Doa Bapa Kami (2)

2 September 2018
Doa Bapa Kami (2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:5-9

Matius 6:5-9

Kita sudah masuk ke dalam bagian kedua dari kesalehan orang Yahudi. Yang pertama adalah sedekah, dan yang kedua adalah berdoa. Dan ini adalah satu introduction di dalam sebuah khotbah berkenaan dengan doa Bapa kami. Hal-hal yang membuat Allah pasti tidak menjawab doa kita.

Pertama, Allah tidak menjawab doa kita jikalau kita tidak berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saya tidak mengatakan bahwa saudara harus mengucapkan nama Tuhan Yesus Kristus seperti mantra. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan, jikalau engkau ada di dalam Aku dan Firman-Ku ada di dalam engkau, maka minta apa saja yang kau kehendaki, pasti Aku akan mengabulkan. Maka saudara-saudara ini adalah satu janji kepastian. Ini sesuatu yang pasti Tuhan akan mengabulkan doa kita, jika dan hanya jika kita ada di dalam Kristus dan Firman-Nya tinggal di dalam kita. Saya masih teringat akan satu kakak dari isteri saya. Dahulu dia tidak mengenal Kristus, dan sudah dikabarkan Injil berkali-kali, sudah memperkenalkan Kristus kepadanya, tetapi terus dia mengeraskan hati. Kadang-kadang orang yang mengeraskan hati kepada Kristus, Tuhan memberikan sesuatu kesulitan besar. Bukan karena Allah kejam kepada dia, tetapi tanpa itu manusia tidak akan mencari Allah yang sejati. Maka ketika dia berada dalam kesulitan yang besar, sakit yang parah, dan masuk ke dalam operasi yang sangat menakutkan. Maka isteri saya datang kepadanya, dan sekali lagi berkata: “Kakak, jikalau engkau sudah mencari pertolongan kanan kirimu ke belakang selama ini engkau tidak mendapatkannya, maka aku katakan kepadamu, masih ada satu jalan keluar, lihat ke sorga, dan berseru kepada Tuhan Yesus, katakan kepada Dia, Tuhan Yesus aku tidak mengenal Engkau, tetapi Engkau mengenal aku, kasihani aku, jawablah doaku, biar aku tahu bahwa Engkau adalah Allah yang hidup.” Dan Tuhan itu menjawab doanya. Barangsiapa di dalam Aku dan Firman-Ku ada di dalam kamu, minta apa saja yang engkau kehendaki pasti engkau akan dikabulkan. Sudah berapa banyak engkau sia-sia dalam hidupmu, engkau beragama apapun saja engkau tahu tidak ada kedamaian di dalam hidupmu. Engkau berdoa apa saja engkau tahu bahwa itu adalah kemungkinan-kemungkinan yang kosong. Karena allahmu itu adalah allah yang tidak ada. Di dalam Alkitab, Allah Tritunggal-lah, Allah yang sejati. Dan Allah Tritunggal itu menyatakan diri-Nya di dalam Yesus Kristus, menebus hidupmu, membuat engkau boleh berdiri di depan Allah Bapa, mendapatkan kasih karunia-Nya. Setiap orang yang mau berjumpa dengan Allah, maka engkau harus tahu bahwa itu adalah perjumpaan yang menakutkan kecuali kita ada di dalam Yesus Kristus. Takhta Allah adalah takhta penghakiman bagi manusia yang berdosa, tetapi takhta Allah menjadi takhta kasih karunia bagi orang berdosa di dalam Yesus Kristus.

Hal yang kedua adalahjikalau pikiran kita ketika berdoa terus menerus liar dan tidak terkontrol. Maka Alkitab mengatakan jadilah tenang supaya engkau itu bisa berdoa. Alkitab juga mengatakan, “Diam, ketahuilah bahwa Akulah Allah.” Setiap orang ketika berbicara berkenaan dengan Allah, hidupnya, kalimatnya, hatinya, harus serius. Ini bukan permainan, ini keseriusan, sungguh-sungguh. Ini bukan membuat kita tertekan, tetapi ini membuat hati kita harus bulat, pikiran kita harus tajam, ketika kita berhadapan, berkata-kata dengan Allah yang suci.

Hal yang ketiga adalah di dalam hati kita ada kejahatan atau dosa yang tidak mau kita akui. Mari kita melihat satu bagian Firman Tuhan yang begitu jelas. Mazmur 24:3-4. Mari kita membaca bersama-sama ayat ini. “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” Daud menyatakan siapa yang boleh datang ke tempat takhta Tuhan, siapa yang boleh naik ke atas gunung-Nya Tuhan, maka dia menyatakan orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.

Saudara-saudara, hidup kita pasti ada dosa, Alkitab tidak menetapkan standar bahwa kita tidak boleh ada dosa baru boleh berdoa. Tetapi Alkitab menyatakan jikalau ada dosa jangan ditutupi di hadapan Allah tetapi kita mesti mengakuinya. Jikalau Roh Kudus menunjukkan kepada hati kita sesuatu dosa, kita harus setuju sama Dia. Ini adalah sesuatu kehidupan yang jujur, tulus, terbuka di hadapan Allah dan manusia. Hidup yang tulus itu artinya hatinya tidak liku-liku. Di hati yang jujur itu artinya adalah sesuatu yang dibicarakan adalah garis lurus atau sama dengan apa yang ada di hati. Sesuatu yang terbuka itu adalah sesuatu yang tembus pandang tidak ada penghalang antara kita dengan Allah. Ketika Alkitab menyatakan dosa, maka saudara tidak dimaksudkan untuk membandingkan diri dengan orang lain, tetapi membandingkan diri dengan standar-Nya Allah, yaitu pribadi Allah itu sendiri, maka kita semua adalah orang yang berdosa. Tetapi ketika kita datang ke tempat suci-Nya Allah di dalam doa, maka Alkitab mengatakan yang bersih tangannya, yang murni hatinya yang boleh datang. Itu artinya bahwa tidak ada sesuatu dosa yang kita ketahui, yang kita tidak akui. Banyak dari antara kita memiliki dosa-dosa yang kita sering tidak sadari. Tetapi begitu kita sadar akan dosa-dosa kita, apalagi dosa-dosa yang sengaja kita lakukan, kita sungguh-sungguh harus mengakuinya di hadapan Allah dan kita tidak sama sekali menutupnya, tidak menghindarinya, dan kita sungguh-sungguh datang dengan keterbukaan di hadapan Allah. Ketulusan, kejujuran dan keterbukaan, ini bukan karakter, ini bukan proses, tetapi keputusan hati here and now. Kalau saudara-saudara adalah orang yang suka marah, maka saudara tidak mungkin bisa berubah besok atau minggu depan bahkan. Saudara mungkin akan menyesali kemarahan saudara, saudara mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya sudah salah, dan saudara mau berubah, tetapi karena itu karakter, tidak mungkin bisa berubah dalam satu minggu, satu bulan, bahkan satu tahun. Tuhan akan mengubah perlahan demi perlahan seperti batu karang yang digerus oleh air laut. Tetapi, ketika berbicara mengenai kejujuran, keterbukaan dan juga ketulusan, itu bukan proses. Itu adalah keputusan hati kita di hadapan Allah. Kita tidak bisa mengatakan saya makin hari makin jujur. Saudara mau bertemu dengan orang seperti itu? Tidak ada. Ketulusan, kejujuran dan keterbukaan itu adalah here and now. Alkitab dengan jelas menyatakan siapa yang boleh datang ke gunung-Nya Tuhan, orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. Kita tidak mungkin bisa melayani Tuhan tanpa kemurnian. Mintalah itu dari Tuhan dan jagalah itu di dalam diri kita. Doa selalu membuat kita introspeksi diri dan menyadari diri sendiri. Calvin di dalam hal ini mengatakan tidak ada yang dapat sungguh-sungguh berdoa kepada Allah kecuali dia murni hatinya.

Hal yang keempat adalah doa yang lahir dari jiwa yang sinkretis. Mari kita membuka Keluaran 32:1-8, ada sesuatu yang penting yang Tuhan ajarkan di dalam hal ini.

Saudara-saudara, apa yang membuat doa kita itu tidak dijawab oleh Allah? Ada satu pelajaran besar di dalam Alkitab, yaitu sinkretisme. Sinkretisme adalah menggabungkan sesuatu yang non-Kristen ke dalam Kekristenan. Dan begitu banyak orang Kristen melakukan hal ini dan sangat mendukakan hati Allah. Dan jikalau kita tidak hati-hati, maka ini akan menghasilkan satu kemarahan Allah kepada kita. Saya mengatakannya dengan serius. Itulah sebabnya saudara-saudara kita harus mengenal Firman dan bertumbuh mengenal Allah sehingga kita tidak memasukkan unsur sinkretis di dalam kehidupan kita.

Saya akan jelaskan sedikit berkenaan dengan ayat ini. Musa dan Yosua pergi menghadap Allah. Dan semua orang Israel kemudian menjadi kuatir karena mereka itu tidak datang. Maka kemudian mereka berpikir Musa mungkin sudah hilang, maka sekarang kita mesti menyembah Allah. Mereka mendesak Harun dan kemudian Harun mengatakan kepada mereka untuk mengumpulkan seluruh anting-anting atau apapun saja yang emas. Kemudian mereka melebur emas itu dan membuat patung tuangan anak lembu emas, serta menyembah anak lembu emas itu. Lalu Harun mengatakan, “Hai Israel, inilah Allah yang membawa engkau keluar dari Mesir.” Dan semua orang-orang Israel menyatakan inilah Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir. Inilah Tuhan Yahweh yang membawa aku keluar dari Mesir.

Perhatikan baik-baik. Apakah motivasi mereka salah? Tidak! Mereka sungguh-sungguh mau menyembah Allah. Mereka mau menyembah Yahweh. Mereka tidak menyembah siapapun saja. Apakah mereka itu setengah hati di dalam beribadah? Jika dibandingkan dengan banyak orang yang duduk di tempat ini, mereka memberikan lebih baik daripada kita. Mereka memberikan seluruh emas yang mereka punya. Mereka adalah bukan orang kaya. Mereka keluar dari Mesir, itu adalah tabungan mereka untuk bisa membeli makan dan minum sampai ke tanah Kanaan. Mereka menyembah Allah yang benar. Mereka memiliki motivasi menyembah yang benar. Mereka berbagian dalam sesuatu yang terbaik yang mereka punya dan itu adalah benar. Tetapi ada satu hal yang mereka itu salah besar. Mereka menggambarkan Allah Yahweh itu adalah lembu emas. Dari mana gambaran itu? Karena mereka sudah begitu lama di Mesir, dan ilahnya Mesir untuk kekuatan adalah lembu. Mereka memasukkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam ibadah Kristen. Berapa banyak orang Kristen minta untuk rumahnya diberkati tetapi mencari tanggal terlebih dahulu. Mau menikahkan anak, mencari tanggal dahulu. Mau membeli rumah melihat feng shui-nya bagus atau tidak. Engkau menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen di dalam hidup yang Kristen, itu sangat mendukakan hati Allah.

Di dalam kitab Galatia, Paulus begitu marah dan mengatakan: Terkutuk orang-orang yang mengatakan kalau engkau mau diselamatkan maka engkau memerlukan Kristus dan sunat. Orang-orang seperti itu menggabungkan sesuatu kepada kekristenan. Ada orang-orang juga yang mengatakan engkau tidak menjadi orang Kristen yang benar jikalau engkau cuma punya Kristus, engkau harus punya Kristus dan bahasa roh. Engkau harus memiliki Kristus dan melakukan yoga. Semuanya itu adalah sinkretisme. Menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam kekristenan.

Tetapi bukan itu saja, ada satu masalah besar di dalam kerohanian kita ketika kita berdoa di dalam sinkretisme ini. Alkitab mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami di sorga. Saudara-saudara ketika saya membaca ayat itu saya sangat-sangat sulit untuk mengertinya. Bagaimana Allah di sorga itu digambarkan dengan Bapa? Itu bukan saja gambaran, itu adalah nama Allah oknum pertama. Nama Allah oknum pertama adalah Bapa. Nama Allah oknum kedua adalah Anak. Nama Allah oknum ketiga adalah Roh Kudus. Tetapi kata Bapa ini adalah sesuatu yang sudah common, sudah umum, ada di tengah-tengah kita.

Perhatikan baik-baik, relasi kita dengan bapa kita maka itu akan memberikan pengaruh yang besar di dalam kita berelasi dengan Bapa di sorga. Relasi kita, relasi anak dengan bapa duniawi akan mempengaruhi pengenalan anak tersebut kepada Allah yang sejati. Maka di dalamnya kalau kita tidak hati-hati maka sinkretisme itu terjadi. Orang-orang yang tidak membaca Firman Tuhan itu akan berelasi dengan Allah itu seakan-akan berelasi dengan papanya duniawi. Ada satu buku yang kecil ditulis oleh J.B. Phillips dan judulnya adalah Your God is Too Small. Dan di dalam tulisannya, dia mengatakan begitu banyak orang Kristen itu memandang Bapa di sorga, berelasi dengan Dia, meminta sesuatu dengan Dia, berdoa kepada Dia sangat-sangat dipengaruhi bagaimana bapa di dunia ini berelasi dengan dia. Dan kemudian dia menuliskan kurang lebih seperti ini. Jikalau seorang anak memiliki bapa yang begitu menakutkan, diktator, maka uniknya ketika dia berelasi dengan Bapa di sorga menjadi Allah yang begitu menakutkan. Kalau seorang anak memiliki seorang bapa duniawi yang lemah pendiriannya, maka dia akan melihat Allah Bapa di sorga akan mengabulkan doanya ketika dia merengek-rengek. Saudara pasti pernah ketemu dengan keluarga yang anaknya itu kalau meminta sesuatu papanya kemudian katakan tidak, lalu kemudian anak itu akan merengek-rengek teriak keras sekali dan ketika papanya tetap mengatakan tidak, dia akan guling-guling di gereja atau di mall, sambil teriak-teriak untuk menarik seluruh perhatian kita dan kemudian papanya memberikan apa yang diinginkannya. Berapa banyak yang seperti itu? Anak itu tahu dengan cara seperti ini aku akan mendapatkan apa yang aku minta. Orang itu sangat mungkin akan menjadi orang Kristen yang terus menerus berdoa kepada Tuhan bukan dengan spirit tekun, tetapi spirit memaksa. J.B. Phillips juga mengatakan, seorang anak yang memiliki bapa yang unpredictable, kadang bapanya senyum atau bapanya marah besar ketika dia melakukan hal yang sama, seakan-akan bapanya tidak memiliki prinsip yang bisa dibaca, maka anak ini akan bergaul dengan Tuhan dengan jiwa yang tidak pernah bisa merasa dekat, tidak bisa complete trust. Meskipun dia tidak meragukan kebenaran Alkitab tetapi uniknya hidup anak ini selalu gelisah, kuatir dan sangat sulit untuk bersukacita di dalam Kristus. Hal yang lain adalah anak yang bertemu dengan bapa duniawi yang terus menuntut, menghasilkan anak ini selalu curiga, merasa bapanya itu tidak adil dan uniknya maka jiwa seperti ini akan terproyeksi ketika dia berdoa berelasi dengan Bapa di sorga, jiwanya tidak pernah tenang, tidak pernah rest, merasa Allah itu begitu terus mendesak dia.

Saudara-saudara hari ini adalah Father’s Day. George MacDonald mengatakan menjadi ayah adalah tugas terbesar di dunia. Ketika saya membaca itu saya berpikir apakah betul kalimat itu? Menjadi ayah adalah tugas terbesar di dunia. Sampai saya bertemu dengan ayat-ayat ini, ya betul menjadi ayah, saudara dan saya, adalah tugas terbesar di dunia. Kenapa? Karena panggilan kepada Allah, nama Allah oknum pertama Tritunggal, Bapa, dilekatkan kepada kita. Tidak ada satu posisi yang begitu jelas menggambarkan Bapa di sorga selain posisi yang kita miliki hai para ayah. Bagaimana kita berelasi dengan anak-anak kita? Bagaimana anak-anak kita melihat kita, akan sangat mempengaruhi bagaimana mereka melihat dan berelasi dengan Bapa di sorga. Jikalau kita tidak hati-hati dan bertobat, saudara sedang mengukir jiwa anak yang memiliki jiwa yang sinkretis. Motivasi mereka mungkin betul, mereka memberikan yang terbaik, mereka berkata kepada Bapa di sorga ditujukan doanya kepada objek yang tepat, tetapi ketika mereka membayangkan mengenai Bapa yang di sorga mereka membayangkan saudara dan saya. Orang Israel membayangkan Jehovah mereka dengan membayangkan lembu emas kepunyaan Mesir.

Saya akan menutup khotbah ini dengan beberapa hal khususnya bagi saudara dan saya bapa di dunia ini yang harus kita lakukan. Pertama, tuntutlah diri kita untuk kita makin mengenal Bapa di sorga melalui Alkitab. Tuntut diri untuk mengenal Dia dengan kita membaca Alkitab secara teratur. Tidak cukup saudara mendengarkan khotbah. Tidak cukup saudara-saudara datang pergi ke gereja saja. Begitu banyak dari kita itu datang bahkan melayani di gereja itu adalah not enough. Kita harus berubah, kita harus menuntut diri untuk mengenal Bapa di sorga. Menuntut diri untuk semakin takut kepada Allah Bapa di sorga. Kalau saudara-saudara mau melihat apa yang menjadi masalah di dalam keluarga kita, adalah bukan anak kita, adalah bukan isteri kita, tetapi kita. Jikalau kita mau untuk isteri kita berubah, kalau kita mau anak-anak kita berubah, maka kita yang harus berubah dan bagaimana kita berubah? Adalah kalau kita makin mengenal Allah Bapa di sorga. Di dalam Alkitab, prinsip kerusakan keluarga selalu adalah bapa. Di dalam Alkitab, yang menjatuhkan seluruh umat manusia di dalam dosa bukan Hawa, meskipun Hawa yang mengambil buah itu tetapi the silence of Adam. Dimana suara Adam pada waktu Hawa mengambil? Seorang laki-laki kepala keluarga yang menarik diri dari hal-hal rohani. Hari ini saya mau membawa bapa-bapa untuk sungguh-sungguh memegang jabatan imam di dalam keluarga. Saudara-saudara perhatikan kalimat di bawah ini, kita para suami harus lebih kuat lebih daripada isteri kita di dalam takut akan Tuhan. Banyak keluarga yang tonggak kerohaniannya bukan pada ayah tetapi ibu. Tetapi Alkitab menyatakan tugas ini bagi saudara dan saya sebagai seorang bapa. Di rumah, bacalah Mazmur 128 berkenaan bagaimana Tuhan memberkati seluruh keluarga. Ayat awalnya adalah berbicara berkenaan berbahagialah orang laki-laki yang takut akan Allah maka kemudian berkat Tuhan akan mengalir, isterinya diberkati, anaknya diberkati, cucunya diberkati, dan pekerjaannya diberkati. Kalau saudara-saudara melihat dalam Kejadian 3, maka Allah mengutuk bumi, maka manusia itu bekerja keras tetapi hasilnya itu tidak seberapa. Tetapi kalau saudara melihat Mazmur 128, saudara akan menemukan satu gambaran orang laki-laki yang takut akan Allah seakan-akan kutuk itu diangkat. Tuntutlah diri kita untuk makin mengenal Bapa di sorga supaya kita berubah makin lama makin serupa dengan Kristus. Sehingga ketika kita berelasi, anak kita akan mengenal Bapa di sorga melalui hidup kita. Kalau tidak, mereka akan memiliki jiwa yang sinkretis ketika mereka berelasi dengan Bapa di sorga.

Hal yang kedua, adalah sebaik apapun kita para bapa kita tidak sempurna. Bapa di sorga-lah yang sempurna. Maka bawa anak-anak kita dan seluruh keluarga kita mengenal Bapa di sorga melalui Firman dan gereja-Nya. Tuntun mereka untuk makin menyukai Firman dan gereja. Bukan dengan terpaksa, tetapi dengan sukacita. Perhatikan, engkau tidak bisa memberikan sesuatu yang kita tidak punya. Kalau engkau dan saya tidak menyukai Firman, maka kita hanya bisa memaksa anak kita untuk membaca Firman. Tetapi kalau kita menyukai Firman, maka spirit itu akan muncul kepada anak kita ketika kita menyuruhnya membaca Firman. Hati-hati dalam hal bergereja. Kalau saudara-saudara datang dengan sukacita dan bersyukur, dengan melihat bahwa ini adalah sesuatu privilege dari Tuhan untuk saya boleh bergereja di tempat ini, maka ketika saudara mengajak anak saudara pergi ke gereja, dia akan bersukacita, dia akan senang karena ini adalah keluarganya, dia akan melihat bagaimana orang-orang sucinya Tuhan itu hadir dan bersekutu di gereja, mereka akan mengerti adalah lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat yang lain. Tetapi kalau engkau sendiri memaksa dirimu untuk pergi ke gereja dan engkau sebenarnya tidak menyukainya, engkau melihat begitu banyak kekurangan gereja, maka saudara-saudara akan membuat anakmu melihat engkau adalah orang yang hypocrite. Saudara kenalkan mereka kepada Firman dan gereja. Karena melalui Firman dan pekerjaan Allah di dalam gereja-Nya, Allah itu menyatakan diri-Nya.

Ada cerita yang sungguh-sungguh terjadi, seorang anak yang kecil yang berkata kepada bapanya: “Papa, besok kita pergi ke gereja ya mendengarkan Tuhan Yesus Kristus, aku sangat menyukainya. Tuhan Yesus menyayangi hidup kita.” Tetapi papanya mengatakan, “Oh tidak, gereja itu ada setiap minggu. Minggu ini papa sangat-sangat sibuk dan lelah, papa perlu istirahat. Kita akan pergi ke gereja next time, setiap minggu ada.” Ketika mereka semua makin besar dan papa itu sudah semakin tua dan kemudian papa itu sudah tidak lagi bekerja dan kemudian suatu hari meminta kepada anaknya untuk keesokan harinya pergi ke gereja. Anaknya mengatakan kepada papanya tidak bisa karena sudah punya janji sampai malam sekali, akan sangat letih dan tidak bisa pergi ke gereja. Apa yang engkau katakan kepada anakmu akan dikembalikan kepadamu pada hari tuamu.

Kenalkan mereka kepada Firman. Kenalkan mereka untuk mengasihi Firman dan gereja. Kalau tidak, mereka akan memiliki jiwa yang sinkretis dan tidak mengasihi Allah. Kiranya Tuhan boleh memimpin kita para bapa dan seluruh anak dan seluruh isteri doakan suami dan juga papamu. Happy Father’s Day untuk seluruh bapa di GRII Sydney.


Matius 6:1-9
 
 

Matius 6:5-9
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more