Doa Bapa Kami (3)

9 September 2018
Doa Bapa Kami (3)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:5-9

Matius 6:5-9

Matius 5-7 berbicara mengenai khotbah Yesus di bukit. Dan ini adalah kalimat-kalimat Yesus untuk menyerang orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Ketika kalimat kebenaran itu dinyatakan maka pada saat yang sama maka kesalahan itu akan terbongkar. Maka sebaik apapun, sehalus apapun maka seluruh kesalahan itu akan diungkapkan. Dan ketika Yesus Kristus menyatakan di dalam doa, maka Dia mengajarkan sesuatu melampaui ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Dan bukan saja sesuatu yang melampaui, pertama-tamanya Dia menegur murid-murid-Nya, jangan kamu seperti mereka. Ini bukan bersifat oikoumene, menjangkau seluruhnya. Ini adalah kalimat yang tidak disukai pada saat ini, seakan-akan menyalahkan orang lain. Tetapi sekali lagi, ketika kebenaran itu dinyatakan, maka ini sekaligus akan menyerang segala kesalahan. Yesus Kristus dengan jelas sekali menyatakan jangan engkau seperti mereka. Di tempat yang lain Yesus Kristus mengatakan engkau sudah mendengarkan Firman mengenai hal ini, tetapi Aku mengatakan sesungguhnya yang benar adalah yang ini. Saudara-saudara kita harus selalu membuka jiwa kita untuk mengerti Firman yang benar. Saudara kita jangan pernah punya kenaifan kekristenan seluruh pengajaran benar. Ada yang benar, dan ada yang salah. Ada yang sehat, ada yang pengajarannya seperti racun. Ada yang pengajarannya itu luas, ada yang pengajarannya begitu sempit. Tidak semua gereja sama. Tidak semua teologia sama. Tidak semua interpretasi sama. Jangan kamu seperti mereka demikian kata Yesus. Maka ini adalah pengajaran Yesus Kristus mau menyatakan jangan engkau berdoa seperti ini. Dan di dalam beberapa minggu ini, sampai saat ini, saya membuka kalimat Yesus itu, mengelaborasi apa yang Alkitab katakan.

Beberapa waktu yang lalu saya sudah berbicara mengenai empat hal Tuhan tidak menjawab doa. Yang pertama jikalau kita berdoa tidak di dalam nama Kristus. Yang kedua adalah ketika kita berdoa dengan pikiran yang liar dan tidak terkontrol. Hal yang ketiga adalah jikalau hati kita jahat dan dosa yang tidak kita akui maka Allah pasti tidak mendengar. Alkitab mengatakan apakah yang membuat Aku tidak mendengarkan doamu? Apakah terlinga-Ku tertutup? Apakah tangan-Ku itu kurang panjang untuk menolong engkau? Allah menyatakan Aku tidak menolong engkau, Aku tidak menjawab doamu, karena engkau berdosa di hadapan-Ku. Hal yang keempat. Kalau kita itu berdoa tetapi doa itu lahir dari jiwa yang sinkritis. Di dalam ayat ini Alkitab mengatakan di dalam doamu jangan kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Jangan engkau seperti pagan. Jangan engkau seperti orang penyembah berhala. Apa itu? Apa kebiasaan mereka? Mereka itu berdoa dengan kalimat-kalimat yang panjang bertele-tele. Diulang-ulang terus. Bukan karena ketekunan. Bukan karena kerendahan hati. Tetapi adalah karena mereka berpikir itu adalah mantra untuk bisa dikabulkan. Banyak sekali orang Kristen melakukan hal-hal ritual agama Kristen yang sebenarnya bukan ada di dalam Alkitab. Saudara menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam ibadah Kristen. Maka ini adalah disebut sebagai sinkritisme. Dan itu mendukakan hati Allah. Alkitab dengan jelas menyatakan. Berdoa kepada Allah jangan seperti pagan. Dan saya akan lanjutkan hari ini. Apa di dalam prinsip apa di dalam Alkitab dimana seseorang berdoa dan Allah itu tidak mengabulkan.

Hal yang kelima. Jikalau kita berdoa dan doa itu lahir dari kasih yang hambar dan tradisi yang kosong. Mari kita melihat Hosea 6:4-6. Apa yang terjadi pada orang-orang Israel pada waktu itu? Kenapa ritual mereka menjadi sesuatu kebencian bagi Allah? Mereka tetap melakukan perpuluhan. Mereka tetap melakukan doa. Mereka tetap melakukan puasa. Mereka tetap pergi ke perkumpulan-perkumpulan untuk menyembah Allah. Mereka tekun melakukan hal itu. Tetapi kenapa seluruh ibadah mereka itu menjadi kekejian bagi Allah? Jawabannya adalah karena Allah melihat ibadah mereka adalah sebuah rutinitas tanpa sesuatu kasih. Tidak ada api lagi. Tidak ada kesegaran lagi. Tidak ada kerendahan hati lagi. Sesuatu yang sifatnya mekanis terus menerus terjadi. Mereka mengikuti tradisi demi tradisi. Dan tradisi itu kosong adanya. Dan Alkitab menyatakan Aku tidak menyukai semua itu. Aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korbanmu hai Israel. Aku menyukai kasih setia lebih daripada korban sembelihanmu hai Israel. Di tempat yang lain, Allah pernah menyatakan apakah engkau pikir bukan Aku yang memiliki seluruh binatang itu? Bukankan Aku yang memiliki seluruh hutan itu? Aku yang memilikinya. Dan engkau mempersembahkannya pada-Ku? Seakan-akan Allah itu membutuhkannya. Engkau mempersembahkannya kepada Allah atau karena Allah perintahkan. Tetapi itu tidak lahir dari cinta kasih. Berapa banyak ritual kita seperti itu? Berapa banyak orang yang malam hari ini pergi ke gereja ini dengan satu sukacita, satu kehausan akan Allah? Ataukah engkau datang karena engkau diabsen? Mama, papa, saudara-saudara, yang ada di Indonesia memonitor engkau sehingga engkau hadir? Atau sebagian engkau hadir karena ini hari Minggu? Engkau mau membereskan sense of divinity di dalam hatimu, kalau tidak pergi ke gereja tidak enak rasanya. Tetapi tanpa ada sesuatu kehausan. Tanpa ada sesuatu cinta kasih. Tanpa ada sesuatu kobaran api. Tanpa ada sesuatu kerinduan. Dan seluruhnya adalah ritual yang kosong. Kasih yang hambar. Dan Allah tidak menghendaki. Dan Allah tidak akan menjawab doa seperti ini. Orang-orang Puritan mengatakan Roh Kudus akan mengajarkan kita content doa. Tetapi bukan saja content doa, bentuk hati kita ketika kita itu menghadap Allah. Tidak ada hati yang dingin yang bisa untuk datang ke tahta Allah. Setiap orang yang mau datang ke tahta Allah dan kemudian didengar oleh Dia. Dan dikabulkan doanya. Adalah dengan kerinduan yang besar dan itu tidak bisa dia-adakan. Itu hanya bisa kalau Allah itu menganugerahkan pengenalan akan Dia.

Saudara-saudara, di dalam Alkitab maka saudara-saudara akan menemukan prinsip ini. Kita diminta untuk berdoa dengan disiplin terus menerus tekun. Sama seperti seorang janda yang mengetuk pintu rumah hakim. Mengetuk lagi. Ketuk lagi. Sampai hakim itu membukakannya. Pada hari terakhir demikian kata Yesus Kristus. Apakah anak manusia mendapatkan iman di bumi ini? Ada ketekunan. Tetapi ketekunan itu bukan ketekunan yang hambar. Ketekunan itu adalah ketekunan yang bersemangat. Ketekunan itu adalah ketekunan yang penuh dengan api. Ketekunan yang penuh dengan kerinduan. Ketekunan dengan kesegaran setiap hari. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan. Jangan engkau tahan anak kecil itu datang kepada-Ku karena dialah yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa yang anak kecil itu miliki? Kesegaran. Sense of wonder, ketertakjuban, setiap hari, walaupun itu diulang-ulang. Saya mengerti Firman ini adalah dari pengalaman hidup saya. Saya masih ingat beberapa puluh tahun yang lalu. Anak saya yang pertama masih kecil kurang lebih umur ±3 tahun. Ketika saya itu bekerja dan saya pulang kerja sekitar jam 6 sore. Setelah saya memasukkan mobil saya ke garasi rumah dan memasuki pintu rumah, anak saya yang masih kecil itu selalu bersembunyi di balik pintu itu, dan memberikan surprise kepada saya. Dia meloncat dengan seluruh mimik yang takjub dan kemudian dia mengatakan “dor!” Dan saya kemudian berkata, “Papa kaget!” Dan itu diulang berbulan-bulan. Mungkin buat kita sesuatu yang lucu. Tetapi buat anak kecil hal yang sama setiap hari tetapi segar. Apakah kita masih punya hati seperti itu setiap hari bertemu dengan Tuhan di dalam doa atau tidak? Ketertakjuban. Kesegaran. Bukan tradisi yang diulang-ulang yang kosong. Kebanyakan dari kita bahkan berdoa itu dengan pikiran yang kosong, dengan afeksi yang hambar. Kita sudah kehilangan hal-hal seperti ini. Dan Alkitab mengatakan Aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korban bakaran. Menyukai kasihmu hai Israel bukan korban sembelihan. Engkau memberikan korban itu kepada-Ku tetapi di mana hatimu? Apakah engkau mau jikalau istrimu itu menyiapkan makanan kepadamu karena itu adalah pekerjaannya? Apakah engkau mau untuk orang-orang di dalam kepengurusan GRII Sydney melakukan segala sesuatunya hanya karena responsible-nya saja tetapi tanpa hati. Allah menghendaki hati. Kedisiplinan dan kesegaran menjadi satu dan dua ini ada jika dan hanya jika saudara dan saya bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah. Kalau saudara dan saya tidak bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah, ketika kita berdoa saudara tahu itu adalah keluar dari legalism. Kiranya Tuhan mengasihani kita.

Hal yang keenam, terakhir. Yaitu kita berdoa dengan ambisi permintaan yang keliru, ambisi motivasi yang salah. Di dalam ayat ini, di dalam Matius 6, Yesus Kristus mengatakan jangan engkau berdoa seperti orang Farisi, mereka mengucapkan doanya dengan motivasi satu, dipuji oleh manusia, seluruh isi hatinya, arahnya adalah kepada manusia dan bukan kepada Allah. Arah dari hati itu penting sekali. Saudara dan saya tidak bisa menilai orang Farisi itu, ada dua orang Farisi berdoa hal yang sama, berdoa juga di depan jalan, orang Farisi atau orang Israel kebanyakan kalau berdoa dengan berdiri dan juga dengan mata terbuka ke langit. Tidak berarti bahwa mereka itu selalu akan menginginkan pujian manusia, tetapi Yesus Kristus mengatakan ada orang-orang yang berdoa demikian untuk pujian manusia. Orang-orang seperti ini jangan engkau ikuti, perhatikan hatimu, perhatikan motivasimu dan juga perhatikan apa ambisi engkau meminta. Mari kita melihat Yakobus 4:1-4. Meminta dengan motivasi yang keliru. Oh, aku berdoa supaya di lihat oleh orang. Oh, aku berdoa ngotot, aku tekun, adalah untuk mendapatkan apa yang aku minta. Engkau meminta, engkau tidak mendapat apa-apa karena engkau salah meminta dan yang kamu minta itu untuk engkau habiskan dengan hawa nafsumu.

Perhatikan baik-baik, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, katakan di dalam doa apa yang kita inginkan, tetapi jagailah hati kita. Ketika kita menyadari Allah mengatakan “stop” maka berhentilah untuk meminta dan bersyukurlah kepada Tuhan karena Dia memiliki rencana yang lebih tinggi daripada apa yang kita pikirkan. Calvin menyatakan kita harus berdoa tidak lebih dari yang Tuhan perbolehkan. Kita tidak bisa meminta sesuatu yang di luar janji Tuhan. Kita tidak bisa menuntut sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Hati-hati dengan kebutuhan kita. Karena kebutuhan jikalau kita tekan akan menjadi keinginan, tetapi kalau keinginan kita tekan akan menjadi hawa nafsu. Alkitab dengan jelas mengatakan, Allah akan memenuhi seluruh kebutuhanmu, tetapi tidak pernah ada janji Allah akan memenuhi seluruh keinginanmu dan ingatlah jikalau sudah sampai kepada nafsu, maka kita berada di dalam bahaya, apalagi jikalau itu diberikan, apalagi jikalau doa berdasarkan nafsu itu ada hasilnya. Jangan berfikir bahwa setiap doa yang dijawab pasti dijawab karena kebaikan Allah. Perhatikan baik-baik prinsip Alkitab, saudara-saudara tidak diperbolehkan menilai bahwa memperoleh atau tidak memperoleh menjadi tolak ukur kebenaran doa kita. Di dalam Alkitab ada doa-doa yang jelas dikabulkan tetapi dikabulkan karena kemarahan Allah.

Di dalam Alkitab dengan jelas ada doa-doa yang dikabulkan tetapi Allah memberikan setan yang mengabulkannya. Matius 4:11 menyatakan bahwa Yesus dicobai. Kenapa Yesus dicobai? Yesus itu memerlukan sesuatu hal untuk kehidupan-Nya karena Dia adalah Allah oknum ke-2 yang berinkarnasi (kenosis). Maka Dia adalah seperti saudara dan saya, dan setan kemudian datang dan setan datang 3 kali mencobai Dia dengan segala sesuatu yang Dia perlukan. Engkau Anak Allah? Maka ubah batu menjadi roti. Yesus memerlukan makanan karena Dia manusia biasa seperti engkau dan saya, dan ketika hal itu terjadi setan menyatakan. Apa yang Alkitab mau ajarkan implikasinya adalah setan bisa memberikan kepada kita apa yang kita inginkan. Saudara jangan pernah berpikir kalau saudara dan saya dikabulkan pasti itu dari kebaikan Allah. Sering sekali jikalau kita itu meminta dengan ngotot karena hawa nafsu kita, Allah akan memberikan tetapi bukan karena kebaikan-Nya tetapi Dia akan memberikan dalam murka atau memperbolehkan setan memberikannya. Matius pasal 19 menyatakan Tuhan bilang jangan berzinah, tetapi Musa itu mengijinkannya karena kekerasan hatimu. Apa artinya? Artinya bahwa orang itu akhirnya berhasil menceraikan isterinya, orang itu akhirnya mendapatkan perempuan yang diinginkannya, tetapi itu bukan karena kebaikan Allah kepada dia, tetapi Allah menyerahkan kepada nafsunya. Saudara perhatikan hal yang pertama adalah setan bisa memberikan apa yang kita minta. Hal yang kedua adalah Tuhan memberikan itu karena Dia melepaskan kita dengan seluruh nafsu kita sehingga kita mendapatkannya. Kemudian terakhir saudara lihat Mazmur pasal 78:29-31. Mari kita melihat Mazmur pasal 106 :13-15. Saudara saya akan berikan konteknya, pada waktu itu orang Israel berada bersama-sama dengan Musa di padang gurun, tetapi mereka tidak bersyukur atas pelepasan Allah dari Mesir, tetapi mereka itu berkeluh kesah, mereka mengatakan kami di sini tidak dapat apa-apa, kami hanya makan manna dan juga minum air, tidak ada sayuran, tidak ada buah-buahan, tidak ada daging, kami menginginkan kembali hal-hal yang ada di Mesir. Dan kemudian mereka itu berteriak-teriak kepada Tuhan, mereka berdoa kepada Tuhan, mereka terus-menerus meminta kepada Tuhan, berikan daging itu, berikan daging itu, kami tidak suka dengan hal-hal seperti ini, hanya manna, hanya sesuatu roti yang tidak beragi dan kemudian orang-orang Israel berteriak-teriak dan kemudian Allah mengirimkan burung puyuh. Wah, Puji Tuhan! Doaku terkabul dan burung puyuh itu jatuh di depan mereka. Mereka mengambilnya, mereka memasaknya. Alkitab mengatakan ketika mereka memakannya, murka Allah timpa kepada mereka, seluruh pengabulan doa adalah dikabulkan karena kemurkaan Allah. Jangan kita berpikir setiap kali doa dikabulkan itu adalah karena kebaikan Allah. Hati-hatilah dengan kebutuhan. Kebutuhan yang kita tekan akan menghasilkan keinginan, dan keinginan yang kita tekan akan menghasilkan lust, tetapi biarlah hati kita memiliki simplicity of heart.

Bersyukur untuk segala sesuatu yang Tuhan berikan atau tidak berikan. Berdoalah jika kita memerlukan sesuatu dan serahkan kepada Tuhan seluruh jawabannya, kadang Dia mengabulkan, kadang Dia menunda, kadang Dia mengajarkan hal-hal yang lain. Perhatikan mata kita kepada pribadi Allah dan kehendak-Nya dan bukan kepada kebutuhan kita. Allah Bapa di surga lebih mengerti apa yang kita perlukan daripada diri kita sendiri dan kemudian ketika kita meminta kepada Bapa di surga di dalam nama Yesus Kristus dan biarlah kita boleh bersyukur tentang apa saja yang Dia akan perbuat kepada kita. Milikilah simplicity of heart maka kita akan bisa bersyukur dengan segala sesuatu kebaikan Allah, sekecil apapun dan sebenarnya tidak ada berkat yang kecil, yang ada adalah jiwa kita yang penuh dengan lust. Dan jikalau Allah tidak mengabulkan doa kita, apa yang harus kita kerjakan? Bersyukurlah, karena tetap doa yang tidak dikabulkan itu adalah bentuk cinta kasihnya. Dan saya akan akhiri dengan satu tokoh, seorang bernama Ruth dan orang itu berdoa untuk teman hidup dan setelah beberapa lama, dia kemudian menginginkan untuk mendapatkan satu orang yang dikenalnya, tetapi kemudian Tuhan jelas sekali menyatakan tidak. Apakah dia kecewa? Ya, dia kecewa, tetapi beberapa tahun setelah itu dia menuliskan sukacita dan syukur kepada Tuhan karena doa yang tidak dijawab itu. Kenapa? Karena Tuhan memberikan seorang suami yang begitu baik dan siapakah suaminya? Nama belakang Ruth itu Ruth Graham, dia adalah isteri Billy Graham. Ruth mengatakan saya tidak bisa membayangkan hidup saya jikalau Tuhan mengabulkan doa saya. Dia mengatakan tidak, Dia memberikan kepadaku yang terbaik dalam hidupku. Bersyukurlah kepada Dia, karena Tuhan itu baik adanya, tenangkan hati kita dan lihatlah kebaikan-Nya.


Matius 6:5-9
 
 

Matius 6:9, Lukas 11:1-2
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more