Mazmur 16

25 November 2018
Mazmur 16
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Mazmur 16:1-11

Mazmur 16:1-11

Ini adalah satu Mazmur yang sangat saya sukai dan melihatnya more than precious. Jikalau boleh memberikan judul, saya akan memberikan judul nyanyian ini, “Bagi Daud, Kristus adalah miliknya di dalam hidup dan upahnya di dalam kematian.” Keseluruhan Mazmur ini bisa dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama, ayat 1-8, yaitu Kristus adalah milik Daud di dalam hidup ini. Ayat 9–11, yaitu Kristus adalah upah Daud di dalam kematian.

Dalam bagian pertama, kita melihat bahwa Kristus-lah yang paling berharga yang Daud miliki dan dari kepemilikkan ini Daud mengukur segala sesuatunya. Dalam ayat 5, ada satu ayat yang sangat menggugah hati kita. Kalimat ini sangat tajam, dikatakan, “TUHAN, Engkau adalah bagian warisanku dan pialaku” (My portion and my cup). “My portion” berbicara tentang my possession (kepemilikkanku) dan “My cup” berbicara tentang my reward (upahku). Ketika membaca ayat ini, apa yang ada dalam hatimu? Jikalau kita adalah anak-anak Allah yang sejati, di dalam hatimu akan ada sukacita yang melonjak kegirangan, ada hati yang sungguh-sungguh remuk sampai dalam. Jikalau sungguh-sungguh Allah adalah bagian kita, jikalau sungguh-sungguh kita mengenal Allah, pasti hidup kita tergugah oleh ayat ini. Setiap kali saya membaca ini, saya selalu hancur hati, ada sesuatu keindahan di dalam hidup yang dimunculkan oleh Allah. Apakah milikku itu? Pada saat ini, bagianku adalah Kristus sendiri. Dan apakah upahku ketika aku mati nanti? Adalah Kristus sendiri. Dalam ayat 5 itu dikatakan, “Engkau adalah bagian warisan yang diberikan kepadaku.” Ini adalah gambaran ketika Musa telah mengeluarkan suku-suku Israel dari Mesir dan kemudian Yosua memasukkannya ke Kanaan, setelah perang demi perang dimenangkan, maka saatnya setiap suku Israel mendapatkan tanahnya masing-masing. Satu persatu suku Israel dengan puluhan ribu orang di dalamnya, dipanggil oleh Yosua dan diberikan tanah demi tanah; Efraim, Manasye, Benyamin, Simeon, Zebulon, Naftali, Ruben, Gad. Tetapi pada satu suku yaitu Lewi, Yosua mengutarakan apa yang dikatakan oleh Musa, “Aku tidak akan memberikan milik pusaka kepada Lewi, karena milik pusaka Lewi adalah TUHAN, Allah Israel sendiri”. Tuhan Allah Israel adalah yang dijanjikan untuk mereka. Daud menuliskan hal ini, dan kita semua mengerti bahwa ini adalah portion dari suku Lewi, orang-orang yang melayani di rumah Tuhan secara full time. Warisan mereka bukan tanah tetapi pribadi Allah sendiri.

Sekarang perhatikan, ayat 5 bukan ditulis oleh suku Lewi tetapi oleh Daud keturunan suku Yehuda. Daud bukan orang miskin, Daud adalah seorang raja yang memiliki begitu banyak tanah dan harta. Tetapi kenapa dia menuliskan ayat ini? Karena hati Daud itu dimiliki dan memiliki Jehovah saja. Perhatikan baik-baik: Tidak seberapa penting milik kita, tetapi saya bertanya ke dalam hatimu, sebenarnya hatimu dimiliki atau memiliki siapa atau apa? Daud itu raja. Tetapi dia mengatakan, “Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku”. Oh, luar biasa sekali. Orang-orang yang ditebus oleh Kristus, jikalau Kristus itu benar-benar ada dalam hati kita, jikalau kita sungguh-sungguh menerima Kristus dalam hati kita, pada titik yang terdalam, saudara akan menemukan kesaksian Roh Kudus dalam hatimu bahwa Kristus adalah my portion and my cup. Ini adalah kalimat yang menggetarkan seluruh hati anak-anak Tuhan dan sangat menghibur kita di tengah-tengah dunia di mana kita menjadi musafir; di mana orang banyak melawan kita; salah mengerti terjadi di dalam hidup kita; penderitaan terjadi dalam hidup anak-anak Tuhan. Mungkin anak-anak Tuhan ditinggalkan oleh teman-teman sekutunya, dan akan masuk ke dalam kamarnya sendirian, berlutut dan dengan air mata mengatakan, “O GOD, you are my portion and my cup”. Apa yang ada di dalam hatimu, engkau memiliki siapa, dan siapa yang memiliki engkau, hai jemaat? Lihatlah Daud, dia adalah seorang raja yang memiliki segala-galanya tetapi dia mengatakan: aku dimiliki oleh Kristus dan Kristus menjadi milikku. “TUHAN, engkau adalah bagian warisanku”, tetapi bukan saja bagian warisanku, Engkau adalah pialaku. Piala di dalam Alkitab itu berbicara mengenai reward. Dalam Mazmur 11 dikatakan pada orang fasik, murka Allah menjadi isi piala mereka. Dalam Mazmur 23, orang benar pialanya penuh dengan kebaikan Allah yang melimpah-limpah. Sehingga my cup, pialaku, itu berbicara berkenaan dengan reward pada masa depan. Jadi ketika berbicara tentang bagian warisanku, ini berbicara berkenaan dengan hidup sekarang. Tetapi ketika berbicara tentang my cup adalah hidup setelah kematian. Bagi Daud, kehidupan masa kini dengan segala sesuatu yang dimilikinya, maka sesungguhnya hatinya yang terdalam adalah milik Allah dan dimiliki oleh Allah saja. Jikalau saudara membuka hati Daud seperti membuka bawang satu persatu, hal terdalam di dalam hati Daud adalah Kristus. Itu tidak bergerak dari tempatnya. Itu tidak berubah apa pun yang terjadi. Ya, sekali-kali Daud bisa jatuh di dalam dosa, bahkan besar. Ya, dia bisa terpeleset untuk menyukai sesuatu di dunia ini. Tetapi waktunya akan datang dan dia akan kembali, karena yang ada dalam hatinya yang terdalam adalah Kristus.

Saya sudah berbicara tentang inti dari ke-11 ayat Mazmur ini. Dari inti ini, kita akan melihat ke atas dan ke bawah. Dalam ayat pertama dan kedua, saudara melihat pengenalan Daud kepada Allah di dalam Kristus Yesus. Secara indah sekali, Daud menuliskan tiga sebutan di dalamnya. “Jagalah aku, ya Allah”, “Aku berkata kepada TUHAN: Engkaulah Tuhanku”. Saudara akan melihat ada tiga sebutan ini. Dalam bahasa Ibraninya, yang pertama disebut sebagai “El. “El” diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai “Allah” dan dalam bahasa Inggrisnya sebagai “God”. Ini adalah sebutan tentang satu pribadi yang paling tinggi. Ketika penulis-penulis menuliskan “El” itu adalah sebutan umum untuk Tuhan, satu supreme being. “El” dalam bahasa Ibrani juga diterjemahkan sebagai “the strong one, the mighty one”. Itulah sebabnya ketika dia mengatakan “KepadaMu Allah aku berlindung”. Kata yang kedua – JEHOVAH. Dalam bahasa Indonesianya adalah TUHAN atau dalam bahasa Inggrisnya – LORD. LORD itu nama personal dari Allah Israel yang besar itu. Pertama kali Dia menyatakan nama ini ketika Dia bertemu dengan Musa. Ketika Musa menggembalakan kawanan kambing domba, Musa melihat ada semak, di dalamnya ada api, tetapi tidak terbakar. Musa mendekati semak itu, kemudian dia baru tahu bahwa itu adalah Allah yang hadir di dunia ini. Allah mengutus Musa untuk pergi ke tempat Firaun membebaskan Israel keluar dari Mesir. Musa sangat segan dan tidak mau taat kepada Tuhan karena dia tidak memiliki kemampuan militan apa-pun untuk membebaskan Israel. Tetapi Allah memaksa dan mendesaknya. Kemudian Musa bertanya, ”Baik Allah, kalau orang itu bertanya nama-Mu siapa, saya harus sebut apa?” Maka Tuhan mengatakan, ”Katakan kepada mereka, nama-Ku adalah I AM WHO I AM”. “I AM WHO I AM” dalam bahasa aslinya artinya YHWH yaitu JEHOVAH. Ketika Jehovah itu muncul, dalam bahasa Indonesia itu, TUHAN. Itu adalah sebutan yang diberikan Tuhan hanya kepada orang-orang yang diselamatkan. Seluruh bangsa kafir tidak akan mengerti tentang kata ini. Hanya umat Allah yang mengertinya. “Siapa nama-Mu?” “My name is JEHOVAH”. Ketika berbicara tentang Jehovah, itu adalah God of covenant. Kata ketiga yang muncul adalah Tuhan. Apa artinya Tuhan? Dalam bahasa aslinya disebut “Adonai”. “Adonai” dalam bahasa sehari-hari artinya itu “my master” – sebutan untuk seseorang yang ditaati. Maka dalam dua ayat itu, saudara akan menemukan kedua kebenaran ini: Yang pertama, Daud mengatakan bahwa Kristus Yesus adalah Allah yang berkuasa itu. Tadi saya sudah mengatakan berkenaan dengan nama Jehovah, I AM WHO I AM. Dalam Perjanjian Baru, suatu hari Yesus Kristus mengatakan kepada orang Farisi dan ahli taurat satu proklamasi yang membuat mereka marah dan mau melempari Yesus Kristus dengan batu. Dia mengatakan satu kalimat ini, “Before Abraham was born, I AM.” Artinya Yesus-lah yang bertemu dan berkata-kata dengan Musa di semak belukar itu. Sekarang saudara mengerti dua ayat ini. “Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung”. “Aku berkata kepada JEHOVAH: Engkaulah Adonai, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau”. Pemazmur mengatakan bahwa Kristus-lah satu pribadi yang the strongest one. Kristus-lah satu pribadi – the mighty one. Kristus-lah yang berdaulat dalam hidupnya, maka dia menyatakan kepada Kristus “my master”. Itu artinya aku budak. Lihatlah bagaimana Daud itu memperlakukan Yesus Kristus. Dia melihat Yesus Kristus satu pribadi yang berkuasa di tengah-tengah seluruh ilah yang lain dan yang berdaulat di atas seluruh hidupnya, yang berhak mengatur seluruh hidupnya. Yesus Kristus adalah satu-satunya pribadi yang dia bisa percayakan untuk keselamatan hidupnya.

Dan bukan itu saja, dia melihat Yesus Kristus-lah sumber segala yang baik dalam hidup. Dalam ayat ke-2, ada satu ayat yang begitu tajam. ”Tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” Satu kalimat yang memuji kemuliaan Kristus saja. Renungkan kalimat ini. Kepada Yesus Kristus, apakah sungguh saudara bisa mengatakan kalimat ini? Hanya orang-orang yang seluruh hidupnya dimiliki oleh Allah yang bisa mengatakannya. Kalau kita mendua hati, kita tidak mungkin bisa mengatakan apa yang dikatakan pemazmur ini dan tidak akan tergerak hatinya ketika membaca ayat ini. Jikalau engkau hanya menempelkan kekristenan dalam hidup beragamamu saja, tidak benar-benar mengenal Allah yang sejati di dalam Kristus Yesus dan tidak benar-benar mendedikasikan seluruh hidupmu untuk Kristus, dan tidak membiarkan Dia untuk menguasai seluruh hidupmu, engkau tidak mungkin bisa mengatakan “God, you are my portion and my cup” “Apart from You, I have no good thing”. Evaluasilah hari ini, hai jemaat. Hatimu milik siapa? Jikalau hatimu dibuka, hal yang paling dalam itu ditemukan apa? Apakah itu Kristus yang engkau miliki yang terdalam? Apakah engkau dimiliki oleh Kristus sepenuhnya? Atau engkau menginginkan hal-hal yang lain di luar Kristus? C.S. Lewis mengatakan, “Allah tidak bisa memberikan kita kebahagiaan dan damai di luar diri-Nya”. Karena itu tidak ada sama sekali. Tidak ada kebahagiaan, damai sejahtera, di luar diri Allah. Allah tidak mungkin bisa memberikan cinta, keamanan, kebahagiaan, sukacita di luar diri-Nya. Kita tidak bisa mendapatkan hikmat di luar diri-Nya, karena memang tidak ada itu. Berapa dari saudara mencari seluruh yang saya katakan di luar diri Allah? Daud mengatakan, “Christ, you are my portion, you are my cup”. “Tidak ada sesuatu yang baik di luar diri-Mu”. Ada orang berkata kepada kami, “Saya sulit mengikuti Kristus, karena mengikuti Kristus itu penuh dengan resiko.” Pertanyaannya kembali: Apakah engkau sadar bahwa kalau engkau tidak mengikuti Kristus, resikonya lebih besar daripada mengikuti Kristus? Dapatkah engkau mendapatkan sukacita di luar Kristus? Berapa lama engkau menipu jiwamu sampai saat ini? Engkau sudah mencari apapun saja yang dunia tawarkan, engkau tidak pernah menemukan apa yang engkau inginkan. Perhatikan sekarang apa yang Kristus berikan kepada Daud dalam ayat 5-8. Empat hal berkat besar sekali dari Kristus kepada anak-anak-Nya yang di dalam isi hatinya itu adalah Kristus semata.

Yang pertama adalah keamanan (security), ini menghasilkan ketenangan dalam jiwa. Dikatakan: Engkau sendirilah yang meneguhkan (menjadikan) bagian yang diundikan kepadaku. Orang yang dalam isi hatinya bisa mengatakan “Christ, you are my portion you are my cup.” Dia tidak akan memperebutkan yang sia-sia, dia tahu apa yang dari Tuhan tidak mungkin bisa diambil oleh orang lain. Apa yang tidak dari Tuhan tidak dapat diraih olehnya. Dia menjadi orang yang tenang, tidak gelisah dan mengerti bahwa Tuhan akan menjagai apapun saja yang diberikan untuk dia. Saya tanya kepada saudara, berapa sering kita itu merasa kuatir (anxiety) karena merasa apa yang sesungguhnya menjadi “milik kita” jangan-jangan diambil oleh orang lain. Mungkin itu posisimu, kepemilikkan tanahmu, atau suatu yang engkau cita-citakan? Mungkin itu orang-orang yang kau sayang dan kita sulit sekali menguasai jiwa kita, tidak ada ketenangan, tidak ada keamanan. Tetapi Daud mengatakan bahwa Engkau sendiri yang meneguhkan bagian yang diberikan kepadaku. Oh, berapa banyak kita itu menghabiskan tenaga, kekuatiran dengan sesuatu yang tidak perlu. Kita terus gundah-gulana, tidak bisa melihat hidup ini dan begitu sakit hati. Kembalilah di dalam hatimu yang paling dalam, apakah kita boleh menemukan Kristus menjadi milik kita sepenuhnya dan kita dimiliki oleh Dia sepenuhnya. Jikalau kita bisa mengatakan “You are my portion, you are my cup”, maka orang ini tidak akan gelisah dan tidak akan iri hati, dia akan sungguh-sungguh tenang hidupnya karena tahu bahwa Allah yang establish apa yang dimiliki dia.

Berkat yang kedua, di ayat 6 adalah contentment, kepuasan (delight). “Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.” Orang benar akan menyukai dan puas dengan apa yang Tuhan berikan kepada dia. Hati kecilnya akan bersaksi – ini adalah hal yang terbaik yang Tuhan berikan kepada dia. Sehingga dia akan bersukacita dan bersyukur. Berapa banyak kita pernah menjumpai orang yang setiap kalinya tidak pernah bersyukur, terus-menerus berkeluh-kesah dan complain? Daud tidak. Daud menyukai segala sesuatu yang dia miliki bukan karena banyaknya atau kekayaannya. Tetapi dia bisa menikmati, mendapatkan kepuasan, contentment dengan segala sesuatu yang Tuhan berikan. Perhatikan baik-baik satu prinsip rohani ini. Bukan banyaknya dari kepemilikan (possession) kita yang membuat saudara dan saya bisa hidup content, delight, tetapi kalau kita menyadari bahwa apa yang diberikan ini adalah dari Tuhan, ini adalah anugerah dari Tuhan, maka di situ kita akan delight. Mengapa banyak orang kaya makan dengan harga yang begitu mahal, tetapi tidak pernah puas? Tetapi mengapa ada orang yang miskin hanya makan secukupnya saja tetapi dengan ucapan syukur? Jawabannya ada dalam kitab Pengkotbah. Salomo mengatakan, mendapatkan makanan itu adalah anugerah, tetapi bisa menikmati makanan itu adalah anugerah yang lain. Itu kunci! Kalau saudara-saudara bisa menyadari bahwa makanan di depan saudara, itu adalah karena Tuhan dengan tangan-Nya memberikan kepadamu, saudara akan menemukan contentment, delight. Tali pengukur yang jatuh bagiku, milik pusakaku yang Kau berikan itu menyukakan hatiku. Bukan karena milik pusaka itu, tetapi karena Engkau memberikannya kepadaku, itu akan menjadi delight, menjadi contentment.

Hal ketiga, berkat Tuhan kepada orang yang dimiliki dan memiliki Kristus adalah adanya pimpinan Tuhan (council of God), nasihat Tuhan yang dia bisa dengar dalam kesehariannya. Ayat 7 dikatakan, “Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku.” Ini suatu pujian karena Tuhan berbicara kepada kita, apa yang harus kita jalani. Banyak orang Kristen tidak tahu apa kehendak Tuhan saat ini, sebenarnya sampai seumur hidup, tidak pernah mengerti kehendak Tuhan. Aku membaca Alkitab, pergi ke gereja, aku tidak mengerti kehendak Allah. Jikalau saudara tidak bisa mengatakan “Christ, you are my portion, you are my cup”, saudara tidak akan mengerti detail dari nasihat hikmat Tuhan. Kenapa ada orang yang bisa tahu dengan jelas Tuhan pimpin ke mana, apa kehendak Tuhan bagiku saat ini? Itu semua adalah kalau Kristus itu ada di dalam pusat hatinya, bukan sekedar hanya pergi ke gereja/menjadi orang Kristen yang melayani, tetapi yang sungguh-sungguh meletakkan Kristus di center hidupnya.

Berkat keempat adalah kestabilan di masa yang sulit. Lihat di ayat 8, “Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.” Saudara perhatikan “Aku tidak goyah.” Orang-orang yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk dikuasai oleh Kristus, tetap akan memiliki kesulitan-kesulitan di dunia ini, tetapi akan ada tangan Tuhan yang mengokohkan dia untuk stabil. Alkitab mengatakan, “I will not be shaken.” Ini adalah janji khusus kepada orang-orang yang benar-benar men-Tuhan-kan Kristus. Kita tidak berbeda dengan orang-orang di dunia, apa yang menjadi kesulitan mereka akan menjadi kesulitan kita. Kalau ekonomi Australia turun maka dia kena, kita akan kena. Dulu ada pengkotbah mengatakan, anak-anak Tuhan memiliki keunggulan khusus, kalau orang lain berada dalam kesulitan, dia tidak akan berada dalam kesulitan. Sampai gempa bumi dan tsunami datang, baru pengkotbah itu memikirkan ulang apa yang dikotbahkan. Tidak mungkin terjadi, air tsunami datang begitu sangat tinggi lalu melewati rumah orang Kristen, dan ambil yang bukan orang Kristen saja. Tidak! Saudara akan menemukan orang Kristen dan orang tidak Kristen akan menderita hal yang sama. Tetapi apa yang membedakan adalah di dalam Kristus, kita akan di pegang oleh Kristus. Alkitab mengatakan Daud melihat Tuhan bekerja di dalam segala jalannya. Daud mengatakan; aku senantiasa memandang kepada Tuhan, Tuhan berada di sebelah kananku, aku tidak goyah!

Bagian kedua, ayat 9-11, “Christ is my cup (reward) in my death.” Mazmur 16 menyatakan kestabilan, kekuatan, kesungguhan Daud bukan saja ketika dia hidup tetapi ketika dia sudah mati dan hidup setelah mati. Dalam ayat 9-11 ada satu ayat kunci penting sekali dan saudara-saudara harus melihatnya. Ayat 10b adalah kunci untuk melihat ayat 9-11. “Engkau tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” Dalam bagian pertama tadi sudah dikatakan Daud memiliki berkat-berkat kestabilan itu, dalam kehidupan sekarang. Tetapi dalam ayat 9-11 adalah setelah kematian. Kenapa dia bisa stabil dan yakin pada waktu kematian? Ada sesuatu kestabilan dan sukacita setelah kematian. Perhatikan baik-baik ini ayatnya; Kristus yang menjadi bagiannya di dalam hidupnya adalah Kristus yang bangkit, yang akan menolong dia, membebaskan dia dari dunia orang mati. Dia akan menjadi milik Kristus sepenuhnya. Ayat yang ke-10 adalah ayat yang sangat penting karena dalam Perjanjian Baru ada dua tempat yang mengutip ayat ini. Yang pertama adalah pada waktu Pentakosta, Petrus berkotbah. Yang kedua adalah pada waktu Paulus berkotbah di Antiokhia. Kedua kotbah ini mengutip Mazmur 16:10 dan mereka mengkotbahkan mengenai satu peristiwa yang penting yaitu kebangkitan Kristus. Petrus berkotbah ayat ini, dia mengatakan Orang Kudus-Mu tidak melihat kebinasaan. Paulus mengkotbahkan ayat ini, mengatakan Orang Kudus-Mu tidak akan melihat kebinasaan. Kedua orang itu mengatakan ayat ini adalah ayat tentang Kristus Yesus yang bangkit. Ini bicara berkenaan dengan satu Orang Benar yang dibangkitkan oleh Allah, dan sesuatu yang unik terjadi di dalam dua kotbah ini, yaitu Petrus maupun Paulus mengatakan, “Lihatlah hai Israel, Daud menuliskan hal ini tetapi Daud tubuhnya decay. Tetapi Orang Benar ini tubuh-Nya tidak decay.” Petrus and Paulus bicara berkenaan dengan kebangkitan Kristus Yesus. Daud memiliki sesuatu confident dalam dirinya. Kristus yang menjadi bagian dalam hidupnya saat ini adalah Kristus yang akan membangkitkan dan menolong dia dalam kematian. Bukan itu saja, Kristus akan memberikan diri Kristus kepada Daud sebagai pialanya. Sehingga Daud akan berdiri di hadapan Kristus, dengan sukacita yang berlimpah-limpah dan di tangan kanan Kristus, ada nikmat senantiasa. Ini adalah nubuatan Messianic. Ini adalah jaminan dari Tuhan kepada semua orang yang hati terdalamnya adalah Kristus. Ini adalah suatu berkat yang besar, orang-orang di dalam Kristus akan memiliki kestabilan dalam hidup dan mati. Dan akan mendapatkan pertolongan Tuhan di dalam hidup ini dan setelah hidup ini berakhir. Orang-orang yang bisa mengatakan “You are my portion you are my cup O Lord” dia akan bersukacita, jiwanya akan bersorak-sorai, bahkan ketika dia menghadapi kematian.

Saya teringat cerita Adoniram Judson, yang menjadi misionaris di Burma, mengabarkan Injil bertahun-tahun. Meskipun tidak satu orang-pun bertobat selama tujuh tahun pelayanannya, sangat sulit dan menderita, tetapi di hari kematiannya, sukacita meliputi dirinya. Dia mengatakan: Oh, aku akan pergi ke Kristus, dan betapa aku bergembira dan bersukacita, sama seperti seorang anak kecil, pulang dari sekolah dan berlari-lari untuk berjumpa dengan mamanya di rumah. Oh, aku mengharapkan hari ini, aku bersukacita untuk hari ini. Dan itulah yang diberikan kepada orang-orang yang bagiannya dan warisannya adalah Kristus. Saudara akan menemukan begitu banyak kesaksian-kesaksian di dalam hidup ini dari orang-orang yang di pakai oleh Tuhan pada hari hidupnya dan hari kematiannya dan bagaimana sukacita Tuhan itu menyertai. Aku tidak goyah dan aku bersukacita, jiwaku bersorak-sorai dan tubuhku akan diam dengan tentram karena Allah tidak akan menyerahkan aku ke dalam dunia orang mati, karena Orang Kudus-Mu tidak akan melihat kebinasaan yaitu Kristus. Dan ketika aku mati, aku akan melihat jalan kehidupan itu, aku akan menemukan Kristus menjadi reward dalam hidupku. Saya bersama-sama dengan dia di dalam hadirat-Nya, ada sukacita berlimpah-limpah dan di tangan kanan-Nya ada nikmat senantiasa. Itu adalah bagian orang-orang yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Kristus. Tuhan yang hadir di tengah-tengah kita adalah Tuhan yang memberikan kepada kita seluruh berkat-berkat-Nya pada saat ini dan saat nanti kita mati. Terimalah Dia, taklukan hati kita kepada Dia, katakan kepada Dia, “My Master my Lord, aku ini budak-Mu dan ambil hatiku, masuk di dalam tempat yang paling dalam, bertahtalah di sana dan milikilah hidupku seutuhnya dan untuk-Mu.” Kiranya kasihan Tuhan menyertai kita semua. Mari kita berdoa.


Matius 6:9-11
 
 

Mazmur 63
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more