2 September 2018
Doa Bapa Kami (2)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:5-9

Matius 6:5-9

Kita sudah masuk ke dalam bagian kedua dari kesalehan orang Yahudi. Yang pertama adalah sedekah, dan yang kedua adalah berdoa. Dan ini adalah satu introduction di dalam sebuah khotbah berkenaan dengan doa Bapa kami. Hal-hal yang membuat Allah pasti tidak menjawab doa kita.

Pertama, Allah tidak menjawab doa kita jikalau kita tidak berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saya tidak mengatakan bahwa saudara harus mengucapkan nama Tuhan Yesus Kristus seperti mantra. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan, jikalau engkau ada di dalam Aku dan Firman-Ku ada di dalam engkau, maka minta apa saja yang kau kehendaki, pasti Aku akan mengabulkan. Maka saudara-saudara ini adalah satu janji kepastian. Ini sesuatu yang pasti Tuhan akan mengabulkan doa kita, jika dan hanya jika kita ada di dalam Kristus dan Firman-Nya tinggal di dalam kita. Saya masih teringat akan satu kakak dari isteri saya. Dahulu dia tidak mengenal Kristus, dan sudah dikabarkan Injil berkali-kali, sudah memperkenalkan Kristus kepadanya, tetapi terus dia mengeraskan hati. Kadang-kadang orang yang mengeraskan hati kepada Kristus, Tuhan memberikan sesuatu kesulitan besar. Bukan karena Allah kejam kepada dia, tetapi tanpa itu manusia tidak akan mencari Allah yang sejati. Maka ketika dia berada dalam kesulitan yang besar, sakit yang parah, dan masuk ke dalam operasi yang sangat menakutkan. Maka isteri saya datang kepadanya, dan sekali lagi berkata: “Kakak, jikalau engkau sudah mencari pertolongan kanan kirimu ke belakang selama ini engkau tidak mendapatkannya, maka aku katakan kepadamu, masih ada satu jalan keluar, lihat ke sorga, dan berseru kepada Tuhan Yesus, katakan kepada Dia, Tuhan Yesus aku tidak mengenal Engkau, tetapi Engkau mengenal aku, kasihani aku, jawablah doaku, biar aku tahu bahwa Engkau adalah Allah yang hidup.” Dan Tuhan itu menjawab doanya. Barangsiapa di dalam Aku dan Firman-Ku ada di dalam kamu, minta apa saja yang engkau kehendaki pasti engkau akan dikabulkan. Sudah berapa banyak engkau sia-sia dalam hidupmu, engkau beragama apapun saja engkau tahu tidak ada kedamaian di dalam hidupmu. Engkau berdoa apa saja engkau tahu bahwa itu adalah kemungkinan-kemungkinan yang kosong. Karena allahmu itu adalah allah yang tidak ada. Di dalam Alkitab, Allah Tritunggal-lah, Allah yang sejati. Dan Allah Tritunggal itu menyatakan diri-Nya di dalam Yesus Kristus, menebus hidupmu, membuat engkau boleh berdiri di depan Allah Bapa, mendapatkan kasih karunia-Nya. Setiap orang yang mau berjumpa dengan Allah, maka engkau harus tahu bahwa itu adalah perjumpaan yang menakutkan kecuali kita ada di dalam Yesus Kristus. Takhta Allah adalah takhta penghakiman bagi manusia yang berdosa, tetapi takhta Allah menjadi takhta kasih karunia bagi orang berdosa di dalam Yesus Kristus.

Hal yang kedua adalahjikalau pikiran kita ketika berdoa terus menerus liar dan tidak terkontrol. Maka Alkitab mengatakan jadilah tenang supaya engkau itu bisa berdoa. Alkitab juga mengatakan, “Diam, ketahuilah bahwa Akulah Allah.” Setiap orang ketika berbicara berkenaan dengan Allah, hidupnya, kalimatnya, hatinya, harus serius. Ini bukan permainan, ini keseriusan, sungguh-sungguh. Ini bukan membuat kita tertekan, tetapi ini membuat hati kita harus bulat, pikiran kita harus tajam, ketika kita berhadapan, berkata-kata dengan Allah yang suci.

Hal yang ketiga adalah di dalam hati kita ada kejahatan atau dosa yang tidak mau kita akui. Mari kita melihat satu bagian Firman Tuhan yang begitu jelas. Mazmur 24:3-4. Mari kita membaca bersama-sama ayat ini. “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” Daud menyatakan siapa yang boleh datang ke tempat takhta Tuhan, siapa yang boleh naik ke atas gunung-Nya Tuhan, maka dia menyatakan orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.

Saudara-saudara, hidup kita pasti ada dosa, Alkitab tidak menetapkan standar bahwa kita tidak boleh ada dosa baru boleh berdoa. Tetapi Alkitab menyatakan jikalau ada dosa jangan ditutupi di hadapan Allah tetapi kita mesti mengakuinya. Jikalau Roh Kudus menunjukkan kepada hati kita sesuatu dosa, kita harus setuju sama Dia. Ini adalah sesuatu kehidupan yang jujur, tulus, terbuka di hadapan Allah dan manusia. Hidup yang tulus itu artinya hatinya tidak liku-liku. Di hati yang jujur itu artinya adalah sesuatu yang dibicarakan adalah garis lurus atau sama dengan apa yang ada di hati. Sesuatu yang terbuka itu adalah sesuatu yang tembus pandang tidak ada penghalang antara kita dengan Allah. Ketika Alkitab menyatakan dosa, maka saudara tidak dimaksudkan untuk membandingkan diri dengan orang lain, tetapi membandingkan diri dengan standar-Nya Allah, yaitu pribadi Allah itu sendiri, maka kita semua adalah orang yang berdosa. Tetapi ketika kita datang ke tempat suci-Nya Allah di dalam doa, maka Alkitab mengatakan yang bersih tangannya, yang murni hatinya yang boleh datang. Itu artinya bahwa tidak ada sesuatu dosa yang kita ketahui, yang kita tidak akui. Banyak dari antara kita memiliki dosa-dosa yang kita sering tidak sadari. Tetapi begitu kita sadar akan dosa-dosa kita, apalagi dosa-dosa yang sengaja kita lakukan, kita sungguh-sungguh harus mengakuinya di hadapan Allah dan kita tidak sama sekali menutupnya, tidak menghindarinya, dan kita sungguh-sungguh datang dengan keterbukaan di hadapan Allah. Ketulusan, kejujuran dan keterbukaan, ini bukan karakter, ini bukan proses, tetapi keputusan hati here and now. Kalau saudara-saudara adalah orang yang suka marah, maka saudara tidak mungkin bisa berubah besok atau minggu depan bahkan. Saudara mungkin akan menyesali kemarahan saudara, saudara mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya sudah salah, dan saudara mau berubah, tetapi karena itu karakter, tidak mungkin bisa berubah dalam satu minggu, satu bulan, bahkan satu tahun. Tuhan akan mengubah perlahan demi perlahan seperti batu karang yang digerus oleh air laut. Tetapi, ketika berbicara mengenai kejujuran, keterbukaan dan juga ketulusan, itu bukan proses. Itu adalah keputusan hati kita di hadapan Allah. Kita tidak bisa mengatakan saya makin hari makin jujur. Saudara mau bertemu dengan orang seperti itu? Tidak ada. Ketulusan, kejujuran dan keterbukaan itu adalah here and now. Alkitab dengan jelas menyatakan siapa yang boleh datang ke gunung-Nya Tuhan, orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. Kita tidak mungkin bisa melayani Tuhan tanpa kemurnian. Mintalah itu dari Tuhan dan jagalah itu di dalam diri kita. Doa selalu membuat kita introspeksi diri dan menyadari diri sendiri. Calvin di dalam hal ini mengatakan tidak ada yang dapat sungguh-sungguh berdoa kepada Allah kecuali dia murni hatinya.

Hal yang keempat adalah doa yang lahir dari jiwa yang sinkretis. Mari kita membuka Keluaran 32:1-8, ada sesuatu yang penting yang Tuhan ajarkan di dalam hal ini.

Saudara-saudara, apa yang membuat doa kita itu tidak dijawab oleh Allah? Ada satu pelajaran besar di dalam Alkitab, yaitu sinkretisme. Sinkretisme adalah menggabungkan sesuatu yang non-Kristen ke dalam Kekristenan. Dan begitu banyak orang Kristen melakukan hal ini dan sangat mendukakan hati Allah. Dan jikalau kita tidak hati-hati, maka ini akan menghasilkan satu kemarahan Allah kepada kita. Saya mengatakannya dengan serius. Itulah sebabnya saudara-saudara kita harus mengenal Firman dan bertumbuh mengenal Allah sehingga kita tidak memasukkan unsur sinkretis di dalam kehidupan kita.

Saya akan jelaskan sedikit berkenaan dengan ayat ini. Musa dan Yosua pergi menghadap Allah. Dan semua orang Israel kemudian menjadi kuatir karena mereka itu tidak datang. Maka kemudian mereka berpikir Musa mungkin sudah hilang, maka sekarang kita mesti menyembah Allah. Mereka mendesak Harun dan kemudian Harun mengatakan kepada mereka untuk mengumpulkan seluruh anting-anting atau apapun saja yang emas. Kemudian mereka melebur emas itu dan membuat patung tuangan anak lembu emas, serta menyembah anak lembu emas itu. Lalu Harun mengatakan, “Hai Israel, inilah Allah yang membawa engkau keluar dari Mesir.” Dan semua orang-orang Israel menyatakan inilah Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir. Inilah Tuhan Yahweh yang membawa aku keluar dari Mesir.

Perhatikan baik-baik. Apakah motivasi mereka salah? Tidak! Mereka sungguh-sungguh mau menyembah Allah. Mereka mau menyembah Yahweh. Mereka tidak menyembah siapapun saja. Apakah mereka itu setengah hati di dalam beribadah? Jika dibandingkan dengan banyak orang yang duduk di tempat ini, mereka memberikan lebih baik daripada kita. Mereka memberikan seluruh emas yang mereka punya. Mereka adalah bukan orang kaya. Mereka keluar dari Mesir, itu adalah tabungan mereka untuk bisa membeli makan dan minum sampai ke tanah Kanaan. Mereka menyembah Allah yang benar. Mereka memiliki motivasi menyembah yang benar. Mereka berbagian dalam sesuatu yang terbaik yang mereka punya dan itu adalah benar. Tetapi ada satu hal yang mereka itu salah besar. Mereka menggambarkan Allah Yahweh itu adalah lembu emas. Dari mana gambaran itu? Karena mereka sudah begitu lama di Mesir, dan ilahnya Mesir untuk kekuatan adalah lembu. Mereka memasukkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam ibadah Kristen. Berapa banyak orang Kristen minta untuk rumahnya diberkati tetapi mencari tanggal terlebih dahulu. Mau menikahkan anak, mencari tanggal dahulu. Mau membeli rumah melihat feng shui-nya bagus atau tidak. Engkau menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen di dalam hidup yang Kristen, itu sangat mendukakan hati Allah.

Di dalam kitab Galatia, Paulus begitu marah dan mengatakan: Terkutuk orang-orang yang mengatakan kalau engkau mau diselamatkan maka engkau memerlukan Kristus dan sunat. Orang-orang seperti itu menggabungkan sesuatu kepada kekristenan. Ada orang-orang juga yang mengatakan engkau tidak menjadi orang Kristen yang benar jikalau engkau cuma punya Kristus, engkau harus punya Kristus dan bahasa roh. Engkau harus memiliki Kristus dan melakukan yoga. Semuanya itu adalah sinkretisme. Menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam kekristenan.

Tetapi bukan itu saja, ada satu masalah besar di dalam kerohanian kita ketika kita berdoa di dalam sinkretisme ini. Alkitab mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami di sorga. Saudara-saudara ketika saya membaca ayat itu saya sangat-sangat sulit untuk mengertinya. Bagaimana Allah di sorga itu digambarkan dengan Bapa? Itu bukan saja gambaran, itu adalah nama Allah oknum pertama. Nama Allah oknum pertama adalah Bapa. Nama Allah oknum kedua adalah Anak. Nama Allah oknum ketiga adalah Roh Kudus. Tetapi kata Bapa ini adalah sesuatu yang sudah common, sudah umum, ada di tengah-tengah kita.

Perhatikan baik-baik, relasi kita dengan bapa kita maka itu akan memberikan pengaruh yang besar di dalam kita berelasi dengan Bapa di sorga. Relasi kita, relasi anak dengan bapa duniawi akan mempengaruhi pengenalan anak tersebut kepada Allah yang sejati. Maka di dalamnya kalau kita tidak hati-hati maka sinkretisme itu terjadi. Orang-orang yang tidak membaca Firman Tuhan itu akan berelasi dengan Allah itu seakan-akan berelasi dengan papanya duniawi. Ada satu buku yang kecil ditulis oleh J.B. Phillips dan judulnya adalah Your God is Too Small. Dan di dalam tulisannya, dia mengatakan begitu banyak orang Kristen itu memandang Bapa di sorga, berelasi dengan Dia, meminta sesuatu dengan Dia, berdoa kepada Dia sangat-sangat dipengaruhi bagaimana bapa di dunia ini berelasi dengan dia. Dan kemudian dia menuliskan kurang lebih seperti ini. Jikalau seorang anak memiliki bapa yang begitu menakutkan, diktator, maka uniknya ketika dia berelasi dengan Bapa di sorga menjadi Allah yang begitu menakutkan. Kalau seorang anak memiliki seorang bapa duniawi yang lemah pendiriannya, maka dia akan melihat Allah Bapa di sorga akan mengabulkan doanya ketika dia merengek-rengek. Saudara pasti pernah ketemu dengan keluarga yang anaknya itu kalau meminta sesuatu papanya kemudian katakan tidak, lalu kemudian anak itu akan merengek-rengek teriak keras sekali dan ketika papanya tetap mengatakan tidak, dia akan guling-guling di gereja atau di mall, sambil teriak-teriak untuk menarik seluruh perhatian kita dan kemudian papanya memberikan apa yang diinginkannya. Berapa banyak yang seperti itu? Anak itu tahu dengan cara seperti ini aku akan mendapatkan apa yang aku minta. Orang itu sangat mungkin akan menjadi orang Kristen yang terus menerus berdoa kepada Tuhan bukan dengan spirit tekun, tetapi spirit memaksa. J.B. Phillips juga mengatakan, seorang anak yang memiliki bapa yang unpredictable, kadang bapanya senyum atau bapanya marah besar ketika dia melakukan hal yang sama, seakan-akan bapanya tidak memiliki prinsip yang bisa dibaca, maka anak ini akan bergaul dengan Tuhan dengan jiwa yang tidak pernah bisa merasa dekat, tidak bisa complete trust. Meskipun dia tidak meragukan kebenaran Alkitab tetapi uniknya hidup anak ini selalu gelisah, kuatir dan sangat sulit untuk bersukacita di dalam Kristus. Hal yang lain adalah anak yang bertemu dengan bapa duniawi yang terus menuntut, menghasilkan anak ini selalu curiga, merasa bapanya itu tidak adil dan uniknya maka jiwa seperti ini akan terproyeksi ketika dia berdoa berelasi dengan Bapa di sorga, jiwanya tidak pernah tenang, tidak pernah rest, merasa Allah itu begitu terus mendesak dia.

Saudara-saudara hari ini adalah Father’s Day. George MacDonald mengatakan menjadi ayah adalah tugas terbesar di dunia. Ketika saya membaca itu saya berpikir apakah betul kalimat itu? Menjadi ayah adalah tugas terbesar di dunia. Sampai saya bertemu dengan ayat-ayat ini, ya betul menjadi ayah, saudara dan saya, adalah tugas terbesar di dunia. Kenapa? Karena panggilan kepada Allah, nama Allah oknum pertama Tritunggal, Bapa, dilekatkan kepada kita. Tidak ada satu posisi yang begitu jelas menggambarkan Bapa di sorga selain posisi yang kita miliki hai para ayah. Bagaimana kita berelasi dengan anak-anak kita? Bagaimana anak-anak kita melihat kita, akan sangat mempengaruhi bagaimana mereka melihat dan berelasi dengan Bapa di sorga. Jikalau kita tidak hati-hati dan bertobat, saudara sedang mengukir jiwa anak yang memiliki jiwa yang sinkretis. Motivasi mereka mungkin betul, mereka memberikan yang terbaik, mereka berkata kepada Bapa di sorga ditujukan doanya kepada objek yang tepat, tetapi ketika mereka membayangkan mengenai Bapa yang di sorga mereka membayangkan saudara dan saya. Orang Israel membayangkan Jehovah mereka dengan membayangkan lembu emas kepunyaan Mesir.

Saya akan menutup khotbah ini dengan beberapa hal khususnya bagi saudara dan saya bapa di dunia ini yang harus kita lakukan. Pertama, tuntutlah diri kita untuk kita makin mengenal Bapa di sorga melalui Alkitab. Tuntut diri untuk mengenal Dia dengan kita membaca Alkitab secara teratur. Tidak cukup saudara mendengarkan khotbah. Tidak cukup saudara-saudara datang pergi ke gereja saja. Begitu banyak dari kita itu datang bahkan melayani di gereja itu adalah not enough. Kita harus berubah, kita harus menuntut diri untuk mengenal Bapa di sorga. Menuntut diri untuk semakin takut kepada Allah Bapa di sorga. Kalau saudara-saudara mau melihat apa yang menjadi masalah di dalam keluarga kita, adalah bukan anak kita, adalah bukan isteri kita, tetapi kita. Jikalau kita mau untuk isteri kita berubah, kalau kita mau anak-anak kita berubah, maka kita yang harus berubah dan bagaimana kita berubah? Adalah kalau kita makin mengenal Allah Bapa di sorga. Di dalam Alkitab, prinsip kerusakan keluarga selalu adalah bapa. Di dalam Alkitab, yang menjatuhkan seluruh umat manusia di dalam dosa bukan Hawa, meskipun Hawa yang mengambil buah itu tetapi the silence of Adam. Dimana suara Adam pada waktu Hawa mengambil? Seorang laki-laki kepala keluarga yang menarik diri dari hal-hal rohani. Hari ini saya mau membawa bapa-bapa untuk sungguh-sungguh memegang jabatan imam di dalam keluarga. Saudara-saudara perhatikan kalimat di bawah ini, kita para suami harus lebih kuat lebih daripada isteri kita di dalam takut akan Tuhan. Banyak keluarga yang tonggak kerohaniannya bukan pada ayah tetapi ibu. Tetapi Alkitab menyatakan tugas ini bagi saudara dan saya sebagai seorang bapa. Di rumah, bacalah Mazmur 128 berkenaan bagaimana Tuhan memberkati seluruh keluarga. Ayat awalnya adalah berbicara berkenaan berbahagialah orang laki-laki yang takut akan Allah maka kemudian berkat Tuhan akan mengalir, isterinya diberkati, anaknya diberkati, cucunya diberkati, dan pekerjaannya diberkati. Kalau saudara-saudara melihat dalam Kejadian 3, maka Allah mengutuk bumi, maka manusia itu bekerja keras tetapi hasilnya itu tidak seberapa. Tetapi kalau saudara melihat Mazmur 128, saudara akan menemukan satu gambaran orang laki-laki yang takut akan Allah seakan-akan kutuk itu diangkat. Tuntutlah diri kita untuk makin mengenal Bapa di sorga supaya kita berubah makin lama makin serupa dengan Kristus. Sehingga ketika kita berelasi, anak kita akan mengenal Bapa di sorga melalui hidup kita. Kalau tidak, mereka akan memiliki jiwa yang sinkretis ketika mereka berelasi dengan Bapa di sorga.

Hal yang kedua, adalah sebaik apapun kita para bapa kita tidak sempurna. Bapa di sorga-lah yang sempurna. Maka bawa anak-anak kita dan seluruh keluarga kita mengenal Bapa di sorga melalui Firman dan gereja-Nya. Tuntun mereka untuk makin menyukai Firman dan gereja. Bukan dengan terpaksa, tetapi dengan sukacita. Perhatikan, engkau tidak bisa memberikan sesuatu yang kita tidak punya. Kalau engkau dan saya tidak menyukai Firman, maka kita hanya bisa memaksa anak kita untuk membaca Firman. Tetapi kalau kita menyukai Firman, maka spirit itu akan muncul kepada anak kita ketika kita menyuruhnya membaca Firman. Hati-hati dalam hal bergereja. Kalau saudara-saudara datang dengan sukacita dan bersyukur, dengan melihat bahwa ini adalah sesuatu privilege dari Tuhan untuk saya boleh bergereja di tempat ini, maka ketika saudara mengajak anak saudara pergi ke gereja, dia akan bersukacita, dia akan senang karena ini adalah keluarganya, dia akan melihat bagaimana orang-orang sucinya Tuhan itu hadir dan bersekutu di gereja, mereka akan mengerti adalah lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat yang lain. Tetapi kalau engkau sendiri memaksa dirimu untuk pergi ke gereja dan engkau sebenarnya tidak menyukainya, engkau melihat begitu banyak kekurangan gereja, maka saudara-saudara akan membuat anakmu melihat engkau adalah orang yang hypocrite. Saudara kenalkan mereka kepada Firman dan gereja. Karena melalui Firman dan pekerjaan Allah di dalam gereja-Nya, Allah itu menyatakan diri-Nya.

Ada cerita yang sungguh-sungguh terjadi, seorang anak yang kecil yang berkata kepada bapanya: “Papa, besok kita pergi ke gereja ya mendengarkan Tuhan Yesus Kristus, aku sangat menyukainya. Tuhan Yesus menyayangi hidup kita.” Tetapi papanya mengatakan, “Oh tidak, gereja itu ada setiap minggu. Minggu ini papa sangat-sangat sibuk dan lelah, papa perlu istirahat. Kita akan pergi ke gereja next time, setiap minggu ada.” Ketika mereka semua makin besar dan papa itu sudah semakin tua dan kemudian papa itu sudah tidak lagi bekerja dan kemudian suatu hari meminta kepada anaknya untuk keesokan harinya pergi ke gereja. Anaknya mengatakan kepada papanya tidak bisa karena sudah punya janji sampai malam sekali, akan sangat letih dan tidak bisa pergi ke gereja. Apa yang engkau katakan kepada anakmu akan dikembalikan kepadamu pada hari tuamu.

Kenalkan mereka kepada Firman. Kenalkan mereka untuk mengasihi Firman dan gereja. Kalau tidak, mereka akan memiliki jiwa yang sinkretis dan tidak mengasihi Allah. Kiranya Tuhan boleh memimpin kita para bapa dan seluruh anak dan seluruh isteri doakan suami dan juga papamu. Happy Father’s Day untuk seluruh bapa di GRII Sydney.


Matius 6:1-9
 
 

Matius 6:5-9
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

26 August 2018
Doa Bapa Kami (1)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:1-9

Matius 6:1-9

Matius 5-7 adalah tentang pengajaran kotbah di bukit. Sebagian besar dari pengajarannya adalah Yesus Kristus memberikan pengajaran-pengajaran yang dalam berkenaan dengan apa yang menjadi prinsip hidup di dalam kerajaan Allah. Dan itu selalu akan berseberangan dengan apa yang diajarkan oleh ahli Taurat dan orang Farisi. Di dalam pasal keenam maka saudara-saudara menemukan ada tiga pengajaran Yesus yang menentang pengajaran dari orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Dan itu seluruhnya adalah tindakan luar agamawi dari orang-orang Yahudi dan ini adalah elemen dasar dari seluruh religion. Tiga hal ini yaitu memberi sedekah, berdoa, dan juga berpuasa. Orang Yahudi memiliki pikiran ketika engkau berdoa, engkau menjalani setengah dari perjalanan ke Surga. Ketika engkau memberikan puasa maka engkau menjalani setengahnya lagi sampai di depan pintu Surga. Tetapi ketika engkau memberikan sedekah dengan generous maka engkau membuka pintu Surga. Ini adalah prinsip dari pikiran orang-orang Yahudi. Apapun saja agama saudara, saudara pasti akan mendapatkan pengertian dari tiga bagian ini. Hal yang pertama adalah bicara mengenakan relasi dengan Tuhan itu adalah doa, yang kedua bicara tentang relasi dengan sesama manusia yaitu memberi dan ketiga adalah berelasi dengan diri sendiri yaitu berpuasa.

Hari ini kita akan berbicara mengenai apa yang Yesus katakan berkenaan dengan berdoa. Kalau Tuhan memimpin, maka ini akan menjadi seri yang cukup panjang karena ini akan bersangkut-paut dengan doa Bapa kami. Tetapi pada hari ini saya tidak akan masuk lebih detail terlebih dahulu berkenaan dengan eksposisi ayat 5-8, tetapi saya akan mengambil prinsip dari ayat kelima dan kedelapan dan kemudian saya akan meluaskannya. Saudara-saudara, saya akan memakai jalan sedikit memutar untuk membukakan kepada saudara-saudara apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan doa yang tidak dijawab oleh Allah. Di dalam ayatnya yang kelima sampai kedelapan saudara akan menemukan dua jenis manusia, yaitu orang Farisi dan gentile. Yesus mengatakan jikalau engkau berdoa jangan seperti mereka dan orang-orang yang berdoa seperti mereka pasti Bapa di Surga tidak akan mengabulkannya. Tetapi kalau saudara-saudara melihat dari seluruh prinsip total dari Alkitab, maka Alkitab mengajarkan kepada kita bukan cuma dua saja keadaan manusia yang berdoa kepada Allah yang tidak dijawab oleh Allah. Di dalam hari ini dan mungkin minggu depan kalau Tuhan pimpin, saya akan memberikan satu tema hal-hal yang membuat Allah tidak menjawab doa kita.

(1) Allah tidak akan menjawab doa seorang manusia jikalau orang itu berdoa tidak di dalam Yesus Kristus. Allah Bapa di Surga tidak mengijinkan seorang manusia pun menghadap kepada Dia di dalam tahta kasih karunia tanpa Yesus Kristus. Allah Bapa di Surga hanya memberikan berkat-berkat rohani-Nya, dan pertolongan khusus-Nya hanya kepada orang-orang di dalam Kristus (in Christ). Saya tidak berbicara berkenaan dengan anugerah umum. Bapa di Surga dikatakan oleh Alkitab memberikan hujan kepada orang yang jahat dan orang yang benar, saudara akan bisa melihat bahwa orang yang jahat pun yang tidak mengenal Yesus Kristus pun akan mendapatkan kesembuhan, akan mendapatkan pekerjaan, akan mendapatkan segala berkat-berkat. Tetapi ketika saya berbicara berkenaan dengan Bapa di Surga tidak memberikan berkat selain di dalam Yesus Kristus, saya berbicara berkenaan dengan anugerah khusus, penyertaan-Nya, pertolongan-Nya secara spesifik, pengertian jalan-jalan-Nya, mengerti Firman-Nya, mengerti salvation keselamatan, mengerti isi hati-Nya. Kalau saudara-saudara perhatikan orang-orang yang ada di dalam Kristus semakin dia takut akan Allah dan menyerahkan serta mendedikasikan hidupnya bagi Allah, saudara akan melihat bahwa Allah itu hidup. Alkitab mengatakan, prinsip umum anugerah khusus hanya diberikan kepada orang-orang yang ada di dalam Yesus Kristus. Itulah sebabnya orang Kristen berdoa di dalam Kristus. Kalau saudara-saudara berdoa selalu menutupnya di dalam Kristus. Itu bukan mantera tetapi artinya adalah ketika kita berdoa, kita berdoa di dalam pribadi Kristus. Saya sendiri ada di dalam pribadi Kristus, hidup saya tersembunyi di dalam Kristus, saya adalah milik Kristus Yesus. Saya sudah dibeli oleh Kristus itulah sebabnya orang-orang seperti ini adalah orang yang bisa mengatakan kepada Allah yang suci itu adalah Bapa kami yang di Surga. Lihat apa yang Yesus katakan di dalam doa ini, murid-murid-Nya datang kepada Dia dan bertanya, “Yesus ajar kami untuk berdoa.” Dan kemudian Yesus Kristus mengatakan, “Jikalau engkau mau berdoa berdoalah demikian, Bapa kami yang di Surga.” Saudara-saudara perhatikan, Dia tidak berbicara berkenaan dengan Allah, Dia berbicara berkenaan dengan satu sebutan yang Dia kenal sendiri sejak dalam kekekalan. Yohanes 1:18 menyatakan hal itu. Dan Dialah yang menyatakan nama Bapa itu kepada murid-murid-Nya. Ini adalah sesuatu yang paling khusus yang Yesus Kristus sendiri nyatakan sendiri kepada kita.

Apapun agama saudara, saudara tidak mungkin dan tidak punya hak untuk menyatakan Allah itu adalah Bapa kita. Saudara-saudara juga akan menolak di dalam hati bahwa Allah itu adalah Bapa saudara. Satu-satunya dari manusia yang bisa mengatakan Allah itu Bapa adalah yang memiliki Roh Kristus. Jikalau ada Roh Kudus di dalam hati kita, Alkitab mengatakan maka baru kita bisa mengatakan ya Abba, ya Bapa. Jikalau ada Roh Kudus di dalam hati kita maka kita itu artinya sudah diadopsi. Prinsip dasar dosa di dalam Alkitab adalah doktrin adopsi. Central biblical view of prayer is doctrine of adoption. Hanya yang diadopsi yang bisa memanggil Allah itu Bapa. Hanya yang diadopsi yang bisa memiliki jaminan bahwa Allah di Surga akan mengabulkan doa. Saudara, kita harus hati-hati disini, bukan karena saudara ada di dalam gereja lalu saudara sudah diajarkan berulang-ulang oleh gereja memanggil Allah itu Bapa maka saudara kemudian mengatakan bahwa saya sudah diadopsi. Saudara harus menguji diri saudara sendiri apakah sungguh-sungguh saudara adalah orang yang diadopsi? Kalau saudara-saudara adalah orang yang hanya di dalam gereja tetapi saudara adalah bukan orang yang diadopsi, saudara akan menyadari bahwa Allah itu tidak real di dalam hidup saudara. Saudara tidak memiliki sesuatu pergumulan dan sesuatu interaksi yang intense dengan Allah yang hidup. Malah saudara-saudara mungkin akan berpikir bahwa apakah sungguh-sungguh Allah itu ada? Saudara-saudara sama sekali tidak ada takut akan Allah. Saudara tidak melihat kemuliaan-Nya, tidak pernah merasakan kegentaran berhadapan dengan Dia. Saya tanya satu hal saja, apakah engkau memiliki satu kehidupan doa secara private? Apakah pernah engkau berhadapan dengan Allah, engkau sadar bahwa Allah yang tidak terlihat itu ada di depanmu dan seluruh dari tulangmu itu gemetar? Dan engkau kemudian bertiarap di hadapan Dia? Saya tanya pada saudara-saudara pernahkah saudara memiliki pengalaman seperti itu? Saudara mengatakan, Allah Allah, Bapa Bapa, tetapi saudara-saudara mungkin bukan orang-orang yang diadopsi. Alkitab mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah Bapa kami yang di Surga. Ini adalah satu nama yang tadinya hanya dikenal oleh Yesus Kristus dan itu diajarkan kepada murid-murid-Nya di dalam Dia. Apa hal-hal yang membuat Allah tidak menjawab doa-doa kita? Sederhana, yaitu jikalau kita bukan anak-Nya, dan kalau kita menjadi anak-Nya itu adalah karena kita di dalam Kristus. Thomas Watson menyatakan bahwa kita yang diadopsi oleh Kristus kita memiliki dua hal ini, yaitu status adopsi yang akan menghasilkan doa kita itu akan diterima (accepted by Him), dan kedua adalah spirit of adopsi menghasilkan doa yang spiritually. Apa yang membuat seseorang berdoa tidak didengar oleh Allah? Apa yang membuat Allah tidak menjawab doa seseorang? Jawabannya adalah apakah orang itu di dalam Yesus Kristus atau tidak.

(2) Allah tidak menjawab doa kita ketika kita berdoa memiliki pikiran liar yang tidak terkontrol. Perhatikan baik-baik ketika kita masuk di dalam ruang doa dan ketika kita mulai berdoa maka pikiran kita biasanya dipenuhi oleh segala sesuatu yang membuat kita tidak bisa fokus kepada Bapa di Surga. Ini adalah perjuangan titik pertama bagi anak-anak Tuhan dan jangan pikir ini adalah sesuatu yang sederhana karena prinsip di dalam Alkitab adalah ketika seseorang itu datang kepada Allah maka seseorang itu harus serius datang kepada Allah. Alkitab mengatakan cari wajah-Ku, cari kekuatan-Ku, dan jikalau seseorang mencari Aku dengan sungguh-sungguh pasti Aku akan mendengarkannya. Saudara-saudara tidak bisa sembarangan untuk datang kepada Allah, tidak bisa hanya menyisakan waktu yang seadanya untuk datang kepada Allah dan berharap Allah akan mendengarkannya. Memang di dalam kehidupan kita, Allah memberikan begitu banyak kasih karunia melebihi daripada kesalahan-kesalahan kita. Tetapi Alkitab dengan jelas menginginkan ketika kita berhadapan dengan Allah kita harus ready. Kita harus men-set hati kita lurus di hadapan Dia. Pikiran liar yang tidak terkontrol tidak bisa ada ketika kita berhadapan dengan Allah. Apa itu pikiran liar yang tidak terkontrol? Mungkin adalah kekuatiran, mungkin saudara-saudara sakit hati, mungkin itu adalah marah, mungkin itu adalah dendam, atau mungkin tugas-tugas yang menumpuk. Saudara-saudara, saya akan membagi dua hal ini untuk saudara-saudara bisa mengerti apa yang biasanya kita hadapi. Di dalam 1 Petrus 4 dikatakan, “Jadilah tenang supaya engkau dapat berdoa.” Banyak dari kita tidak tenang dan kemudian kita langsung berdoa. Dan kemudian ketika kita berdoa, kita berdoa dengan seadanya, dan kemudian kita sendiri tidak lagi bisa mengontrol kalimat-kalimat kita karena pikiran kita ada di tempat-tempat yang lain. Lalu kemudian tanpa kita menyelesaikan, kita keluar dari ruang doa kita. Sudah berapa banyak kita lakukan ini berkali-kali? Ini adalah sesuatu yang mendukakan hati Allah, kita mesti minta anugerah daripada Tuhan untuk bisa membuat kita tenang supaya kita bisa berdoa.

Sekali lagi saya akan membagi menjadi dua. Yang pertama adalah sering sekali bahwa pikiran kita dipenuhi dengan tugas-tugas sehari-hari. Dan kita selalu menjadi tergesa-gesa, kita memulai pagi kita dengan berdoa pada Tuhan. “Bapa di Surga, saya datang kepada-Mu, saya mengucap syukur kepada-Mu,” tetapi ketika saudara-saudara mau mengucapkan kalimat selanjutnya, saudara baru teringat bahwa kunci mobil saudara belum ditemukan. Dan kemudian pikiran saudara memikirkan mengenai kunci mobil saudara yang tertinggal entah kemana. Atau saudara-saudara adalah seorang ibu dan kemudian saudara menghadap Tuhan dan kemudian saudara berdoa, setelah menghantar anak-anakmu, lalu kemudian ketika berdoa engkau mengatakan, “Bapa yang baik, saya mengucap syukur untuk kebaikan Engkau menjaga keluargaku dan juga anak-anakku,” dan kemudian saudara teringat container makanan anak saudara tertinggal belum dibawa ke sekolah. Mungkin saudara adalah seorang dari pemuda, saudara kemudian mengatakan kepada Tuhan di dalam pagi saudara, “Tuhan aku mengucap syukur kepadamu, terima kasih karena saya sudah boleh kuliah, terima kasih untuk orang tuaku,” dan kemudian saudara baru sadar bahwa salah satu jawaban saudara di ujian itu salah. Apapun saja bisa men-distract pikiran kita. Di dalam hal yang pertama ini maka, kalau saudara-saudara melihat orang-orang yang dipakai Tuhan, beginilah cara untuk menyelesaikannya. Saudara berdoalah dengan bersuara. Ketika saudara bersuara di dalam ruang doamu, maka dengan sendirinya saudara mau tidak mau akan berkonsentrasi. Saudara akan lebih mudah berkonsentrasi daripada saudara hanya merenung di dalam doa. Yang kedua, orang-orang Puritan mengajarkan kepada kita bagaimana mendisiplin pikiran adalah berdoa dengan membaca firman. Ketika saudara-saudara membaca firman, mungkin satu perikop atau satu pasal, maka saudara-saudara akan melihat ada prinsip atau ada permohonan yang bisa diungkapkan seturut dengan firman itu. Matthew Henry menuliskan sebuah buku mengenai doa, prinsipnya adalah berdoalah dengan mengembalikan kalimat-kalimat Tuhan kepada Tuhan. Itu akan membuat kita untuk tidak pergi kemana-mana dalam pikiran ketika kita berdoa. Tetapi ada pikiran yang lebih sulit lagi yang biasa kita jumpai yaitu jikalau kita berada di dalam ketakutan, kekuatiran, pergumulan, kesedihan yang dalam. Kita datang kepada Tuhan dengan beban pergumulan yang begitu besar. Dan kemudian seluruh kekuatiran, ketakutan, dan seluruh masa depan yang kelihatan begitu suram itu menghantui pikiran kita, dan kita tidak bisa menikmati Allah, tetapi di situ kita menikmati pergumulan kita. Ini adalah sesuatu yang mematikan, kita sulit sekali menang dalam keadaan seperti ini. Ketika kita berada di dalam pergumulan yang besar, kekuatiran, atau ketakutan dan problem-problem yang lain maka itu akan memenuhi pikiran kita dan kemudian membuat kita tidak bisa berdoa. Dan kita melihat seluruh kehidupan kita jungkir balik, segala sesuatunya tidak ada yang stabil. Adalah mudah untuk berdoa dalam keadaan yang stabil, tetapi sangat sulit berdoa dalam pergumulan demi pergumulan yang tidak selesai. Dan jikalau itu terjadi kepada diri saudara, apa yang harus kita kerjakan? Karena jangankan berbicara kepada Tuhan, bahkan untuk mengatur pikiran ini sulitnya luar biasa. Alkitab memberikan satu jalan keluar. Ada satu ayat Alkitab yang harus kita sama-sama ajarkan kepada jiwa kita. Mazmur 46:11 mengatakan, “Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.” Mari kita melihat Mazmur 46 dan bawa ayat ini ke rumahmu dan baca ayat ini malam ini dan biarlah itu boleh menentramkan jiwa kita. Kita mesti belajar mendidik jiwa kita dengan ayat ini. Mendidik jiwa kita untuk mengetahui bahwa apapun saja yang terjadi dalam hidup kita, Allah tetap memegang kontrolnya. Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.

Ketika saya mendengarkan kalimat ini pertama kali adalah pada waktu itu saya ada dalam konferensi penginjilan. Saya tidak akan lupa masa itu. Satu persatu dari orang-orang penginjil jalanan itu diundang ke depan dan men-sharing-kan bagaimana pekerjaan-pekerjaan penginjilan mereka. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang dianiaya di Tiongkok, ini sudah terjadi 20 tahun yang lalu. Ada satu orang yang bahkan harus memakan tikus di penjara di Tiongkok. Dan dia menceritakan bagaimana pekerjaannya itu terhambat oleh komunis. Ada orang yang menjelaskan bagaimana masih banyak hal yang belum bisa dikerjakan karena begitu banyak tantangan dari negara-negara. Ada orang-orang yang mengabarkan Injil khusus untuk remaja, ada yang khusus untuk pemuda. Ada orang yang mengabarkan Injil khusus untuk membawa Alkitab masuk ke dalam dataran Tiongkok. Sebagian daripada orang-orang itu keluarganya ada yang dibunuh. Mereka mengalami aniaya demi aniaya. Ketika mereka menceritakan satu persatu, mungkin ada 7 sampai 8 orang. Setiap orang kurang lebih satu setengah jam mereka menyatakan firman dan menyatakan kesulitan-kesulitan mereka tentu dengan Tuhan menolong. Tetapi ada satu orang yang maju ke depan dan kemudian menyatakan apapun saja yang kita hadapi, apapun saja keinginan kita untuk terus bisa maju untuk Tuhan dan ketidak-puasan kita akan segala pekerjaan kita, apapun saja kegagalan ataupun keberhasilan yang sangat sedikit itu, diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.

Hidup di dunia ini pergumulannya bisa mematikan hati kita, jangankan untuk berdoa, bahkan kita tidak sanggup untuk masuk ke dalam ruang doa. Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita, “Diam, diamlah jiwaku, dan ketahuilah bahwa Allah adalah tetap Allah di Surga.” Itu akan menstabilkan jiwa dan membuat kita bisa berdoa karena kita mau menundukkan diri kita kepada kedaulatan-Nya. Itu akan membuat jiwa kita kuat dan pikiran kita mulai jernih sehingga kita boleh berdoa dengan terfokus kepada Bapa di Surga. Saya teringat akan satu ilustrasi yang Pak Tong katakan, “Biarlah orang kristen itu makin mengenal Allah dan orang yang mengenal Allah memiliki jiwa yang stabil seperti singa.” Lalu kemudian saya pikir, jiwa yang stabil seperti singa maksudnya apa? Kemudian Pendeta Stephen Tong mengatakan, “Engkau lihat dari seluruh binatang, begitu ada thunder storm, begitu ada halilintar maka kemudian ayam itu pergi semuanya, lalu kucing itu pergi ketakutan, burung itu pergi kemana-mana, semuanya kaget dan semuanya pergi berlari-lari. Tetapi singa itu jiwanya tenang. Ketika dia itu sedang beristirahat, dan petir itu menyambar, maka dia hanya membuka matanya melihat ke langit dan menutupnya lagi.” Tenang, diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah. Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi, dan pe-mazmur mengatakan: Tuhan semesta alam menyertai aku. Kota benteng kita adalah Allah Yakub. Tenangkan hatimu dan luruskan pikiran kita, ingatlah ayat ini untuk kita bisa berdoa.

 

Matius 6:5-9
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more