Ringkasan Khotbah

21 April 2024
Kebangkitan Kristus Adalah Kunci Iman Kristen
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Fil 3:10-14

Fil 3:10-14

Kekristenan dibangun di atas pribadi dan karya Kristus. Pribadi Kristus yang Dwi Natur, Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya tidak mungkin terlepas dari karya-Nya. Dan di dalam karya-Nya dari inkarnasi, mati, bangkit, naik ke sorga, dan di atas tahta Dia mencurahkan Roh Kudus, ini menjadi suatu pekerjaan mata rantai yang kokoh untuk keselamatan kita yang tidak mungkin bisa dilepaskan satu dengan yang lain, dan di antara karya Kristus, maka Alkitab, rasul-rasul, mengajarkan kematian dan kebangkitan Kristus adalah fokus iman kita. Begitu pentingnya peristiwa ini sampai-sampai Paulus menyatakan di dalam ayat ini, “Tujuan hidupku adalah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan bersekutu bersama-sama di dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya, supaya pada akhirnya aku beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”Ini adalah satu tujuan di dalam seluruh kehidupan Paulus. Bukan membuat gereja, bukan belajar teologia, bukan mengabarkan Injil, bukan membangun sebuah gedung gereja, bukan membangun jemaat, bukan mati martir. Semuanya tadi yang saya katakan, seluruhnya dikerjakan oleh Paulus, tetapi biarlah kita boleh tahu apa yang menjadi nomena dan bukan fenomena. Apa yang sesungguhnya membuat dia begitu perkasa di dalam seluruh tubuhnya yang sangat lemah. Paulus, apa yang engkau inginkan? Apa tujuan hidupmu? Maka di dalam bahasa aslinya, my aim, saya punya tujuan adalah aku mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan Persekutuan di dalam penderitaan-Nya. Aku menjadi serupa dengan kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Dan kemudian, ‘titik’? Tidak! Dia mengatakan aku berjuang untuk itu, aku mengejar itu. Aku tidak menganggap bahwa aku sudah menemukannya, aku berjuang untuk itu. Aku melupakan segala sesuatu yang di belakangku, aku menetapkan tujuan dan aku berjuang untuk tujuan itu. Maka prinsipnya ada di sini saudara-saudara, orang-orang kudus sepanjang masa mengerti mata air kehidupan dia adalah kalau dia bisa menimba lebih dalam, lebih dalam lagi akan kematian dan kebangkitan Kristus. Kalau Roh Kudus bekerja membuat kematian dan kebangkitan Kristus itu kita lebih mengenal, lebih mengerti, lebih dalam apa artinya, di situ maka kekuatan rohani itu muncul. Saudara-saudara, siapa yang tidak tahu apalagi kalau kita adalah orang Kristen, Yesus mati, Yesus bangkit, semua juga tahu. Kemudian saudara pikir, ya sudah tidak usah pikir lagi. Kalau seperti itu, maka tidak perlu Alkitab ini ditulis panjang lebar. Saudara-saudara, Alkitab ini ditulis panjang lebar adalah setiap kali kita membaca dan setiap kali Roh Kudus ini mengiluminasi, saudara dan saya akan dibawa makin lama makin dalam mengerti apa itu kebangkitan dan penderitaan Kristus. Yang membedakan kita dengan Paulus, Paulus memiliki satu ketetapan hati, “Aku akan mengejar, mengejar dan mengejar!” Saudara-saudara, itu yang menumbuhkan kerohaniannya, itu yang membuat dia makin dewasa iman, itu yang membuat dia bisa memiliki kuasa untuk menaklukkan dosa dan juga untuk bersaksi. Saudara-saudara, kita harus terus memikirkan kematian dan kebangkitan Kristus itu makin lama makin dalam dalam seluruh aspek.

Pada pagi hari ini saya akan membawa saudara-saudara memikirkan mengenai kebangkitan Yesus itu pentingnya bagi iman kristiani. Apa artinya kebangkitan Kristus bagi aku, imanku? Apa sesungguhnya yang Tuhan berikan kepadaku melalui kebangkitan-Nya? Saudara-saudara, kebangkitan Yesus Kristus adalah kunci iman Kristen. Mengapa? Pagi ini kalau Tuhan pimpin maka kita akan bicara mengenai 5 hal ini. 

Yang pertama adalah, karena sesuai dengan janji Kristus, Yesus bangkit dari kematian-Nya. Oleh karena itu kita dapat yakin bahwa Dia mewujudkan seluruh janji dan perkataan-Nya kepada kita. Saudara-saudara, kita harus mengerti bahwa Yesus adalah pribadi yang tidak pernah tergantikan di dalam dunia ini. Tidak ada duanya. Dia bukan saja pendiri agama, Dia bukan saja nabi, Dia bukan saja seorang revolutionnaire, Dia adalah pribadi ke-2 dari Tritunggal yang turun ke dunia, yang mengenakan tubuh, yang mati dan bangkit untuk menebus manusia dari kebinasaan. Saudara perhatikan kalimat di bawah ini: tidak ada satu manusia pun yang pernah bisa memprediksi dengan cara bagaimana dia mati dan menyatakan bangkit pada hari ke-3 dan sungguh-sungguh tergenapi. Kebangkitan itu menyatakan, bukti bahwa apa yang dibicarakan itu benar. Kebangkitan itu menyatakan bahwa Dia itu jujur, Dia bukan nabi palsu. Kebangkitan itu membuktikan bahwa Dia bisa dipercaya. Kebangkitan itu membuktikan bahwa Dia adalah pribadi yang benar. Kebangkitan itu membuktikan bahwa kalimat-kalimat yang diucapkan dengan bibir mulut-Nya itu bisa kita pegang menjadi sandaran hidup kita. Dari satu peristiwa kebangkitan itu, di mana kebangkitan itu sendiri Dia sudah katakan sebelumnya, dan Dia membuktikan perkataan-Nya benar, dari titik itu saudara lihat kembali seluruh kalimat-kalimat-Nya dalam hidup kita. Kalaupun itu belum terjadi, pasti akan terjadi. Bahkan Dia mengatakan satu claim seperti ini, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi engkau akan lihat perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Oh, ini kalimat yang luar biasa berani. Kita bicara sehari berapa puluh ribu kalimat, saudara. Yesus di dalam hidup 33 ½ tahun itu, Dia bicara berapa ribu kalimat? Jutaan. Satu pun tidak akan ada yang gagal. Oh Pak Agus, kita bicara seperti itu kan harap. Pak Agus, anda bicara seperti itu kan mudah-mudahan. Pak Agus, anda bicara seperti itu kan menduga. Tidak! Karena Dia bicara bahwa Dia mati dan bangkit dan Dia bangkit! Saya tanya sekarang, apakah ada pendiri agama yang seperti ini? Apakah ada satu orang yang sangat baik, filsuf di dalam dunia yang berpikir sangat-sangat pelik pun yang bisa mengatakan ini dan bisa membuktikan kalimatnya pasti tidak ada satu pun yang salah? Kematian dan kebangkitan Yesus menyatakan bahwa apa yang dinyatakan itu tidak berdusta, itu sungguh-sungguh terjadi.

Hal yang ke-2. Kebangkitan Yesus di dalam tubuh menunjukkan kepada kita bahwa Kristus itu penguasa Kerajaan Allah yang kekal. Sekali lagi, kebangkitan Yesus di dalam tubuh menyatakan bahwa Dialah penguasa Kerajaan Allah yang kekal. Mari kita melihat Roma 1:4. Ini adalah salah satu ayat Alkitab yang menjelaskan pentingnya kebangkitan tubuh Yesus dan implikasinya di dalam pemerintahan Kristus akan Kerajaan Allah yang kekal itu ada di tempat ini. Roma 1:4. Saudara bisa melihat bahwa kalimat ini menyatakan kebangkitan Yesus dari kematian itu menunjukkan kuasa dan otoritas-Nya sebagai Anak Allah. Ini menandakan kemenangan-Nya atas dosa dan kematian dan mengukuhkan Dia sebagai penguasa kerajaan Allah yang kekal. Saudara-saudara, ayat yang lain yang dengan prinsip teologi yang sama, 1 Korintus 15:20-28. Saya akan bacakan seluruhnya. Saudara-saudara, Yesus bangkit dengan tubuh-Nya bukan tidak ada artinya. Maka Paulus menyatakan kebangkitan Yesus dengan tubuh-Nya menyatakan sebagai manusia yang sejati dan Allah sejati, Dia memerintah Kerajaan Allah di muka bumi ini. Ini menggambarkan pemerintahan Yesus yang berkelanjutan sampai seluruh musuh-musuhnya dikalahkan, termasuk kematian itu sendiri dan menegaskan otoritas dan kemenangan tertinggi-Nya. Yesus bangkit dari kematian dengan tubuh yang baru dan Allah Bapa di sorga menyatakan Dia adalah pemerintah itu. 

Saudara, ada ayat yang unik. Mari kita melihat Matius 28. Kita tahu semua Matius pasal 28:18-20 adalah bicara berkenaan dengan amanat agung. Saudara-saudara perhatikan ayat 16: ‘Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.’ Ayat 17 dan 18: ‘Ketika melihat Dia, mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”’ Saudara dan saya menjadi orang Kristen zaman sekarang, saudara dan saya menyembah Kristus, saudara pasti tidak ragu-ragu bukan? Tetapi saudara perhatikan ada ayat yang aneh di sini, “Kenapa murid-murid-Nya itu sebagian ragu-ragu?” Perhatikan baik-baik. Orang Yahudi diajarkan tidak boleh menyembah allah yang lain selain Allah di sorga, apalagi menyembah manusia. Mereka melayani bersama Yesus, okay. Mereka menjadikan Yesus guru, baik, tetapi mereka menyembah hanya satu yaitu Allah di sorga. Mereka bisa melihat Yesus menyembuhkan orang, membereskan angin ribut, mereka terpesona, mereka mengatakan Tuhan. Tuhan itu artinya tuan, tetapi bicara mengenai menyembah itu adalah Allah. Sebagian dari mereka itu ragu-ragu. 

Saudara, ini adalah masalah teologis yang besar bahkan sampai sekarang. Kalau saudara-saudara bicara berkenaan dengan orang-orang di luar kekristenan, mereka selalu akan bertanya kepada kita, “Mengapa orang Kristen itu menduakan Tuhan? Pertama adalah mengapa engkau mengatakan Yesus itu Tuhan? Seandainya engkau mengatakan Yesus Tuhan, tetapi kemudian juga engkau mengatakan Yesus manusia, saya lebih tanya lagi kenapa engkau menyembah manusia?” Saudara-saudara ini menjadi masalah teologis yang luar biasa besar. Bahkan kalau kita orang Kristen, kita mengatakan bahwa Yesus adalah pribadi ke-2 Tritunggal dan kemudian kita menyembah, kita pasti akan okay, tetapi kemudian saudara-saudara tahu bahwa di sorga kita menyembah Yesus yang adalah Allah yang sejati sekaligus manusia yang sejati. Tetapi inilah yang Allah nyatakan melalui Alkitab: Yesus Kristus yang adalah Allah yang sejati dan manusia yang sejati. Dia ditentukan sebagai penguasa kerajaan Allah yang kekal. 

Hal yang ke-3adalah kita dapat yakin akan kebangkitan kita karena Kristus telah dibangkitkan. Kebangkitan Yesus di dalam sejarah membuat kita bisa mendapatkan satu kepastian bahwa adanya kehidupan setelah kematian. Saudara, sekali lagi kita sudah terbiasa dengan seluruh kalimat Kristen, kita tidak rasa ini menjadi suatu yang spesial. Tetapi sesungguhnya kalau saudara bayangkan sekarang, kalau Yesus tidak bangkit, apa yang terjadi setelah kematian tidak ada yang bisa memastikan. Ya, saudara bisa mengajarkan doktrin tentang hal itu, saudara bisa mengajarkan teori yang hebat tentang hal itu, tetapi tidak ada bukti. Saudara-saudara, bahkan sebelum Yesus bangkit, begitu banyak teori, begitu banyak spekulasi, banyak perdebatan, tetapi tetap tidak ada bukti bahwa ada kehidupan setelah kematian. Tetapi kebangkitan Yesus menyatakan kepastian bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Kematian bukan akhir, kematian adalah pintu masuk di dalam kekekalan, dan yang mana di dalam kekekalan itu kita menerima penghakiman, dan apakah dari penghakiman itu kita menerima kehidupan kekal atau kematian kekal. Saudara mari kita melihat Kisah Para Rasul 17:31. Saudara bisa melihat bahwa Allah memberikan kepastian akan penghakiman itu dengan bukti kebangkitan Yesus. Kisah Para Rasul 17:31, “Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Tuhan menyatakan, “Kau lihat kebangkitan Yesus. Hai seluruh dunia, kau lihat kebangkitan Yesus. Ini adalah jaminan-Ku. Perhatikan baik-baik. Ini adalah bukti-Ku bahwa pasti akan ada penghakiman. Hidupmu tidak akan berakhir di dalam kematian. Aku akan membangkitkanmu kembali dan Aku akan menghakimi engkau. Dan buktinya adalah Aku membangkitkan Yesus.” 

Hal yang ke-4. Kebangkitan Yesus menyatakan kuasa yang membangkitkan Yesus itu tersedia bagi kita untuk menghidupkan diri kita, tubuh kita yang mati rohani itu, sekarang menjadi hidup dan masuk di dalam pengudusan. Sekali lagi mari kita membaca Roma 8:11 yang beberapa minggu lalu saya eksposisi. Di sini dikatakan, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Sekali lagi, ini adalah kalimat bukan bicara berkenaan dengan kebangkitan tubuh ketika setelah kematian, tetapi ini adalah bicara bagaimana Roh Kudus akan membuat seluruh tubuh kita yang sebelumnya tanpa Kristus selalu mengerjakan pekerjaan kegelapan, sekarang menghidupkan kita untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan terang. Dengan kata lain, kalimat ini menyatakan kita diberikan kuasa untuk hidup kudus. 

Kebangkitan Yesus itu membuat kita di dalam Dia memiliki Roh yang sama. Kebangkitan Yesus itu menjadi titik awal Tuhan memberikan Roh-Nya masuk dalam hati orang-orang yang dipilih-Nya. Kalau Yesus tidak bangkit maka dunia akan makin lama makin gelap, dunia makin lama makin jahat. Tetapi Kristus itu bangkit, Dia memberikan kuasa kebangkitan kepada para pengikut-Nya, membuat suatu dunia di tengah-tengah arus kegelapan itu ada sinar yang makin lama makin bersinar. Saudara perhatikan kalimat di bawah ini: di dalam Kristus kita akan makin kudus, di luar Kristus maka orang itu akan makin jahat. Ada dimana? Wahyu 22:11. Mari kita lihat Wahyu 22:11, mari kita membaca bersama-sama: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” Saudara-saudara, ini bukan sesuatu statis tetapi sesuatu progressive

Yang terakhir ke-5. Kebangkitan Yesus Kristus adalah dasar kesaksian gereja kita kepada dunia. Seorang theolog dari Scotland, Alexander Maclaren menyatakan demikian, “Anda tidak dapat membangun gereja dari Kristus yang mati. Anda tidak dapat membangun gereja dari rumor gosip dan cerita-cerita kebangkitan. Anda hanya dapat membangun gereja dari kenyataan bahwa Dia itu bangkit.” Penampakan Yesus yang bangkit secara fisik adalah keperluan mutlak bagi iman dan kesaksian kita. Iman yang sejati harus berlandaskan kepada fakta, dan fakta sejarah yang sejati itu menyatakan dan membuktikan bahwa Yesus Kristus bangkit. Dan saksi itu bukan cuma satu. Yesus sepanjang 40 hari menyatakan kebangkitan-Nya. Di dalam 1 Korintus 15:14 Paulus menyatakan demikian: “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” Saudara perhatikan baik-baik satu kalimat penting di bawah ini: Gereja meletakkan tumpuan kesaksiannya pada pondasi tunggal yaitu kebangkitan. Kenapa engkau memberitakan Injil Pak Agus? Karena Kristus bangkit. Kenapa engkau mau berjuang habis-habisan Pak Agus? Karena Kristus itu bangkit. 

Saya tidak sedang mengabarkan seorang pendiri agama yang baik yang mati, saya mengabarkan satu pribadi yang tidak ada duanya di dunia ini. Tidak saja baik, tidak saja tulus, tidak saja berani, tidak saja suci, tidak saja benar, tetapi Dia menaklukkan dosa dan setan. Siapa yang seperti Dia? Siapa orang yang pernah hidup seperti Dia? Siapa malaikat seperti Dia? Siapa tua-tua di surga seperti Dia? Dia bangkit! Itulah dasar kenapa gereja itu berdiri. Dan itu dasar saudara dan saya harus mengabarkan ini ke seluruh dunia. Kebangkitan Kristus. Itulah sebabnya maka Paulus menyatakan sekali lagi. Engkau ingin apa Paulus? Memberitakan injil? Iya, tapi bukan itu. Engkau ingin apa, membangun gereja? Iya, tapi bukan itu. Jadi misionaris? Iya, tapi bukan itu. Jadi martir? Kalau Tuhan kehendaki, tapi bukan itu. Lalu kemudian kamu ingin apa? Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dalam kematian-Nya, supaya akhirnya aku beroleh kebangkitan dari antara orang mati dan aku mengejarnya. Apa yang engkau dan saya kejar? Kiranya kita boleh mengenal Dia. Kiranya kita boleh mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Mari kita berdoa.

GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more