memikul salib dan memilih salib terberat yang Tuhan bukakan jalannya di hadapan kita. Biarlah Tuhan boleh memimpin kita masing-masing dan membentuk kita menjadi hamba-hamba-Nya seturut dengan kehendak-Nya. Mari kita berdoa.


Kejadian 22:14
 
 

Kejadian 22:1-14
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

15 September 2019
Abraham(3)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kejadian 22:14

Kejadian 22:14

Kita akan meneruskan tokoh Abraham. Dalam beberapa minggu ini saya akan mengkhotbahkan elemen-elemen dasar dari iman khususnya dari tokoh Abraham. Ketika kita mengatakan beriman kepada Allah, apakah sungguh-sungguh itu adalah iman yang sejati? Biarlah kita tidak menipu diri sendiri dan tidak tertipu oleh pikiran kita yang berdosa. Kita merasa beriman, belum tentu kita beriman sejati. Kita mengatakan beriman kepada Yesus Kristus, belum tentu adalah sesuatu yang benar di hadapan Allah.

Selain Yesus Kristus maka Abraham adalah orang yang paling penting di dalam Alkitab. Semua nabi ketika berdoa kepada Allah, mengatakan, “Oh Tuhan, Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub.” Paulus pun secara panjang lebar di dalam suratnya berbicara mengenai iman dan mengambil Abraham menjadi contoh yang paling panjang. Alkitab dengan jelas menyatakan, iman seperti Abraham sajalah yang mendapatkan keselamatan atau karya Allah di dalam diri seseorang yang seperti Abraham sajalah yang merupakan karya keselamatan. Saya sudah berbicara berkenaan dua hal dari elemen-elemen iman, dan nanti saya akan lanjutkan.

Elemen pertama, yaitu intervensi anugerah Allah di dalam diri seseorang. Tanpa Allah membukakan diri-Nya, orang mengatakan, “Aku beriman,” imannya pasti palsu. Seluruh manusia di dunia mengatakan, “Aku beriman.” Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita semua sudah jatuh di dalam dosa. Kita tidak mungkin menentukan bagi diri kita sendiri Allah yang sejati itu yang mana. Kalau kita bisa mengatakan, “Itu adalah Yesus Kristus,” sangat mungkin adalah karena ikut-ikutan orang tua atau teman. Kecuali Tuhan membukakan diri-Nya kepada orang tersebut, maka dia memiliki pengenalan pribadi dengan Allah yang hidup, yang sejati, dan memiliki iman yang benar. Tidak ada dar kita, manusia yang berdosa ini, bisa beriman dengan tepat kepada Allah yang tepat. Demikian juga Abraham. Apakah Abraham sebelumnya mengenal Allah yang sejati? Tidak. Apakah Abraham dulu mencari Allah? Tidak. Allah terlebih dahulu bertindak mendekati Abraham dan menyatakan diri-Nya kepada Abraham. Elemen pertama dari iman yang sejati adalah Allah yang sejati membukakan diri-Nya di dalam anugerah kepada orang itu. Itulah sebabnya tidak mungkin kita bisa diselamatkan tanpa anugerah. Jikalau kita menerima keselamatan yang sejati, dalam hati nurani yang terdalam saudara tahu bahwa itu adalah anugerah yang besar.

Elemen kedua, iman adalah suatu perjalanan. Iman bukan sesuatu yang statis, tetapi suatu perjalanan bersama dengan Allah. Ini adalah perjalanan untuk dipisahkan. Makin lama makin sendiri secara rohani. Abraham, keluar dari negerimu, keluar dari sanak saudaramu, keluar daripada rumah bapamu. Ini bukan dikucilkan, dibuat sebatang kara. Tetapi disendirikan. Di dalam hatinya hanya mengasihi Tuhan semata. Perjalanan iman adalah perjalanan secara eksklusif makin lama hatinya makin dimiliki oleh Allah saja. Iman adalah suatu perjalanan mengasihi Allah lebih dalam lagi. Melihat Allah segala-galanya, seperti kalimat Daud. Daud memiliki segalanya, kekuatan, kemenangan, nama besar, keluarga, kerajaan, uang, ketenaran, tetapi dia bisa mengatakan, “God, You are my portion, You are my cup. Engkau adalah bagian dan warisanku. Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.” Saudara-saudara lihat bagaimana hatinya itu disendirikan, untuk melihat Allah itu segala-galanya. Apakah engkau mengatakan dirimu orang yang beriman? Mudah mengatakan, “Aku beriman kepada Yesus Kristus, kepada Allah Tritunggal.” Kita harus menguji hati. Apakah iman kita adalah iman yang sejati? Iman yang sejati adalah iman yang hidup, iman yang berjalan. Berjalan menuju ke mana? Suatu perjalanan hidup di mana hati kita sepenuhnya makin lama makin mengasihi Allah. Banyak orang-orang di dalam kekristenan mengatakan, “Aku percaya kepada Yesus Kristus.” Tetapi hatinya bertahun-tahun tidak pernah ada perjalanan makin mengasihi Allah. Imannya statis, mati. Orang-orang seperti itu bukan memiliki iman seperti Abraham. Ujilah diri kita. Berapa tahun saudara berada di dalam gereja, menjadi Kristen? Apakah iman kita seperti Abraham, Ishak dan Yakub? Iman yang bergerak, bertumbuh? Apakah makin hari makin sadar bahwa kita hanya memiliki Allah saja, satu-satunya yang bisa kita harapkan dan inginkan? Iman adalah suatu perjalanan di dalam hidup untuk memiliki Allah dan dimiliki oleh Allah seutuhnya.

Elemen ketiga adalah iman yang mengalami pengenalan akan Allah yang sejati. Iman yang sejati itu objek imannya harus tepat, presisi, precise, yaitu Allah yang sejati bukan Allah yang palsu. Semua orang dapat mengatakan, “Saya mempercayai Allah. Saya beriman kepada Yesus Kristus.” Tetapi apakah Allah yang kita percayai adalah Allah yang benar? Apakah Yesus yang kita imani adalah Yesus yang sejati? Dari mana kita tahu bahwa Allah yang kita imani adalah Allah yang sejati atau Yesus yang sejati? Adalah tergantung daripada kita mengimani Allah, mengimani Yesus seperti yang Alkitab katakan.

Di dalam Alkitab ada dua peristiwa terkenal di mana orang berpikir bahwa dia beriman kepada Allah yang sejati padahal tidak. Yang pertama Kisah Para Rasul 9:1-5, “Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”

Bukankah ini sesuatu yang ironis? Paulus (Saulus pada waktu itu), adalah orang yang murni sekali melayani Tuhan. Orang yang berani bertindak membela nama Tuhan. Seluruh yang dia lakukan bukan berdasarkan sesuatu yang evil pada dirinya, tetapi dia berpikir bahwa dia sedang membela dan melayani Tuhan sungguh-sungguh. Tetapi ketika sedang menuju ke Damsyik dengan kemarahan yang besar mau menghabisi umat Tuhan, tiba-tiba cahaya terang lebih terang daripada cahaya matahari sampai di depan dia. Kemudian dia terpelanting ke belakang, jatuh dari kuda. Kemudian ada suara, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Baru dia sadar, ini adalah Ilahi, ini adalah Tuhan. Lalu dia mengucapkan satu kalimat yang seharusnya dia pertanyakan sebelum dia belajar agama. Siapakah Engkau Tuhan? Dia telah belajar agama bertahun-tahun di bawah pemimpin Gamaliel. Dia mempelajari kitab suci, sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan, berpuasa, mengekang dirinya untuk boleh hidup saleh di hadapan Allah. Dia beriman kepada Tuhan, bukan? Tetapi ayat Alkitab ini meruntuhkan semuanya. Dia tidak beriman kepada Allah yang sejati, meskipun dia berjuang, melayani sungguh-sungguh, hatinya murni. Kemurnian hati, kesalehan, berjuang bagi Allah, penting tapi tidak cukup. Itu semua adalah hasil, bukan awal. Awalnya adalah harus mengenal Allah yang benar. Tetapi kita tidak mungkin mengenal Allah yang benar sampai Dia berkasih karunia menyatakan diri-Nya kepada kita. Kalau begitu, sejak dari pertama Paulus mendedikasikan hidupnya untuk siapa? Apakah dia dipakai oleh Allah? Tidak. Dia dipakai oleh setan untuk melawan Allah. Banyak orang berpikir seperti ini. Berpikir bahwa Allah yang dia sembah, layani adalah Allah yang sejati. Padahal tidak. Itu adalah Allah yang palsu, Allah hasil proyeksi pikirannya sendiri. Sekali lagi, tanpa anugerah tidak mungkin orang mengenal Allah yang sejati.

Case kedua adalah Yohanes 8:37-44, “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena Firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu. Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah. Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Ini adalah satu kalimat Yesus Kristus yang sangat tajam kepada orang-orang Yahudi, salah satu kalimat di mana Yesus harus mati. Kalimat ini membukakan mata kita begitu sangat jelas. Orang Yahudi seluruhnya sungguh-sungguh menyembah Allah. Mereka memiliki ritual-ritualnya sendiri. Tetapi Yesus mengatakan, “Engkau tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Abraham.” Itu artinya engkau tidak memiliki iman persis seperti iman Abraham. “Bapa kami satu, Abraham. Kami menyembah Allah.” Yesus mengatakan, “Tidak. Engkau menyembah setan. Bapamu adalah setan.” Jadi setiap kali mereka menyembah, menyembah setan. Dalam pikirannya menyembah Allah. Ini sulitnya luar biasa. Tetapi ayat-ayat seperti ini menjelaskan kepada kita, iman yang sejati adalah iman yang mengalami pengenalan akan Allah yang benar. Objek imannya harus tepat, harus precise yaitu Allah yang sesungguhnya.

Di luar Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub, di dalam Yesus Kristus, tidak ada Allah yang sejati. Di luar Allah Tritunggal tidak ada keselamatan. Maka di sini jelas ada orang yang berpikir aku beriman kepada Allah tetapi iman itu bukan kepada Allah yang sejati. Iman itu adalah iman setan yang “mengaku Allah”. Ini adalah perikop-perikop yang sulit, tetapi realita. Bagaimana orang bisa tahu kalau dia salah? Bagaimana orang Yahudi bisa tahu kalau dia itu beriman kepada satu pribadi yang salah yang dia kira Allah padahal setan? Bagaimana Paulus bisa tahu bahwa imannya selama ini adalah iman yang salah? Titik referensinya adalah Yesus Kristus sendiri. Jikalau tidak mempercayai Yesus Kristus, bahkan menganiaya Yesus Kristus. Melawan kalimat-kalimat Yesus Kristus, bahkan tidak mengerti bahasa daripada Yesus Kristus. Tidak dapat menangkap Firman-Nya, demikian kata Alkitab, maka dia adalah beriman kepada Allah yang palsu. Dalam aplikasinya, satu hal yang penting secara rohani adalah kita harus bertumbuh di dalam mengenal Firman, mengenal Alkitab. Jikalau kita tidak bertumbuh mengenal Alkitab dan membaca Firman, kita dengan mudah sekali memakai kata Allah atau nama Yesus dan berkata bahwa kita beriman kepada Yesus tetapi sebenarnya adalah Yesus yang lain yang tidak dinyatakan dalam Alkitab. Pikiran kita mudah sekali melantur. Kita mudah sekali bergeser dari pada Allah yang sejati. Ketika saudara mengatakan sudah menjadi orang Kristen, sudah lahir baru tetapi tidak terus menerus Firman, maka kita sangat mungkin menciptakan Allah sendiri, membuat Yesus Kristus karya pikiran kita sendiri. Itulah sebabnya perlu untuk membaca Firman, karena kita akan menyadari ada satu pribadi yang sebenarnya kita tidak pernah kenal sebelumnya. Cara Dia memutuskan, cara pikiran-Nya, asing dari hidup kita.

Ketika kita menyatakan bahwa Dia memberkati kita, sungguh-sungguh bacalah Alkitab, saudara akan menemukan bahwa Dia memang sungguh-sungguh memberkati kita tetapi pengertian berkat-Nya itu berbeda. Karismatik sudah masuk ke dalam jebakan seperti ini dan kalau saudara tidak membaca dan mentaati Alkitab, saudara juga akan masuk ke dalam jebakan seperti ini. Kalau saudara hanya suka permukaan luar Alkitab saja, saudara akan menciptakan Allah sendiri, menciptakan Yesus sendiri dan mengatakan saya sedang melayani Yesus, Yesus hasil ciptaan pikiran kita sendiri. Iman yang sejati objek imannya itu harus tepat, benar, precise yaitu Allah yang sesungguhnya, Yesus yang sejati yang dinyatakan, disaksikan di dalam Alkitab.

Iman Abraham adalah iman yang berjalan di dalam pengenalan Allah yang sejati dan benar. Kejadian 22:2, “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria, persembahkan dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Dikatakan dengan jelas bahwa Allah meminta Abraham mempersembahkan anaknya yang tunggal, Ishak, sebagai korban bakaran. Ketika bicara mengenai persembahan maka tiga hal ini harus tepat: korbannya harus tepat, waktunya harus tepat, dan tempatnya harus tepat. Banyak orang ingin melayani Tuhan tetapi sebenarnya bukan yang Tuhan minta. Kita musti hati-hati jangan menipu diri kita sendiri. Tuhan dengan jelas menyatakan apa yang Dia minta dan itulah artinya persembahan, korbannya harus tepat yaitu Ishak, anakmu yang tunggal itu. Kedua, waktunya harus tepat, esok harinya dia pergi. Ketiga, tempatnya harus tepat di atas gunung Moria.

Ini adalah sesuatu yang sulit. Abraham pasti sangat ngeri melakukannya, pasti dengan air mata, tetapi Alkitab mengatakan dia menaati tanpa bantahan dari mulutnya. Kenapa? Timothy Keller menjelaskan, mengambil dari buku Jon Levenson, seorang ahli Yahudi yang menyelidiki hal-hal pada waktu ancient near east. Dia menyatakan budaya ancient near east tidak sama dengan budaya barat. Budaya barat bersifat individualistis tetapi budaya kuno bersifat perwakilan dan kekeluargaan. Setiap orang di dalam keluarga mereka bertindak untuk mengusahakan kesejahteraan dan nama seluruh keluarga itu. Budaya barat sangat individualistis, seorang anak berumur 18 tahun ke atas, sudah memiliki relasi yang sangat kecil dengan orangtuanya. Tetapi dalam budaya kuno ini tidak terjadi. Setiap orang di dalam keluarga bertindak untuk mengusahakan kesejahteraan seluruh keluarga. Seluruh harapan dan mimpi dari keluarga terletak pada anak laki-laki yang sulung khususnya. Sehingga ketika anak yang laki-laki sulung itu berhasil atau gagal, akan membuat satu keluarga itu berhasil atau gagal. Jon Levenson menyatakan panggilan untuk menyerahkan anak laki-laki sulung sama seperti meminta seorang ahli bedah menyerahkan kedua tangannya atau seorang pelukis menyerahkan kedua matanya, langsung collapse. Segala sesuatu yang sifatnya masa depan ada pada anak sulung itu dan apa yang terjadi kepada anak sulung akan terjadi kepada seluruh keluarga. Anak sulung adalah representative seluruh keluarga, itulah sebabnya ketika Allah memberikan tulah kepada Mesir, tulah yang tertinggi adalah anak sulungnya mati dan itu membuat langsung Firaun collapse. Ketika melihat Alkitab saudara akan menemukan teori anak sulung ini. Alkitab menyatakan berkali-kali bahwa Israel harus mempersembahkan anak sulungnya dan jikalau mau untuk hal itu tidak terjadi, anak sulung tersebut harus ditebus.

Berkenaan dengan anak sulung ada sisi positifnya dan sisi negatifnya. Persembahkan anak sulungmu kepada Tuhan, secara positif Allah akan memakai anak itu atau keluarga tersebut, tetapi sisi negatifnya adalah anak sulung ini harus dimatikan karena dia adalah representative wakil seluruh keluarganya dan seluruh keluarganya sudah berdosa. Keluaran 22:29, “Janganlah lalai mempersembahkan hasil gandummu dan hasil anggurmu. Yang sulung dari anak-anakmu laki-laki haruslah kau persembahkan kepada-Ku.” Keluaran 34:20, “Tetapi anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah kautebus dengan seekor domba; jika tidak kautebus, haruslah kau patahkan batang lehernya. Setiap yang sulung dari antara anak-anakmu haruslah kau tebus, dan janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa.” Ada satu aspek negatif, anak sulung harus dipersembahkan kepada Allah bukan karena untuk dipakai oleh Allah, tetapi dipersembahkan karena itu adalah tanda seluruh keluarganya sudah berdosa kepada Allah sehingga anak sulung harus dimatikan. Supaya anak sulung tidak dimatikan maka harus ditebus. Bilangan 3:40-42, “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Catatlah semua anak sulung laki-laki Israel yang berumur satu bulan ke atas, lalu hitunglah jumlah mereka, dan ambillah orang-orang Lewi bagi-Ku. Akulah TUHAN sebagai ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, juga hewan orang Lewi ganti semua anak sulung di antara hewan orang Israel. Maka Musa mencatat semua anak sulung yang ada pada orang Israel, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya.”

Kembali kepada Kejadian 22, anak sulung menjadi wakil keluarga untuk dimatikan dan semua upacara ini point-nya adalah satu, Tuhan mau mengingatkan bahwa setiap keluarga berhutang dan berdosa kepada Tuhan. Abraham mengerti Ishak diminta oleh Allah, itulah sebabnya dia tidak berbantah dengan mulutnya. Ketika Abraham mempersembahkan Ishak, dia pasti takut dan berair mata. Abraham tidak berbantah, tidak mempertanyakan hal ini karena prinsip ini jelas di dalam Alkitab, Ishak menjadi wakil keluarganya yang berdosa. Abraham menyadari bahwa Allah itu kudus dan dosa kami mengakibatkan Ishak diambil. Dia membawa Ishak, membawa menaiki gunung Moria, dengan hati yang hancur, air mata, langkah enggan, tetapi Abraham melakukannya bukan dengan blind faith. Dia mengenal Allah yang kudus dan dosa membuat Ishak diambil. Yang menjadi masalah adalah Abraham tetap tidak mengerti bagaimana Allah yang kudus itu tetap dapat menjalankan kasih karunia kepadanya sesuai dengan janji keselamatan-Nya. Allah di masa lalu sudah berjanji kepada Abraham. Allah itu kudus, aku harus membayar hutang kepada Allah. Ishak akan diambil aku tidak bertanya karena kesucian-Nya menuntut korban. Apa yang mendorong Abraham menaiki gunung itu pasti ada ketaatan, tetapi pasti ada pengharapan karena dia bersandar kepada janji Allah yang sudah Allah nyatakan kepada dia tentang keselamatan. Ada satu kalimat yang mengindikasikan pengharapan Abraham, Kejadian 22:5, “Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” Perhatikan, dia tidak mengatakan “aku akan kembali” tetapi “kami akan kembali.” Abraham tidak tahu bagaimana Dia melakukannya, bagaimana Allah akan menggabungkan kekudusan dan cinta-Nya, bagaimana Dia menggabungkan keadilan-Nya dan kasih karunia-Nya. Menggabungkan keduanya pada titik yang sama di saat yang sama dia tidak tahu, dia tidak bisa menjelaskan. Sampai kemudian Abraham ada di sana dan Allah menyediakan Kalvari. Yesus Kristus, anak domba itu, harus dimatikan tetapi Allah memberikan kasih karunia pada tempat yang tepat, pada tempat yang sama dan waktu yang sama. Abraham tidak menunjukkan iman yang buta. Iman jikalau itu sejati adalah pengenalan akan Allah yang hidup, yang sejati. Jika Abraham tidak mempercayai Allah itu kudus, maka dia tidak akan membawa dirinya yang berdosa dan membawa Ishak ke gunung itu. Dia akan melawan Allah. Dia akan menyangkal dirinya. Juga jikalau Abraham tidak mempercayai adanya kasih karunia dari Allah, bahwa Allah adalah sumber segala anugerah bagi dia maka Abraham akan terlalu putus asa dan dia akan mati mungkin sebelum sampai di atas gunung itu. Perhatikan! Hanya karena Abraham mengetahui bahwa Allah itu kudus dan Allah itu berkasih karunia, maka Abraham memiliki kekuatan di dalam kegentarannya yang dahsyat untuk melangkahkan kakinya ke atas gunung itu. Pada saat Abraham mau membunuh Ishak terdengarlah suara: “Abraham, Abraham jangan bunuh anak itu.” Kemudian Abraham menoleh ke belakang, dia melihat ada satu domba jantan di sana dan Abraham membawa domba jantan itu dan menyembelihnya. Imannya langsung menuju kepada ribuan tahun di depan. Allah Jehovah Jireh, Allah yang akan menyediakan bagi umat-Nya.

Dan ribuan tahun sesudahnya, Tuhan sungguh-sungguh menyembelih seorang anak sulung, anak sulung-Nya sendiri yaitu Yesus Kristus di atas kayu salib sebagai ganti anak sulung Abraham, Daud dan seluruh Rasul dan seluruh umat pilihan-Nya termasuk anak sulung saudara dan saya. Itulah iman. Iman itu adalah mengenal Allah yang sejati dan Allah yang sejati adalah Allah di dalam Yesus Kristus.

Elemen keempat adalah melihat kemuliaan dan signifikansi Kristus yang tidak tergantikan. Anak sulung Bapa di surga yang dipersembahkan di atas Kalvari untuk engkau dan saya. Itu adalah iman yang sejati. Karena itu, anak sulung dari orang-orang Israel tidak perlu mati. Maka sekarang Allah mengatakan kepada orang-orang Israel, berikan anak sulungmu melayani Aku.

Saya akan akhiri. Apakah engkau anak sulung? Allah sudah menebus hidupmu, engkau tidak perlu mati. Sekarang engkau yang sudah ditebus, engkau hidup untuk siapa? Jikalau engkau adalah anak sulung atau bukan sulung tetapi engkau tahu seluruh keluargamu adalah keluarga yang berdosa dan kesulunganmu itu didapat karena iman di dalam Yesus Kristus, pada pagi hari ini di dalam iman saya encourage engkau, saya dorong engkau untuk bangkit mewakili seluruh keluargamu, katakan kepada Tuhan, Tuhan seharusnya keluargaku itu mati tetapi aku berdiri di sini di dalam Yesus Kristus, terimalah persembahan yaitu diriku dalam Yesus Kristus. Pakailah aku menjadi milik-Mu. Lihat aku di sini. Aku mewakili, aku representative keluargaku. Aku melihat seluruh papa mama dan seluruh keluarga besarku adalah orang-orang berdosa. Tetapi Engkau ya Tuhan, Engkau sudah menyelamatkan aku. Aku berdiri di sini menjadi wakil mereka, pakailah aku. Kiranya hati-Nya boleh disukakan. Kiranya persembahan anak sulung itu menjadi kemuliaan bagi keluarga kita. Mari kita berdoa.


Kejadian 12:1-2
 
 

Malam hari ini kita akan berbicara tentang satu tokoh yaitu Yeremia. Alkitab itu ditulis untuk kita boleh semakin mengenal Allah dan makin mengenal orang yang Tuhan pakai. Apakah Tuhan memakai semua orang? Jawabannya adalah tidak. Orang-orang yang dipakai adalah orang-orang yang dipilih dan orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang dididik. Tuhan membangkitkan Yeremia pada waktu kondisi Yehuda itu merosot. Dia melayani selama 41 tahun lamanya. Dia melayani di depan lima raja dan satu gubernur. Dan di saat-saat terakhirnya adalah ketika Yerusalem dibuang oleh Tuhan. Nebukadnezar dengan tentaranya masuk ke dalam Yerusalem, membakar Bait Suci di sana, membunuh orang-orang di sana, dan kemudian membawa orang-orang ke pembuangan dan salah satunya adalah Daniel dan Yehezkiel. Malam hari ini kita akan melihat secara sederhana saja, apa yang ada di dalam Alkitab mengenai rahasia rohani Nabi Yeremia. Dan biarlah kita boleh mencontoh dalam Alkitab, karena Alkitab itu adalah pelita bagi kaki kita. Sehingga kita tidak tersesat. Sehingga kita mengejar apa yang penting di dalam rohani kita. Apa yang penting yang Tuhan didik pada Yeremia kiranya kita perhatikan. Karena itu adalah didikan untuk menjadi hamba Tuhan, menjadi murid Tuhan. Hari ini secara singkat saya akan berbicara tiga hal yang menjadi rahasia rohani Yeremia dan bagaimana dia dipakai besar-besaran oleh Allah. Pertama, semakin pandai seseorang, semakin luas jangkauan pelayanannya. Oh banyak sekali kita salah mengerti di dalam hal-hal seperti ini. Kita berpikir yang paling penting itu hati. Jelas, yang paling penting itu hati. Kita berpikir yang paling penting itu berjuang. Jelas berjuang itu penting, tetapi banyak orang yang berpikir kemudian kepandaian itu sama sekali tidak perlu. Saudara-saudara Alkitab tidak mengajarkan demikian. Dalam Alkitab ada 16 nabi yang menulis, 12 nabi disebut dengan nabi kecil dan 4 nabi disebut nabi besar. Mereka disebut nabi besar karena menulis kitab itu begitu panjang dan mereka disebut nabi kecil karena menulis kitab itu pendek. Tetapi, perhatikan apa yang mereka tulis, saudara akan mengerti satu hal ini bahwa nabi besar itu memiliki jangkauan intelektual sangat luas. Mereka bukan saja memiliki hati yang tulus di hadapan Allah, mereka bukan saja berjuang bagi Kerajaan Allah, tetapi mereka adalah orang-orang yang pandai, menguasai bidang-bidang mereka. Boleh dikatakan 4 nabi besar itu menguasai dari hal-hal politik, sosial dan internasional pada waktu itu. Lihatlah Yesaya, Daniel, Yehezkiel, dan Yeremia. Empat nabi besar itu menulis tentang bangsa-bangsa yang lain. Berarti mereka mengerti kondisi perpolitikan pada waktu itu. Sebagian dari mereka adalah orang internasional. Jikalau Daniel bukan orang pandai, tidak mungkin menjadi Perdana Menteri di Babel. Jikalah Yesaya bukan orang pandai, dia tidak mungkin menulis prosa, salah satu prosa yang terbaik di dalam seluruh literatur Yahudi. Dapat dikatakan tulisan Yesaya adalah The Mount Everest Hebrew literature. Ini adalah literatur yang tertinggi sekali, briliant sekali. Saudara-saudara, ketika seseorang itu adalah orang yang tulus, hatinya tertuju pada Allah. Dia berjuang sungguh-sungguh, tetapi dia memiliki kepandaian menyeluruh begitu dipakai oleh Tuhan maka pengaruhnya Internasional. Biarlah kita boleh mengerti prinsip ini. Jangan saudara-saudara memisahkan segala berkat Tuhan secara fisikal dan secara rohani. Banyak orang salah mengerti, “Oh Tuhan aku tidak pandai tetapi Engkau melihat hatiku.” Saudara-saudara, biarlah orang yang berdoa demikian, engkau belajar, kita belajar, untuk menjadi orang yang lebih menguasai. Tingkatkan pikiran kita untuk menguasai lebih banyak bidang. Banyak orang yang hatinya murni tetapi saudara-saudara tidak memakai otak di dalam gereja. Banyak orang yang hatinya murni, tetapi tidak mau belajar apa saja. Saya berkali-kali bicara kepada pengurus, baca buku teologia. Kalau engkau mau dipakai oleh Tuhan, engkau dan saya harus belajar. Ini adalah sesuatu yang memang Tuhan nyatakan di dalam Alkitab. Yesus Kristus sendiri mengatakan: Biarlah engkau boleh cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Banyak dari kita memiliki hati yang tulus tetapi kita bodoh, kita tidak mau untuk belajar, kita itu malas. Kita berpikir yang rohani itu lebih tinggi daripada hal-hal fisikal. Saudara-saudara, ini tidak boleh terlepas sama sekali. Tentu kalau kita orang pandai, tetapi hati kita tidak tulus, Tuhan tidak akan pakai. Kalau kita itu pandai, tetapi kita tidak mau berjuang bagi Allah, Allah juga tidak akan pakai. Hati itu harus tulus, kita itu harus berjuang, kita harus menjaga kesucian. Tetapi kita harus menaikkan seluruh kapabilitas dan abilitas kita. Sama halnya kesalahan dalam konsep ini. Oh Tuhan, Engkau mengerti hatiku, pemberianku itu tidak seberapa tetapi Engkau melihat hatiku. Tuhan akan tanya kenapa pemberianmu tidak seberapa. Kalau pemberianmu tidak seberapa, engkau tahu hatiku, memang hatimu diberikan tidak seberapa. Jangan menipu diri. Saudara-saudara, kita tidak akan dipakai oleh Allah dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tuhan akan memakai orang-orang yang memberikan terbanyak, juga secara jumlah. Saudara-saudara boleh uji kalimat saya, apa yang ada di dalam Alkitab. Bukankah janda yang miskin itu memberikan uang itu, dipakai oleh Allah, dipuji oleh Yesus. Engkau mengatakan dia cuma memberikan 2 keping, tetapi Alkitab mengatakan 2 keping itu seluruh uang hari itu dia punya. Berarti itu adalah 100% bukan? dan ada orang kaya dia kasih begitu banyak tetapi sangat kecil sekali dalam presentasi. Saudara-saudara, janda ini memberikan seluruhnya, berarti hatinya diberikan seluruhnya untuk Allah. Biarlah kita tidak membodohi diri kita dan tidak menipu diri. Orang yang hatinya diberikan kepada Allah, dia akan memberikan yang terbaik. Orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Allah dia adalah orang yang tulus dan mau belajar. Dan demikianlah Yeremia, seorang nabi yang disebut sebagai nabi yang major (besar); dia menguasai banyak hal dan semua bidang itu dipakai oleh Allah. Biarlah kita jangan masuk ke dalam mengasihi diri. Ketika seseorang mengatakan, “Oh Tuhan aku lebih bodoh daripada orang itu.” Saudara jangan kena tipu setan. Kalau kita merasa lebih bodoh daripada orang itu, biarlah kita boleh belajar, biarlah kita boleh membaca buku. Saudara-saudara, tidak bisa tidak, seluruh orang di dalam gereja ini harus belajar. Kalau kita mau dipakai Tuhan lebih luas, harus belajar. Ini adalah suatu prinsip di dalam Alkitab. Hati itu penting, berjuang itu penting, kesucian itu penting, tetapi anugerah Allah yang diberikan pada otak kita, pikiran kita juga penting. Itu adalah hal yang pertama. Kedua, Tuhan mendidik keras kepada Yeremia. Orang yang mau dipakai oleh Tuhan adalah orang yang dididik keras oleh Tuhan. Semakin dia dipakai, semakin dia dididik. Saudara-saudara, kehidupan Yeremia sangat sulit. Apakah kita tahu berapa kali Yeremia itu complaint kepada Tuhan. Berkali-kali complaint, tetapi di dalam Alkitab, tiga complaint yang besar. Dan hari ini saya akan membawa saudara di dalam ayat-ayat untuk mengerti complaint Yeremia karena begitu sangat sulit hidupnya, begitu banyak tantangan, begitu banyak salah paham, begitu banyak orang yang mau membunuh dia, dan kemudian dia complaint kepada Tuhan. Tetapi perhatikan apa yang Tuhan jawab kepada dia. Complaint yang pertama ada di dalam Yeremia 12:1-4, dan ayat yang kelima adalah jawaban Tuhan. Yeremia 12:5, inilah jawaban Tuhan yang keras. Yeremia itu ditentang sangat keras sekali oleh orang-orang pada waktu itu. Siapa yang menentang dia? Raja menentang dia, imam menentang dia, teman-teman sepelayanannya yang bernubuat palsu menentang dia, orang-orang satu kotanya menentang dia. Dan dia tidak diperkenankan oleh Tuhan menikah dan melahirkan anak dari perempuan kota itu. Kalau saudara-saudara mau berbicara orang yang sungguh-sungguh sendirian, itulah Yeremia. Maka dia sangat kesepian, maka dia sangat disalahmengerti oleh banyak orang. Dan dia sangat diserang oleh banyak musuhnya, maka kemudian dia bicara kepada Tuhan dalam doanya: “Oh Tuhan, Engkau mengenal aku, dan Engkau lihat seluruh musuh-musuhku. Oh Tuhan, biarlah engkau membinasakan mereka, biarlah mereka seperti rumput yang layu.” Dia complaint dengan seluruh kehidupan yang ada saat ini, dan kemudian jawaban Tuhan itu apa? Jikalau engkau sudah berlari, dengan orang yang berjalan kaki, dan engkau sudah lelah, bagaimana engkau akan berpacu, berlari dengan kuda. Oh kalimat dari Tuhan itu artinya: “Hi Yeremia, saya beritahu kepadamu, yang kamu sekarang itu hadapi itu belum seberapa. Kamu sekarang sudah lelah. Kamu sekarang sudah lari, padahal engkau itu hanya bertemu dengan orang yang berjalan. Engkau harus tahu Yeremia, suatu hari engkau harus berlari melawan kuda.” Dan Tuhan kemudian menyatakan apa artinya, “Engkau katakan bahwa seluruh kota ini melawan engkau, saya beritahu kepadamu Yeremia, bahwa sebenarnya keluargamu sendiri, kakakmu, adikmu melawan engkau.” Ketika saya menemukan kalimat seperti ini, ini adalah konseling yang baik. Saudara sekarang pikirkan, saudara sedang berbeban berat dan kemudian saudara sangat sulit hidupnya. Saudara kemudian bicara dengan saya, “Pak Agus saya akan bertemu, saya penuh dengan beban, saya penuh dengan airmata, bisakah saya bertemu dengan engkau.” Kemudian saudara bertemu dengan saya, menceritakan kesulitan saudara, lalu kemudian saya mengatakan, “Loh kayak begini kamu tidak bisa, ini mudah, nanti ada yang lebih berat.” Menurut saudara, saudara keluar tempat konseling itu, saudara akan dibangunkan atau saudara akan down? Dan itu yang dilakukan Tuhan, tidak membuat Yeremia itu masuk dalam self-pity. Allah itu kalau mendidik hamba-Nya, keras luar biasa. Kalau saudara-saudara hanya melihat Alkitab itu permukaan, saudara-saudara pikir Tuhan, saya bisa kenal Dia. Kita itu sulit mengerti Tuhan. Dia baik tetapi tidak terduga, demikian kata C.S. Lewis. Kita tidak bisa menduga jawaban-Nya. Ini adalah sesuatu tindakan Allah yang mendisiplinkan Yeremia keras. Sekarang saya akan masuk complaint Yeremia yang kedua,Yeremia 15:10-18. Kemudian jawaban Tuhan ada pada ayat 19. Kalau saya melihat ayat-ayat ini, saya senang sekali karena ini adalah kejujuran Yeremia. Apakah seseorang yang hebat rohaninya itu selalu berada di puncak? Jawabannya adalah tidak. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang bisa menikmati Tuhan, kadang begitu kering. Saudara bisa melihat di dalam ayat-ayat ini cetusan dari mulut Yeremia dalam doanya, ada ekuilibrium dan disekuilibrium. Ada saat-saat ketika dia kuat sekali, ada saat-saat itu ketika dia jatuh ke bawah. Oh Tuhan Engkau mengetahui, ingatlah aku, perhatian aku, lakukan pembalasan terhadap mereka. Oh Tuhan, ketika aku bertemu dengan perkataan-Mu, aku menikmatinya. Firman-Mu itu kegirangan bagiku, maka itu adalah kerohanian yang naik dari Yeremia. Tetapi di tempat yang lain, Yeremia pernah turun rohaninya: Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Mengapa lukaku sangat payah? Oh Engkau Tuhan, Engkau seperti sungai yang curang bagiku. Dan kemudian ayat yang ke-10 celaka aku, ya ibuku bahwa engkau melahirkan aku. Kalau saudara-saudara berada dalam keadaan seperti itu, saudara datang kepada Tuhan lalu kemudian kira-kira Tuhan akan menghibur kita seperti apa? Dan ini adalah jawaban Tuhan. Jikalau engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau. Jikalau engkau mengucapkan sesuatu yang berharga, Aku akan memakai engkau menjadi penyambung lidah. Ini adalah didikan yang keras sekali. Yeremia harus mencabut kalimatnya. Yeremia tidak boleh mengucapkan hal seperti itu di hadapan Allah. Dia harus mencabut kembali keluh kesahnya. Tuhan sama sekali tidak menghiburnya. Dia sangat keras terhadap Yeremia. Saudara lihat Yeremia 12 tadi, dia complaint lalu kemudian Tuhan mengatakan kamu masih seperti ini saja complaint? Akan ada yang lebih berat. Dan beberapa bulan kemudian dia menanggung sesuatu yang lebih berat lagi. Dia complaint kemudian Tuhan katakan engkau cabut perkataanmu. Kalau engkau tidak mencabut perkataanmu, Aku tidak akan pakai lagi. Sulitnya luar biasa. Dan complaint yang ketiga ada dalam Yeremia 20. Saudara akan melihat bagaimana Yeremia sudah pada puncak keluh kesahnya. Kalau saudara pernah mengingat siapa orang yang pernah mengutuki hari lahirnya, maka itu adalah Ayub. Tetapi apakah kita mengerti bahwa Yeremia adalah salah satu nabi yang mengutuki hari lahirnya? Saya akan bacakan Yeremia 20:7-18. Ini bicara mengenai ekuilibrium. Ini bicara berkenaan satu pengharapan, satu doa, satu kedekatan dengan Tuhan. Tetapi tidak sampai di situ. Beberapa hari kemudian dia mengatakan; Terkutuklah hari lahirku. Yeremia 20:14-18. Apakah saudara pernah membaca ayat ini? Betapa sangat sulitnya jiwa Yeremia. Oh jangan lagi hari itu menjadi hari sukacita ketika aku lahir. Bukankah lahir seharusnya hari sukacita? Hari itu hari terkutuk. Seharusnya hari itu seperti kota Yerusalem itu ditunggangbalikkan. Kenapa aku harus lahir di dunia ini? Kenapa aku tidak mati dalam kandungan ibuku, sehingga perut ibuku menjadi kuburanku? Kenapa ibuku harus melahirkan aku, sehingga aku melihat daripada hari-hariku itu penuh kedukaan? Oh luar biasa sekali. Kesulitannya itu luar biasa. Dan apa jawaban Tuhan? Saudara-saudara, Tuhan diam. Saudara perhatikan tiga bagian ini. Yeremia 12: Tuhan, ini susah. Tuhan jawab engkau sekarang seperti ini sudah engkau complaint? Bagaimana engkau nanti berpacu melawan kuda? Yeremia 15: Tuhan, sulit. Kalau engkau mau mencabut kalimatmu, Aku akan memakai engkau. Yeremia 20: Tuhan, hari aku lahir itu terkutuk. Tuhan diam. Tidak ada hiburan. Ini adalah didikan Tuhan untuk nabi. Ini adalah didikan Tuhan untuk orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang sungguh-sungguh dipakai oleh Tuhan akan dididik oleh Tuhan itu keras. Kalau kita ingin dipakai oleh Tuhan, biarlah kita boleh merelakan hati kita dididik oleh Tuhan. Ada satu kuda; kuda kerajaan. Suatu hari kuda dan rajanya itu berpawai masuk ke dalam sebuah kota. Dan kemudian di tengah-tengah semua rakyat yang bertepuk tangan, kuda itu dengan tegap berjalan ke depan dan kemudian raja ada di atasnya dengan mahkota. Dan kuda itu jalan perlahan demi perlahan. Dan kemudian semua orang itu terpesona dan memuji raja itu. Dan juga ada kuda-kuda lain yang diikat di tempat-tempat yang lain melihat kuda raja itu. Sampai di satu tempat raja kemudian turun dan kuda kerajaan itu ditambatkan, diikat di satu tempat. Dan kemudian ada kuda-kuda lain ada di sana. Dan kemudian kuda-kuda yang lain itu saling berbisik. Dan kemudian bicara kepada kuda kerajaan itu. “Oh engkau enak ya, engkau dipakai sama raja. Engkau enak ya, engkau menjadi kuda kebanggaan raja.” Lalu kemudian kuda raja itu mengatakan, “engkau tidak tahu apa yang dia sudah lakukan dalam hidupku. Engkau tidak tahu bagaimana raja itu melatih aku dengan ketat, bagaimana dia sangat-sangat mendisiplin aku.” Saudara lihat saja kuda kerajaan, saudara lihat bagaimana dia punya postur, bagaimana dia melangkah itu ada iramanya, dia tidak mungkin akan ke kanan atau ke kiri. Dia sudah dilatih sedemikian rupa untuk taat, dan itu adalah kuda kerajaan. Dan demikian juga untuk semua orang yang dipakai oleh Allah. Saudara jangan berpikir untuk mau dipakai oleh Allah dengan sesuatu yang gampang. Sekarang saya akan masuk ke dalam aplikasi sederhana saja. Kalau mau dipakai sama Tuhan, jangan mudah tersinggung. Alkitab dengan jelas kita bukan saja disalahmengerti sama orang, kita dikosongkan. Kita dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi dalam hidup kita. Filipi 2 menyatakan: Biarlah dalam hidupmu bersama, engkau menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus. Filipi 2 itu menyatakan: Yang walaupun Dia dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Dia mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi manusia dan dipaku di atas kayu salib. Wajah kita, diri kita, muka kita, bukan segala-galanya dan bukan utama di dalam sebuah gereja. Kalau saudara-saudara sedikit-sedikit tersinggung, itu berarti hati saudara, perasaan saudara adalah segala-galanya. Tuhan tidak akan memakai orang seperti itu. Tuhan akan memakai orang yang mau dibentuk. Saudara-saudara, apa yang ada pada Yeremia? Apakah dia tersinggung karena disalahmengerti? Dia bahkan tidak pernah memiliki kesalahan apapun terhadap rakyat pada waktu itu. Dia dikosongkan oleh Allah supaya serupa dengan Yesus Kristus. Dan biarlah kita boleh mengerti itu adalah didikan Allah kepada kita semua. Hal yang ketiga, terakhir.Rahasia rohani Yeremia adalah memilih salib terberat yang ada di dalam hidupnya. Mari kita lihat Yeremia 24:1-2 dan Yeremia 40:1-4. Sekarang saya akan jelaskan apa artinya. Suatu hari di dalam penglihatan, Tuhan berbicara kepada Yeremia, memperlihatkan Yeremia ada dua keranjang buah ara. Satu adalah keranjang yang isinya buah ara yang baik, satu lagi adalah keranjang buah ara yang busuk. Dan Tuhan menjelaskan kepada Yeremia, keranjang buah ara yang baik adalah orang-orang yang akan dipelihara oleh Tuhan yaitu orang-orang yang akan pergi ke pembuangan di Babel. Dan kemudian, nanti suatu hari setelah 70 tahun saudara akan membaca dalam Alkitab orang-orang itu kembali ke Yerusalem. Ini adalah orang-orang yang pandai karena sudah dilatih oleh Babel. Dan orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapatkan begitu banyak kekayaan dari Babel, dan Tuhan itu memelihara hidup mereka. Uniknya, meskipun mereka di Babel, Tuhan memelihara mereka menjadi orang-orang yang sejahtera di Babel di pembuangan itu. Dan mereka akan kembali ke Yerusalem dan akan membangun Yerusalem. Kalau saudara-saudara menemukan orang Israel zaman sekarang itu adalah orang-orang salah satu terpandai di dunia, itu adalah karena mereka keturunan dariorang-orang Israel yang dibuang di Babel. Mereka mempelajari begitu banyak ilmu di sana dan kemudian mereka kembali dan menjadi bangsa yang besar di Yerusalem. Itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi ada yang kedua yaitu keranjang buah ara yang jelek. Apa itu? Tuhan memberi tahu kepada Yeremia keranjang yang buruk itu maka itu adalah orang-orang yang tertinggal di Yerusalem. Mereka nanti akan dimatikan dan akan dimusnahkan. Dan akan begitu banyak orang-orang yang merampok mereka. Dan mereka itu akan sangat sedikit jumlahnya dan bahkan mereka itu akan dikejar oleh binatang-binatang liar. Mereka akan menjadi orang-orang miskin yang terserak di Yerusalem. Yeremia mendapatkan visi seperti itu. Beberapa waktu kemudian, beberapa bulan, dan kemudian Raja Nebukadnezar dan seluruh pasukannya itu menghancurkan Yerusalem. Dan Yeremia adalah orang yang ditahan oleh Raja Yehuda pada waktu itu, dan kemudian Nebukadnezar itu membawa orang-orang dari Yerusalem menuju ke Babel. Beberapa orang yang dibawa ke sana adalah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan kemudian ada seorang perwira Nebukadnezar namanya adalah Nebuzaradan. Dia lihat Yeremia berada di dalam ikatan belenggu. Lalu kemudian dia membebaskan Yeremia dan kemudian dia mengatakan kepada Yeremia, “Sekarang engkau pilih, engkau boleh ikut sama aku ke Babel dan aku akan menjaga engkau atau engkau mau pergi ke mana saja silahkan.” Kalau saudara sudah mendapatkan visi seperti itu dari Tuhan, apa yang engkau akan pilih? Oh saya akan memilih Babel, karena itu adalah keranjang buah ara yang baik. Tetapi sangat mengejutkan Yeremia tidak memilih Babel. Apa yang dia pilih? Dia memilih bersama dengan umat yang terserak, tertinggal di Yerusalem. Dan setelah itu saudara akan tahu bahwa suatu hari Yeremia akan dikejar menuju ke Mesir dan dia akan mati di sana. Saudara bisa melihat kehidupan akhir Yeremia itu begitu sulit. Kematiannya itu begitu mengenaskan. Lain dengan Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel. Tetapi kenapa Yeremia mau memilih ini? Perhatikan prinsipnya, Yeremia memilih salib terberat di dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Allah. Itu adalah rahasia rohani Yeremia. Oh saudara-saudara, ini adalah sesuatu yang sulit tetapi ini adalah sesuatu prinsip di dalam Alkitab. Jikalau kita mau tahu apa itu menjadi kehendak Allah bagi kita, salah satu prinsipnya yaitu ambil salib terberat di dalam hidup kita dan jalani itu. Oh ini adalah satu raksasa rohani. Dan saudara-saudara sekarang tahu bagaimana Tuhan akan memakai nabi-nabinya untuk menjagai umat-Nya. Di Babel Tuhan menempatkan di atas; Daniel. Di Babel Tuhan menempatkan orang-orang di bawah dan Tuhan menempatkan mereka dengan memberikan satu nabi, Yehezkiel. Dan di Yerusalem, umat yang sebentar lagi dimusnahkan, Tuhan menggerakkan Yeremia untuk menemani mereka. Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Di mana setiap umat Israel ada, dikirimlah nabi-nabi-Nya. Tuhan memimpin Yehezkiel di bawah, di tempat Babel. Dan kemudian Tuhan menempatkan Daniel di atas, di Babel. Dan kemudian menempatkan Yeremia, di tanah Yehuda yang ditinggalkan. Dan ini adalah kehidupan Yeremia. Oh saya sangat-sangat mendorong saudara mulai dari malam ini saudara membaca kitab ini. Ini adalah kitab-kitab yang tidak mudah. Saudara-saudara bukan berarti tidak mudah untuk dibaca, tetapi prinsip-prinsip rohaninya itu adalah sesuatu yang ketat. Ini adalah rahasia orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Yang pertama adalah kita harus mengusahakan kita terus naik untuk terus bisa dipakai Tuhan, lebih pandai, lebih menguasai banyak hal. Yang kedua biarlah kita boleh rela dididik keras oleh Tuhan. Wajah kita, nama kita, perasaan kita itu bukan segala-galanya. Dan yang ketiga adalah biarlah kita boleh memikul salib dan memilih salib terberat yang Tuhan bukakan jalannya di hadapan kita. Biarlah Tuhan boleh memimpin kita masing-masing dan membentuk kita menjadi hamba-hamba-Nya seturut dengan kehendak-Nya. Mari kita berdoa.
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

1 September 2019
Abraham(2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kejadian 12:1-2

Kejadian 12:1-2

Minggu yang lalu kita sudah berbicara berkenaan dengan satu topik ini, apa yang menjadi elemen-elemen dari iman? Seorang beriman kepada Allah yang sejati itu apa maksudnya? Kalau Alkitab mengatakan dia adalah orang yang beriman, kalau buku kesaksian mengatakan bahwa dia itu adalah seorang yang beriman kuat, apa yang ada dalam pikiran kita pertama kali? Kita selalu berpikir bahwa orang itu adalah orang yang berkomitmen, orang itu adalah orang yang berani untuk membayar apapun saja untuk Tuhan. Tetapi Alkitab mengatakan titik beratnya bukan itu.

Hal pertama, hal utama yang menjadi titik berat ketika kita berbicara mengenai iman adalah adanya anugerah Allah. Dikatakan orang yang beriman maka orang itu mendapatkan anugerah Allah, mendapatkan Firman Allah, mendapatkan belas kasihan Allah. Ketika kita mendengar bahwa orang itu adalah orang yang beriman, saudara-saudara jangan berpikir mengenai betapa komitmennya orang itu, betapa setianya orang itu, betapa kuatnya orang itu, tetapi sebaliknya, kita harus berpikir betapa besar komitmen Allah kepada orang itu. Betapa besar kasih setia Allah kepada orang itu. Betapa kuat Allah memegang orang itu. Sehingga ketika saudara-saudara melihat perempuan Siro-Fenisia yang mengejar Yesus Kristus untuk meminta pertolongan Yesus Kristus dan orang itu tidak mau pindah, tidak mau keluar, sampai Kristus memberikan berkat dan setelah Kristus memberikan berkat kepada perempuan itu maka Kristus kemudian berbicara kepada para murid-murid-Nya betapa besar imanmu ini lebih besar daripada seluruh orang Israel. Betapa besar imanmu. Perempuan ini tahu bahwa hidup atau matinya tergantung dari kasih karunia Yesus Kristus. Betapa besar komitmen Allah kepada perempuan ini. Betapa besar komitmen Allah kepada Abraham. Abraham adalah orang berdosa. Alkitab mengatakan dia adalah penyembah berhala, tidak ada yang benar dalam hidupnya. Tetapi di dalam anugerah Allah, Allah memilih orang ini. Allah menyukai, menyenangi, mencintai orang ini dan Allah kemudian memproteksi dia.

Ketika berbicara berkenaan dengan beriman kepada Tuhan itu artinya Tuhanlah yang memberikan perlindungan kepada orang tersebut. Itu berarti orang yang beriman ini membuang segala sesuatu yang melindungi dia, tidak mempercayakan dirinya kepada segala sesuatu di dalam dan di luar dirinya selain kepada Kristus Yesus. Saya akan ulangi lagi kalimat ini. Beriman kepada Tuhan artinya dia memberikan dirinya untuk dilindungi oleh Allah semata. Dia tidak memperdulikan, dia membuang segala sesuatu yang melindungi dia, tidak mempercayakan dirinya pada segala sesuatu di dalam dan di luar dirinya selain kepada Kristus Yesus. Bahkan dia tidak mempercayakan dirinya pada kejujurannya. Dia tidak mempercayakan dirinya kepada hati nuraninya yang bersih. Saudara-saudara, power of justification is always free and by faith. Saya akan berikan contoh sederhana. Sering sekali ketika saya berdoa maka saya datang di hadapan Tuhan dan kemudian saya tidak memiliki confident karena saya rasa ada sesuatu hal yang tidak beres dalam hati saya. Atau saya sudah melakukan dosa dan saya tidak memiliki confident. Sebaliknya saya sering sekali datang kepada Tuhan dan kemudian saya memiliki confident dan saya bahkan memiliki confident bahwa Dia mendengarkan doa saya karena saya tidak berbuat dosa satu minggu itu. Dan saya memelihara hati nurani yang murni. Saya bersih. Kelihatannya ini adalah sesuatu yang rohani tetapi itu adalah sesuatu yang menipu. Hati nurani yang murni memang Alkitab itu katakan kita perlu untuk menjaganya. Kesucian itu memang sesuatu yang perlu untuk kita mengejarnya. Tetapi kita datang kepada Allah diterima atau tidak diterima adalah berdasarkan hanya kepada pekerjaan Kristus Yesus yang sudah hidup, yang sudah mati dan yang sudah bangkit. Tidak pernah saya diterima oleh Allah, doa saya dikabulkan oleh Allah berdasarkan tindakan saya. Yang melindungi saya dari kemarahan Allah bukan kalau saya menjadi anak yang baik, tetapi yang melindungi saya dari kemarahan Allah adalah karena Kristus Yesus sudah mati bagi saya. Itu tidak berarti kemudian kita bisa bermain-main dengan dosa. Itu tidak berarti bahwa kita bisa take it for granted untuk segala sesuatu yang sudah Tuhan kerjakan. Itu tidak berarti bahwa kemudian saya bisa membuka video porno dan menonton sesukanya. Dan kemudian saya datang kepada Tuhan dan kemudian saya mengatakan dengan enteng bahwa Anak-Mu sudah mati bagiku, tidak seperti itu. Itu adalah penghinaan kepada anugerah Allah. Tetapi itu berarti bahwa saya datang kepada Allah, saya membuang segala sesuatu yang bisa melindungi saya seakan-akan, hati nurani saya. Saya tidak bisa bicara kepada Tuhan, Tuhan Engkau jangan marah kepadaku, Engkau lihat hati nuraniku bersih. Oh Engkau jangan marah kepadaku Tuhan karena Engkau lihat satu minggu ini saya tidak melakukan dosa, segala sesuatu itu melindungi saya dari mata Allah yang suci? Dari segala sesuatu itu saya berikan kepada Allah sebagai jasa saya? Power of justification is free. Itu adalah sesuatu anugerah yang kita terima di dalam iman. Maka ketika kita mengerti ini kita membuang segala sesuatu yang melindungi kita, tidak mempercayakan diri pada segala sesuatu di luar dan di dalam hati kita, selain kepada Pribadi Yesus Kristus.

Hal yang kedua, minggu yang lalu kita sudah bicara berkenaan dengan Abraham adalah bapak orang beriman. Abraham adalah orang beriman. Apa artinya atau apa elemen dasar dari iman yang kedua? Orang yang mendapatkan belas kasihan itu yang pertama tadi. Dan orang yang mendapatkan belas kasihan Allah itu akan dipanggil keluar oleh Allah. Dipanggil keluar oleh Allah untuk berjalan bersama dengan Allah. Dan di dalam perjalanannya orang ini akan disendirikan. Orang ini akan dibuat sendiri. Firman Tuhan yang membuat Abraham itu beriman adalah pergi, pergi dari negerimu, dari sanak saudaramu dan juga dari seisi rumah tanggamu. Firman Allah kepada Abraham bukan seperti ini: Aku mengasihi engkau, Abraham. Kamu tinggal di sini saja. Aku akan mengunjungi engkau setiap hari. Tidak. Sama sekali tidak. Firman-Nya adalah: pergi Abraham. Pergi itu artinya adalah pemisahan, itu adalah calling, panggilan untuk memisahkan diri. Panggilan yang saudara-saudara akan tahu sepanjang hidup Abraham nanti adalah panggilan yang makin hari makin dibuat sendiri. Bukan menjadi sebatang kara lalu kemudian tidak lagi punya istri, tidak lagi punya suami atau tidak ada anak-anak, bukan seperti itu. Tetapi itu adalah panggilan dibuat jiwanya yang paling dasar memiliki Allah dan dimiliki oleh Allah semata. Hal yang terintim di dalam isi hatinya terdalam adalah Kristus Yesus saja. Alkitab dengan jelas menyatakan Allah membuat sendiri anak-anak yang dipilih untuk beriman. Tuhan akan memakai apapun saja, Dia akan memakai kesalahan-kesalahan orang itu. Musa dibuat sendiri karena kesalahannya mematikan seorang Mesir. Yakub dibuat sendiri karena dia adalah seorang penipu. Tuhan akan memakai apa saja, kesalahan orang itu, atau orang jahat yang membuatnya sendiri, Yusuf itu dijahati oleh saudara-saudaranya dan akhirnya sendiri. Daniel; Nebukadnezar menyerang kotanya akhirnya ditarik sendiri. Tuhan juga memanggil dengan panggilan seperti ini, panggilan kepada Abraham dan akhirnya sendiri. Panggilan kepada Yehezkiel akhirnya sendiri. Panggilan kepada Yeremia dan Yeremia akhirnya sendiri. Kadang di dalam kasus yang sangat jarang terjadi seperti Ayub, literally dibuat sendiri. Seluruh anaknya, mantunya, siapapun saja mati. Dan kemudian istrinya itu membuang dia. Saudara-saudara, Tuhan akan memakai, Tuhan bisa memakai apapun saja. Kalau saudara mengatakan aku beriman dan iman itu adalah iman yang hidup di dalam Kristus Yesus, maka itu adalah sesuatu iman yang bukan statis tetapi iman yang berjalan bersama dengan Allah. Dan ketika Dia berjalan maka Tuhan akan memisahkan kita.

Lukas 9, Yesus Kristus mengatakan apa gunanya memperoleh seisi dunia tetapi engkau membinasakan dirimu? Itu adalah panggilan Kristus, kita keluar meninggalkan dunia. Saudara-saudara ada di dalam dunia tetapi hati kita tidak ada di dalam dunia itu. Tetapi ketika saudara-saudara melihat Lukas 9 lalu kemudian Lukas 14 maka Yesus lebih dalam lagi mengatakan jika seorang datang kepadaku tidak membenci ayahnya, ibunya, suaminya, istrinya, anaknya laki-laki perempuan, dia tidak layak untuk menjadi pengikut-Ku. Ini adalah panggilan menyendiri. Bukan berarti saudara keluar dari rumah tangga saudara. Tidak berarti saudara juga membenci semua orang. Makin bertengkar rumah tangganya itu berarti makin menjadi pengikut Kristus, tidak seperti itu. Tetapi ini berbicara berkenaan dengan saudara dan saya memiliki satu hati yang makin lama makin intim dengan Yesus Kristus dan keintimannya melebihi daripada orang yang kita sayang sekalipun. C.S.Lewis sekali lagi menyatakan, kalau saudara dan saya makin mengasihi Kristus, maka saudara dan saya akan mengasihi orang-orang yang kita kasihi lebih daripada sebelumnya. Oh C.S.Lewis brilian sekali. Itu satu kunci yang luar biasa bagaimana membuat anak saudara makin mengasihi saudara. Ini bukan sesuatu permintaan yang egois. Kita pasti ingin dicintai bukan? Kita juga ingin mencintai. Masa ada papa atau mama yang mengatakan bagaimana caranya supaya anak saya benci saya? Tidak ada. Bagaimana caranya supaya anak kita makin mencintai kita? Alkitab memberikan jalannya, maka buatlah dia makin mencintai Kristus. Kalau dia makin mencintai Kristus, dia akan mencintai engkau lebih daripada sebelumnya. Tetapi kalau saudara-saudara pakai cara dunia, saudara menguasai dominan kepada anak saudara, saudara menggunakan cara-cara dunia ini untuk memikat hati anak saudara untuk mencintai saudara, saudara akan tahu itu tidak akan terjadi. Itu tidak akan terjadi anak itu makin mencintai saudara, anak itu makin kurang ajar sama kita iya. Yesus Kristus melepaskan segala sesuatu yang ada dalam diri murid-murid-Nya, pertama-tamanya Lukas 9 adalah dunia, dan Lukas 14 adalah seisi rumah tangganya. Dan di dalam case Abraham, pemisahan terhadap tanahnya, negerinya dan seisi rumahnya, suatu hari dia akan berjalan lagi dan dia akan terpisah dari istri dan anaknya. Ketika Tuhan mengatakan berikan anakmu yang tunggal itu, Ishak, dan persembahkan kepada-Ku di gunung Moria itu, maka saudara-saudara bisa tahu kira-kira apa yang ada pada diri Abraham? Dia biasanya bicara sama Sara. Apa saja isi hatinya dia bicara sama Sara. Saudara pikir ini dia berani bicara sama Sara? Hei Sara, besok aku mau bawa Ishak mau saya sembelih ke sana. Menurut saudara Abraham berani bicara sama Sara? Sebelum itu terjadi, Sara yang akan tusuk Abraham dulu. Sara akan bilang, enak aja lu, siapa yang melahirkan? Maka tidak mungkin itu. Dia harus diam. Saudara-saudara, bapak orang beriman ini sulitnya luar biasa. Orang-orang yang beriman, salah satu tandanya adalah di dalam hal-hal penting, dia diam, hal-hal yang sulit untuk dimengerti, dia diam. Maria, ketika Yesus mengatakan Aku harus ada di rumah Bapa-Ku, kenapa engkau harus mencari Aku? Alkitab mengatakan Maria diam dan dia menyimpan segala sesuatu di dalam hatinya. Dia mempercayakan semuanya kepada Tuhan, Dia akan menjelaskan segala sesuatunya pada waktunya. Abraham persembahkan anakmu yang tunggal itu, Ishak, maka dia harus terpisah dari istrinya. Dia pergi sendiri sama Ishak suatu saat nanti dia harus terpisah dengan Ishak. Saya tidak akan mengekposisi sekarang, kalau Tuhan pimpin dalam dua minggu lagi saya akan bicara akan hal ini. Tetapi sekali lagi ini adalah ciri perjalanan iman, disendirikan untuk apa? Tuhan senang kalau kita sendirian? Oh ini bukan panggilan untuk mengasihani diri saudara, dia disendirikan secara spiritual untuk dia boleh mengasihi Allah saja di dalam dasar hati terdalamnya. Sehingga dia bisa mengatakan You are my portion Lord, You are my cup. Engkau adalah bagian yang diundikan kepadaku. Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Daud. Daud memiliki istri, anak, ketenaran, tanah yang luas, sahabat-sahabat, militer-militer yang sangat setia kepada dia. Dia memiliki segala sesuatu tetapi di dalam isi hati yang terdalamnya, dia memiliki Allah saja dan dia menyukai keintiman bersama Allah itu. Satu hati yang memiliki Allah dan dimiliki oleh Allah saja dan itu adalah pembentukan hati Allah kepada para hamba-hamba-Nya.

Kalau saudara-saudara melihat buku-buku biografi, apa artinya orang itu beriman? Ya dia punya keluarga, punya anak-anak, anak-anaknya itu takut akan Tuhan, tetapi di dalam isi hati yang terdalam dari orang tersebut adalah seorang yang menghormati Allah saja. Isi hatinya yang paling terdalam itu adalah Allah saja sehingga anak-anak-nya itu menghormati dia bukan karena dia punya uang, bukan karena dia pandai tetapi karena anak-anaknya tahu papaku itu orang yang takut akan Allah, papaku adalah orang yang berlindung kepada Allah. Hari ini adalah hari papa, saya tantang pada saudara-saudara mari kita berlutut bersama-sama. Semua laki-laki, kita harus menetapkan hati kita untuk takut kepada Tuhan, kita menetapkan hati untuk Tuhan. Kenapa kita tidak memiliki hati hanya untuk Tuhan? Kenapa ketika bicara untuk mencintai Tuhan, pekerjaan-Nya, gereja, selalu yang bicara perempuan? Kenapa ketika bicara mengenai iman itu bukan laki-laki? Kenapa imam di dalam keluarga bukan laki-laki lagi? Kenapa yang lebih rohani itu adalah istri kita dan bukan kita? Alkitab mengatakan Allah memanggil orang-orang itu menjadi pemimpin-pemimpin di dalam iman dan sebagian besar, almost all, adalah laki-laki.

Hal yang kedua, ketika proses pemisahan itu terjadi memang itu sesuatu yang menyakitkan, tetapi di dalam cinta Tuhan untuk dimiliki oleh Dia sepenuhnya dan sering sejalan dengan hal itu, Dia membebaskan kita dari seluruh ilah yang ada di dalam hati kita. Kita seringkali dipisahkan dan ketika kita dipisahkan ternyata ketika kita berjalan menjauhi daripada apa yang dipisahkan itu, kita mulai menyadari bahwa sebenarnya itu adalah ilah kita. Ada pernah seorang menerjemahkan ayat di Alkitab bahwa sebenarnya platform atau cara kerja Allah di dalam sejarah adalah Dia selalu akan membuat setiap pribadi itu menggenapi perintah pertama jangan ada padaku Allah lain. Manusia itu sudah jatuh di dalam dosa dan John Calvin menyatakan bahwa hati kita itu adalah pabrik dari ilah. Saya akan jelaskan saudara-saudara. Alkitab mengatakan hati kita licik, apa saja bisa jadi ilah. Tadinya belum punya pacar lalu kemudian sudah punya pacar, lalu kemudian pacarnya itu bisa jadi ilah. Dia tiba-tiba bisa taat pada pacarnya itu tidak perlu pergi ke gereja, tidak usah pergi ke sana, kita pergi aja ke beach aja. Tadinya miskin lalu kemudian berhasil lalu kemudian kesuksesan itu, uang itu, jadi ilah. Saudara-saudara pasti punya pengalaman seperti ini, kita itu unik saudara-saudara. Kalau kita di Indonesia gaji satu juta bisa hidup, sepuluh juta belum tentu bisa hidup aneh ya saudara-saudara. Wah saya masih ingat, dulu gaji saya sangat rendah tahun berapa itu, 500 ribu bisa hidup, bahagia loh, senang, menikmati, makan tempe aja senang, rasanya berkat dari Tuhan, tidak pernah kelaparan. Lalu kemudian naik-naik jutaan sampai pajaknya itu bisa membayari orang, tetapi sering rasa kurang ya. Tadinya miskin, eh berhasil lalu uang jadi ilah. Tadinya jelas dipanggil Tuhan ke Aussie misalnya, lalu kemudian bertahun-tahun tinggal di sini enak ya, dipanggil Tuhan pulang apa mau? Wah ini bisa jadi ilah, tidak mudah bukan? Saudara, doakan untuk kami, untuk semua, kalau Tuhan panggil untuk kami pulang ke Indonesia atau ke manapun saja, ke Afrika, biar kami taat. Maka jagailah hatiku dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Tadinya belum punya anak dikasih anak jadi ilah, anaknya pusing sedikit tidak ke gereja. Kenapa kok tidak ke gereja? Kemarin anakku gatal-gatal. Saudara, mana ada sih tidak ada bakteri di dunia ini? Saudara pakai alasan apapun saja untuk tidak menghormat hari Sabat, ilahmu itu apa? Ketergantungan, proteksi, rasa aman, kesukaan, harapan, makna, kepuasan yang kita dapatkan di dunia ini tetapi selain daripada Yesus Kristus itu ilah sehingga kita bisa tidak mau lepas dari dia, kita mempercayai ilah kita, kita menaati ilah kita, kita mengasihi ilah kita. Sehingga jika Tuhan kemudian dealing dengan kita akan hal-hal seperti ini, kita langsung marah. Saya baru sadar beberapa tahun yang lalu ketika saya punya anak. Orang menghina saya, orang menyinggung saya, saya tidak tersinggung, tetapi kalau orang menyinggung anak saya, wah saya sakit hati, kenapa ya? Kita makan nasi sama garam masih kuat, saudara lihat anak saudara makan nasi sama garam, saudara nangis. Tadinya tidak punya anak, lalu dikasih sama Tuhan anak, tadinya tidak punya uang, lalu kemudian dapat uang dari Tuhan, tadinya tempatnya itu kumuh, sekarang tempatnya itu nyaman, lalu semuanya bisa menjadi sesuatu yang kita pertahankan sampai mati dan jikalau ada yang mau untuk yang merebutnya mengganggunya kita akan fight.

Abraham keluar engkau dari tempatmu, Abraham keluar engkau dari sanak saudaramu, Abraham keluar engkau dari seluruh keluargamu, oh tempat yang enak seluruh family-nya sangat hangat semuanya mencintai dia, dia sekarang mesti keluar, kemana Tuhan? Aku sudah enak di sini, ke mana Tuhan? Ke tempat yang Aku tunjukkan kepadamu, Tuhan tidak bicara sama sekali. Tuhan melepaskan seluruhnya membuatnya dia benar-benar sendiri dan dia jalan dan saudara-saudara perhatikan orang yang beriman akan makin lama diproses oleh Tuhan dan prinsip prosesnya adalah makin lama dia akan berjalan bersama dengan Tuhan saja. Dia tidak memiliki apapun saja selain memiliki Tuhan yang ada di depan hanya memiliki Tuhan yang ada di depan. Suatu hari suami istri dengan satu anak yang masih kecil, dia pergi dari kotanya untuk mengunjungi neneknya dengan mobil yang ribuan kilometer jauhnya sehingga akan membutuhkan empat atau lima hari perjalanan. Kemudian ketika hari masih gelap, anak itu bersama papa mamanya berangkat. Mamanya itu menoleh ke belakang, kamu tidur saja, masih pagi. Lalu kemudian dia tidur sebentar tetapi dia kemudian bangun. Mamanya melihat dari kaca, kenapa bangun? Muka anaknya itu sangat kuatir lalu kemudian dia mengatakan nanti kita makan di mana? Kemudian papanya bilang nanti kita kalau sampai waktunya jam makan kita cari tempat makannya di mana, lalu kemudian mamanya bilang, ayo tidur. Anak itu mulai tidur sebentar terus kemudian dia bangun lagi mukanya sangat worry lalu kemudian dia katakan, nanti kalau kita di tengah-tengah gurun, masa ada tempat makan? Lalu kemudian papanya bilang ya kita akan perkirakan nanti sebelum masuk ke gurun kita makan dulu, lalu kemudian dia kemudian tidur lagi. Lalu kemudian bangun lagi dengan muka yang sangat kuatir nanti kalau bensinnya habis bagaimana? Oh nanti kita akan isi bensin dan papa akan perkirakan semua ini supaya kita tidak kehabisan bensin, lalu kemudian anak itu mulai tidur sebentar. Lalu kemudian bangun lagi dengan muka yang sangat kuatir lalu kemudian mamanya tanya kenapa? Kalau nanti bannya kempes bagaimana? Siapa yang tolong kita lalu kemudian papanya menjelaskan dia punya ban cadangan dan sebagainya. Lalu kemudian mamanya bilang, sudah kamu tidur, lalu kemudian anak itu pikir sebentar, lalu tiba-tiba dia senyum dan kemudian dia tidur. Ketika bangun tidur lalu kemudian mamanya tanya kamu kemarin sangat kuatir, kuatir tentang begitu banyak hal tetapi terakhir mama lihat engkau tersenyum sebelum tidur, engkau tidak lagi kuatir kenapa? Dia senyum, aku kuatir tadinya tetapi aku jadi tidak kuatir karena aku baru sadar aku pergi sama papa mama, aku baru sadar bahwa aku pergi bersama papa mama.

Perjalanan hidup ini menguatirkan dan kita berjalan itu apa yang kita hadapi di depan kita tidak tahu tetapi Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa keamanan yang terdalam di dalam hati kita bukan karena seluruh hidup ini itu sudah ada jaminannya tetapi hal teraman di dalam hidup kita adalah satu, bahwa kita itu pergi bersama dengan Allah, berjalan, dan sejauh Dia berjalan bersama dengan kita, maka Dia akan take care seluruh hidup kita, itu iman, iman itu berjalan bersama dengan Allah.

Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan, kiranya gereja ini makin lama makin bergantung kepada Dia. Buang seluruh proteksi, perlindungan apapun saja di dalam, di luar diri dan letakkan seluruh pengharapan kita hanya kepada Yesus Kristus saja, kiranya Tuhan boleh dipermuliakan, mari kita berdoa.


Matius 3:11-12; Amos 1
 
 

Kejadian 22:14
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

25 August 2019
Amos (2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 3:11-12; Amos 1

Matius 3:11-12; Amos 1

Apakah salah satu tanda Messianic? Alkitab menyatakan Dia yang akan datang adalah seorang yang lebih tinggi, “Aku membuka kasut-Nya pun, aku tidak layak. Kalau Dia datang, Dia akan membaptis engkau dengan Roh Kudus dan dengan Api.” Apa itu Roh Kudus? Roh Kudus kalau datang, Dia akan menginsyafkan dan menyelamatkan kita. Kalau Api itu datang, itu adalah tanda penghakiman. Messias kalau datang dengan pekerjaan-Nya, dengan mulut-Nya, dengan Firman-Nya, Dia akan membagi manusia menjadi dua bagian; orang-orang di sebelah kanan-Nya atau orang-orang di sebelah kiri-Nya. Tidak ada yang di tengah-tengah (status quo). Orang-orang di sebelah kanan-Nya adalah orang-orang yang diselamatkan dan orang-orang di sebelah kiri-Nya adalah orang-orang yang dihakimi. Itulah tanda Messias, tanda dari Kristus – Allah oknum kedua Allah Tritunggal. Di dalam Alkitab, salah satu tanda nabi-nabi dan rasul-rasul Tuhan adalah Firman penghakiman. A.W.Pink sekali lagi mengatakan, dia mengatakan bahwa kalau engkau melihat seluruh Alkitab, kalimat penghakiman Allah lebih banyak daripada kalimat tentang Allah yang cinta. Dan kalimat-kalimat penghakiman yang kita baca di Amos, diutarakan kepada siapa? Yaitu kepada umat Allah. Biarlah kita tidak lupa Yesus Kristus itu pernah menyatakan penghakiman itu datangnya kepada Gereja Tuhan pertama kali. Ini tidak berbicara berkenaan orang tersebut kalau sudah diselamatkan dia akan masuk ke neraka tetapi ini berbicara berkenaan dengan Allah itu berkenan di dalam hidup anak-anak-Nya atau tidak. Anak-anak Tuhan yang tidak menghormati kesucian Tuhan, Tuhan akan pukul, Tuhan akan hajar. Allah akan datang dengan Firman Penghakiman-Nya. Di dalam Amos, maka saudara-saudara tahu bahwa dia mengatakan Firman Penghakiman kepada Israel. Pada waktu itu Israel memiliki musuh. Beberapa musuhnya adalah Moab, Tirus, Damsyik, Edom, Yehuda. Amos tidak berkhotbah kepada mereka, Amos berkhotbah kepada Israel Utara. Ketika Amos itu mengatakan Hai, Engkau Damsyik, engkau sudah berdosa kepada Tuhan, Tuhan akan menghukum engkau. Dia berkhotbah tidak di depan orang Damaskus tetapi di depan orang Israel Utara. Ketika orang Israel Utara mendengar Damsyik itu akan dihakimi dhabisi oleh Allah, seluruh orang Israel Utara itu tepuk tangan. Puji Tuhan. Habis engkau musuhku. Tetapi ketika kita melihat Amos 2:6-16, ada belasan ayat yang dipakai oleh Amos sebenarnya untuk menghancurkan Israel Utara. Biarlah kita boleh sungguh-sungguh hati-hati di sini.

Apakah Allah memiliki bangsa yang menjadi anak emas? Ya dan Tidak. Allah memiliki anak emas dalam pengertian Allah memilih sebagian bangsa saja. Allah tidak memilih semua umat manusia. Itu adalah predestinasi. Dalam kekekalan Dia menetapkan untuk mencintai orang-orang tertentu yang Dia ingin cintai. Tidak semua dicintai oleh Dia. Ini sesuatu yang tidak mudah. Paulus pun sangat sulit mengerti doktrin ini. Tetapi dalam Roma 9 Paulus menulis jikalau ada orang yang mengatakan, “Engkau tidak adil Tuhan, Mengapa engkau memilih orang itu tetapi tidak memilih aku?” Maka Paulus menyatakan: siapakah engkau manusia? Apakah ciptaan itu boleh menentukan Pencipta? Bukankah kita adalah orang-orang yang menciptakan benda? Apakah kita tidak boleh menciptakan satu benda untuk suatu maksud yang mulia dan ada benda-benda untuk maksud yang tidak mulia. Bukankah itu kedaulatan Pencipta? Ketika berbicara mengenai apakah Allah memiliki anak emas? Di dalam anugerah, jawabannya adalah “Iya”. Tetapi di tempat yang lain adalah “Tidak”, di dalam menghormati kesucian Allah. Kalau anak-anak Allah yang sudah dicintai oleh Dia tidak menghormati kesucian-Nya maka Allah menghukum mereka. Lihatlah Israel dipilih Allah masuk ke dalam tanah Kanaan, tetapi di tanah Kanaan Israel tidak menghormati kesucian Allah maka Israel pun harus keluar dari tempat itu. Perhatikan, bukankah ini anak emas-Nya Tuhan? Dalam pemilihan: Iya, tetapi di dalam kesucian: Tidak. Setiap anak-anak Tuhan yang diciptakan dan dipilih oleh Tuhan seharusnya lebih menghargai kesucian Allah. Allah mengirim Amos berbicara kepada Israel Utara ketika mereka berada dalam masa keemasan. Tidak ada satu orang pun yang bisa menduga kalau masa keemasan itu adalah Allah marah. Ketika seseorang itu berada dalam kemakmuran dan kenyamanan, kita selalu berpikir ini adalah masa Tuhan memberkati aku. Tetapi pada waktu itu: Tidak. Ini adalah sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita, prinsip untuk tidak melihat fenomena. Pada waktu zaman Amos maka Israel Utara dan Israel Selatan yang sudah berpisah, digabung, memiliki kekayaan yang hampir sama seperti Salomo. Dalam point ini, maka sekali lagi seperti minggu lalu saya katakan, Tuhan mengajar kita gereja-Nya untuk melihat nomena, melihat sesuatu yang didalam hakekat bukan diluar yaitu fenomena.

Hal ketiga adalah Firman Penghakiman datang untuk menghakimi hal-hal secara detail. Allah kita adalah Allah yang mata-Nya suci masuk kedalam detail hidup kita. Dia akan berurusan dengan kita, menyucikan kita karena cinta-Nya untuk kita detail dalam seluruh aspek hidup, suci di hadapan Dia. Tetapi ini adalah sesuatu yang menyakiti kita. Kalau saudara-saudara diminta untuk berubah maka ini adalah sesuatu yang saudara katakan iya saya mesti berubah. Kalau saudara-saudara diminta mengakui dosa, kita ada orang berdosa maka saudara akan berkata Oh, Tuhan, aku adalah orang berdosa. Tetapi kalau Tuhan itu menunjukan dosa tertentu, dosa personal, maka ini menjadi sesuatu kesulitan bagi kita. Apalagi ketika Tuhan menunjuk dosa kita melalui nabi atau hamba-hamba Tuhan. Ini menjadi sesuatu yang kita reject karena ini menyerang diri kita. Saya teringat akan banyak kasus dalam hidup saya di mana saya menyerang, saya tidak suka dengan Tuhan ketika Tuhan menunjukan dosa-dosa saya. Sebaliknya saya menjadi hamba Tuhan maka saya memikirkan bagaimana Firman itu bisa masuk lebih detail dalam hidup kita. Tetapi ketika kita masuk lebih detail tanpa membayangkan siapapun saja, maka uniknya orang-orang itu akan terserang. Saya ambil contoh, sekarang makin hari makin umur kita bertambah. Dan saya berbicara dengan istri saya. Bagaimana kita ini nanti memberlakukan anak-anak kita ketika mereka sudah dewasa mungkin mereka sudah mendapatkan teman hidup dan memiliki keluarga sendiri. Kami, hamba-hamba Tuhan, sudah ratusan kali menerima konseling dari orang-orang. Saya katakan satu hal yang mungkin akan menyerang saudara. Salah satu hal yang selalu di mana orangtua tidak taat kepada Firman Tuhan adalah mereka ingin masuk di dalam kehidupan anaknya yang sudah berkeluarga. Alkitab mengatakan laki-laki kalau sudah berkeluarga, dia keluar dan bersatu dengan istrinya. Artinya papa mamanya tidak boleh masuk di dalam keluarga itu. Banyak pernikahan itu hampir hancur dengan orang ketiga, bukan wanita atau pria lain, tetapi mama papanya. Saya kalau memberikan konseling pada laki-laki dan perempuan yang mau menikah, saya langsung tanya apakah mereka sangat dekat sama papa dan mamanya. Apakah ketika menikah, mereka berjanji untuk lepas dari papa mamanya? Kalau mereka tidak mau, yang paling penting papa mamanya, dengan jujur dan ini adalah berbicara mengenai teologia, mengenai psikologi dan ini adalah sesuatu hal yang benar. Ini tidak enak, tetapi saya katakan kepada pasangan itu: engkau jangan menikah. Tetapi kalau menikah saya, Tuhan yang berkati, saya yang melayani. Cuma engkau akan penuh airmata saja. Sekarang saya tanya, semua orang tua termasuk saya yang sudah punya anak, yang mencintai anak kita, yang sungguh-sungguh tulus pada anak kita apakah kita rela untuk mundur? Ini sudah spesifik. Kalau saya khotbah seperti ini, mereka yang sudah punya anak dan yang anaknya sudah mau menikah, saudara mungkin sakit hati sama saya. Kalau pernikahan kita sendiri dicampur aduk oleh orang-tua kita di dalamnya, apakah pernikahan kita bisa lancar? Kita harus mengerti hal ini. Apalagi kalau yang laki-lakinya itu anak papa mama. Itu menyakitkan sekali. Bukankah hal ini sudah sangat personal? Hamba Tuhan katakan kita mesti bertobat, oh semuanya mengatakan amin. Tetapi kalau kita berbicara mengenai sesuatu yang personal mengapa engkau itu nonton video porno? Kenapa engkau bermasturbasi? Kenapa kita tidak bertobat? Kalimat-kalimat ini menyerang bukan? Tetapi anak-anak Tuhan biarlah kita boleh mendengarkan kalimat-kalimat ini untuk kita boleh disucikan. Ada seseorang hamba Tuhan mengunjungi jemaatnya yang pergi ke kebaktian pagi. Kemudian ditanya, “Pak, sore hari biasanya ngapain?” Dia kemudian mengatakan, “Saya biasanya main pesawat-pesawat yang ada dan remote control-nya itu sore hari dilapangan dekat rumah.” Lalu hamba Tuhan itu mengatakan, “Kenapa bapak menghabiskan waktu seperti itu tidak ada gunanya dalam kekekalan.” Jemaat itu biasa saja, “Iya, iya.” Setelah itu, jemaat itu ketemu saya (waktu itu saya bukan hamba Tuhan), “Wah, hamba Tuhan itu, enak saja ngomongnya, apa urusannya? Ini juga duit saya, kapal terbang saya, apa urusannya dengan dia?” Kalau saya tanya kenapa engkau nonton TV berjam-jam? Hai laki-laki, saya tanya setelah engkau kerja dari pagi sampai sore lalu dan pulang, engkau lihat TV, ini adalah me-time. Aku tidak peduli isteriku. Isteriku dari pagi terus ada di rumah, isteriku yang tanggung-jawab terhadap anak-anak. Aku tidak, aku sudah capek, ini saatnya untuk aku menikmati diriku. Engkau harus bertobat! Hal-hal seperti ini tidak mudah bukan? Tetapi kalau Tuhan bekerja di tengah-tengah kita, maka Dia akan berbicara mengenai sesuatu yang detail.

Keempat, Firman Penghakiman itu dikatakan oleh Amos, seseorang yang sederhana dan kecil. Lihat Amos 7:10. Allah mau menghakimi umat-Nya yang penting ini Israel Utara melalui Nabi Amos seorang yang sama sekali tidak penting. Kalau Allah mau menghakimi seseorang yang penting Dia seharusnya mengirimkan nabi-nabi besar; Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Yeremia, Elia atau mungkin Daud. Tetapi yang dipakai adalah seorang Amos. Amos 1 mengatakan: “…ini adalah Firman Tuhan melalui Nabi Amos salah seorang peternak domba dari Tekoa.” Kenapa mesti detail seperti itu? Itu artinya adalah kalau dia tidak menuliskannya tidak ada orang kenal. Check saja di mana Tekoa. Tidak ada. Ini adalah seorang nabi sama sekali tidak ada kredibilitas-nya. Dan bagaimana cara Tuhan membuat sindiran yang besar? Dia seorang peternak domba. Pemungut buah ara. Orang yang sama sekali tidak terkenal. Tidak ada kredibilitas menjadi Nabi. Dan bukan dari golongan Nabi. Tetapi Tuhan berfirman kepada dia dan dia harus berangkat ke Betel. Perhatikan Israel Selatan satu kota yang penting adalah Yerusalem. Di situ pusat penyembahan. Tetapi di Israel Utara maka ada dua kota yang penting: Betel dan Dan. Dua tempat itu adalah pusat penyembahan. Seorang yang tidak memiliki kredibilitas apa-apa, masuk ke dalam center agama di kota itu. Dan bertemu dengan imam penunggu bait Allah. Ketika dia berbicara berkenaan dengan Firman penghakiman adalah saat Yerobeam sangat makmur. Di saat Israel menang perang. Tetapi dia menyatakan: Yerobeam, engkau pasti mati, dan Israel, engkau pasti ditawan di pembuangan. Lihat apa yang menjadi sindiran dalam hal ini. Perhatikan, kalimat Amos tidak tepat waktu dan tempat. Kalimat penghakiman pada waktu keemasan. Dia mengatakannya di Bait Allah tempat di mana Firman Allah itu begitu berlimpah. Amos sendiri bukan orang yang tepat. Dia hanya seorang pemungut buah arah. Lihat apa yang ada pada iman Amazia kepada Yeroboam dan kepada semua orang-orang Israel Utara, mereka akan mencibir dan mentertawakan Amos. You itu siapa? Nabi palsu yang tidak diutus Tuhan. Amazia kemudian mengatakan Amos, saya tahu you itu khotbah-khotbah begini tuh hamba Tuhan cari duit, jangan cari duit di sini, engkau pergi ke Yerusalem tuh, ngomong ke sana, kau dapat duit lebih banyak di sana, jangan bernubuat di sini. Ini tempat sucinya Tuhan. Amos itu mengatakan, “Aku ini bukan nabi, bukan dari golongan nabi, aku pemetik buah ara, aku juga tidak kepingin pergi ke sini, tetapi suatu hari Tuhan bicara kepadaku dan aku mesti menyampaikan kepadamu Firman penghakiman.” Luar biasa sindiran Allah ini. Kita akan dihakimi oleh orang-orang yang kita tidak duga. Kalau yang ngomong itu Stephen Tong, aku mau dengar, kalau yang ngomong itu akitivis gereja, ngapain aku dengar? Dia bukan majelis bahkan, orang biasa. Biarlah mata kita terbuka dan telinga kita mendengar setiap orang yang Tuhan pakai untuk meng-kritik kita. Mungkin itu adalah musuh kita, atau orang yang kita anggap sangat sepele. Pdt.Stephen Tong pernah mengatakan kalau engkau dikritik orang jangan cepat-cepat marah tetapi engkau pikirkan mungkin ada kebenarannya. Dan kemudian Pdt.Stephen Tong memberikan satu definisi. Sangat mungkin kritik orang kepada kita adalah sesuatu pembukaan penghakiman Allah pada zaman akhir yang diberikan sekarang kepada kita. Bersyukurlah karena kalau kita mendengarkannya dan berubah, kita tidak akan menerima penghakiman Allah pada zaman akhir itu. Satu hal yang penting dalam teologia Reformed secara spiritualitas adalah Self-examination. Biarlah kita boleh terus menguji diri bukan untuk menguji diri itu saja, tetapi untuk kita boleh peka akan dosa-dosa kita. Tetapi biasanya dosa kita itu lebih dimengerti oleh orang lain daripada diri kita sendiri.

Kelima, Firman Penghakiman itu datang, puncaknya adalah dengan ketiadaan Firman. Amos 8:11 menyatakan, “Sesungguhnya waktu akan datang demikianlah Firman Tuhan Allah, Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman Tuhan.” Saya tadi sudah mengatakan bahwa seluruh Firman di tempat Amos adalah Firman penghakiman. Firman penghakiman itu begitu menggema di setiap ayatnya. Tetapi puncak seluruh penghakiman itu adalah Amos 8:11. Apakah puncak dari Allah marah? Yaitu Allah tidak lagi marah tetapi diam! Ini sesuatu yang menakutkan, kita harus belajar prinsip-prinsip Alkitab untuk kita itu berelasi dengan Tuhan. Bertemu dengan Allah yang marah itu menakutkan. Dihakimi dengan kalimat-kalimat Tuhan itu menakutkan. Tetapi Alkitab mengatakan khususnya kita adalah orang-orang di dalam Yesus Kristus, kalau kita dihajar oleh Allah itu artinya kita bukan anak-anak sembarangan. Kalau kita anak yang sesungguh-Nya maka Tuhan akan menghajar kita di dalam kesuciaan-Nya, supaya kita berbagian di dalam kesucian-Nya. Tetapi perhatikan baik-baik satu indikasi dalam kitab Amos: Lebih baik dihajar oleh Tuhan daripada didiamkan oleh Tuhan. Saya melihat beberapa kali ada orang-orang yang terlalu berani melawan gereja. Melawan orang-orang yang diurapi oleh Tuhan dan yang tulus. Meninggikan diri dengan kesombongan yang luar biasa. Saya bertemu dengan orang-orang seperti itu dan bulu kuduk saya merinding sekali. Kemudiaan saya berpikir apa yang baik kira-kira yang terjadi pada dia? Kalau sampai ada sesuatu di mana Tuhan memukul dia, membuat dia itu jatuh, rugi, menangis, dan sakit, apakah itu baik buat dia? Kalau sampai terjadi, itu adalah bentuk cinta Tuhan kepada dia. Yang menakutkan adalah orang itu berjalan terus di dalam kesombongannya sampai mati. Itu artinya didiamkan oleh Tuhan. Tidak dipukul, tidak ada penderitaan dan air mata, perjalanan mereka lancar, mereka menjelek-jelekkan gereja terus menerus. Hati mereka itu bercabang. Mereka seakan-akan menjadi penghakim dengan kalimat mereka kepada gereja atau kepada orang-orang yang diurapi oleh Tuhan. Kalau seakan-akan Tuhan berikan kelancaran, seakan-akan didiamkan oleh Tuhan sampai kemudiaan mereka mati, itu menakutkan! Dalam sejarah Israel masa kegelapan adalah 400 tahun. Itu adalah masa setelah Maleakhi mati dan sebelum Yohanes Pembaptis dibangkitkan oleh Allah. Kenapa para teolog menyatakan itu masa kegelapan? Karena tidak ada satu Nabi. Tuhan itu diam! Adalah lebih baik Israel Utara dibuang ke Asyur, dan Israel Selatan dibuang ke Babel. Pada waktu Israel Utara dibuang oleh Asyur maka Tuhan membangkitkan Yesaya, Tuhan membangkitkan Amos. Pada waktu Israel dibuang oleh Nebukadnezar maka Tuhan membangkitkan Yehezkiel, Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, orang-orang saleh-Nya Tuhan yang Tuhan urapi untuk berbicara kepada umat-Nya. Tetapi 400 tahun masa kegelapan tidak ada nabi, tidak ada Firman. Ketika hidup kita dipertemukan oleh Allah di dalam sebuah gereja yang sejati dengan Firman yang sungguh-sungguh jelas, yang begitu masuk ke dalam isi hati nurani seperti pedang bermata dua memisahkan hal yang terdalam dalam jiwa kita, meskipun itu menyakitkan itu adalah hari yang paling berbahagia bagi kita dibandingkan kita masuk ke dalam satu gereja yang tidak ada Firman sama sekali, tetapi hanya entertainment. itu adalah jalan lurus menuju neraka. Biarlah kita boleh mengerti nilai, mengerti kesejatian itu apa.

Keenam, adalah penghakiman atas umat-Nya akan menghasilkan kemuliaan bagi Allah. Kita selalu berpikir kalau umat Allah itu diberkati maka seluruh bangsa akan melihat umat Allah yang diberkati maka kemudian akan percaya kepada Allah. Kalau umat Allah diberkati maka umat Allah akan memuji Tuhan, dan itu artinya Tuhan dipermuliakan. Tetapi kalau umat Allah itu berada dalam kemalangan, maka Allah itu tidak dipermuliakan. Jawabannya adalah tidak. Ini adalah sesuatu paradoks yang ada. Allah dipermuliakan ketika umat Allah itu diberkati dan juga Allah akan dipermuliakan ketika umat Allah dihakimi dan dikutuk. Darimana teologia ini? Bagaimana mungkin umat Allah dikutuk dan Allah dipermuliakan? Lihat Alkitab, Allah akan dipermuliakan oleh seluruh keputusan-Nya. Amos akan diakhiri dengan kalimat-kalimat yang paling menakutkan yang pernah didengar oleh manusia. Dalam Amos 9:1-6, saudara akan menemukan kemuliaan Allah ditengah penghakiman Allah kepada umat-Nya. Apakah saudara pernah membaca dan mendengarkan gereja mengotbahkan ayat ini? Bukankah sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah. Kenapa? Ini adalah Firman Allah! Kenapa hal-hal berkat-berkat yang menyukakan telinga saja yang didengar? Kenapa hamba-hamba Tuhan hanya memilih hal-hal yang membuat yang akhirnya semua jemaat mengatakan Puji Tuhan dan amin. Ini adalah kalimat-kalimat penghukuman dan Allah itu dipermuliakan, apakah kita berani mengatakan “amin”? Terlalu banyak gereja yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai Nabi, terlalu banyak hamba Tuhan yang memberikan makanan susu kepada jemaat-nya membuat jemaat-nya tidak memiliki tulang dan otot yang kuat. Saya tidak mengatakan bahwa saya lebih dari hamba-hamba Tuhan itu. Saya hanya mau mengatakan bahwa kita tidak melakukan tugas kita. Kita tidak membukakan the whole council of God kepada jemaat. Kita memilih bagian-bagian yang menyukakan jemaat saja. Tetapi dalam Alkitab dengan jelas, hamba Tuhan yang sejati akan memunculkan the whole council of God. Kalau Tuhan menghendaki jemaat-Nya dihibur, Dia akan berbicara mengenai penghiburan. Kalau Tuhan menginginkan jemaat-Nya itu mendapatkan makanan yang keras Dia akan bicara makanan yang keras. Kalau Tuhan menginginkan jemaat-Nya itu bertobat maka Dia akan menunjuk kepada dosa. Kalau Tuhan menginginkan jemaat-Nya dibangkitkan maka Dia akan membangunkan kerohanian. Setiap hamba Tuhan tidak memiliki sama sekali hak ketika dia berada di mimbar seluruhnya adalah milik Allah. Amos menyatakan penghakiman yang sangat kejam. “Pukullah hulu tiang dengan keras!” Amos mengatakan, “Aku melihat Tuhan berdiri di atas mezbah.” Mezbah adalah tempat domba disembelih, tempat convenant itu terjadi, tempat di mana Yesus Kristus itu mati. Bukankah ini sebenarnya adalah Mezbah Penebusan? tetapi ini menjadi Mezbah Penghakiman bukan untuk bangsa kafir tetapi untuk umat Allah sendiri. Kemudian Amos mengatakan, “Pukullah hulu tiang dengan keras dan itu akan meruntuhkan bait itu kepada semua orang, mereka akan pergi lari tetapi Aku akan membunuh mereka dengan pedang. Mereka akan pergi ke dunia orang mati Aku akan memburu mereka ke sana, kalau mereka ke langit Aku akan mengejar mereka dan menurunkan mereka dari sana. Kalau mereka bersembunyi di gunung Aku akan mengambil mereka dari sana. Kalau mereka pergi ke dasar laut Aku akan memerintahkan ular memagut mereka disana. Kalau mereka menyerah mereka di depan musuh sebagai tawanan Aku tidak rela, Aku tidak rela mereka hidup sebagai tawanan mereka harus mati!” Kalimat ini menakutkan. Ini kalau yang ngomong Nebukadnezar kita bisa mengerti tetapi kalau yang bicara itu Allah yang mengasihi, Allah yang suci, bagaimana bisa mengerti? Tetapi ini Firman. Kemudiaan selesai berbicara begitu, inilah yang dikatakan oleh Tuhan “Tuhan Allah semesta alam yang menyentuh bumi sehingga bergoyang dan semua penduduknya berkabung, seluruhnya naik seperti sungai Nil dan surut seperti sungai Mesir yang mendirikan anjungannya di langit mendasarkan kubahnya di atas bumi dia memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi.” Dan kalimat itu ditutup dengan satu kalimat yang megah TUHAN – God of Covenant. “TUHAN itulah namanya” Apa artinya? Ini Doxology, pujian kepada Allah Tritunggal setelah kita selesai kebaktian ini maka kita bernyanyi doxology. Semua orang dengan bangkit berdiri memuji Allah, Puji Allah Bapa, Putra, Puji Allah Roh Kudus. Dengan memuji Dia, kemuliaan bagi Dia sampai selama-lamanya. Saudara bisa bayangkan sekarang kalimat ini keluar dari pemungut buah ara, Amos? Kalimat-kalimat yang luar biasa tajam ini mematikan seluruh Israel Utara, dan setelah dia berbicara, 40 tahun kemudian seluruh kalimat ini terjadi. Lihatlah gereja itu kalah dan terpujilah Allah Tritunggal. Luar biasa. Biarlah kita boleh semakin takut kepada Tuhan. Biarlah Tuhan itu dipermuliakan di dalam hidup kita dan biarlah sesuatu yang baik yang positif terjadi di dalam hidup kita untuk kita boleh mempermuliakan nama Tuhan. Jangan sampai kita akhirnya dibuang, dihakimi oleh Allah dan sesuatu yang negatif terjadi dan kemudiaan Allah dipermuliakan dengan semuanya itu. Dalam dua kali pertemuan ini saudara akan terbuka satu bagian, bagian Firman Tuhan yang jarang sekali kita itu mengerti dan biarlah Firman ini bukan cuma masuk ke dalam pikiran kita tetapi minta Tuhan untuk membentuknya dalam hati kita, takut akan Dia ada sehingga boleh kita menjadi orang yang memperkenan hati Tuhan.


Ibrani 11:8; Kejadian 12:1-9
 
 

Kejadian 12:1-2
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

25 August 2019
Abraham(1)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Ibrani 11:8; Kejadian 12:1-9

Ibrani 11:8; Kejadian 12:1-9

Selain Yesus Kristus sangat mungkin Abraham adalah figur yang terpenting di dalam Alkitab. Yesus Kristus adalah Allah oknum kedua Tritunggal yang hadir di dunia. Yesus Kristus-lah yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub. Di dalam Alkitab selain figur Yesus Kristus, ada satu manusia yang pertamanya begitu sederhana tetapi Tuhan memakai dia menjadi Bapa kaum beriman. Kisah Abraham dan seluruh anak-anaknya mendominasi bagian dari Kitab Kejadian dan kitab-kitab setelah itu dan juga Perjanjian Baru. Kalau saudara melihat Musa, Musa adalah orang yang hebat sekali. Di tangannya, Tuhan menurunkan 10 hukum yang menjadi standar kesucian Tuhan yang dimengerti oleh orang-orang di dunia sampai dengan saat ini. Apapun saja bangsanya, siapapun orangnya, isi hatinya akan selalu mencerminkan dari sepuluh hukum itu. Bahkan orang-orang atheis yang tidak mempercayai Allah, ketika mereka membuat hukum di negaranya mereka mau tidak mau harus mengakui bahwa tertulis sepuluh hukum Allah di dalam hatinya.

Musa adalah orang yang besar. Tetapi ketika dia berdoa, dia harus mengakui Abraham, “Oh, Allah Yehova yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub.” Yosua adalah panglima perang. Dia adalah seorang muda yang sangat energik, penuh dengan kepandaian dan strategi perang. Membawa orang-orang Israel yang sebagian besar anak-anak kecil dan ibu-ibu keluar dari padang gurun dan masuk ke dalam Tanah Kanaan. Yosua adalah orang gagah perkasa, tetapi ketika dia berdoa dia harus mengucapkan kata Abraham, “Oh, Yehova Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub.” Daud adalah orang Raja yang berkemenangan, dia membangun segala kemegahan Israel dan seluruh raja-raja di bawah dia. Tetapi ketika Daud berdoa dia harus mengucapkan, “Oh, Yehova Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub.” Elia adalah nabi yang besar, dan Elia mengundang api turun dari langit. Pada masanya seluruh Israel berada dari korupsi yang besar dan penyesatan ada di mana-mana. Dia satu orang melawan 400 nabi baal. Dan kemudian dia berdoa pada Allah di surga. Ketika dia berdoa maka Elia harus menyebut, “Yehova Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub.” Daniel adalah nabi besar yang diurapi oleh Tuhan. Dia adalah seorang negarawan, dia mengerti bahasa internasional dan hubungan internasional. Di dalam Alkitab maka dia menuliskan minimal dalam dua bahasa, baik itu di dalam bahasa Yahudi dan bahasa Aram, yang internasional pada waktu itu. Dan semua orang melihat iman dari Daniel, dia adalah orang besar sekali, dan ketika dia berdoa dia mengatakan, “Oh, Yehova Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub.” Semua orang-orang yang saya katakan tadi adalah raksasa-raksasa rohani. Dan mereka sendiri bukan saja raksasa secara rohani, mereka juga raksasa di dalam sejarah. Tetapi setiap kali mereka berdoa, mereka menyebut nama Abraham, mereka mengakui bahwa Abraham adalah bapa iman bagi mereka. Mereka menyatakan bahwa iman pada mereka bukan iman dari mereka sendiri. Ini adalah iman yang Allah ciptakan pertama-tama kepada Abraham. Alkitab menyatakan Abraham adalah bapa yang memberkati seluruh bangsa baik secara fisik dan secara rohani. Melalui Ismael maka bangsa Arab yang besar itu sampai sekarang ada. Melalui dari Ishak maka Israel yang begitu sangat disayangi Tuhan itu ada. Tetapi Alkitab juga mengatakan bahwa dia adalah bapa dari orang-orang beriman, kita semua, gereja Tuhan.

Hari ini kita akan melihat kehidupan dari Abraham. Dan secara sederhana karena ini adalah kehidupan yang sangat kompleks dan begitu banyak hal teologia yang penting di dalamnya. Maka secara sederhana kita akan melihat apa yang dimaksud sebagai orang yang beriman. Abraham adalah bapa kaum beriman. Orang-orang yang percaya kepada Allah. Apa yang dimaksud sebagai iman di dalam diri Abraham?

(1) Abraham beriman kepada Allah artinya Abraham mendapat anugerah Allah. Abraham mendapatkan Firman dari Allah. Abraham mendapatkan perhatian, kunjungan, intervensi Allah di dalam hidupnya. Saudara-saudara perhatikan kalimat ini. Kalimat yang tadi saya sebutkan adalah kalimat yang sangat-sangat sederhana. Tetapi ini akan membedakan semuanya. Apa yang saudara pikirkan pertama kali berkenaan dengan Abraham? Oh, dia kuat ya imannya, saya lemah. Oh, dia memiliki komitmen yang hebat, saya tidak. Kalau saudara melihat seorang berhasil di dalam imannya, setia sampai mati dan bahkan hidupnya berbuah begitu banyak untuk Allah, Kerajaan Allah. Hal apa yang pertama kali muncul dari pikiran kita? Orang itu punya komitmen yang kuat sama Tuhan. Orang itu berjuang hebat untuk Tuhan. Semua itu benar karena ada elemen itu. Tetapi titik beratnya salah. Perhatikan, ketika kita berbicara Abraham adalah orang yang beriman maka hal pertama yang penting kita ingat adalah Abraham mendapatkan anugerah dari Allah. Allah mengunjungi Abraham. Allah berinisiatif. Allahlah yang proaktif berintervensi dalam hidupnya Abraham. Allahlah yang berinisiatif membukakan diri-Nya dan rencana-Nya kepada Abraham. Allahlah yang berinisiatif mencari dan mengasihani Abraham. Allahlah yang berinisiatif untuk memperhatikan Abraham. Kalau saudara-saudara melihat Kejadian 11-12 saudara akan melihat Abraham itu orang biasa, dikatakan tidak ada satupun indikasi bahwa dia itu mencari Allah. Dia sama seperti bapanya menyembah ilah-ilah lain yang dia tidak kenal. Saudara-saudara, salah satu tipuan dari setan adalah aku tidak dikasihani Tuhan karena aku bukan orang baik, dia dikasihani Tuhan karena dia orang baik. Alkitab menyatakan bahwa Allah tiba-tiba bicara pada Abraham. Tidak ada satu elemen apapun di dalam diri Abraham yang membuat Allah bergerak, berbicara kepada dia. Ketika saudara dan saya berbicara berkenaan dengan iman, saudara-saudara tidak pernah boleh lupa hal pertama titik berat iman adalah anugerah.

Kalau saudara-saudara melihat dari teologia Paulus, di dalam Kitab Roma misalnya. Maka satu kalimat yang menjadi semboyan reformasi. Saudara-saudara tahu bahwa reformasi itu sebenarnya boleh dikatakan satu penemuan kembali dari teologia Paulus yaitu justification by grace through faith alone (dibenarkan oleh anugerah yang diterima melalui iman semata). Mari kita lihat sekarang misalnya Roma 3:9-11. Saya bertanya kepada saudara-saudara, saudara percaya kalimat Paulus? Saudara akan mengatakan ya. Saya lihat ada orang jahat, tetapi Abraham tidak, tetapi Daud tidak, tetapi Nuh tidak. Mereka adalah orang yang benar pada dirinya sendiri. Apakah saudara mau mengatakan mereka mencari Allah sebelum Allah mencari mereka? Ketika saudara dan saya berpikir mengenai orang-orang sucinya Allah, kita berpikir mereka adalah orang yang secara natur alamiah mereka jauh lebih baik daripada kita, orang yang spiritual sejak lahir. Alkitab dengan jelas menyatakan tidak. Apakah kita mempercayai Roma 3 ini? Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Ayat Alkitab ini benar pada kita, dan ayat Alkitab ini benar pada orang-orang yang Tuhan pilih sepanjang masa. Abraham bukan orang benar. Abraham tidak berakal budi. Abraham tidak mencari Allah. Saudara-saudara, lihatlah bagaimana Paulus meneruskan argumentasi ini. Lihatlah Roma 4:1. Saudara-saudara bisa melihat logika Paulus. Dia mau menyatakan bahwa engkau lihat Abraham, tidak ada apapun saja di dalam dirinya yang mengundang Allah itu berintervensi dalam hidupnya. Abraham itu bapa orang beriman tetapi ketika saudara dan saya berpikir berkenaan dengan Abraham orang yang beriman atau orang-orang yang hebat, orang-orang puritan, orang-orang reformed, selalu dalam pikiran kita bicara dengan kekuatan manusia untuk memegang sesuatu. Selalu dalam pikiran kita pikiran yang sifatnya, center-nya itu man, oh dia berkomitmen, dia orang yang sungguh hati. Tetapi tidak berpikir oh dia adalah orang yang mendapatkan anugerah besar dari Tuhan. Pada pagi hari ini saya mau mengatakan kepada saudara sekali lagi, ketika saudara berpikir berkenaan dengan Abraham, bapa orang beriman, dia memiliki iman. Hal yang pertama, yang menjadi titik berat dari iman adalah anugerah.

Prinsip ini ada dalam Kejadian 6, dan sekarang kita akan berbicara tentang Nuh. Saudara-saudara kalau berpikir Nuh, “Oh, ini orang benar. Yang lain tidak bergaul dengan Allah, dia bergaul dengan Allah.” Mari kita lihat sekarang di atasnya, Kejadian 6:5-8. Saudara perhatikan ayat 8 mendahului dari ayat 9. Bukan karena Nuh itu benar lalu kemudian mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Tetapi karena seseorang itu mendapatkan kasih karunia di mata Tuhan maka orang tersebut bisa berlaku sebagai orang benar. Jadi ketika saudara-saudara melihat seorang manusia berhasil dalam imannya saudara jangan pernah memuji komitmennya yang kuat. Tetapi pujilah Allah yang memberikan kasih karunia kepada dia. Kasih karunia adalah elemen mutlak yang harus ada untuk seseorang memiliki iman yang sejati. Di tempat yang lain Alkitab mengatakan iman muncul dari pendengaran akan Firman. Firman adalah sarana Allah mengungkapkan diri-Nya, mengungkapkan anugerah-Nya, mengungkapkan isi hati-Nya. Tanpa itu maka tidak ada seorangpun yang beriman. Biarlah kita mengingat setiap kali kita menyatakan, “Oh, orang itu adalah orang beriman.” Itu artinya adalah anugerah Allah itu sampai kepada dia, Firman Allah itu dinyatakan kepada dia. Alkitab menyatakan dengan jelas kita adalah orang-orang yang diberi anugerah di dalam Yesus Kristus. Sehingga akhirnya dari hidup orang tersebut adalah Soli Deo Gloria, bukan dari kehebatanku, komitmenku. Sehingga seluruh Alkitab itu kalau direntang mendapatkan benang merahnya tidak akan memuji Abraham, Ishak, dan Yakub, tetapi memuji Allah karena perbuatan-Nya yang mencintai mereka.

Sebelum masuk kedua banyak orang tanya, “Mama papa saya belum terima Tuhan Yesus, teman saya belum terima Tuhan, apa yang harus saya lakukan?” Saudara ingat bahwa iman kalau mau melihat iman muncul di dalam diri mereka mau tidak mau Allah harus memberikan anugerah kepada mereka. Maka hal pertama yang kita bisa lakukan adalah kita berdoa minta anugerah itu. Saudara mau khotbah, saudara mau menghadirkan Stephen Tong, saudara mau menghadirkan siapa aja, tidak akan bertobat. Kalau Tuhan tidak membukakan dirinya, bagaimana mungkin orang itu bisa beriman? Saudara-saudara mesti minta anugerah Tuhan, bukan bergantung kepada kefasihan pendeta, atau dari traktat-traktat yang hebat sekalipun, tetapi bergantung sepenuhnya kepada kasih karunia Allah. Hal yang kedua adalah berikan Firman kepada mereka, karena kasih karunia Allah diberikan di dunia ini sarananya adalah Firman. Entah melalui rekaman, entah melalui video, entah melalui traktat, entah melalui apa saja, Firman yang sejati harus sampai kepada mereka. Dengan berbagai macam cara saudara berikan Firman itu dan uniknya maka Firman itu akan masuk dan mengubah hidup mereka. Saya masih ingat ketika mama mertua saya, mama dari Ibu Sari, ketika belum terima Tuhan Yesus tetapi dibawa oleh Ibu Sari untuk pergi ke gereja. Dia belum terima Tuhan Yesus lalu kemudian dikenalkan dengan Pak Tong. Dan kemudian saya masih ingat saya mendengar kalimat dari Pak Tong adalah, “Ibu, engkau dengar terus Firman di tempat ini.” Saudara-saudara ini adalah suatu prinsip daripada Alkitab. Pak Tong pada waktu itu tidak mendesak orang untuk menerima Yesus Kristus. Tetapi di dalam anugerah Tuhan, itu artinya adalah bahwa kalau engkau dengar terus maka mau tidak mau Firman itu sampai ke dalam hatimu dan suatu hari akan berbuah. Kalau saudara-saudara pergi membawa teman saudara beriman kepada Kristus, saudara bawa ke gereja yang memberitakan Firman. Maka teman itu cepat atau lambat akan mendengar. Firman itu akan masuk dan bekerja di dalamnya. Tentu Roh Kudus yang bekerja melalui Firman. Tanpa Firman, tanpa anugerah, tanpa intervensi Allah, tidak mungkin ada iman.

(2) Abraham disebut orang yang beriman, bapa orang beriman, dia menjadi contoh bagaimana hidup meninggalkan kehidupan lama. Orang yang beriman, maka orang itu akan dibawa kepada kehidupan yang baru. Anugerah Allah itu datang kepada Abraham. Panggilan Allah datang kepada Abraham. Abraham tidak memiliki rencana apapun saja untuk dealing dengan Allah. Dia tidak mencari Allah. Hatinya adalah hati orang yang berdosa. Abraham ada di tanah Ur-Kasdim. Dan kemudian Tuhan memanggil secara mendadak kepada Abraham. Tuhan berbicara kepada Abraham. Tuhan berurusan dengan Abraham tanpa Abraham memiliki rencana sebelumnya. Dan anugerah Allah kemudian direspon oleh Abraham. Dan respon dari anugerah Allah itu meliputi pemisahan diri dari masa lalu. Meskipun Abraham tidak mencari Allah, meskipun tidak ada yang baik dari diri Abraham, tetapi itu tidak berarti ketika Allah berinisiatif membuat relasi dengan Abraham, Abraham tidak bertindak apa pun. Ketika anugerah itu tiba, Abraham bertindak. Dan anugerah Allah yang tiba itu adalah anugerah Allah yang ingin berelasi dengan Abraham. Sekali lagi saudara-saudara perhatikan, iman dimulai darianugerah Allah, inisiatif Allah, yang isi hati-Nya ingin berelasi dengan manusia yang berdosa ini. Allah berkata kepada Abraham dan Abraham kemudian bertindak. Allah berfiman, “Pergilah dari negerimu, dari sanak saudaramu, dari rumah bapamu. Beriman adalah berjalan bersama dengan Tuhan, beriman adalah panggilan berjalan bersama dengan Tuhan. Dan ini menuntut sesuatu pemisahan, dan pemisahan ini akhirnya membuat suatu eksklusifitas antara Allah dengan kita. Kita sepenuhnya dimiliki oleh Allah.

Saya akan jelaskan ini dengan apa yang Tuhan katakan dalam Kejadian 12 tadi. “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Ku-tunjukkan kepadamu.” Pergi dari Ur-Kasdim. Ini adalah bukan masalah sederhana. Ur-Kasdim adalah tempat yang sangat mewah pada waktu itu. Salah satu tempat termewah di seluruh belahan dunia yang ada. Tanahnya sangat subur. Tempatnya sangat indah. Dan tempat itu sendiri dialiri oleh Sungai Tigris dan Sungai Efrat yang terkenal itu. Dan Ur-Kasdim adalah tempat pusat perdagangan dan ekonomi yang sangat makmur. Data menyebutkan hasil pertaniannya berlimpah sekali. Apel, anggur, delima, jagung ada di sana, berlimpah-limpah dihasilkan dari tanah ini. Orang-orang yang kaya raya ada di sana. Mereka memiliki rumah-rumah yang sangat-sangat besar. Kalau hari ini Ur-Kasdim itu ada, saudara-saudara akan pergi ke sana dan tidak mau kembali. Ketika Allah menyatakan kepada Abraham, “Engkau keluar dari Ur-Kasdim.” Maka itu artinya kepastian hidup dan masa depan dari tanah ini akan dicabut. Dan ke mana? Tuhan mengatakan, “Ke tempat yang akan Ku-tunjukkan kepadamu.” Jadi kalau saudara-saudara tanya kepada Abraham, “Kemana kau pergi?” Maka Abraham mengatakan, “Saya tidak tahu.” Isterinya bertanya, “Kemana, suamiku?” “Aku juga tidak tahu.”

Saudara-saudara bisa bayangkan tidak ada kepastian masa depan. Tetapi itu bukan perintah semuanya. Ada perintah yang kedua. Pergi dari sanak saudaramu. Ini adalah sesuatu yang sulit karena tercabut dari akar hidup kita dari budaya tempat kita berada. Saya berikan sesuatu ilustrasi. Ketika saudara-saudara mencabut satu tumbuhan yang kecil dicabut semua seakar-akarnya. Saudara pindahkan ke tempat yang lain itu sangat berisiko. Saudara harus menemukan tanah dengan sifat yang sama. Jikalau itu berbeda, tumbuhan itu akan segera mati. Bahkan beradaptasi di negeri yang lebih nyaman dari Indonesia pun sulit bukan? Dan nanti kenyataannya kalau sudah tua nanti saya matinya ingin di Indonesia. Sebaliknya kalau anak saudara itu lahir di sini, dan saudara adalah migran di sini, pasti nanti di dalam beberapa puluh tahun setelah anak saudara mulai dewasa, ada pertentangan di dalam rumah tangga saudara karena saudara ingin kembali ke Indonesia tetapi anak saudara tidak familiar dengan Indonesia. Semua itu mau menyatakan adalah di mana dia ditempatkan, akarnya ada di sana. Begitu dicabut, sulit sekali baik bagi saudara maupun bagi anak saudara. Kita tidak mungkin lepas dari kebiasaan budaya tempat kita berada. Apalagi budaya Ur-Kasdim, ini adalah salah satu budaya yang tertinggi di dunia pada waktu itu. Itu sepertinya misalnya pergi dari Australia kemudian menjadi orang di pedalaman Papua atau Afrika, bukankah itu adalah sesuatu yang sangat sulit sekali? Ini menyangkut daripada penerimaan, security. Dan Tuhan mengatakan pergi dari sini. Tetapi bukan itu saja, perintah yang ketiga adalah engkau pergi dari rumah bapamu. Ini artinya adalah meninggalkan relasi-relasi terdekat masa lalu. Adalah tidak terlalu sulit, meskipun sulit, tetapi masih lumayan seandainya Abraham disuruh pergi bersama dengan keluarga besarnya, masih akan ada support, perlindungan, ada penerimaan. Tetapi ini tidak. Dia harus pergi meninggalkan bapa, ibu, saudaranya laki-laki, perempuan, pamannya, sepupunya, keponakannya. Intinya satu, yaitu meninggalkan semua yang dikasihi. Saudara perhatikan tiga hal ini: Pergi dari tanahmu, pergi dari sanak saudaramu, pergi dari rumah bapamu. Saudara-saudara, lihatlah yang disebut sebagai iman. Iman itu bukan sesuatu yang statis. Iman itu adalah sesuatu progress berjalan bersama dengan Allah. Dan perjalanan iman adalah perjalanan yang makin lama dibuat makin sendiri bersama dengan Allah saja. Ini adalah kalimat yang penting saudara-saudara. Ini adalah prinsip daripada Alkitab. Ketika kita bicara berkenaan dengan beriman, itu adalah perjalanan yang makin dibuat sendiri berjalan bersama dengan Allah saja. Ini bukan saudara dan saya dibuat anti sosial. Anti sosial adalah, “Oh, saya tidak cocok dengan karakter orang itu.” Tetapi ini adalah bicara berkenaan dengan berjalan bersama dengan Allah, menaati Allah. Dan Allah itu akan membawa kita makin lama makin dibuat sendiri.

Ini adalah suatu prinsip kehidupan rohani kalau saudara dan saya berkata bahwa kita beriman kepada Yesus Kristus. Ini adalah yang Tuhan sedang perbuat atau Tuhan sudah perbuat atau Tuhan akan perbuat bagi kita. Membuat kita alone bersama dengan Dia saja. Saudara-saudara, lihatlah bagaimana Yakub itu dibuat alone, lihatlah bagaimana Yusuf itu dibuat sendirian. Lihatlah di dalam Alkitab, saudara akan menemukan siapa pun saja, anak-anak Allah, secara rohani akan dibuat sendirian. Entah konteks hidupnya apa, mungkin dia harus lari karena kesalahan diri sendiri. Tetapi Allah menggunakan itu untuk mendatangkan kebaikan bagi dia. Dia salah lalu harus lari kemudian dia harus alone. Ataukah dia harus difitnah sehingga akhirnya dia sendirian. Ataukah dia tiba-tiba dikunjungi oleh Allah seperti Abraham dan kemudian ditarik keluar dari rumah bapanya. Kalau saudara-saudara bicara mengenai beriman adalah saudara-saudara dan saya berjalan bersama dengan Allah. Iman itu bukan sesuatu yang cuma ditempelkan kepada kita. Oh saya beriman kepada Yesus Kristus. Lalu kemudian saudara-saudara mengatakan, “Buktinya apa?” “Saya aktif pergi ke gereja.” Saya pergi untuk mendengarkan Firman Tuhan setiap minggu. Tidak! Lebih daripada itu. Iman adalah sesuatu yang organik. Iman adalah berjalan bersama dengan Allah. Perjalanan iman adalah perjalanan yang dibuat kita lepas dari apa pun saja dan alone with God agar Tuhan dapat menjalin suatu relasi yang paling intim dengan anak-anak-Nya. Anak-anak-Nya yang dipilih untuk dipredestinasikan, untuk dikasihi Dia sejak dari kekekalan. Ketika saudara menggunakan kata predestinasi, itu adalah ketetapan Allah untuk mengasihi seseorang dari dalam kekekalan. Bukan karena orang ini mencari Allah seperti Abraham. Abraham tidak pernah mencari Allah. Allah mencari Abraham. Allah berfirman kepada Abraham. Predestinasi membuat Allah itu memiliki Abraham. Dan kemudian sekarang Abraham akan dipisahkan perlahan demi perlahan untuk Allah saja. Ketika orang-orang reformed mengatakan dipredestinasikan, adalah untuk dikasihi oleh Dia yang sudah memilih kita sejak dari kekekalan. Ini prinsip yang nyata. Dalam Lukas 9:24, Yesus mengatakan, “Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, dia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” Perhatikan ayat 25, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” Apa artinya? Engkau tidak bisa memegang dunia. Lepaskan dunia! Berjalanlah bersama dengan Aku. Tetapi saudara-saudara bukan itu saja, di dalam Lukas 14:25-26 dikatakan, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Saudara-saudara perhatikan dua bagian ini, satu adalah Lukas 9 dan satu lagi Lukas 14. Saudara lihat progress-nya. Lukas 9 adalah berbicara lepaskan dari dunia. Dan Lukas 14 berbicara lepaskan dirimu dari orang-orang yang kau kasihi.

Saudara-saudara, minggu depan saya akan jelaskan kepada saudara-saudara, ini bukan sesuatu hal yang membuat saudara akan menjadi ketakutan. Tetapi ini adalah panggilan mengasihi Allah, berjalan bersama dengan Dia saja. Dan saudara nanti lihat di dalam progress dari perjalanan Abraham dengan Allah. Dia harus menyerahkan anaknya. Sekali lagi alone. Ini tidak mudah bagi kita. Ini menyakitkan bagi kita. Tetapi ini adalah sesuatu tindakan Tuhan yang mengambil kita untuk menjadi milik-Nya sepenuhnya dan kita memiliki Dia sepenuhnya. Itu adalah proses pengudusan. Abraham pergilah engkau dari tanahmu, dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu. Minggu depan kita akan masuk lebih dalam lagi.

 

Matius 3:11-12; Amos 1
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more