Doa Bapa Kami (4)

23 September 2018
Doa Bapa Kami (4)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9, Lukas 11:1-2

Matius 6:9, Lukas 11:1-2

Suatu hari murid Yesus datang kepada Yesus dan berkata,”Tuhan, ajar kami berdoa.” Dan Yesus Kristus mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang ada di surga.” Dan Lukas menyatakan konteks saat itu adalah Yesus baru saja selesai berdoa. Jadi, apa yang seharusnya membuat kita berdoa? Adalah karena Kristus sendiri berdoa.

Di dalam Perjanjian Baru ada satu kata yang disandangkan kepada Yesus Kristus yaitu archegos. Archegos adalah seseorang yang memimpin dan dengan kepemimpinannya orang itu menggerakkan orang-orang yang lain masuk di dalam tindakan dan keadaan yang sama yang dia alami. Kata archegos ini banyak disandangkan kepada pahlawan-pahlawan klasik dari Yunani. Jadi pahlawan-pahlawan Yunani kuno itu berjuang sekuat tenaga mendirikan sebuah kota, membayar harganya kadang dengan air mata, keringat atau kehilangan orang-orang yang dikasihi untuk mendirikan kota itu. Tetapi bukan itu saja, karena pengorbanannya, dia menggerakkan orang-orang lain untuk membayar harganya juga untuk mendirikan kota itu. Jadi, archegos adalah orang yang bukan saja sebagai permulaan tetapi juga orang yang melayani sebagai model, sebagai stimulus menggerakkan orang-orang lain di dalam generasi-generasi berikutnya; dia adalah author, dan dia adalah pioneer untuk orang-orang selanjutnya. Di dalam Kisah Para Rasul 3:15 Yesus adalah archegos of life/the author of life.Karena pekerjaan Kristus, maka Kristus memberikan kepada kita hidup. Tetapi bukan itu saja, Dia ada di depan, Dia adalah pioneer dan kita semua di belakang yang menjalani hal-hal yang sama yang telah Dia jalani. Di dalam Kisah Para Rasul 5:31 dikatakan Yesus adalah leader/archegos. Di dalam Ibrani 2:10, Yesus adalah the author of salvation-archegos of salvation. Di dalam Ibrani 12:2 Yesus adalah archegos, pioneer iman. Saudara-saudara, ini sama seperti jendral perang yang membawa anak buahnya, lalu di dalam sebuah medan perang gerilya, dia berjalan terlebih dahulu di depan menghadapi bahaya, memimpin anak buahnya keluar dari bahaya sampai ke tempat yang aman. Halangan dan ujian bagi dia terlebih dahulu ada dan semua orang di belakangnya mengikutinya. Sekali lagi. Yesus adalah archegos. Dia adalah sumber. Dia adalah pioneer. Dia adalah model. Dia adalah stimulus dari seluruh kehidupan rohani kita. Sehingga ketika kita melihat Alkitab maka kita melihat bahwa Yesus adalah sumber dari semua kehidupan rohani. Di dalam Yesus Kristus sajalah semua kehidupan rohani kita ada.

Tetapi bukan itu saja, Yesus adalah tujuan akhir kerohanian kita.Seluruh kehidupan rohani kita harus bertumbuh dan Alkitab mengatakan bertumbuh serupa dengan Kristus. Tetapi bukan itu saja Kristus juga adalah model atau contoh pertumbuhan rohani. Alkitab mengatakan Yesus menghadapi pencobaan, Yesus melayani, Yesus bertumbuh dalam hikmat dan kasih karunia Allah, Yesus adalah satu-satunya manusia yang hidupnya tidak terpecah, Dia adalah model dan contoh dari seluruh kehidupan kita. Tetapi bukan itu saja, Alkitab mengatakan Dia adalah stimulus kehidupan rohani kita. Dia yang membuat kita itu memiliki ketahanan karena Dia bertahan. Ibarani 12 mengatakan: Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa. Yesus adalah archegos.

Demikian juga dengan doa, Yesus adalah archegos kita. Kepada Kristus kita berdoa, melalui Kristus kita berdoa, di dalam Kristus kita berdoa, seperti Kristus kita berdoa. Di dalam Doa Bapa Kami hanya ada nama Bapa saja yang ada di situ: Bapa kami yang ada di surga. Tetapi secara prinsip alkitabiah ketika nama dari Allah Tritunggal oknum pertama ini muncul, maka di dalam Matius 28 menyatakan baptislah mereka “in the name”; bukan in the names. Dan ketika in the name, maka bicara mengenai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ini mau menyatakan bahwa meskipun hanya nama Bapa saja yang muncul tapi objek doa itu adalah Allah Tritunggal itu sendiri. Yesus adalah objek doa kita. Tetapi Yesus juga adalah pengantara doa kita. Bapa di surga hanya mau mendengarkan doa-doa yang dinyatakan di dalam Kristus. Hanya di dalam Kristus maka takhta Allah adalah takhta kasih karunia. Maka kita boleh datang dan menyebut-Nya sebagai Bapa. Di luar Kristus maka takhta Allah adalah menjadi takhta penghakiman umat manusia. Bukan itu saja, Alkitab mengatakan Roh Kudus, Roh Kristus-lah yang membuat kita berseru ya Abba, ya Bapa. Theology of prayer selalu adalah berdasar theology of adoption. Ini adalah Roh Kristus yang mengajar kita dan juga mendorong kita. Alkitab mengatakan karena kita tidak tahu bagaimana caranya berdoa. Dan bukan itu saja, doa Yesus adalah menjadi contoh, model bagi kita. Apa yang Dia doakan? Isinya? Sikap-Nya? Kapan Dia berdoa? Dalam hal-hal apa saja Dia berdoa? Itu menjadi contoh hidup kita. Apakah saudara mengerti apa yang saya katakan? Yesus adalah archegos. Dia bukan saja contoh, tetapi Dia juga adalah stimulus untuk kita berdoa. Dia bukan saja stimulan, tetapi Roh-Nya itu mendorong kita untuk berdoa. Tetapi Dia bukan saja pendorong, Dia adalah pengantara doa itu. Tetapi bukan saja pengantara, Dia adalah objek doa itu. Yesus adalah segala-galanya. Maka ketika saudara-saudara mengerti ini, saudara akan mengerti kenapa kita harus melihat kapan dan dalam keadaan seperti apa Yesus berdoa. Murid-Nya datang kepada Dia dan mengatakan: Tuhan, ajar kami berdoa. Dan bukan tanpa kebetulan, maka Lukas menyatakan Yesus ditanya itu adalah pada waktu Dia selesai berdoa. Ketika saudara-saudara melihat tentang doa, maka saudara-saudara melihat ada satu orang yang menjadi Man of prayer yang menjadi fokus seluruh Alkitab dan itu adalah bukan Abraham, Nehemia, atau Yeremia; saya mengatakan itu karena seluruh buku-buku selalu akan bicara mengenai mereka adalah men of prayer. Mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berdoa, tetapi Guru Agung kita adalah satu, adalah Yesus Kristus. Dia berdoa. Saudara-saudara kenapa kita harus berdoa? Saya bisa menyatakan begitu banyak alasannya tetapi satu hal saja pada malam hari ini karena Kristus sendiri adalah satu Pribadi yang berdoa kepada Bapa-Nya. Dan saudara-saudara bisa melihat bahwa seluruh kehidupan Kristus ditopang oleh doa-Nya. Kristus mengajarkan kita berdoa dengan Dia sendiri berdoa.

Dan beberapa hal yang Yesus ajarkan di dalam doa-doa ini:

Hal yang pertama, Kristus mengajarkan doa adalah saluran atau sarana Allah memimpin kita. Sekali lagi, yang pertama. Kristus mengajarkan; doa adalah sarana Allah memimpin kita. Di dalam doa, Allah di surga memberikan hikmat-Nya kepada kita sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan hikmat Allah. Mari kita melihat apa yang Yesus lakukan. Mari kita melihat Markus 1:35-39. Saudara-saudara, pada pagi-pagi benar Yesus Kristus berdoa menghampiri Bapa di surga. Dan pada waktu Dia berdoa, Simon dan para murid-murid-Nya datang kepada Dia dan kemudian mendesak Dia untuk melayani karena banyak orang-orang yang sudah berkumpul mendekat kepada mereka. “Guru, banyak orang yang datang mencari Engkau”. Tetapi apa yang menjadi jawaban Yesus? Yesus tidak melayani permintaan Simon. Dia tidak melayani orang-orang yang datang kepada Dia. Perhatikan baik-baik, Dia pergi ke tempat yang lain. Apakah Yesus kurang cinta kasih? Apakah Yesus kurang perhatian dengan semua orang yang datang kepada Dia? Saudara bisa melihat di dalam tempat-tempat yang lain Yesus sering sekali melayani orang-orang yang datang ke tempat Dia. Tetapi kenapa di tempat ini tidak? Ada rencana Bapa di surga bagi Dia hari itu untuk Dia lakukan. Ini adalah sesuatu yang begitu jelas bagaimana doa menjadi saluran Bapa di surga untuk memimpin kehidupan Yesus Kristus. Alkitab menyatakan jikalau kita kekurangan hikmat, berdoalah. Jikalau kita kekurangan hikmat, mintalah kepada Tuhan. Hikmat adalah kehendak Allah yang kita aplikasikan di tengah-tengah dunia ini dengan tepat. Saudara-saudara, hidup kita hanya satu kali. Resources kita hanya ada satu. Kita punya umur hanya satu kali. Seluruh keuangan, perhatian, dan hati kita, apapun saja yang kita miliki, hanya satu. Seluruh hidup ini akan menuntut kita dan akan memecah kita kemanapun saja seluruh arah tujuan. Dan saudara-saudara kita harus mengerti Tuhan menginginkan kita melakukan apa. Kalau saudara-saudara berada di dalam kehidupan yang begitu sibuk, jangan lupa kita harus berdoa. Kita bekerja terlalu banyak tanpa hasil yang berarti. Kenapa? Karena kita tidak memiliki pimpinan Tuhan. Karena kita tidak membawa jam-jam kita di pagi hari untuk bertemu dengan Tuhan. Saudara-saudara perhatikan baik-baik kalimat encouragement di bawah ini: sesibuk-sibuknya hari kita, tetapkan hati untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan di pagi hari. Sekali lagi saya mengatakan kepadamu jemaat: Sesibuk-sibuknya kita, tetapkan setiap pagi berdoa dan membaca Firman Tuhan. Datang ke takhta kasih karunia-Nya dan meminta Firman-Nya. Minta hikmat dari Dia untuk kita boleh hidup. Kita sungguh-sungguh manusia yang sangat terbatas. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya menjadi kehendak Tuhan bagi kita. Tetapi kita hidup menjadi orang yang sangat sombong, kita berpikir kita memiliki kepandaian untuk menyelesaikan seluruh masalah kita di depan. Maka saudara-saudara harus kembali kepada Firman. Minta tolong kepada Tuhan, datang ke tempat kasih karunia-Nya dan berdoa membaca Firman untuk seluruh hari itu. Ada satu kutipan yang luar biasa, dia mengatakan seperti ini: setiap orang Kristen harus minimal berdoa 30 menit setiap pagi kecuali ketika dia sangat sibuk. Kalau dia sangat sibuk, maka dia harus berdoa 1 jam setiap hari. Berdoalah 30 menit itu minimal kalau engkau tidak sibuk. Tetapi kalau engkau sangat sibuk, maka berdoalah 1 jam. Martin Luther menyatakan; Saya memiliki begitu banyak pekerjaan yang harus saya lakukan sehingga saya harus berdoa di dalam 3 jam pertama di pagi hari saya. Saudara-saudara, ini adalah sesuatu hal yang Yesus Kristus itu sendiri kerjakan. Hal yang pertama Kristus mengajarkan doa adalah saluran berkat Allah memimpin kita. Doa merupakan sarana, alat yang Tuhan memberikan kepada kita hikmat-Nya.

Hal yang kedua, Kristus mengajarkan doa adalah sarana untuk memulihkan kekuatan dan menyegarkan jiwa. Dalam Markus 1 yang tadi kita baca, di atasnya ada satu perikop mengatakan bahwa Yesus berada di Kapernaum. Siang harinya Dia mengajar di synagogue seharian. Setelah itu ada seseorang yang kerasukan setan dan kemudian Dia mengusir setan tersebut di synagogue. Lalu Dia pergi ke rumah Simon dan Andreas melayani ibu mertua Simon yang sakit dan setelah selesai, menjelang malam, sesudah matahari terbenam maka orang itu berduyun-duyun; orang yang sakit dan kerasukan setan datang kepada Yesus dan Yesus melayani lagi di sana. Alkitab mengatakan bahkan penduduk itu berkumpul di depan pintu di mana Yesus ada di situ. Lalu kemudian perikop itu disambung, “Pada pagi-pagi benar, Yesus bangun, pergi ke tempat sunyi dan berdoa.” Saudara lihatlah, satu harian dari pagi sampai malam Dia bekerja. Dan kemudian besok pagi-paginya Dia bangun dan berdoa.

Saudara akan menemukan perikop yang sama di dalam Markus 6:30-46. Ini adalah satu narasi yang begitu jelas. Saudara bisa melihat kehidupan dan kesibukan Yesus dan murid-murid-Nya. Waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya, Yesus melayani, dan murid-murid-Nya juga melayani di tempat lain dan kemudian setelah itu mereka berkumpul kembali. Kemudian Yesus mengatakan untuk pergi ke tempat yang lain dan mereka beristirahat karena itu sangat melelahkan bagi mereka. Ketika sudah menentukan tempat tujuan untuk beristirahat dan mereka naik perahu menuju ke sana. Ternyata rencana mereka bocor di tengah orang-orang yang lain, dan mereka segera menuju ke sana. Dan ketika Yesus sampai di sana, Dia melihat begitu banyak orang berkumpul. Maka Yesus melupakan istirahatnya. Murid-murid-Nya tidak bisa beristirahat dan harus melayani lagi. Itulah saatnya Yesus memberi makan 5000 orang. Saat itu, menjelang malam, dan setelah 5000 orang itu pulang, maka Yesus mengutus murid-murid-Nya naik perahu. Dan Alkitab mengatakan, pada ujung hari itu dengan kecapaian yang luar biasa, apa yang Yesus kerjakan? Dia menghampiri Bapa-Nya di Surga sendirian. Itu adalah tempat kekuatan-Nya diberikan Bapa-Nya di Surga. Itu adalah satu kesegaran in the presence of God. Saya mau bertanya kepada saudara-saudara, kisah ini adalah sesuatu yang familiar bukan bagi saudara dan saya? Semua dari kita adalah orang-orang sibuk. Dari pagi sampai malam. Begitu melelahkan.

Saya tanya kepadamu, apa yang menjadi tempat atau menjadi satu peristiwa di mana engkau mendapatkan kesegaran/refreshment? Kekuatan kita darimana? Aah sekarang ini adalah waktuku sendiri! “Me time”! Apa isi “me time”? Handphone? Facebook? Youtube? Berjam-jam. Itukah kekuatan kita? Bukankah itu menghancurkan kerohanian hidup kita? Setelah begitu capainya luar biasa. Maka Yesus kemudian menyendiri dan berdoa. Saudara, di dalam hadirat Tuhan ada kesegaran. Di dalam hadirat Allah, saudara akan menemukan kekuatannya kembali. Banyak orang yang mengasihi kami mengatakan, banyak istirahat, jangan kerja terlalu banyak. Mesti seimbang antara kerja keras dan istirahat. Kita berharap bisa seimbang, tetapi kalau tuntutan pekerjaan banyak, maka mau tidak mau kita harus bekerja keras. Tetapi perhatikan point ini, masalahnya bukan terlalu banyak bekerja, tetapi terlalu sedikit berdoa, sehingga kita tidak memiliki kekuatan rohani kita. Kita makin lama makin jenuh, makin lama makin tidak memiliki gairah di dalam kehidupan. Saudara-saudara, kesibukan akan begitu banyak, ribuan case di dalam hidup kita. Jangan berharap bahwa tidak ada kesibukan di dalam dunia ini, tetapi Alkitab memberikan kepada kita jalan keluarnya. Bukan kesibukan itu yang mematikan kita, tetapi yang mematikan kita adalah karena kita tidak terhubung dengan penggerak kehidupan sesungguhnya yaitu Allah di dalam doa. Saudara-saudara, kita terlalu banyak bekerja tetapi sedikit berdoa.

Hal yang ketiga, Kristus mengajar kita berdoa sebagai awal untuk menentukan langkah-langkah kehidupan yang penting. Mari kita melihat Lukas 6:12. Apa yang Yesus lakukan ketika Dia itu mau memilih rasul. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Dia berdoa terlebih dahulu. Ini adalah moment penting di dalam kehidupan Yesus Kristus. Ini adalah sesuatu yang akan menentukan masa depan-Nya, masa depan gereja. Dan Dia harus berdoa sebelum Dia memilih murid-murid-Nya agar seluruh kehendak-Nya jadi. Mungkin saudara-saudara berkata, tetapi mungkin Dia salah memilih, karena ada Yudas di dalamnya. Tetapi sebaliknya, itu adalah kehendak Allah untuk digenapi. Hal yang lain, Lukas 9:18. Ini adalah suatu moment yang penting, setelah pembicaraan ini, maka Yesus Kristus melalui mulut Petrus menyatakan, You are theMessiah the Son of the living God. Dan kemudian setelah itu Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem dan akan menanggung banyak penderitaan. Ini akan membagi kehidupan Kristus sebelum dan mendekati kepada Salib. Ada pewahyuan yang penting setelah ini. Yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Mesias Anak Allah yang hidup dan Yesus Kristus harus menanggung banyak penderitaan. Sebelum Dia menyatakan hal itu, maka Dia berdoa. Ini adalah awal menentukan langkah-langkah kehidupan yang penting. Saudara-saudara, dalam hidup kita ini ada hal-hal yang menjadi batu sentuhan yang penting untuk ke depan. Satu batu sentuhan untuk saudara melangkah lagi ke depan. Misalnya saja, engkau akan sekolah di mana? Menikah dengan siapa? Pergi ke kota apa? Bekerja seperti apa? Membeli rumah di mana? Dan banyak hal lagi. Saya mau tanya kepadamu. Apakah engkau menentukan terlebih dahulu keinginanmu? Atau engkau berdoa terlebih dahulu? Perhatikan baik-baik apa yang Kristus kerjakan. Kristus mengajar kita berdoa sebagai awal untuk menentukan langkah-langkah kehidupan di depan yang penting. Banyak orang menentukan dulu mau ke mana, hidup dengan siapa, bekerja apa, pergi ke kota apa, baru setelah itu datang kepada Tuhan dan minta berkat-Nya. Itu terbalik! Itu dosa! Engkau harus tanya kehendak Allah, datang kepada Tuhan dulu, jangan mengambil keputusan dulu. Jikalau kita ada keinginan, kita mengatakan kepada Tuhan dulu. Tunggu jawaban Tuhan dulu, tunggu konfirmasinya terlebih dahulu. Baru apa yang Tuhan tetapkan, kita tetapkan di dalam hati kita. Berapa banyak kita yang salah di dalam hal ini. Saudara tidak membawa Tuhan di depan di dalam perencanaan. Engkau sudah menentukan dan kemudian minta Tuhan untuk tanda tangan, untuk menyetujuinya. Itu dosa! Apakah tidak boleh ada keinginan? Pasti boleh, tetapi jangan tetapkan hati. Saudara katakan kepada Tuhan saya suka dengan orang itu, saya suka dengan rumah itu, saya suka dengan pekerjaan itu, aku datang kepada-Mu Tuhan, apakah itu menjadi kehendak-Mu, jikalau itu kehendak-Mu aku bersyukur, jikalau itu bukan kehendak-Mu aku juga bersyukur. Karena Engkau tahu apa yang terbaik bagi hidupku.

Hal yang keempat, Kristus mengajarkan kita bahwa kemuliaan seseorang tidak terlepas dari kehidupan doanya. Saya akan bawa saudara-saudara ke dalam dua tempat di mana Kristus berdoa. Pertama adalah Lukas 3:21-22. Sesuatu yang indah ada di sini. Yesus sedang berdoa, Dia dibaptis dan berdoa, kemudian Roh Kudus hadir dan kemudian Allah Bapa itu meneguhkan Dia. Ini adalah satu-satunya tempat Allah Tri Tunggal hadir bersama-sama secara kasat mata. Alkitab mengatakan bahwa Bapa di sorga mengkonfirmasi ini adalah Anak-Ku yang Aku kasihi. Adalah bukan tanpa alasan, Lukas menuliskan ketika Yesus dibaptis dan berdoa.

Sekarang mari kita lihat Lukas 9:29. Ini adalah narasi tentang transfigurasi, Lukas menyatakan bahwa Yesus the Son of God itu dinyatakan kemuliaan-Nya di tengah murid-murid-Nya. Tetapi secara khusus saya mau menyoroti bagaimana kemuliaan itu dinyatakan, bukan ketika Yesus berada di singgasana, tetapi ketika Yesus berdoa. Dan dalam keadaan Dia berdoa, sekali lagi Bapa di sorga mengkonfirmasi Dia. Itulah kemuliaan Kristus. Dan kemuliaan Kristus itu pada saat apa? Kemuliaan Kristus itu ada ketika Yesus bergantung, bersekutu dan taat kepada Bapa-Nya. Jangan melihat nilai/bobot diri sendiri atau orang lain berdasarkan kekayaannya, kesuksesannya, atau kepandaiannya, tetapi saudara-saudara, perhatikan prinsip ini, sesungguhnya di hadapan Allah, nilai/bobot seseorang itu tidak lebih daripada seberapa dia bergantung kepada Allah di sorga. Kemuliaan kita hanya pada ketergantungan kita kepada Bapa di Sorga.

Hal yang kelima, terakhir, adalah Kristus mengajarkan rahasia kekuatan hidup manusia di dalam menanggung semua penderitaan terletak kepada kehidupan doa-Nya. Sekali lagi Kristus mengajarkan rahasia kekuatan hidup manusia di dalam hidup ini untuk menanggung semua penderitaan terletak kepada doanya. Lihatlah Kristus di Getsemani, bagaimana Dia berdoa takluk kepada seluruh kehendak Allah dan itu adalah diri-Nya, itu adalah hati-Nya di sana, maka itu adalah kekuatan di sana, saudara-saudara lihat setelah dari tempat Getsemani itu Dia tidak pernah goyah, Dia tidak pernah takut, Dia berjalan terus melewati seluruh kerumunan masa, melewati seluruh perwira Romawi, melewati seluruh imam besar dan semua orang yang begitu jahat kepada Dia, melewati Herodes, melewati Pontius Pilatus, dan semua cambukan itu, mahkota itu, dan seluruh hinaan yang sampai kepad-Nya. Darimana kekuatan-Nya? Dari Getsemani.

Saudara-saudara, dunia ini sudah jatuh di dalam dosa, dan ini adalah dunia yang jahat. Dunia ini akan mempesona kita. Jikalau tidak berhasil, maka dia akan memikat kita. Jikalau tidak berhasil, maka dia akan menipu kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan membenci kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan menghina kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan menyiksa dan membunuh kita. Darimana kekuatan kita? Yesus mengatakan berjaga-jaga dan berdoalah. Roh memang penurut tetapi daging lemah. Bagaimana kita bisa menaklukkan dunia ini, bagaimana kita bisa menaklukkan daging, menaklukkan dosa yang ada di dalam daging kita. Yesus mengatakan, satu-satunya jalan, adalah bergantung sepenuhnya kepada kekuatan sorga dan itu hanya melalui sarana doa. Hanya doa, tidak ada yang lain.

Saudara-saudara, melihat pembahasan semuanya ini, hidup kita sebenarnya ditentukan hanya oleh belas kasihan Allah. Dan belas kasihan Allah itu kita minta di dalam doa. Belas kasihan Allah itu diberikan kepada kita di dalam doa. Orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang sombong. Karena orang tersebut tidak memerlukan belas kasihan Allah, kita harus bertobat. Kita harus banyak berdoa. Hari ini, malam hari ini, semua kalimat saya tidak akan berhasil, kecuali anugerah Tuhan hadir di dalam hidup kita dan seluruh kebaktian ini akan sia-sia, kalau Tuhan tidak memberikan kepada kita satu gerakan untuk berdoa. Sebagai hamba Tuhan saya begging kepada engkau, saya meminta kepadamu jemaat, berdoa! Berdoa! Berdoa! Saya begging bukan untuk diri saya, saya begging untuk Kerajaan Allah, saya begging untuk jiwamu, jikalau engkau mencintai jiwamu, jikalau engkau mencintai hidupmu, berdoa! Berdoalah jemaat. Minta belas kasihan-Nya untuk kita. Semua ini Kristus kerjakan dan Kristus ajarkan untuk engkau dan saya. Milikilah hati seperti murid itu, “Tuhan, ajar aku untuk berdoa.” Dan sebelum Ia mengajarkan kita untuk isi doa, Lukas mengajarkan bahwa Dia adalah Man of Prayer. Berdoalah saudara-saudara. Berdoalah dengan kekuatan sebisa mungkin kita lama di hadirat Allah. Berdoalah juga setiap hari Sabtu engkau berdoa di gereja ini. Ini adalah sesuatu yang penting. Ini sungguh-sungguh penting di dalam seluruh gereja kita. Dan seluruhnya penting bagi setiap keluarga kita masing-masing. Saudara-saudara berdoalah, karena ini adalah kehendak Allah. Kenapa kita harus berdoa? Karena Kristus sendiri berdoa. Kiranya Tuhan mengasihani kita.


Matius 6:5-9
 
 

Matius 6:8-9
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more