19 July 2020
Peristirahatan Kekal Orang Kudus – Richard Baxter (Seri Puritan 7)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · 1 Korintus 2:9; Filipi 1:22-24

1 Korintus 2:9; Filipi 1:22-24

Kotbah ini bukan kotbah yang mudah karena kalimat-kalimatnya saya yakin kita semuanya sudah tahu. Bicara mengenai kekekalan, bicara berkenaan dengan sukacita, bicara berkenaan mengenai enjoyment di surga. Siapa yang tidak tahu kalimat-kalimat itu. Tetapi pertanyaannya adalah siapa yang memiliki kegentarannya untuk mengerti kalimat-kalimat itu? Siapa yang hatinya bergetar ketika mendengar hal-hal itu? Siapa yang menginginkannya? Saudara-saudara, Richard Baxter sendiri ketika ia menuliskannya, dia menuliskannya dengan gentar. Karena dia tahu bahwa bagaimana saja penjelasan manusia tentang surga itu tercemar oleh dosa. Dia mengatakan Tuhan ampuni aku, karena aku itu seperti Ayub, aku menjelaskan hal-hal yang aku sendiri tidak mengerti. Tetapi kemudian Richard Baxter mengatakan, oh Tuhan ampunilah aku, tetapi kiranya api itu benar-benar keluar dari mezbah-Mu. Ketika saya membaca tulisan ini, saudara akan menemukan semua penjelasan yang plain, kecuali satu yaitu ada api, api, api yang berkorbar untuk menyukai surga, tetapi sekali lagi ini tidak mungkin ada dalam hidup kita kalau Tuhan tidak bekerja menumbuhkan jiwa kita. Mematikan daging kita, mengubah arah pandangan kita untuk tidak mencintai dunia ini. Tetapi kemudian melihat surga dan apa yang diberikan Allah dalam hidup kita. Saudara-saudara dan saya akan mengerti apa itu sukacita sorgawi. Tetapi saudara dan saya tidak akan memiliki hati yang mengharapkan itu, sampai Tuhan itu membentuk kita kecewa dengan dunia ini. Salah satu hal yang menjadi bagian penting dari spiritualitas Puritan adalah seorang Kristen hendaklah memiliki the art of dying well. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi seni sekarat atau seni menjelang kematian yang baik. Artinya, orang Kristen haruslah sebenarnya orang yang paling siap menghadap Tuhan sewaktu-waktu. Dan untuk the art of dying well ini terjadi, maka orang Puritan mengajar kita persiapannya adalah memeditasi kekekalan. Orang Puritan sering berpikir mendalam tentang kekekalan. Seperti Jonathan Edwards mengatakan maka caplah bola mataku dengan kekekalan, ya Tuhan. Saudara-saudara, di dalam kekekalan ada dua hal yang selalu akan dipikirkan, dimeditasikan menurut Alkitab. Yang pertama adalah meditasi mengenai surga, kemuliaan surga dan kedua adalah meditasi mengenai terornya neraka. Untuk apa Tuhan menyatakan realitas surga di dalam Alkitab? Untuk kita dapat sedikit melihatnya dan menginginkannya. 

Paulus sendiri mengatakan dalam Filipi 1 tadi, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan dan perhatikan ayat 23 nya, aku didesak dari dua pihak, aku ingin pergi dan diam bersama dengan Kristus itu memang lebih baik. Perhatikan satu kata ini, aku ingin pergi dan diam bersama dengan Kristus, tentu bukan keinginan karena hidupnya di sini itu menderita dan tidak ada sesuatu yang bisa dia harapkan lagi, bukan karena ingin pergi karena di sini kecewa atau putus asa, tetapi mau menyatakan bahwa penglihatan sorgawi itu jauh lebih indah daripada apapun saja yang dia lihat dari dunia ini. Perhatikan satu asumsi dasar ini, baik itu orang puritan ataupun khususnya Richard Baxter, jike keinginan ini tidak ada, itu artinya kerohanianmu, tidak sehat. Sekali lagi, jikalau keinginan ini tidak ada, maka kita punya kerohanian itu tidak sehat. Richard Baxter mengatakan apakah saya punya kerohanian sehat atau tidak, apakah kita bisa mengatakan persis seperti Paulus ini, aku ingin pergi dan diam bersama dengan Kristus, ini memang jauh lebih baik. Ya di tengah-tengah seluruh family yang mencintai kita, di tengah-tengah dunia ini yang begitu indah, ya di tengah-tengah orang-orang yang kita suka untuk bertemu, tetap apakah keinginan ini muncul di dalam hati kita atau tidak sama sekali? Richard Baxter mengutip satu orang jemaatnya yang ketika pada waktu ia hampir mati, dia menanyakan, apakah engkau rela untuk mati? Dan kemudian jemaat itu yang bertumbuh imannya itu berkata demikian, yang membenci kematian adalah yang tidak menyukai tinggal bersama dengan Kristus. Yang membenci kematian adalah orang yang tidak suka tinggal bersama dengan Kristus. Saudara-saudara, kalimat itu saja asing buat kita. Siapa yang pernah memikirkan hal-hal seperti ini? Siapa yang memperhatikan hal-hal seperti ini? Di tengah-tengah seluruh kerohanian yang kita sebut sebagai berhasil padahal sebenarnya semu. Sekali lagi, orang-orang Puritan mengatakan apakah keinginan ini ada dalam hidupmu? Jikalau tidak ada, maka orang Kristen yang sejati ini adalah orang Kristen yang kurang bertumbuh atau yang tidak sehat kerohaniannya. Richard Baxter menuliskan seruan seperti ini, coba bayangkan, pandanglah ketika jiwamu sudah berada di surga, di tanah perjanjian yang Tuhan itu janjikan, berikan, dan ketika jiwamu yang berada di surga itu melihat kembali seluruh sejarah hidupmu yang ada di bumi, maka engkau akan melihat hutan belantara yang suram yang kita lalui. Dan ketika engkau berada di surga, di puncak ingatan itu, engkau akan membandingkan surga dengan bumi dan jiwamu penuh dengan rasa syukur yang tidak terbayangkan dan engkau akan berseru, inilah warisan yang harganya sangat mahal itu? Yaitu darah Kristus, harga yang mahal untuk membelinya? Apakah ini hasil dari percaya itu? Untuk inikah angin kencang anugeh Allah itu membawaku ke pelabuhan seperti ini? Di tempat inikah Kristus sangat ingin membawa aku? Inikah kemuliaan yang dibicarakan dalam Alkitab? Inilah perhentian yang banyak dikatakan oleh para hamba-hamba Tuhan? Oh, Puji Tuhan! Injil benar-benar adalah kabar baik! Setelah engkau sampai di surga, jiwamu akan berteriak, oh apakah artinya seluruh kesusahanku di bumi? Apa artinya godaan setan? Apa artinya kemiskinan dalam hidupku? Apa artinya cemoohan dunia terhadapku? Jika dibandingkan dengan semua yang aku dapatkan di surga, nothing! Dan ketika kita sudah sampai di surga dan membandingkan semuanya, kita akan berteriak, oh aku orang jahat! Oh, pemberontakan aku itu besar! Aku telah melawan anugerah berkali-kali, menahannya membawa aku ke tempat ini. Jiwa yang miskin yang sungguh-sungguh tidak layak, mengapa engkau enggan untuk datang ke tempat ini? Apakah tugasmu sangat melelahkan sehingga engkau mengeluh untuk bisa dapat masuk surga? Oh jiwaku, apakah dunia ini terlalu indah untuk ditinggalkan? Tidak bisakah engkau meninggalkan semua? Menyangkal semuanya, menderita apapun saja di dunia ini untuk surga, apakah engkau tidak mau mati untuk mendapatkan kemuliaan seperti ini? Richard Baxter menyatakan, kita akan malu ketika berada di surga karena kita sudah mempertahankan sesuatu yang sama sekali tidak penting. Luar biasa! Dia membalik cara pikirnya. Sekarang ini, di surga demikan kata Richard Baxter, kita akan lebih mempercayai Penebus kita, Juruselamat kita, kita akan mempercayai Dia dan akan mengerti kenapa banyak doa yang tidak dikabulkan oleh Dia. Kita akan mengerti mengapa Dia itu menghancurkan hati kita berulang kali, karena untuk menghantar kita ke tempat ini.

Puji-pujian hanyalah bagi Kristus dan kita sama sekali tidak layak karena bahkan ketika kita di dunia, kita tidak menginginkan tempat ini dan sekarang hai orang Kristen, demikian Richard Baxter, siapapun anda, muda atau tua, kaya atau miskin saya memohon kepada anda di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan Yesus yang akan memanggil segera anda untuk menjadi penghakim atau akan memperhitungkan tingkah laku anda di hadapan-Nya, Tuhan Yesus yang akan membawa engkau kepada kematian dan kepada kekekalan yang tidak bisa diubah. Aku meminta kepadamu dengan amat sangat jemaat, demikian kata Richard Baxter, saya meminta anda untuk melakukan lebih dari sekedar membaca dan mendengar kata-kata ini, lebih daripada sekedar menganggukkan persetujuan tetapi engkau memberikan hatimu lebih berantusias, berkomitmen kepada pekerjaan ini. Yaitu pekerjaan memperbaiki hatimu, memperbaiki hatimu sampai Yesus Kristus adalah satu-satunya tempat peristirahatanmu. Apakah the saints’ everlasting rest itu demikian kata Baxter? Ini adalah kenikmatan Allah yang sempurna yang tidak bekesudahan yang dimiliki oleh jiwa pemercaya setelah kematian. Lebih lanjut, ini adalah kenikmatan Allah yang dimiliki oleh tubuh dan jiwa yang sudah disempurnakan setelah kebangkitan dan penghakiman akhir terjadi. Richard Baxter mengatakan, saya menuliskan dan mengatakan ini bukan untuk manusia-manusia duniawi yang belum menerima Kristus Yesus, jangankan bicara berkenaan sukacita sorgawi, orang-orang duniawi itu tidak akan mengerti sukacita karena kekudusan hidup yang ada di dunia ini. Orang-orang duniawai tidak akan mengerti hal-hal itu karena anugerah tidak bisa dimengerti secara jelas tanpa anugerah. Tetapi kepada orang-orang kudus-Nya Tuhan aku menjelaskan ini karena kasih karunia yang engkau sudah dapatkan, memberikan kita bisa mencicipi rasa kemuliaan sorgawi. Di dalam kemuliaan sorgawi, di dalam istirahat sorgawi, maka ada minimal 5 kondisi yang terwakili di dalamnya. Ketika orang-orang Reformed itu menuliskan hal-hal ini, saudara-saudara maka mereka berbasiskan daripada Alkitab dan ketika mereka berbasiskan kepada Alkitab, saya akan memberikan terlebih dahulu asumsi dasar ketika bicara berkenaan dengan hal-hal yang sifatnya akhir zaman. Ketika saudara-saudara berbicara mengenai akhir zaman, maka saudara-saudara akan menemukan suatu kepastiannya tetapi secara detailnya itu diburamkan oleh Allah. Pasti, tetapi tidak jelas secara detail. Saudara seperti melihat sebuah televisi tetapi pixel-nya itu tidak banyak, sehingga saudara-saudara itu akan bisa melihat orang itu sedang masak tetapi sebenarnya tidak tahu apa yang dimasaknya. Sehingga saudara-saudara akan mengerti ini adalah cara dari orang-orang yang mengerti Alkitab ataupun orang-orang Reformed meskipun Richard Baxter itu tidak berteologia Reformed tetapi hatinya itu terus-menurus seturut dengan Firman, mereka itu menjelaskannya itu dengan sesuatu mengerti ada bagian-bagian yang buram yang mereka tidak mungkin jelaskan. Sehingga kalau saudara-saudara melihat doktrin akhir zaman orang-orang Reformed, saudara-saudara kadang menemukan yang saya sudah tahu tetapi untuk orang-orang yang tidak mengerti Alkitab mereka menafsirkannya bahkan sedetail-detailnya membuat saudara berantusias padahal itu adalah sesuatu yang salah. Sekali lagi Richard Baxter menafsirkan apa yang ada di surga ini, dengan spirit bahwa dia mengerti bahwa dirinya sendiri berdosa sehingga ketika dia menjelaskan ini dia mengatakan ampuni dosa-dosaku ya Tuhan karena saya menjelaskan sesuatu yang saya sendiri belum masuk di dalamnya, saya mengerti bahwa pemahaman saya akan sangat membosankan dan ekspresi saya sangat tidak memadai untuk menyatakan kemuliaan seperti itu tetapi kiranya Engkau menolong aku. Ampuni jikalau aku telah mengatakan hal-hal yang saya sendiri tidak tahu, hal-hal yang terlalu indah untuk dibicarakan.

Saudara-saudara, ayat Alkitab yang kita baca tadi, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, yang tidak pernah didengar oleh telinga, apa yang tidak pernah timbul dalam hati manusia, diberikan oleh Allah kepada orang yang mengasihi Dia dan ini berbicara mengenai kekekalan. Sehingga apapun saja yang dikatakannya tentu tidak bisa melukiskan kelengkapannya dan seluruh kotbah Richard Baxter ini adalah dalam meditasi dan saudara-saudara kita akan masuk ke dalam lima kondisi yang terwakili di dalam istirahat sorgawi. Di dalam saints’ everlasting rest,

Hal yang pertama adalah berhentinya seluruh means of grace karena kita sudah bertemu dengan anugerah itu sendiri, kita tahu semua hal yang ada di dalam gereja itu adalah means of grace, perjamuan kudus, berdoa, kotbah dan segala hal yang ada di dalam gereja itu adalah means of grace itu adalah alat anugerah dari Allah kepada dunia ini. Tetapi ketika kita sudah sampai di dalam the saints’ everlasting rest maka semua itu akan berhenti karena kita tidak memerlukan sarana anugerah lagi karena kita sudah bertemu dengan sumber atau sang anugerah itu sendiri yaitu Allah Tritunggal. Ketika kita telah mencapai pelabuhan, kita tidak lagi berlayar, ketika pekerja menerima upahnya, itu artinya dia sudah melakukan tuntas pekerjaannya, tidak akan ada lagi doa karena tidak ada lagi kebutuhan karena di situ kenikmatan penuh dari apa yang kita doakan itu terjadi. Kita juga tidak perlu lagi berpuasa dan menunggu untuk menjaga-jaga karena kita juga tidak lagi berada di dalam jangkauan dosa dan pencobaan, semua hamba Tuhan tidak lagi berkotbah di sana, pekerja-pekerja atau hamba-hamba Tuhan itu dipanggil karena panen sudah dikumpulkan, ilalang dibakar dan pekerjaan-Nya itu selesai. Di sana adalah akhir dari seluruh perjalanan kesulitan orang-orang kudus, semua ketakutannya hanya berupa masa lalu saja. Sebaliknya, semua yang tidak dilahirbarukan, semua harapannya dalah kosong belaka dan hanya masa lalu belaka.

Hal yang kedua adalah pembebasan sempurna dari seluruh kejahatan, dalam saints’ everlasting rest tidak ada lagi yang merusak, semua yang jahat ada di luar. Tidak ada yang namanya duka atau penyesalan. Tidak ada penderitaan atau penyakit, tidak ada tubuh yang lemah atau persendian yang sakit, tidak ada bayi yang keguguran atau usia yang tua, tidak ada temperamen buruk, tidak ada lagi ketakutan yang menyiksa, kecemasan yang mengkuatirkan, tidak ada lagi rasa sakit yang menusuk atau apapun saja yang disebut atas nama kejahatan, kita menangis karena dunia bersukacita, tetapi saat itu kesedihan kita dirubah menjadi sukacita dan tidak ada yang bisa menghilangkan sukacita itu.

Saya berhenti dulu di sini sebentar. Saya tanya apa yang saudara sedang pikirkan atau rasakan di dalam hati saudara ketika saya membaca tulisan ini barusan? Saya katakan satu hal, jikalau tidak ada getaran dalam hati saudara karena kehidupan kita terlalu nikmat di dunia ini karena kita menikmati dunia ini. Tepatnya kita mencintai dunia ini. Berapa tahun yang lalu saya ketakutan sekali ketika membaca kitab Wahyu, berbulan-bulan saya tidak bisa tidur karena membaca kitab Wahyu, sampai kemudian satu kalimat ini muncul, bukankah Alkitab itu kabar baik? Kalau ini kabar baik, kenapa kemudian saya takut? Jawabannya adalah karena satu hal, saya tidak berdiri di tempat di mana Tuhan mau saya berdiri. Kitab Wahyu itu bicara berkenaan penghiburan bagi Allah kepada gereja-gereja orang Kristen yang dianiaya. Kitab Wahyu berbicara berkenaan penghiburan kepada orang-orang yang meneteskan air mata, berkerja keras dan hatinya hancur karena berusaha untuk mengabarkan Injil dan memperjuangkan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Musuh itu begitu kuat, musuh itu berusaha untuk menekan dan meghancurkan dan pasukan itu terus menerus ada di depan mata kita dan kita itu bertempur. Kitab Wahyu mengatakan, apa yang engkau lihat tidak seperti itu sesungguhnya, Allah itu sedang bekerja di tengah-tengah gerejanya dan Dia memberikan pertolongan kepadamu sekarang dan pada puncaknya pada waktu kedatangan Yesus Kristus maka kitab ini menjadi kitab yang akan menguatkan hidup kita. Kecuali satu, kalau kita tidak berjuang, kalau kita tidak ada musuh, kalau kita malah ada di kubu musuh, kalau kita menikmati pergaulan dengan musuh, kalau kita ada di dunia, maka kitab Wahyu ketika saudara dan saya baca itu akan menakutkan. Anda ada di mana? Kita ada di mana? Luar biasa, hal sederhana saja tetapi sungguh-sungguh membedakan sekarang, saudara bisa membedakan kakimu, kaki kita itu ada di mana ini sekarang? Kita akan dibebaskan dari semua kejahatan, bukankah itu sesuatu yang menggetarkan? Oh tidak, tidak, kenapa tidak? Karena kita berbagian di dalam kejahatan, kita menikmati kejahatan. Kiranya kita boleh berhati-hati.

Hal yang ketiga, apa yang terjadi di saints’ everlasting rest? Kesempurnaan pribadi, tubuh dan jiwa kita. Jikalau Tuhan Tidak menyempurnakan kita untuk membuat kita mampu untuk menghargai surga, kita tidak akan mengerti bertapa indahnya surga itu. Maka itulah sebabnya kematian ada dan kesempurnaan diberikan kepada Allah untuk kita bisa melihat dan kita bisa mendengar apa yang Allah persiapkan untuk orang-orang yang dicintai-Nya. Semakin sempurna penglihatan kita, semakin indahnya objek yang kita lihat tersebut. Semakin sempurna atau tingginya nafsu makan kita, semakin kita melahap makanan tersebut dengan sangat manis, semakin sempurnanya telinga kita secara musical, semakin menyenangkan kita mendengarkan melodi-melodinya. Demikian pula dengan kepribadian kita, semakin kita disempurnakan secara tubuh dan jiwa maka semakin mulia bagi kita akan kemuliaan Allah itu.

Hal yang keempat adalah kedekatan dengan Tuhan. Jikalau manusia yang sudah ada di sana dan malaikat yang ada di Surga harus mencoba untuk mengungkapkan berkat apa di dalam keadaan seperti itu, maka mereka pertama-tama akan menyatakan berkat ini adalah kenikmatan hidup dekat dengan Allah. Kenikmatan hidup dekat dengan Allah. Saya mengutip orang Puritan yang lain mengatakan: “Jikalau engkau tidak bisa menikmati communion with God di saat ini, engkau tidak bisa menikmati Dia di dalam Surga.” Sukacita penuh yang ditawarkan Kristus kepada kita ada dalam Yohanes 17:24. Jadi apa itu saints’ everlasting rest? Yaitu kedekatan dengan Tuhan. Surga bagi orang-orang Puritan bukan suatu tempat, tetapi sebenarnya lebih kepada suatu kondisi, yaitu kehadiran Allah yang dekat dengan kita. Mazmur 16:11 menyatakan: “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.”

Hal yang kelima, apa itu saints’ everlasting rest? Yaitu kekuatan baru dari tubuh dan jiwa di dalam menikmati Allah. Peristirahatan abadi/everlasting rest bukanlah sesuatu yang statis seperti batu yang tidak bergerak. Ini adalah peristirahatan tanpa istirahat. Ini adalah perhentian yang bukan berhenti. Sebaliknya, siang dan malam orang-orang kudusnya Allah akan menyatakan: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah yang Maha Kuasa dulu, sekarang dan yang akan datang.” Tubuh kita akan dirubah menjadi tubuh spiritualitas. Dan di dalam transformasi ini, saudara akan menemukan pikiran kita juga akan di-transform; pikiran kita dapat mengukur matahari, bulan, bintang dan memprediksi kapan gerhana itu terjadi sampai ke menitnya. Tetapi puncak pencapaian pikiran adalah ia dapat mengenal Tuhan yang membuat semuanya ini. Dan setiap orang Kristen yang sudah sampai di tempat saints’ everlasting rest, dia akan berkata seperti Petrus berkata kepada Yesus Kristus pada waktu Yesus transfigurasi: “Tuhan apakah baik bagi kami untuk tetap berada di sini? Oh supaya aku tetap tinggal di gunung transfigurasi Allah ini, supaya aku dapat melihat untuk seterusnya dan selama-lamanya apa yang sekarang kulihat, yaitu kemuliaan-Mu.” Bahkan Petrus sendiri dan kedua murid Yesus yang lain tidak ingin turun dari puncak gunung transfigurasi itu, karena melihat kemuliaan Kristus yang dinyatakan di bumi ini, apalagi ketika kita mengenal-Nya di Surga. Hal yang lain adalah, lihatlah betapa kita bisa menikmati cinta Allah. Engkau dan saya akan mengerti apa artinya satu pribadi Allah yang mencintai kita. Mencintai kita, seorang pendosa/musuh, sekarang dijadikan anak. Engkau dan saya akan melihat betapa mulia hati Kristus. Dia, yang air mata-Nya menangis untuk banyak kehancuran Yerusalem dan sekarang kita akan melihat Dia bersukacita karena Dia membangun Yerusalem yang baru di dalam segala kemuliaannya. Hai orang Kristen, engkau akan mendapatkan sukacita karena menikmati cinta yang melimpah. Pikirkanlah bahwa engkau dipeluk di dalam kasih yang membawa Anak Allah dari Surga turun ke bumi, dan dari bumi turun ke salib, dan dari salib ke kubur, dan dari kubur itu kembali kepada kemuliaan. Ketahuilah ini hai orang percaya, untuk penghiburanmu yang kekal jika lengan itu sekali saja memelukmu maka dosa ataupun neraka tidak ada yang dapat membuat engkau kembali kepadanya selamanya. Peristirahatan abadi orang-orang kudus adalah menikmati dekapan Allah yang mengasihi dia. Lihatlah sukacita yang ada. Bukankah setiap hari engkau berdoa untuk sukacita kita dan menunggu kegembiraan? Bukankah jikalau engkau mengeluh, itu artinya engkau kekurangan sukacita? Coba pikirkan kenapa Allah membuat engkau itu menahan sukacitamu ada di dunia ini? Supaya kebutuhan akan sukacitamu makin besar, supaya engkau dapat menghargai apa yang diberikan Allah kepadamu di dalam kekekalan. Dan ingatlah bahwa engkau hanya meratap itu hanya sepanjang malam tetapi pagi hari engkau akan bersukacita.

Dan kemudian saudara-saudara akan masuk ke dalam satu hal ini yang ditekankan oleh Richard Baxter berulang-ulang. Dan dia menegaskan hal ini. Dia bahkan mengatakan: “Hai orang Kristen, saya akan menekankan hal ini karena ini adalah dosa yang paling sering di dalam hidup kita. Dan saya akan menegaskan ini sebisa mungkin saya tegaskan”, demikian kata Baxter, “karena Allah memiliki keluhan besar kepada kita di dalam hal ini.” Dan poinnya adalah bahwa everlasting rest bagi orang-orang kudus tidak pernah akan ada di bumi ini. Dia tekankan berkali-kali dan dia mengatakan: “Aku menekankan ini karena ini adalah dosa yang paling banyak ada dalam hidup kita.” Everlasting rest tidak mungkin ada di dunia ini bagi kita, orang kudusnya Allah. Kemudian dia mengatakan beberapa kalimat ini yang menjadi sesuatu yang ditekankan sama dia. Perhatikan, adalah wajar dan masuk akal jikalau kita memiliki masalah/trouble di dalam hidup kita saat ini. Dan adalah tidak masuk akal, berusaha menemukan kenikmatan di dunia ini pada masa ini. Saudara-saudara, kalimat ini muncul berkali-kali. Dia mau menegaskan sekali lagi: jikalau kita mengalami kesulitan, jikalau ada masalah, pergumulan, sakit penyakit, kerugian, air mata, kesedihan, kesakitan berkali-kali, Richard Baxter mengatakan ini adalah sesuatu yang beralasan, ini adalah sesuatu yang reasonable, sesuatu yang masuk akal. Pada masa ini jika orang kudus memiliki masalah atau trouble, itu adalah wajar bagi orang-orang kudus.

Lalu kemudian hal yang kedua adalah, bagi orang yang mengejar kenikmatan di dunia ini, engkau mengejar ketenangan di dunia ini, engkau mengejar damai yang kekal di dunia ini, engkau merasa bisa rest di dalam enjoy dunia ini; itu tidak wajar. Itu tidak masuk akal karena engkau tidak akan mendapatkannya. Saudara-saudara, sekarang saudara perhatikan bagaimana Richard Baxter itu membangun daripada argumentasinya. Setelah saudara-saudara dibawa ke tempatnya Surga dan memperlihatkan kurang lebih apa yang ada di sana meskipun dengan banyak kekurangan dan membawa jiwa itu untuk mengharapkan rest di sana. Lalu kemudian dia berusaha untuk menghardik jemaatnya berkali-kali yang berusaha untuk mendapatkan rest di bumi ini. Itu sesuatu yang tidak masuk akal. Saudara-saudara akan tahu bahwa bahkan Allah akan meng-create hal-hal masalah membuat saudara dan saya tidak bisa menikmati dunia ini. Mengapa trouble itu sesuatu yang masuk akal? Mengapa mengejar kenikmatan dalam dunia ini sesuatu yang tidak masuk akal? Mengapa seperti itu? Maka Baxter menyatakan beberapa hal ini:

Pertama, karena rest dan enjoyment yang kekal itu milik Allah sendiri. Jikalau kita menempatkan hal itu pada hal yang lain, hal yang lain itu menjadi berhala kita. Dia mengatakan demikian, “Kita semua menginginkan kemakmuran yang terus menerus di bumi ini karena kita sangat menyenangi daging. Tetapi keinginan seperti ini sungguh tidak masuk akal. Ketika kita menikmati rumah-rumah yang indah, harta benda, penghasilan, atau bahkan sarana-sarana yang diperlukan yang telah Allah tetapkan untuk kesejahteraan kita, celakanya kita cenderung mencari ketenangan di dalam kesenangan-kesenangan ini. Kita cenderung mencari rest di dalam kesenangan-kesenangan yang Tuhan berikan. Apakah kita menginginkan kesenangan duniawi itu lebih daripada Tuhan sendiri? Apakah jikalau kita kehilangan hal-hal itu, itu lebih menyusahkan kita daripada kehilangan Tuhan?” Baxter menyatakan hal ini sangat menyakiti Tuhan kita. Tuhan seakan-akan menyatakan tuntutan-Nya di dalam Alkitab. Seakan-akan umat-Ku dapat menemukan istirahat dalam hal apapun saja selain daripada Diri-Ku. Umat-Ku dapat menyukai apapun saja tetapi tidak tertarik di dalam Aku. Mereka lebih suka berada di mana saja daripada bersama dengan Aku. Dan mereka semua lebih baik daripada Diri-Ku. 

Saudara-saudara, jikalau Tuhan memberi kita kesenangan untuk menyegarkan kita di dalam perjalanan kita ke Surga, semua itu adalah belas kasihan Allah yang Tuhan berikan di sini tetapi semua itu bukan tempat istirahat kita. Dan jikalau Tuhan melihat bahwa kita mulai menetapkan hati kita di dunia ini, dan kemudian kita mengatakan di sini aku akan beristirahat, tidak heran Dia segera meresahkan kita. Jikalau Dia, Allah itu mencintai kita, tidak heran Allah akan mengambil dunia dari kita. Karena Allah melihat engkau sedang menghancurkan dirimu sendiri. Banyak orang ketika telah menyelesaikan proyek yang besar dengan berhasil, mereka menjadi puas, pensiun, beristirahat di dalam keberhasilannya. Dan di situlah jiwa mendekati kehancuran dan kematian mendadak. Di dalam Alkitab ada tulisan bahwa Yesus memberikan satu perumpamaan. Ada seorang yang bekerja keras dan mengumpulkan hartanya di lumbung. Setelah dia mengumpulkan seluruhnya kemudian dia mengatakan pada jiwanya: “Jiwaku, sekarang tenanglah.” Richard Baxter kemudian menyatakan lihat apa yang dikatakan oleh Yesus: “Kamu bodoh! Kamu orang bodoh! Malam hari ini jikalau jiwamu ini diambil untuk apakah semuanya ini?” Saudara-saudara, Richard Baxter menyoroti perikop ini. Lihat apa yang dilakukan orang ini. Lihat kapan Yesus berkata-kata kepada orang ini, ketika orang ini bekerja keras dan setelah selesai dia menikmatinya, dia mau beristirahat di dalam keberhasilannya, di situlah jiwanya mati. Richard Baxter mengatakan apakah engkau akan menjadikan teman bagi sesuatu yang menjadi musuh Allah? Ini tidak masuk akal. Berkali-kali saya katakan kepada saudara-saudara, Richard Baxter mengatakan, coba pikirkan apa yang kita itu inginkan itu sungguh tidak masuk akal. Perhatikan kalimat yang keras ini: Anda tidak pernah bisa berharap bahwa Tuhan memungkinkan anda menikmati berhala anda tanpa terganggu. Anda tidak pernah bisa berharap Tuhan memungkinkan anda menikmati berhala anda tanpa terganggu. Perhatikan bahwa seluruh berkat Tuhan adalah alat bantu di dalam perjalanan kita ke surga tetapi itu bukan surga. Kesalahan jiwa kita yang paling berbahaya adalah mengganti Tuhan dengan apa yang diciptakan Tuhan.

Hal yang kedua, karena ini bertentangan dengan hukum rohani yang ditetapkan di dalam Alkitab. Ini adalah hukum rohaninya, bahwa kita harus banyak mengalami kesusahan baru masuk di dalam Kerajaan Allah; demikian kata Kisah Para Rasul. Ini adalah hukum rohaninya. Jikalau kita menderita, kita juga akan memerintah dengan Dia. Ini adalah hukum rohani, ini adalah peraturan yang Allah tetapkan dan kemudian Richard Baxter mengatakan apakah engkau mau untuk mengganti peraturan ini untuk dirimu sendiri? Pertimbangkanlah bahwa seluruh masalah dan pekerjaan keras kita adalah cara yang umum untuk kita menghargai istirahat. Pada pagi hari kita bekerja keras membuat pada malam hari kita bisa beristirahat dengan nyenyak. Di dunia ini kita berusaha keras, dan pada waktu kita mati kita mendapatkan daripada saint everlasting rest. Dan itu adalah hukum rohaninya.

Hal yang ketiga, karena Tuhan memberikan masalah adalah agar kita tetap di jalan kekekalan itu dan tidak mengasihi dunia. Adalah tidak masuk akal berpikir bahwa di dunia ini kita bebas daripada masalah dan bisa enjoy life. Kita tanya kepada Baxter kenapa? Karena memang itu diberikan oleh Tuhan supaya engkau dan saya tetap berjalan di dalam jalan kekekalan itu, itu membuat kita tidak mengasihi dunia ini. Salah satu alasan mengapa Tuhan mengijinkan masalah itu adalah supaya anak-anak-Nya tidak mencintai dunia ini. Baxter mengatakan sesuatu kalimat yang penting ini, saudara-saudara perhatikan, tajam ini: Oh betapa hangatnya kasih sayangmu kepada dunia ini dan kasih sayang itu membuat kita tidak merindukan surga. Ketika suara pengkhotbah itu tidak engkau lagi dengar, Tuhan akan memperkeras suaranya melalui penderitaan dalam hidupmu supaya membuat engkau kembali ke jalan itu. Pergumulan adalah cara Tuhan yang paling efektif untuk mencegah kita kehilangan jalan menuju saints’ everlasting rest. Tanpa pagar duri di sebelah kanan dan kiri, kita tidak akan tetap di jalan menuju surga. Hati manusia itu begitu licik dan selalu mencari celah-celah kecil di antara pagar-pagar itu untuk kita meninggalkan jalan peristirahatan surgawi itu. Kita sering liar, kita sering duniawi ataupun sombong. Dan ketika penyakit itu datang dan masalah itu hadir, maka itu adalah cara Allah membuat engkau berlutut. Meskipun Firman dan Roh itu melakukan pekerjaan utamanya, namun penderitaan, trouble, masalah itu membuka pintu hati kita sehingga Firman itu dapat secara langsung masuk ke dalam hati manusia. Perhatikan kalimat-kalimat ini kita sekarang bisa mendudukkan masalah-masalah kita. Setiap masalah yang Tuhan ijinkan meskipun itu pahit; di dalam takut kepada Tuhan, diberikan Allah itu adalah jalan untuk memelihara kita. Itu bukan kesialan bagi kita. Tetapi ini adalah jalan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Setiap masalah-masalah yang ada menahan kita untuk makin mencintai dunia.

Dan sekarang saya akan masuk dalam bagian yang terakhir secara singkat. Di dalam hal ini yang penting adalah ketika masalah itu hadir, yang penting itu adalah jangan mendengarkan teriakan daging kita tetapi dengarlah Firman. Pertimbangkanlah lebih lanjut. Bukankah Alkitab mengatakan roh memang penurut tetapi daging lemah. Yang terutama terganggu ketika kita sengsara adalah daging kita. Lihatlah Paulus dan Silas bernyanyi ketika kaki mereka, daging mereka dirantai, tetapi jiwa mereka tidak bisa dirantai. Jangan dengarkan daging. Jangan menggerutu ketika Tuhan berurusan dengan tubuhmu. Dia melakukannya, Allah melakukannya bukan karena Allah tidak mencintaimu. Ingatlah di dalam Alkitab Dia sudah berurusan dengan tubuh orang-orang kudusnya sebelum engkau. Dan itu adalah bukti bahwa Dia, Allah mengasihi mereka. Jangan berharap tubuhmu mengerti arti didikan Tuhan dengan tongkat ini. Tubuhmu akan berteriak dan mengatakan Tuhan sedang menghancurkan aku. Tetapi sebenarnya Tuhan sedang menyelamatkan engkau. Jangan biarkan dagingmu itu menjadi hakim yang menilai keadaan dirimu dan menuduh Allah. Daginglah yang harusnya menjadi tertuduh. Sebisa mungkin engkau harus bisa menghentikan telinga mendengarkan teriakan tubuh kita dan mencondongkan telinga kita mendengarkan Tuhan dan Firman-Nya. Dan jikalau ini terjadi, maka kita akan memandang saints’ everlasting rest. Sekali lagi, ini adalah meditasi dari orang-orang Puritan. Sesuatu yang asing bagi kita mungkin. Tetapi ini adalah kekayaan gereja. Memeditasi berkenaan dengan surga. Memeditasi berkenaan dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita di dalam peristirahatan kekal. Dalam tahun ini kita tahu bahwa banyak hamba Tuhan yang Tuhan panggil. Billy Graham dipanggil oleh Tuhan. Kemaren, J.I. Packer dipanggil oleh Tuhan. Beberapa waktu yang lalu Ravi Zacharias dipanggil oleh Tuhan. Dan saya sangat tersentuh dengan Ravi Zacharias ketika di dalam berita kematiannya dia menuliskan tulisan puisi Richard Baxter. Ini tidak ada di dalam tulisan The Saints’ Everlasting Rest, ini ada di dalam kumpulan puisi Richard Baxter. Saya akan bacakan apa yang ditulis dalam kematian Ravi Zacharias. Tuhan bukanlah bagianku untuk kupikirkan entah aku mati atau hidup. Tetapi mengasihi dan melayani Engkau itulah bagianku. Dan untuk itulah aku butuh anugerah-Mu. Bila umurku panjang, berbahagialah aku agar aku dapat hidup terus untuk taat kepadamu. Dan jikalau pendek, mengapakah aku harus sedih untuk menyambut hari yang kekal itu? Kiranya Tuhan meneguhkan kita untuk memeditasikan surga.

 

Mazmur 57:1-3; Mazmur 119:15
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

12 July 2020
Pelengkapan Senjata Perang – William Gurnall (Seri Puritan 6)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Efesus 6: 10-20

Efesus 6: 10-20

Peperangan adalah salah satu tema yang mendominasi seluruh Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Saudara akan mendapatkan dalam kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, bahwa bangsa Israel sendiri adalah bangsa yang setiap kali dipimpin oleh Tuhan untuk berperang melawan musuh-musuhnya. Nabi-nabi Tuhan dan rasul-rasul Tuhan diurapi Tuhan untuk berperang pada zamannya. Yesus Kristus, Kepala gereja kita, Dia-lah yang memimpin seluruh gereja-Nya masuk di dalam pertempuran besar di tengah-tengah dunia ini. Dan gambaran peperangan dalam seluruh Alkitab kita begitu jelas. Di dalam Perjanjian Lama, saudara akan menemukan perang, perang fisik. Di dalam Perjanjian Baru, saudara akan menemukan perang, perang yang sifatnya adalah rohani. Tetapi uniknya, baik itu Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, perang fisik maupun perang rohani, dua-duanya akan beresiko kepada kematian kita. Sebelum masuk ke detail, saya akan berbicara mengenai sesuatu yang sifatnya besar untuk membuat saudara memiliki bingkai terlebih dahulu. Beberapa hal ini mari kita perhatikan:

Pertama, perang adalah nubuatan pertama kali dari Allah yang didengar oleh manusia setelah manusia jatuh dalam dosa. Apa artinya? Artinya adalah by default hidup kita adalah hidup yang berperang. “Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunan ular ini dan keturunan dari perempuan ini.” Kita harus mengerti kita dipanggil di dalam pertempuran. Saudara mau menghindarinya pun, saudara terjebak di dalam pertempuran. Sekali lagi, hidup kita adalah hidup yang dimasukkan Allah di dalam pertempuran. Point pertama ini kita harus mengerti, dan harus kita tanamkan dalam jiwa kita. Karena, siapa tentara yang mati konyol di medan perang? Adalah orang yang tidak tau dia sedang di medan perang. Sekali lagi, by default gereja adalah gereja yang berjuang dan berperang. Sehingga jikalau saudara-saudara melihat satu gereja, saudara melihat satu orang Kristen dan orang tersebut adalah orang yang santai-santai hidupnya, saudara akan langsung dapat segera mengenali orang ini sudah dikuasai oleh musuh. Karena hanya tentara yang mengayunkan bendera putihlah yang tidak akan diserang oleh musuh. Gereja yang sejati pasti ada api untuk berperang. Gereja yang sejati akan menyadari apapun saja konteksnya dia harus berperang. Perang bukan sesuatu pilihan dalam hidup kita. Perang adalah hidup kita.

Kedua, perhatikan intensitas dari musuh kita, setan. Di dalam Perjanjian Lama, setan hanya muncul dalam tujuh bagian kitab. Tetapi di dalam Perjanjian Baru, setan muncul hampir di setiap Kitab. Apa yang mau diajarkan dengan hal ini? Artinya setan begitu makin mempercepat usahanya. Setan mengerti apa yang Alkitab katakan pada waktu Yesus datang ini adalah zaman akhir.  Bukankah hidup ini sekarang lebih beradab dari hidup yang dulu? Bukankah semua orang sekarang memperjuangkan hak-hak asasi manusia? Bukankah hukum-hukum itu sekarang lebih dikokohkan daripada zaman-zaman ancient dulu? Tetapi perhatikan baik-baik, martir di dalam waktu-waktu ini lebih banyak daripada seluruh catatan martir di dalam Perjanjian Lama.  Saudara tahu atau tidak bahwa setan begitu intense sekali pada saat ini. Maka kita sendiri akan kalah jikalau kita bersantai dalam peperangan ini.

Ketiga, tujuan dari setan. Setiap peperangan pasti akan ada tujuannya. Dan tujuan dari setan dibagi tiga bagian:

  1. Kepada setiap orang Kristen. Dia akan berusaha menjatuhkan, meruntuhkan iman kita. Yesus Kristus sendiri mengatakan “Jikalau Anak manusia datang apakah Dia akan menemui iman di bumi ini?” Setan akan berusaha membuat saudara dan saya tidak lagi mempercayai Allah atau tidak bergantung kepada Allah.
  1. Kepada gereja Tuhan, apa yang dikerjakan oleh setan? Dua hal ini:

    • Pertama, mencemari iman gereja Tuhan. Di dalam perikop sebelumnya, dalam Efesus 5 dikatakan suami kasihilah istrimu dan istri hormatilah suamimu sama seperti Kristus mengasihi jemaat. Dan jemaat mengasihi Kristus, menghormati Kristus. Perhatikan hubungan relasi antara suami dan istri kemudian diproyeksikan kepada hubungan Kristus dan jemaat-Nya. Saya sudah pernah mengatakan ini adalah theology of marriage dan kemudian ditarik oleh Paulus menjadi theology of church. Kita memiliki satu relasi, kita dinikahkan dengan suami kita yaitu Kristus Yesus. Itu tidak bisa terputus, itu union with Christ. Tetapi apa yang dikerjakan oleh setan dalam hal ini? Setan tidak bisa memutuskan union with Christ. Tetapi setan bisa mencemarinya. Saya ambil contoh, saya pernah counselling seseorang yang akan menikah, pasangan muda. Saya pisahkan dan kemudian saya tanya kepada yang laki-laki “Apakah engkau mengasihi calonmu ini? Kenapa engkau mau menikah?” Kemudian dia mengatakan “Sungguh Pak, saya sayang, saya mengasihi perempuan ini.” Kemudian setelah itu saya tanya kepada perempuannya, “Mengapa engkau mau menikah?” Dan dia mengatakan “Pak Agus kan tahu saya, saya bukan orang kaya.” Saudara mengerti maksudnya? Dia menikah karena ingin untuk meningkatkan cara hidupnya. Yang satu menyukai pribadinya, yang satu adalah memanfaatkan pribadinya untuk mendapatkan uangnya. Demikian yang dilakukan oleh setan di dalam gereja Tuhan di seluruh dunia sampai saat ini. Yah, aku tidak bisa menahanmu, engkau mengatakan Yesus Juruselamat. Aku tidak bisa menahanmu. Aku bisa membuat engkau tercemar untuk hal ini. Saya tanya kepadamu, “Meskipun engkau mengasihi suami atau istrimu. Tetapi jika hatinya atau tubuhnya tidak lagi murni menjadi milikmu semuanya, bagaimana rasanya?” Dan engkau tahu apa yang dituju oleh setan? Bukan supaya engkau berzinah, tetapi supaya hati Kristus sakit! Dia tidak bisa melepaskan ikatan ini karena Allah tetap setia. Tetapi dia bisa mencemarinya untuk menyakiti hati Allah. Apa yang menjadi tujuan setan di dalam gereja Tuhan? Pertama adalah mencemari relasi ini.
    • Kedua, menghentikan atau menahan laju penyebaran kerajaan Allah. Allah menghendaki menciptakan Adam dan Hawa-pun pertama kali adalah untuk menyebarkan kerajaan-Nya di tengah-tengah di dunia ini. Ini adalah bicara mengenai penguasaan Allah atas seluruh bumi ini dan setelah Adam dan Hawa jatuh maka Tuhan membangkitkan Israel setelah itu Israel gagal maka Tuhan membangkitkan gereja-Nya. Gereja itu bertugas untuk menyatakan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia, penguasaan Tuhan atas hidup kita dan juga atas dunia ini. Setan akan berusaha untuk menghentikannya atau memperlambat kecepatannya.
  1. Ini menjadi ujungnya adalah apa yang menjadi tujuan akhir dari setan? Tujuan akhir dari semuanya adalah supaya Tuhan itu sendiri dipermalukan. Supaya banyak orang menghina nama Allah. Banyak orang melecehkan nama Allah, banyak orang tidak mempercayai bahwa Dia ada, banyak orang tidak lagi menyembah atau mau takluk kepada Allah. Banyak orang marah kepada Allah. Tujuan akhir dari setan adalah kepada pribadi Allah. Yang menginginkan sebanyak mungkin orang mengikut Dia melawan Allah. Saya sudah berbicara mengenai tujuan.

Keempat besar, mari kita melihat sedikit berkenaan dengan lawan kita, setan. Alkitab mengatakan, setan berkuasa di bumi ini menggunakan pengikutnya atau antek-anteknya, bawahannya. Dan apa yang akan dipakai oleh setan? Alkitab menggambarkan beberapa hal ini:

  1. Binatang yang keluar dari laut. Ini bicara mengenai aniaya dunia ini kepada gereja Tuhan, aniaya fisik.
  2. Binatang yang keluar dari bumi. Ini adalah usaha penyesatan setan kepada seluruh umat manusia termasuk kepada gereja Tuhan.
  3. Alkitab mengatakan Babel pelacur besar ini. Dan ini adalah bicara berkenaan dengan dunia yang menawan hati umat Tuhan.
  4. Bicara berkenaan dengan kedagingan kita. Ini adalah indwelling sin di dalam diri kita. Ini menjadi pintu masuk setan mencobai kita setiap pribadi. Dan dia sendiri akan beroperasi pada akhir zaman menampakkan dirinya melawan Kristus dan seluruh gerejanya.

Hal kelima yang besar adalah perhatikan tantangan yang dibuat oleh setan terhadap gereja Tuhan. Di dalam 1 Tawarikh 21:1 ada kata yang sama sifatnya dan sama intensitasnya dari Efesus 6:14. Di dalam 1 Tawarikh dituliskan setan bangkit, stand up berdiri melawan Israel. Melawan umat Allah dan itu dijawab oleh Paulus dalam Efesus 6:14, “Jadi berdirilah tegak hai gereja Tuhan!” Stand up! Saudara ini adalah sesuatu pertempuran yang begitu jelas.

Hal yang keenam, setan tidak maha tahu dan tidak maha hadir, sehingga peperangan terhadap gereja atau peperangan terhadap kita secara pribadi bukanlah setiap saat, setiap detik atau setiap hari. Tetapi dia itu mengintai, mencari saat yang tepat untuk menyerdap supaya bisa menjatuhkan kita. Saudara-saudara, ini adalah sesuatu kecerdikan yang luar biasa. Ketika kita mengatakan bahwa setan tidak maha tahu dan setan tidak maha hadir dan juga dia tidak maha kuasa, tentu. Kita berpikir bahwa ini adalah sesuatu keuntungan bagi kita. Sebaliknya itu dipakai oleh setan menjadi keuntungan bagi dia. Kalau setiap detik atau setiap jam saudara dan saya berperang terus, setan datang berperang terus, saudara dan saya makin lama makin ahli. Saudara makin lama makin alert. Tetapi kalau dia datangnya itu tidak menentu. Tiga tahun lagi, lima tahun lagi atau dua jam lagi. Siapa yang bisa memprediksinya? Alkitab mengatakan selalu siap siaga. Saudara-saudara, apa salah satu yang paling melelahkan dalam hidup ini? Yaitu terus menerus siap siaga tetapi tidak kunjung tiba musuh itu dan di situlah kegagalan kita. Tetapi Alkitab mengatakan berjaga-jagalah, berjaga-jagalah karena setan itu seperti singa yang mengaum-ngaum berkeliling mencari orang yang bisa dimangsanya.

Sekarang kita akan masuk hal-hal yang lebih detail. William Gurnall berbicara dengan natur peperangan. Ada beberapa hal yang dia cermati:

Yang pertama adalah sengitnya peperangan yang terjadi. Mari kita lihat ayat yang ke-12, “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Saudara perhatikan ayat ini, wrestle, wrestle. Di dalam bahasa aslinya adalah benar-benar bergulat. Saudara perhatikan sengitnya peperangan yang terjadi. Gulat bukanlah olahraga rekreasi. Dan Paulus menuliskan ini mau menggambarkan ketajaman intensitas encounter kita dengan musuh. Pada zaman kuno, maka sebuah pertandingan gulat tidak memiliki pemenang kedua, hanya punya satu pemenang saja. Jadi bicara berkenaan antara kita menang atau kita kalah. Dan ini bicara berkenaan kemenangan adalah segala-galanya. Dan di dalam gulat, saudara akan melihat sengitnya pertarungan di dalam dua hal ini:

  1. Pertama, gulat adalah pertarungan satu lawan satu. Ini bukan olahraga tim, ini pertarungan tunggal, satu orang dari tim ini akan masuk ke arena melawan satu orang daripada tim musuh. Ini adalah bicara berkenaan dengan peperangan Daud dan Goliat. Dan di dalam gulat, setiap gulat menggunakan segala taktik dan seluruh kekuatannya dimilikinya hanya untuk satu hal – menjatuhkan musuh. Pertarungan gulat lebih ganas daripada peperangan besar antara dua pasukan massa. Meski pertarungan pasukan massa itu juga sengit dan lama waktunya, tetapi memungkinkan setiap tentara itu tidak selalu berperang. Di dalam peperangan massa, maka seorang tentara sesekali bisa berhenti dan menarik nafasnya dan dalam faktanya dia bahkan bisa, kalau dia pengecut, melarikan diri tanpa ada bekas luka. Dan karena di dalam peperangan massa itu, tujuan musuh bukanlah perorangan tetapi seluruh rejimen. Tetapi dalam pertempuran gulat itu sesuatu yang lain. Setiap kali bertempur, pribadinya menjadi objek keseluruhan kemarahan musuh. Dan terus menerus dicoba sampai dia bisa benar-benar ditangkap, digoncangkan dan dijatuhkan dan kemudian ditindih dan dibuat tidak bergerak. Sehingga pada akhirnya, secara personally menyerah kalah. Apakah kita suka atau tidak, kita mesti masuk ke dalam arena perang ini sendirian. Tidak ada yang bisa menolong kita. Suami, istri, anak, pastur, siapapun saja, pengurus tidak ada yang bisa menolong kita. Setan bukan secara umum benci kepada pasukan orang-orang kudus, tetapi setan secara particular menghina dan menyerang setiap anak Tuhan. Saudara perhatikan setiap anak Tuhan. Sebagaimana Tuhan menyukai persekutuan pribadi dengan umat-Nya, communion with His saints, pribadi, maka setan suka menantang orang Kristen sendirian. Ingatlah bahwa natur peperangan rohani adalah peperangan yang bersifat personal dan particular. Musuh kita secara khusus merancang strategy untuk menjatuhkan kita pribadi. Satu hal William Gurnall mengatakan “Engkau akan masuk ke dalam kebahayaan jikalau engkau melihat hal-hal rohani itu secara umum saja.” Saudara berpikir bahwa perang ini adalah perang general. Yah, perang ini adalah perang yang terjadi kepada kita semua, tidak ada yang terbebas satu pun di sini. Apakah kita hamba Tuhan atau kita jemaat biasa tidak akan bebas dari sini? Setiap orang menghadapi peperangan ini. Tetapi natur peperangan ini adalah pribadi. Kita akan memberikan setan keuntungan yang berbahaya jika kita melihat kemarahan setan itu hanya untuk orang Kristen secara general tetapi tidak untukmu secara personal. William Gurnall menegaskan ini “Engkau harus sadar, setan membenci engkau pribadi, setan menuduh engkau pribadi, setan mencobai engkau pribadi.” Tetapi di tempat yang lain, William Gurnall menegaskan kebenaran ini juga berlaku bagi anugerah Allah bagimu secara pribadi. Janji Allah adalah janji bagimu secara pribadi. Pemeliharaan dan penyertaan-Nya adalah bagimu secara pribadi. Masalah pribadi ini harus kita sadari. Gurnall mengatakan: Sama seperti air yang mengalir ke kotamu tidak akan berguna jika tidak ada pipa yang menuju ke rumahmu pribadi, demikian juga janji-janji yang besar di dalam Alkitab tidak akan berguna jikalau engkau tidak menyadari bahwa Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepadamu secara pribadi.
  1. Kedua, gulat adalah pertarungan jarak dekat. Di dalam pertempuran massa, pasukan itu ada jaraknya sehingga engkau bisa mengambil panah dan memanah musuh. Tetapi di dalam pegulat, tangannya akan memegang, merangkul tanganmu dan tubuhmu dan satu dengan yang lain saling merangkul. Itulah sebabnya ketika musuh itu berhasil memegang kita, maka kita hanya bisa menahan sepenuhnya dengan kekuatan kita atau dijatuhkan dengan malu di bawah kakinya. Tidak ada alat yang bisa membantu kita. Ini benar-benar tergantung pada kekuatanmu dan strategimu dalam menghadapinya. Ini adalah pertempuran face-to-face. Di dalam pertempuran seperti ini, setan akan dengan cepat bergerak gesit mendekati kita di saat kita lengah. Memegang bagian tubuh kita pada posisi yang terbuka, dia akan memegang pada tepat pada kedagingan kita atau natur corrupt kita miliki, yang belum kita matikan. Dan dari sana dia masuk, dia mengangkat kita, menggoncang kita, menjatuhkan kita dan menindih kita.

Bagian kedua yang besar adalah lamanya pertempuran ini (the duration of combat), pertempuran seseorang dengan setan adalah sama dengan lamanya orang tersebut hidup. Begitu dia menjadi orang kudus yang lahir baru, maka pergumulannya akan segera dimulai dan akan terus meningkat intesitasnya. Dari kelahiran rohani sampai kematian tubuh, dari pertama kali orang tersebut memandang surga dengan wajahnya sampai orang tersebut melangkahkan kakinya di pintu gerbang surga, kita mengalami perang dengan setan, dosa dan dunia. Ini kalimat yang sungguh indah. Saudara-saudara, perhatikan baik-baik, apa yang ditulis oleh William Gurnall dari kelahiran rohani sampai kematian tubuh. Dari pertama kali memandang surga sampai melangkahkan kaki di pintu gerbang surga, maka sepanjang itulah perang dengan setan, dosa dan dunia itu terjadi. Perang ini seumur hidup kita, ingatlah tidak ada masa gencatan senjata di dalam pertempuran ini. Karena setan tahu waktunya singkat. Singkat karena sebentar lagi Tuhan datang. Singkat juga karena umur kita berkurang sehingga kesempatan dia untuk mencobai kita makin kecil. Orang Kristen tidak akan tenang di bumi ini. Kita bukan pemilik bumi ini. Untuk sementara bumi ini dimiliki dan dikuasai oleh setan sehingga di manapun saja di dalam keadaan konteks hidup apapun saja, kaya, miskin, sehat, sakit, perang akan kita hadapi. Orang Kristen sejati akan diserang kapanpun saja, semasa setan mau, dari berbagai musuh, oleh musuh kita. Kapan setan akan menyerang kita? Dia akan mengendap-ngendap, mengintai dan menyerang di saat yang paling kita tidak duga. Setan tahu kapan saat paling tepat, yang paling mungkin berhasil membuat kita terjatuh. Setan tahu kapan serangannya yang paling akan membawa kemenangan besar bagi dia. Dan William Gurnall kemudian mengatakan ada beberapa hal ini yang patut kita cermati:

  1. Setan akan memburu seseorang yang baru bertobat. Seorang yang baru mengalami kelahiran baru. Sama seperti di Mesir, dia memburu bayi yang baru lahir.
  1. Setan akan mendatangi seseorang yang sedang tertindih beban yang berat. Beban yang berat itu sering dipakai oleh Allah untuk melatih anak-anak Allah. Ini adalah bentuk providensia Allah. Di saat seperti itu, maka setan itu biasanya mendatangi seseorang yang tertindih beban berat karena Allah itu merancangkan atau mengizinkan bagi dia. Saudara-saudara, misalnya saja dalam virus corona seperti ini. Banyak orang itu kemudian dipecat, atau akhirnya tidak bisa meneruskan kuliahnya; papa/mamanya tidak bisa lagi membayar uang kuliahnya, seluruh perusahaannya kemudian bangkrut. Dan di sini kemudian setan akan masuk. Mungkin akan menggocoh seseorang dengan pikiran-pikiran yang mempertanyakan kebaikan Tuhan. Atau dia mungkin kecewa dengan Tuhan dan undur dari gereja. Atau dia berpikir pendek dan kemudian memakai jalan kejahatan. Dan saat-saat seperti ini adalah saat-saat yang kritis. Saya teringat akan cerita George Muller yang terkenal itu. Dia memiliki panti asuhan yang merawat puluhan ribu anak-anak. Dan suatu hari dia kekurangan uang sama sekali. Boleh benar-benar dikatakan habis, dan juga kokinya itu mengatakan: “George, kita tidak memiliki makanan lagi dalam beberapa hari ke depan.” Dan George Muller kemudian berdoa-berdoa terus. Pada suatu saat ketika dia berdoa, ada seorang yang mengetuk pintu dan kemudian George Muller Dan kemudian orang tersebut mengatakan: “Apakah ini rumah panti asuhan George Muller?” “Ya, saya sendiri George Muller.” “Ini saya memberikan satu bingkisan kepadamu dari atasan saya.” Dan kemudian George Muller itu mengambilnya dan kemudian membukanya. Dan sejumlah uang yang sangat besar. Pertama kali dalam pikiran George Muller mengatakan: “Ini adalah jawaban daripada Tuhan.” Saudara perhatikan, George Muller berada di dalam tekanan; ada ribuan anak-anak yang harus diberi makan, dalam beberapa hari tidak ada lagi makanan. Dan dia berdoa kepada Tuhan. Tidak pernah berbicara kepada orang lain. Dia tidak meminta kepada manusia. Dan tiba-tiba ada orang datang kepada dia membawa satu gepok uang. Dan kemudian George Muller berpikir bahwa ini adalah jawaban Tuhan. Sampai di tempat itu, saya yakin sekali kita kalau tidak mahir, kita akan jatuh di dalam dosa. Tetapi Tuhan itu begitu nyata kepada George Muller, dan George Muller begitu peka kepada Tuhan. George Muller berpikir ini adalah uang dari Tuhan. Diambil sama dia. Pada waktu diambil, hati nuraninya itu berdetak kencang sekali. Segera dia menghentikan dirinya, lalu kemudian mengatakan: “Oh sebentar, sebentar.” Dikembalikan. Orang tersebut bingung, “Kenapa? Ini buat engkau.” “Nanti dulu, nanti dulu. Tunggu.” Kemudian dia masuk ke dalam ruang kudus Allah ketika dia bertemu dengan Allah. Setiap kita harus memiliki tempat itu; tempat mencurahkan jiwa kita kepada Dia dan tempat Dia mencurahkan cinta-Nya kepada kita. George Muller masuk ke dalam ruang doanya. Dia berdoa. Dan tidak beberapa lama kemudian, dia pergi keluar dan mengatakan, “Saya minta maaf, saya tidak bisa menerima uang ini.” Orang tersebut kebingungan, tetapi George Muller memaksa, “Saya tidak bisa menerima uang ini.” Orang itu pergi. Dan kemudian George Muller melanjutkan doanya. Dalam beberapa hari lagi maka tidak ada lagi makanan. Dan kemudian kokinya menyatakan, “George, besok tidak ada makan pagi.” Dan George Muller kemudian pagi-pagi berdoa, mengumpulkan seluruh anak-anak panti asuhan itu dengan piring yang masih kosong dan memimpin di dalam doa, bersyukur akan kasih setia Allah. Dan setelah selesai berdoa, ada orang yang mengetuk pintu. Dibuka, dan beberapa orang mengantarkan begitu banyak roti untuk panti asuhan itu. Dan George Muller menerima. Itu adalah jawaban Tuhan yang sesungguhnya. Pertanyaannya adalah kenapa engkau tidak mau menerima uang itu? Engkau tidak berdosa, bukan? Engkau bahkan tidak bicara kepada orang lain, orang itu bisa datang kepadamu, itu pasti gerakan Tuhan. Saudara-saudara, biarlah kita ingat, setan itu kalau bekerja, salah satu tujuannya adalah membuat kita tidak lagi beriman kepada Allah. Bagi George Muller, kalau dia menerima uang itu, maka dia bisa mengoperasikan seluruh panti asuhan itu mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun lagi di depan. Dia mendapatkan semuanya itu, tetapi apa yang hilang? Imannya kepada Allah. Kebergantungannya kepada Dia setiap hari. Oh liciknya setan itu. “Jikalau Aku datang apakah Aku mendapatkan iman di bumi ini?” Demikian kata Yesus Kristus. Oh, betapa kita sering gagal. William Gurnall mengatakan: “Tentara musuh akan menunggu sampai benteng itu kehabisan bekal, baru dia akan menyerbu atau menawarkan perundingan yang mematikan.” Saya tidak tahu apakah George Muller membaca bagian ini. Tetapi dia dipakai oleh Allah, mengerti, peka bahwa perundingan itu akan mematikan.
  1. Setan sering menyerang sewaktu ada usaha khusus bagi kemuliaan Allah. Iblis akan menjadi seekor ular di tengah jalan yang memagut tumit kuda. Kepada orang yang bekerja di ladang Tuhan, musuh kejam ini juga akan menantang kita di dalam setiap kesempatan. Musuh mengendap-ngendap di belakangmu sewaktu engkau berdoa, berkeringat dan menanam benih untuk kerajaan Allah. Semakin terbuka posisimu di hadapan muka umum, semakin penting pelayananmu kepada Allah, semakin berbahaya rancangan perlawanan Iblis kepadamu. Dia tahu, sebuah pertempuran denganmu akan paling tidak, dapat menahanmu jikalau engkau tidak bisa dihentikan sama sekali. Maka saudara-saudara di dalam hal ini, doakan seluruh hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Kristen. Mengkritik seseorang itu hal yang paling mudah. Dan itu yang dilakukan oleh setan. Tetapi yang diminta oleh Tuhan adalah berdoa, berdoa untuk seluruh hamba Tuhan siapapun saja dan juga untuk pelayan-pelayan Tuhan. Paulus, sang raksasa rohani itu tidak malu kepada jemaat Efesus yang kecil itu, dia menyatakan, “Berdoa jugalah untuk aku”.
  1. Kapan setan akan berusaha untuk menyerang kita? Setan akan mencoba ketika setan itu mempunyai objek dan peluang khusus untuk memaksa godaannya. Saudara perhatikan baik-baik. Ia menggoda Hawa ketika Hawa berdiri dekat pada pohon itu. Dengan pohon yang nampak jelas di depan mata Hawa, kekuatan godaan itu menjadi dua kali lipat. Iblis lebih mudah menggoda ketika objek yang dapat membangkitkan nafsu yang tertidur dalam hati kita itu tampak jelas di depan mata. John Owen menyatakan: “Dua hal ini akan dipakai oleh setan. Jikalau dua hal ini bergabung menjadi satu, hampir tidak ada anak Tuhan yang tidak terjatuh.” Yang pertama, adalah jikalau dia melihat ada indwelling sin, ada dosa di dalam diri yang belum dimatikan. Dan kedua, kesempatan berdosa itu ada. Dan ketika ini digabung, jarang ada anak Tuhan yang tidak jatuh. Ketika objek yang dapat membangkitkan nafsu itu tertidur ada di dalam diri kita, dan objek itu sekarang tampak jelas di depan mata, maka nafsu dan objek itu menjadi satu. Oleh karena itu jikalau kita bertekad untuk tidak menyerah kepada setan, jangan berjalan atau duduk di dekat pintu peluang. Jangan memandang dengan mata jelalatan pada umpan cantik yang dapat menawan Anda. Jangan berunding dalam pikiran Anda dengan apapun saja yang Anda tidak kehendaki bercokol di dalam hati Anda.
  1. Iblis akan muncul sewaktu-waktu menggodai kita ketika dia mendapati kita masih memelihara manusia lama kita. Banyak orang Kristen berpikir kalau dia berubah tempat atau pindah ke tempat lain atau pindah konteksnya, maka dirinya akan lebih baik. Ini adalah sesuatu pikiran yang benar-benar salah, demikian kata William Gurnall. Apakah engkau berpikir bisa lari dari temptation setan? Tidak. Kemanapun saja engkau lari, apakah engkau berpindah sekalipun, dia akan mengejar dan memegang engkau pada manusia lamamu yang belum engkau matikan. Lot memiliki sebidang tanah di Sodom. Tetapi penghuninya sangat menjijikkan. Dan Lot itu dipaksa meninggalkan Sodom. Bukankah selesai? Bukankah Lot itu tidak terlibat lagi dengan dosa-dosa di Sodom? “Aku sudah pindah. Konteks-ku sudah lain. Aku dulu kerja di sana, tidak enak. Begini terus. Disalahmengertikan terus. Aku pindah sekarang. Aku tadinya di gereja itu. Ah, aku terus bermasalah dengan orang-orang lain. Orang lain terus jahat sama aku. Ah, sekarang aku pindah.” Apakah masalah selesai? William Gurnall menyoroti hal ini, lihatlah ketika Lot itu ada di Zoar, anak perempuan Lot membawa api Sodom itu ke tempat tidurnya di Zoar. Kalau engkau tidak selesaikan di satu tempat dan engkau berpikir engkau akan lebih bebas di tempat yang lain, lebih baik di tempat yang lain. William Gurnall menuliskan; engkau benar-benar berpikir salah. Setan akan menggocoh engkau di tempat yang sama. Problem-nya adalah bukan di darah daging itu, bukan orang itu yang engkau hadapi. Sebenarnya yang menggocoh engkau bukan orang itu tetapi dosa yang engkau tidak matikan. Saudara perhatikan kalimat-kalimat ini. Saya mulai menyadari. Problem utama saya itu adalah bukan bicara berkenaan dengan orang lain yang menyakiti saya. Saudara-saudara, bukan melawan darah dan daging. Kalau orang itu seandainya mati sekalipun. Saya bicara sesuatu yang ekstrim; orang tersebut mati sekalipun. Saudara-saudara, saudara berpikir bahwa aku bebas, sudah tidak ada problem Tidak, karena problem nya bukan di orang itu. Problem-nya di indwelling sin di dalam diri kita. Kita harus bergumul, kita harus bergulat untuk mematikan dosa ini. Di dalam hal ini juga, kita diminta bergulat dengan tubuh berdosa ini setiap hari. Karena tubuh yang berdosa ini bisa dipakai untuk melakukan tugas-tugas Kristiani atau menghambat tugas-tugas Kristiani kita. Tubuh adalah seperti kuda bagi pengendara. Seorang pengendara tidak dapat pergi melanjutkan perjalanannya tanpa kuda. Tetapi kuda itu harus dikendalikan terlebih dahulu untuk bisa membawa kita ke tempat yang kita kehendaki. Di dalam kehidupan kristiani, jiwa yang sudah diselamatkan ini berusaha mengambil alih penguasaan tubuh dosa ini sebagai tuan sehingga tubuh kita menjadi budak daripada jiwa yang diselamatkan. Jikalau itu tidak berhasil maka tubuh yang berdosa dan kedagingan ini akan banyak sekali menahan kita melakukan tugas-tugas Kristiani. Jiwa mengatakan; “Aku ingin membaca Alkitab”. Tetapi musuh masuk melalui indwelling sin, kedagingan tubuh ini membuat kita itu malas dan membuat kita tidak melakukan pembacaan Alkitab. William Gurnall kemudian mengatakan; “Lawanlah musuh ini dengan anugerah Allah yang tersedia bagimu”. Serigala dan domba tidaklah akan mungkin menjadi kawan. Serigala dengan serigala akan menjadi kawan. Saudara-saudara, William Gurnall kemudian mengatakan; “Setan dan natur lama kita akan bisa berbaring bersama-sama”. Ini adalah serigala dengan serigala. Tetapi dosa dan anugerah tidak mungkin bisa. Dosa akan geram terhadap anugerah. Dan anugerah akan mengayunkan pedangnya melawan dosa dimanapun mereka bertemu.
  1. Setan akan mencobai pada saat kritis menjelang kematian. Ketika kekuatan fisik orang kudus mulai melemah dan letih lesu, iblis sang pengecut itu mendatangi orang yang lemah karena menyadari waktu yang dimilikinya untuk mencoba sudah sangat pendek. Iblis akan menipu dengan akal bulusnya tatkala orang kudus melangkah memasuki kekekalan. Jika iblis tidak dapat menghalangi anda ke surga, setidaknya dia masih dapat melukai anda menjelang anda masuk ke surga. Saya sudah mengatakan kepada saudara-saudara, baca tulisan Gurnall, saudara akan dimasukkan sungguh-sungguh ke medan perang.

Saya akan akhiri khotbah ini dengan apa yang dinyatakan Gurnall bagaimana bergulat. Tiga hal saja:

Yang pertama, Efesus 6 menyatakan: libatkan Tuhan Allah Tritunggal di dalam doamu. Alkitab menyatakan Tuhan itu pembuka jalan kita dan penutup jalan kita. William Gurnall menyatakan Tuhan menunggu engkau meminta kepada-Nya. Jikalau engkau pergi berperang sendiri, engkau lebih berani daripada Musa. Bahkan Musa sendiri ketika Tuhan mengatakan malaikat-Ku akan berjalan di depanmu, dia mengatakan tidak, aku mau Engkau dan bukan malaikat-Mu. Janganlah engkau menjadi lebih bijak daripada Yakub yang ketika dikejar Esau meminta sambil berlutut agar Tuhan memberkati dia. William Gurnall menegaskan sekali lagi seperti Efesus 6 untuk kita bergantung kepada Allah Tritunggal di dalam doa. Di dalam satu perikop yang tadi kita baca Efesus 6:10-20 ketiga oknum pribadi Allah Tritunggal itu muncul. Jarang di dalam satu perikop tiga pribadi Allah Tritunggal itu muncul. Tentu Allah Tritunggal ada di mana-mana, di sini. Tetapi ketika kemunculannya ditulis itu mau menyatakan sesuatu yang penting, sesuatu yang intensitasnya suatu yang saudara dan saya tidak bisa lupakan. Saudara-saudara, akhirnya hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, berdoalah setiap waktu di dalam Roh. Bapa, Anak, dan Roh Kudus muncul di sini. Orang-orang Puritan menuliskan satu kalimat ini: Biarlah orang Kristen menyadari betapa kita ini miskin dan lemah di dalam iman dan betapa iblis itu begitu berani dan kuat di dalam godaan. Maka tidak bisa tidak, kalau saudara dan saya mau bergulat kita harus bergantung di dalam doa senantiasa kepada Allah Tritunggal. Kita harus memiliki satu relasi dan komunikasi dengan Allah Tritunggal. Saya teringat akan seseorang yang berbicara kepada saya, dia pernah membaca majalah perang. Dan di dalam majalah itu dituliskan seseorang wartawan yang bertanya kepada seorang snipper dan penembak jitu ini ditanya, “Engkau memiliki hanya waktu yang terbatas, engkau memiliki hanya peluru yang terbatas, apa yang akan engkau tembak dengan pelurumu yang sangat minim itu?” Maka dia menjawab, “Yang saya tembak pertama kali adalah radio komunikasi musuh”. Saudara-saudara lihat itu, di tempat film-film peperangan itu sangat nyata. Orang yang membawa radio komunikasi itu harus ditembak mati terlebih dahulu. Kalau bisa radionya itu harus dirusak terlebih dahulu karena radio itu akan menghubungkan dia dengan kekuatan yang lebih besar. Jikalau ini sudah tidak berfungsi, tinggal tunggu waktu seluruh pasukan itu pasti kalah mati. Pertahankan doa, pertahankan doa. Bukan karena doa itu adalah sesuatu ritual, tetapi doa itu adalah bentuk ketergantungan kita kepada Allah. Alkitab menyatakan ini adalah peperangan Allah, ya kita yang harus berjuang tetapi Dia yang akan memenangkan pertempuran itu.

Hal yang kedua, teruslah bergulat, teruslah berperang. Seorang prajurit akan mahir berperang dengan terus berperang. Efesus 6 ini adalah gambaran perlengkapan senjata Allah. Saya mau mengingatkan kepada saudara-saudara, bahwa seluruh perlengkapan senjata ini diberikan lengkap dari atas ke bawah. Tetapi ada satu tempat yang tidak ada perlengkapan senjata Allah yaitu di punggung. Maka di sini yang diminta adalah terus kita harus maju jangan mundur. Terus berperang dan jangan mundur. Kita harus ingat pertempuran terhadap dosa dan setan dan dunia itu bukan olah raga mingguan, tetapi ini adalah satu perang setiap hari, dan sifatnya selalu final conflict. Mengerti ini membuat kita tidak memberikan kesempatan kepada musuh untuk memegang tangan kita. Pada zaman kuno, pegulat akan terus melatih menguatkan bagian-bagian tubuhnya sehingga mereka tidak mudah untuk dijatuhkan oleh lawan mereka. Sebaliknya mereka dengan mudah menjatuhkan lawan mereka. Dan untuk mereka menjaga untuk tidak mudah dijatuhkan, mereka meminyaki tubuhnya sebelum bertarung. Begitu juga kita, kita harus melatih untuk menanggalkan seluruh manusia lama, akui seluruh dosa dengan seluruh korupsinya. Perhatikan apa dosa yang sering menyerang kita. Matikan itu setiap hari. Karena itu adalah tempat genggaman setan terhadap hidup kita. Setan akan malu dan akan mundur ketika dia tidak lagi menjumpai kesalahan pada kita yang dapat dipegangnya. Setan tidak akan berani dan tidak akan berurusan menyentuh bagianmu yang kudus. Dan setelah engkau mematikan daging, urapi dirimu dengan minyak. Urapi dirimu berkali-kali dengan meditasi akan kasih Kristus. Itu akan membuat engkau menghina tawaran dosa dan membuat engkau tangkas untuk menghindari musuh.

Terakhir yang ketiga. Gunakan setiap kemajuan, keuntungan itu dengan bijaksana. Pegulat yang berpengalaman, bukan saja akan menjatuhkan musuhnya, setelah musuh itu jatuh maka dia akan menimpakan seluruh berat badannya di atas musuh yang terjatuh itu. Tidak ada olahraga yang seperti ini. Olahraga lain ketika musuh terjatuh dan kemudian kita menimpa dia itu akan langsung di-eliminate. Tetapi Paulus sengaja menggunakan ini untuk menyatakan bagaimana itu mematikan lawan sampai tidak berkutik. Jangan biarkan musuh itu lepas. Jangan biarkan tanganmu kendor menekan dia. Jangan membiarkan musuh lepas pada waktu Tuhan menetapkan kehancurannya. Jangan biarkan dosa yang sama bangkit kembali. Tekanlah dia. Tekan dia di bawah dan jangan biarkan bangkit lagi. Kalau saudara-saudara melihat tulisan William Gurnall, semua yang kita bicarakan di sini adalah hanya bagian beberapa lembar saja dari tulisannya. Dia menuliskan ribuan lembar. Ini orang besar. Memberikan kepada kita satu pengertian hikmat yang dia punyai bagaimana melawan musuh Allah. Tidak heran kalau pada waktu itu orang-orang Kristen adalah orang-orang yang ada kebangunan rohani. Mereka diajar hikmat-hikmat dan pengertian yang dalam seperti ini. Kiranya Tuhan boleh memimpin gereja ini. Kiranya saudara boleh mendalami Firman, dan kita belajar dari orang-orang yang dipakai Tuhan di masa lalu. Dan terutama belajar dari Yesus Kristus sendiri bagaimana berperang di tengah-tengah dunia.


1 Korintus 14:15; Roma 8:26-27 Puritans adalah orang-orang yang sangat suka berdoa. Apa yang disebut dengan sangat suka berdoa? Dua hal ini. Pertama adalah mereka berjam-jam dalam sehari berdoa dan bermeditasi di dalam Firman. Yang kedua adalah mereka suka selalu memiliki sikap hati yang berdoa. Mereka mengerti kalimat Yesus Kristus berdoalah setiap waktu. Jika kita tanya kepada Puritans, “Puritans, saya mau berdoa, faktor apa yang penting yang saya harus ketahui ketika saya bisa berdoa dengan sukses?” Maka Puritans dalam banyak bukunya, bukan cuma John Bunyan, memiliki kalimat yang sama, “Jikalau engkau mau belajar berdoa. Engkau mau sukses untuk berdoa? Satu hal ini, belajar bergantung mutlak kepada Roh Kudus.” Puritans menekankan prinsip ini. Doa haruslah benar. True. Yaitu diterima oleh Allah dan itu artinya sesuai kehendak-Nya. Dan untuk hal ini, kita semua memerlukan pertolongan Roh Kudus. Saudara tentu bisa berdoa apapun saja. Tetapi Puritans tidak tertarik dengan hal itu. Dia hanya tertarik untuk satu hal. Doa yang benar. Berdoa yang benar. Dan apakah berdoa yang benar itu? Ketika kita berdoa didengar dan diterima oleh Allah. Engkau dan saya bisa berdoa. Berkali-kali kita berdoa. Sekali lagi Puritans tidak tertarik untuk hal itu. Untuk apa kita berdoa tetapi doa itu tidak didengar dan tidak dijawab oleh Tuhan. Dia tertarik mendalami Alkitab, apa prinsipnya doa yang didengar dan dijawab oleh Alkitab. Roma 8:26-27 tadi ditulis oleh Paulus. Paulus adalah seorang yang besar, seorang yang dipakai oleh Tuhan, seorang misionaris, seorang pendiri gereja di berbagai kota. Dia adalah raksasa rohani. Semua dia bisa kerjakan bukan? Tetapi di dalam Roma 8 ini ditulis. Sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Ini kalimat yang mencengangkan. Siapa yang tidak tahu berdoa? Tetapi Alkitab mengatakan. Paulus yang mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Saya sudah pernah mengatakan dari mimbar ini. Kalau kita mau berjalan bersama dengan Tuhan. Kalau kita mau melakukan duty sebagai orang Kristen. Maka kita akan makin lama makin menyadari. Hal yang termudah menurut pikiran kita adalah paling sulit untuk kita kerjakan. Dan itu adalah berdoa. Berdoa itu sulit sekali. Paulus sendiri menyatakan aku tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Paulus kemudian mengatakan Roh itu yang menolong, membantu. Artinya dia tidak berdaya. Ketika kalimat Alkitab mengatakan Roh itu membantu bagaimana seseorang berdoa. Itu tidak berarti bahwa orang tersebut menjadi pasif. Tetapi itu berarti bahwa kita tidak akan berhasil berdoa dan diterima oleh Allah tanpa bantuan Roh Kudus. Sebaliknya orang yang mengerti ayat ini adalah orang yang aktif mencari. Aktif berdoa. Aktif mengejar Allah. Tetapi dia sekali lagi tahu bahwa dia tidak akan berhasil tanpa bantuan Roh Kudus. Sebelum saya masuk di dalam pembacaan buku John Bunyan berkenaan dengan hal ini. Saya akan membawa kepada Saudara-saudara apa yang ditulis oleh Thomas Manton. Dia menyatakan mengapa harus Roh Kudus Alkitab menyatakan kemutlakkan keperluan pertolongan Roh Kudus di dalam doa. Dan Thomas Manton berbicara berkenaan 4 hal tetapi saya akan berbicara 3 tentang hal ini: Pertama adalah secara natur dari economical Trinity. Kalau di dalam teologia, bicara berkenaan dengan Allah Tritunggal maka ada 2 hal yaitu ontological Trinity dan economical Trinity. Ontological adalah bicara berkenaan dengan hakekatnya. Economical adalah bicara mengenai Trinity dalam pelayanan-Nya. Secara economical Trinity. Di dalam kaitannya dengan doa. Doa yang benar adalah kita berdoa kepada Bapa melalui Kristus sebagai mediator dengan Roh Kudus sebagai penolong kita. Hal yang kedua. Alkitab mengajarkan, Yesus pemimpin gereja di dalam kemanusiaan-Nya selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Secara spiritualitas, semua tugas orang Kristen seharusnya merupakan pimpinan Roh Kudus. Di dalam hal ini saya akan memberikan beberapa ayat Alkitab. Seluruh ayat Alkitab yang pagi ini saya tampilkan di dalam poin ini Alkitab mengajarkan kepada kita ada relasi yang kuat sekali antara Yesus dengan pimpinan Roh Kudus. Jikalau Yesus sendiri dipimpin oleh Roh Kudus, masakan kita tidak mencari pimpinan Roh Kudus. Kita berpikir bahwa Dia Tuhan dan Dia bisa berjalan ke mana-mana sendiri. Ya benar, tetapi Alkitab juga menyatakan sisi yang lain bahwa Dia adalah manusia yang sejati. Dia mengajarkan kepada gereja-Nya sebagai manusia yang sejati kita harus dipimpin oleh Roh Kudus melakukan segala duties of Christian. Lihatlah ayat-ayat ini, Saudara akan melihat bahwa ketidak mungkinan terpisah antara Yesus dengan Roh Kudus. Saudara lihat di dalam inkarnasinya. Lukas 1:35, Yesus dipimpin oleh Roh Kudus sejak dari inkarnasi ketika Roh Kudus menaungi Maria. Hal yang kedua, misalnya Matius 3:16, di dalam baptisan setelah Yesus dibaptis, maka langit terbuka dan dia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Hal yang lain adalah Lukas 4:1, di dalam temptation, Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari sungai Yordan lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Lihatlah events of Christ. Seluruhnya Yesus ada, Roh Kudus ada. Pada waktu Yesus kembali dari Galilea dan masuk ke tempat ibadah, Lukas 4:14 menyatakan. Bagaimana dengan miracle? Kita berpikir bahwa Alkitab selalu akan bicara mengenai Yesus mengerjakan miracle sendiri, ya di dalam ketuhanan-Nya. Tetapi di tempat yang lain, Saudara akan menemukan begitu banyak ayat berkenaan ketergantungan Yesus kepada Roh Kudus. Matius 12:28, Kisah Para Rasul 10:38. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya? Bagaimana dengan korban-Nya sebelum kebangkitan? Ibrani 9:14 mengatakan. Kita jarang sekali mengkhotbahkan hal ini. Kita berbicara berkenaan dengan Kristus yang mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib. Tetapi ayat ini unik. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya. Roma 8:11. Siapa yang membangkitkan Yesus Kristus? Alkitab mengatakan Allah membangkitkan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan Yesus bangkit sendiri. Tetapi juga di dalam ayat ini dikatakan Roh Kudus membangkitkan Kristus. Bagaimana dengan deklarasi Dia sebagai anak Allah. 1 Timotius 3:16. Sekarang kita akan lihat Yohanes 3:34. Roh Kuduslah yang mengkuduskan Human Nature of Christ dan memenuhinya dengan anugerah yang diterima-Nya. Kita sedang berbicara berkenaan dengan mengapa kita harus bergantung mutlak kepada Roh Kudus. Yang pertama karena memang natur pekerjaan economical Trinity. Roh Kudus ditentukan Allah, diperkenalkan oleh Kristus kepada gereja-Nya sebagai penolong kita di dalam melakukan seluruh duties of Christian dan terutama di dalam doa. Di dalam Roma 8 Paulus mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus. Kalau berdoa, kita sering sekali dalam keadaan konteks hidup yang kita tidak tahu bagaimana harus berdoa. Menyadari hal ini akan meremukkan hati kita dan akan membantu kita. Katakan kepada Allah, Tuhan aku tidak tahu bagaimana harusnya aku berdoa saat ini. Bantulah aku. Roh Kudus nyatakan apa yang seharusnya aku doakan. Kenapa harus Roh Kudus. Yang ketiga, Thomas Manton menyatakan. Karena doktrin doa berdasarkan doktrin adopsi. Kalau tidak diadopsi oleh Allah, Saudara dan saya tidak layak dan tidak bisa. Tidak berhak untuk berdoa. Roma 8:15 mengatakan kita tidak mungkin bisa mengucapkan sesuatu dan diterima oleh Allah di sana sebelum kita didamaikan dengan Allah dan dapat memanggil Allah sebagai Bapa kita dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sekali lagi poin utama John Bunyan adalah kita tidak mungkin sukses berdoa tanpa bantuan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membantu kita. Pertanyaannya adalah membantu di dalam hal apa? Maka Puritans mengatakan segalanya. Segalanya. Di dalam beberapa poin yang dituliskan oleh John Bunyan maka Saudara-saudara akan mengerti apa itu segalanya. Dia merangkumkan dengan dua kata ini yaitu Roh Kudus mengajarkan kita, Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Di dalam 1 Korintus 14:15 tadi yang kita baca. Banyak orang Karismatik mengatakan ini adalah bicara berkenaan dengan bahasa Roh. Sebenarnya bukan. Poinnya bukan di sana. Orang-orang Puritans pun tidak menyatakan poinnya ada di sana. Kalau Tuhan memberikan kepada kita karunia berbahasa Roh, silakan berbahasa Roh. Tetapi jikalau tidak, maka kita tidak usah mengada-adakannya. Karena itu bukan suatu yang essential. Masih banyak karunia lain yang Tuhan akan berikan kepada kita. Tetapi intinya adalah kalau Roh Kudus bekerja, baik dengan bahasa Roh atau tidak, apakah kita memiliki spiritual understanding? Ada orang yang mengatakan memiliki bahasa Roh tetapi sebenarnya tidak memiliki spiritual understanding. Juga ada orang yang menolak bahasa Roh tetapi juga tidak memiliki spiritual understanding. Ada orang yang menerima bahasa Roh ataupun orang itu tidak menerima bahasa Roh kedua-duanya memiliki spiritual understanding. Intinya bukan menerima bahasa Roh atau tidak. Itu adalah perdebatan gereja yang tidak penting. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kita, ketika berdoa, diajar oleh Roh sehingga kita mempunyai spiritual understanding. Spiritual understanding selalu akan bersangkut paut dengan Firman. Ini bukan pekerjaan Roh Kudus jika tanpa Firman. Sebaliknya Roh Kudus akan membawa kita untuk masuk ke dalam kedalaman akan Firman. Apa yang disebut spiritual understanding itu? Ada beberapa hal: Spiritual understanding yang pertama, yang diajarkan Roh Kudus kepada seseorang. Membuat orang itu mengerti apa yang sesungguhnya jiwa seseorang perlukan. Tanda pertama Roh Kudus ketika mengajarkan seseorang berdoa yaitu spiritual understanding. Apa itu spiritual understanding John Bunyan? Dia kalau mengajar engkau berdoa, membuat engkau mengerti apa yang sesungguhnya jiwamu perlukan. Jiwa manusia terlalu dalam. Hati saudara dan saya terlalu dalam. Kita sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hati kita. Kita tidak tahu keadaan hati kita sebenarnya seperti apa. Karena itulah kita tidak tahu apa yang kita perlukan. Sehingga kita tidak tahu sesungguhnya apa yang harus kita doakan. Sama seperti seorang anak kecil. Dia bicara berkali-kali aku mau main, aku mau hujan-hujanan, aku mau minta permen, terus seperti itu keluar dari mulutnya. Hanya orang tua yang tahu sesungguhnya apa yang diperlukan anak itu. Sampai setelah bertahun-tahun maka anak tersebut akan berterima kasih kepada orang tuanya, ketika dia dewasa karena orang tuanya tidak memberikan banyak hal yang dia minta sebelumnya. Sekali lagi, tanpa Roh Kudus, kita tidak memiliki spiritual understanding terhadap jiwa kita sendiri. Apa yang sebenarnya ada dalam hatiku Tuhan? Apa yang terjadi dalam jiwaku? Kita bukanlah hakim yang handal untuk menilai keadaan diri kita sendiri. Pandangan kita terbatas. Kita cenderung memanjakan daging. Kita memisahkan tujuan dari sarana-sarana. Sama seperti ibu Yohanes dan Yakobus yang meminta kepada Yesus dan kemudian Yesus mengatakan kamu tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu minta. Tanpa pertolongan dari Roh Kudus, kita akan meminta batu daripada roti. Kita akan meminta kalajengking daripada ikan. Kita akan berdoa untuk hal-hal yang mencelakakan kita dan melawan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi kita sendiri. Kita sering berdoa melawan belas kasihan Tuhan. Kita mungkin meminta sesuatu yang menyakiti diri kita nantinya. Kita sering meminta sesuatu yang memberi makan keinginan berdosa, lust dan sinful desire kita. Banyak sekali kita berdoa untuk hal-hal yang sebenarnya kita tidak benar-benar perlukan. Sebaliknya kita lupa dan bahkan tidak tahu hal-hal yang seharusnya kita doakan. Pada prinsipnya, kita berdoa untuk sesuatu yang bukan kehendak Allah. Korupsi, dosa, selalu ada pada orang Kristen terbaikpun. Kita terlalu lemah. Dalam pandangan Allah, sering kita mengambil teman kita yang sebenarnya mendatangkan kutuk bagi kita. Kita sering menilai sesuatu yang baik itu adalah suatu kejahatan. Sekali lagi berdoa dengan pengertian rohani. Spiritual understanding. Roh Kudus melalui Firman-Nya mencerahkan pikiran kita sehingga mengerti apa yang sebenarnya jiwa kita perlukan. Saya mau mengingatkan Saudara-saudara akan gereja di Laodikia. Jelas sekali mereka tidak memiliki spiritual understanding. Alkitab mengatakan mereka berpikir mereka kaya dan mereka tidak kekurangan sesuatupun. Tetapi Alkitab mengatakan Yesus menegur mereka. Engkau miskin, engkau buta, engkau melarat, engkau telanjang. Berapa banyak dari Saudara dan saya pada pagi hari ini berpikir bahwa engkau dan saya adalah dalam keadaan baik-baik saja. Saya tidak bicara berkenaan dengan jasmani. Jasmani Saudara-saudara bisa terlihat dalam keadaan baik. Engkau dan saya berpikir bahwa dalam keadaan rohani, saya orang Kristen yang baik. Seharusnya memang seperti ini. Oh, saya baik-baik saja kok. Saya melayani. Saya menjadi pengurus. Saya dekat dengan gereja. Saya memberikan perpuluhan. Seluruhnya baik. Siapa yang pernah membawa dirinya di hadapan Allah untuk diteropong sampai sedalam-dalamnya? Sama seperti orang-orang di Laodikia ini. Aku kaya, aku tidak kekurangan sesuatu apapun. Aku tidak kekurangan. Aku bisa memberikan kepadamu. Aku tidak kekurangan apapun. Yesus Kristus mengatakan engkau miskin. Engkau buta. Engkau melarat. Engkau telanjang. Banyak dari kita yang tidak suka ketika ada kata Farisi. Karena kita mencap mereka seluruhnya adalah orang-orang munafik. Sebenarnya tidak semua orang Farisi munafik. Tetapi anggaplah seperti itu. Tetapi sebenarnya apa yang menjadi masalah dalam Farisi? Mereka menganggap diri mereka baik-baik tetapi Allah tidak menganggapnya seperti itu. Dengan definisi seperti ini, bukankah kita bisa menjadi orang Farisi? Apakah kita pernah menguji diri kita di hadapan tahta Allah untuk diteropong oleh Dia dengan kaca pembesar sesungguhnya apa yang ada dalam hati kita? Minta Roh Kudus bekerja. Kalau Roh Kudus tidak bekerja, kita akan begini-begini saja. Ada seorang pengkhotbah mengatakan hal ini dan itu adalah benar. Sesungguhnya kalau Roh Kudus, kalau sesungguhnya Allah melihat seseorang, siapapun itu, sesungguhnya yang diperlukan adalah suatu operasi yang besar. Operasi yang besar. Bukan menambah kebaikan di sana sini, menambal dengan Band Aid, tetapi ada operasi yang besar dalam hati. Spiritual understanding yang kedua adalah Roh Kudus akan membuka pengertian kita untuk melihat apa yang ada di hati Tuhan yang akan diberikan untuk kebutuhan jiwa kita. Ini tadinya tertutup. Ya, ini ada di dalam Alkitab. Saudara mungkin membacanya. Saudara dan saya mengertinya dengan pikiran. Tetapi ini tidak akan mengubah hidup kita, apapun saja, sampai Roh Kudus mengerjakan dalam diri kita sehingga mengerti apa yang kita perlukan dan apa yang Allah maksudkan untuk ini. Pemazmur mengatakan banyaklah pikiran-Mu dan maksud-Mu untuk kami ya Tuhan. Dalam 1 Korintus 2:11-12 dikatakan “Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Perhatikan, kita menerima Roh yang berasal dari Allah, untuk apa? John Bunyan menyatakan hal ini, John Bunyan menggarisbawahi hal ini, supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Ada pikiran Allah, ada isi hati Allah yang dilimpahkan kepada kita, yang kita tidak akan punya confidence, kita tidak akan tahu, tidak akan yakin dan tidak akan percaya, kalau itu ada pada Dia dan Dia rela dan mau memberikannya kepada kita, kecuali Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita. Sekali lagi melalui firman, Roh akan membukakan seseorang akan keadaan dirinya dan Roh juga akan membuat orang tersebut melihat siapa Allah dan apa yang ada di dalam isi hati-Nya, dan apa yang menjadi keinginan-Nya untuk bisa memenuhi seluruh kebutuhan jiwa orang tersebut. John Bunyan mengatakan, ya, kita bisa mendengar orang berkata kepada kita, Tuhan mengasihi engkau, Tuhan mengampuni engkau, tetapi hanya Roh Kudus saja yang akhirnya bisa membuat mata hati kita tahu apa yang sesungguhnya ada di hati Allah. Ini batu pengujinya. Apakah Saudara dan saya mengenal isi hati Tuhan atau tidak? Apakah Saudara dan saya mengenal bahwa Tuhan mengasihi kita atau tidak? Mengampuni kita? Kita kadang berkata bahwa, ya, saya tahu Tuhan mengampuni, tetapi jikalau ada, ya Tuhan mengasihi, Tuhan memberikan anugerah yang saya perlukan di dalam jiwa saya, kalau itu ada, sungguh-sungguh ada, kenapa tidak ada kegairahan mengejar Allah? Kenapa tidak ada ketekunan untuk mencari Allah? Bagi orang-orang Puritans, ini adalah tanda bahwa sebenarnya Saudara dan saya tahu, tetapi tidak memiliki spiritual understanding. Karena orang yang memiliki spritual understanding, akan membuat orang tersebut bertekun mencari belas kasihan Allah. Bunyan menyatakan seperti perempuan Kanaan itu, meskipun seakan-akan dalam seluruh konteksnya penuh dengan ketidakpastian, dia berteriak-teriak, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku. Yesus, anak Daud, kasihanilah aku.” Dan seluruh murid-murid-Nya menentang dia, “Pergi, sana, perempuan, pergi, sana!” Tetapi dia tekun mengejar Yesus. Dari mana itu? Jawabannya adalah karena Roh Kudus memberikan confidence di dalam dirinya, Yesus suatu saat pasti akan melihat engkau. Itu adalah secercah cahaya di dalam imannya. Bahwa Allah pasti mengasihi engkau. Saudara dan saya bisa digerakkan dengan khotbah seperti ini bahkan. Dan saya harap Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita, tetapi spiritual understanding itu adalah spiritual understanding, itu dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri Saudara dan saya pribadi. Mintalah pertolongan Roh Kudus. Karena tanpa itu kita tidak mungkin mengejar, bergairah dan tekun untuk menghadap wajah Allah. John Bunyan mengatakan tidak ada yang lebih mendorong seseorang untuk tekun mencari Allah dan menangis meminta pengampunan-Nya, dibandingkan dengan pengertian orang tersebut bahwa hati Allah diberikan kepada orang tersebut, dan Allah ingin mengampuni pendosa tersebut. Manusia tanpa spiritual understanding, mungkin saja mengucapkan kalimat-kalimat yang sama di dalam doanya, persis sama dengan orang sebelahnya. Tetapi ada perbedaan yang besar antara seseorang yang memiliki spiritual understanding atau tidak. Yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keinginan yang sungguh. Karena orang tersebut seperti melihat permata dan tahu harganya. Kalau ada permata yang di sebelah sana terjatuh, dan Saudara tidak melihat nilainya, tidak bisa mengerti harganya. Bahkan engkau bergerak menuju ke sana pun suatu pengorbanan bukan? Tetapi kalau Saudara tahu ada permata jatuh di bawah selokan di depan rumah kita, biasanya itu ada setengah meter, kadang dikunci. Kalau lihat itu ada di sana, Saudara tahu harganya, apa yang Saudara dan saya akan lakukan? Kegairahan untuk mendapatkannya sampai dapat. Saya sangat-sangat bersyukur karena menemukan orang-orang Puritans ini. Selalu, kalau kita bicara mengenai Reformed adalah bicara mengenai logika dan itu adalah betul. Itu adalah harus, tetapi orang Reformed memunculkan afeksi sering sekali sebagai tanda kesejatian. Kalau tahu hal-hal yang berharga dari Allah, maka orang tersebut akan menangis, dan berusaha untuk mati-matian untuk meraihnya. Hal yang ketiga, Roh Kudus akan menolong kita mengerti dan memiliki cara yang benar untuk menghampiri Allah. Ini adalah salah satu spiritual understanding yang lain, tetapi kalau Saudara-saudara mau pisahkan silahkan, karena ini adalah bicara mengenai cara yang benar. Saya akan jelaskan dulu, ini adalah cara hati. Karena jiwa kita tidak tahu dari mana harus memulai dan bagaimana menjalani, bertemu atau menghadap tahta Allah. Saya akan jelaskan di sini. Prinsipnya kita mesti menghampiri Allah dengan keadaan atau cara yang Allah kehendaki. Roh Kudus menolong kita dalam cara kita menghadap Allah. Di sini, orang Puritansconcern dengan satu poin ini, yaitu right frame of heart in prayer. Ada bingkai hati yang benar, baru doa itu dilihat, dipandang, didengar oleh Allah. Saudara-saudara boleh berdoa spontan, tetapi right frame tetap pasti ada di dalam doa spontan itu, untuk doa itu didengar oleh Allah. Thomas Boston menyatakan bahwa kalau kita menghadap Allah di dalam doa seperti menghadap di dalam sebuah pengadilan. Kita harus meletakkan petisi doa kita di dalam style, di dalam form pengadilan sorgawi. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang asing, bukan? Kalau Saudara-saudara pergi ke pengadilan, untuk memperjuangkan perkara, bukankah ada aturan dan caranya memperjuangkan case kita? Apalagi pada zaman dulu bicara mengenai raja-raja, bukankah ada aturan ketika kita datang ke hadapan raja? Sekarang bicara berkenaan dengan apa itu bingkai hati? Ada banyak hal, tetapi saya akan bicara mengenai 3 hal ini: Ketika sebuah doa dinaikkan, Tuhan langsung menguji hati kita. Melihat apa yang menjadi akar doa dan spirit doa yang muncul. Ada doa yang muncul dari lust, dari greedy. Ada yang muncul dari bitterness, ada yang muncul dari formalitas, ada doa yang muncul dengan mulut sekedar bunyi atau suatu khayalan. Tuhan hanya mendengar seseorang yang menyampaikan doanya dengan ketulusan. Ketulusan sendiri adalah suatu anugerah di mana seluruh anugerah Allah yang lain terkandung di dalamnya. Ketulusan berarti membawa simplicity of heart di hadapan Allah. Kita membawa permasalahan apa adanya tanpa ditutupi, tanpa ada satu dosa yang disimpan, tanpa ada maksud dosa di depan. Dengan seperti itu, maka ketulusan menjagai kita, setiap doa selalu adalah maksud baik bagi gereja Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya. Hati yang remuk dan hancur. Ini berkali-kali muncul di dalam Alkitab. Mazmur 51:19, Daud katakan, “Jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Yesaya 66:2, mengatakan Allah memandang kepada yang tertindas dan patah semangatnya, dan yang gentar kepada Firman-Ku. Kadang Roh Kudus membentuk hati yang hancur dan remuk itu di dalam perkataan-perkataan kita kepada jiwa kita sendiri. Dengan self-talk, dengan erangan di dalam hati, tetapi erangan self-talk dengan hati yang remuk dan hancur. Lihatlah Yeremia 31:18-20 misalnya, dikatakan “Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku dan aku telah menerima hajaran seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab engkaulah TUHAN, Allahku. Saudara lihat ayat 20-nya, lihat apa yang Tuhan jawab. “Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku, atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku menyayanginya, demikianlah firman TUHAN.” Saudara mau untuk doa diterima oleh Tuhan, Saudara boleh berdoa apapun saja, dan tidak memperhatikan apa yang Puritans ajarkan kepada kita. Puritans tidak tertarik dengan doa apapun saja. Puritans tertarik dengan doa yang benar. Doa yang didengar oleh Tuhan. Maka di sini adalah frame heart. Bingkai hati harus benar. Ketulusan, hati yang remuk. Perhatikan kalimat yang tajam ini dari orang-orang Puritans. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesungguhan. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa api. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa rintihan yang dalam. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesadaran ketergantungan mutlak satu-satunya Dia penolongku. Doa kita tidak akan dijawab oleh Tuhan, sampai Saudara dan saya belajar satu hal ini, tidak ada penolong yang lain, hanya Dia yang bisa menolong aku. Untuk itulah Saudara dan saya tahu, untuk hal itu, kita menghampiri Dia dengan kesungguhan, dengan api, dengan rintihan yang dalam, aku tergantung mutlak satu-satunya kepada-Mu. Tidak ada penolong yang lain, hidupku diteruskan atau tidak, tergantung sepenuhnya kepada anugerah-Mu diberikan atau tidak. Siapa yang bisa membentuk ini? Hanya Roh Kudus. Tidak berarti Saudara dan saya pasif, katakan kepada Roh Kudus, bentuklah ini dalam hidupku, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Hana, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Musa, ajarkan aku berjalan bersama Engkau. Siapa yang bisa membuat aku bisa bersungguh-sungguh kalau mataku masih bisa melihat penolong yang lain? Siapa yang bisa membuat orang bersungguh-sungguh di hadapan Tuhan? Tanpa Roh Kudus membentuk ini di dalam hati kita, permohonan kita selalu lemah. Pikiran kita lebih suka dengan hal-hal yang lain di dunia ini. Tanpa Roh Kudus, hati kita dan pikiran kita mengembara ke mana-mana, tidak bisa terfokus, hati kita tidak bulat, kesungguhan kita tumpul, kita menjadi dingin, kita tidak memiliki confidence dan kegairahan menghampiri Tuhan. Sampai Saudara dan saya bisa mengerti prinsip ini, apart from Me you can do nothing. Sekali lagi saya mesti mengatakan, berdoa itu sulit. Ketika saya berkhotbah ini, jangan berpikir saya expert untuk berdoa. Satu kegagalan besar, berkali-kali adalah masalah dalam doa. Jauh lebih sulit daripada berkhotbah. Berdoa menyangkut keseluruhan hidup kita. Kalau membaca buku-buku Puritans, Saudara akan menemukan hal-hal seperti ini. Ternyata doa adalah seluruhnya, bukan sekedar mulut, atau mulut dengan hati saja. Hati harus memiliki right frame. Understanding harus dicelikkan sehingga memiliki spritual understanding sehingga dapat melihat apa yang Allah lihat. Sehingga kita dengan mulut kita berhati-hati bisa mengucapkan kalimat yang tepat berdasarkan kebutuhan kita. Sikap tubuh kita adalah budak dari jiwa. Bukan sesuatu yang sederhana meskipun itu spontan, bukan sesuatu yang sederhana. Hal yang keempat. Roh Kudus membukakan pengertian luasnya janji-janji Allah dan mendorong kita untuk makin berani berdoa untuk janji-janji itu dengan hormat. Sekali lagi, Alkitab disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, di dalamnya itu berisi begitu banyak janji. Kita bisa membaca, kita bisa menyetujuinya, tetapi kita tidak memiliki gairah untuk mendapatkan janji-janji itu. Kenapa? Karena tidak ada spiritual understanding. Sebelum kita masuk lebih dalam di dalam poin ini. Bukan seperti claim-claim orang Karismatik dalam hal ini, sama sekali bukan. Karena pertama poinnya tentu bukan hal-hal physical, tetapi adalah rohani. Ini bicara mengenai kebutuhan jiwa kita. Orang yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keberanian untuk meminta kepada Allah seturut dengan janji-Nya tetapi tidak akan pernah menjadi kurang ajar. Dia bukan claim seakan-akan Allah berhutang. Tetapi makin hari orang tersebut akan makin bertumbuh di dalam confindence dan keberanian yang disertai hormat dan takut akan Allah. Dia sadar ketidaklayakkannya tetapi berani karena Allah melalui Firman-Nya membuka isi hati-Nya kepada dia. John Bunyan kemudian mengatakan karena hal itu dibukakan oleh Roh Kudus, maka kita bisa melihat di dalam Alkitab sering sekali orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus bisa berargumen dengan Allah dengan permintaan yang kudus dan tepat. Misalnya saja seperti Yakub, dia memegang kakinya Allah dan kemudian dia mengatakan aku tidak akan membiarkan Engkau pergi sebelum Engkau memberkati aku (Kejadian 32:26). Sama seperti Musa mengatakan aku tidak akan bergerak satu langkah dari tempat ini kalau Engkau tidak memimpin aku (Keluaran 33:15). Seperti perempuan Kanaan yang kita pernah dengarkan, engkau tidak layak perempuan, roti-roti ini adalah untuk kaum Israel, dan perempuan Kanaan itu mendesak hati Allah dan mengatakan, ya tapi anjing-anjing itu boleh makan dari remah-remahnya bukan? Seperti Elisa yang mengatakan di mana Allah Tuhan-nya Elia (2 Raja-raja 2:14). Orang-orang ini adalah orang-orang yang memiliki ambisi yang besar bagi Allah. Kalimat-kalimatnya berargumen dengan kudus di hadapan hati Allah. Hati mereka bergairah, bukan karena mereka berani, bukan karena Allah berhutang, tetapi Allah sudah mengirimkan Roh Kudusnya kepada mereka, membukakan isi hati Allah dan janji-janji yang besar bagi mereka. Ini adalah doa yang menyenangkan hati Tuhan. Hal yang kelima, terakhir. Dari seluruh spiritual understanding 1 sampai 4 ini, pada akhirnya membuat jiwa seseorang bisa tekun berdoa. Godaan, halangan dan taktik Setan selalu berusaha menghentikan doa. Membuat kita sering sekali kelelahan mencari wajah Allah, dan jika doa lama tidak terjawab, maka cobaan-cobaan menjadikan kita kehabisan nafas. Kita terjebak dengan kalimat-kalimat Setan. Yang intinya sama dengan kalimat Setan kepada Hawa, yaitu meragukan Allah yang baik kepada umat-Nya. Setan mengatakan seperti ini, “Ya, engkau memang sudah berdoa, tetapi engkau tidak berhasil, engkau tahu tidak hatimu keras, dingin, tumpul, mati, engkau tidak berdoa dengan tekun. Lihatlah engkau berdoa seperti apa? Engkau berpikir satu hal, berpindah lagi ke tempat yang lain, kamu mungkin pura-pura berdoa, ayo pergi engkau, engkau tahu kan engkau munafik, pergi engkau. Engkau tahu atau tidak seperti itu hati, hatimu seperti itu akan membawa engkau kepada kesia-siaan.” Jiwa yang tidak dicerahkan akan mengatakan, “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Tetapi jiwa yang dicerahkan akan mengerti kalimat Tuhan, dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anaknya dari kandungannya, sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.(Yesaya 49:15) Jiwa yang dicerahkan akan berkata seperti ini, mengapa engkau berkata seperti ini, hai Yakub? Mengapa engkau berkata seperti ini, hai Israel? Bahwa hidupmu tersembunyi dari Tuhan, dan hakmu tidak diperhatikan oleh Allah-ku. Tidakkah engkau tahu dan tidakkah engkau dengar, Tuhan ialah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Dia tidak menjadi lelah dan Dia tidak menjadi lesu, Dia tidak terduga pengertian-Nya, Dia memberi kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Saudara tidak bisa hanya cuma baca kemudian melupakan. Saudara tidak bisa hanya pergi ke gereja dan kemudian pulang saja. Kalau Saudara dan saya mau hidup bisa di dalam ketekunan, di dalam doa. Kita perlu untuk meminta pertolongan Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Bukan karunia-karunia roh, spiritual understanding. Dan itu yang membuat kita boleh bertumbuh. Itu yang membuat kita boleh dewasa di dalam iman. Karena kita bisa mengerti diri kita, mengerti apa yang ada di dalam isi hati Allah, mengerti apa yang dijanjikan dan itu yang membuat kita bisa bertekun melawan seluruh temptation dan seluruh hal yang menentang pengenalan akan Allah. Kiranya Tuhan memimpin kita semua, saya, Saudara dan semua orang yang mendengarkan pada pagi hari ini untuk belajar berdoa. Ingatlah sekali lagi Paulus mengatakan, sebab sesungguhnya aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku harus berdoa. Roh Kuduslah yang menolong kita berdoa.
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

5 July 2020
Berdoa dengan Roh & Pengertian – John Bunyan (Seri Puritan 5)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · 1 Korintus 14:15; Roma 8:26-27 Puritans adalah orang-orang yang sangat suka berdoa. Apa yang disebut dengan sangat suka berdoa? Dua hal ini. Pertama adalah mereka berjam-jam dalam sehari berdoa dan bermeditasi di dalam Firman. Yang kedua adalah mereka suka selalu memiliki sikap hati yang berdoa. Mereka mengerti kalimat Yesus Kristus berdoalah setiap waktu. Jika kita tanya kepada Puritans, “Puritans, saya mau berdoa, faktor apa yang penting yang saya harus ketahui ketika saya bisa berdoa dengan sukses?” Maka Puritans dalam banyak bukunya, bukan cuma John Bunyan, memiliki kalimat yang sama, “Jikalau engkau mau belajar berdoa. Engkau mau sukses untuk berdoa? Satu hal ini, belajar bergantung mutlak kepada Roh Kudus.” Puritans menekankan prinsip ini. Doa haruslah benar. True. Yaitu diterima oleh Allah dan itu artinya sesuai kehendak-Nya. Dan untuk hal ini, kita semua memerlukan pertolongan Roh Kudus. Saudara tentu bisa berdoa apapun saja. Tetapi Puritans tidak tertarik dengan hal itu. Dia hanya tertarik untuk satu hal. Doa yang benar. Berdoa yang benar. Dan apakah berdoa yang benar itu? Ketika kita berdoa didengar dan diterima oleh Allah. Engkau dan saya bisa berdoa. Berkali-kali kita berdoa. Sekali lagi Puritans tidak tertarik untuk hal itu. Untuk apa kita berdoa tetapi doa itu tidak didengar dan tidak dijawab oleh Tuhan. Dia tertarik mendalami Alkitab, apa prinsipnya doa yang didengar dan dijawab oleh Alkitab. Roma 8:26-27 tadi ditulis oleh Paulus. Paulus adalah seorang yang besar, seorang yang dipakai oleh Tuhan, seorang misionaris, seorang pendiri gereja di berbagai kota. Dia adalah raksasa rohani. Semua dia bisa kerjakan bukan? Tetapi di dalam Roma 8 ini ditulis. Sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Ini kalimat yang mencengangkan. Siapa yang tidak tahu berdoa? Tetapi Alkitab mengatakan. Paulus yang mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Saya sudah pernah mengatakan dari mimbar ini. Kalau kita mau berjalan bersama dengan Tuhan. Kalau kita mau melakukan duty sebagai orang Kristen. Maka kita akan makin lama makin menyadari. Hal yang termudah menurut pikiran kita adalah paling sulit untuk kita kerjakan. Dan itu adalah berdoa. Berdoa itu sulit sekali. Paulus sendiri menyatakan aku tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Paulus kemudian mengatakan Roh itu yang menolong, membantu. Artinya dia tidak berdaya. Ketika kalimat Alkitab mengatakan Roh itu membantu bagaimana seseorang berdoa. Itu tidak berarti bahwa orang tersebut menjadi pasif. Tetapi itu berarti bahwa kita tidak akan berhasil berdoa dan diterima oleh Allah tanpa bantuan Roh Kudus. Sebaliknya orang yang mengerti ayat ini adalah orang yang aktif mencari. Aktif berdoa. Aktif mengejar Allah. Tetapi dia sekali lagi tahu bahwa dia tidak akan berhasil tanpa bantuan Roh Kudus. Sebelum saya masuk di dalam pembacaan buku John Bunyan berkenaan dengan hal ini. Saya akan membawa kepada Saudara-saudara apa yang ditulis oleh Thomas Manton. Dia menyatakan mengapa harus Roh Kudus Alkitab menyatakan kemutlakkan keperluan pertolongan Roh Kudus di dalam doa. Dan Thomas Manton berbicara berkenaan 4 hal tetapi saya akan berbicara 3 tentang hal ini: Pertama adalah secara natur dari economical Trinity. Kalau di dalam teologia, bicara berkenaan dengan Allah Tritunggal maka ada 2 hal yaitu ontological Trinity dan economical Trinity. Ontological adalah bicara berkenaan dengan hakekatnya. Economical adalah bicara mengenai Trinity dalam pelayanan-Nya. Secara economical Trinity. Di dalam kaitannya dengan doa. Doa yang benar adalah kita berdoa kepada Bapa melalui Kristus sebagai mediator dengan Roh Kudus sebagai penolong kita. Hal yang kedua. Alkitab mengajarkan, Yesus pemimpin gereja di dalam kemanusiaan-Nya selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Secara spiritualitas, semua tugas orang Kristen seharusnya merupakan pimpinan Roh Kudus. Di dalam hal ini saya akan memberikan beberapa ayat Alkitab. Seluruh ayat Alkitab yang pagi ini saya tampilkan di dalam poin ini Alkitab mengajarkan kepada kita ada relasi yang kuat sekali antara Yesus dengan pimpinan Roh Kudus. Jikalau Yesus sendiri dipimpin oleh Roh Kudus, masakan kita tidak mencari pimpinan Roh Kudus. Kita berpikir bahwa Dia Tuhan dan Dia bisa berjalan ke mana-mana sendiri. Ya benar, tetapi Alkitab juga menyatakan sisi yang lain bahwa Dia adalah manusia yang sejati. Dia mengajarkan kepada gereja-Nya sebagai manusia yang sejati kita harus dipimpin oleh Roh Kudus melakukan segala duties of Christian. Lihatlah ayat-ayat ini, Saudara akan melihat bahwa ketidak mungkinan terpisah antara Yesus dengan Roh Kudus. Saudara lihat di dalam inkarnasinya. Lukas 1:35, Yesus dipimpin oleh Roh Kudus sejak dari inkarnasi ketika Roh Kudus menaungi Maria. Hal yang kedua, misalnya Matius 3:16, di dalam baptisan setelah Yesus dibaptis, maka langit terbuka dan dia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Hal yang lain adalah Lukas 4:1, di dalam temptation, Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari sungai Yordan lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Lihatlah events of Christ. Seluruhnya Yesus ada, Roh Kudus ada. Pada waktu Yesus kembali dari Galilea dan masuk ke tempat ibadah, Lukas 4:14 menyatakan. Bagaimana dengan miracle? Kita berpikir bahwa Alkitab selalu akan bicara mengenai Yesus mengerjakan miracle sendiri, ya di dalam ketuhanan-Nya. Tetapi di tempat yang lain, Saudara akan menemukan begitu banyak ayat berkenaan ketergantungan Yesus kepada Roh Kudus. Matius 12:28, Kisah Para Rasul 10:38. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya? Bagaimana dengan korban-Nya sebelum kebangkitan? Ibrani 9:14 mengatakan. Kita jarang sekali mengkhotbahkan hal ini. Kita berbicara berkenaan dengan Kristus yang mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib. Tetapi ayat ini unik. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya. Roma 8:11. Siapa yang membangkitkan Yesus Kristus? Alkitab mengatakan Allah membangkitkan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan Yesus bangkit sendiri. Tetapi juga di dalam ayat ini dikatakan Roh Kudus membangkitkan Kristus. Bagaimana dengan deklarasi Dia sebagai anak Allah. 1 Timotius 3:16. Sekarang kita akan lihat Yohanes 3:34. Roh Kuduslah yang mengkuduskan Human Nature of Christ dan memenuhinya dengan anugerah yang diterima-Nya. Kita sedang berbicara berkenaan dengan mengapa kita harus bergantung mutlak kepada Roh Kudus. Yang pertama karena memang natur pekerjaan economical Trinity. Roh Kudus ditentukan Allah, diperkenalkan oleh Kristus kepada gereja-Nya sebagai penolong kita di dalam melakukan seluruh duties of Christian dan terutama di dalam doa. Di dalam Roma 8 Paulus mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus. Kalau berdoa, kita sering sekali dalam keadaan konteks hidup yang kita tidak tahu bagaimana harus berdoa. Menyadari hal ini akan meremukkan hati kita dan akan membantu kita. Katakan kepada Allah, Tuhan aku tidak tahu bagaimana harusnya aku berdoa saat ini. Bantulah aku. Roh Kudus nyatakan apa yang seharusnya aku doakan. Kenapa harus Roh Kudus. Yang ketiga, Thomas Manton menyatakan. Karena doktrin doa berdasarkan doktrin adopsi. Kalau tidak diadopsi oleh Allah, Saudara dan saya tidak layak dan tidak bisa. Tidak berhak untuk berdoa. Roma 8:15 mengatakan kita tidak mungkin bisa mengucapkan sesuatu dan diterima oleh Allah di sana sebelum kita didamaikan dengan Allah dan dapat memanggil Allah sebagai Bapa kita dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sekali lagi poin utama John Bunyan adalah kita tidak mungkin sukses berdoa tanpa bantuan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membantu kita. Pertanyaannya adalah membantu di dalam hal apa? Maka Puritans mengatakan segalanya. Segalanya. Di dalam beberapa poin yang dituliskan oleh John Bunyan maka Saudara-saudara akan mengerti apa itu segalanya. Dia merangkumkan dengan dua kata ini yaitu Roh Kudus mengajarkan kita, Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Di dalam 1 Korintus 14:15 tadi yang kita baca. Banyak orang Karismatik mengatakan ini adalah bicara berkenaan dengan bahasa Roh. Sebenarnya bukan. Poinnya bukan di sana. Orang-orang Puritans pun tidak menyatakan poinnya ada di sana. Kalau Tuhan memberikan kepada kita karunia berbahasa Roh, silakan berbahasa Roh. Tetapi jikalau tidak, maka kita tidak usah mengada-adakannya. Karena itu bukan suatu yang essential. Masih banyak karunia lain yang Tuhan akan berikan kepada kita. Tetapi intinya adalah kalau Roh Kudus bekerja, baik dengan bahasa Roh atau tidak, apakah kita memiliki spiritual understanding? Ada orang yang mengatakan memiliki bahasa Roh tetapi sebenarnya tidak memiliki spiritual understanding. Juga ada orang yang menolak bahasa Roh tetapi juga tidak memiliki spiritual understanding. Ada orang yang menerima bahasa Roh ataupun orang itu tidak menerima bahasa Roh kedua-duanya memiliki spiritual understanding. Intinya bukan menerima bahasa Roh atau tidak. Itu adalah perdebatan gereja yang tidak penting. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kita, ketika berdoa, diajar oleh Roh sehingga kita mempunyai spiritual understanding. Spiritual understanding selalu akan bersangkut paut dengan Firman. Ini bukan pekerjaan Roh Kudus jika tanpa Firman. Sebaliknya Roh Kudus akan membawa kita untuk masuk ke dalam kedalaman akan Firman. Apa yang disebut spiritual understanding itu? Ada beberapa hal: Spiritual understanding yang pertama, yang diajarkan Roh Kudus kepada seseorang. Membuat orang itu mengerti apa yang sesungguhnya jiwa seseorang perlukan. Tanda pertama Roh Kudus ketika mengajarkan seseorang berdoa yaitu spiritual understanding. Apa itu spiritual understanding John Bunyan? Dia kalau mengajar engkau berdoa, membuat engkau mengerti apa yang sesungguhnya jiwamu perlukan. Jiwa manusia terlalu dalam. Hati saudara dan saya terlalu dalam. Kita sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hati kita. Kita tidak tahu keadaan hati kita sebenarnya seperti apa. Karena itulah kita tidak tahu apa yang kita perlukan. Sehingga kita tidak tahu sesungguhnya apa yang harus kita doakan. Sama seperti seorang anak kecil. Dia bicara berkali-kali aku mau main, aku mau hujan-hujanan, aku mau minta permen, terus seperti itu keluar dari mulutnya. Hanya orang tua yang tahu sesungguhnya apa yang diperlukan anak itu. Sampai setelah bertahun-tahun maka anak tersebut akan berterima kasih kepada orang tuanya, ketika dia dewasa karena orang tuanya tidak memberikan banyak hal yang dia minta sebelumnya. Sekali lagi, tanpa Roh Kudus, kita tidak memiliki spiritual understanding terhadap jiwa kita sendiri. Apa yang sebenarnya ada dalam hatiku Tuhan? Apa yang terjadi dalam jiwaku? Kita bukanlah hakim yang handal untuk menilai keadaan diri kita sendiri. Pandangan kita terbatas. Kita cenderung memanjakan daging. Kita memisahkan tujuan dari sarana-sarana. Sama seperti ibu Yohanes dan Yakobus yang meminta kepada Yesus dan kemudian Yesus mengatakan kamu tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu minta. Tanpa pertolongan dari Roh Kudus, kita akan meminta batu daripada roti. Kita akan meminta kalajengking daripada ikan. Kita akan berdoa untuk hal-hal yang mencelakakan kita dan melawan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi kita sendiri. Kita sering berdoa melawan belas kasihan Tuhan. Kita mungkin meminta sesuatu yang menyakiti diri kita nantinya. Kita sering meminta sesuatu yang memberi makan keinginan berdosa, lust dan sinful desire kita. Banyak sekali kita berdoa untuk hal-hal yang sebenarnya kita tidak benar-benar perlukan. Sebaliknya kita lupa dan bahkan tidak tahu hal-hal yang seharusnya kita doakan. Pada prinsipnya, kita berdoa untuk sesuatu yang bukan kehendak Allah. Korupsi, dosa, selalu ada pada orang Kristen terbaikpun. Kita terlalu lemah. Dalam pandangan Allah, sering kita mengambil teman kita yang sebenarnya mendatangkan kutuk bagi kita. Kita sering menilai sesuatu yang baik itu adalah suatu kejahatan. Sekali lagi berdoa dengan pengertian rohani. Spiritual understanding. Roh Kudus melalui Firman-Nya mencerahkan pikiran kita sehingga mengerti apa yang sebenarnya jiwa kita perlukan. Saya mau mengingatkan Saudara-saudara akan gereja di Laodikia. Jelas sekali mereka tidak memiliki spiritual understanding. Alkitab mengatakan mereka berpikir mereka kaya dan mereka tidak kekurangan sesuatupun. Tetapi Alkitab mengatakan Yesus menegur mereka. Engkau miskin, engkau buta, engkau melarat, engkau telanjang. Berapa banyak dari Saudara dan saya pada pagi hari ini berpikir bahwa engkau dan saya adalah dalam keadaan baik-baik saja. Saya tidak bicara berkenaan dengan jasmani. Jasmani Saudara-saudara bisa terlihat dalam keadaan baik. Engkau dan saya berpikir bahwa dalam keadaan rohani, saya orang Kristen yang baik. Seharusnya memang seperti ini. Oh, saya baik-baik saja kok. Saya melayani. Saya menjadi pengurus. Saya dekat dengan gereja. Saya memberikan perpuluhan. Seluruhnya baik. Siapa yang pernah membawa dirinya di hadapan Allah untuk diteropong sampai sedalam-dalamnya? Sama seperti orang-orang di Laodikia ini. Aku kaya, aku tidak kekurangan sesuatu apapun. Aku tidak kekurangan. Aku bisa memberikan kepadamu. Aku tidak kekurangan apapun. Yesus Kristus mengatakan engkau miskin. Engkau buta. Engkau melarat. Engkau telanjang. Banyak dari kita yang tidak suka ketika ada kata Farisi. Karena kita mencap mereka seluruhnya adalah orang-orang munafik. Sebenarnya tidak semua orang Farisi munafik. Tetapi anggaplah seperti itu. Tetapi sebenarnya apa yang menjadi masalah dalam Farisi? Mereka menganggap diri mereka baik-baik tetapi Allah tidak menganggapnya seperti itu. Dengan definisi seperti ini, bukankah kita bisa menjadi orang Farisi? Apakah kita pernah menguji diri kita di hadapan tahta Allah untuk diteropong oleh Dia dengan kaca pembesar sesungguhnya apa yang ada dalam hati kita? Minta Roh Kudus bekerja. Kalau Roh Kudus tidak bekerja, kita akan begini-begini saja. Ada seorang pengkhotbah mengatakan hal ini dan itu adalah benar. Sesungguhnya kalau Roh Kudus, kalau sesungguhnya Allah melihat seseorang, siapapun itu, sesungguhnya yang diperlukan adalah suatu operasi yang besar. Operasi yang besar. Bukan menambah kebaikan di sana sini, menambal dengan Band Aid, tetapi ada operasi yang besar dalam hati. Spiritual understanding yang kedua adalah Roh Kudus akan membuka pengertian kita untuk melihat apa yang ada di hati Tuhan yang akan diberikan untuk kebutuhan jiwa kita. Ini tadinya tertutup. Ya, ini ada di dalam Alkitab. Saudara mungkin membacanya. Saudara dan saya mengertinya dengan pikiran. Tetapi ini tidak akan mengubah hidup kita, apapun saja, sampai Roh Kudus mengerjakan dalam diri kita sehingga mengerti apa yang kita perlukan dan apa yang Allah maksudkan untuk ini. Pemazmur mengatakan banyaklah pikiran-Mu dan maksud-Mu untuk kami ya Tuhan. Dalam 1 Korintus 2:11-12 dikatakan “Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Perhatikan, kita menerima Roh yang berasal dari Allah, untuk apa? John Bunyan menyatakan hal ini, John Bunyan menggarisbawahi hal ini, supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Ada pikiran Allah, ada isi hati Allah yang dilimpahkan kepada kita, yang kita tidak akan punya confidence, kita tidak akan tahu, tidak akan yakin dan tidak akan percaya, kalau itu ada pada Dia dan Dia rela dan mau memberikannya kepada kita, kecuali Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita. Sekali lagi melalui firman, Roh akan membukakan seseorang akan keadaan dirinya dan Roh juga akan membuat orang tersebut melihat siapa Allah dan apa yang ada di dalam isi hati-Nya, dan apa yang menjadi keinginan-Nya untuk bisa memenuhi seluruh kebutuhan jiwa orang tersebut. John Bunyan mengatakan, ya, kita bisa mendengar orang berkata kepada kita, Tuhan mengasihi engkau, Tuhan mengampuni engkau, tetapi hanya Roh Kudus saja yang akhirnya bisa membuat mata hati kita tahu apa yang sesungguhnya ada di hati Allah. Ini batu pengujinya. Apakah Saudara dan saya mengenal isi hati Tuhan atau tidak? Apakah Saudara dan saya mengenal bahwa Tuhan mengasihi kita atau tidak? Mengampuni kita? Kita kadang berkata bahwa, ya, saya tahu Tuhan mengampuni, tetapi jikalau ada, ya Tuhan mengasihi, Tuhan memberikan anugerah yang saya perlukan di dalam jiwa saya, kalau itu ada, sungguh-sungguh ada, kenapa tidak ada kegairahan mengejar Allah? Kenapa tidak ada ketekunan untuk mencari Allah? Bagi orang-orang Puritans, ini adalah tanda bahwa sebenarnya Saudara dan saya tahu, tetapi tidak memiliki spiritual understanding. Karena orang yang memiliki spritual understanding, akan membuat orang tersebut bertekun mencari belas kasihan Allah. Bunyan menyatakan seperti perempuan Kanaan itu, meskipun seakan-akan dalam seluruh konteksnya penuh dengan ketidakpastian, dia berteriak-teriak, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku. Yesus, anak Daud, kasihanilah aku.” Dan seluruh murid-murid-Nya menentang dia, “Pergi, sana, perempuan, pergi, sana!” Tetapi dia tekun mengejar Yesus. Dari mana itu? Jawabannya adalah karena Roh Kudus memberikan confidence di dalam dirinya, Yesus suatu saat pasti akan melihat engkau. Itu adalah secercah cahaya di dalam imannya. Bahwa Allah pasti mengasihi engkau. Saudara dan saya bisa digerakkan dengan khotbah seperti ini bahkan. Dan saya harap Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita, tetapi spiritual understanding itu adalah spiritual understanding, itu dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri Saudara dan saya pribadi. Mintalah pertolongan Roh Kudus. Karena tanpa itu kita tidak mungkin mengejar, bergairah dan tekun untuk menghadap wajah Allah. John Bunyan mengatakan tidak ada yang lebih mendorong seseorang untuk tekun mencari Allah dan menangis meminta pengampunan-Nya, dibandingkan dengan pengertian orang tersebut bahwa hati Allah diberikan kepada orang tersebut, dan Allah ingin mengampuni pendosa tersebut. Manusia tanpa spiritual understanding, mungkin saja mengucapkan kalimat-kalimat yang sama di dalam doanya, persis sama dengan orang sebelahnya. Tetapi ada perbedaan yang besar antara seseorang yang memiliki spiritual understanding atau tidak. Yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keinginan yang sungguh. Karena orang tersebut seperti melihat permata dan tahu harganya. Kalau ada permata yang di sebelah sana terjatuh, dan Saudara tidak melihat nilainya, tidak bisa mengerti harganya. Bahkan engkau bergerak menuju ke sana pun suatu pengorbanan bukan? Tetapi kalau Saudara tahu ada permata jatuh di bawah selokan di depan rumah kita, biasanya itu ada setengah meter, kadang dikunci. Kalau lihat itu ada di sana, Saudara tahu harganya, apa yang Saudara dan saya akan lakukan? Kegairahan untuk mendapatkannya sampai dapat. Saya sangat-sangat bersyukur karena menemukan orang-orang Puritans ini. Selalu, kalau kita bicara mengenai Reformed adalah bicara mengenai logika dan itu adalah betul. Itu adalah harus, tetapi orang Reformed memunculkan afeksi sering sekali sebagai tanda kesejatian. Kalau tahu hal-hal yang berharga dari Allah, maka orang tersebut akan menangis, dan berusaha untuk mati-matian untuk meraihnya. Hal yang ketiga, Roh Kudus akan menolong kita mengerti dan memiliki cara yang benar untuk menghampiri Allah. Ini adalah salah satu spiritual understanding yang lain, tetapi kalau Saudara-saudara mau pisahkan silahkan, karena ini adalah bicara mengenai cara yang benar. Saya akan jelaskan dulu, ini adalah cara hati. Karena jiwa kita tidak tahu dari mana harus memulai dan bagaimana menjalani, bertemu atau menghadap tahta Allah. Saya akan jelaskan di sini. Prinsipnya kita mesti menghampiri Allah dengan keadaan atau cara yang Allah kehendaki. Roh Kudus menolong kita dalam cara kita menghadap Allah. Di sini, orang Puritansconcern dengan satu poin ini, yaitu right frame of heart in prayer. Ada bingkai hati yang benar, baru doa itu dilihat, dipandang, didengar oleh Allah. Saudara-saudara boleh berdoa spontan, tetapi right frame tetap pasti ada di dalam doa spontan itu, untuk doa itu didengar oleh Allah. Thomas Boston menyatakan bahwa kalau kita menghadap Allah di dalam doa seperti menghadap di dalam sebuah pengadilan. Kita harus meletakkan petisi doa kita di dalam style, di dalam form pengadilan sorgawi. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang asing, bukan? Kalau Saudara-saudara pergi ke pengadilan, untuk memperjuangkan perkara, bukankah ada aturan dan caranya memperjuangkan case kita? Apalagi pada zaman dulu bicara mengenai raja-raja, bukankah ada aturan ketika kita datang ke hadapan raja? Sekarang bicara berkenaan dengan apa itu bingkai hati? Ada banyak hal, tetapi saya akan bicara mengenai 3 hal ini: Ketika sebuah doa dinaikkan, Tuhan langsung menguji hati kita. Melihat apa yang menjadi akar doa dan spirit doa yang muncul. Ada doa yang muncul dari lust, dari greedy. Ada yang muncul dari bitterness, ada yang muncul dari formalitas, ada doa yang muncul dengan mulut sekedar bunyi atau suatu khayalan. Tuhan hanya mendengar seseorang yang menyampaikan doanya dengan ketulusan. Ketulusan sendiri adalah suatu anugerah di mana seluruh anugerah Allah yang lain terkandung di dalamnya. Ketulusan berarti membawa simplicity of heart di hadapan Allah. Kita membawa permasalahan apa adanya tanpa ditutupi, tanpa ada satu dosa yang disimpan, tanpa ada maksud dosa di depan. Dengan seperti itu, maka ketulusan menjagai kita, setiap doa selalu adalah maksud baik bagi gereja Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya. Hati yang remuk dan hancur. Ini berkali-kali muncul di dalam Alkitab. Mazmur 51:19, Daud katakan, “Jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Yesaya 66:2, mengatakan Allah memandang kepada yang tertindas dan patah semangatnya, dan yang gentar kepada Firman-Ku. Kadang Roh Kudus membentuk hati yang hancur dan remuk itu di dalam perkataan-perkataan kita kepada jiwa kita sendiri. Dengan self-talk, dengan erangan di dalam hati, tetapi erangan self-talk dengan hati yang remuk dan hancur. Lihatlah Yeremia 31:18-20 misalnya, dikatakan “Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku dan aku telah menerima hajaran seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab engkaulah TUHAN, Allahku. Saudara lihat ayat 20-nya, lihat apa yang Tuhan jawab. “Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku, atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku menyayanginya, demikianlah firman TUHAN.” Saudara mau untuk doa diterima oleh Tuhan, Saudara boleh berdoa apapun saja, dan tidak memperhatikan apa yang Puritans ajarkan kepada kita. Puritans tidak tertarik dengan doa apapun saja. Puritans tertarik dengan doa yang benar. Doa yang didengar oleh Tuhan. Maka di sini adalah frame heart. Bingkai hati harus benar. Ketulusan, hati yang remuk. Perhatikan kalimat yang tajam ini dari orang-orang Puritans. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesungguhan. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa api. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa rintihan yang dalam. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesadaran ketergantungan mutlak satu-satunya Dia penolongku. Doa kita tidak akan dijawab oleh Tuhan, sampai Saudara dan saya belajar satu hal ini, tidak ada penolong yang lain, hanya Dia yang bisa menolong aku. Untuk itulah Saudara dan saya tahu, untuk hal itu, kita menghampiri Dia dengan kesungguhan, dengan api, dengan rintihan yang dalam, aku tergantung mutlak satu-satunya kepada-Mu. Tidak ada penolong yang lain, hidupku diteruskan atau tidak, tergantung sepenuhnya kepada anugerah-Mu diberikan atau tidak. Siapa yang bisa membentuk ini? Hanya Roh Kudus. Tidak berarti Saudara dan saya pasif, katakan kepada Roh Kudus, bentuklah ini dalam hidupku, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Hana, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Musa, ajarkan aku berjalan bersama Engkau. Siapa yang bisa membuat aku bisa bersungguh-sungguh kalau mataku masih bisa melihat penolong yang lain? Siapa yang bisa membuat orang bersungguh-sungguh di hadapan Tuhan? Tanpa Roh Kudus membentuk ini di dalam hati kita, permohonan kita selalu lemah. Pikiran kita lebih suka dengan hal-hal yang lain di dunia ini. Tanpa Roh Kudus, hati kita dan pikiran kita mengembara ke mana-mana, tidak bisa terfokus, hati kita tidak bulat, kesungguhan kita tumpul, kita menjadi dingin, kita tidak memiliki confidence dan kegairahan menghampiri Tuhan. Sampai Saudara dan saya bisa mengerti prinsip ini, apart from Me you can do nothing. Sekali lagi saya mesti mengatakan, berdoa itu sulit. Ketika saya berkhotbah ini, jangan berpikir saya expert untuk berdoa. Satu kegagalan besar, berkali-kali adalah masalah dalam doa. Jauh lebih sulit daripada berkhotbah. Berdoa menyangkut keseluruhan hidup kita. Kalau membaca buku-buku Puritans, Saudara akan menemukan hal-hal seperti ini. Ternyata doa adalah seluruhnya, bukan sekedar mulut, atau mulut dengan hati saja. Hati harus memiliki right frame. Understanding harus dicelikkan sehingga memiliki spritual understanding sehingga dapat melihat apa yang Allah lihat. Sehingga kita dengan mulut kita berhati-hati bisa mengucapkan kalimat yang tepat berdasarkan kebutuhan kita. Sikap tubuh kita adalah budak dari jiwa. Bukan sesuatu yang sederhana meskipun itu spontan, bukan sesuatu yang sederhana. Hal yang keempat. Roh Kudus membukakan pengertian luasnya janji-janji Allah dan mendorong kita untuk makin berani berdoa untuk janji-janji itu dengan hormat. Sekali lagi, Alkitab disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, di dalamnya itu berisi begitu banyak janji. Kita bisa membaca, kita bisa menyetujuinya, tetapi kita tidak memiliki gairah untuk mendapatkan janji-janji itu. Kenapa? Karena tidak ada spiritual understanding. Sebelum kita masuk lebih dalam di dalam poin ini. Bukan seperti claim-claim orang Karismatik dalam hal ini, sama sekali bukan. Karena pertama poinnya tentu bukan hal-hal physical, tetapi adalah rohani. Ini bicara mengenai kebutuhan jiwa kita. Orang yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keberanian untuk meminta kepada Allah seturut dengan janji-Nya tetapi tidak akan pernah menjadi kurang ajar. Dia bukan claim seakan-akan Allah berhutang. Tetapi makin hari orang tersebut akan makin bertumbuh di dalam confindence dan keberanian yang disertai hormat dan takut akan Allah. Dia sadar ketidaklayakkannya tetapi berani karena Allah melalui Firman-Nya membuka isi hati-Nya kepada dia. John Bunyan kemudian mengatakan karena hal itu dibukakan oleh Roh Kudus, maka kita bisa melihat di dalam Alkitab sering sekali orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus bisa berargumen dengan Allah dengan permintaan yang kudus dan tepat. Misalnya saja seperti Yakub, dia memegang kakinya Allah dan kemudian dia mengatakan aku tidak akan membiarkan Engkau pergi sebelum Engkau memberkati aku (Kejadian 32:26). Sama seperti Musa mengatakan aku tidak akan bergerak satu langkah dari tempat ini kalau Engkau tidak memimpin aku (Keluaran 33:15). Seperti perempuan Kanaan yang kita pernah dengarkan, engkau tidak layak perempuan, roti-roti ini adalah untuk kaum Israel, dan perempuan Kanaan itu mendesak hati Allah dan mengatakan, ya tapi anjing-anjing itu boleh makan dari remah-remahnya bukan? Seperti Elisa yang mengatakan di mana Allah Tuhan-nya Elia (2 Raja-raja 2:14). Orang-orang ini adalah orang-orang yang memiliki ambisi yang besar bagi Allah. Kalimat-kalimatnya berargumen dengan kudus di hadapan hati Allah. Hati mereka bergairah, bukan karena mereka berani, bukan karena Allah berhutang, tetapi Allah sudah mengirimkan Roh Kudusnya kepada mereka, membukakan isi hati Allah dan janji-janji yang besar bagi mereka. Ini adalah doa yang menyenangkan hati Tuhan. Hal yang kelima, terakhir. Dari seluruh spiritual understanding 1 sampai 4 ini, pada akhirnya membuat jiwa seseorang bisa tekun berdoa. Godaan, halangan dan taktik Setan selalu berusaha menghentikan doa. Membuat kita sering sekali kelelahan mencari wajah Allah, dan jika doa lama tidak terjawab, maka cobaan-cobaan menjadikan kita kehabisan nafas. Kita terjebak dengan kalimat-kalimat Setan. Yang intinya sama dengan kalimat Setan kepada Hawa, yaitu meragukan Allah yang baik kepada umat-Nya. Setan mengatakan seperti ini, “Ya, engkau memang sudah berdoa, tetapi engkau tidak berhasil, engkau tahu tidak hatimu keras, dingin, tumpul, mati, engkau tidak berdoa dengan tekun. Lihatlah engkau berdoa seperti apa? Engkau berpikir satu hal, berpindah lagi ke tempat yang lain, kamu mungkin pura-pura berdoa, ayo pergi engkau, engkau tahu kan engkau munafik, pergi engkau. Engkau tahu atau tidak seperti itu hati, hatimu seperti itu akan membawa engkau kepada kesia-siaan.” Jiwa yang tidak dicerahkan akan mengatakan, “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Tetapi jiwa yang dicerahkan akan mengerti kalimat Tuhan, dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anaknya dari kandungannya, sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.(Yesaya 49:15) Jiwa yang dicerahkan akan berkata seperti ini, mengapa engkau berkata seperti ini, hai Yakub? Mengapa engkau berkata seperti ini, hai Israel? Bahwa hidupmu tersembunyi dari Tuhan, dan hakmu tidak diperhatikan oleh Allah-ku. Tidakkah engkau tahu dan tidakkah engkau dengar, Tuhan ialah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Dia tidak menjadi lelah dan Dia tidak menjadi lesu, Dia tidak terduga pengertian-Nya, Dia memberi kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Saudara tidak bisa hanya cuma baca kemudian melupakan. Saudara tidak bisa hanya pergi ke gereja dan kemudian pulang saja. Kalau Saudara dan saya mau hidup bisa di dalam ketekunan, di dalam doa. Kita perlu untuk meminta pertolongan Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Bukan karunia-karunia roh, spiritual understanding. Dan itu yang membuat kita boleh bertumbuh. Itu yang membuat kita boleh dewasa di dalam iman. Karena kita bisa mengerti diri kita, mengerti apa yang ada di dalam isi hati Allah, mengerti apa yang dijanjikan dan itu yang membuat kita bisa bertekun melawan seluruh temptation dan seluruh hal yang menentang pengenalan akan Allah. Kiranya Tuhan memimpin kita semua, saya, Saudara dan semua orang yang mendengarkan pada pagi hari ini untuk belajar berdoa. Ingatlah sekali lagi Paulus mengatakan, sebab sesungguhnya aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku harus berdoa. Roh Kuduslah yang menolong kita berdoa.

1 Korintus 14:15; Roma 8:26-27

Puritans adalah orang-orang yang sangat suka berdoa. Apa yang disebut dengan sangat suka berdoa? Dua hal ini. Pertama adalah mereka berjam-jam dalam sehari berdoa dan bermeditasi di dalam Firman. Yang kedua adalah mereka suka selalu memiliki sikap hati yang berdoa. Mereka mengerti kalimat Yesus Kristus berdoalah setiap waktu. Jika kita tanya kepada Puritans, “Puritans, saya mau berdoa, faktor apa yang penting yang saya harus ketahui ketika saya bisa berdoa dengan sukses?” Maka Puritans dalam banyak bukunya, bukan cuma John Bunyan, memiliki kalimat yang sama, “Jikalau engkau mau belajar berdoa. Engkau mau sukses untuk berdoa? Satu hal ini, belajar bergantung mutlak kepada Roh Kudus.” Puritans menekankan prinsip ini. Doa haruslah benar. True. Yaitu diterima oleh Allah dan itu artinya sesuai kehendak-Nya. Dan untuk hal ini, kita semua memerlukan pertolongan Roh Kudus. Saudara tentu bisa berdoa apapun saja. Tetapi Puritans tidak tertarik dengan hal itu. Dia hanya tertarik untuk satu hal. Doa yang benar. Berdoa yang benar. Dan apakah berdoa yang benar itu? Ketika kita berdoa didengar dan diterima oleh Allah. Engkau dan saya bisa berdoa. Berkali-kali kita berdoa. Sekali lagi Puritans tidak tertarik untuk hal itu. Untuk apa kita berdoa tetapi doa itu tidak didengar dan tidak dijawab oleh Tuhan. Dia tertarik mendalami Alkitab, apa prinsipnya doa yang didengar dan dijawab oleh Alkitab. Roma 8:26-27 tadi ditulis oleh Paulus. Paulus adalah seorang yang besar, seorang yang dipakai oleh Tuhan, seorang misionaris, seorang pendiri gereja di berbagai kota. Dia adalah raksasa rohani. Semua dia bisa kerjakan bukan? Tetapi di dalam Roma 8 ini ditulis. Sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Ini kalimat yang mencengangkan. Siapa yang tidak tahu berdoa? Tetapi Alkitab mengatakan. Paulus yang mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Saya sudah pernah mengatakan dari mimbar ini. Kalau kita mau berjalan bersama dengan Tuhan. Kalau kita mau melakukan duty sebagai orang Kristen. Maka kita akan makin lama makin menyadari. Hal yang termudah menurut pikiran kita adalah paling sulit untuk kita kerjakan. Dan itu adalah berdoa. Berdoa itu sulit sekali. Paulus sendiri menyatakan aku tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Paulus kemudian mengatakan Roh itu yang menolong, membantu. Artinya dia tidak berdaya. Ketika kalimat Alkitab mengatakan Roh itu membantu bagaimana seseorang berdoa. Itu tidak berarti bahwa orang tersebut menjadi pasif. Tetapi itu berarti bahwa kita tidak akan berhasil berdoa dan diterima oleh Allah tanpa bantuan Roh Kudus. Sebaliknya orang yang mengerti ayat ini adalah orang yang aktif mencari. Aktif berdoa. Aktif mengejar Allah. Tetapi dia sekali lagi tahu bahwa dia tidak akan berhasil tanpa bantuan Roh Kudus. Sebelum saya masuk di dalam pembacaan buku John Bunyan berkenaan dengan hal ini. Saya akan membawa kepada Saudara-saudara apa yang ditulis oleh Thomas Manton. Dia menyatakan mengapa harus Roh Kudus Alkitab menyatakan kemutlakkan keperluan pertolongan Roh Kudus di dalam doa. Dan Thomas Manton berbicara berkenaan 4 hal tetapi saya akan berbicara 3 tentang hal ini:

Pertama adalah secara natur dari economical Trinity. Kalau di dalam teologia, bicara berkenaan dengan Allah Tritunggal maka ada 2 hal yaitu ontological Trinity dan economical Trinity. Ontological adalah bicara berkenaan dengan hakekatnya. Economical adalah bicara mengenai Trinity dalam pelayanan-Nya. Secara economical Trinity. Di dalam kaitannya dengan doa. Doa yang benar adalah kita berdoa kepada Bapa melalui Kristus sebagai mediator dengan Roh Kudus sebagai penolong kita.

Hal yang kedua. Alkitab mengajarkan, Yesus pemimpin gereja di dalam kemanusiaan-Nya selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Secara spiritualitas, semua tugas orang Kristen seharusnya merupakan pimpinan Roh Kudus. Di dalam hal ini saya akan memberikan beberapa ayat Alkitab. Seluruh ayat Alkitab yang pagi ini saya tampilkan di dalam poin ini Alkitab mengajarkan kepada kita ada relasi yang kuat sekali antara Yesus dengan pimpinan Roh Kudus. Jikalau Yesus sendiri dipimpin oleh Roh Kudus, masakan kita tidak mencari pimpinan Roh Kudus. Kita berpikir bahwa Dia Tuhan dan Dia bisa berjalan ke mana-mana sendiri. Ya benar, tetapi Alkitab juga menyatakan sisi yang lain bahwa Dia adalah manusia yang sejati. Dia mengajarkan kepada gereja-Nya sebagai manusia yang sejati kita harus dipimpin oleh Roh Kudus melakukan segala duties of Christian. Lihatlah ayat-ayat ini, Saudara akan melihat bahwa ketidak mungkinan terpisah antara Yesus dengan Roh Kudus. Saudara lihat di dalam inkarnasinya. Lukas 1:35, Yesus dipimpin oleh Roh Kudus sejak dari inkarnasi ketika Roh Kudus menaungi Maria. Hal yang kedua, misalnya Matius 3:16, di dalam baptisan setelah Yesus dibaptis, maka langit terbuka dan dia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Hal yang lain adalah Lukas 4:1, di dalam temptation, Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari sungai Yordan lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Lihatlah events of Christ. Seluruhnya Yesus ada, Roh Kudus ada. Pada waktu Yesus kembali dari Galilea dan masuk ke tempat ibadah, Lukas 4:14 menyatakan. Bagaimana dengan miracle? Kita berpikir bahwa Alkitab selalu akan bicara mengenai Yesus mengerjakan miracle sendiri, ya di dalam ketuhanan-Nya. Tetapi di tempat yang lain, Saudara akan menemukan begitu banyak ayat berkenaan ketergantungan Yesus kepada Roh Kudus. Matius 12:28, Kisah Para Rasul 10:38. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya? Bagaimana dengan korban-Nya sebelum kebangkitan? Ibrani 9:14 mengatakan. Kita jarang sekali mengkhotbahkan hal ini. Kita berbicara berkenaan dengan Kristus yang mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib. Tetapi ayat ini unik. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya. Roma 8:11. Siapa yang membangkitkan Yesus Kristus? Alkitab mengatakan Allah membangkitkan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan Yesus bangkit sendiri. Tetapi juga di dalam ayat ini dikatakan Roh Kudus membangkitkan Kristus. Bagaimana dengan deklarasi Dia sebagai anak Allah. 1 Timotius 3:16. Sekarang kita akan lihat Yohanes 3:34. Roh Kuduslah yang mengkuduskan Human Nature of Christ dan memenuhinya dengan anugerah yang diterima-Nya. Kita sedang berbicara berkenaan dengan mengapa kita harus bergantung mutlak kepada Roh Kudus. Yang pertama karena memang natur pekerjaan economical Trinity. Roh Kudus ditentukan Allah, diperkenalkan oleh Kristus kepada gereja-Nya sebagai penolong kita di dalam melakukan seluruh duties of Christian dan terutama di dalam doa. Di dalam Roma 8 Paulus mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus. Kalau berdoa, kita sering sekali dalam keadaan konteks hidup yang kita tidak tahu bagaimana harus berdoa. Menyadari hal ini akan meremukkan hati kita dan akan membantu kita. Katakan kepada Allah, Tuhan aku tidak tahu bagaimana harusnya aku berdoa saat ini. Bantulah aku. Roh Kudus nyatakan apa yang seharusnya aku doakan. Kenapa harus Roh Kudus.

Yang ketiga, Thomas Manton menyatakan. Karena doktrin doa berdasarkan doktrin adopsi. Kalau tidak diadopsi oleh Allah, Saudara dan saya tidak layak dan tidak bisa. Tidak berhak untuk berdoa. Roma 8:15 mengatakan kita tidak mungkin bisa mengucapkan sesuatu dan diterima oleh Allah di sana sebelum kita didamaikan dengan Allah dan dapat memanggil Allah sebagai Bapa kita dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sekali lagi poin utama John Bunyan adalah kita tidak mungkin sukses berdoa tanpa bantuan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membantu kita. Pertanyaannya adalah membantu di dalam hal apa? Maka Puritans mengatakan segalanya. Segalanya. Di dalam beberapa poin yang dituliskan oleh John Bunyan maka Saudara-saudara akan mengerti apa itu segalanya. Dia merangkumkan dengan dua kata ini yaitu Roh Kudus mengajarkan kita, Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Di dalam 1 Korintus 14:15 tadi yang kita baca. Banyak orang Karismatik mengatakan ini adalah bicara berkenaan dengan bahasa Roh. Sebenarnya bukan. Poinnya bukan di sana. Orang-orang Puritans pun tidak menyatakan poinnya ada di sana. Kalau Tuhan memberikan kepada kita karunia berbahasa Roh, silakan berbahasa Roh. Tetapi jikalau tidak, maka kita tidak usah mengada-adakannya. Karena itu bukan suatu yang essential. Masih banyak karunia lain yang Tuhan akan berikan kepada kita. Tetapi intinya adalah kalau Roh Kudus bekerja, baik dengan bahasa Roh atau tidak, apakah kita memiliki spiritual understanding? Ada orang yang mengatakan memiliki bahasa Roh tetapi sebenarnya tidak memiliki spiritual understanding. Juga ada orang yang menolak bahasa Roh tetapi juga tidak memiliki spiritual understanding. Ada orang yang menerima bahasa Roh ataupun orang itu tidak menerima bahasa Roh kedua-duanya memiliki spiritual understanding. Intinya bukan menerima bahasa Roh atau tidak. Itu adalah perdebatan gereja yang tidak penting. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kita, ketika berdoa, diajar oleh Roh sehingga kita mempunyai spiritual understanding. Spiritual understanding selalu akan bersangkut paut dengan Firman. Ini bukan pekerjaan Roh Kudus jika tanpa Firman. Sebaliknya Roh Kudus akan membawa kita untuk masuk ke dalam kedalaman akan Firman. Apa yang disebut spiritual understanding itu? Ada beberapa hal:

Spiritual understanding yang pertama, yang diajarkan Roh Kudus kepada seseorang. Membuat orang itu mengerti apa yang sesungguhnya jiwa seseorang perlukan. Tanda pertama Roh Kudus ketika mengajarkan seseorang berdoa yaitu spiritual understanding. Apa itu spiritual understanding John Bunyan? Dia kalau mengajar engkau berdoa, membuat engkau mengerti apa yang sesungguhnya jiwamu perlukan. Jiwa manusia terlalu dalam. Hati saudara dan saya terlalu dalam. Kita sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hati kita. Kita tidak tahu keadaan hati kita sebenarnya seperti apa. Karena itulah kita tidak tahu apa yang kita perlukan. Sehingga kita tidak tahu sesungguhnya apa yang harus kita doakan. Sama seperti seorang anak kecil. Dia bicara berkali-kali aku mau main, aku mau hujan-hujanan, aku mau minta permen, terus seperti itu keluar dari mulutnya. Hanya orang tua yang tahu sesungguhnya apa yang diperlukan anak itu. Sampai setelah bertahun-tahun maka anak tersebut akan berterima kasih kepada orang tuanya, ketika dia dewasa karena orang tuanya tidak memberikan banyak hal yang dia minta sebelumnya. Sekali lagi, tanpa Roh Kudus, kita tidak memiliki spiritual understanding terhadap jiwa kita sendiri. Apa yang sebenarnya ada dalam hatiku Tuhan? Apa yang terjadi dalam jiwaku? Kita bukanlah hakim yang handal untuk menilai keadaan diri kita sendiri. Pandangan kita terbatas. Kita cenderung memanjakan daging. Kita memisahkan tujuan dari sarana-sarana. Sama seperti ibu Yohanes dan Yakobus yang meminta kepada Yesus dan kemudian Yesus mengatakan kamu tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu minta. Tanpa pertolongan dari Roh Kudus, kita akan meminta batu daripada roti. Kita akan meminta kalajengking daripada ikan. Kita akan berdoa untuk hal-hal yang mencelakakan kita dan melawan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi kita sendiri. Kita sering berdoa melawan belas kasihan Tuhan. Kita mungkin meminta sesuatu yang menyakiti diri kita nantinya. Kita sering meminta sesuatu yang memberi makan keinginan berdosa, lust dan sinful desire kita. Banyak sekali kita berdoa untuk hal-hal yang sebenarnya kita tidak benar-benar perlukan. Sebaliknya kita lupa dan bahkan tidak tahu hal-hal yang seharusnya kita doakan. Pada prinsipnya, kita berdoa untuk sesuatu yang bukan kehendak Allah. Korupsi, dosa, selalu ada pada orang Kristen terbaikpun. Kita terlalu lemah. Dalam pandangan Allah, sering kita mengambil teman kita yang sebenarnya mendatangkan kutuk bagi kita. Kita sering menilai sesuatu yang baik itu adalah suatu kejahatan. Sekali lagi berdoa dengan pengertian rohani. Spiritual understanding. Roh Kudus melalui Firman-Nya mencerahkan pikiran kita sehingga mengerti apa yang sebenarnya jiwa kita perlukan. Saya mau mengingatkan Saudara-saudara akan gereja di Laodikia. Jelas sekali mereka tidak memiliki spiritual understanding. Alkitab mengatakan mereka berpikir mereka kaya dan mereka tidak kekurangan sesuatupun. Tetapi Alkitab mengatakan Yesus menegur mereka. Engkau miskin, engkau buta, engkau melarat, engkau telanjang. Berapa banyak dari Saudara dan saya pada pagi hari ini berpikir bahwa engkau dan saya adalah dalam keadaan baik-baik saja. Saya tidak bicara berkenaan dengan jasmani. Jasmani Saudara-saudara bisa terlihat dalam keadaan baik. Engkau dan saya berpikir bahwa dalam keadaan rohani, saya orang Kristen yang baik. Seharusnya memang seperti ini. Oh, saya baik-baik saja kok. Saya melayani. Saya menjadi pengurus. Saya dekat dengan gereja. Saya memberikan perpuluhan. Seluruhnya baik. Siapa yang pernah membawa dirinya di hadapan Allah untuk diteropong sampai sedalam-dalamnya? Sama seperti orang-orang di Laodikia ini. Aku kaya, aku tidak kekurangan sesuatu apapun. Aku tidak kekurangan. Aku bisa memberikan kepadamu. Aku tidak kekurangan apapun. Yesus Kristus mengatakan engkau miskin. Engkau buta. Engkau melarat. Engkau telanjang. Banyak dari kita yang tidak suka ketika ada kata Farisi. Karena kita mencap mereka seluruhnya adalah orang-orang munafik. Sebenarnya tidak semua orang Farisi munafik. Tetapi anggaplah seperti itu. Tetapi sebenarnya apa yang menjadi masalah dalam Farisi? Mereka menganggap diri mereka baik-baik tetapi Allah tidak menganggapnya seperti itu. Dengan definisi seperti ini, bukankah kita bisa menjadi orang Farisi? Apakah kita pernah menguji diri kita di hadapan tahta Allah untuk diteropong oleh Dia dengan kaca pembesar sesungguhnya apa yang ada dalam hati kita? Minta Roh Kudus bekerja. Kalau Roh Kudus tidak bekerja, kita akan begini-begini saja. Ada seorang pengkhotbah mengatakan hal ini dan itu adalah benar. Sesungguhnya kalau Roh Kudus, kalau sesungguhnya Allah melihat seseorang, siapapun itu, sesungguhnya yang diperlukan adalah suatu operasi yang besar. Operasi yang besar. Bukan menambah kebaikan di sana sini, menambal dengan Band Aid, tetapi ada operasi yang besar dalam hati.

Spiritual understanding yang kedua adalah Roh Kudus akan membuka pengertian kita untuk melihat apa yang ada di hati Tuhan yang akan diberikan untuk kebutuhan jiwa kita. Ini tadinya tertutup. Ya, ini ada di dalam Alkitab. Saudara mungkin membacanya. Saudara dan saya mengertinya dengan pikiran. Tetapi ini tidak akan mengubah hidup kita, apapun saja, sampai Roh Kudus mengerjakan dalam diri kita sehingga mengerti apa yang kita perlukan dan apa yang Allah maksudkan untuk ini. Pemazmur mengatakan banyaklah pikiran-Mu dan maksud-Mu untuk kami ya Tuhan.

Dalam 1 Korintus 2:11-12 dikatakan “Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Perhatikan, kita menerima Roh yang berasal dari Allah, untuk apa? John Bunyan menyatakan hal ini, John Bunyan menggarisbawahi hal ini, supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Ada pikiran Allah, ada isi hati Allah yang dilimpahkan kepada kita, yang kita tidak akan punya confidence, kita tidak akan tahu, tidak akan yakin dan tidak akan percaya, kalau itu ada pada Dia dan Dia rela dan mau memberikannya kepada kita, kecuali Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita. Sekali lagi melalui firman, Roh akan membukakan seseorang akan keadaan dirinya dan Roh juga akan membuat orang tersebut melihat siapa Allah dan apa yang ada di dalam isi hati-Nya, dan apa yang menjadi keinginan-Nya untuk bisa memenuhi seluruh kebutuhan jiwa orang tersebut. John Bunyan mengatakan, ya, kita bisa mendengar orang berkata kepada kita, Tuhan mengasihi engkau, Tuhan mengampuni engkau, tetapi hanya Roh Kudus saja yang akhirnya bisa membuat mata hati kita tahu apa yang sesungguhnya ada di hati Allah. Ini batu pengujinya. Apakah Saudara dan saya mengenal isi hati Tuhan atau tidak? Apakah Saudara dan saya mengenal bahwa Tuhan mengasihi kita atau tidak? Mengampuni kita? Kita kadang berkata bahwa, ya, saya tahu Tuhan mengampuni, tetapi jikalau ada, ya Tuhan mengasihi, Tuhan memberikan anugerah yang saya perlukan di dalam jiwa saya, kalau itu ada, sungguh-sungguh ada, kenapa tidak ada kegairahan mengejar Allah? Kenapa tidak ada ketekunan untuk mencari Allah? Bagi orang-orang Puritans, ini adalah tanda bahwa sebenarnya Saudara dan saya tahu, tetapi tidak memiliki spiritual understanding. Karena orang yang memiliki spritual understanding, akan membuat orang tersebut bertekun mencari belas kasihan Allah. Bunyan menyatakan seperti perempuan Kanaan itu, meskipun seakan-akan dalam seluruh konteksnya penuh dengan ketidakpastian, dia berteriak-teriak, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku. Yesus, anak Daud, kasihanilah aku.” Dan seluruh murid-murid-Nya menentang dia, “Pergi, sana, perempuan, pergi, sana!” Tetapi dia tekun mengejar Yesus. Dari mana itu? Jawabannya adalah karena Roh Kudus memberikan confidence di dalam dirinya, Yesus suatu saat pasti akan melihat engkau. Itu adalah secercah cahaya di dalam imannya. Bahwa Allah pasti mengasihi engkau. Saudara dan saya bisa digerakkan dengan khotbah seperti ini bahkan. Dan saya harap Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita, tetapi spiritual understanding itu adalah spiritual understanding, itu dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri Saudara dan saya pribadi. Mintalah pertolongan Roh Kudus. Karena tanpa itu kita tidak mungkin mengejar, bergairah dan tekun untuk menghadap wajah Allah. John Bunyan mengatakan tidak ada yang lebih mendorong seseorang untuk tekun mencari Allah dan menangis meminta pengampunan-Nya, dibandingkan dengan pengertian orang tersebut bahwa hati Allah diberikan kepada orang tersebut, dan Allah ingin mengampuni pendosa tersebut. Manusia tanpa spiritual understanding, mungkin saja mengucapkan kalimat-kalimat yang sama di dalam doanya, persis sama dengan orang sebelahnya. Tetapi ada perbedaan yang besar antara seseorang yang memiliki spiritual understanding atau tidak. Yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keinginan yang sungguh. Karena orang tersebut seperti melihat permata dan tahu harganya. Kalau ada permata yang di sebelah sana terjatuh, dan Saudara tidak melihat nilainya, tidak bisa mengerti harganya. Bahkan engkau bergerak menuju ke sana pun suatu pengorbanan bukan? Tetapi kalau Saudara tahu ada permata jatuh di bawah selokan di depan rumah kita, biasanya itu ada setengah meter, kadang dikunci. Kalau lihat itu ada di sana, Saudara tahu harganya, apa yang Saudara dan saya akan lakukan? Kegairahan untuk mendapatkannya sampai dapat. Saya sangat-sangat bersyukur karena menemukan orang-orang Puritans ini. Selalu, kalau kita bicara mengenai Reformed adalah bicara mengenai logika dan itu adalah betul. Itu adalah harus, tetapi orang Reformed memunculkan afeksi sering sekali sebagai tanda kesejatian. Kalau tahu hal-hal yang berharga dari Allah, maka orang tersebut akan menangis, dan berusaha untuk mati-matian untuk meraihnya.

Hal yang ketiga, Roh Kudus akan menolong kita mengerti dan memiliki cara yang benar untuk menghampiri Allah. Ini adalah salah satu spiritual understanding yang lain, tetapi kalau Saudara-saudara mau pisahkan silahkan, karena ini adalah bicara mengenai cara yang benar. Saya akan jelaskan dulu, ini adalah cara hati. Karena jiwa kita tidak tahu dari mana harus memulai dan bagaimana menjalani, bertemu atau menghadap tahta Allah. Saya akan jelaskan di sini. Prinsipnya kita mesti menghampiri Allah dengan keadaan atau cara yang Allah kehendaki. Roh Kudus menolong kita dalam cara kita menghadap Allah. Di sini, orang Puritansconcern dengan satu poin ini, yaitu right frame of heart in prayer. Ada bingkai hati yang benar, baru doa itu dilihat, dipandang, didengar oleh Allah. Saudara-saudara boleh berdoa spontan, tetapi right frame tetap pasti ada di dalam doa spontan itu, untuk doa itu didengar oleh Allah. Thomas Boston menyatakan bahwa kalau kita menghadap Allah di dalam doa seperti menghadap di dalam sebuah pengadilan. Kita harus meletakkan petisi doa kita di dalam style, di dalam form pengadilan sorgawi. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang asing, bukan? Kalau Saudara-saudara pergi ke pengadilan, untuk memperjuangkan perkara, bukankah ada aturan dan caranya memperjuangkan case kita? Apalagi pada zaman dulu bicara mengenai raja-raja, bukankah ada aturan ketika kita datang ke hadapan raja?

Sekarang bicara berkenaan dengan apa itu bingkai hati? Ada banyak hal, tetapi saya akan bicara mengenai 3 hal ini:

  1. Ketika sebuah doa dinaikkan, Tuhan langsung menguji hati kita. Melihat apa yang menjadi akar doa dan spirit doa yang muncul. Ada doa yang muncul dari lust, dari greedy. Ada yang muncul dari bitterness, ada yang muncul dari formalitas, ada doa yang muncul dengan mulut sekedar bunyi atau suatu khayalan. Tuhan hanya mendengar seseorang yang menyampaikan doanya dengan ketulusan. Ketulusan sendiri adalah suatu anugerah di mana seluruh anugerah Allah yang lain terkandung di dalamnya. Ketulusan berarti membawa simplicity of heart di hadapan Allah. Kita membawa permasalahan apa adanya tanpa ditutupi, tanpa ada satu dosa yang disimpan, tanpa ada maksud dosa di depan. Dengan seperti itu, maka ketulusan menjagai kita, setiap doa selalu adalah maksud baik bagi gereja Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya.
  1. Hati yang remuk dan hancur. Ini berkali-kali muncul di dalam Alkitab. Mazmur 51:19, Daud katakan, “Jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Yesaya 66:2, mengatakan Allah memandang kepada yang tertindas dan patah semangatnya, dan yang gentar kepada Firman-Ku. Kadang Roh Kudus membentuk hati yang hancur dan remuk itu di dalam perkataan-perkataan kita kepada jiwa kita sendiri. Dengan self-talk, dengan erangan di dalam hati, tetapi erangan self-talk dengan hati yang remuk dan hancur. Lihatlah Yeremia 31:18-20 misalnya, dikatakan “Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku dan aku telah menerima hajaran seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab engkaulah TUHAN, Allahku. Saudara lihat ayat 20-nya, lihat apa yang Tuhan jawab. “Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku, atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku menyayanginya, demikianlah firman TUHAN.” Saudara mau untuk doa diterima oleh Tuhan, Saudara boleh berdoa apapun saja, dan tidak memperhatikan apa yang Puritans ajarkan kepada kita. Puritans tidak tertarik dengan doa apapun saja. Puritans tertarik dengan doa yang benar. Doa yang didengar oleh Tuhan. Maka di sini adalah frame heart. Bingkai hati harus benar. Ketulusan, hati yang remuk.
  1. Perhatikan kalimat yang tajam ini dari orang-orang Puritans. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesungguhan. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa api. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa rintihan yang dalam. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesadaran ketergantungan mutlak satu-satunya Dia penolongku. Doa kita tidak akan dijawab oleh Tuhan, sampai Saudara dan saya belajar satu hal ini, tidak ada penolong yang lain, hanya Dia yang bisa menolong aku. Untuk itulah Saudara dan saya tahu, untuk hal itu, kita menghampiri Dia dengan kesungguhan, dengan api, dengan rintihan yang dalam, aku tergantung mutlak satu-satunya kepada-Mu. Tidak ada penolong yang lain, hidupku diteruskan atau tidak, tergantung sepenuhnya kepada anugerah-Mu diberikan atau tidak. Siapa yang bisa membentuk ini? Hanya Roh Kudus. Tidak berarti Saudara dan saya pasif, katakan kepada Roh Kudus, bentuklah ini dalam hidupku, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Hana, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Musa, ajarkan aku berjalan bersama Engkau. Siapa yang bisa membuat aku bisa bersungguh-sungguh kalau mataku masih bisa melihat penolong yang lain? Siapa yang bisa membuat orang bersungguh-sungguh di hadapan Tuhan? Tanpa Roh Kudus membentuk ini di dalam hati kita, permohonan kita selalu lemah. Pikiran kita lebih suka dengan hal-hal yang lain di dunia ini. Tanpa Roh Kudus, hati kita dan pikiran kita mengembara ke mana-mana, tidak bisa terfokus, hati kita tidak bulat, kesungguhan kita tumpul, kita menjadi dingin, kita tidak memiliki confidence dan kegairahan menghampiri Tuhan. Sampai Saudara dan saya bisa mengerti prinsip ini, apart from Me you can do nothing. Sekali lagi saya mesti mengatakan, berdoa itu sulit. Ketika saya berkhotbah ini, jangan berpikir saya expert untuk berdoa. Satu kegagalan besar, berkali-kali adalah masalah dalam doa. Jauh lebih sulit daripada berkhotbah. Berdoa menyangkut keseluruhan hidup kita. Kalau membaca buku-buku Puritans, Saudara akan menemukan hal-hal seperti ini. Ternyata doa adalah seluruhnya, bukan sekedar mulut, atau mulut dengan hati saja. Hati harus memiliki right frame. Understanding harus dicelikkan sehingga memiliki spritual understanding sehingga dapat melihat apa yang Allah lihat. Sehingga kita dengan mulut kita berhati-hati bisa mengucapkan kalimat yang tepat berdasarkan kebutuhan kita. Sikap tubuh kita adalah budak dari jiwa. Bukan sesuatu yang sederhana meskipun itu spontan, bukan sesuatu yang sederhana.

Hal yang keempat. Roh Kudus membukakan pengertian luasnya janji-janji Allah dan mendorong kita untuk makin berani berdoa untuk janji-janji itu dengan hormat. Sekali lagi, Alkitab disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, di dalamnya itu berisi begitu banyak janji. Kita bisa membaca, kita bisa menyetujuinya, tetapi kita tidak memiliki gairah untuk mendapatkan janji-janji itu. Kenapa? Karena tidak ada spiritual understanding. Sebelum kita masuk lebih dalam di dalam poin ini. Bukan seperti claim-claim orang Karismatik dalam hal ini, sama sekali bukan. Karena pertama poinnya tentu bukan hal-hal physical, tetapi adalah rohani. Ini bicara mengenai kebutuhan jiwa kita. Orang yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keberanian untuk meminta kepada Allah seturut dengan janji-Nya tetapi tidak akan pernah menjadi kurang ajar. Dia bukan claim seakan-akan Allah berhutang. Tetapi makin hari orang tersebut akan makin bertumbuh di dalam confindence dan keberanian yang disertai hormat dan takut akan Allah. Dia sadar ketidaklayakkannya tetapi berani karena Allah melalui Firman-Nya membuka isi hati-Nya kepada dia. John Bunyan kemudian mengatakan karena hal itu dibukakan oleh Roh Kudus, maka kita bisa melihat di dalam Alkitab sering sekali orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus bisa berargumen dengan Allah dengan permintaan yang kudus dan tepat. Misalnya saja seperti Yakub, dia memegang kakinya Allah dan kemudian dia mengatakan aku tidak akan membiarkan Engkau pergi sebelum Engkau memberkati aku (Kejadian 32:26). Sama seperti Musa mengatakan aku tidak akan bergerak satu langkah dari tempat ini kalau Engkau tidak memimpin aku (Keluaran 33:15). Seperti perempuan Kanaan yang kita pernah dengarkan, engkau tidak layak perempuan, roti-roti ini adalah untuk kaum Israel, dan perempuan Kanaan itu mendesak hati Allah dan mengatakan, ya tapi anjing-anjing itu boleh makan dari remah-remahnya bukan? Seperti Elisa yang mengatakan di mana Allah Tuhan-nya Elia (2 Raja-raja 2:14). Orang-orang ini adalah orang-orang yang memiliki ambisi yang besar bagi Allah. Kalimat-kalimatnya berargumen dengan kudus di hadapan hati Allah. Hati mereka bergairah, bukan karena mereka berani, bukan karena Allah berhutang, tetapi Allah sudah mengirimkan Roh Kudusnya kepada mereka, membukakan isi hati Allah dan janji-janji yang besar bagi mereka. Ini adalah doa yang menyenangkan hati Tuhan.

Hal yang kelima, terakhir. Dari seluruh spiritual understanding 1 sampai 4 ini, pada akhirnya membuat jiwa seseorang bisa tekun berdoa. Godaan, halangan dan taktik Setan selalu berusaha menghentikan doa. Membuat kita sering sekali kelelahan mencari wajah Allah, dan jika doa lama tidak terjawab, maka cobaan-cobaan menjadikan kita kehabisan nafas. Kita terjebak dengan kalimat-kalimat Setan. Yang intinya sama dengan kalimat Setan kepada Hawa, yaitu meragukan Allah yang baik kepada umat-Nya. Setan mengatakan seperti ini, “Ya, engkau memang sudah berdoa, tetapi engkau tidak berhasil, engkau tahu tidak hatimu keras, dingin, tumpul, mati, engkau tidak berdoa dengan tekun. Lihatlah engkau berdoa seperti apa? Engkau berpikir satu hal, berpindah lagi ke tempat yang lain, kamu mungkin pura-pura berdoa, ayo pergi engkau, engkau tahu kan engkau munafik, pergi engkau. Engkau tahu atau tidak seperti itu hati, hatimu seperti itu akan membawa engkau kepada kesia-siaan.” Jiwa yang tidak dicerahkan akan mengatakan, “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Tetapi jiwa yang dicerahkan akan mengerti kalimat Tuhan, dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anaknya dari kandungannya, sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.(Yesaya 49:15) Jiwa yang dicerahkan akan berkata seperti ini, mengapa engkau berkata seperti ini, hai Yakub? Mengapa engkau berkata seperti ini, hai Israel? Bahwa hidupmu tersembunyi dari Tuhan, dan hakmu tidak diperhatikan oleh Allah-ku. Tidakkah engkau tahu dan tidakkah engkau dengar, Tuhan ialah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Dia tidak menjadi lelah dan Dia tidak menjadi lesu, Dia tidak terduga pengertian-Nya, Dia memberi kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Saudara tidak bisa hanya cuma baca kemudian melupakan. Saudara tidak bisa hanya pergi ke gereja dan kemudian pulang saja. Kalau Saudara dan saya mau hidup bisa di dalam ketekunan, di dalam doa. Kita perlu untuk meminta pertolongan Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Bukan karunia-karunia roh, spiritual understanding. Dan itu yang membuat kita boleh bertumbuh. Itu yang membuat kita boleh dewasa di dalam iman. Karena kita bisa mengerti diri kita, mengerti apa yang ada di dalam isi hati Allah, mengerti apa yang dijanjikan dan itu yang membuat kita bisa bertekun melawan seluruh temptation dan seluruh hal yang menentang pengenalan akan Allah. Kiranya Tuhan memimpin kita semua, saya, Saudara dan semua orang yang mendengarkan pada pagi hari ini untuk belajar berdoa. Ingatlah sekali lagi Paulus mengatakan, sebab sesungguhnya aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku harus berdoa. Roh Kuduslah yang menolong kita berdoa.

GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

28 June 2020
Keluarga sebagai Gereja Kecil – Matthew Henry (Seri Puritan 4)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · 1 Korintus 16:19

1 Korintus 16:19

Ini adalah khotbah yang diambil dari Matthew Henry yang berjudul: A Church in the house. Sebuah gereja di rumah kita. Pengertiannya adalah setiap orang tua khususnya suami, ayah, harus menyadari ada jemaat di dalam rumah tangga kita. Dan kita; suami, ayah ditentukan sebagai tuan dan pengelola jemaat itu. Kita harus mengelola jemaat itu seperti hamba Tuhan yang sejati mengelola dan mengarahkan gereja yang Tuhan berikan. Tidak seperti banyak buku parenting dan keluarga Kristen, meskipun itu adalah buku parenting yang baik. Banyak hal buku-buku parenting itu tidak memiliki ikatan yang kuat dengan sense gerejawi. Puritan adalah orang-orang yang jiwanya ada pada gereja Tuhan, gereja lokal. Mereka tahu panggilan Allah secara khusus untuk gereja-Nya. Mereka tidak pernah mempertentangkan antara keluarga dengan gereja. Mereka juga tidak pernah menggunakan dalam tanda negatif atau menempelkan gereja di dalam pengasuhan keluarga mereka saja. Banyak buku-buku parenting yang baik pada masa kini akhirnya menghasilkan satu keluarga yang baik, ‘takut akan Tuhan’. Mungkin dalam kalimat itu, datang, pergi ke gereja. Lalu sudah pergi ke gereja kemudian pulang berpikir makan restoran di mana, kemudian selesai dan puas dengan hal itu. Puritan tidak pernah seperti itu. Apa yang menjadi center dari keluarga pada masa kini? Yaitu keluarga mereka dan gereja lokal ditempelkan dalam hidup keluarga. Yang paling penting adalah keluargaku, kebahagiaannya, dan seluruh kehidupannya. Tetapi yang menjadi center kehidupan isi hati puritan, bahkan seorang ayah yang paling saleh pun adalah gereja Tuhan yang sejati; gereja lokal. Karena di situlah pekerjaan Allah dinyatakan. Puritan menyatakan kepada keluarga mereka, kepada isteri dan anak-anak mereka: Lihatlah gereja, lihat apa yang ditentukan Allah dalam gereja, lihat apa yang ada dalam gereja, lihat prinsip-prinsipnya. Maka dari gereja itulah kita mengerti prinsip-prinsip keluarga kita harus dibangun. Karena seperti seorang hamba Tuhan yang sejati dipanggil Tuhan untuk menggembalakan gereja-Nya. Sama seperti Dia, demikianlah aku, seorang ayah, seorang suami, aku diberikan jemaat kecil untuk aku gembalakan. Bukan keluarga menggantikan gereja, sebaliknya, keluarga dibawa melihat gereja lokal. Gereja adalah isi hati Tuhan. Ya, gereja lokal. Itulah sebabnya gereja lokal harus murni, harus berdedikasi bagi Tuhan. Harus memurnikan diri, menyucikan dirinya dan berdoa begging minta Tuhan hadir di tengah-tengah gereja kita. Minta Tuhan meluruskan, memurnikan kita dan meminta Tuhan memakai kita. Demikian apa yang didoakan gereja, itulah yang didoakan para ayah dan suami di rumah.

Puritan adalah orang yang mengajarkan kita mengasihi Allah dan gereja-Nya. Mereka memiliki high view of the church. Ketika mengajarkan konsep keluarga, sekali lagi mereka mencontoh apa yang Tuhan kerjakan dan perintahkan kepada sebuah gereja lokal. Itulah sebabnya keluarga dididik, patronnya adalah gereja. Keluarga dididik agar menjadi bagian gereja yang sehat. Keluarga dididik agar menghasilkan keluarga yang berjuang bersama-sama dalam gereja lokal. Itu akan menghasilkan kesuksesan gereja. Matthew Henry mengatakan seluruhnya for the prosperity of the church. Pengajaran-pengajaran puritan, termasuk Matthew Henry berkenaan keluarga itu ratusan. Tetapi saudara-saudara akan tahu bahwa center mereka adalah Allah dan mempelai-Nya. Dari situ maka muncul seluruh berkat-berkat untuk keluarga. Sekali lagi, bukan mendidik anak di dalam kekristenan, prinsip-prinsip Kristen saja. Tetapi mendidik anak dalam prinsip-prinsip Kristen yang dikaitkan atau bersumber dari gereja.

Saya akan memberikan suatu hal prinsip di sini. Sekali lagi ini adalah sesuatu yang berbeda dengan apa yang kita ketahui saat ini. Banyak orang itu mendidik keluarganya, akhirnya melepaskan diri dari gereja. Dan selalu akan berpikir bahwa gereja ini tidak beres; itu tidak beres; hamba Tuhannya tidak beres; apapun saja tidak beres. Ya memang, banyak gereja yang tidak beres. Kita juga tidak mengatakan bahwa kita semuanya beres. Tetapi pertanyaannya adalah apakah dirimu, kepala keluarga, juga semuanya beres? Saya mengindikasikan bahwa ini bukan bicara mengenai engkau menyatakan sesuatu keadilan tetapi ada sesuatu self-pride di dalam dirimu. Saudara-saudara harus ingat pada zaman Matthew Henry, ia adalah orang puritan yang bahkan dikeluarkan dari gerejanya. Calvin, Luther dikeluarkan dari gerejanya. Apakah gereja itu beres? Bahkan doktrinnya pun tidak beres, tetapi mereka tidak pahit, lalu memisahkan diri dari gereja Tuhan. Mereka tahu bahwa Allah itu memberikan sarana anugerah dalam gereja-Nya. Sebaliknya, dari kepahitan mereka berusaha untuk meminta Tuhan melakukan reformasi di dalam gereja-Nya. Pada zaman Matthew Henry, waktu itu gereja Anglican terus-menerus berada di dalam pergumulan yang besar karena mereka tidak mau melakukan reformasi total. Tetapi, apapun saja, isi hati Allah ada di dalam gereja. Matthew Henry berseru, “Semua ayah, semua suami, kita dipanggil menjadi hamba Tuhan di dalam gereja kecil kita”. Kita diberikan jemaat yaitu keluarga kita. Salam bagi Akwila, Priskila dan jemaat di rumahmu.” Maka bagi Matthew Henry boleh ditafsirkan ini adalah suatu keluarga mereka, selain tentu ada jemaat yang berkumpul. Kemudian apa yang Matthew Henry tekankan. Ada dua hal yang besar menjadi satu khotbah yang luas.

Yang pertama adalah Matthew Henry membawa pendengarnya untuk melihat prinsip gereja. Dan ini harus menjadi prinsip keluarga kita. Ini bicara berkenaan dengan dedikasi. Apa itu gereja? Gereja adalah kumpulan umat yang didedikasikan bagi Allah. Dipanggil keluar dari dunia, diambil dari kejauhan untuk dibawa mendekat kepada Allah. Allah mengkhususkan kelompok ini untuk diri Allah sendiri. Karena Allah memilih mereka. Maka mereka akhirnya juga memilih Allah untuk menjadi pusat hidupnya. Allah ada di pusat hati gereja. Dan gereja kemudian memisahkan diri dari dunia, hidup bagi Allah. Gereja dipisahkan untuk Allah, untuk menjadi kelompok yang khusus di dunia ini, kerajaan para imam di dunia ini. Seperti gereja itu, maka demikianlah rumah tangga kita seharusnya. Kita, para ayah sendiri harus mempersembahkan diri kita dan keluarga kita bagi Allah. Sehingga keluarga kita menjadi umat-Nya, dan di atas keluarga kita, nama Allah disebut. Sama seperti gereja, maka semua kepentingan-kepentingan keluarga kita, relasi kita, harta milik kita, haruslah dikhususkan bagi Allah.

Perhatikan, misalnya kita sering memperhatikan keuangan gereja, dan itu tidak salah. Kita kadang pada waktu melihat gereja: Mengapa gereja beli ini ya? Mungkin kita berpikir, “Ini tidak boleh. Ini boros.” Bukannya tidak boleh berpikir demikian. Dalam batas-batas tertentu adalah sesuatu yang baik menurut saya. Tetapi pada saat yang sama, dengan prinsip Matthew Henry ini; Matthew Henry mau mengatakan apakah engkau memperhatikan keuangan keluargamu? Apa yang engkau beli? Ini baru berbicara mengenai keuangan, dengan interest, dengan cara, dengan relasi, dalam apapun saja. Engkau meminta gereja seperti itu, engkau harus ingat, engkau sendiri adalah hamba Tuhan di dalam rumahmu. Ketika prinsip ini saya pelajari, saya lihat. Ini sesuatu yang sangat baik membuat kita semua terhindar dari kemunafikan. Sebaliknya, keluarga-keluarga yang berkumpul dalam gereja ini, dengan prinsip ini membuat gereja kita menjadi sebuah gereja yang maju dan sehat. Kembali lagi, ketika Allah memanggil Abraham keluar dari Ur-Kasdim, maka Abraham dan seluruh keluarganya menjadi sebuah gereja yang kecil. Karena mereka menjadi satu kumpulan yang kecil yang bergerak, yang taat kepada peraturan-peraturan Allah, diarahkan oleh Allah dan bergantung kepada janji-janji Allah. Dalam Kejadian 12:5 menyatakan: Mereka membawa semua yang mereka miliki bersama keluarga mereka. Hasil usaha yang dikumpulkan bertahun-tahun bersama dengan jiwa mereka diletakkan di bawah pemerintahan Ilahi dari Allah dan diarahkan mereka berjalan ke tanah Kanaan. Abraham menjadi keluarga yang besar, bukan saja secara angka. Tetapi Abraham menjadi bapa semua orang yang percaya, semua keluarga bahkan keluarga-keluarga yang kecil sesudahnya. Keluarga-keluarga besar dan kecil sesudahnya akan bergabung dan semuanya memiliki satu tanda ini. Tanda yang sama dengan Abraham, yaitu menyerahkan hidup, jiwa dan kepemilikan semuanya untuk kemuliaan Allah. Itulah gereja. Matthew Henry mengatakan seharusnya itulah keluarga kita, gereja yang kecil, jemaat yang kecil ini. Jadi, apa definisi gereja di dalam keluarga? Yaitu ketika semua anggota keluarga kita, termasuk budak pada waktu itu ada, mempersembahkan dirinya, tunduk kepada Allah, membuat diri mereka menjadi milik Allah, sehingga mereka disebut dengan nama Israel; umat kepunyaan Allah. Sebagai kepala keluarga, kita menyerahkan seluruh hak, posisi, kepentingan dan segala yang dimiliki oleh kita, baik jiwa maupun harta untuk digunakan oleh Tuhan. Kita melepaskan segala sesuatu untuk hidup bagi Tuhan saja. Inilah gereja di dalam rumah. Prinsip utama dari bagian pertama ini adalah dedikasi, mempersembahkan keluarga. Ini adalah sesuatu yang berkenan di mata Tuhan. Intinya Matthew Henry mau menyatakan, Engkau kepala keluarga, ubahlah keluargamu menjadi sebuah gereja. Bagaimana keluarga bisa diubah menjadi sebuah gereja, Matthew Henry? Dedikasikan keluargamu. Semua ayah, semua suami, dedikasikan keluargamu untuk melayani dan menghormati Allah. Sehingga rumah tanggamu menjadi Bethel (rumah Allah) dan bukan Beth-aven (rumah kesia-siaan, rumah pelanggaran dari seluruh dosa). Setiap keluarga Kristen, biarlah engkau melakukan dedikasi secara habitually dan virtually. Itu artinya bukan cuma satu kali. Sampai sepanjang jalan hidup, kemudian saudara membuat satu batu-batu pijakan di mana saudara dan saya mendedikasikan ulang keluarga saudara. Bukan saja berbicara berkenaan sesuatu yang sifatnya berdedikasi di dalam hati. Itu sesuatu yang bisa dilihat, yang ada bentuknya. Matthew Henry kemudian menyatakan sama seperti Yakub itu membuat satu dedikasi untuk Betel. Dia mengatakan: Batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku, aku persembahkan sepersepuluh kepada-Mu. Ini adalah bentuk dedikasi yang terlihat. Perhatikan bahwa ketika Yakub menyatakan dedikasi sepuluh persen, itu bukan berbicara mengenai hanya sepuluh persen yang diberikan. Tetapi ini simbol Allah yang memiliki seluruh dia dan kepunyaannya. Sekali lagi ini dilakukan, Matthew Henry menyatakan: Lakukan ini sepanjang engkau hidup, habitually.

Pada waktu orang Israel keluar dari Mesir, maka mereka didedikasikan hidup bagi Allah untuk disunat. Dengan cara disunat, dalam Perjanjian Baru adalah baptis. Yosua mengatakan: Aku dan seisi rumahku akan hidup melayani Allah. Demikian juga dengan Lidia. Demikian juga dengan Daud. Saudara akan menemukan orang-orang yang hidup dan keluarganya didedikasikan, didedikasikan ulang kepada Allah. Sekali lagi itu mengubah keluarga menjadi gereja. Matthew Henry menyerukan seperti ini, “Saudara-saudara, persembahkan keluargamu kepada Tuhan dan mohonlah agar Dia rela datang untuk mengambil engkau menjadi milik-Nya. Jikalau engkau tidak pernah melakukannya, lakukan malam ini dengan keseriusan dan ketulusan hati yang terdalam. Bawalah tabut Allah masuk ke dalam tenda rumahmu. Wajibkan dirimu, seluruh keluargamu dan kepunyaanmu untuk datang kepada-Nya. Gereja adalah masyarakat yang kudus, didirikan untuk menghormati dan melayani Allah di dalam Kristus. Dikhususkan bekerja dan hidup bagi Allah saja. Demikian juga dengan keluarga kita.” Hal yang pertama adalah meminta seluruh kepala keluarga, orang tua untuk mendedikasikan keluarga kita. Ketika itu terjadi, maka bukan bicara mengenai keluarga Kristen tetapi berbicara mengenai gereja di dalam keluarga.

Setelah dedikasi, maka sekarang bagian kedua yang besar adalah apa yang harus dikerjakan? Harus ada yang dikerjakan. Matthew Henry mengatakan demikian: Jikalau engkau berdoa, dan engkau harus berdoa dengan tulus dan tangan yang bersih naik ke gunung Tuhan. Tangan, berbicara mengenai ketaatan. Maka ketika engkau hidup di hadapan Tuhan dengan mengatakan mencari Allah setiap hari tetapi tidak taat, itu adalah mengejek Tuhan. Satu hal mendedikasikan, tetapi ada hal yang harus dilakukan. Matthew Henry sekali lagi memperlihatkan setiap keluarga melihat Kristus dan gereja-Nya. Lihatlah apa yang penting di dalam gereja. Matthew Henry kemudian meringkasnya menjadi tiga hal yang penting di dalam gereja.

Yang pertama adalah doktrin, itu pengajaran. Yang kedua, adalah worship, adalah ibadah. Dan yang ketiga adalah disiplin, yaitu aplikasi ajaran. Kepala keluarga adalah seperti hamba Tuhan, pelayan yang utama bagi jemaatnya. Sama seperti hamba Tuhan, maka hamba Tuhan melayani karena pelayanan itu turun derivative dari Kristus yang memiliki tiga jabatan. Yang pertama adalah Nabi. Yang kedua adalah Imam. Yang ketiga adalah Raja. Hamba Tuhan melakukan tugasnya karena merupakan turunan jabatan Kristus yang menjadi fungsi kita: Raja, Imam dan Nabi di dalam gereja. Dari jabatan Kristus, maka seluruh pelayanan dan fungsi gereja itu ada. Ini yang menjadi penekanannya. Demikian dengan kepala rumah tangga, karena engkau memiliki jemaat. Perhatikan baik-baik, 3 hal ini prinsipnya. Pertama, dengan fungsi nabi; memastikan pengajaran doktrin dalam keluarga kita. Kedua, sebagai fungsi imam; memastikan ibadah terus berjalan dalam keluarga kita. Ketiga, sebagai fungsi raja; meng-establish, membangun disiplin bagi keluarga kita. Tiga hal ini: family doctrine, family worship, dan family discipline. Saya akan masuk satu-persatu.

  1. Mengokohkan doktrin atau ajaran di dalam keluarga kita.

Di sini kepala keluarga harus deal sebagai man of knowledge. Dalam 1 Petrus 3:7, di dalam bahasa Indonesia dan di dalam bahasa Inggris, ESV tidak terlalu terlihat. Tetapi dalam King James Version begitu terlihat. Di dalam bahasa Indonesia adalah: Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu. Di dalam King James-nya dikatakan: Likewise, ye husbands, dwell with them according to knowledge. According to knowledge. Prinsip Matthew Henry mengatakan bahwa setiap suami, engkau harus menjadi man of knowledge. Man of knowledge kemudian diturunkan kepada keluargamu, sehingga keluargamu mendapatkan benefits. Untuk hal ini, maka ada dua hal pokok yang harus dilakukan. Pertama, adalah membaca Alkitab kepada keluarga kita. Yang kedua, mengajarkan katekisasi kepada keluarga kita.

Saya akan masuk ke dalam yang pertama: membacakan Alkitab kepada keluarga kita. Matthew Henry mengatakan sama seperti gereja, prinsipnya sama, lebih baik tidak ada roti di rumahmu daripada tidak ada pembacaan Firman Tuhan. Ini adalah makanan rohani yang paling dibutuhkan. Ini adalah sesuatu hal yang tajam saudara-saudara, adalah sekali lagi mengatakan: Lebih baik tanpa roti di rumah anda dari pada tanpa Firman. Ini prinsip yang sama, gereja tidak ada uang itu tidak ada apa-apa. Tidak ada Firman, gereja itu celaka! Tetapi apa gunanya kita memiliki Alkitab di rumah tetapi tidak pernah membacanya? Jangan menjadikan Alkitab sesuatu yang asing dalam rumah tangga kita. Mungkin engkau melihat anak-anakmu membaca banyak buku, tetapi Alkitab ditinggalkan. Alkitab adalah center dan prioritas di dalam keluarga kita. Matthew Henry kemudian menegaskan ini: Lihatlah semua orang bijak dan orang yang terbaik yang ada di dalam dunia ini, mereka mendapatkan reputasinya dari satu hal ini, adalah knowledge of scripture. Sebaliknya, lihatlah orang-orang yang binasa, orang-orang ditandai dengan satu hal ini: lack of the knowledge of scripture. Matthew Henry mengatakan, “Biarkan saya jemaat, dengan seluruh kesungguhan di dalam hati saya untuk membawa, membuat anda membaca Alkitab sebagai bagian ibadah keluarga anda setiap hari.” Kalimat ini sendiri sesuatu yang berat saudara-saudara. Tetapi ini yang Matthew Henry lakukan dan ini adalah puritan. Jangan hanya menyukai anak-anakmu membaca Alkitab. Itu baik, tetapi sangat mungkin mereka membaca seperti bahan bacaan lain di sekolah. Tetapi bawa anakmu membaca dengan sikap hati yang hormat. Membawa mereka mengerti bahwa Firman Tuhan hadir dengan otoritas yang melebihi semua buku yang ada. Ketika engkau berdoa kepada Tuhan, dan Dia menjawab engkau melalui Firman-Nya, maka dari sanalah communion with God terjadi. Kemudian Matthew Henry menuliskan sebuah kalimat yang menjadi slogan hidupnya, “Tidak ada yang paling indah di dunia ini selain hidup yang habis dipakai oleh Allah dan memiliki communion dengan Dia setiap hari.”

Hal yang kedua, adalah engkau harus melakukan katekisasi bagi anak-anakmu dan bahkan bagi pembantumu. Saudara tentu tahu, saya pernah bicara berkenaan dengan hal ini. Samuel Rutherford, misalnya, memiliki jemaat dan kemudian suatu hari Archbishop Ussher datang ke kotanya secara menyamar, diam-diam. Kemudian dia datang ke satu rumah dari jemaat Samuel Rutherford dan seperti biasa akan ada tanya jawab Alkitab setiap hari. Orang itu diikutsertakan dan kemudian Archbishop Ussher yang menyamar bertanya, “Ada berapa perintah hukum Tuhan?” Dan salah satu dari anggota keluarga, sangat mungkin sebenarnya bukan anaknya, tetapi budaknya mengatakan, “Sebelas.” Kemudian pemimpin keluarga itu agak malu, dan dia mau menegur orang ini yang sangat mungkin budak itu. Tetapi kemudian Archbishop Ussher mengatakan, “Jangan, jangan, sudah.” Keesokan harinya, hari Minggu Archbishop Ussher berkhotbah kemudian dia mengkhotbahkan perintah yang ke-11 (hukum yang ke-11) yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri dan kasihilah Tuhan Allahmu. Orang-orang pada waktu itu mengerti benar Alkitab. Kenapa? Karena kepala keluarga melakukan katekisasi kepada keluarga mereka. Ulangan 6:7 mengatakan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu. Katekisasi adalah pengajaran Alkitab dan doktrin-doktrin Kristen dengan metode tanya jawab. Katekisasi sangat penting membuat anggota keluarga kita mengerti Alkitab beserta dengan aplikasinya. Matthew Henry menegaskan biarlah kita mengingat musuh sangat rajin, jangan dia mencuri sewaktu keluarga kita tertidur. Berapa banyak dari orang Kristen yang anaknya itu imannya gugur, menjadi ateis, menjadi percaya dengan hal-hal yang lain di dalam dunia ini, tidak lagi kuat untuk melawan dunia, filsafat-filsafat dan agama-agama lain ada dalam pikirannya. Tepatnya, pikiran dan hati mereka ditaklukkan oleh dunia. Karena apa? Karena mereka tidak mengenal firman Allah. Mereka mungkin pergi ke gereja di tengah-tengah kita, tetapi mereka tidak mengerti, mengenal firman Allah. Mereka mungkin tahu harus pergi ke gereja, di gereja enak kok, ada teman-temannya. Tetapi pikiran mereka sudah tertawan, tercuri dengan filsafat dan agama dunia ini. Tidak mengerti firman Tuhan membuat kita terjebak, diserang terbuka oleh setan. Hal yang lain adalah, mengapa pengajaran dan katekisasi yang dilakukan gereja sering tidak effektif? Karena tidak ada katekisasi di dalam keluarga. Ingatlah perawat yang terbaik bukan di Rumah Sakit, tetapi seorang ibu. Guru yang terbaik bukan di sekolah tetapi orang tua.

Itulah sebabnya Amsal 4:3-4 mengatakan: Ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai seorang anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku katanya kepadaku: “Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.” Dalam area ini, Matthew Henry menekankan sekali bagaimana tanggung jawab kita untuk mendidik anak-anak kita. Tiga hal ini dia tekankan. Yang pertama adalah anak-anak sejak kecil sudah mampu hidup menghormati Tuhan. Jangan mengecilkan anak kecil. Mereka mampu menghormati Tuhan atau melawan Tuhan. Matthew Henry mengatakan, buatlah mereka mengerti bahwa mereka adalah persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. Hal yang kedua adalah, anak-anak adalah benih untuk melayani Tuhan di dunia ini nantinya. Sehingga nama Tuhan akan diperhitungkan dari generasi ke generasi. Anak-anak dirancang untuk menghadirkan Injil dan kebaikan di dunia ini, di zaman yang di depan setelah kita. Hal yang ketiga adalah anak-anak diciptakan untuk hidup di dunia yang lain dari dunia ini. Anak-anak dibuat untuk hidup dalam realm kekekalan. Setiap anak memiliki jiwa yang tidak bisa binasa, yang kekal entah di sorga maupun neraka. Yang sementara akan menentukan di dalam kekekalan. Matthew Henry kemudian menyatakan, “Sanggupkah engkau menanggung kesedihan jikalau karena kecerobohanmu dan ketidakpedulianmu, anak-anak berjalan dalam dosa dan binasa selamanya?” Jangan engkau menghadirkan kutuk Allah kepada mereka karena darah mereka akan ditimpakan di atas kepalamu. Ada satu kalimat dari John Flavel yang sangat tajam di sini, “Apakah engkau bisa menanggung kesedihan kekal ketika melihat anak-anakmu berada di sisi kiri Kristus pada waktu penghakiman terakhir?” Dalam poin ini Matthew Henry menutup dengan sesuatu yang indah, saudara perhatikan: “Engkau tidak dapat memberikan anugerah keselamatan kepada anak-anakmu.” Saudara-saudara tahu bahwa semua orang puritan, saya boleh katakan 99 persen, karena ada beberapa yang tidak, adalah orang-orang reformed dan mereka percaya, dan kami percaya berkenaan dengan predestinasi. Keselamatan hanya anugerah Allah dan bukan usaha dari manusia. Matthew Henry mengatakan bahwa engkau tidak dapat memberikan anugerah keselamatan kepada anak-anakmu. Engkau tidak bisa menghadirkan pertobatan kepada mereka dengan pengajaran-pengajaran konstan yang aku katakan di atas. Tetapi jika engkau melakukan dengan sungguh-sungguh dari hati dan mengajarkan Firman dan doktrin kepada keluarga kita, jika engkau mengajar dengan baik, dengan jalan yang benar, mendorong mereka di jalan yang selayaknya mereka tempuh, jikalau engkau berdoa bagi mereka dan berdoa bersama dengan mereka dan memberikan contoh hidup yang baik dan membicarakan keberadaan jiwa mereka kepada mereka, engkau telah melakukan bagianmu. Kemudian engkau bisa dengan rest meletakkan case ini dan keberhasilannya di tangan Tuhan yang setia. Kalau saudara membaca tulisan-tulisan orang-orang puritan ketika bicara tentang kedaulatan Allah, ketetapan Allah dan predestinasi, dia tidak pernah melihat Allah itu sebagai mesin yang besar. Mereka selalu melihat di dalam relasi kita dengan Allah, adalah berbicara mengenai aspek pengudusan, ada tanggung jawab besar yang Tuhan berikan kepada kita.

  1. Memastikan ibadah keluarga kita.

Ada beberapa poin di sini saya tidak akan membahasnya karena tidak ada waktu. Seluruh khotbah ini membawa saudara untuk bisa menyukai dan coba meneliti lebih lanjut dari buku-bukunya. Seorang kepala keluarga haruslah memastikan ibadah dalam keluarga.

Yang pertama adalah mengakui kebergantungan kita kepada Allah. Saya sebenarnya langsung surprise dengan kalimat yang sederhana ini. Matthew Henry langsung masuk ke inti hati dan rohani kita. Apakah dosa yang tertua dari manusia? Yaitu kesombongan. Apa yang menjadi masalah besar orang-orang Israel yaitu ilah. Dan dua hal ini akan menjadi satu. Manusia selalu ingin bergantung kepada diri sendiri atau orang lain atau keadaan lain selain Allah, dan ketika kemudian berhasil dalam hidupnya membuat kita sombong dan memiliki ilah. Jikalau Tuhan mau menghancurkan dosa kesombongan, maka kita sering sekali dibuat gagal. Gagal bergantung kepada siapapun dan apapun saja selain bergantung kepada Allah. Itu tindakan Allah untuk menghancurkan ilah-ilah dalam hidup kita. Matthew Henry mendorong kepada setiap pemimpin keluarga untuk membawa seluruh keluarganya mengakui kebergantungan kepada Allah. Kita tahu bahwa hal ini yang paling sulit diajarkan dalam hidup kita. Matthew Henry kemudian membawa kita untuk melihat seluruh yang kita dapatkan adalah hasil dari Kristus Yesus yang datang dengan tangan-Nya yang berdarah. Ingatlah semua yang kita miliki dari berkat Tuhan. Dia yang menentukan pasangan kita. Dia memberikan kita anak-anak. Dia memberikan segala kepunyaan kita, harta benda. Dia yang menebus hidup kita. Dia membuat keluarga kita diberkati. Dalam Kristus seluruh bumi akan mendapat berkat.

Hal yang kedua adalah mengakui dosa-dosa kita yang melawan Tuhan. Perhatikan apa yang saya dapatkan dari sini. Dosa dari masing-masing anggota keluarga kita; akibatnya adalah kepada seluruh keluarga kita. Alkitab menyatakan, dosa-dosa keluarga Eli, padahal yang melakukan dosa itu adalah anaknya. Dalam Kitab Keluaran, Allah mengatakan, Allah akan memperhitungkan dosa ayah diperhitungkan kepada anak-anaknya, keturunan yang kedua dan ketiga. Ketika Daud benar maka berkat akan datang kepada seluruh keluarganya. Ketika dia berzinah, maka seluruh keluarganya mendapatkan kecelakaan. Saya tidak mau membuat saudara-saudara menjadi paranoid di sini. Kemudian saudara lihat dosa papa saudara atau dosa anak saudara lalu kemudian rasa insecure. Saya akan mendudukannya di dalam tempat yang sehat. Perhatikan baik-baik, ini bicara berkenaan dengan komunitas. Allah memandang kita dalam sebuah komunitas. Allah tidak memandang saudara secara individual. Itulah sebabnya orang Israel itu dilihat sebagai komunitas. Itulah sebabnya Allah itu melihat gereja, bukan kerohanianmu sendiri. Kembali seluruh keluarga harus mengakui dosa-dosa kita. Matthew Henry menyatakan: Betapa menyedihkan kondisi keluarga-keluarga yang berdosa bersama-sama tetapi tidak pernah berdoa bersama-sama.

Hal yang ketiga, yaitu memberikan ucapan syukur keluarga kita karena berkat yang sudah diterima dari Tuhan. Sekali lagi, maka Matthew Henry melukiskan betapa banyaknya berkat pemeliharaan, perlindungan yang Tuhan berikan. Perhatikan bagaimana Tuhan membangunkan kita dan dapat berkumpul pada pagi hari, dan pada malam hari kita bisa berkumpul bersama-sama pulang dengan selamat setelah kita bekerja. Kita diberikan perlindungan yang besar, kita diberikan kesehatan, kesembuhan dari sakit, diberikan makan dan minum, tenda untuk tidur. Biarlah kita bersama-sama dengan kaum Israel, keluarga Harun dan Lewi menyatakan: Kasih setia-Nya tetap untuk selama-lamanya.

Keempat adalah menyampaikan permohonan untuk belas kasihan dan anugerah Allah yang ada di depan. Kita ingat bahwa Paulus pun minta untuk jemaat mendoakan dia. Maka demikian juga untuk seluruh keluarga biarlah kita boleh satu dengan yang lain mendoakan, saling mendoakan untuk keperluan anugerah di depan.

Hal yang kelima adalah berdoa syafaat bagi orang lain. Gereja harus bersyafaat kepada orang lain untuk hamba-hamba Tuhan lain, gereja-gereja lain di seluruh muka bumi. Demikianlah juga dengan keluarga kita. Doakan untuk tetangga-tetangga kita dan juga orang-orang yang kita temui.

  1. Meneguhkan disiplin keluarga.

Dalam hal ini ada dua hal yang dinyatakan oleh Matthew Henry. Dia menggunakan kata countenance dan kemudian discountenance. Ini adalah bicara berkenaan dengan seseorang yang memandang dengan wajahnya yang muncul dari hatinya dan wajahnya menyingkapkan sesuatu. Kalau ada sesuatu yang baik di dalam keluarga kita, yang dikerjakan oleh anak-anak kita. Maka Matthew Henry menggunakan kata countenance. Bukan sekedar cuma memuji,” Oh bagus, bagus.” Ketika saya mempelajari ini, itu artinya keluar dari hati kita kepada anak-anak kita atau kepada keluarga kita. Bukan sekedar basa-basi untuk memuji. Segenap hati dan terlihat dari wajah. Tetapi hal yang kedua adalah tunjukkan berkenaan dengan discountenance; menegur segala sesuatu yang jahat di dalam keluarga kita. Menegur kesombongan, nafsu, kemalasan, membuang waktu, kebohongan, fitnah. Jangan biarkan ragi mengkhamiri seluruh adonan. Dan lakukan teguran untuk menjaga kehormatan Allah, bukan karena interest kita. Dengan lembut hati dan hikmat. Tunjukan dirimu lebih tidak senang dengan apa yang merupakan pelanggaran terhadap Tuhan, apa yang hanya menghina atau merusak dirimu sendiri. Jadikan penghuni-penghuni rumah kita adalah penghuni-penghuni kebenaran. Sehingga dosa tidak berteduh di dalam rumah kita.

Saya tahu banyak dari saudara yang pemuda, pekerja, yang belum menikah. Tetapi saudara-saudara harus tahu akan menemukan khotbah-khotbah seperti ini, yang seakan-akan tidak ada relasinya dalam hidup saudara, yang adalah khotbah yang paling sulit saudara lakukan ketika saudara-saudara sudah berumur dan menikah. Kalau saudara tidak mau mendengarkan pada saat ini dan tidak mau belajar melakukannya, Saudara tidak mungkin bisa membangun seluruh yang dikatakan Matthew Henry hanya dengan membalik tangan saudara dalam satu hari.  Ini adalah sesuatu komitmen hati berjalan bersama Tuhan setiap hari, sepanjang hidup sulitnya luar biasa. Kalau saudara tidak hati-hati memilih teman hidup yang tidak memiliki habitual seperti ini, dalam beberapa bulan seluruh kebiasaan ini akan hilang. Dan saudara tidak bisa untuk membangunnya di dalam waktu singkat. Maka saudara-saudara, apakah engkau pemuda, apakah engkau pekerja, apakah engkau sudah berkeluarga, apakah engkau senior? Bersama-sama dengan saya, dedikasikan keluarga dan hidup kita sekali lagi pada hari ini dipakai untuk kemuliaan Allah. Untuk dijadikan satu dengan denyut jantung-Nya, yaitu gereja-Nya.

Matthew Henry menekankan hal-hal ini dengan mengatakan: Inilah berkat yang Tuhan akan berikan. Ada enam hal. Yang pertama adalah Tuhan akan tinggal bersama di rumahmu. Ini adalah berkat yang terbesar. Hal yang kedua, Tuhan akan menjadi pelindung keluargamu. Hal yang ketiga, engkau akan mengusir setan dengan kuasa Tuhan keluar dari keluargamu. Jika rumahmu tidak dijadikan gereja, di mana Tuhan memerintah, maka setan dan kejahatan akan berdiam di dalam keluargamu. Hal yang keempat, engkau akan mendapatkan kenikmatan hidup di dalam keluargamu. Berapa banyak orang yang tidak mendapatkan kenikmatan hidup di dalam keluarganya? Adalah bukan karena apapun saja, tetapi karena tidak ada Tuhan yang memberkati dan hadir dalam keluargamu. Tetapi kalau seluruh keluarga itu kesukaannya di dalam Tuhan yang hadir, maka ada kenikmatan kita di dalam keluarga kita. Hal yang kelima, ini adalah warisan dari generasi ke generasi yang kokoh. Mengapa ada satu generasi yang terhilang. Mengapa ada gereja yang decline? Apakah itu tanggung jawab dari satu orang, majelisnya, penatuanya, hamba Tuhannya? Ya benar, dalam Alkitab pemimpin-pemimpin gereja, imam-imam banyak menyeleweng sehingga ada decline. Tetapi itu diikuti oleh seluruh Israel yang hatinya sendiri sudah mendua. Itu diikuti oleh keluarga-keluarga yang tidak saleh dan tidak hidup berdedikasi bagi Allah. Hal yang keenam, terakhir. Itu adalah kesejahteraan gereja lokal dan akhirnya menjadi berkat bagi dunia. Matthew Henry menyatakan: Setiap orang harus menyapu di depan pintunya sendiri maka kemudian jalan akan manjadi bersih. Jika ada sebuah gereja di setiap rumah, maka akan ada gereja di negeri kita, yang menjadikan pujian bagi Allah di seluruh muka bumi dan keindahan dan kedamaian bagi Inggris. Demikian kata dari Matthew Henry,” Kita tidak bisa melayani negara ini lebih baik lagi dari membuat keluarga kita menjadi sebuah gereja.”

Seorang bernama George Whitefield, adalah seorang yang dipakai Tuhan untuk melakukan satu kebangunan rohani. Kalau saudara-saudara melihat Great Awakening, kebangunan yang besar pada abad ke-18 awal, maka salah satu orang dibaliknya bernama George Whitefield. Dia berkeliling ke mana pun saja, dan dua benua dikelilinginya. Setiap kali dia berkhotbah, dia yang membuka pelayanan khotbah secara massal di depan ribuan orang, bahkan pada waktu itu tanpa speaker. Allah menghadirkan ribuan, puluhan ribu di dalam khotbahnya. Diperkirakan sepanjang pelayanannya, dia menjangkau jutaan orang, mungkin 3-4 juta. Bahkan ada yang mengatakan sampai 10 juta. Dia juga yang dipakai untuk membangunkan John dan Charles Wesley untuk hidup melayani Tuhan, menjadi pengkhotbah KKR di jalanan. Setiap kali George Whitefield berkhotbah, maka di kota itu 80 persen orang-orang datang ke tempat kebaktiannya. Begitu jelas tangan Tuhan ada di atas kepalanya. Seorang reformed yang berkuasa dan berkobar-kobar bagi Allah. Khotbah yang begitu tajam dan masuk ke dalam setiap hati orang yang mendengarnya. Dalam buku hariannya, ketika ditanya: George Whitefield, dari mana sumber khotbahmu? Maka George Whitefield mengatakan, “Sumber khotbah saya adalah dari commentary Matthew Henry.” George Whitefield membaca commentary Matthew Henry sepanjang hidupnya empat kal, dari depan sampai belakang. Setiap kali dia membaca sambil berlutut. Kalau saudara-saudara kembali menelusuri ke Matthew Henry dan tanya kepada dia: Dari mana engkau punya doktrin? Dari mana engkau punya pengajaran? Dari mana engkau mau mengasihi Alkitab? Maka seluruh tulisan Matthew Henry adalah seluruh tulisan khotbah yang dibukukan. Setiap bagian-bagian Alkitab. Maka dia akan mengatakan: Dari papaku, Philip Henry. Setiap pagi dan sore hari dia mengumpulkan kami untuk melakukan family altar, membaca Alkitab dan kemudian mengertinya. Luar biasa keluarga ini! Dari rumah, yang didedikasikan sebagai gereja, melakukan semua yang Matthew Henry lakukan karena dia mencontoh papanya. Tuhan membawa pembicaraan di rumah itu pergi ke seluruh benua, dikhotbahkan oleh George Whitefield dan banyak orang-orang lain yang membaca commentary Matthew Henry. Itu adalah pekerjaan Tuhan. Minggu yang lalu saya sudah pernah berbicara tentang John Owen, yang ia ragu akan imannya dan kemudian mendengarkan khotbah dari seseorang yang dia sampai mati tidak lagi ketemu dan tidak tahu siapa. Dan pagi hari ini, saudara-saudara mendengar seorang yang dipakai Tuhan dan Firman-Nya itu mempertobatkan jutaan orang, tetapi itu lahir dari satu keluarga yang bahkan mungkin sebelum pagi ini saya berkhotbah, saudara tidak kenal siapa. Apakah ini sesuatu yang kecil? Khotbah ini sesuatu yang biasa? Ini adalah sesuatu di rumah tangga? Setia dalam perkara-perkara kecil maka saudara akan melihat bagaimana Tuhan mengerjakan hal-hal yang besar di dalam kedaulatan-Nya, seturut dengan waktu-Nya. Kiranya Tuhan menjadikan keluarga kita gereja-Nya.

 

1 Korintus 14:15; Roma 8:26-27 Puritans adalah orang-orang yang sangat suka berdoa. Apa yang disebut dengan sangat suka berdoa? Dua hal ini. Pertama adalah mereka berjam-jam dalam sehari berdoa dan bermeditasi di dalam Firman. Yang kedua adalah mereka suka selalu memiliki sikap hati yang berdoa. Mereka mengerti kalimat Yesus Kristus berdoalah setiap waktu. Jika kita tanya kepada Puritans, “Puritans, saya mau berdoa, faktor apa yang penting yang saya harus ketahui ketika saya bisa berdoa dengan sukses?” Maka Puritans dalam banyak bukunya, bukan cuma John Bunyan, memiliki kalimat yang sama, “Jikalau engkau mau belajar berdoa. Engkau mau sukses untuk berdoa? Satu hal ini, belajar bergantung mutlak kepada Roh Kudus.” Puritans menekankan prinsip ini. Doa haruslah benar. True. Yaitu diterima oleh Allah dan itu artinya sesuai kehendak-Nya. Dan untuk hal ini, kita semua memerlukan pertolongan Roh Kudus. Saudara tentu bisa berdoa apapun saja. Tetapi Puritans tidak tertarik dengan hal itu. Dia hanya tertarik untuk satu hal. Doa yang benar. Berdoa yang benar. Dan apakah berdoa yang benar itu? Ketika kita berdoa didengar dan diterima oleh Allah. Engkau dan saya bisa berdoa. Berkali-kali kita berdoa. Sekali lagi Puritans tidak tertarik untuk hal itu. Untuk apa kita berdoa tetapi doa itu tidak didengar dan tidak dijawab oleh Tuhan. Dia tertarik mendalami Alkitab, apa prinsipnya doa yang didengar dan dijawab oleh Alkitab. Roma 8:26-27 tadi ditulis oleh Paulus. Paulus adalah seorang yang besar, seorang yang dipakai oleh Tuhan, seorang misionaris, seorang pendiri gereja di berbagai kota. Dia adalah raksasa rohani. Semua dia bisa kerjakan bukan? Tetapi di dalam Roma 8 ini ditulis. Sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Ini kalimat yang mencengangkan. Siapa yang tidak tahu berdoa? Tetapi Alkitab mengatakan. Paulus yang mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Saya sudah pernah mengatakan dari mimbar ini. Kalau kita mau berjalan bersama dengan Tuhan. Kalau kita mau melakukan duty sebagai orang Kristen. Maka kita akan makin lama makin menyadari. Hal yang termudah menurut pikiran kita adalah paling sulit untuk kita kerjakan. Dan itu adalah berdoa. Berdoa itu sulit sekali. Paulus sendiri menyatakan aku tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Paulus kemudian mengatakan Roh itu yang menolong, membantu. Artinya dia tidak berdaya. Ketika kalimat Alkitab mengatakan Roh itu membantu bagaimana seseorang berdoa. Itu tidak berarti bahwa orang tersebut menjadi pasif. Tetapi itu berarti bahwa kita tidak akan berhasil berdoa dan diterima oleh Allah tanpa bantuan Roh Kudus. Sebaliknya orang yang mengerti ayat ini adalah orang yang aktif mencari. Aktif berdoa. Aktif mengejar Allah. Tetapi dia sekali lagi tahu bahwa dia tidak akan berhasil tanpa bantuan Roh Kudus. Sebelum saya masuk di dalam pembacaan buku John Bunyan berkenaan dengan hal ini. Saya akan membawa kepada Saudara-saudara apa yang ditulis oleh Thomas Manton. Dia menyatakan mengapa harus Roh Kudus Alkitab menyatakan kemutlakkan keperluan pertolongan Roh Kudus di dalam doa. Dan Thomas Manton berbicara berkenaan 4 hal tetapi saya akan berbicara 3 tentang hal ini: Pertama adalah secara natur dari economical Trinity. Kalau di dalam teologia, bicara berkenaan dengan Allah Tritunggal maka ada 2 hal yaitu ontological Trinity dan economical Trinity. Ontological adalah bicara berkenaan dengan hakekatnya. Economical adalah bicara mengenai Trinity dalam pelayanan-Nya. Secara economical Trinity. Di dalam kaitannya dengan doa. Doa yang benar adalah kita berdoa kepada Bapa melalui Kristus sebagai mediator dengan Roh Kudus sebagai penolong kita. Hal yang kedua. Alkitab mengajarkan, Yesus pemimpin gereja di dalam kemanusiaan-Nya selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Secara spiritualitas, semua tugas orang Kristen seharusnya merupakan pimpinan Roh Kudus. Di dalam hal ini saya akan memberikan beberapa ayat Alkitab. Seluruh ayat Alkitab yang pagi ini saya tampilkan di dalam poin ini Alkitab mengajarkan kepada kita ada relasi yang kuat sekali antara Yesus dengan pimpinan Roh Kudus. Jikalau Yesus sendiri dipimpin oleh Roh Kudus, masakan kita tidak mencari pimpinan Roh Kudus. Kita berpikir bahwa Dia Tuhan dan Dia bisa berjalan ke mana-mana sendiri. Ya benar, tetapi Alkitab juga menyatakan sisi yang lain bahwa Dia adalah manusia yang sejati. Dia mengajarkan kepada gereja-Nya sebagai manusia yang sejati kita harus dipimpin oleh Roh Kudus melakukan segala duties of Christian. Lihatlah ayat-ayat ini, Saudara akan melihat bahwa ketidak mungkinan terpisah antara Yesus dengan Roh Kudus. Saudara lihat di dalam inkarnasinya. Lukas 1:35, Yesus dipimpin oleh Roh Kudus sejak dari inkarnasi ketika Roh Kudus menaungi Maria. Hal yang kedua, misalnya Matius 3:16, di dalam baptisan setelah Yesus dibaptis, maka langit terbuka dan dia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Hal yang lain adalah Lukas 4:1, di dalam temptation, Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari sungai Yordan lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Lihatlah events of Christ. Seluruhnya Yesus ada, Roh Kudus ada. Pada waktu Yesus kembali dari Galilea dan masuk ke tempat ibadah, Lukas 4:14 menyatakan. Bagaimana dengan miracle? Kita berpikir bahwa Alkitab selalu akan bicara mengenai Yesus mengerjakan miracle sendiri, ya di dalam ketuhanan-Nya. Tetapi di tempat yang lain, Saudara akan menemukan begitu banyak ayat berkenaan ketergantungan Yesus kepada Roh Kudus. Matius 12:28, Kisah Para Rasul 10:38. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya? Bagaimana dengan korban-Nya sebelum kebangkitan? Ibrani 9:14 mengatakan. Kita jarang sekali mengkhotbahkan hal ini. Kita berbicara berkenaan dengan Kristus yang mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib. Tetapi ayat ini unik. Bagaimana dengan kebangkitan-Nya. Roma 8:11. Siapa yang membangkitkan Yesus Kristus? Alkitab mengatakan Allah membangkitkan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan Yesus bangkit sendiri. Tetapi juga di dalam ayat ini dikatakan Roh Kudus membangkitkan Kristus. Bagaimana dengan deklarasi Dia sebagai anak Allah. 1 Timotius 3:16. Sekarang kita akan lihat Yohanes 3:34. Roh Kuduslah yang mengkuduskan Human Nature of Christ dan memenuhinya dengan anugerah yang diterima-Nya. Kita sedang berbicara berkenaan dengan mengapa kita harus bergantung mutlak kepada Roh Kudus. Yang pertama karena memang natur pekerjaan economical Trinity. Roh Kudus ditentukan Allah, diperkenalkan oleh Kristus kepada gereja-Nya sebagai penolong kita di dalam melakukan seluruh duties of Christian dan terutama di dalam doa. Di dalam Roma 8 Paulus mengatakan aku tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus. Kalau berdoa, kita sering sekali dalam keadaan konteks hidup yang kita tidak tahu bagaimana harus berdoa. Menyadari hal ini akan meremukkan hati kita dan akan membantu kita. Katakan kepada Allah, Tuhan aku tidak tahu bagaimana harusnya aku berdoa saat ini. Bantulah aku. Roh Kudus nyatakan apa yang seharusnya aku doakan. Kenapa harus Roh Kudus. Yang ketiga, Thomas Manton menyatakan. Karena doktrin doa berdasarkan doktrin adopsi. Kalau tidak diadopsi oleh Allah, Saudara dan saya tidak layak dan tidak bisa. Tidak berhak untuk berdoa. Roma 8:15 mengatakan kita tidak mungkin bisa mengucapkan sesuatu dan diterima oleh Allah di sana sebelum kita didamaikan dengan Allah dan dapat memanggil Allah sebagai Bapa kita dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sekali lagi poin utama John Bunyan adalah kita tidak mungkin sukses berdoa tanpa bantuan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membantu kita. Pertanyaannya adalah membantu di dalam hal apa? Maka Puritans mengatakan segalanya. Segalanya. Di dalam beberapa poin yang dituliskan oleh John Bunyan maka Saudara-saudara akan mengerti apa itu segalanya. Dia merangkumkan dengan dua kata ini yaitu Roh Kudus mengajarkan kita, Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Di dalam 1 Korintus 14:15 tadi yang kita baca. Banyak orang Karismatik mengatakan ini adalah bicara berkenaan dengan bahasa Roh. Sebenarnya bukan. Poinnya bukan di sana. Orang-orang Puritans pun tidak menyatakan poinnya ada di sana. Kalau Tuhan memberikan kepada kita karunia berbahasa Roh, silakan berbahasa Roh. Tetapi jikalau tidak, maka kita tidak usah mengada-adakannya. Karena itu bukan suatu yang essential. Masih banyak karunia lain yang Tuhan akan berikan kepada kita. Tetapi intinya adalah kalau Roh Kudus bekerja, baik dengan bahasa Roh atau tidak, apakah kita memiliki spiritual understanding? Ada orang yang mengatakan memiliki bahasa Roh tetapi sebenarnya tidak memiliki spiritual understanding. Juga ada orang yang menolak bahasa Roh tetapi juga tidak memiliki spiritual understanding. Ada orang yang menerima bahasa Roh ataupun orang itu tidak menerima bahasa Roh kedua-duanya memiliki spiritual understanding. Intinya bukan menerima bahasa Roh atau tidak. Itu adalah perdebatan gereja yang tidak penting. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kita, ketika berdoa, diajar oleh Roh sehingga kita mempunyai spiritual understanding. Spiritual understanding selalu akan bersangkut paut dengan Firman. Ini bukan pekerjaan Roh Kudus jika tanpa Firman. Sebaliknya Roh Kudus akan membawa kita untuk masuk ke dalam kedalaman akan Firman. Apa yang disebut spiritual understanding itu? Ada beberapa hal: Spiritual understanding yang pertama, yang diajarkan Roh Kudus kepada seseorang. Membuat orang itu mengerti apa yang sesungguhnya jiwa seseorang perlukan. Tanda pertama Roh Kudus ketika mengajarkan seseorang berdoa yaitu spiritual understanding. Apa itu spiritual understanding John Bunyan? Dia kalau mengajar engkau berdoa, membuat engkau mengerti apa yang sesungguhnya jiwamu perlukan. Jiwa manusia terlalu dalam. Hati saudara dan saya terlalu dalam. Kita sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hati kita. Kita tidak tahu keadaan hati kita sebenarnya seperti apa. Karena itulah kita tidak tahu apa yang kita perlukan. Sehingga kita tidak tahu sesungguhnya apa yang harus kita doakan. Sama seperti seorang anak kecil. Dia bicara berkali-kali aku mau main, aku mau hujan-hujanan, aku mau minta permen, terus seperti itu keluar dari mulutnya. Hanya orang tua yang tahu sesungguhnya apa yang diperlukan anak itu. Sampai setelah bertahun-tahun maka anak tersebut akan berterima kasih kepada orang tuanya, ketika dia dewasa karena orang tuanya tidak memberikan banyak hal yang dia minta sebelumnya. Sekali lagi, tanpa Roh Kudus, kita tidak memiliki spiritual understanding terhadap jiwa kita sendiri. Apa yang sebenarnya ada dalam hatiku Tuhan? Apa yang terjadi dalam jiwaku? Kita bukanlah hakim yang handal untuk menilai keadaan diri kita sendiri. Pandangan kita terbatas. Kita cenderung memanjakan daging. Kita memisahkan tujuan dari sarana-sarana. Sama seperti ibu Yohanes dan Yakobus yang meminta kepada Yesus dan kemudian Yesus mengatakan kamu tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu minta. Tanpa pertolongan dari Roh Kudus, kita akan meminta batu daripada roti. Kita akan meminta kalajengking daripada ikan. Kita akan berdoa untuk hal-hal yang mencelakakan kita dan melawan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi kita sendiri. Kita sering berdoa melawan belas kasihan Tuhan. Kita mungkin meminta sesuatu yang menyakiti diri kita nantinya. Kita sering meminta sesuatu yang memberi makan keinginan berdosa, lust dan sinful desire kita. Banyak sekali kita berdoa untuk hal-hal yang sebenarnya kita tidak benar-benar perlukan. Sebaliknya kita lupa dan bahkan tidak tahu hal-hal yang seharusnya kita doakan. Pada prinsipnya, kita berdoa untuk sesuatu yang bukan kehendak Allah. Korupsi, dosa, selalu ada pada orang Kristen terbaikpun. Kita terlalu lemah. Dalam pandangan Allah, sering kita mengambil teman kita yang sebenarnya mendatangkan kutuk bagi kita. Kita sering menilai sesuatu yang baik itu adalah suatu kejahatan. Sekali lagi berdoa dengan pengertian rohani. Spiritual understanding. Roh Kudus melalui Firman-Nya mencerahkan pikiran kita sehingga mengerti apa yang sebenarnya jiwa kita perlukan. Saya mau mengingatkan Saudara-saudara akan gereja di Laodikia. Jelas sekali mereka tidak memiliki spiritual understanding. Alkitab mengatakan mereka berpikir mereka kaya dan mereka tidak kekurangan sesuatupun. Tetapi Alkitab mengatakan Yesus menegur mereka. Engkau miskin, engkau buta, engkau melarat, engkau telanjang. Berapa banyak dari Saudara dan saya pada pagi hari ini berpikir bahwa engkau dan saya adalah dalam keadaan baik-baik saja. Saya tidak bicara berkenaan dengan jasmani. Jasmani Saudara-saudara bisa terlihat dalam keadaan baik. Engkau dan saya berpikir bahwa dalam keadaan rohani, saya orang Kristen yang baik. Seharusnya memang seperti ini. Oh, saya baik-baik saja kok. Saya melayani. Saya menjadi pengurus. Saya dekat dengan gereja. Saya memberikan perpuluhan. Seluruhnya baik. Siapa yang pernah membawa dirinya di hadapan Allah untuk diteropong sampai sedalam-dalamnya? Sama seperti orang-orang di Laodikia ini. Aku kaya, aku tidak kekurangan sesuatu apapun. Aku tidak kekurangan. Aku bisa memberikan kepadamu. Aku tidak kekurangan apapun. Yesus Kristus mengatakan engkau miskin. Engkau buta. Engkau melarat. Engkau telanjang. Banyak dari kita yang tidak suka ketika ada kata Farisi. Karena kita mencap mereka seluruhnya adalah orang-orang munafik. Sebenarnya tidak semua orang Farisi munafik. Tetapi anggaplah seperti itu. Tetapi sebenarnya apa yang menjadi masalah dalam Farisi? Mereka menganggap diri mereka baik-baik tetapi Allah tidak menganggapnya seperti itu. Dengan definisi seperti ini, bukankah kita bisa menjadi orang Farisi? Apakah kita pernah menguji diri kita di hadapan tahta Allah untuk diteropong oleh Dia dengan kaca pembesar sesungguhnya apa yang ada dalam hati kita? Minta Roh Kudus bekerja. Kalau Roh Kudus tidak bekerja, kita akan begini-begini saja. Ada seorang pengkhotbah mengatakan hal ini dan itu adalah benar. Sesungguhnya kalau Roh Kudus, kalau sesungguhnya Allah melihat seseorang, siapapun itu, sesungguhnya yang diperlukan adalah suatu operasi yang besar. Operasi yang besar. Bukan menambah kebaikan di sana sini, menambal dengan Band Aid, tetapi ada operasi yang besar dalam hati. Spiritual understanding yang kedua adalah Roh Kudus akan membuka pengertian kita untuk melihat apa yang ada di hati Tuhan yang akan diberikan untuk kebutuhan jiwa kita. Ini tadinya tertutup. Ya, ini ada di dalam Alkitab. Saudara mungkin membacanya. Saudara dan saya mengertinya dengan pikiran. Tetapi ini tidak akan mengubah hidup kita, apapun saja, sampai Roh Kudus mengerjakan dalam diri kita sehingga mengerti apa yang kita perlukan dan apa yang Allah maksudkan untuk ini. Pemazmur mengatakan banyaklah pikiran-Mu dan maksud-Mu untuk kami ya Tuhan. Dalam 1 Korintus 2:11-12 dikatakan “Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Perhatikan, kita menerima Roh yang berasal dari Allah, untuk apa? John Bunyan menyatakan hal ini, John Bunyan menggarisbawahi hal ini, supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Ada pikiran Allah, ada isi hati Allah yang dilimpahkan kepada kita, yang kita tidak akan punya confidence, kita tidak akan tahu, tidak akan yakin dan tidak akan percaya, kalau itu ada pada Dia dan Dia rela dan mau memberikannya kepada kita, kecuali Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita. Sekali lagi melalui firman, Roh akan membukakan seseorang akan keadaan dirinya dan Roh juga akan membuat orang tersebut melihat siapa Allah dan apa yang ada di dalam isi hati-Nya, dan apa yang menjadi keinginan-Nya untuk bisa memenuhi seluruh kebutuhan jiwa orang tersebut. John Bunyan mengatakan, ya, kita bisa mendengar orang berkata kepada kita, Tuhan mengasihi engkau, Tuhan mengampuni engkau, tetapi hanya Roh Kudus saja yang akhirnya bisa membuat mata hati kita tahu apa yang sesungguhnya ada di hati Allah. Ini batu pengujinya. Apakah Saudara dan saya mengenal isi hati Tuhan atau tidak? Apakah Saudara dan saya mengenal bahwa Tuhan mengasihi kita atau tidak? Mengampuni kita? Kita kadang berkata bahwa, ya, saya tahu Tuhan mengampuni, tetapi jikalau ada, ya Tuhan mengasihi, Tuhan memberikan anugerah yang saya perlukan di dalam jiwa saya, kalau itu ada, sungguh-sungguh ada, kenapa tidak ada kegairahan mengejar Allah? Kenapa tidak ada ketekunan untuk mencari Allah? Bagi orang-orang Puritans, ini adalah tanda bahwa sebenarnya Saudara dan saya tahu, tetapi tidak memiliki spiritual understanding. Karena orang yang memiliki spritual understanding, akan membuat orang tersebut bertekun mencari belas kasihan Allah. Bunyan menyatakan seperti perempuan Kanaan itu, meskipun seakan-akan dalam seluruh konteksnya penuh dengan ketidakpastian, dia berteriak-teriak, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku. Yesus, anak Daud, kasihanilah aku.” Dan seluruh murid-murid-Nya menentang dia, “Pergi, sana, perempuan, pergi, sana!” Tetapi dia tekun mengejar Yesus. Dari mana itu? Jawabannya adalah karena Roh Kudus memberikan confidence di dalam dirinya, Yesus suatu saat pasti akan melihat engkau. Itu adalah secercah cahaya di dalam imannya. Bahwa Allah pasti mengasihi engkau. Saudara dan saya bisa digerakkan dengan khotbah seperti ini bahkan. Dan saya harap Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita, tetapi spiritual understanding itu adalah spiritual understanding, itu dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri Saudara dan saya pribadi. Mintalah pertolongan Roh Kudus. Karena tanpa itu kita tidak mungkin mengejar, bergairah dan tekun untuk menghadap wajah Allah. John Bunyan mengatakan tidak ada yang lebih mendorong seseorang untuk tekun mencari Allah dan menangis meminta pengampunan-Nya, dibandingkan dengan pengertian orang tersebut bahwa hati Allah diberikan kepada orang tersebut, dan Allah ingin mengampuni pendosa tersebut. Manusia tanpa spiritual understanding, mungkin saja mengucapkan kalimat-kalimat yang sama di dalam doanya, persis sama dengan orang sebelahnya. Tetapi ada perbedaan yang besar antara seseorang yang memiliki spiritual understanding atau tidak. Yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keinginan yang sungguh. Karena orang tersebut seperti melihat permata dan tahu harganya. Kalau ada permata yang di sebelah sana terjatuh, dan Saudara tidak melihat nilainya, tidak bisa mengerti harganya. Bahkan engkau bergerak menuju ke sana pun suatu pengorbanan bukan? Tetapi kalau Saudara tahu ada permata jatuh di bawah selokan di depan rumah kita, biasanya itu ada setengah meter, kadang dikunci. Kalau lihat itu ada di sana, Saudara tahu harganya, apa yang Saudara dan saya akan lakukan? Kegairahan untuk mendapatkannya sampai dapat. Saya sangat-sangat bersyukur karena menemukan orang-orang Puritans ini. Selalu, kalau kita bicara mengenai Reformed adalah bicara mengenai logika dan itu adalah betul. Itu adalah harus, tetapi orang Reformed memunculkan afeksi sering sekali sebagai tanda kesejatian. Kalau tahu hal-hal yang berharga dari Allah, maka orang tersebut akan menangis, dan berusaha untuk mati-matian untuk meraihnya. Hal yang ketiga, Roh Kudus akan menolong kita mengerti dan memiliki cara yang benar untuk menghampiri Allah. Ini adalah salah satu spiritual understanding yang lain, tetapi kalau Saudara-saudara mau pisahkan silahkan, karena ini adalah bicara mengenai cara yang benar. Saya akan jelaskan dulu, ini adalah cara hati. Karena jiwa kita tidak tahu dari mana harus memulai dan bagaimana menjalani, bertemu atau menghadap tahta Allah. Saya akan jelaskan di sini. Prinsipnya kita mesti menghampiri Allah dengan keadaan atau cara yang Allah kehendaki. Roh Kudus menolong kita dalam cara kita menghadap Allah. Di sini, orang Puritansconcern dengan satu poin ini, yaitu right frame of heart in prayer. Ada bingkai hati yang benar, baru doa itu dilihat, dipandang, didengar oleh Allah. Saudara-saudara boleh berdoa spontan, tetapi right frame tetap pasti ada di dalam doa spontan itu, untuk doa itu didengar oleh Allah. Thomas Boston menyatakan bahwa kalau kita menghadap Allah di dalam doa seperti menghadap di dalam sebuah pengadilan. Kita harus meletakkan petisi doa kita di dalam style, di dalam form pengadilan sorgawi. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang asing, bukan? Kalau Saudara-saudara pergi ke pengadilan, untuk memperjuangkan perkara, bukankah ada aturan dan caranya memperjuangkan case kita? Apalagi pada zaman dulu bicara mengenai raja-raja, bukankah ada aturan ketika kita datang ke hadapan raja? Sekarang bicara berkenaan dengan apa itu bingkai hati? Ada banyak hal, tetapi saya akan bicara mengenai 3 hal ini: Ketika sebuah doa dinaikkan, Tuhan langsung menguji hati kita. Melihat apa yang menjadi akar doa dan spirit doa yang muncul. Ada doa yang muncul dari lust, dari greedy. Ada yang muncul dari bitterness, ada yang muncul dari formalitas, ada doa yang muncul dengan mulut sekedar bunyi atau suatu khayalan. Tuhan hanya mendengar seseorang yang menyampaikan doanya dengan ketulusan. Ketulusan sendiri adalah suatu anugerah di mana seluruh anugerah Allah yang lain terkandung di dalamnya. Ketulusan berarti membawa simplicity of heart di hadapan Allah. Kita membawa permasalahan apa adanya tanpa ditutupi, tanpa ada satu dosa yang disimpan, tanpa ada maksud dosa di depan. Dengan seperti itu, maka ketulusan menjagai kita, setiap doa selalu adalah maksud baik bagi gereja Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya. Hati yang remuk dan hancur. Ini berkali-kali muncul di dalam Alkitab. Mazmur 51:19, Daud katakan, “Jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Yesaya 66:2, mengatakan Allah memandang kepada yang tertindas dan patah semangatnya, dan yang gentar kepada Firman-Ku. Kadang Roh Kudus membentuk hati yang hancur dan remuk itu di dalam perkataan-perkataan kita kepada jiwa kita sendiri. Dengan self-talk, dengan erangan di dalam hati, tetapi erangan self-talk dengan hati yang remuk dan hancur. Lihatlah Yeremia 31:18-20 misalnya, dikatakan “Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku dan aku telah menerima hajaran seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab engkaulah TUHAN, Allahku. Saudara lihat ayat 20-nya, lihat apa yang Tuhan jawab. “Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku, atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku menyayanginya, demikianlah firman TUHAN.” Saudara mau untuk doa diterima oleh Tuhan, Saudara boleh berdoa apapun saja, dan tidak memperhatikan apa yang Puritans ajarkan kepada kita. Puritans tidak tertarik dengan doa apapun saja. Puritans tertarik dengan doa yang benar. Doa yang didengar oleh Tuhan. Maka di sini adalah frame heart. Bingkai hati harus benar. Ketulusan, hati yang remuk. Perhatikan kalimat yang tajam ini dari orang-orang Puritans. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesungguhan. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa api. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa rintihan yang dalam. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa kesadaran ketergantungan mutlak satu-satunya Dia penolongku. Doa kita tidak akan dijawab oleh Tuhan, sampai Saudara dan saya belajar satu hal ini, tidak ada penolong yang lain, hanya Dia yang bisa menolong aku. Untuk itulah Saudara dan saya tahu, untuk hal itu, kita menghampiri Dia dengan kesungguhan, dengan api, dengan rintihan yang dalam, aku tergantung mutlak satu-satunya kepada-Mu. Tidak ada penolong yang lain, hidupku diteruskan atau tidak, tergantung sepenuhnya kepada anugerah-Mu diberikan atau tidak. Siapa yang bisa membentuk ini? Hanya Roh Kudus. Tidak berarti Saudara dan saya pasif, katakan kepada Roh Kudus, bentuklah ini dalam hidupku, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Hana, apa yang Engkau bentuk di dalam hati Musa, ajarkan aku berjalan bersama Engkau. Siapa yang bisa membuat aku bisa bersungguh-sungguh kalau mataku masih bisa melihat penolong yang lain? Siapa yang bisa membuat orang bersungguh-sungguh di hadapan Tuhan? Tanpa Roh Kudus membentuk ini di dalam hati kita, permohonan kita selalu lemah. Pikiran kita lebih suka dengan hal-hal yang lain di dunia ini. Tanpa Roh Kudus, hati kita dan pikiran kita mengembara ke mana-mana, tidak bisa terfokus, hati kita tidak bulat, kesungguhan kita tumpul, kita menjadi dingin, kita tidak memiliki confidence dan kegairahan menghampiri Tuhan. Sampai Saudara dan saya bisa mengerti prinsip ini, apart from Me you can do nothing. Sekali lagi saya mesti mengatakan, berdoa itu sulit. Ketika saya berkhotbah ini, jangan berpikir saya expert untuk berdoa. Satu kegagalan besar, berkali-kali adalah masalah dalam doa. Jauh lebih sulit daripada berkhotbah. Berdoa menyangkut keseluruhan hidup kita. Kalau membaca buku-buku Puritans, Saudara akan menemukan hal-hal seperti ini. Ternyata doa adalah seluruhnya, bukan sekedar mulut, atau mulut dengan hati saja. Hati harus memiliki right frame. Understanding harus dicelikkan sehingga memiliki spritual understanding sehingga dapat melihat apa yang Allah lihat. Sehingga kita dengan mulut kita berhati-hati bisa mengucapkan kalimat yang tepat berdasarkan kebutuhan kita. Sikap tubuh kita adalah budak dari jiwa. Bukan sesuatu yang sederhana meskipun itu spontan, bukan sesuatu yang sederhana. Hal yang keempat. Roh Kudus membukakan pengertian luasnya janji-janji Allah dan mendorong kita untuk makin berani berdoa untuk janji-janji itu dengan hormat. Sekali lagi, Alkitab disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, di dalamnya itu berisi begitu banyak janji. Kita bisa membaca, kita bisa menyetujuinya, tetapi kita tidak memiliki gairah untuk mendapatkan janji-janji itu. Kenapa? Karena tidak ada spiritual understanding. Sebelum kita masuk lebih dalam di dalam poin ini. Bukan seperti claim-claim orang Karismatik dalam hal ini, sama sekali bukan. Karena pertama poinnya tentu bukan hal-hal physical, tetapi adalah rohani. Ini bicara mengenai kebutuhan jiwa kita. Orang yang memiliki spiritual understanding akan memiliki keberanian untuk meminta kepada Allah seturut dengan janji-Nya tetapi tidak akan pernah menjadi kurang ajar. Dia bukan claim seakan-akan Allah berhutang. Tetapi makin hari orang tersebut akan makin bertumbuh di dalam confindence dan keberanian yang disertai hormat dan takut akan Allah. Dia sadar ketidaklayakkannya tetapi berani karena Allah melalui Firman-Nya membuka isi hati-Nya kepada dia. John Bunyan kemudian mengatakan karena hal itu dibukakan oleh Roh Kudus, maka kita bisa melihat di dalam Alkitab sering sekali orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus bisa berargumen dengan Allah dengan permintaan yang kudus dan tepat. Misalnya saja seperti Yakub, dia memegang kakinya Allah dan kemudian dia mengatakan aku tidak akan membiarkan Engkau pergi sebelum Engkau memberkati aku (Kejadian 32:26). Sama seperti Musa mengatakan aku tidak akan bergerak satu langkah dari tempat ini kalau Engkau tidak memimpin aku (Keluaran 33:15). Seperti perempuan Kanaan yang kita pernah dengarkan, engkau tidak layak perempuan, roti-roti ini adalah untuk kaum Israel, dan perempuan Kanaan itu mendesak hati Allah dan mengatakan, ya tapi anjing-anjing itu boleh makan dari remah-remahnya bukan? Seperti Elisa yang mengatakan di mana Allah Tuhan-nya Elia (2 Raja-raja 2:14). Orang-orang ini adalah orang-orang yang memiliki ambisi yang besar bagi Allah. Kalimat-kalimatnya berargumen dengan kudus di hadapan hati Allah. Hati mereka bergairah, bukan karena mereka berani, bukan karena Allah berhutang, tetapi Allah sudah mengirimkan Roh Kudusnya kepada mereka, membukakan isi hati Allah dan janji-janji yang besar bagi mereka. Ini adalah doa yang menyenangkan hati Tuhan. Hal yang kelima, terakhir. Dari seluruh spiritual understanding 1 sampai 4 ini, pada akhirnya membuat jiwa seseorang bisa tekun berdoa. Godaan, halangan dan taktik Setan selalu berusaha menghentikan doa. Membuat kita sering sekali kelelahan mencari wajah Allah, dan jika doa lama tidak terjawab, maka cobaan-cobaan menjadikan kita kehabisan nafas. Kita terjebak dengan kalimat-kalimat Setan. Yang intinya sama dengan kalimat Setan kepada Hawa, yaitu meragukan Allah yang baik kepada umat-Nya. Setan mengatakan seperti ini, “Ya, engkau memang sudah berdoa, tetapi engkau tidak berhasil, engkau tahu tidak hatimu keras, dingin, tumpul, mati, engkau tidak berdoa dengan tekun. Lihatlah engkau berdoa seperti apa? Engkau berpikir satu hal, berpindah lagi ke tempat yang lain, kamu mungkin pura-pura berdoa, ayo pergi engkau, engkau tahu kan engkau munafik, pergi engkau. Engkau tahu atau tidak seperti itu hati, hatimu seperti itu akan membawa engkau kepada kesia-siaan.” Jiwa yang tidak dicerahkan akan mengatakan, “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Tetapi jiwa yang dicerahkan akan mengerti kalimat Tuhan, dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anaknya dari kandungannya, sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.(Yesaya 49:15) Jiwa yang dicerahkan akan berkata seperti ini, mengapa engkau berkata seperti ini, hai Yakub? Mengapa engkau berkata seperti ini, hai Israel? Bahwa hidupmu tersembunyi dari Tuhan, dan hakmu tidak diperhatikan oleh Allah-ku. Tidakkah engkau tahu dan tidakkah engkau dengar, Tuhan ialah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Dia tidak menjadi lelah dan Dia tidak menjadi lesu, Dia tidak terduga pengertian-Nya, Dia memberi kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Saudara tidak bisa hanya cuma baca kemudian melupakan. Saudara tidak bisa hanya pergi ke gereja dan kemudian pulang saja. Kalau Saudara dan saya mau hidup bisa di dalam ketekunan, di dalam doa. Kita perlu untuk meminta pertolongan Roh Kudus membukakan kepada kita spiritual understanding. Bukan karunia-karunia roh, spiritual understanding. Dan itu yang membuat kita boleh bertumbuh. Itu yang membuat kita boleh dewasa di dalam iman. Karena kita bisa mengerti diri kita, mengerti apa yang ada di dalam isi hati Allah, mengerti apa yang dijanjikan dan itu yang membuat kita bisa bertekun melawan seluruh temptation dan seluruh hal yang menentang pengenalan akan Allah. Kiranya Tuhan memimpin kita semua, saya, Saudara dan semua orang yang mendengarkan pada pagi hari ini untuk belajar berdoa. Ingatlah sekali lagi Paulus mengatakan, sebab sesungguhnya aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku harus berdoa. Roh Kuduslah yang menolong kita berdoa.
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

21 June 2020
Bersekutu dengan Allah – John Owen (Seri Puritan 3)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · 2 Korintus 13:13

2 Korintus 13:13

Khotbah John Owen berjudul Communion with God. Communion with God adalah communion with the Triune God. Communion dengan Allah Tritunggal. Alkitab dengan jelas menyatakan kita dipanggil untuk menyembah Allah Tritunggal di dalam Yesus Kristus. Itu artinya pasti ada perbedaan penyembahan antara agama Kristen dengan agama-agama lain yang menyembah Allah hanya satu saja. Ada perbedaan dengan orang-orang lain yang menyembah Allah itu polytheism karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang Trinitarian, Monotheism yang Kristus centric. Allah itu satu adanya, meskipun begitu, adalah benar untuk mengenali perbedaan di antara masing-masing pribadi-Nya. Perbedaan ini bukan suatu keterpisahan. Alkitab mengajar kita untuk mengenali perbedaan di antara masing-masing pribadi-Nya dan memperbolehkan kita memiliki communion dengan tiap-tiap pribadi-Nya. Ini adalah communion yang memegang unity and diversity dari Allah Tritunggal. Banyak orang melihat Allah Tritunggal bukanlah doktrin yang penting atau doktrin yang tidak berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sebagian orang Kristen mengatakan doktrin Allah Tritunggal itu mengawang-awang di udara dan hanya cocok untuk dibicarakan di dalam kelas filsafat dan teologia saja. Bagi Puritan tidak seperti itu. Doktrin Tritunggal adalah riil, adalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan Sum Total dari seluruh kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bergaul dengan setiap pribadi Allah Tritunggal. Dan dari sanalah seluruh kasih dan kebaikan Allah itu diberikan kepada kita. Sekali lagi, Allah Tritunggal adalah dasar dari seluruh kehidupan Kristiani kita. Summary kehidupan Kristen bisa dikatakan sebagai persekutuan dengan Allah Tritunggal. Dan dari Allah Tritunggal-lah maka seluruh hal yang baik untuk kenyamanan jiwa kita itu, kita terima.

Saudara-saudara, di sini dikatakan Communion with God. Apa arti Communion itu? Communion berbeda dengan communication dan berbeda dengan union. Communication adalah pertukaran ide, pertukaran opini dari kedua belah pihak. Tetapi communion adalah suatu sharing yang intim, yang dalam. Communion itu di dalamnya ada communication dan orang yang ber -communion itu memiliki kerinduan berkomunikasi lebih banyak, lebih dalam, lebih besar daripada hanya sekedar communication. Sebenarnya gambaran yang paling tepat dari communion adalah sepasang suami istri yang sedang bersetubuh. Sepasang suami istri yang saling mencintai satu dengan yang lain. Di situ ada tindakan untuk memberi dan menerima kedua belah pihak. Saudara-saudara perhatikan orang-orang Puritan sangat menekankan hal ini: communion with God, intimacy with God, sehingga salah satu kesukaan orang-orang Puritan adalah Kitab Kidung Agung. Di sana dinyatakan bagaimana dua orang kekasih yang merayakan cinta dengan seluruh tindakan aktivitasnya dan sex adalah puncaknya yang tertinggi. Suatu communion antara Allah Tritunggal dengan kita. Itulah sebabnya ketika saudara melihat segala sesuatu gerakan yang menyimpangkan sex, apakah itu adalah suatu pornografi atau suatu gerakan LGBTQ, itu bukan suatu gerakan yang sekedar mem- promote dosa kenajisan di dunia ini tetapi itu adalah suatu tindakan yang menyerang Kristologi.

Kita ditebus untuk apa? Untuk communion with God, untuk mengenal Allah dan dikenal lebih dalam oleh Allah. Communion berbicara panggilan untuk mendekat. Lihatlah orang-orang yang ada di dalam Alkitab. Ada keintiman yang dalam dengan Allah. Alkitab mengatakan: Henokh berjalan bersama dengan Allah, Abraham adalah sahabatnya Allah, Daud adalah biji matanya Allah. Pemazmur mengatakan, “You are my portion, You are my refuge, O Lord.” Semua bicara tentang satu hal ini: keintiman dengan Allah. Perhatikan hal yang penting di dalam communion ini. Di dalam communion harus ada unsur menerima dan memberi kedua belah pihak. Communion bukan saja menerima, communion adalah menerima dan memberi, ini adalah mutual relation. Tidak ada communion di mana tidak ada participation. Ini adalah sesuatu yang penting sekali.

Orang-orang Puritan, orang-orang Reformed selalu mengajarkan ketetapan Allah, kedaulatan Allah, ketidakberubahan Allah, tetapi responnya tidak pernah menjadi seorang apatis Calvinism, seorang Calvinist yang tidak berperasaan, seorang Calvinist yang berpikir bahwa respon-respon seseorang itu tidak relevan di dalam isi hatinya Allah. Kalau saudara-saudara membaca tulisan-tulisan dari Puritan, maka saudara akan menemukan bahwa Kekristenan itu adalah agama hati. Kalimat ini bukan saja berbicara mengenai motivasi yang benar, tetapi ini adalah bicara berkenaan dengan inti pergaulan bersama dengan Allah yang melibatkan hati, hati Allah dan hatiku. Allah yang berdaulat yang tidak berubah itu, bukan dipandang sebagai mesin yang besar. Dia tidak statis tetapi dinamis sekali. Dia bisa didukakan atau disukakan oleh keputusan-keputusaan kita bahkan di saat Dia berada di dalam realm kekekalan saat ini. Inilah orang-orang Puritan, teologia Reformed yang sangat kokoh dan solid. Tidak kompromi dan mengajarkan dengan taruhan darahnya. Tetapi saudara melihat bagaimana teologia yang solid itu menghasilkan suatu kehidupan yang berkobar bagi Allah. Kenapa saat ini kita makin mempelajari teologia, kita makin dingin dan makin kaku, makin tidak berdoa? Orang-orang Puritan adalah seorang pendoa yang sangat kuat sekali dan doanya lahir dari teologia Reformed yang sangat ketat ini. Bagi saya ini bukan suatu tambahan, teologia Reformed kemudian ditambahkan doa, tetapi ini sebenarnya hasil dari ketaatan kalau kita mengerti teologia Reformed. Sungguh-sungguh mengerti, bukan dengan pikiran saja tapi dengan hati. Maka ketaatan kepada apa yang kita mengerti itu menghasilkan doa yang tekun. Kita adalah orang-orang yang berteologia Reformed yang berkobar-kobar bagi Allah. Ada suatu communion di dalam hati, dari hati kita kepada Allah.

Saya sudah berbicara berkenaan dengan communication dan communion, sekarang saya akan bicara berkenaan dengan union. Union with Christ, kesatuan dengan Kristus adalah dasar dari kemungkinan communion with God atau boleh dikatakan adalah communion with God adalah buah yang mengalir keluar dari union with Christ. Persekutuan dengan Allah lahir dari kesatuan kita dengan Kristus. Perhatikan sekarang hal yang penting ini ditegaskan oleh Owen: Union with Christ itu stabil, tetap, tidak bergoncang dan tidak bisa hilang, tetapi communion with God itu sering terjadi naik turun dan bahkan kadang sering terjadi block. Kadang kita merasa jauh dari Tuhan dan kadang kita merasa sangat dekat dengan Tuhan. Pergumulan apa pun yang terjadi di dalam hidup kita tidak pernah membuat resiko kepada union with Christ, tetapi jelas ada masa-masa di dalam kehidupan pemercaya, communion with God itu terasa seperti terputus. Sekali lagi, apa pun keadaan saudara dan saya, jikalau kita ada di dalam Yesus Kristus, Dia tidak berubah, Dia tetap memegang kita, Dia adalah setia meski kita tidak setia. Tetapi Dia tidak mengijinkan kita terus tetap di dalam dosa. Dia tidak terus membiarkan kita tidak taat. Dia bisa diam. Dia bisa mendisplinkan kita. Dia bisa untuk sesaat menutup wajah-Nya terhadap kita. Alkitab mengatakan: Dia sering sekali menghajar kita seperti bapak menghajar anak-anaknya tetapi semuanya dilakukan-Nya di dalam kasih-Nya kepada kita dan itu adalah communion with God.

Malam hari itu ketika Kristus mau meninggalkan murid-murid-Nya dan besok pergi ke atas kayu salib dan besok mereka semua akan tercerai-berai, di dalam Yoh. 14-16, saudara menemukan hal ini: Seluruh murid-murid-Nya gelisah, Yesus mengatakan, “Jangan gelisah hatimu.” Apa yang membuat mereka gelisah? Salah satu yang membuat mereka gelisah yang disoroti oleh Owen di sini adalah mereka tidak yakin apa pendapat Allah kepada mereka. Mereka tahu bahwa Yesus Kristus mengasihi mereka, tetapi bagaimana pendapat Allah terhadap mereka? Apa yang dipikirkan-Nya? Apa isi hati Allah kepada mereka? Mungkin kemarahan, mungkin ketidakpedulian. Di sini poin yang Owen itu majukan. Kita sering berpikir seperti murid-murid Yesus berpikir bahwa Yesus mengasihi aku dan atribut Yesus adalah kasih, tetapi tidak demikian dengan Allah. Kita berpikir bahwa Allah itu Maha Kuasa, berdaulat, suci adanya, Allah yang seperti itu adalah Allah yang judgemental, yang keras, yang jauh, yang tidak terhampiri. Banyak orang yang kemudian takut kepada Allah dan berusaha untuk menghindari-Nya. Tetapi kemudian Yesus tiba-tiba berbicara dan ini adalah satu ayat kunci, saudara bisa lihat di dalam Yoh. 16:26-27. Yesus mengatakan, “Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku.Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu…” Perhatikan baik-baik ayat ini, Yesus katakan Aku tidak lagi meminta kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu. Ini tidak bicara bahwa kita tidak perlu lagi mediatorship dari Yesus Kristus, kita tetap memerlukan mediatorship dari Yesus Kristus sampai selama-lamanya. Tetapi yang mau ditekankan dalam ayat ini adalah adanya keberadaan kasih Bapa yang exist untuk kita. Banyak dari kita tidak memperhatikan kasih Allah ini. Sekali lagi, kita berpikir bahwa Yesus itu mengasihi tetapi Allah itu tidak.

Saudara-saudara, di dalam Perjanjian Lama, Musa pernah berdoa Show me Thy Glory dan kemudian Allah itu berjalan melewati di depan dia. Allah yang Kudus yang kemuliaan-Nya adalah kekudusan-Nya. Apakah saudara dan saya mengingat apa yang diucapkan Allah ketika Dia berjalan? Kel. 34:5-6 mengatakan: Berjalanlah Tuhan di depan Musa dan kemudian berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayangdan pengasih, panjang sabar,berlimpah kasih-Nyadan setia-Nya.” Perhatikan apa yang dimunculkan di sini, ketika Allah menyatakan sendiri diri-Nya, TUHAN, TUHAN, God of Covenant, Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya. Owen mengatakan: Lihatlah Allah yang mengasihi engkau. Jangan engkau merendahkan Dia. Lihatlah Dia di dalam iman yang Alkitab katakan percayalah. Kalau engkau tidak mempercayai akan kasih-Nya maka engkau tidak akan maju di dalam mempercayai-Nya, engkau tidak akan bisa menyerahkan nyawamu kepada Dia, engkau tidak akan memiliki keindahan dan kenikmatan bersekutu dengan Dia. Jikalau engkau tidak mempercayai Allah yang mengasihi engkau, engkau tidak akan tahan lama ketika bersekutu berdoa bersama kepada Dia, engkau tidak akan kuat untuk berjaga-jaga mencari wajah-Nya. Sebaliknya, seseorang yang tidak mempercayai kasih Allah akan melihat kemegahan, kemuliaan dan kebesaran Allah sebagai malapetaka bagi dia. Allah yang jauh yang tidak terjangkau di sana. Sebaliknya, mengerti sifat Allah yang mengasihi, penuh kelembutan dan compassion kepada orang-orang pilihan-Nya, saudara dan saya, membuat kita merindukan persekutuan dengan Dia dan tidak dapat menanggung satu jam saja terpisah dari Dia. Owen berseru demikian: Orang Kudus-Nya Allah, lihatlah Alkitab, pandanglah Allah yang mengasihimu. Saudara-saudara, ingatlah bahwa khotbah ini diberikan kepada jemaat yang mengalami begitu banyak kesulitan. Keadaan Inggris pada waktu itu sangat kacau balau. Saudara-saudara akan mengerti bahwa pengenalan akan kasih Allah akan membuat mereka memiliki iman yang kokoh. Ini adalah suatu pengertian kasih yang berbeda dengan banyak pengkhotbah masa kini yang berbicara mengenai kasih. Orang-orang sekarang ketika berbicara tentang kasih tidak mengerti apa yang sesungguhnya terjadi. Dan kata kasih itu kemudian dimanipulasi oleh seorang yang berjiwa dosanya luar biasa dan menjadi suatu teologia yang tidak karu-karuan. Ketika Owen menyatakan ini, menghasilkan jemaat yang sungguh-sungguh rest in Him, jemaat yang sungguh-sungguh delight in Him, jemaat yang sungguh-sungguh menghormati Allah dan yang sungguh-sungguh mau hidup di dalam ketaatan karena kasih yang keluar dari hatinya kepada Allah. Saudara-saudara mari perhatikan beberapa hal ini yang menjadi penekanan:

Hal Pertama, siapa yang mengasihi engkau dan saya. Bapa yang mengasihi. Siapa Bapa yang mengasihi itu? Dia adalah Allah yang cukup pada Diri-Nya sendiri . All sufficient. Dia tidak kekurangan apa pun saja. Tidak kekurangan kasih di dalam kekekalan. Ini adalah Bapa dengan cinta kepada kedua pribadi yang lain, Anak dan Roh Kudus. Ketika Owen mengatakan communion with Godthe Father in love maka Alkitab menyatakan ini adalah love di dalam InnerTrinitarian. Ada suatu kasih di dalam Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus saling mengasihi. Dan kasih di antara Mereka adalah kasih yang suci, sempurna, yang tidak bercacat. Ini adalah cinta dari Allah yang ada di dalam diri-Nya sendiri yang serba mencukupi, penuh, tanpa batas dalam diri-Nya sendiri dengan kesempurnaan yang sempurna. Dia tidak perlu pergi maju dengan cinta-Nya kepada orang lain atau mencari objek di luar diri-Nya sendiri. Dia memiliki Anak-Nya yang tunggal. Dia memiliki kebijaksanaan pribadi yang abadi. Dan di antara ketiga daripada Allah Tritunggal, mereka bersukacita di dalam suatu sukacita yang kekal. Bapa tidak mengasihi orang-orang kudus karena kesepian atau kebutuhan-Nya. Sebaliknya Bapa berlimpah dalam seluruh kecukupan, sukacita bahkan di dalam Anak-Nya. Kalau Saudara melihat dalam Alkitab, kasih Bapa kepada Sang Anak itu begitu jelas, di dalam baptisan dan transfigurasi maka tiba-tiba ada suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi, dengarlah Dia.” Yesus berkali-kali berkata seperti ini, “Bapa mengasihi Aku dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Ku.” Bapa mengasihi Anak dan Dia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri. Bapa mengasihi Aku oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerima-Nya kembali. Alkitabdengan jelas menyatakan kasih Bapa diberikan kepada Anak. Sekali lagi Owen menegaskan hal ini. Siapa yang mengasihi kita? Bapa yang di dalam Tritunggal, Mereka saling mengasihi satu sama yang lain, cukup, sempurna, lengkap, tidak kurang sesuatu pun.

Ada kepuasan dan kesukaan yang sempurna di dalam Tritunggal, tetapi kehendak Bapa juga untuk memberikan kasih-Nya tersebut kepada kita. Kasih yang diberikan kepada kita adalah kasih yang mengalir yang keluar dari kasih di dalam Tritunggal . Ada satu ayat yang sangat kita tidak perhatikan, tetapi inilah keunggulan dari orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, kejeliannya. Yoh. 17:23. Ada satu kalimat yang sangat menakjubkan dan menjadi ayat kunci di dalam poin yang pertama ini. Apa itu? Yesus ketika Dia berdoa kepada Bapa, Dia mengatakan satu kalimat ini: “Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku .” Siapa manusia yang bisa tahu kalimat itu? Kalau kalimat itu tidak ditulis di dalam Alkitab kita tidak mungkin mempercayainya. Bahkan kalimat itu ditulis di dalam Alkitab dan saudara dan saya membaca, kita sulit mengertinya. Itu adalah kasih di dalam InnerTrinitarian, kasih antara Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dan ketika Allah itu mengasihi saudara dan saya, Yesus mengatakan: Allah mengasihi engkau, persis sama seperti Dia yang mengasihi Aku. Siapa yang bisa mengerti ayat itu? Owen berkali-kali mengatakan, orang yang mengerti kasih Allah ini, maka orang itu akan merendahkan dirinya di hadapan Allah. Dia akan tahu, sadar apa artinya tidak layak. Dia tidak akan menjadi kurang ajar dan meminta sembarangan kepada Allah. Sebaliknya dia akan hidup hormat di hadapan Allah. Kasih yang kita terima adalah kasih di dalam InnerTrinitarian.

Owen kemudian maju lagi. Lalu untuk apa itu diberikan? Kenapa Bapa mengasihi kita? Kenapa itu diberikan? Jawabannya adalah pasti bukan untuk Bapa, karena Tritunggal cukup di dalam segalanya di dalam diri-Nya sendiri. Dia tidak perlu mencari kepuasan di luar diri-Nya sendiri. Lalu untuk apa itu diberikan? Adalah untuk kebaikan umat-Nya dan kepuasan umat-Nya. Saya mengerti satu hal ini meskipun sangat jauh tetapi ini adalah sesuatu yang diajarkan oleh Alkitab: Kepuasan dari diri manusia yang diciptakan itu adalah ketika kita bisa mengasihi Allah, dan ketika kita bisa mengasihi Allah kuncinya satu yaitu di dalam ketaatan, dan ketaatan akan membuat kepuasan di dalam hidup kita. Ini bicara berkenaan dengan delight di dalam hidup. Kita berkali-kali bicara berkenaan dengan ketaatan adalah sesuatu yang membebani kita. Ada sesuatu yang salah disuntikkan oleh dunia dan setan di dalam pikiran yang kita percayai. Saudara-saudara, ketaatan itu adalah kemuliaan dari manusia yang diciptakan. Alkitab mengatakan, “Jikalau engkau mengasihi Aku, engkau akan menaati seluruh Firman-Ku.” Cinta itu yang membuat kita puas. Saudara-saudara bisa melihat hubungannya: kepuasan, cinta dan ketaatan itu menjadi satu rangkaian di dalam hidup orang Kristen.

Hal kedua, Owen menyatakan perhatikan sifat-sifat, karakter dari kasih-Nya. Ada beberapa hal di sini:

  • Yang pertama, kasih Allah itu diberikan kepada seseorang diwujudkan dengan diberikannya Yesus kepada orang tersebut.

Saya akan jelaskan. Allah di surga itu kasih-Nya tidak kelihatan. Tetapi Alkitab memberikan satu pengertian ini, mau tahu apakah Allah di surga itu mengasihi engkau atau tidak? Maka tanda Allah mengasihi engkau atau tidak adalah kuncinya satu: Apakah Dia memberikan Kristus kepadamu? Apakah engkau mengenal siapa sesungguhnya Kristus? Tentu bukan pengenalan yang palsu, bukan sesuatu ikut-ikutan, tetapi mata kita dibukakan oleh Roh Kudus melihat kemuliaan Kristus dan kemudian kita mau takluk kepada ketuhanan-Nya. Ayat kunci adalah 1 Yoh 4:8-9. Dikatakan di sini Allah adalah kasih: “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya.” Perhatikan, dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita: Bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal. John Owen menyatakan: Perhatikan apa yang Alkitab katakan, Allah di surga mengeluarkan kasih-Nya kepada kita dengan mengirimkan Anak-Nya yang tunggal ke dunia supaya kita hidup. The only begotten Son. Sekali lagi saudara-saudara, tanda bahwa Allah matanya tertuju kepada kita adalah apakah kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan kita. Kenapa menerima Kristus itu adalah bentuk Allah mengasihi seseorang? Karena Kristus itu adalah bentuk pengorbanan tertinggi dari Allah.

Perhatikan prinsip ini di dalam Alkitab. Kasih itu di dalam Alkitab selalu direlasikan dengan korban dengan harga yang harus dibayar. Ini adalah kasih Agape. Kata ini kalau keluar selalu dikaitkan dengan korban. Misalnya saja Yohanes 3:16, saudara perhatikan: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Perhatikan, kasih itu muncul, maka ada korban, ada harga yang harus dibayar. Efesus 5:25: “Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi dia.” Saudara perhatikan, Kristus mengasihi dan telah menyerahkan diri-Nya. Yohanes 15:13: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Saudara perhatikan, setiap kata kasih itu muncul, pasti ada sesuatu harga yang harus dibayar. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan kepada kita, bahwa Ia mengutus Anak-Nya supaya kita hidup. Saudara-saudara, sekarang perhatikan prinsip ini. Kita melihat di dalam Alkitab, Yesus memberikan perdamaian antara Bapa Allah dengan kita. Kita menjadi musuh Allah ketika kita berdosa. Dia datang mendamaikan Allah dengan kita. Dan itu benar, tetapi saudara-saudara perhatikan apa yang sekarang Owen tekankan. Owen memutarnya seturut dengan prinsip Alkitab. Ini juga benar. Mengapa Yesus diutus kepada kita? Kenapa kita bisa mengenal Yesus? Karena Bapa terlebih dahulu mengasihi kita . Karena Bapa mengasihi kita, maka Bapa mengutus Yesus kepada kita. Saudara-saudara, bukan saja Yesus membawa kita berdamai dengan Allah, dan itu benar, tetapi, di tempat yang lain adalah juga benar Bapa mengasihi kita pada mulanya, maka Dia mengirim Kristus bagi kita. Ini adalah presentasi yang berkali-kali ditekankan oleh John Owen.

Di dalam kaitannya dengan kasih Allah Bapa, maka Kristus itu adalah sinar dari matahari. Kristus itu adalah aliran dari sumber mata air, dan matahari dan sumber mata air itu adalah Allah Bapa. Kita tidak bisa mengerti adanya matahari itu tanpa sinarnya sampai ke mata kita. Kita tidak mungkin mengerti ada sumber mata air yang memancar tanpa adanya aliran air sampai ke tempat kita. Dan sebaliknya juga, sinar yang datang kepada kita membawa kita untuk bisa melihat dari sumber sinar itu yaitu matahari. Aliran air yang sampai kepada kita, ketika kita menelusurinya kembali maka kita akan dibawa ke sumber mata air itu. Kita tidak mungkin mengerti ada sumber mata air di sana kalau tidak ada air di depan kita. Demikian juga Kristus dengan Bapa. Kristus itu keluar dari cinta kasih Bapa kepada kita dan telusurilah Kristus itu akan membawa kita ke sumber-Nya yaitu Bapa. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan hal-hal ini. Allah adalah kasih. Karena Allah begitu mengasihi dunia ini maka dikaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada kita. Dan Yesus berkata: “Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup, tidak seorang pun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku.” Luar biasa! Pribadi Kristus membawa kita untuk mengenal Bapa. Itulah sebabnya suatu hari Filipus bertanya, “Tunjukkan Bapa itu kepadaku.” Kemudian Yesus mengatakan, “Kau sudah bersama-sama dengan Aku selama ini kamu tidak kenal Bapa. Kau melihat Aku, kau melihat Bapa.” Perhatikan kalimat ini. Kristus adalah bukti perkenaan Allah kepada saudara dan saya. Kristus adalah bukti Allah mengasihi engkau dan saya. Kita seringkali berdosa di dalam hal ini. Kita take it for granted sebagai orang Kristen dengan Yesus Kristus. Kita sudah diberikan mahkota, tetapi kita mau mencari hal-hal yang kecil-kecil, yang tidak berarti, debu di jalanan. Dan kita mengatakan kepada Tuhan, aku tidak dikasihi oleh Engkau, aku gagal dalam pekerjaan, aku kurang kaya, aku kurang sehat, aku tidak berhasil dalam hal itu, dalam hal ini, dan kemudian kita mengasihani diri kita. Kita tidak mengerti apa yang sebenarnya engkau dan saya sudah dapatkan. Kristus adalah bukti nyata Allah mengasihi kita. Dan itu diucapkan Owen di tengah-tengah seluruh jemaatnya yang menderita dan yang mati. Orang-orang yang dikasihinya mati seperti itu. Tetapi itulah apa yang Alkitab katakan. Siapa yang menghakimi kita? Kristus Yesus yang malah menjadi pembela bagi kita. Maka apa pun itu pedang, apa pun itu penganiayaan, apakah itu kemiskinan atau ketelanjangan, tidak ada yang dapat memisahkan kasih Allah dalam diri kita di dalam Yesus Kristus! Allah mengasihi kita.

  • Yang kedua, karakter dari kasih Allah adalah kasih yang bebas, yang free.

Kasih-Nya bukan keluar dari kewajiban atau keperluan Allah. Kasih-Nya juga keluar bukan karena ada suatu intrinsik yang berharga di dalam diri kita yang membuat Dia harus mengasihi. Allah tidak kurang sesuatu apa pun. Allah tidak berhutang kepada siapa pun. Jadi jikalau Dia mengasihi, maka kasih yang diberikan kepada kita adalah gracious love. Ini adalah kasih yang berasal mula dari diri-Nya sendiri, itu tercipta di dalam diri-Nya sendiri. Itu kata yang penting. Bukan dicipta, tetapi berasal mula dari dalam diri-Nya sendiri . Karena God is love. Bukan Allah yang memiliki kasih, tapi God is love. Ini adalah kasih yang berasal mula dari diri-Nya sendiri yang ditujukan kepada kita. Allah yang memilih untuk mengasihi kita, bukan karena sesuatu yang ada di dalam diri kita yang membuat Dia mau mengasihi kita, membuat Dia tertarik untuk mendekat kepada kita. Bukan karena kita menjadi anak yang baik terlebih dahulu atau kita menjadi orang yang mengasihi Allah terlebih dahulu sehingga Dia kemudian mengasihi kita. 1 Yohanes 4:10 mengatakan, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” Sekali lagi, kalimat ini adalah benar daripada Reformator : Bukan karena kita berharga, maka Allah mengasihi kita, tetapi Allah mengasihi kita terlebih dahulu, sehingga itulah kita berharga.

  • Yang ketiga, karakter daripada kasih Allah adalah kasih yang kekal, yang terus menerus (constant), tetap mengasihi apa pun saja yang terjadi, tidak berubah .

Bukan berdasarkan musim. Bukan berdasarkan mood. Bukan karena kegairahan yang besar, lalu kemudian menyusut beberapa waktu kemudian. Tetapi ini adalah kasih yang kekal, yang tidak berubah. Owen di sini ditantang dengan pertanyaan: Apakah benar Allah tetap mengasihi ketika seseorang itu berdosa? Owen mengatakan: Ya, dengan kasih yang tetap dan kekal, meski tidak dosa yang dikasihi oleh Dia. Thomas Goodwin bahkan menyatakan: Mata Allah itu terangsang, ter- stimulate dengan belas kasihan daripada kemarahan kepada anak-anak-Nya yang berdosa. Saudara-saudara, ketika kita jatuh ke dalam dosa, kita berpikir bahwa Allah tidak mengasihi aku lagi. Alkitab mengatakan tidak, Allah tetap mengasihi kita. Dia setia meski kita tidak setia. Kalau saudara mengerti ini dan merenungkannya sampai dalam, Dia sudah menetapkan di dalam diri-Nya Dia mengasihi kita, apa pun yang saudara dan saya lakukan, maka saudara akan mengerti bagaimana itu takut akan Allah. Takut akan Allah yang terjadi dalam hidup kita bukan karena takut akan penghakiman, penghukuman-Nya, tetapi takut karena Dia terlalu baik dan mencintai kita, meskipun kita tidak setia. Di dalam Alkitab, saudara melihat kasih Allah itu diberikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Sorot mata belas kasihan kepada perempuan yang berzinah yang mau dilempar batu. Sorot mata kepada Matius yang sedang duduk di rumah cukai. Ketika saya membaca tulisan itu, hati saya remuk. Saudara tahu bahwa orang-orang pemungut cukai itu sama berdosanya dengan orang-orang yang melacur. Saudara-saudara bisa bayangkan ketika Matius ada di rumah pemungut cukai dan sedang menghitung seluruh keuntungan itu, itu persis sama dengan seseorang yang sedang melacur saat itu. Tetapi Alkitab mengatakan Yesus melihat Matius. Mata bertemu dengan mata. Persis seperti Yesus memandang Petrus ketika dia baru saja mengkhianati Yesus. Apa yang ada di dalam mata Yesus Kristus? Penghakiman? Tidak! Belas kasihan kepada pendosa. Itulah yang membuat Petrus kemudian lari dan nangis. Kemudian Yesus berbicara kepada Matius, “Ikut Aku, Matius.” Alkitab mengatakan, segera dia melepaskan dan kemudian mengikut Yesus Kristus.

Mata Allah memandang kita dengan belas kasihan lebih daripada kemarahan ketika anak-Nya berdosa. Owen menegaskan berkali-kali, apa pun yang terjadi kepada kita, ketika kita sudah berdosa pun, Dia setia. Alkitab mengatakan, Dia setia meskipun kita tidak setia. Bahkan di dalam Perjanjian Lama, Dia sudah membukakan diri-Nya begitu jelas. Seperti seorang suami kepada istrinya, Allah menunjukkan kasih-Nya dan setia-Nya yang meluap kepada Israel. Sampai-sampai di dalam hal ini, Dia minta untuk seluruh manusia yang hidup menguji Dia. Kepada Israel yang memberontak kepada Dia, Dia mengatakan demikian, “Beritahukan kepada penduduk Yerusalem, beginilah Firman Tuhan. Aku teringat akan kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun ketika itu Israel kudus bagi Tuhan. Dengarlah Firman Tuhan, hai keturunan Yakub! Beginilah Firman Tuhan. Apakah kecurangan yang didapati nenek moyangmu kepada Aku sehingga engkau menjauh dari pada Aku?” Ini adalah seperti seorang laki-laki bicara kepada istrinya, “Katakan kepadaku, apa kecurangan yang sudah aku lakukan sehingga engkau berzinah?” Di Yesaya 5, Dia mengatakan, “Hai, Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku. Adililah Aku! Apakah yang harus Aku perbuat untuk kebun anggur-Ku yang belum Aku perbuat kepadanya?” Luar biasa. Dia memanggil orang untuk mengadili cinta-Nya, dan itu adalah cinta yang tidak pernah berubah, meskipun mereka berubah.

Keputusan dan kehendak-Nya adalah untuk mengasihi kita, untuk mengejar kita, untuk memenangkan hati kita, untuk membawa hati kita kembali kepada Dia. Dalam hal ini, perhatikan kalimat di bawah ini, Allah yang mengasihi kita adalah Allah yang mengejar kita . Kalau saudara mengerti kalimat ini, Owen mengatakan itu akan membuat hatimu itu direndahkan. Engkau tidak akan main-main sama Tuhan. Saya teringat akan anak yang terhilang. Bagaimana dia ada di dalam kasih bapanya kemudian dia rasa di luar itu lebih baik. Kemudian dia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang ajar. Dia meminta warisan kemudian pergi keluar memfoya-foya, menghamburkan semuanya. Sampai kemudian akhirnya dia jatuh, dan di kandang babi itu turning point -nya ketika dia menyadari dirinya. Lalu dia kembali ke tempat bapanya. Dan saudara lihat apa yang bapanya itu lakukan? Alkitab mengatakan bahwa bapanya itu menunggu di depan rumahnya dan kemudian dia melihat ada sosok seseorang yang sedang jalan dengan terguntai-guntai dan sangat lesu sekali. Bapanya langsung dari kejauhan itu tahu ini adalah anaknya. Dan apakah yang terbaik dari kalimat dalam perikop itu? Bapa itu kemudian berlari menjumpai anaknya. Anaknya bahkan sudah tidak punya kemampuan untuk kembali ke rumah. Bukan saja malu, bukan saja takut, kekuatannya sudah tidak ada. Dia tadinya muda, dia berlari keluar. Tetapi dengan tertatih-tatih, dia kembali ke rumah. Bapanya yang lari. Kasih Allah adalah kasih yang mengejar dan anaknya kemudian mengaku dosanya. Dan ketika dia mengatakan, “Bapa, aku tidak layak lagi…” “Sssh! Diam. Diam.” Dan kemudian dia berteriak, “Seluruh pembantu, ambil jubah untuk dia. Ambil sandal untuk dia. Ambil cincin untuk dia. Anakku sudah pulang kembali ke rumah.” Itulah cinta Bapa kepada kita.

  • Yang keempat, Owen mengatakan kasih Allah ini adalah kasih yang membedakan .

Allah tidak memilih seluruh dunia untuk dikasihi. Dengan jelas, Alkitab mengatakan Allah memilih Yakub dan membenci Esau. Mengapa Dia menetapkan mata-Nya kepada kita dan melewati jutaan yang lain? Bahkan kita tidak berbeda dengan semua manusia yang dilewati-Nya itu. Mengapa Dia membuat kita termasuk di dalam kasih-Nya dan mendapatkan buah dari cinta-Nya di mana pada saat yang sama banyak orang yang besar dan hebat di dunia tidak termasuk di dalamnya? Ini adalah prinsip dari predestinasi. Owen mengatakan, biarlah semua orang, hati orang-orang yang dipilih-Nya boleh disentuh oleh prinsip ini, boleh diremukkan, ditaklukkan, dan ditawan oleh Dia. Saya akan jelaskan. Banyak orang bertanya tentang predestinasi, dan selalu yang muncul adalah orang bertanya tentang Allah yang tidak adil. Kenapa sebagian dipilih dan sebagian tidak? Orang kemudian mempertanyakan tentang kedaulatan Allah. Saudara dan saya biarlah kita tidak gagal fokus. Banyak sekali dari pikiran-pikiran kita yang berdosa yang kemudian kita gagal fokus. Saya teringat akan peristiwa beberapa tahun yang lalu saya bersama dengan anak saya. Pada waktu itu saya pertama kali ke Sydneydan berpikir tidak akan menginjak Sydney lagi. Saya kemudian pergi ke Opera House dan mengajak Ivana, anak saya yang masih kecil. Kemudian saya bicara kepada Ivana, “Ini adalah Opera House ”. Pada waktu itu maka ada sekelompok orang, yang mungkin juga tidak sengaja, menyebarkan potongan kertas warna warni yang sangat banyak, mungkin ribuan. Kemudian kami pulang dan menginap semalam. Saya masih ingat malam itu saya bertanya kepada Ivana, “Bagaimana tadi Opera House, bagus tidak? Kemudian dia mengatakan, “Bagus, kertasnya banyak, warna-warninya banyak.” Saudara-saudara, gagal fokus. Apa yang seharusnya dilihat kemudian tidak dilihat.

Ketika berbicara mengenai predestinasi, apa yang seharusnya kita lihat? Efesus 1:4-5 mengatakan, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Perhatikan, dalam kasih, Allah telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Apa yang ada di dalam ayat itu? Apa titik beratnya? Love of God. Love of God. Yang saudara harus pertanyakan sebenarnya adalah why have you chosen me ? Bukan bicara berkenaan dengan kedaulatan Allah atau keadilan Allah. Ya, saudara boleh bertanya itu. Tetapi apakah mata hati kita terfokus terlebih dahulu dengan kasih Allah atau tidak? Seorang bertanya mengenai predestinasi, mengatakan Allah tidak adil, mempermasalahkan kedaulatan Allah. Mengapa seperti ini? Mengapa ada predestinasi? Maka saya katakan, saya tidak tahu. Bahkan Paulus pun di dalam kitab Roma mengatakan, dia tidak tahu, dia tidak mengerti cara kerja Tuhan. Tetapi kalau saudara katakan, bahwa Allah tidak adil, saya akan menjawab, ya, Dia tidak adil. Dan bentuk ketidakadilan Allah yang paling jelas adalah saudara dan saya. Orang seperti ini kok bisa diselamatkan? Yang kalau ke gereja saja, boleh niat atau boleh tidak. Gereja saja terlambat. Kalau tidak ada kerja hari Minggu, baru pergi ke gereja. Yang baca Alkitab saja jarang-jarang. Yang kalau sudah kena covid, kebetulan.. saya bisa ibadah di rumah tanpa rasa bersalah. Saudara, apa ada orang-orang yang seperti ini, kelakuan seperti ini di seluruh Israel? Mereka memegang hukum. Mereka berdoa tiga kali sehari. Kalau mereka mau beribadah, jangankan masuk ke ruang maha suci, mereka cuma di pelataran depan saja. Mesias diturunkan kepada mereka. Kata-kata terminologi Mesias, Bait Allah, Raja, Imam, Nabi, itu seluruhnya penbendaharaan orang Israel. Tetapi Alkitab mengatakan sebagian besar dari mereka binasa dan orang seperti saya dan engkau yang berdosa ini diselamatkan. Dan kita sama sekali tidak pernah pergi ke Golgota, kita bahkan tidak pernah melihat secara utuh kayu salib itu dan kita diselamatkan. Saudara mau bicara ketidakadilan? Ya benar. Kita, saya dan saudara, bentuk ketidakadilan Allah. Tetapi itu kasih. Kasih Allah kepada orang-orang yang dipilih-Nya, yang dibuat-Nya mendekat, dikasihi, diberikan anugerah, yang tidak layak, yang tidak tahu apa-apa kemudian dihidupkan dan dibuat-Nya dipanggil mendekat. Bukankah satu kalimat ini yang seharusnya muncul ketika kita bertemu dengan Allah? Why have you chosen me ? Dan saya akan menutup semuanya ini.

Communion itu tidak bisa hanya satu pihak. Communion selalu berbicara dua pihak. Kita menerima dan kemudian kita memberi. Dan inilah yang diminta oleh Alkitab. Satu kalimat ini yang diserukan oleh John Owen: Jemaat, berikan hatimu kepada Allah! Kasihilah Dia. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Orang yang mengerti, menerima kasih Allah akan memiliki sesuatu kesukaan di dalam Dia, akan memiliki satu kehormatan, hidup yang mencari kehormatan bagi Allah saja, dan kesukaannya akan mendorong untuk dia taat. Owen mengatakan tidak ada yang lebih horror daripada ketaatan orang Farisi. Suatu ketaatan kepada hukum-hukum tetapi tidak muncul dari kehangatan cinta dari hati. Kalau kita tidak suka di dalam ketaatan kita, kita belum mengenal kasih Allah. Kalau di dalam seluruh penjabaran kasih ini, saudara mendengarkan kata kasih lalu membuat saudara hidupnya makin tidak karu-karuan, bukan mengabdi kepada Allah, tetapi take it for granted dan kemudian menggunakan Allah untuk kebutuhan saudara seperti teologi sukses yang menjijikkan itu, saya katakan, saudara tidak mengenal Allah yang mengasihi engkau! Itu suatu kekejian di hadapan Allah. Orang yang mengenal Allah, orang yang mengenal kasih Allah, orang tersebut akan hidup untuk mengabdi kepada Allah. Orang tersebut akan memiliki satu contentment yang dalam di dalam Allah saja.

  • Hal terakhir adalah Rest.

Delight, reverence, obedience dan yang terakhir adalah rest. Jiwa yang tenang, tidak gelisah di dalam janji-janji Allah. John Owen adalah orang yang raksasa rohani. Dia bukan sekedar mengkhotbahkannya. Dia tahu. Dia mengalami. Dia menghidupi apa itu kasih Allah. Dan di akhir hidupnya, saudara akan melihat bagaimana dia akan rest di dalam kasih Allah. Sehari sebelum kematiannya, dia menulis kepada seorang temannya. Aku akan pergi kepada Dia yang dicintai oleh jiwaku, dan yang lebih tepatnya adalah Allah yang mencintaiku dengan cinta abadi. Cinta-Nya merupakan seluruh penghiburanku. Sebentar lagi aku akan meninggalkan kapal gereja di dalam badai yang besar. Pada waktu itu memang gereja sedang berada diporak-porandakan oleh setan dan berkali-kali John Owen itu maju untuk mempertahankan doktrin yang benar. Tetapi pukulan-pukulan itu banyak sekali mematikan orang-orang Puritan. Dan sebentar lagi dia mati dan tidak bisa berjuang untuk gerejanya. Dia mengatakan, sebentar lagi aku akan meninggalkan kapal gereja di dalam badai, tetapi aku mengetahui bahwa ada nahkoda yang paling hebat yang mengemudi di depannya dan hilangnya, matinya satu pendayung yang poor ini, yang miskin seperti ini, tidak akan berarti apa pun saja. Dia menyerahkan di dalam ketenangan kepada Allah tentang jiwanya dan gerejanya. Dan biarlah kita mengingat akan satu teriakan John Owen: “Jemaat, lihatlah Allah yang mengasihi engkau!”

 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

14 June 2020
Bara Api dari Altar – Samuel Ward (Seri Puritan 2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Wahyu 3:14-19; Yohanes 2:13-17

Wahyu 3:14-19; Yohanes 2:13-17

Dunia ini tidak mengenal ada satu sifat yang Tuhan berikan dari surga kepada gereja-Nya, kepada hamba-hamba-Nya yang sejati. Dan sifat itu adalah godly zeal. Sangat sedikit orang yang memilikinya dan sangat sedikit pula orang yang mengenal naturnya. Dan dunia sendiri akan membenci orang-orang yang seperti ini dan dunia sendiri salah mengerti akan orang-orang yang seperti ini. Dunia tidak mungkin akan menerima karena ini sesuatu yang tidak masuk akal mereka. Tetapi sesungguhnya bagi gereja Tuhan, godly zeal ini adalah kekuatan jiwanya. Ini bagaikan sayap pada burung, dan hembusan angin bagi perahu yang sedang berlayar. Ini seperti keberanian bagi prajurit dan kekuatan bagi seekor kuda. Tanpa sifat-sifat godly zeal ini, tanpa orang-orang godly zeal di dalam gereja, maka gereja tidak akan maju. Dan gereja akan selalu kalah oleh dosa dunia dan setan. Tetapi dengan adanya orang-orang dengan godly zeal ini maka kerajaan Allah akan meluas ke seluruh muka bumi. Tetapi siapa yang dapat mengerti dan siapa yang dapat melihat? Siapa yang dapat menghargai orang-orang seperti ini? Lihatlah apa yang terjadi pada Yohanes 2 yang tadi kita baca. Yesus datang ke tempat Bait Allah dan kemudian Dia memporakporandakan semuanya. Ini adalah pelayanan publiknya pertama kali. Apakah saudara pernah melihat seorang presiden, pelayan begitu sudah mulai ditahbiskan, begitu sudah mulai dilantik, besoknya dia pergi ke pasar dan mengobrak-abrik semuanya? Apa yang Engkau lakukan Yesus? Bukankah seharusnya Engkau bersabar, Engkau seharusnya toleransi, ini pertemuan-Mu yang pertama, mungkin Engkau misunderstand. Bahkan mungkin Engkau harus tahu bahwa ini adalah pertemuan-Mu pertama secara publik, Engkau harus menjaga first impression. Engkau tidak ramah, Engkau tidak sopan Yesus. Tetapi Yesus mengatakan, “Tidak!” Dan kemudian kita tanya kepada Yesus, “Apa yang mendorong-Mu melakukan ini?” Alkitab mengatakan satu hal, “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Dunia akan melecehkan orang-orang seperti ini, dunia akan salah mengerti orang-orang seperti ini. Jangankan bicara dunia, bahkan orang-orang gereja yang suam-suam kuku akan menghina orang-orang seperti ini. Engkau akan mengatakan bahwa orang itu terlalu ekstrim.

Saudara-saudara, lihatlah jemaat di Laodikia, bagaimana Yesus begitu sangat marah kepada jemaat ini. Satu hal, prinsipnya mereka tidak berguna bagi Kristus. Di situ, pada waktu itu, selalu ada dua aliran air, yang satu panas, yang lain dingin. Saat aliran air panas akan membuat kesembuhan, aliran air dingin akan membuat refreshment, tetapi pada satu titik kedua aliran air ini bergabung. Dan apa yang terjadi pada air yang suam-suam kuku, tidak bisa untuk menyembuhkan, tidak bisa untuk refreshment. Orang di Laodikia pun ketika dia meminum air itu dia akan memuntahkan. Apa yang mereka lakukan itu sekarang Tuhan mengatakan, “Aku akan memuntahkan engkau.” Orang ini sama sekali tidak memiliki kegunaan bagi Allah. Orang yang tidak berguna bagi Allah akan dibuang oleh Allah. Ini adalah salah satu kalimat yang tajam di dalam Alkitab, persis seperti Yesus Kristus mengatakan garam kalau sudah tidak asin dengan apa dia akan diasinkan, dia hanya akan dibuang, diinjak orang.  Kalimat “tidak ada gunanya” keluar dari mulut Allah. Oh, biarlah kita seluruhnya harus takut sekarang. Kalau saudara-saudara ada di rumah dan kemudian bapak kita mengatakan kamu anak yang tidak berguna, bukankah itu segala-galanya? Bukankah kita tahu bahwa sebenarnya kita tidak bisa menyenangkan dia? Kita tidak masuk ke dalam ekspektasinya Tuhan. Kita mengatakan Allah itu kasih, Allah itu murah hati, Allah adalah Allah yang memiliki standar.

Saudara-saudara lihat di dalam Laodikia itu apakah mereka orang miskin menderita? Jawabannya adalah tidak. Di sini dikatakan, engkau semuanya baik. Engkau mengatakan bahwa engkau adalah satu jemaat yang kaya, yang baik hidupnya. Orang Laodikia akan mengatakan aku tidak kekurangan apa-apa, keluargaku baik, relasi dengan suami, dengan istri, dengan anak-anak baik, dengan mertua, dengan menantu semua baik, ekonominya baik, pekerjaannya baik, semua sehat ok kan? Dan juga tidak ada yang menjadi pembunuh, pezinah di dalam keluargaku. Aku menjaga nama baikku, semuanya baik bukan? Tuhan mengatakan, “Engkau melarat!”  Sejak kapan saudara menilai diri berdasarkan semua anugerah yang Tuhan berikan? Anugerah itu anugerah. Di hadapan Allah bagaimana kita berespon terhadap anugerah itu yang paling penting. Jangan mengukur diri kita baik-baik atau tidak berdasarkan keadaan yang kita terima dari Tuhan. Ukur diri kita berdasarkan ketaatan kita kepada Allah. Ukur diri kita sebagaimana Allah itu mengukur kita berdasarkan pelayanan perjuangan kita di hadapan Allah. Ukur diri saudara dan saya berdasarkan satu hal ini kita dipakai oleh Allah atau tidak. Laodikia, kau mengatakan kau semuanya baik saudara pernah bertemu dengan satu keluarga besar semuanya baik suami istri papa mama ada anak-anak nanti kemudian difoto oh keluarga besar semuanya baik. Yang ini jadi dokter, yang ini jadi lawyer, semuanya baik, anak-anaknya pintar, main piano semuanya, semuanya baik. Dan kemudian kita itu dilihatin foto itu ya, senang ya kelihatannya memang harus seperti itu ya, keluarga ideal ya. Tuhan katakan, “Melarat kau!” Itu bukan kalimat saya, itu kalimat Tuhan. “Aku akan memuntahkan engkau hidup itu tidak ada satu kegunaannya pun untuk kerajaan Allah di tengah-tengah dunia!” Terhadap kalimat seperti ini pun kalau di dalam hatimu engkau tetap mengatakan ini keterlaluan, ini terlalu ekstrim, karena engkau suam-suam kuku. Jangan bersembunyi di dalam dosa. Lihat Alkitab, jangan menyimpulkan sendiri hidupmu. 

Hidup yang paling kasihan adalah diciptakan tetapi tidak dipakai. Ini adalah orang-orang yang hidupnya diberkati tetapi sama sekali tidak ada pengaruh apapun saja untuk pekerjaan Tuhan. Lihatlah apa yang dilakukan oleh Kristus, setelah Dia dibaptis itu artinya direndahkan di hadapan semua umum, diurapi menjadi Raja, Imam, dan Nabi oleh Roh Kudus. Artinya direndahkan maka ke mana dia menuju?  Ke Bait Allah, Gereja. Orang yang tidak mencintai gereja Tuhan dan dengan begitu banyak alasan teologia, saya hanya akan mau mengatakan apakah engkau membaca Alkitab ini baik-baik? Orang-orang Puritan mengajarkan kepada kita bagaimana mengasihi Allah. Dan orang yang mengasihi Allah pasti akan concern kepada jemaat Allah.

Hari ini kita bicara mengenai godly zeal dan hal apa yang kita perhatikan di dalam godly zeal:

(1) Godly zeal adalah suatu kobaran api di dalam hati yang menghasilkan pengabdian yang kudus.

Sekali lagi ini adalah kobaran api di dalam hati kita yang menghasilkan pengabdian yang kudus. Ini adalah bentukan Roh Kudus di dalam proses pengudusan. Paralel dengan bentukan Roh Kudus untuk kita semakin serupa dengan Kristus. Paralel dengan bentukan Roh Kudus di dalam hati kita untuk kita memiliki hati yang semakin mengasihi dan menghormati Allah. Godly zeal itu keluar dari bentukan hati yang makin lama makin mengasihi Allah. Ketika saya bicara mengasihi Allah itu adalah mengasihi dari sifat-sifat Allah. Misalnya saja kebenaran-Nya, keadilan-Nya, kesucian-Nya. Itulah sebabnya orang-orang dengan godly zeal ketika kebenaran Allah dibengkokkan, dia akan muncul keluar dan marah. Samuel Ward mengatakan jikalau engkau tidak perduli dengan adanya kesesatan, itu memang karena engkau tidak perduli dengan kebenaran Allah. Dan jikalau godly zeal ini ada pada jiwa seseorang, akan sangat terlihat orang ini memiliki energi antusias gairah yang besar yang kudus. Dan dia akan tekun untuk hidup di dalam pengabdian sepenuhnya bagi Tuhan. Saudara perhatikan energi, antusias, gairah yang besar, yang kudus, tekun bukan sesekali, bukan semangat yang hari ini ada lalu kemudian besok hilang, tetapi tekun terus bertahun-tahun, saudara akan melihat apinya yang tidak pernah bisa dipadamkan. Dan seringkali orang dengan godly zeal ini tersulut dengan kemarahan kudus ketika Allah, kebenaran-Nya, pekerjaan-Nya, dan umat-Nya dipermainkan. Perhatikan ada bentukan, ada api yang diciptakan di dalam diri orang tersebut. Kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, maka Tuhan sendiri mengidentikkan cara bekerja-Nya itu dengan api.

Kepada Musa, pertama-tama Dia memanggil Musa itu adalah dari satu semak duri yang terbakar. Dia sendiri memimpin umat-Nya dengan tiang api dan tiang awan. Dengan api, Dia menghanguskan Sodom dan Gomora. Dengan api, Dia akan mengakhiri dunia ini di dalam kiamat. Dia membaptis murid-murid-Nya dengan Roh Kudus yang adalah lidah-lidah yang berapi. Mesias sendiri dikatakan oleh Yohanes, kalau Dia datang, Dia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Elia itu disebut sebagai nabi api. Dia berdoa dan api itu turun dari langit. Dia berkhotbah dan revival itu terjadi di seluruh negeri dan dia sendiri pergi ke surga dengan kereta berapi. Api adalah tanda perkenanan Allah. Jikalau seorang nabi memberikan persembahan, maka kemudian Allah berkenan maka Dia akan menghanguskan persembahan itu dengan api. Ketika Allah itu memberikan covenant kepada Abraham dan kemudian Abraham disuruh membelah binatang menjadi dua satu di kanan satu, di kiri dijejerkan. Dan kemudian Abraham menunggu apa yang terjadi, dan kemudian gelap itu mengelilingi. Dan tiba-tiba api itu menghanguskan di sebelah kanan dan kiri daripada korban itu. Itu adalah tanda Allah itu berjalan di tengah-tengah korban itu. Alkitab sering sekali menyatakan Tuhan sendiri mengidentikkan diri-Nya, kehadiran-Nya, pekerjaan-Nya dengan api. Alkitab mengatakan Allah adalah api yang menghanguskan. Alkitab mengatakan Dia membentuk pelayan-pelayan-Nya adalah nyala-nyala api. Dan Dia ketika mau mendorong daripada orang-orang yang dipilih-Nya maka Dia mendorong dalam hati seperti api. Yeremia pernah mau diam, aku tidak mau lagi mengatakan firman Tuhan. Tetapi kemudian dia mengatakan ketika aku menetapkan diri untuk diam ada sesuatu api seakan-akan dalam sekam dalam hatiku, dalam seluruh bagian tulangku, aku tidak bisa tahan. Dan itu adalah godly zeal. Kobaran api di dalam hati yang menghasilkan pengabdian yang kudus.

(2) Orang dengan godly zeal adalah orang dengan satu hal saja, satu fokus saja, single heart.

JC Ryle menjabarkan dengan panjang lebar. Dia menyatakan seperti ini, seorang dengan godly zeal pada dasarnya adalah seorang dengan satu hal. Tidaklah cukup untuk mengatakan bahwa dia adalah seorang yang sungguh-sungguh, tidaklah cukup bahwa dia adalah orang yang tulus, tidak kompromi, teliti sepenuh hati, sesungguhnya Dia melihat hanya satu hal saja. Dia perduli hanya satu hal saja, dia hidup untuk satu hal saja, dia tertelan untuk satu hal saja, dan satu hal itu adalah menyenangkan hati Tuhan. Apakah Dia hidup atau apakah dia mati? Apakah dia sehat atau apakah dia sakit? Apakah dia kaya atau apakah dia miskin? Apakah dia disukai oleh manusia, apakah dia dimusuhi oleh orang banyak? Apakah dia dianggap bijak atau dia itu diejek-ejek dianggap bodoh? Apakah dia disalahkan atau dia mendapatkan pujian? Apakah dia dihormati apakah dia dipermalukan untuk semua ini orang? Dengan godly zeal tidak perduli sama sekali. Ia terbakar untuk satu hal, dan satu hal itu adalah menyenangkan Tuhan dan hidup untuk kehormatan Allah. Dia hidup untuk menyenangkan Tuhan dan hidup untuk kehormatan Allah saja. Saudara perhatikan bagian ini, orang godly zeal adalah seorang dengan satu hal saja. Saya akan memberikan kepada saudara-saudara aplikasi di dalam hal ini saja. Perhatikan baik-baik, setelah seluruh kotbah ini saudara mungkin akan berpikir ingin mendapatkan godly zeal itu. Dan ini adalah sesuatu yang Tuhan bentuk di dalam hidup kita. Tetapi saudara-saudara perhatikan satu prinsip ini, api itu tidak akan turun sebelum korban itu diletakkan di atas mezbah. Api itu akan menyambar kita, menyambar seseorang yang meletakkan dirinya total di atas mezbah tanpa reversal. Saudara lihat itu prinsipnya. Saudara mungkin mengatakan aku ingin seperti dia tetapi kita tidak pernah mau menyerahkan hidup kita di atas altar. Orang dengan godly zeal adalah orang dengan satu fokus maka pengabdian maka itu serahkan terlebih dahulu di hadapan Tuhan, baru api itu akan turun.

(3) Orang dengan godly zeal adalah dengan satu api itu akan masuk ke seluruh afeksinya.

Menumbuhkannya, mengarahkannya, memuncakkan seluruh afeksi itu. Afeksi yang suci di dalam hati kita menjadikan dia itu seorang tentara Tuhan yang siap melawan dosa dunia dan setan. Saudara perhatikan apa yang Samuel Ward di sini katakan bagaimana api itu masuk ke dalam seluruh afeksi. Menumbuhkan, meng-improve-nya dan membuatnya begitu tinggi di dalam kesucian, hasilnya, saudara akan menemukan orang yang sangat tajam di dalam afeksinya. Dan sekali lagi, itu akan membuat saudara dan saya tercengang dan bahkan mungkin menganggap orang ini aneh. Aneh bukan karena sesungguhnya orang ini aneh, tetapi karena engkau dan saya berjalan berada di bawah standar yang Tuhan inginkan. Dan orang yang di bawah mungkin hanya bisa mencemooh. Orang di bawah mengatakan, “Oh orang itu memang seperti itu, tiap orang lain-lain.” Hal-hal seperti ini adalah hal-hal yang banyak sekali orang Kristen bahkan tidak mengerti. Sekali lagi, godly zeal ini masuk ke dalam setiap ujung-ujung perasaan itu.

Saudara-saudara mari kita melihat di dalam berbagai bagian. Saudara ingat saja berkenaan dengan ayat-ayat ini. Bagaimana orang dengan godly zeal itu masuk di dalam kerinduannya. “Seperti rusa yang merindukan air demikian jiwaku merindukan Engkau ya Tuhan.” “Di dalam kerinduannya orang ini berkata biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya.” “Biarlah aku berlindung di dalam naungan sayap-Mu.” “Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ya Tuhan semesta alam.” “Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan.” “Hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.” Saudara lihat kerinduannya. Bahkan mungkin sekarang banyak orang yang kemudian lock down di rumah dia malah akhirnya senang, “Ah, mumpung seperti itu tidak perlu pergi ke gereja.” Gereja tidak akan pernah bisa mengikat siapapun saja manusia. Kalau company atau sekolah itu pasti mengikat kita. Saudara mau mengerti diri kita sesungguhnya itu apa, maka bagaimana respon kita terhadap rumah Allah. Di sini dikatakan, “Biarlah aku boleh berlindung di dalam naungan sayap-Mu, betapa disenangi tempat kediaman-Mu ya Tuhan semesta alam.” Kita sudah bicara mengenai kerinduannya, sekarang kita bicara mengenai kecemburuannya. Dia mengatakan, “Bahkan burung pipit itu sudah mendapatkan rumah di mezbah-Mu ya Allahku.” Mereka boleh pergi ke sana kenapa aku tidak? Suatu kerinduan, sesuatu kecemburuan terhadap burung pipit yang lebih rendah dari dia. Dia tidak cemburu, dia tidak merindukan mengenai kekayaan, dia merindukan untuk mendekat kepada Allah dan bersekutu dengan orang-orang pilihan Allah. Orang-orang pilihan Allah itu, ya Tuhan itulah kebanggaanku. Saudara-saudara lihat bagaimana dengan kehausannya, “Mulutku dinganggakan dengan megap-megap sebab aku merindukan perintah-perintah-Mu.”

Saya sudah pernah berbicara mengenai hal ini, satu hari saya pernah mengajak teman saya untuk menonton film dan kemudian dia tanya, “Ayo nonton apa, Bos?” “Sepuluh perintah Allah.” “Saya tidak mau, ngapain sepuluh, tiga saja sudah capek.” Saudara-saudara, bagi banyak orang di dunia ini, mereka tidak mau melihat perintah Allah membebani kehidupan mereka. Tetapi saudara lihat bagaimanakah godly zeal ini masuk ke dalam kehausannya, “Mulutku dinganggakan dengan megap-megap sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.” Saudara lihat sekarang pengharapannya, “Aku sangat menanti-nantikan Tuhan seperti pengawal mengharapkan pagi hari.” Dia mengejar Allah. Dia mengharapkan bertemu dengan Allah. Saudara lihat kesukaannya, “Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaran-kegemaranku menjadi penasehat-penasehatku.” Saudara lihatlah cintanya, “Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.” Saudara lihat kemarahan dan kebenciannya, “Aku gusar terhadap orang fasik yang meninggalkan taurat-Mu, aku membenci orang-orang yang meninggalkan Engkau, aku sungguh-sungguh membenci mereka.” Lihatlah ketakutan orang ini, “Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.” Dia hidup di tengah-tengah manusia yang tidak perduli akan firman Allah maka pemazmur ini menyatakan firman Allah dan hukum-hukum Allah adalah sesuatu yang harus kita takuti kita hormati dan lihatlah bentukkan godly zeal kepada orang-orang yang Roh Kudus kerjakan kepada orang-orang pilihan-Nya. Lihatlah apa yang menjadi kesedihannya ketika Yesus Kristus memberikan satu mujizat di depan semua murid-murid-Nya dan ada Petrus di sana, langsung Petrus tahu Dia adalah Mesias, Dia adalah Tuhan, dia langsung tahu ini adalah orang yang suci adanya. Dan dengan ketakutan, kegentaran dan kesedihan yang besar dia mengatakan, “Pergi Tuan, pergi Tuan dari aku, pergi, aku orang berdosa.” Pada orang-orang yang memberontak Tuhan, Tuhan akan mengatakan, “Pergi engkau dari hadapan-Ku”; sebaliknya orang yang dikasihi oleh Tuhan, Roh Kudus bekerja di dalamnya, dia tahu dia tidak layak dan ketika dia sudah melakukan dosa dia akan mengatakan dengan air mata, “Pergi Tuhan, pergi, aku orang berdosa.”

Pagi ini saya bertanya kepada saudara-saudara apa pengharapanmu? Apa kerinduanmu? Apa kehausanmu? Apa cintamu? Apa kemarahanmu? Apa kebencianmu? Apa ketakutanmu? Apa isi perasaan-perasaanmu? Dan biarlah saya boleh bertanya satu hal ini ketika engkau sendirian, ketika tidak ada orang lain melihat engkau, engkau menangis, engkau sedih dengan amat sangat, apa yang menjadi kesedihanmu, hai jemaat? Apakah ada godly zeal ini? Ketika kita bicara mengenai perasaan, kita berpikir bahwa orang reformed selalu mementingkan pemikiran, sebenarnya ini tidak benar. Saudara-saudara akan menemukan bahwa orang reformed tidak pernah mau memberikan satu pengertian keutamaan pikiran. Di dalam hidup manusia selalu ada think, feeling and action; think, feeling and will. Dan dosa itu masuk ke dalam semuanya dan pengudusan akan juga masuk ke dalam semuanya, maka tidak ada yang lebih penting satu dengan yang lain, meskipun begitu tetap adalah benar orang reformed menyatakan bahwa thinking, cara pikiran itu adalah sesuatu hal yang paling depan ketika bersentuhan dengan dunia di luar kita. Apa yang engkau rasa dan apa yang menjadi keputusan kita berdasarkan apa yang kita pikirkan, kesimpulan terhadap satu situasi tertentu. Tetapi di tempat yang lain, orang Puritan itu dengan begitu jitu mengatakan mereka mau untuk kita mengevaluasi apa perasaan-perasaan yang pertama kali muncul di dalam pikiran, dalam hati kita, karena itu akan mengatakan sebenarnya kita ini siapa. Pikiran itu memiliki cara pengujiannya sendiri, tetapi di tempat yang lain kita mudah sekali dibodohi oleh pikiran kita. Maka perasaan pertama yang muncul itu sering sekali mengindikasikan kita itu siapa. Richard Baxter menyatakan pikiran orang munafik akan mengatakan bahwa Tuhan adalah kebaikan tertinggi bagi dirinya tetapi perasaannya menyatakan lain. Dunia lebih dicintainya daripada Tuhan, sehingga sesungguhnya dunia itu adalah tuhannya. Kita mengatakan Tuhan segala-segalanya, pekerjaan Tuhan segala-galanya, tetapi sebenarnya perasaan kita tidak mengatakan demikian, karena memang sebenarnya di hati kita bukan Tuhan yang paling utama, mungkin keluarga, mungkin pekerjaan. Biarlah kita boleh jujur. 

(4) Godly zeal yang sejati adalah biblical zealous. Zeal yang lahir yang dijagai oleh Firman. Saudara perhatikan, lahir dari Firman dan dijagai oleh Firman. Samuel Ward menekankan hal ini dan membandingkannya karena ada kerajinan-kerajinan, kesungguhan-kesungguhan tetapi bukan biblical. Samuel Ward mengatakan ada api asing yang seringkali ada di dalam gereja Tuhan. Imamat 10 bicara mengenai Nadab dan Abihu mereka melayani tetapi Alkitab mengatakan mereka melayani dengan api yang asing di hadapan-Ku yang tidak Aku perintahkan. Apakah orang ini zealous jawabannya adalah ya. Apakah orang ini bergairah? Jawabannya adalah ya. Apakah orang ini bersemangat? Jawabannya adalah ya. Tetapi ternyata palsu karena tidak lahir dari pengenalan akan Allah di dalam Firman.

Ada tiga hal yang disoroti oleh Samuel Ward: (i) Api yang asing itu yang pertama adalah api yang liar. (ii) Yang kedua adalah api yang buta atau zeal yang liar zeal yang buta. (iii) Yang ketiga adalah zeal yang munafik.

  • Hal yang pertama, zeal yang liar. Thomas Brooks mengatakan yang mengajarkan juga berkenaan dengan godly zeal; dia mengatakan zeal itu seperti api, perhatikan api itu harus berada di dalam tungku perapian sehingga menjadi pelayan yang baik bagi kita. Di dalam tungku perapian kita buat untuk memasak, saudara bisa menanak nasi di atasnya, saudara bisa membakar jagung di atasnya. Tetapi jikalau api itu keluar dari tungku itu maka akan membuat rumah saudara terbakar dan Thomas Brooks mengatakan zeal yang sejati itu harus ada di dalam tungku itu. Dan tungku yang membatasi api itu adalah zeal yang dibatasi dan lahir dari firman Allah. 
  • Hal yang kedua adalah blind zeal; zeal yang buta, rajin tetapi tanpa pengertian yang benar. Banyak orang yang seperti ini tidak memiliki pengertian yang benar. Mereka rajin mungkin karena memang karakternya rajin, mereka bersemangat karena memang karakternya semangat. Tetapi bukan pembentukan dari Roh Kudus. Saudara-saudara, blind zeal tidak boleh terjadi itulah sebabnya ketika kita tanya kepada Paulus apa yang engkau inginkan? Maka Paulus mengatakan, “Aku menginginkan satu hal ini yaitu mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dengan kematian-Nya.” Paulus tahu kuncinya satu hal: pengenalan akan Allah. Jikalau pengenalan akan Allah didapatkan maka kobaran hatinya akan terjadi. Musa sudah sangat kelelahan, dia sudah kalah, dia malu, dia takut akan penghukuman dari Allah, 3000 orang pengikutnya semuanya sudah mati. Di tengah-tengah seperti itu dia tidak mungkin bisa berjalan lagi. Semua otot dan tulangnya semuanya lemas, dia tidak ada gairah lagi karena dia adalah orang yang kalah. Di tengah-tengah seperti itu apa yang Musa inginkan? Saudara lihat apa yang dia itu doakan? Satu kata ini yaitu, “Show me Thy glory (Tunjukkan kemulian-Mu kepadaku).” Pengenalan akan Allah akan membakar kembali hati Musa. Ini adalah rahasia dari setiap hamba-hamba Tuhan yang dipakai oleh Allah.
  • Dan di tempat yang lain ada api ada zealous yang munafik. Itu Farisi yang giat sekali tetapi munafik. Itu adalah Yehu yang bicara kepada Yonadab, “Mari ikut aku dan engkau akan lihat bagaimana aku giat di hadapan Tuhan.” Sebenarnya dia adalah giat untuk mengokohkan posisinya sendiri. Zeal yang munafik adalah zeal yang terlihat giat secara luar tetapi sesungguhnya tidak ada di hatinya. Zeal yang munafik adalah zeal yang tergantung pada keadaan dan bukan kepada substansinya. Zeal yang munafik adalah dia melakukan kerajinan di tengah keramaian tetapi bukan ketika dia sendirian di dalam kamarnya. Zeal yang munafik adalah untuk dirinya dan bukan Allah saja. Banyak orang yang sangat rajin tetapi apa yang mendasari, apa yang mendorong mereka? Saudara-saudara banyak orang kalau zaman dulu buka toko itu dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam saudara. Rajinnya luar biasa tetapi apa yang mendasarinya apa yang mendorongnya? Suatu hari dosen saya mengatakan sesuatu yang baik sekali bagi kami sehingga kami sungguh-sungguh belajar hari itu. Dia mengatakan demikian hati-hati, ketika engkau membuka cabang gereja apa yang menggerakanmu? Saudara-saudara, jangan kita tidak membuka cabang karena kita mungkin malas, kita mungkin takut, tidak mau repot. Itu adalah dosa kalau Tuhan kehendaki, karena Tuhan selalu kehendaki adalah sesuatu ekspansi dalam kerajaan Allah. Tetapi di tempat yang lain, buka cabang itu apa yang mendorongnya? Dosen ini bukan melarang kita membuka cabang, dosen ini mendorong kita membuka cabang tetapi lihat baik-baik apa motivasinya. Karena banyak pemimpin gereja itu membuka cabang spirit-nya persis seperti orang-orang Indomaret membuka cabang, sebelahnya Alfamart. Kalau jalan situ sudah ada Alfamart, musti ada Indomaret, saudara mengerti kalau saudara-saudara biasa masih kembali ke Indonesia. Membuka cabang-cabang hanya untuk bersaing dengan gereja lain. Ada orang yang giat dengan cara seperti ini, itu bukan godly zeal! Meskipun kita bersusah payah dalam hal itu, bahkan ada orang yang giat karena dia pernah dilukai oleh orang lain, orang giat karena ingin untuk menunjukan bahwa aku lebih giat daripadamu.

Zeal harus biblical; zeal yang sejati adalah bentukan Roh Kudus. Membuat orang mengenal Firman, hidup bagi kehormatan Allah saja. Ini adalah api yang dari Tuhan bagi pelayan-pelayan-Nya yang sejati. Saudara-saudara kita memerlukan orang-orang seperti ini. Samuel Ward mengatakan godly zeal itu adalah seperti kematian bagi setan, sesuatu yang ditakuti oleh musuh. Semua musuh Allah tumbang di dalam kobaran api pengabdian seperti ini. Seorang yang malas akan mengatakan ada singa di luar sana, tetapi Daud yang mendengarkan, dia akan maju menghadapi singa itu. Orang-orang di dalam gereja banyak sekali yang sebenarnya malas. Saudara lihat apapun saja semuanya ada resiko, masalah. Apa yang menjadi resiko, apa yang menjadi masalah, terus menerus di mata kita. Saya tidak mengatakan saudara jangan lihat masalah, itu orang bodoh namanya. Orang yang bisa melihat masalah adalah orang pandai tetapi kalau itu menghentikan kita, maka itu tidak ada godly zeal. Saudara mesti minta sama Tuhan, sungguh-sungguh ada masalah, Tuhan lihat masalah ini, lihatlah Tuhan, aku minta kekuatan dari Engkau dan bergerak maju ke depan.

Saudara harus melihat pentingnya pekerjaan Tuhan dijalankan. Apakah saudara berpikir bahwa pekerjaan Allah dijalankan di dunia ini maka setan dan seluruh dunia ini akan tenang? Silakan mau apa? Mau kabarkan Injil, saya kasih uang, begitu saudara-saudara? Apakah pemerintah di sini akan mengatakan tidak apa-apa, begitu saudara-saudara? Mereka akan berpikir sedemikian rupa bagaimana kekristenan itu tidak maju, sudah pasti. Samuel Ward mengatakan orang malas itu akan mengatakan seluruh masalahnya, kemudian Daud yang lihat ada masalah, dia maju. Suatu hari Sanbalat itu dengan beberapa orangnya menakuti Nehemia dan kemudian Nehemia mengatakan, “Masakan orang seperti aku melarikan diri?” Katakan kepada Kaleb di tanah itu ada raksasa dan Kaleb akan mengatakan, “Mari kita pergi ke sana.” Saudara lihat yang sepuluh orang itu pulang, ada raksasa. Saudara-saudara sepuluh orang itu bukan orang bodoh, sepuluh orang itu bukan orang yang tidak realistis, Kaleb juga orang realistis, “Aku tahu memang ada raksasa, so what, karena Tuhan menginginkan kita pergi.” Nabi Agabus bicara kepada Paulus, “Engkau pergi ke sana rantai itu menunggu engkau, belenggu itu menunggu engkau.” Dan apa jawaban dari Paulus, “Belenggu? Mati pun aku rela!” Saudara-saudara, terhadap orang yang mengasihi Yesus, Petrus mengatakan, “Jangan pergi ke sana Tuhan, jangan pergi ke sana.” “Enyahlah dari padaku, enyahlah engkau setan!” Siapa yang bisa menerima orang-orang seperti ini? 

Beberapa hari ini saya terus pikir di dalam Alkitab itu ada satu kalimat itu mengindikasikan orang itu seluruhnya siapa; satu kalimat saja. Muncul dalam masa-masa hal yang kita tidak terlalu pikirkan, tetapi satu kalimat ini, saudara lihat jiwanya itu seperti apa. Hugh Latimer, beberapa jam sebelum tentara Ratu Mary itu datang, teman-temannya sudah mengatakan untuk pergi, karena engkau akan ditangkap. Dia mengatakan, “Tidak, aku tidak akan pergi, aku akan menghadap Ratu itu, aku sudah mengucapkan Firman Tuhan pergi ke seluruh negeri, aku akan mengucapkannya di depan matanya.” Dan setelah itu dia dibakar hidup-hidup. Rowland Taylor, seorang yang baik sekali dan dia sangat sebenarnya tidak terkenal adalah karena dia tinggal di kota yang kecil. Dan dia orang yang sangat lembut yang sangat baik dan semua orang bertemu dengan dia sangat mengasihi dia. Tetapi ketika bertemu dengan penuduh-penuduh dari Roma Katolik yang mau untuk menghukumnya itu, dia berubah menjadi singa. Saudara kalau melihat conversation-nya luar biasa berani, saudara tidak akan menyangka orang ini orang lembut. Dan ketika kemudian palu itu diletakkan, engkau harus dihukum mati, dengan tenang dia mengatakan, “Aku sudah mengajar kepada jemaatku Firman Tuhan dan sekarang aku memateraikannya dengan darahku.” Saudara lihat ini godly zeal, sifat seperti ini ditakuti oleh setan dan dibenci oleh dunia. Minta kepada Tuhan itu terjadi di dalam hidup kita. 

Dan saya akan menyelesaikan terakhir bagaimana mendapatkan dan memelihara godly zeal:

  • Hal yang pertama, adalah hiduplah mengabdi kepada Allah sepenuhnya dan berdoa minta untuk Tuhan mengaruniakan api di dalam hidup kita. Sekali lagi, tadi saya sudah mengatakan, persembahan itu kalau tidak diletakkan di atas mezbah tidak mungkin api itu akan turun. Sebelum Abraham meletakkan Ishak dan kemudian dengan segenap hati mau menaati Allah, tidak mungkin pertolongan akan datang. Sebelum Musa menjejakkan kakinya di Laut Merah itu, tidak mungkin laut itu akan terbelah. Musa tidak menunggu, saya mau lihat dulu terbelah baru kakiku akan masuk. Saudara ingin untuk kita memiliki api, kita ingin untuk memiliki godly zeal hal yang pertama ini bukan bicara aktivitas gereja, hal pertama adalah letakkan seluruh hati kita, hidup kita di atas mezbah dan minta, berdoa supaya Tuhan memberikan api itu turun.
  • Hal yang kedua, setelah itu didapatkan, Samuel Ward mengatakan peliharalah dengan terus bertekun di dalam Firman. Alkitab dengan jelas mengatakan Firman itu seperti makanan, manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Samuel Ward kemudian mengatakan demikian, “Bagaimana mungkin orang bisa panas dalam tubuhnya kalau dia tidak makan?” Orang yang tidak makan makin lama makin suhu tubuhnya akan makin turun, makin lama makin dingin. Banyak orang ingin dipakai Tuhan tidak ada api, banyak orang ingin api tidak mau untuk membaca Firman. Bagaimana mungkin tubuh itu bisa panas dan kemudiaan kuat kalau tidak makan?
  • Hal yang ketiga, Samuel Ward mengatakan bersekutu di dalam gereja. Saudara-saudara ini adalah bicara berkenaan dengan online service tidak akan bisa masuk ke dalam godly zeal Saudara perlu bertemu bukan secara virtual tetapi di dalam kenyataan. Satu kalimat Samuel Ward membuat saya sadar kenapa online service itu tidak mungkin bisa membuat saudara-saudara menjadi orang Kristen sesungguhnya. Samuel Ward mengatakan engkau lihat arang, apa ada arang yang masih bisa terus bisa membara cuma sendirian? Kalimat orang Puritan tidak ada urusan dengan online service, tetapi saya langsung tahu orang yang tahu core-nya itu akan menjawab seluruh pergumulan sepanjang zaman. Saudara lepaskan arang dari kumpulannya, saudara lepaskan di dalam beberapa menit langsung akan menjadi dingin. Orang yang makin menjauhi gereja, serohani apapun saja saudara pasti makin dingin.
  • Dan terakhir yang keempat, adalah peliharalah dengan tidak melakukan dosa yang disengaja. Saudara-saudara, cinta akan dunia akan membuat cinta kepada Bapa itu keluar dari hati kita. Dan juga sebaliknya maka cinta kepada Bapa akan dengan sendirinya membuat cinta akan dunia keluar dari hati kita. Sebuah pedang yang dipanaskan ketika dimasukkan di dalam air akan ada bunyi gemerisik. Itu adalah menyatakan tidak mau untuk masuk ke sana. Jangan menyiram air duniawi itu di dalam api yang ada Tuhan berikan di dalam hati kita. Be zealous, demikian kata Yesus Kristus. Jangan engkau menjadi orang yang suam-suam kuku, biarlah kita boleh minta cinta kepada Allah dan cinta kepada rumah-Nya ada membakar hati kita. Katakan kepada Tuhan, Tuhan bentuklah sifat ini di dalam hidupku. Kiranya Tuhan mendengarkan doa kita.
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

7 June 2020
Kristus Mata Air Kehidupan – John Flavel (Seri Puritan 1)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Kisah Para Rasul 10:42

Kisah Para Rasul 10:42

Seluruh dunia, seluruh makhluk akan masuk ke dalam satu titik sejarah ini, yaitu peninggian Kristus sebagai hakim atas seluruh makhluk yang hidup dan yang mati. Ini adalah hari consummation. Ini adalah hari yang menggetarkan hati. Ini harus menjadi worldview kita. Orang-orang reformed menyatakan kalau engkau membaca seluruh Alkitab, maka engkau akan mendapatkan 4 titik yang menjadi sudut pandang dan ini adalah menjadi cara kita melihat, menilai dan merasakan segala sesuatu, yaitu creation, fall, redemption dan juga consummation. Dan ini bicara berkenaan dengan consummation. Ayat 42 menyatakan ini adalah tugas gereja Tuhan. Alkitab mengatakan: ‘Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi hakim.’ Ini adalah ayat yang jarang sekali kita perhatikan tetapi ini adalah satu tugas yang Tuhan berikan kepada gereja-Nya, yaitu memberitakan apa? Kita sering sekali menyatakan bahwa memberitakan Yesus yang mencintai engkau. Tentu itu tidak salah karena itu ada di dalam Alkitab. Tetapi Alkitab di sini menyatakan bahwa Tuhan itu menugaskan para rasul untuk memberitakan kepada dunia mengenai hari penghakiman. Dan apa yang terjadi pada hari itu? Maka akan ada penghakiman atas seluruh makhluk. Siapa yang berhak untuk menghakimi? Maka Alkitab menyatakan; Allah Tritunggallah yang memiliki otoritas dan hak untuk menghakimi. Tetapi Alkitab juga menyatakan bahwa Allah memberikan hak itu kepada Yesus sebagai pengesekusi penghakiman. Ini adalah peninggian Kristus di puncak di hadapan seluruh ciptaan Allah. Kita harus ingat, beberapa waktu yang lalu saya sudah pernah berkhotbah, ketika Yesus itu naik ke atas dan duduk di sebelah kanan Allah, dan juga di tempat ini ketika Dia menghakimi, ketika orang puritan berkhotbah tentang hal ini adalah mereka menekankan sisi kemanusiaan Kristus. Sekarang bayangkan bagaimana manusia Yesus Kristus didudukkan di sebelah kanan Allah dan kemudian menghakimi malaikat dan juga manusia yang hidup dan yang mati. Secara Christology maka kita sulit sekali memikirkannya sampai tuntas. Bagaimana seorang Manusia yang sejati itu kemudian diangkat sedemikian tinggi? Tetapi ini yang dinyatakan di dalam Alkitab. Pekerjaan Kristus tidak hanya berhenti di dalam salib saja atau kebangkitan saja tetapi Dia naik ke Surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, mencurahkan Roh Kudus di dunia. Dan kemudian “menunggu” waktunya. Dan kemudian Allah itu menugaskan Dia menjadi hakim atas seluruh yang hidup dan yang mati.

Sekali lagi, ini adalah hari di mana Kristus itu ditinggikan sebagai Raja. Kristus itu menjabat sebagai Nabi, Dia membukakan rahasia surgawi dan rahasia Allah kepada umat manusia. Ketika Dia berinkarnasi dan ketika Dia mengajar, maka Dia mewahyukan kepada dunia sesuatu yang tersembunyi sebelumnya. Dan itu adalah tugas dan jabatan nabi. Di dalam dunia ini, Yesus Kristus juga melakukan jabatan imam. Dia Imam yang membawa persembahan. Dia adalah Imam di atas segala imam itu sendiri. Tetapi korbannya itu bukan lembu sapi tetapi diri-Nya sendiri. Dan ini adalah tugas dan juga jabatan sebagai imam. Dan kemudian sebagai imam Dia naik ke Surga, tempat Bait Allah yang sejati, sanctuary yang melampaui seluruh langit yang ada. Dia menjadi Imam Besar di surga. Semua yang ada di dunia sebenarnya hanya bayang-bayang dari apa yang di surga. Dan kemudian di dalam hari penghakiman, Dia mengeksekusi penghakiman itu. Ini adalah jabatan dan tugas-Nya sebagai raja. Dan tidak pernah akan ada manusia dan juga seluruh alam semesta pernah mengalami hal ini, mengalami hari itu. Sekali saudara-saudara, dunia akan menuju kepada satu kepastian. Dan kepastian itu kepastian apa? Yaitu kepastian penghakiman, kepastian consummation. Dan apa yang Alkitab katakan tentang hari penghakiman besar itu? Mari kita sekarang akan melihat minimal ada 5 karakter hari penghakiman:

  1. Ini adalah hari yang besar, hari yang agung, hari yang colossal. Hari ini saya akan membawa saudara untuk membuka Alkitab banyak sekali ayatnya. 1 Tesalonika 4:16-17. Perhatikan, bumi akan dikejutkan oleh sesuatu yang belum pernah terjadi secara universal dan colossal. Apa itu? Surga menampakkan dirinya. Penghuni surga datang ke dunia. Saudara-saudara perhatikan, setelah bumi tidak mau menerima Pangeran Perdamaian yang dikirim oleh surga itu, maka setelah tiba waktunya, surga akan menyatakan dirinya kepada bumi dengan cara yang mengagetkan dan menakutkan. Kristus sendiri akan turun tetapi sebelumnya ada sesuatu yang mengikuti, yang ada di depan-Nya. Dan apa itu? Alkitab mengatakan ada teriakan yang keras sekali dari archangel, dari pemimpin malaikat. Dan kemudian ada sangkakala yang berbunyi. Bunyi sangkakala selalu adalah sesuatu yang dipakai untuk menarik perhatian orang untuk berkumpul atau mengumpulkan prajurit-prajurit untuk perang. Dan saudara-saudara, ini adalah tanda kematian bagi orang fasik dan ini juga adalah tanda pertolongan bagi orang yang benar. Saudara-saudara bayangkan sedang berada di medan perang, orang-orang benar itu sedang terdorong, terdesak oleh orang fasik, tetapi kemudian ada bala bantuan itu datang. Tidak disangka-sangka. Dari kejauhan mereka meniup sangkakala. Orang-orang yang tadinya merasa menang itu kemudian berbalik melihat ratusan ribu tentara bantuan itu datang. Mereka tahu sebentar lagi kalah, itu adalah hari kesialan mereka. Sebaliknya, prajurit yang tadinya terdesak itu, ketika tentara bantuan itu datang, mereka melihat, kekuatan mereka bangkit, mereka berteriak karena tahu mereka memenangkan peperangan. Dan itulah yang digambarkan di dalam 1 Tes 4. Pada waktu itu, jikalau engkau dan saya tidak berjuang untuk Kristus, itu adalah hari kesialan kita. Itu adalah hari yang besar, agung, colossal. Pada hari itu, semua manusia, sejak Adam, akan berkumpul. Dan langsung mereka akan terbagi menjadi 2; kambing dan domba. Tidak ada pernah hal ini terjadi sekalipun di dunia sejak dunia itu dicipta. Ini sungguh-sungguh kolosal dan mendebarkan.
  1. Itu adalah hari yang tepat, exact, presisi. Suatu penghakiman terhadap kehidupan yang tidak mungkin akan meluputkan satu bagian kehidupan kita. Mari kita lihat Matius 12:36. Perhatikan kata ‘every’/‘setiap’. Setiap perbuatan? No. Setiap careless word, kata-kata yang sia-sia. Saudara bisa bayangkan penghakiman terakhir itu? Kalimat yang sia-sia yang kita bahkan sendiri tidak pernah maksud untuk keluarkan atau tidak sadar untuk keluarkan. Tuhan itu lihat dan kemudian hakimi seturut dengan bobotnya. Misalnya ada orang yang mengganggu kita dan kita ngomel: ‘Sialan lu’. Kalimat itu sendiri didengar oleh Tuhan dan kemudian dihakimi. Oh Tuhan, Engkau akan memulihkan segala sesuatu, politik, ekonomi, alam semesta. Kita selalu bicara berkenaan dengan segala sesuatu yang besar, berkenaan dengan penebusan Kristus, tetapi Kristus juga memperhatikan segala sesuatu yang kecil, sia-sia. Mari kita melihat Roma 2:16. Perhatikan ‘menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi’. Kemarin Ibu Sari di dalam Pemuda berbicara berkenaan dengan self-talk. Saudara-saudara, menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, keinginan-keinginannya, nafsu-nafsunya, penyelewangannya dibuka oleh Kristus Yesus. Mari lihat Lukas 12:2-3. Yang dikatakan di dalam gelap akan kedengaran di dalam terang. Yang dibisikkan ke telinga di dalam kamar, private, akan diberitakan dari atas atap rumah. Sesuatu yang hidden, dan biasanya itu adalah dosa, tidak mungkin akan bisa mengatakan itu di hadapan Tuhan. Tetapi tidak ada yang private, semuanya akan diterobos masuk oleh Tuhan. Yang kecil, yang tersembunyi, yang tidak diperhatikan, akan dinyatakan dengan jelas dan dihakimi secara tepat dan presisi. Orang Kristen yang lahir baru tidak luput dari hal ini juga. Kita sering berpikir bahwa kita tidak akan dihakimi lagi dalam Yesus Kristus, memang itu ada dalam Alkitab. Itu artinya, kita tidak akan dimurkai dengan pengadilan Allah yang murka pada akhir zaman. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa orang Kristen yang lahir baru pun akan diperhadapkan dengan semua yang telah kita lakukan dan pikirkan dan renungkan di tempat yang tersembunyi atau yang nyata dalam hidup. Dan ini sesuatu yang pasti memalukan. Biarlah kita minta Tuhan untuk memberikan kepada kita satu worldview dari consummation Saya tidak bisa berpikir secara tuntas bagaimana hal ini akan terjadi. Karena di dalam kekekalan, Allah yang suci itu dan semua umat pilihan-Nya ada di sana, pasti tidak akan ada dosa. Dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengejek orang lain karena kesalahannya, karena dosanya. Tidak ada penghinaan yang boleh ada di sana. Tetapi tidak berarti bahwa tidak ada pikiran atau ingatan yang tidak hadir di sana. Saudara-saudara, satu bukti sederhana saja; Matius itu menuliskan: ‘Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria’. Itu tercatat dalam Alkitab. Tercatat dalam Firman Tuhan. Dan saudara-saudara tahu, Alkitab mengatakan, Yesus sendiri mengatakan: ‘Langit dan bumi bisa berlalu tetapi Firman-Ku tinggal tetap’. Selama-lamanya di surga. Maka Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria. Itu tidak akan dihapus. Ini sesuatu yang mencengangkan, saudara-saudara. Biarlah kita boleh hati-hati di dalam hidup ini dan minta Tuhan, takut kepada Dia.
  1. Ini hari universal judgement tetapi juga pada saat yang sama personal judgement. Lihatlah 2 Kor 5:10. ‘Kita semua’, ini bicara mengenai universal, bicara berkenaan dengan kaya, miskin, ayah, anak, tuan, hamba, orang yang percaya maupun yang tidak percaya, siapapun itu dan apapun kondisinya. Tetapi di dalam Roma 14:12, perhatikan; ‘pertanggungan jawab dirinya sendiri’. Kalau kita ada sesuatu hal yang menakutkan, atau merugikan, misalnya Pak Tommy ‘dipecat’, dia pasti akan merasa down sekali, mungkin nangis, marah. Tetapi kemudian selain Pak Tommy juga ada Widjaja, Desmond, dan semua yang lain juga dipecat karena company-nya pailit, maka Pak Tommy yang pertama kali mendengar kata ‘dipecat’ itu tidak jadi nangis. Tadinya dia merasa paling sial tetapi akhirnya ya sudahlah ga apa-apa, semuanya. Ini namanya universal. Tetapi kalau penghakiman itu bicara mengenai pribadi juga, ini urusannya lain. Ini urusannya adalah sesuatu yang menakutkan; pribadi Allah menghakimi kita secara pribadi. Mata Kristus yang suci melihat kita dan menghakimi kita melalui pandangan-Nya kepada mata kita pribadi. Ini menakutkan.
  1. Ini adalah penghakiman yang penuh, yang sempurna. Saya akan jelaskan apa yang Flavel katakan di sini. Ini adalah penghakiman yang secara penuh diakui keadilannya oleh terdakwa yang dihakimi. Penghakiman-Nya itu sempurna, penuh. Jelas dan akan diakui oleh seluruh kita, terdakwa. Memakai kalimat John Flavel; maka tidak ada satu tetes pun ketidakadilan di sana. Kristus akan mengadili dalam kesucian dan kebenaran dan keadilan-Nya. Itulah sebabnya Wahyu 16:5 mengatakan: ‘Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: “Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.”’ Tidak ada satu manusia pun yang dapat berdalih. Dan akan banyak saksi-saksi yang berdiri di sana. Dan salah satu saksi yang tidak mungkin berbohong adalah hati nurani manusia. Perhatikan Wahyu 6:16. Hati nurani mereka menyetujui bahwa kesalahan mereka itu layak atau sebanding dengan hukuman mati. Dan sekarang kalau ada kesempatan, mereka mau memilih matinya itu lebih baik gunung-gunung itu datang dan menimpa mereka daripada berhadapan dengan keganasan murka Allah.
  1. Ini adalah penghakiman yang tertinggi dan final. Tidak ada kemungkinan naik banding lagi. Ini final, tertinggi, case closed. John Flavel menyatakan karena sebagaimana ketetapan hati atau resolusi terpuncak dari iman adalah di dalam Firman dan kebenaran Allah, demikian juga resolusi tertinggi dari keadilan adalah di dalam penghakiman Allah.

Sekarang saya akan masuk lebih lanjut berkenaan dengan bagaimana ber-response kepada hari penghakiman:

Untuk saudara-saudara yang belum ada di dalam Kristus, atau saudara-saudara yang anggota gereja tetapi sebenarnya anda adalah orang yang palsu, saya mau mengatakan bahwa Alkitab menyatakan hari penghakiman itu pasti adanya. Dan bukan itu saja, itu adalah hari yang gelap bagimu, hari yang akan mencengangkan engkau, tetapi perhatikanlah pada pagi hari ini, ini yang Tuhan inginkan, bahwa engkau boleh menghindarkannya kalau engkau mau bertobat di dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus pernah mengatakan satu kalimat ini: ‘Jangan kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuhmu, dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa’, Yesus Kristus mengatakan: ‘Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti, takutlah akan Allah yang setelah mampu membunuh tubuh, memiliki kuasa melemparkan engkau ke dalam neraka.’ Pada pagi hari ini saya mengatakan kepadamu, semua orang-orang palsu, semua orang-orang yang belum menerima Kristus, yang menunda-nunda hidupmu, Kristus mengatakan ‘takutlah akan Dia, takutlah akan Dia, terimalah perdamaian di dalam Yesus Kristus.’ Tanpa Kristus, maka hari itu adalah hari kegelapan yang mengerikan, penuh dengan ratap tangisan dan gertak gigi. 

Untuk anak-anak Tuhan, bagi orang Kristen yang sejati yang mengharapkan dari Kristus itu mengasihi kita dan memberikan pertolongan-Nya. Mari kita membaca semuanya 1 Tes 5:1-11. Perhatikan apa yang diajarkan Paulus di sini:

Hal yang pertama, jangan berfokus kepada tanda-tanda detail akhir zaman, tetapi fokuskan kepada kesiapan pribadi, pelayanan dan spiritualitas kita. Banyak orang Kristen termasuk saya dulu adalah orang yang terus menerus paling suka tentang kotbah akhir zaman. Kenapa? Karena kita curious untuk apa yang akan terjadi pada akhir zaman. Siapakah sesungguhnya 666, kuda kuning, kuda hitam, kuda putih? Apa itu 10 tanduk? Saya katakan kebenarannya, begitu banyak buku, apalagi buku-buku kaum dispensationalist ataupun orang karismatik menuliskan mengenai tanda-tanda akhir zaman ini, tetapi ada satu orang yang meriset yang mengatakan tidak ada satu bukupun yang sama. Orang-orang reformed sendiri biasanya tidak terlalu akan masuk ke situ. Tetapi, Yesus Kristus mengatakan: “Lihatlah jikalau pembinasa keji itu sampai ke titik itu, engkau harus tahu waktunya sudah akan datang.” Dan akan terjadi sebelumnya gempa-gempa bumi, dan engkau akan dianiaya dan bangsa lawan bangsa akan perang. Kemudian kita akan melihat, oh mungkin nanti China dan Amerika akan perang. Perhatikan baik-baik, seluruh tanda yang Yesus katakan itu sudah terjadi bahkan sejak Yesus datang. Gunung berapi, gempa bumi ada di mana-mana sejak itu. Perang demi perang terjadi sejak itu. Dan martir banyak yang dibunuh sejak itu. Saudara tidak perlu untuk melihat lagi secara detail berkenaan dengan tanda-tanda akhir zaman karena Alkitab itu sebenarnya mengajarkan engkau mau tahu kapan Yesus itu datang, kapan penghakiman terjadi terakhir? Sebentar lagi. Engkau tidak usah lihat lagi yang lain, ini semua sudah terjadi. Semua yang Yesus katakan semua sudah ada. Saudara-saudara, sangat mungkin Yesus bicara, ya ini waktunya tidak tunggu lagi. Saudara-saudara, yang harus kita persiapkan sebenarnya adalah bagaimana kita itu masuk di dalam pelayanan dan mempersiapkan hati kita. Dan jikalau akhir zaman itu tidak datang, minimal saudara-saudara tahu bahwa kalau kita tidak datang kepada Tuhan, Tuhan akan menjemput kita. Bicara berkenaan dengan kematian. 

Hal yang kedua, Tuhan tidak menginginkan hari itu menjadi hari yang mengejutkan, hari yang malam bagi kita. Saudara-saudara, maka Tuhan menginginkan kita selalu berjaga-jaga, selalu ready. Saudara-saudara, sejak zaman Luther, maupun sejak zaman Calvin, maupun apalagi saudara-saudara masuk dalam orang-orang puritan, saudara akan menemukan cara pikir mereka seperti ini, mereka mengajar biarlah orang-orang gereja, biarlah orang Kristen hidup dengan seperti kaki berada di dua tempat, yang satu adalah di bumi ini, yang satu adalah di dalam surga, di dalam kekekalan. Dan ini adalah sesuatu yang paradoks yang terus kita jaga, jangan sampai kita tertidur.

Hal yang ketiga, jangan lupa penghakiman akan menjumpai kita setelah kita mati. Sekali lagi, dalam teologia Kristen, mati itu bukan segala-galanya. Orang meninggal biasanya RIP, rest in peace. Alkitab mengatakan belum tentu. Mungkin sekali masalah saudara akan lebih besar di sana daripada di sini. Apa masalah hidup manusia yang paling besar? Yaitu penghakiman Allah. Jikalau kita bisa lolos dari penghakiman terakhir, baru itu adalah rest in peace. Flavel mengatakan: jangan biarkan waktu yang sepele ini. Ini menghapus kesadaran kuat kita akan realita kematian, penghakiman dan kekekalan. Satu hal yang orang reformed harus belajar, menghidupkan impresi yang kuat akan kematian, penghakiman dan kekekalan di dalam hidup kita sekarang. Karena dunia ini dengan seluruh yang ada akan perlahan-lahan membuat kita tidak memiliki “takut yang sehat” terhadap kematian, penghakiman dan kekekalan. Saudara-saudara, sebaliknya orang reformed menyatakan, hidupkan itu. Bukan saja menghidupkan, meresponinya. Dan orang yang bisa meresponinya dengan tepat, maka orang tersebut mengerti arti the art of dying well

Terakhir, dengan cepat saya akan bicara berkenaan dengan enam detail yang Flavel ajarkan untuk orang Kristen lakukan sehari-hari, untuk orang Kristen menghadapi penghakiman terakhir:

(1) Lembut hati dan sabar menanggung kesulitan dan penderitaan bagi Kristus sepanjang kita hidup di dunia ini. Saudara-saudara, ketika saya membaca bagian ini dari Flavel saya langsung merasa disconnect dengan dia. Dan saya yakin banyak dari kita yang disconnect. Pada saat itu Flavel dan seluruh jemaatnya selalu berada di dalam kesulitan, penderitaan yang besar. Kapan kita pernah kerja keras buat Tuhan? Menderita bagi Tuhan? Saudara-saudara, kita adalah orang-orang Kristen yang sudah jauh sekali dari standard pelayanan. Banyak orang mengatakan bahwa saya memiliki tuntutan yang tinggi. Banyak orang mengatakan bahwa di gereja ini saya terlalu menge-push dan banyak orang mungkin tidak suka. Saya serahkan sama Tuhan karena saya sendiri merasa, saya sendiri kurang menge-push diri saya sendiri dan kurang kerja keras lagi untuk Tuhan. Tetapi saya mau membawa engkau, seluruh jemaat, lihatlah apa yang ada kepada orang-orang puritans, maka engkau akan tahu yang kita kerjakan di sini nothing. Kita belum apa-apa. Flavel mengatakan kepada jemaatnya dan kepada dirinya, dia yang penuh dengan kesulitan, penderitaan, aniaya karena berjuang bagi Injil Kristus pada waktu itu. Bahkan di negara Kristen Inggris pada waktu itu, yang orang Kristennya itu meliputi seluruh negara tetapi memiliki teologia yang salah. Dia mengatakan lembut hati dan sabarlah menanggung kesulitan dan penderitaan bagi Kristus sepanjang hidup kita di dunia. Dia mengutip Yakobus 5:7-11. Lembut dan sabar menanggung kesulitan dan penderitaan bagi Kristus sepanjang hidup kita. 

(2) Beritakanlah Injil. Daripada kita memperhatikan tanda-tanda akhir zaman, adalah sangat penting memperhatikan bagaimana Injil itu sudah mulai diberitakan atau tidak ke seluruh muka bumi. Karena ini adalah prinsip Yesus Kristus. Berita Injil ini sampai kepada seluruh bangsa baru pada hari itu tiba kesudahannya. Saudara-saudara, sebelum penghakiman itu datang, Alkitab mengatakan ada beberapa hal yang harus genap. Minimal tiga hal harus genap terlebih dahulu. Pertama adalah jumlah kaum pilihan harus genap. Setiap bangsa, suku bangsa, dialek, bahasa harus ada wakil di hadapan tahta yang Maha Agung. Yang kedua adalah jumlah martir, orang yang dibunuh karena Kristus Yesus harus genap. Dan yang ketiga secara kebalikannya, maka jumlah hari kefasikan sampai ke puncaknya itu penuh. Teologia reformed mengajarkan makin akhir zaman, anugerah umum itu makin ditarik, dan itu artinya kefasikan itu makin pada puncaknya. 

(3) Layanilah Kristus dengan perbuatan baik di dunia ini. Ingat tadi point (2) adalah kita melayani Kristus dengan mengabarkan Injil, yang bagian ini adalah melayani Kristus dengan perbuatan baik di dunia ini. Satu dengan yang lainnya kita tidak bisa untuk tiadakan. Di mana ayatnya? Matius 25:34-36. Dan pada waktu itu ada dua bagian yaitu kambing dan domba dan kepada yang domba itu, kepada orang pilihan Yesus katakan: “Pada waktu Aku telanjang, pada waktu Aku lapar, pada waktu Aku haus, engkau memberikan minum kepada-Ku.” Dan kemudian orang-orang di situ mengatakan: “Kapan, aku tidak pernah bertemu dengan Engkau?” Yesus mengatakan: “Yang kau lakukan kepada saudara-Ku yang paling kecil ini kau lakukan kepada-Ku.” Ini adalah bicara berkenaan dengan kehidupan yang gracious, kehidupan yang memberikan anugerah, kehidupan yang memberikan sejahtera kepada orang-orang di dunia ini. Saudara jangan kikir, jangan tamak. Saudara tidak boleh menahan berkat Tuhan kepada dunia ini. Layanilah dunia ini dengan kebaikan supaya nama Bapamu di surga dipermuliakan, demikian kata Yesus Kristus. 

(4) Jagai perasaan, afeksi kita dari cinta berlebihan kepada dunia ini. Lukas 21:34. Sekali lagi, jagai perasaan dan afeksi kita, jangan kita berlebihan mencintai daripada dunia ini karena dunia ini akan menjerat kita, membuat kita tidak siap pada hari penghakiman. 

(5) Kembangkan talenta yang dari Tuhan. Flavel mengingatkan kita untuk hal ini. Perumpamaan talenta yang ada dalam kitab Matius adalah tentang penghakiman terakhir. Ini bicara berkenaan dengan mengembangkan seluruh yang Allah itu sudah berikan kepada kita. Yang diberikan lima itu akan dipanggil untuk dihakimi. Yang memiliki dua itu akan dipanggil untuk dihakimi. Yang satu juga demikian. Jadi apa yang Tuhan itu inginkan? Untuk kita siap menghadapi hari penghakiman. Keluarkan talenta saudara, jangan sama sekali malas. Malas itu adalah sesuatu kejahatan di hadapan Allah. 

(6) Biarlah kita semua jujur dan tulus dan tidak munafik di dalam menjalankan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Kerjakan semua panggilan kita dengan kejujuran dan ketulusan. Yesus Kristus mengatakan: “Jangan terkena ragi kemunafikan.” Kalau itu sudah terjadi dalam hidup kita biarlah pada pagi ini kita minta kepada Tuhan untuk menghancurkan seluruh ragi kemunafikan itu. Jadilah seseorang yang memiliki satu arah hati. Melayani Tuhan melalui seluruh panggilan posisi yang Tuhan berikan kepada kita. Manusia dengan satu arah hati, itulah integritas. Kita mengucap syukur untuk anugerah Tuhan untuk seluruh kelimpahan yang Tuhan berikan kepada gereja-Nya melalui John Flavel dalam hidup kita.


Yesaya 2:3; Kisah Para Rasul 2:33-36; Kisah Para Rasul 2:1-13
 
 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more